Professional Documents
Culture Documents
Pada pasien dengan penyakit berat oklusi badan 165 cm, indeks masa tubuh (IMT) 20,56
vaskular serebral, MAP dan tekanan perfusi (normal). Dari pemeriksaan mata, telinga,
serebral (CPP) menjadi penting dalam hidungdan mulut dalam batas normal.
memelihara aliran darah otak. Pasien dengan Tenggorokan, leher, abdomen, paru, dan
hipotensi harus diterapi untuk jantung, kelenjar getah bening (KGB) dalam
mengoptimalkan MAP dan akibatnya aliran batas normal. Ekstremitas superior dekstra
darah tergantung pada tekanan darah serebral. sedikit melemah dan ekstremitas sinistra
Upaya maksimal harus dilakukan untuk dalam batas normal. Ekstremitas inferior
mempertahankan volume intravaskuler normal dextra melemah dan ektremitas inferior dalam
menggunakan solusi isotonik. Penatalaksanaan batas normal. Pada pemeriksaan nervus
yang kedua adalah dengan manajemen kranialis pada nervus I, II,III, IV, V,VI, VIII, XI, X,
respiratori pengelolaan jalan nafas sangat XII dalam batas normal. Pada pemeriksaan
penting karena keterlibatan saraf kranial dan nervus VII terdapat kelainan wajah saat
penurunan kesadaran pada pasien dengan kontraksi tertarik kearah kiri. Pada
iskemia batang otak. Kemudian yang ketiga pemeriksaan nervus XII saat dijulurkan lidah
dengan pemberian trombolisis berupa tissue tertarik kesebelah kiri. Pada pemeriksaan
plasminogen activator (TPA) sebelum 3-4,5 jam tanda perangsangan selaput otak dalam batas
dari onset kejadian. Obat-obat yang digunakan normal. Pada pemeriksaan sistem motorik
dalam pengobatan pasien dengan stroke ekstremitas kanan sedikit melemah
vertebrobasilar termasuk agen trombolitik, dibandingkan ekstremitas kiri dengan
antikoagulan, dan agen antihipertensi dan perbandingan 4/5. Pada pemeriksaan reflek
antiplatelet. Pasien dengan komorbiditas berat fisiologis dalam batas normal dan tidak
dan atau aktif seperti infark miokard akut ditemukan adanya reflek patologis yang positif.
mungkin memerlukan agen inotropik Selain itu pada pemeriksaan sensibilitas,
administrasi dan vasopresor. Pada beberapa susunan saraf otonom dan fungsi luhur dalam
kasus stroke yang ditimbulkan karena batas normal. Pada pemeriksaan tes koordinasi
hipertensi dapat diberikan antihipertensi.5,7,8 didapatkan hasil yang kurang pada saat pasien
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh diminta untuk melakukan gerakan tunjuk
stroke vertebrobasiler diantaranya adalah telunjuk hidung berulang.
infark miokard, trombosis vena dalam, emboli Pada pemeriksaan laboratorium darah
pulmonar. Komplikasi tersebut dapat terjadi rutin didapatkan hemoglobin 11,2 gr/dl,
karena berkurangnya atau terganggunya aliran hematokrit 34%, leukosit 11.500/ul, eritrosit
darah ditubuh.7,9,10 4,5 juta/ul, trombosit 305.000/mm3. SGOT 20
U/L, SGPT 13 U/L.Pada pemeriksaan
Kasus radiologistidak didapatkan kelainan.Pasien ini
Wanita, 56 tahun riwayat penyakit didiagnosis dengan vertigo sentral e.c stroke
sekarang kurang lebih sejak 8 jam sebelum vertebrobasiler. Selanjutnya penatalaksanaan
masuk rumah sakit (SMRS) orang sakit (OS) pada pasien ini adalah dilakukan dengan
mengeluh pusing berputar hebat disertai meletakkan kepala pasien pada posisi 300,
sempoyongan, hilang timbul, makin lama kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi
makin sering dan kuat apabila OS terlalu lelah. tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap
Riwayat darah tinggi ada sejak ±5 tahun yang bila hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya,
lalu dan ada riwayat hipertensi pada keluarga bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2
yaitu ibu kandung pasien. Pasien mengatakan liter/menit Pemberian nutrisi dengan cairan
sudah memeriksa keluhannya ke dokter namun isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL
keluhan makin berat dan disertai bicara pelo. dan elektrolit 20 tpm. Pemberian nutrisi
Tidak ada riwayat kencing manis, riwayat asma, menggunakan selang nasogastrik. Pemberian
riwayat operasi, riwayat sakit jantung, riwayat antihipertensi captopril 3x12,5mg dan
hipertensi dan tidak merokok. diberikan obat betahistin metylat 3x1 tablet.
Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam.
pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi Pembahasan
80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5oC, Berdasarkan anamnesis keluhan pusing
keadaan gizi lebih, berat badan 56 kg, tinggi berputar hebat menunjukkan adanya lesi pada
sistem vestibularis. Lesi pada sistem vesibularis paresis N VII dekstra, paresis N VIII dekstra,
disebut dengan “Stroke Vestibuler”. Lesi pada paresis N XII sinistra.
sistem vestibularis memiliki tanda serebral Pada pemeriksaan tes koordinasi
(misalnya dismetria dan ataksia), kehilangan didapatkan hasil yang kurang pada saat pasien
sensoris pada bagian yang terpisah, disartria diminta untuk melakukan gerakan tunjuk
dan disfagia, vertigo, mual, dan muntah, telunjuk hidung berulang hal ini menunjukan
bersama dengan nistagmus, lesi di lobus adanya dismetria dimana dismetria merupakan
oksipital mengakibatkan hilangnya lapangan salah satu kelainan yang timbul dari stroke
visual atau defisit visuospatial. Berbeda dengan vertebrobasiler.
lesi di hemisfer, defisit korteks, seperti Pilihan tatalaksana pada kasus ini adalah
gangguan afasia dan kognitif, tidak ada.10,11 dengan pemberian terapi non medikamentosa
Pasien mengalami kelemahan pada berupa meletakkan kepala pasien pada posisi
anggota gerak bagian kanan, bicara pelo dan 300, kepala dan dada pada satu bidang; ubah
sudut bibir yang mencong ke arah kiri ketika posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai
dikontraksikan. Riwayat hipertensi kronis tidak bertahap bila hemodinamik sudah stabil.
terkontrol diakui. Hipertensi dapat Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen
menyebabkan 2 mekanisme yang mendasari 1-2 liter/menit. Pemberian nutrisi dengan
terjadinya stroke yang pertama hipertensi akan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-
mempercepat proses aterosklerosis yang 2000 mL dan elektrolit 20 tpm. Pemberian
menyebabkan oklusi pada pembuluh darah nutrisi menggunakan selang nasogastrik.
besar sehingga terjadi adanya infark lakuner.12 Pemberian antihipertensi captopril 3x12,5 mg
Pada keadaan normal endotel memiliki fungsi dan diberikan obat betahistin metylat 3x1
dualistik yaitu mengelurkan bahan yang tablet. Sesuai dengan penatalaksanaan
menyebabkan vasodilatasi dan vasokonstriksi manajemen penatalaksanaan stroke
pembuluh darah. Pada hipertensi terjadi vertebrobasiler.
disfungsi endotel yang menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi, proliferasi sel-sel Kesimpulan
otot polos pembuluh darah, agregasi Penyakit stroke merupakan terjadinya
trombosit, adesi leukosit, dan peningkatan gangguan fungsional otak fokal maupun global
permeabilitas untuk makromolekul, seperti secara mendadak dan akut yang berlangsung
lipoprotein, fibrinogen, dan imunoglobulin. lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah
Kondisi ini akan mempercepat terjadinya otak. Stroke merupakan penyebab kematian
aterosklerosis. Aterosklerosis memegang utama di Indonesia. Penyakit stroke dibagi
peranan yang penting untuk terjadinya stroke menjadi dua yaitu stroke hemoragik dan stroke
infark. Dan yang kedua pada hipertensi kronis non hemoragik. Stroke vertebrobasiler
dapat terjadi nekrosis dapat terjadi nekrosis merupakan bagian dari stroke non hemoragik
fibrinoid (lipohialinosis) sehingga dinding dimana yang terganggu adalah sistem arteri
arteriol menjadi lemah, terjadi herniasi atau vertebrobasilar memperdarahi medula, otak
terjadi ruptur tunika intima dan terbentuk kecil, pons, otak tengah, talamus, dan korteks
mikroaneurisme arteriole (Chargot-Bouchard). oksipital. Penanganan pada stroke ditujukan
yang merupakan penyebab utama perdarahan untuk mencegah keparahan penyakit.
intraserebral spontan sewaktu ada lonjakan Mengurangi keluhan dan faktor- faktor yang
tekanan darah sitemik.13,14,15 memperberat.
Pada pasien didapatkan mulut yang
tertarik kesebelah kiri dan pada pasien juga Daftar Pustaka
terdapat kelainan berupa berbicara pelo yang 1. Badan Penelitian dan Pengembangan
menandakan adanya parese N VII dan N XII tipe Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta:
Upper Motor Neuron (UMN). Sistem Kementerian Kesehatan RI; 2013.
vertebrobasiler (pons, mesensefalon) karena 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
gejala yang timbul merupakan gejala gangguan Indonesia. Guideline stroke. Jakarta:
sistem vertebrobasiler berupa gangguan PERDOSI; 2007.
motorik pada wajah satu sisi dengan tubuh 3. World Health Organization. Atlas country
(anggota gerak) yaitu hemiparese dekstra, resources for neurological disorders.
Geneva: Department of Mental Health