You are on page 1of 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis membahas kesenjangan antara asuhan


keperawatan secara teoritis dengan asuhan keperawatan pada pasien
An.M.Z dengan diagnosa medis Gastroenteritis Akut di Bangsal Teresa
Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin. Pengkajian ini dilakukan pada
tanggal 24 Juli 2017.
A. Pengkajian
Pengkajian Gastroenteritis Akut pada anak, selain melakukan
pengkajian fisik, pemberian nutrisi anak, pola asuh anak, pengkajian
yang penting juga adalah dengan pemeriksaan laboratorium. Pemberian
nutrisi yang dikaji sehingga menyebabkan anak terkena Gastroenteritis
Akut : terlebih dahulu apakah ibu untuk pemenuhannya nutrisi anaknya
memberikan ASI Ekskusif atau susu formula. Jika susu formula ,
bagaimana cara ibu menyiapkan susu formula tersebut apakah cara
penyiapannya higienis dan tidak terkontaminasi bakteri atau parasit.
Pengkajian pola asuh anak bagaimana cara ibu sehari-hari merawat
anaknya, dan bagaimana tingkat kebersihan lingkungan tempat anak
berada. Pengkajian 2 faktor tersebut menurut penulis berkaitan dengan
penyebab mengapa si anak terkena Gastroenteritis Akut. Pengkajian
laboratorium juga diperlukan untuk mengetahui penyebab anak terkena
Gastroenteritis Akut. Menurut Wulandari dan Erawati (2016)
menyebutkan pemeriksaan Gastroenteritis Akut meliputi pemeriksaan
darah rutin, pemeriksaan tinja berguna untuk melihat secara makroskopik
dan mikroskopik, pH dan kadar dengan kertas lakmus dan tablet clinistest,
bila diduga terdapat intoleransi gula. Sedangkan dilapangan terdapat
kesenjangan antara teori yang ada, pemeriksaan laboratorium pada An.
M.Z hanya pemeriksaan darah rutin saja, alasan dari dokter yang penulis
dapat karena An. M.Z penyakit Gastroenteritis akut yang diderita tidak

53
dalam tahap yang berat dan perkembangan status kesehatan An. M.Z dari
hari ke hari membaik.
Gastroenteritis Akut adalah radang pada lambung yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering
kali disertai peningkatan suhu tubuh (Suratun dan Lusianan, 2010). Hasil
pengkajian penulis pada hari pertama pengkajian tidak ditemukan adanya
peningkatan suhu badan pada An. M.Z. Peningkatan Suhu badan diatas
normal salah satu juga menandakan infeksi, dan untuk menentukan
apakah orang tersebut terjadi infeksi dengan melihat hasil pemeriksaan
leukosit. Dari hasil pemeriksaan darah rutin An. M.Z didapat hasil
Leukosit 8.100 (nilai normal 4000-10.000) artinya dari hasil pemeriksaan
tersebut didapat hasil normal.
Pengkajian kasus Gastroenteritis Akut ini, penulis menggunakan
format pengkajian anak yang dilihat dari aspek bio, kognitif, psikososial
dengan metode wawancara dan pengkajian secara fisik terhadap An.M.Z,
dalam pengkajian ini selain berfokus kepada anak, juga terhadap orang
tua. Saat melakukan pengkajian pada An. M.Z penulis tidak menemukan
kecemasan dari orang tua, namun penulis menemukan kurangnya
pengetahuan orang tua tetang penyakit anaknya, cara pencegahan
penyakit Gastroenteritis Akut, dan cara penanganan dirumah.

Kesenjangan teori dan temuan penulis saat pengkajian dilapangan


bisa karena berbagai faktor diantaranya : keluhan anak sudah berkurang
dari segi status kesehatan, hasil pemeriksaan yang belum lengkap , dan
data pengkajian yang belum lengkap dari orang tua pasien.

B. Diagnosa Keperawatan

Namun setelah data dikumpulkan, dianalisa, dikelompokkan dari


hasil pengkajian keperawatan, maka diagnosa keperawatan yang
diprioritaskan oleh penulis ada 2 diagnosa yang di angkat dan 1 diagnosa
resiko. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan efek terapi obat
(alergi antibiotik), ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan

54
kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya ASI Eksklusif dan
kurangnya pengetahuan teknik menyusui. Risiko kekurangan volume
cairan tubuh.

Penetapan diagnosa keperawatan prioritas menurut kebutuhan


dasar keperawatan anak dan keluarga. Setelah prioritas masalah
ditetapkan maka selanjutnya adalah merumuskan tujuan. Rasionalisasi
penetapan tujuan dan kriteria hasil yang penulis tetapkan adalah tujuan
sesuai dengan teori SMART. Dengan teori tersebut diharapkan hasil yang
diinginkan tercapai, dan juga tindakkan yang akan dilakukan tidak
menyimpang dari masalah keperawatan yang ada, sehingga tindakan
menjadi efektif, efisien dan langsung tertuju pada pemecahan masalah.

C. Intervensi

Dalam pembuatan rencana tindakkan keperawatan penulis


membuat rencana asuhan keperawatan disesuaikan dengan yang ada pada
teori berdasarkan kondisi pasien/kebutuhan utama pasien. Langkah
terakhir dalam tahap perencanaan adalah menentukan tindakan. Masalah
sesuai dengan Prioritas yaitu Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan efek terapi obat (alergi obat antibiotik) intervensinya : Anjurkan
menggantikan pakaian agar tetap bersih dan lakukan personal Hygene,
anjurkan pakaian berbahan lembut dan dapat menyerap keringat,anjurkan
tidak menggunakan bedak pada daerah yang kemerahan kolaborasi
pemberian obat. Faktor risiko kurangnya volume cairan intervensinya :
Observasi tanda-tanda vital dan status hidrasi pasien,observasi intake
cairan tubuh, observasi muntah, diare dan buang air kecil dan frekuensi
dan banyaknya,teruskan pemberian air susu morinaga child kids, berikan
terapi obat sesuai order dokter.. Masalah utama yang penulis angkat
adalah Gangguan rasa nyaman , intevensi keperawatan yang dilakukan
adalah melakukan personal Hygiene yaitu memandikan bayi. Jurnal

55
penelitian oleh Ummah dan Lidiawati (2015) personal hygiene penting
dan termasuk ke dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik karena
personal hygiene yang baik dan meminimalkan pintu masuk (portal of
Entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana dan akhirnya mencegah
orang terkena penyakit. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentan pentingnya ASI
Eksklusif dan kurangnya pengetahuan teknik menyusui. Alasan penulis
mengambil diagnosa ini yaitu karena An. M.Z berusia 2 bulan dimana
pemenuhan nutrisi terbaik pada usia ini adalah ASI formula,
ketidakmauan ibu dari An.M.Z ini memberikan ASI Eklusif terbukti saat
penulis melakukan pengkajian ibu tidk begitu mengetahui manfaat
pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian Ilhami (2015)
dengan tingkat pengetahuan ibu yang tinggi disertai dengan tindakan
pemberian ASI eksklusif yang baik pula.

D. Implementasi

Pada tahap implementasi ini tindakan yang dilakukan sesuai


dengan prioritas utama dan keadaan pasien. Semua tindakan di
dokumentasikan dalam cacatan perkembangan.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, dimana


pada evaluasi ini penulis menilai sejauh manatujuan keperawatan dapat
tercapai. Bentuk evaluasi terbagi dua, yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil. Evaluasi proses adalah yang dilakukan pada setiap akhir
melakukan tidakan keperawatan sedangkan evaluasi hasil akan
memberikan arah apakah rencana tindakan dihentikan, dimodifikasi atau
dilanjutkan. Evaluasi hasil ini dicatat dan dapat dilihat pada catatan
perkembangan.

56
Asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An.M.Z yaitu
ada 3 diagnosa keperawatan. Pada tanggal 26 Juli 2017 masalah
kerusakan integritas kulit teratasi. Pada tanggal 25 juli 2017 untuk
diagnosa keperawatan resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi,
masalah kurang pengetahuan teratasi, Pada tanggal 26 juli 2017 pukul
12.00 WITA setelah dokter visite dan melihat kondisi, klien
diperbolehkan rawat jalan / pulang dengan saran dari dokter untuk datang
kembali 3 hari kemudian untuk kontrol ke praktek dokter.

57

You might also like