BAB XI
SUMBATAN LARING
243
PENANGGULANGAN SUMBATAN LARING
Aswapi Hadiwikarta, Rusmarjono, dan Efiaty A. Soepardi
Prinsip penanggulangan sumbatan laring
ialah menghilangkan penyebab sumbatan de-
ngan cepat atau membuat jalan napas baru
yang dapat menjamin ventilasi. Sumbatan laring
dapat disebabkan oleh 1) radang akut dan
radang kronis, 2) benda asing, 3) trauma akibat
kecelakaan, perkelahian, percobaan bunuh diri
dengan senjata tajam, 4) trauma akibat tin-
dakan medik, 5) tumor laring, baik berupa
tumor jinak atau pun tumor ganas, 6) kelum-
puhan nervus rekuren bilateral.
Gejala dan tanda sumbatan laring ialah
1, Suara serak (disfoni) sampai afoni
‘Sesak napas (dispnea)
3. Stridor (napas berbunyi) yang terdengar
pada waktu inspirasi
4. Cekungan yang terdapat pada waktu inspi-
rasi di suprastemal, epigastrium, suprakiavikula
dan interkostal. Cekungan itu terjadi sebagai
upaya dari otot-otot pernapasan untuk men-
dapatkan oksigen yang adekuat
5. Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)
6. Warna muka pucat dan terakhir menjadi
sianosis karena hipoksia
Jackson membagi sumbatan laring yang
progresif dalam 4 stadium dengan tanda dan
gejala
Stadium 1. Cekungan tampak pada waktu
inspirasi di suprasteral, stridor
pada waktu inspirasi dan pasien
masih tenang
Stadium 2. Cekungan pada waktu inspirasi di
daerah suprasteral makin dalam,
ditambah lagi dengan timbulnya
cekungan di daerah epigastrium
Pasien sudah mulai gelisah. Stridor
terdengar pada waktu inspirasi
Stadium 3. Cekungan selain di daerah supra-
stemal, epigastrium juga terdapat
di infraklavikula dan sela-sela iga,244
pasien sangat galisah dan dispnea.
Sirdor terdengar pada waktu inspires
dan ekspirasi,
Cekungan-cekungan di alas bertam-
bah jelas, pasien sangat gelisah,
tampak sangat ketakutan dan
sianosis. Jika keadaan ini ber-
Jangsung terus maka pasien akan
kehabisan tenaga, pusat pema-
pasan paralitk karena hiperkapnea
Pasien lemah dan tertidur, akhir-
nya meninggal karena asfiksia.
Stadium 4.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan kiinis dan larnngoskopi. Pada orang
dewasa dilakukan laringoskopi tidak langsung,
dan pada anak laringoskopi langsung,
Penanggulangan sumbatan laring
Dalam penanggulangan sumbatan laring
pada prinsipnya diusahakan supaya jalan napas
lancar kembali. Tindakan konservatif dengan
pemberian anti inflamasi, anti alergi, antibiotika,
serta pemberian oksigen intermitten dilakukan
pada sumbatan laring stadium 1 yang disebab-
kan peradangan. Tindakan operatif atau resusi-
tasi untuk membebaskan saluran napas ini dapat
dengan cara_memasukkan pipa endotrakea
melalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui
hidung (intubasi nasotrakea), membuat trakeos-
toma atau melakukan krikotirotomi
Intubasi endotrakea dan trakeostomi di-
lakukan pada pasien dengan sumbatan laring
stadium 2 dan 3, sedangkan krikolirotomi
dilakukan pada sumbatan laring stadium 4.
Tindakan operatif atau resusitasi dapat
dilakukan berdasar analisis gas daran (Peme-
riksaan Astrup).
Bila fasilitas tersedia, maka intubasi endo-
trakea merupakan pilihan pertama, sedangkan
jika ruangan perawatan intensif tidak tersedia,
sebaiknya dilakukan trakeostomi
INTUBASI ENDOTRAKEA
Indikasi intubasi endotrakea adalah 1) untuk
mengaiasi sumbatan saluran napas bagian
atas, 2) membantu ventilasi, 3) memudahkan
mengisap sekret dari traktus trakec-bronkial, 4)
mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga
mulut atau yang berasal dari lambung.
Pipa endotrakea yang dibuat dari bahan
polyvinilchioride dengan balon (cuff) pada
ujungnya yang dapat diisi dengan udara,
diperkenalkan oleh Magill pertama kall tahun
1964, dan sampai sekarang sering dipakai
untuk intubasi, Ukuran pipa endotrakea ini
harus sesuai dengan ukuran trakea pasien dan
umumnya untuk orang dewasa dipakai_ yang
diameter dalamnya 7 ~8,5 mm. Pipa endotrakea
yang dimasukkan melalui hidung dapat diper-
tahankan untuk beberapa hari. Secara umum
dapat dikalakan bahwa inlubasi endotrakea
jangan melebini 6 hari dan untuk selanjutnya
sebaiknya dilakukan trakeostomi. Komplikasi
yang dapat timbul adalah stenosis laring atau
trakea.
Teknik intubasi endotrakea
Intubasi endotrakea merupakan tindakan
penyelamat (lifesaving procedure) dan dapat
dilahukan tanpa atau dengan analgesia topikal
dengan xylocain 10 %. Posisi pasien tidur
telentang, leher fleksi sedikil dan kepala ekstensi
Latingoskop dengan spatel bengkok dipegang
dengan tangan kiri, dimasukkan melalui mulut
sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke
Kiri, Spatel diarahkan menelusuri pangkal lidah
ke valekula, lalu laringoskop diangkat ke atas,
sehingga pita suara dapat terlihat. Dengan
tangan kanan pipa endotrakea dimasukkan
melalui mulut terus melalui celah antara kedua
pita suara ke dalam trakea. Pipa endotrakea
dapat juga dimasukkan melalui salah salu
Jubang hidung sampai rongga mulut dan de-
ngan cunam Magill ujung pipa endotrakea
dimasukkan ke dalam celah antara kedua pita
suara sampai ke trakea
Kemudian balon diisi udara dan pipa endo-
trakea cifiksasi dengan baik. Apabila meng-
gunakan spatel laringoskop yang lurus maka
pasien yang tidur telentang itu, pundaknya
harus diganial dengan batal pasir, sehingga
kepala mudan diekstensikan maksimal.245
INTUBAS! ENDOTRAKEA
‘Tampak samping
Melalul mutut
Melalut hidung246
Latingoskop dengan spatel yang lurus
dipegang dengan tangan kiri dan dimasukkan
mengikuti dinding faring posterior dan epiglotis
diangkat horizontal ke atas_bersama-sama
sehingga laring jelas terinat. Pipa endotrakea
dipegang dengan tangan kanan dan dimasuk-
kan melalui celah pita suara sampai di trakea.
Kemudian balon diisi udara dan pipa endo-
trakea difiksasi dengan pleister. Memasukkan
pipa endotrakea ini harus hati-hati karena
dapat menyebabkan trauma pita suara, laserasi
pita suara timbul granuloma dan stenosis laring
atau trakes.
TRAKEOSTOMI
Trakeostomi adalah tindakan_membuat
lubang pada dinding deparvanterior trakea
untuk bernapas.
Menurut letak stoma, trakeostomi dibeda-
kan letak yang tinggi dan letak yang rendah
dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga.
Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakan
maka trakeostomi dibagi dalam 1) trakeostomi
darurat dan segera dengan persiapan sarana
sangat kurang dan 2) trakeostomi berencana
(persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan
secara baik (lege artis)
Indikasi trakeostomi
1. Mengatasi obstruksi laring
2. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di
saluran napas bagian atas seperti daerah
rongga mulut, sekitar lidah dan faring. De-
ngan adanya soma maka seluruh oksigen
yang dihirupnya akan masuk ke dalam panu,
tidak ada yang tertinggal di ruang_rugi itu. Hal
ini berguna pada pasien dengan kerusakan
paru, yang kapasitas vitalnya berkurang.
3. Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus
pada pasien yang tidak dapat mengeluar-
kan sekret secara fisiologik, misalnya pada
pasien dalam koma
4, Untuk memasang respirator (alat bantu
pemapasan).
5. Untuk mengambil benda asing dari sub-
glotik, apabila tidak mempunyai fasilitas
untuk bronkoskopi.
Alat-alat trakeostomi:
Alat yang periu dipersiapkan untuk me-
lakukan trakeostomi ialah semprit dengan obat
analgesia (novokain), pisau (skalpel), pinsat
anatomi, gunting panjang yang tumpul, se-
pasang pengait tumpul, Klem arteri, gunting
kecil yang tajam sera kanul trakea yang
ukurannya cocok untuk pasien
Teknik trakeostomi
Pasien tidur telentang, bahu diganjal
dengan bantalan kecil sehingga memudahkan
kepala untuk diekstensikan pada persendian
allanto oksipital. Dengan posisi seperti ini leher
akan lurus dan trakea akan terletak digaris
median dekat permukaan leher. Kulit daerah
leher dibersinkan secara a dan anti septis dan
ditutup dengan kain ster
Obst anestetikum (novokain) cisuntikkan
di pertengahan krikoid dengan fosa supra-
stemal secara infiltrasi, Sayatan kulit dapat
vertikal di garis tengah leher mulai di bawah
krikoid sampai fosa suprastemal atau jika
membuat sayatan horizontal dilakukan pada
pertengahan jarak antara kartilago krikold
dengan fosa suprastemal atau kira-kira 2 Jari di
bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan
terlalu sempit, dibuat kira-kira 5 cm.
Dengan gunting panjang yang tumpul kulit
serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis
demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait
tumpul, sampai tampak trakea yang berupa
pipa dengan susunan cincin-cincin tulang ra-
wan yang berwarna putih. Bila lapisan kulit dan
jaringan di bawehnya di buka tepat di tengah
maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh
darah vena jugularis anterior yang tampak di-
tank ke laleral, Ismus tiroid yang ditemukan
ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas ter-
lihat. Jika tidak mungkin, ismus tiroid di klem
pada dua tempat dan dipotong di tengahnya,
Sebelum klem ini dilepaskan ismus tiroid diikat
kedua tepinya dan disisihkan ke lateral. Per-
darahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan
aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada
membran antara cincin trakea dan akan terasa
ringan waktu ditarik, Buat stoma dengan me-
motong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang
tajam. Kemudian dipasang kanul trakea dengan249
TEKNIK TRAKEOSTOMI
Cekungan kart. tiroid
Posisi kepala orang dewasa
Kulit, subkutis, fasia otot di pisahkan
lapis demi lapis
Aspirasi udara di trakea Membebaskan ismus tiroidukuran yang sesuai, Kanul difiksasi dengan tali
pada leher pasien dan luka operesi ditulup
dengan kasa
Hal-hal yang perlu diperhatikan, sebelum
membuat lubang pada trakea, periu cibuktikan
dulu yang akan dipotong itu beniar-benar trakea
dengan cara mengaspirasi dengan semprit
yang berisi novokain, Bila yang ditusuk itu
adalah trakea maka pada waktu dilakukan
aspirasi terasa ringan dan udara yang terisap
akan menimbulkan gelembung udara, Untuk
mengurangi refleks batuk dapat disuntikkan
novokain sebanyak 1 cc ke dalam trakea
Untuk menghindan terjadinya komplixast
perlu diperhatikan insisi kulit jangan tertalu
pendek agar tidak sukar mencari trakea dan
mencegah terjadinya emfisema kulit.
Ukuran kanui harus sesuai dengan diameter
lumen trakea, Bila kanul terlalu kecil, akan
menyebabkan kanul bergerak-gerak sehingga
terjadi rangsangan pada mukosa trakea dan
mudah terlepas ke luar.
Bila kanul terlalu besar, sulit untuk me-
masukkannya ke dalam lumen dan ujung kanul
akan menekan mukosa trakea dan menyebab-
kan nekrosis dinding trakea, Panjang kanul
harus sesuai pula, Bila terlalu pendek akan
mudah keluar dari lumen trakea dan masuk ke
dalam jaringan subkutis sehingga _timbul
emfisema kulit dan lumen kanul akan tertutup
sehingga menimbulkan asfiksia, Bila kanul terlalu
panjang maka mukosa trakea akan terirtasi
dan mudah timbul jaringan granulasi
PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOM!
Perawatan pasca trakeostomi sangatlah
penting, karena sekret dapat menyumbat,
sehingga akan terjadi asfiksia. Oleh karena itu
sekret di trakea dan kanul harus sering diisap
ke luar, dan kanul dalam dicuci sekurang-
kurangnya 2 kali sehari, lalu segera dimasuk-
kan lagi ke dalam kanul luar. Pasien dapat
dirawat di ruang perawatan biesa dan pera-
watan trakeostomi sangatlah penting.
Bila kanul harus dipasang untuk jangka
waktu lama, maka kanul luar harus dibersihkan
2 minggu sekali.
Kain kasa di bawah kanul harus diganti setiap
basah, untuk menghindan terjadinya dermatitis.
251
Cara penghisapan sekrat
KRIKOTIROTOMI
Krikotirotom) merupakan tindakan penye-
lamat pada pasien dalam keadaan gawat
napas. Dengan cara membelah membran
krikotiroid, Tindakan ini harus dikerjakan cepat
walaupun persiapannya darurat
Teknik krikotirotomi
Pasien tidur telentang dengan kepala
ekstensi pada artikulasi _atlanto oksipitalis.
Puncak tulang rawan tiroid (Adam's apple)
mudah diidentifikasi difiksasi dengan jari ta-
ngan kiri. Dengan telunjuk jari tangan kanan
tulang rawan tiroid diraba ke bawah sampai
ditemukan kartilago_krikoid. Membran_kriko-
tiroid terietak di antara kedua tulang rawan ini
Daerah ini diinfiltrasi. dengan anestetkum
kemudian dibuat sayatan horizontal pada kulit
Jatingan di bawah sayatan dipisahkan tepat
pada garis tengah. Setelah tepi bawah kartilago
tiroid terlihat, tusukkan pisau dengan arah ke
bawah. Kemudian, masukkan kanul bila ter-
sedia, Jika tidak, dapat dipakal pipa plastik
untuk sementara,
Krikotirotomi merupakan kontrandikas| paca
anak di bawah 12 tahun, demikian juga pada
tumor laring yang sudan meluas ke subglotik
dan terdapat laringitis. Stenosis subglotik akan
timbul bila kanul dibiarkan terlalu lama karena252
KRIKOTIROTOM!kanul yang letaknya tinggi akan mengiritasi
jaringan-jaringan di sekitar subglotis, sehingga
terbentuk jaringan granulasi dan sebaiknya segera
Giganti dengan trakeostomi dalam waktu 48 jam,
Daftar pustaka
1. Adams GL, Boies LR, Paparella MM. Tracheostomy.
In: Adams GC, Boies LR, Hilger PA. Fundamentals
253
of otolaryngology. 6” ed., Philadelphia, WB
‘Saunders Co, 1989: p.705-16
Ballenger JW. Tracheostomy. Disease of the nose,
throat, ear, head and neck ‘4th ed., Lea Febicer,
London, 1991: p.543-7
Tambunan KL, Ahmadyah |, Iskandar N, Madjid
AS, Sesto Satomo H. Buku panduan gawat
darurat jlid 1, Keadean gawat yang mengancam
nyawa, Balai Penerbit FKUL. Jakarta, 1990 h.111-2,
119-20