You are on page 1of 24

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan


Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita
ketahui apa arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu
system gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara
belajar dalam rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)
Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
2. Kompleks aktivitas atau tindakan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge
yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi
dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan
konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang
adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal
tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural
shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana
perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis
yang difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik
dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan menurut
Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan
keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang
perbedaan budaya.

3
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan
transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan
keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal
dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.

B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Konsep dalam transcultural nursing adalah :
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dibagi serta member petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi
tindakan dan keputusan.
1. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan
keperawatan.
2. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang
dimiliki individu menganggap budayanya adalah yang terbaik
3. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

4
4. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia. Jenis ras umum dikenal
kaukasoid, negroid,mongoloid.
5. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan
perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
pemberdayaan budaya setiap individu.
6. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga dan kelompok dengan
adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun
potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia.
7. Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan
kondisi kehidupan manusia
8. Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan
pola ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau
member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
9. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan,
praktek dan nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat
lebih tinggi dari kelompok lain. Paradigma transcultural nursing
(Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai- nilai,

5
konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang
budaya, terhadap konsep sentral keperawatan yaitu :
a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang
memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan berguna
untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia
berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien
dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit.
Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam
konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama
yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-
sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena
yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku
klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan
dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan
fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti
daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena
tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial
adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat
yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus

6
mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan
simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut
yang digunakan.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan
ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan / mempertahankan budaya, mengakomodasi/
negoasiasi budaya dan mengubah / mengganti budaya klien
(Leininger, 1991).

C. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya


Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi
tentang pasien, informasi mencakup biopasikososiocultural dan spiritual.
Data yang merupakan hasil dan pencarian informasi bisa diperoleh melalui
pasien sendiri berdasarkan wawancara, respon verbal dan non verbal,
keluarga dan orang lain yang terkait.
Pengkajian bidang transkultural dilakukan oleh seorang perawat
profesional. Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam
memahami untuk mecoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan
harapan yang berbeda dalam budaya. Semua kelompok budaya meemiliki
sistem waktu dalam keyakinan dan praktek kesehatan sehingga perawat
dapat menginterpretasikan harapan antar kelompok. Wawancara kultural
yang sensitif diperlukan untuk mengetahui siapa klien mereka.
Keperawatan, untuk memberikan asuhan yang kongruent secara kultural,
memeperhatikan hubungan antara diri sendiri dan orang lain, anatara
penyakit psikologis dan fenomena tertentu seperti kemiskinan,

7
penderitaan, kekerasan, penyakit kronis, dan penuaan, anatara budaya
perawatan dan kejiwaan, dan dari klien, dan antara etika keperawatan dan
ketentuan asuhan yang sesuai. Ketika perawat dan klien berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda, diagnosis akurat, keterampilan khusus dan
memerlukan banyak waktu (Benner, Tanner & Chesia, 1996; Lipson &
Streiger, 1996; Westermeyer, 1987 dalam Leininger 2000).
Wawancara dalam pengkajian merupakan tahap awal dari proses
keperawatan, ada beberapa jenis pengakajian dalam proses keperawatan
transkultural, diantaranya dari Purnell, Giger, dan Davidhizar, Leahy dan
Kizilay, Andrews dan Boyle dan sebagainya, tetapi yang paling
komprehensif dan sering digunakan adalah dari Leininger. Sunrise model
yang sudah dijelaskan dibab sebelumnya merupakan prinsip proses
keperawatan mulai tahap pengkajian sampai rencana tindakan
keperawatan.
Ketika perawat akan melakukan pengkajian pada pasien dengan
berbagai variasi latar belakang budaya, perawat harus mengevaluasi
kesiapan dirinya dalam hal nilai budaya, kepercayaan dan perilaku,
komunikasi dan kesiapan dalam mengkaji pada pasien dengan latar
belakang budaya berbeda.
Menurut Leiniger dan Mc Farland (2002) beberapa tujuan dari
pengkajian transkultural adalah :
1. Mencari budaya pasien, pola kesehatan dihubungkan dengan
pandangan, gaya hidup, nilai budaya, kepercayaan dan faktor social.
2. Mendapatkan informasi budaya secara keseluruhan sebagai dasar
pembuatan keputudan dan tindakan.
3. Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti dan nilai yang dapat
digunakan untuk membedakan kepetusan tindakan keperawatan
bahwa nilai dan gaya hidup pasien dapat dibantu secara professional.
4. Mencari area yang berpotensi menjadi konflik budaya, kelalaian dan
perbedaan nilai antara pasien dan tenaga kesehatan.

8
5. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola keperawatan
budaya yang sesuai untuk pasien.
6. Mengidentifikasi perbandingan informasi keperawatan budaya
diantara pasien yang berbeda atau yang sama untuk dapat digunakan
sebagai pembelajaran dan penelitian.
7. Mengidentifikasi dua persamaan atau perbedaan pasien dalam
pemberian kualitas perawatan.
8. Menggunakan teori dan pendekatan riset untuk mengartikan dan
menjelaskan praktik untuk kesesuaian keperawatan dan area baru dari
pengetahuan keperawatan transkultural.
Tujuan pengkajian tersebut mengambarkan bahwa pengkajian
transkultural sangat penting dilakukan, suatu contoh perbedaan budaya
yang digambarkan dalam hasil survei tentang pengkajian keperawatan
transkultural dilakukan oleh Pratiwi Nety, Tambunan dan Daryo (2002),
kelompok ini mengkaji proses keperawatan kemudian menganalisis dalam
perspektik kultural. Adapun hasil penelitiannya adalah dalam pengkajian
yang terdiri dari identitas pasien dan keluarga, riwayat peyakit, keluhan
pasien yang merupakan data fokus dan keluhan utama. Pada identitas
pasien didapatkan bahwa ketika pasien dirawat dirumah sakit ada
perbedaan kebiasaan antar suku dalam memanggil nama, misalnya pada
masyarakat jawa atau sunda yang menjalani rawat inap di rumah sakit,
kelompok masyarakat ini akan memanggil tidak dengan nama aslinya,
misalnya nama alias atau nama suaminya. Nama alias yang sering dipakai
misalnya thole, ujang dan sebagainya. Sedangkan suku yang mempunyai
marga ad kelompok tertentu yang memanggil nama marganya. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa penting didalam pengkajian
keperawatan adanya nama alias yatranskultural Leininger yaitung harus
dikaji secra formal.
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem
perawatan melalui asuhan keperawatan.

9
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip
asuhan keperawatan yaitu:
1. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan.Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevanyang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga
setiap pagi.
2. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
3. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan.Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.Model konseptual yang di
kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan
dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(SunriseModel). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berpikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk

10
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar
belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada
pada”Sunrise Model” yaitu:
a. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih
atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical
factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan
yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan
motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan kebenaran diatas
segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang
harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinshop and Social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama
lengkap, nama panggilan, umurdan tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan
ditetapkan oleh penganut budaya yang di anggap baik atau buruk.
Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat

11
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di
kaji pada factor ini adalahposisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit
berkaitandengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan
diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal
factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995 ). Yang perlu
dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang
boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor ataupatungan antar anggota
keluarga.
g. Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien
dalam menempuh jalur formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadapbudaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap iniadalah: tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk

12
belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya
sehingga tidak terulang kembali.
Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
1) Jangan menggunakan asumsi.
2) Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya:orang
Padang pelit,orang Jawa halus.
3) Menerima dan memahami metode komunikasi.
4) Menghargai perbedaan individual.
5) Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
6) Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.

D. Instrumen Pengkajian Budaya


Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing mengalami
perkembangan oleh beberapaahli, diantaranya:
1. Sunrise model (Leininger)
Yang terdiri dari komponen:
a. Faktor teknbologi (Technological Factors)
1) Persepsi sehat-sakit
2) Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
3) Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
4) Alasan memilih pengobatan alternative
5) Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam
mengatasi masalah kesehatan
b. Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical
factors)
1) Agama yang dianut
2) Status pernikahan
3) Cara pandang terhadap penyebab penyakit
4) Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap
kesehatan.

13
c. Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
1) Nama lengkap &nama panggilan
2) Umur & tempat lahir,jenis kelamin
3) Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
4) Pengambilan keputusan dalam keluarga
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
1) Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
2) Bahasa yang digunakan
3) Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
4) Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri
dan aktifitas sehari-hari
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal
Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya,meliputi:
1) Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
2) Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
3) Cara pembayaran
f. Faktor ekonomi (Economical Factors)
1) Pekerjaan
2) Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
3) Sumber biaya pengobatan
4) Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
5) Patungan antar anggota keluarga
g. Faktor Pendidikan (Educational Factors)
1) Tingkat pendidikan klien
2) Jenis pendidikan
3) Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
4) Pengetahuan tentang sehat-sakit

14
2. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar
Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari
suatu kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini
meliputi:
a. Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas
suara,pengucapan (pronounciation),penggunaan bahasa non
verbal,penggunaan ‘diam’
b. Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang
lain,persepsi tentang ruang gerak dan pergerakan tubuh.
c. Orientasi social (social orientastion)
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,
pekerjaan, waktu luang, persahabatan dan kegiatan social
keagamaan.
d. Waktu (time)
Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu
untuk bekerja dan menjalin hubungan social,orientasi waktu saat
ini,masa lalu dan yang akan datang.
e. Kontrol lingkungan (environmental control)
Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang
berkaitan dengan sehat-sakit.
f. Variasi biologis (Biological variation)
Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya
seperti; eksistensi enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada
populasi terntentu,kerentanan terhadap penyakit
tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristik
psikologis,koping dan dukungan social.

15
3. Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle
Komponen-komponenya meliputi:
a. Identitas budaya
b. Ethnohistory
c. Nilai-nilai budaya
d. Hubungan kekeluargaan
e. Kepercayaan agama dan spiritual
f. Kode etik dan moral
g. Pendidikan
h. Politik
i. Status ekonomi dan social
j. Kebiasaan dan gaya hidup
k. Faktor/sifat-sifat bawaan
l. Kecenderungan individu
m. Profesi dan organisasi budaya
Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self
assessment) dan pada klien,Kemudian perawat mengkomunikasikan
kompetensi transkulturalnya melalui media: verbalnon verbal &
teknologi, untuk tercapainya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
dan kesejahteraan klien.

E. Cara Pengisian Format Pengkajian Keperawatan Transkultural


Cara pengkajian transkultural ini diterjemahkan dari Leininger (2000)
oleh mahasiswa magister komunitas Universitas Indonesia dan
dimodifikasi oleh penulis dari pengkajian Andrews dan Boyle (2003).
1. Data Demografi
Data Demografi meliputi :
a. Nama lengkap : …
b. Nama panggilan : …

16
 Pada suku yang berbeda, masing-masing memiliki nama
panggilan yang berbeda pula dengan nama aslinya. Contoh :
ujang, tole, dan sebagainya.
 Pada suku tertentu apabila sudah menikah wanita dipanggil
dengan nama suaminya.
c. Nama keluarga : …
Pada suku di Indonesia maupun di luar negeri ada yang
mencantumkan nama keluarga
d. Alamat : …
e. Lama tinggal di tempat ini : …
(lama tinggal ini perlu dikaji sebab akan mempengaruhi klien
dan perilaku berbudaya. Menurut Andrew dan Boyle (2003)
Budaya akan berubah dari waktu ke waktu
f. Jenis kelamin (laki-laki/perempuan) : …
g. Tempat lahir : …
h. Diagnosis medis : …
i. No. register :

2. Data Biologis / Variasi Biokultural …


Dikaji warna kulit, rambut, struktur tubuh, bentuk wajah;
penyakit resiko seperti kanker kulit, sicle sel; penyakit spesifik genetic
seperti hipertensi, kardiovaskular dan sebagainya.

3. Faktor Teknologi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor teknologi meliputi :
a. Alat yang digunakan untuk bepergian (kebiasaan berjalan kaki
pada keyakinan tertentu di anggap melanggar apabila
menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi) …
b. Alat yang digunakan untuk berkomunikasi (bahasa yang
digunakan) …
c. Alat yang digunakan untuk belajar …

17
d. Alat yang digunakan untuk berinteraksi. Sarana yang digunakan
untuk mendatangi fasilitas kesehatan …
e. Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga (contoh pada
masyarakat suku jawa jathilan, di Banjarmasin habsian, pada
masyarakat modern pergi ke supermarket, dan lain-lain) …
f. Persepsi terhadap teknologi kesehatan bagaimana klien dan
keluarga mempersepsikan teknologi kesehatan, misalnya
imunisasi, injeksi, transfuse, dan lain-lain) …
g. Respon terhadap teknologi kesehatan (menolak atau menerima)

h. Sarana dan prasarana teknologi kesehatan tersedia atau tidak
tersedia) …

4. Faktor Agama dan Filosofi


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor agama dan filosofi
meliputi :
a. Agama yang dianut …
b. Keyakinan agama yang dianut klien berhubungan dengan
kesehatan (misalnya menolak diperiksa lawan jenis) …
c. Bagaimana pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang
diderita menurut ajaran agamanya (misalnya sakit adalah cobaan,
sakit adalah hukuman, mati adalah renkarnasi) …
d. Apa yang dilakukan klien dan keluarga untuk mengatasi sakit
berhubungan dengan agama dan filosofi hidupnya (misalnya
dengan rukiyah, diobati oleh pendeta, diberi minum air suci
sungai gangga, dimandikan dengan kembang) …
e. Apa falsafah hidup klien (keyakinan hidup klien) …

5. Faktor Sosial Dan Ikatan Kekerabatan


Bagaimana cara mengkaji kekerabatan? Di bawah diantaranya
contoh menanyakan tentang faktor sosial dan kekerabatan.

18
Saya ingin mendengar tentang keluarga anda atau teman dekat
anda dan apakah mereka mengerti anda? Bagaimana lingkungan sosial
berpengaruh pada kehidupan anda khususnya kehidupan kesehatan
anda, gaya hidup, bagaimana perhatian seseorang dalam kehidupan
anda, bagaimana cara keluarga anda tentang kepedulian dalam
keluarga, apakah mereka bertanggungjawab bila ada keluarga yang
sakit?
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor sosial dan ikatan
kekerabatan (kindship) meliputi :
a. Penyakit klien atau orang lain tentnag kesehatannya :
 Buru
 Kurang bai
 Baik
 Sangat baik
b. Status perkawinan :
 Menikah
 Janda / Duda
 Belum pernah menikah
 Orang tua tunggal
c. Jumlah anak : … orang
 Anak kandung … orang
 Anak angkat … orang
d. Klien dirumah tinggal dengan :
 Orang tua
 Saudara
 Anak dan Ister
 Menumpang pada saudara
 Lain-lain …
e. Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarga
yang sakit …

19
f. Komunikasi :
1) Kualitas suara :
 Kuat/nyaring
 Lembut
 Sedang
 Merintih
2) Pelafasan dan pengucapan :
 Jelas
 Serak
 Dialek ...
3) Penggunaan tekhnik diam dalam berbicara :
 Jarang
 Kadang-kadang
 Sering
4) Waktu yang digunakan untuk diam :
 Singkat
 Sedang
 Lama
 Tak terobservasi
5) Penggunaan bahasa non-verbal saat berkomunikasi:
 Gerakan tangan
 Gerakan mata
 Gerakan badan
 Kinetik (sertur, ekspresi dan cara berdiri/duduk)
6) Sentuhan:
 Terkejut atau menarik diri ketika disentuh
 Menerima sentuhan tanpa kesulitan
 Menyentuh orang lain tanpa kesulitan
7) Sentuhan:
a) Tingkat kenyamanan
 Berpindah ketika jarak terinvasi

20
 Tidak bergerak ketika jarak terinvasi
b) Jarak saat berkomunikasi
 Setengah meter
 Setengah sampai satu meter
 Lebih dari satu meter
c) Jarak yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi
dengan orang …
d) Apakah objek tertentu (missal tirai, furniture, dan lain-
lain) mempengaruhi sikap klien dalam berkomunikas
 Tidak
 Ya, Jelaskan …
e) Ketika klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat
ia berdiri / duduk…
f) Ketika berkomunikas dengan orang dengan teman,
seberapa jarak klien berdiri / duduk …
g) Jika klien harus bersentuh karena situasi, bagaimana
klien bereaksi dan bagaimana perasaan klien …
h) Jika orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana
reaksi klien dan bagaimana perasaan klien …
i) Apakah jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman
bagi klien …
8) Hubungan dalam keluarga
a) Bagaiaman hubungan klien dan keluarganya …
b) Apa fungsi klien dalam keluarga : …
c) Apa peran klien dalam keluarga :
 Ayah / Ibu
 Anak
 Penasehat …
d) Apabila ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan
keluarga, bagaimana klien melakukannya …

21
e) Bagaiaman klien berespon ketika mendapatkan
pertanyaan dari keluarga :
 Dengan kata-kata
 Gerakan tubuh
 Keduanya
9) Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a) Bagaimana penilaian rang lain menurut klien …
b) Darimana klien mendapat informasi tentang penilaian
tersebut
c) Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan
pertanyaan :
 Penggunaan kata-kata
 Gerakan tubuh
 Keduanya
10) Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a) Kegiatan sosial/kemasyarakatan yang diikuti
b) Bagaimana pendapat klien tentang aktivitas sosial yang
dijalaninya
c) Apakah aktivitas sosial yang dilakukan klien membuat
klien senang
 Ya
 Tidak
Alasannya : …
 Apa hobi klien
 Apa yang klien kerjakan jika mempunyai waktu
luang
 Apakah anda percaya adanya pemimpin / penguasa
 Bagaimana anda bersikap terhadap pemimpin atau
penguasa
 Ketika klien masih kecil, siapa yang paling
berpengaruh pada klien

22
 Apakah arti kerja bagi klien

6. Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam nilai-nilai budaya,
kepercayaan dan pandangan hidup meliputi :
a. Apakah pengertian budaya menurut klien …
b. Apa arti penting budaya yang dimiliki klien …
c. Suku / bangsa …
d. Ras …
e. Kepercayaan berdasarkan suku / bangsa berhubungan dengan
sehat sakit
 Sehat : …
 Sakit : …
f. Pandangan hidup klien berhubungan dengan sehat-sakit …
g. Waktu
1) Orientasi pada waktu
 Orientasi pada masa lalu …
 Orientasi pada masa sekarang …
 Orientasi pada masa yang akan datang …
2) Cara melihat waktu
 Waktu social
 Berorientasi pada jam
3) Reaksi fisiokimia terhadap waktu
a) Berapa jam tidur pada malam hari : … jam
b) Apakah biasa tidur pada siang hari :
 Tidak
 Ya, berapa … jam
c) Apakah klien tidur dan bangun sesuai jadwal :
 Tidak
 Ya

23
d) Apakah klien memahami pentingnya mendapat
pengobatan atau makan obat sesuai jadwal walaupun
dalam waktu tidur klien :
 Ya
 Tidak
4) Tanyakan hal-hal berikut berhubungan dengan waktu :
a) Alat penunjuk waktu yang digunakan
 Jam
 Bel
b) Jika klien janji pada jam 2 , jam berapa klien biasanya
tiba untuk memenuhi janji tersebut …
c) Jika perawat berkata pada klien bahwa setengah jam lagi
akan menyuntik klien, berapa waktu yang diperlukan
untuk mempersiapkan diri …
h. Locus Control (Keyakinan seseorang)
1. Kontrol internal
Percayakah bahwa kekuatan dipengaruhi perubahan dari
dalam
2. Kontrol eksternal
Percayakan bahwa nasib, keberuntungan dan kebetulan telah
banyak dipengaruhi upaya yang kita lakukan
i. Locus Control (Keyakinan seseorang)
1. Percayakah pada kekuatan supernatural :
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
2. Percayakah pada ilmu magik, ilmu gaib, ritual/upacara
mempengaruhi perubahan :
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …

24
3. Tanyakan hal-hal yang berikut :
a. Adakah obat tradisional yang anda gunakan untuk
mengurangi sakit klien
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
b. Adakah orang disekitar klien yang member obat untuk
mengutangi sakit yang diderita
c. Apakah obat yang diberikan oleh paranormal akan
digunakan untuk mengobati sakit yang dialami klien saat
ini
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …

7. Faktor Politik Dan Hukum


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor politik dan hukum
meliputi :
a. Partai politik yang diikuti …
b. Dalam partai politik kedudukan klien …
 Anggota
 Pengurus
c. Bagaimana pandangan politik klien (menurut klien politik haram)

d. Bagaiaman pandangan politik mempengaruhi sikap sehat sakit
klien …
e. Sanki atau aturan dan kebijakan yang dianut keluarga (misalnya
menjaga subak di Bali) …

8. Faktor Ekonomi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor ekonomi meliputi :
a. Pendapatan sebulan
b. Penghasilan tambahan

25
c. Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan mencukupi untuk
kebutuhan hidup sehari-hari
 Ya
 Tidak
d. Jika ya, apakah kelebihan penghasilan ditabungkan …
e. Sumber pembiayaan kesehatan klien …
f. Program asuransi kesehatan dan non-kesehatan yang diikuti
(orang-orang Indonesia banyak yang tidak percaya pad asuransi)

9. Faktor Pendidikan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor pendidikan meliputi :
a. Tingkat pendidikan terakhir …
b. Apa arti sehat atau kondisi yang bagus bagi klien sesuai dengan
disiplin ilmunya …
c. Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk menurut klien dengan
disiplin ilmunya …
d. Jenis penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga klien …
e. Pemahaman sakit yang sedang diderita klien …
f. Apa yang dilakukan klien / keluarganya jika mengalami sakit
seperti sekarang …
g. Apa yang klien harapkan dari petugas kesehatan yang sedang
menolong memulihkan kesehatan klien …
h. Persepsi klien dan keluarga tentang pendidikan (menganggap
pendidikan penting atau tidak bagi kehidupan) …

26

You might also like