Professional Documents
Culture Documents
NIM : 1308205019
Mega Wahyu
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut
dihilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah
benda elastis. Namun pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali
ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini
disebut benda elastis. Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Pegas
merupakan gulungan lingkaran kawat, yang digulung sedemikian rupa agar
memiliki kelenturan. Pegas ini biasanya terbuat dari besi, tembaga dan lainnya.
Kelenturannya juga disebut dengan elastisitas pegas.
Jika pegas dikaitkan dengan sebuah beban yang memiliki massa kemudian
pegas digantung atau ditarik, pegas akan mengalami perpanjangan.
Perpanjangannya ini sebanding dengan gaya yang bekerja pada pegas. Pada saat
pegas ditarik atau di tekan (pada pegas bekerja gaya F) pegas bertambah panjang
atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memberikan gaya
perlawanan terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting
pulih (Fp). Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi
arahnya belawanan dengan gaya penyebabnya. Sehingga hukum hooke juga
disebut sebagai keelastisan suatu benda. Bila pegas ditarik melebihi batasan
tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Bagaimanakah hubungan
pertambahan panjang dengan gaya tarik ? karena besarnya gaya pemulih
sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat dirumuskan bahwa :
= − ∙ (2.1)
Keterangan:
k : konstanta pegas (N/m)
F : Gaya Pemulih (N)
x : Perpanjangan Pegas (m)
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan.
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, oleh karena itu, pernyataan di
atas dikenal sebagai Hukum Hooke.Untuk menyelidiki berlakunya hukum hooke,
dapat dilakukan percobaan pada pegas. Selisih panjang pegas ketika diberi gaya
tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang (l).
=2 (2.2)
Dengan ∶
= (2.3)
Pegas ada disusun tunggal, ada juga yang disusun seri ataupun paralel.
Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah
masing-masing pertambahan panjang pegas sehingga pertambahan total x adalah:
= + (2.4)
= = (2.5)
Dengan demikian:
= + (2.6)
Apabila gaya yang dikenakan pada pegas dihilangkan, maka pegas akan
bergerak secara berosilasi menuju titik keseimbangan (keadaan awal). Besarnya
gaya yang diperlukan untuk kembali ke titik keseimbangan ini dinamakan sebagai
gaya pemulih. Berdasarkan hukum III Newton maka besarnya gaya pemulih sama
dengan gaya yang diberikan untuk menarik pegas (hanya tandanya berlawanan)
tanda (-) menunjukan bahwa gaya pemulih berlawanan dengan gaya penyebabnya.
Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elastik,
tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik.
1. Pegas
2. Mistar
3. Statif dan penjepitnya
4. Stopwatch
5. Beban
5.1 Percobaan I
No. Massa beban (kg) Waktu untuk 15 osilasi (s)
1 0,05 4,48
2 0,05 4,04
3 0,05 4,50
5.2 Percobaan II
2 0,15 6,50
3 0,15 6,36
2 0,25 8,88
3 0,25 8,75
5.4 Percobaan IV
2 0,27 9,34
3 0,27 9,36
2 0,277 9,07
3 0,277 9,33
Σ( − ̅) 0,1328
Δ = = = 0,149
( − 1) 6
(
± Δ ) = (4,34 ± 0,149)
( ±Δ ) (4,34 ± 0,149)
( ±Δ )= = = (0,289 ± 0,00993)
15 15
∆
Ralat nisbi = ̅
100 %
,
= 100% = 3,43%
,
Σ( − ̅ ) 0,2419
Δ = = = 0,2008
( − 1) 6
(
± Δ ) = (6,63 ± 0,2008 )
( ± Δ ) (6,63 ± 0,2008 )
( ±Δ )= = = (0,442 ± 0,01339)
15 15
∆
Ralat nisbi = 100 %
̅
,
= 100% = 3,03%
,
Σ( − ̅ ) 0,0122
Δ = = = 0,0451
( − 1) 6
(
± Δ ) = (8,84 ± 0,0451 )
( ±Δ ) (8,84 ± 0,0451 )
( ±Δ ) = = = (0,589 ± 0,003007)
15 15
∆
Ralat nisbi = 100 %
̅
,
= 100% = 0,51%
,
Σ( − ̅ ) 0,0733
Δ = = = 0,1105
( − 1) 6
(
± Δ ) = (9,46 ± 0,1105 )
( ±Δ ) (9,46 ± 0,1105 )
( ±Δ )= = = (0,631 ± 0,007367)
15 15
∆
Ralat nisbi = 100 %
̅
,
= 100% = 1,17%
,
Σ( − ̅ ) 0,0632
Δ = = = 0,1026
( − 1) 6
(
± Δ ) = (9,27 ± 0,1026 )
( ±Δ ) (9,27 ± 0,1026 )
( ±Δ )= = = (0,618 ± 0,00684)
15 15
∆
Ralat nisbi = 100 %
̅
,
= 100% = 1,11%
,
( ± )
±∆ =4 ( )
±∆
( ± )
±∆ =4 ( )( )
±∆ ±∆
( , ± , )
±∆ = 4(3,14) ( , )( , )
± , ± ,
( , ± , )
±∆ = 39,44 ( , )( , )
± , ± ,
±∆ = (23,617 ± 3,984)
∆
Ralat nisbi = 100 %
,
= 100% = 16,87%
,
, ( , )
±∆ = ±
± ∆ = (27,531 ± 0,07172) ⁄
∆
Ralat nisbi = 100 %
,
= 100% = 0,26%
,
Grafik T² dengan m
0.6
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai massa (pada sumbu x)
sebanding dengan kuadrat periodenya (pada sumbu y). Bisa dibuktikan
bahwa semakin besar nilai massa, maka nilai kuadrat periodenya semakin
besar pula. Sebaliknya jika nilai massa semakin kecil, maka nilai kuadrat
periodenya semakin kecil.
Dari grafik di atas, dapat dihitung pula konstanta pegas melalui gradien
grafik T² sebagai fungsi m (gradien = 1.6551) tersebut yaitu :
=2
4
=
=( ).
4
=
4
=
39.4784
=
1.6551
= 23.85258 N/m
Dimana : = − .
− . . = −
= ; = ; =
2
=
T= 2
Besarnya konstanta pegas yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu pada
percobaan I sebesar (23,617 ± 3,984) / , pada percobaan II sebesar (30,276 ±
2,8426) / , pada percobaan III sebesar (28,423 ± 0,8584) / , pada
percobaan IV sebesar (26,745 ± 1,1198) / , dan pada percobaan V sebesar
(28,594 ± 0,6847) / . Dari konstanta pegas dari percobaan I sampai dengan
percobaan V, didapatkan konstanta pegas rata–rata sebesar (27,531 ±
0,07172) ⁄ . Sedangkan, dengan perhitungan konstanta pegas melalui gradien
grafik kuadrat periode sebagai fungsi massa beban, didapatkan konstanta pegas
sebesar 23.85258 N/m. Perbedaan besarnya nilai konstanta pegas yang diperoleh
dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Alat yang sudah berumur cukup lama dan agak rusak (pegas yang berkarat)
sehingga tidak bekerja baik pada saat percobaan.
b. Kurang tepatnya memulai stopwatch yang seharusnya bersamaan dengan
mulainya beban dilepaskan.
VIII. KESIMPULAN
1. Pegas merupakan gulungan lingkaran kawat, yang digulung sedemikian
rupa agar memiliki kelenturan. Kelenturan atau konstanta pegas dirumuskan
sebagai perkalian antara 4 dengan massa beban dibagi kuadrat periode.
2. Pertambahan panjang berbanding lurus dengan gaya yang diberikan pada
benda. Oleh beban bermasa ( ) pegas akan bertambah panjang sebesar .
3. Nilai konstanta pegas rata–rata yang didapat dari hasil perhitungan adalah
sebesar (27,531 ± 0,07172) ⁄ .
4. Nilai konstanta pegas yang didapat dari hasil perhitungan melalui gradient
grafik adalah sebesar 23.85258 N/m.
Paramarta, Ida Bagus Alit dan I Gede Cahya Pradhana.2013. Penuntun Praktikum
Fisika Dasar 1. Bukit Jimbaran : Fakultas Mipa Universitas Udayana
http://www.scribd.com/doc/14849008/GAYA-PEGAS
(Diakses tanggal 19 Desember 2013)
http://d.shvoong.com/exact-sciences/.../2120333-pengertian-konstanta/
(Diakses tanggal 19 Desember 2013)
http://id.answers.yahoo.com/question_hukumhooke
(Diakses tanggal 19 Desember 2013)