You are on page 1of 55

USULAN TEKNIS

1
1 KOMPETENSIPERUSAHAAN
KOMPETENSI PERUSAHAAN

1.1. PROFIL PERUSAHAAN

1.2. LINGKUP LAYANAN

1.3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

1-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

STRUKTUR ORGANISASI

PT REKA ENAMGUNITA

1.4. PENGALAMAN PERUSAHAAN

1-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

2
2 PEMAHAMAN,APRESIASI
PEMAHAMAN, APRESIASIDAN
DANTANGGAPAN
TANGGAPANTERHADAP
TERHADAPKAK
KAK

2.1. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN MENGENAI


LATAR BELAKANG PEKERJAAN

Mengacu pada latar belakang pekerjaan dalam Kerangka Acuan Kerja


(KAK) Perencanaan Percetakan Sawah Kecamatan Karangan Desa Mukti
Lestari, Karangan Seberang, Pengadan Kabupaten Kutai Timur seluas
190 Ha konsultan memahami beberapa aspek strategis yang melandasi
pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu:

2.1.1.Dasar Hukum

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), adapun dasar hukum yang melandasi
pelaksanaan kegiatan Perencanaan Percetakan Sawah Kecamatan Karangan
Desa Mukti Lestari, Karangan Seberang, Pengadan Kabupaten Kutai Timur seluas
190 Ha, antara lain:
a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/Kpts/OT.210/2/2003 Tahun
2003, tentang Pedoman Manajemen Program dan Proyek Pembangunan
Pertanian.
b. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman Pangan (Perluasan Sawah),
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2013.
c. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
d. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian Nomor :
2.01.2.01.01.16.55 Tanggal 7Januari 2013 tentang Alokasi Anggaran
Kegiatan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur.
e. Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Selaku Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : 252 Tahun 2013 Tanggal

2-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

21 Januari 2013 Tentang Pengangkatan Panitia Pengadaan Barang dan


Jasa Di Lingkup Dinas Pertanian Dan Peternakan.
f. Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Selaku Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : 255 Tahun 2013 Tanggal
21 Januari 2013 Tentang Pengangkatan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan Di Lingkup Dinas Pertanian dan Peternakan.
g. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian danPeternakan Kabupaten Kutai
Timur Nomor : 800/378/DISTANNAK/II/2013 Tanggal 04Februari 2013
Tentang Pengangkatan Tentang Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan Bendahara Pembantu pada Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur Tahun Anggaran 2013

Perencanaan Percetakan Sawah


2.1.2. Urgensi Pelaksanaan Kegiatan
Kecamatan Karangan Desa Mukti Lestari, Karangan Seberang,
Pengadan Kabupaten Kutai Timur seluas 190 Ha
2.1.2.1. Gambaran Umum

Presiden Republik Indonesia telah menginstruksikan untuk mempercepat


pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang bertujuan untuk
terciptanya ketahanan pangan. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah
menetapkan kebijakan terintegrasi dalain rangka pencapaian surplus beras 10
juta ton yaitu melalui: (1) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan; (2)
Peningkatan Produktifitas; (3) Penurunan Konsumsi Beras dan (4)
Penyempurnaan Manajemen. Semua pilar tersebut harus disukseskan secara
bersama-sama dalam mendukung pencapaian surplus beras 10 Juta Ton,
termasuk di dalamnya kegiatan perluasan areal tanaman pangan (perluasan
sawah), sebagai salah satu kegiatan untuk menjawab tantangan alih fungsi
lahan yang semakin tinggi.
Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama
industri dan pemukiman sangat berpengaruh negatif terhadap
pengembangan sektor pertanian khususnya produksi padi, karena
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah
menjadi lahan non pertanian atau non sawah yang dapat mengancam
ketahanan pangan nasional.Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
upaya untuk memperluas baku lahan pertanian menjadi sangat penting
dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang ada.

2-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Peningkatan produksi padi melalui perluasan sawah masih dimungkinkan,


karena potensi lahan yang sesuai untuk perluasan sawah cukup luas.
Sebelum melaksanakan kegiatan perluasan sawah, terlebih dahulu diperlukan
upaya mengetahui kelayakan potensi lahan hasil identifikasi Calon Petani dan
Calon Lokasi (CP/CL) untuk dijadikan sawah baru dengan melakukan survei
dan investigasi calon Iokasi serta pembuatan disain terhadap lokasi yang
Iayak untuk dijadikan sawah baru.
Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumberdaya lahan dan air
dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24
tahun 2010 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010. Mengingat potensi lahan yang tersedia
cukup luas, maka masih sangat dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan
perluasan areal tanaman pangan dengan menambah luasan/ baku lahan,
melalui kegiatan perluasan areal tanaman pangan yangsering disebut dengan
perluasan sawah. Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari
identifikasi calon petani dan calon lokasi, perencanaan, penetapan lokasi
sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan
pemanfaatannya.
2.1.2.2. Pengertian
1. Perluasan sawah
Perluasan sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/ baku lahan
sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau
lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk usahatani sawah.
2. Sawah
Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata,
dibatasi oleh pematang/galengan, sehingga dapat ditanami padi dengan
sistem genangan dan palawija / tanaman pangan lainnya.
3. Sawah Irigasi
Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air
irigasi baik irigasi teknis, irigasi setengah teknis, maupun irigasi desa.
4. Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari
air hujan.
5. Sawah lahan Rawa

2-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Sawah lahan rawa adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air
rawa.
6. Sawah baru adalah sawah yang baru dicetak/dikonstruksi dan belum
mengalami pembentukan lapisan tapak bajak (plow layer).
7. Survei/investigasi calon lokasi adalah kegiatan penelitian pada calon lokasi
perluasan sawah yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang
layak untuk kegiatan perluasan sawah.
8. Desain perluasan sawah adalah peta rancangan (rancangan petak-petak)
pada sebidang lahan yang akan dipergunakan sebagai pedoman atau
patokan teknis dalam pelaksanaan konstruksi perluasan sawah.
9. Semak/alang-alang merupakan tanah yang tertutup oleh tumbuhan semak
belukar dan rumput alang-alang.
10. Hutan ringan adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohon-pohon
sebanyak ± 300 batang per hektar, diantaranya 70% berdiameter kurang
dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
tumbuhan perdu dan nipah.
11. Hutan sedang adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohon-pohon
antara 300 - 600 batang per hektar, diantaranya 70% berdiameter kurang
dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
tumbuhan perdu dan nipah.
12. Hutan berat adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohonpohonan
sebanyak ± 600 batang per hektar diantaranya 70% berdiameter lebih dari
30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
ditumbuhi oleh tanaman perdu, semak belukar ataupun nipah.
13. Semak/alang-alang, hutan ringan, hutan sedang dan hutan berat yang bisa
diusahakan untuk perluasan sawah merupakan
14. kawasan di luar status hutan yang peruntukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
15. Kemiringan/kelerengan (slope) lahan dapat diklasifikasikan
dalam 4 kelas slope yaitu : < 5% (datar), 5%-10% (berombak), > 10%-
15% (bergelombang) dan > 15% (berbukit).
16. Saprotan adalah sarana produksi & alsintan yang terdiri dari pupuk,
pestisida, benih, alat mesin pertanian, dll.

2-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

17. Pirit (pyrite) adalah senyawa FeS2 yang biasa terdapat padatanah yang
kerap mengalami genangan. Senyawa ini akan bersifat stabil pada kondisi
reduksi yaitu pada saat tergenang. Senyawa ini akan menjadi masalah ketika
mengalami oksidasi yaitu ketika senyawa ini bersentuhan dengan udara.
Senyawa pirit yang telah teroksidasi dapat menyebabkan kemasaman bagi
tanah.
18. Lahan terlantar untuk perluasan sawah adalah lahan yang sudah pernah
menjadi sawah dan tidak diusahakan lagi minimal sepuluh tahun dan tidak
memungkinkan dengan anggaran kegiatan optimasi lahan.
19. Lahan perkebunan tidak produktif adalah lahan yang ditumbuhi oleh
tanaman perkebunan yang tidak mampu lagi berproduksi secara optimal
yang dapat disebabkan berbagai hal seperti umur tanaman yang sudah
terlalu tua, jeluk air tanah yang dangkal sehingga menggenangi akar
tanaman dan sebab lainnya.

2.2. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN MENGENAI


MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN

2.2.1. Maksud

Maksud pekerjaan sebagaimana yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja


(KAK), telah dapat dipahami dengan jelas dan baik, yaitu bahwa pekerjaan ini
dimaksudkan untuk melakukan survey dan investigasi dengan cara pengamatan
dan pengukuran lapangan pada areal yang telah ditentukan sehingga dapat
menjadi acuan teknis dalam pelaksanaan pencetakan sawah baru.

2.2.2. Tujuan

Tujuan pekerjaan sebagaimana yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja


(KAK), telah dapat dipahami dengan jelas dan baik, yaitu bahwa pekerjaan ini
memiliki tujuan untuk membantu Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kuta Timur dalam hal Mendisain areal perluasan berdasarkan norma, standar
teknis, prosedur dan kriteria perluasan sawah

2-5
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

2.3. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN TERHADAP


LINGKUP KERJA

Di dalam KAK telah diuraikan secara jelas terkait dengan lingkup kerja,
konsultan memahami bahwa Ruang lingkup kegiatan pelaksanaan survei dan
investigasi disain (SID) pada calon lokasi perluasan sawah dan pembuatan disain
rancangan perluasan sawah pada calon lokasi yang dinyatakan layak untuk
sawah. Secara rinci, tahapan pekerjaan kegiatan survei, investigasi dan disain
perluasan sawah adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan berupa penggandaan kuisioner/daftar pertanyaan, penggandaan
peta pendukung serta penyiapan bahan dan peralatan baik untuk
pelaksanaan di lapangan maupun pengolahan data.
b. Sosialisasi dan koordinasi
Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi dilakukan bersama dengan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, instansi terkait dan
masyarakat terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan
sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan.
c. Pengumpulan data primer dan sekunder
Data primer berupa parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan
sebagai acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik tanah,
status kepemilikan lahan, kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi,
kesediaan petani, daftar nama petani dan luas kepemilikannya serta
pemetaan awal lokasi. Data sekunder berupa pola usahatani, analisis
usahatani, penyediaan saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di
lokasi dan curah hujan baik harian atau bulanan selama satu tahun.
d. Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder
Data hasil survei dan investigasi ditabulasi dan diolah untuk pembuatan
laporan yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi.
e. Penentuan kelayakan calon lokasi
Penentuan kelayakan calon lokasi dilakukan oleh Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Kutai Timur berdasarkan hasil tabulasi dan
pengolahan data primer dan sekunder. Calon lokasi yang dapat dinyatakan
layak untuk perluasan sawah ialah calon Iokasi yang memenuhi 8 (delapan)
syarat pokok yaitu :
i. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah
tadah hujan.

2-6
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

ii. Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-kurangnya


satu kali dalam setahun.
iii. Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.
iv. Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah miilik atau tanah rakyat
(marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap oleh petani.
v. Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).
vi. Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain dan atau
program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.
vii. Keberadaan petani dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan
dengan calon lokasi serta berkeinginan untuk bersawah.
viii. Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia.
f. Pengukuran dan pembuatan disain
Pengukuran dan pembuatan disain hanya dilakukan pada calon lokasi yang
berdasarkan hasil survei dan investigasi dinyatakan layak untuk sawah.
Pengukuran lapangan dilakukan dengan metode pengukuran teresterial. Untuk
pengukuran kontrol horizontal (x dan y) dilakukan dengan menggunakan Total
Station/Theodolit dan GPS (ketelitian pengukuran GPS yang dihasilkan kurang
dari 1 m). Untuk pengukuran kontrol vertikal (z atau tinggi). Hasil pengukuran
lapangan selanjutnya diolah dan digunakan dalam pembuatan disain.
Rincian pekerjaan dalam pembuatan disain meliputi :
1. Penyediaan peta dasar teknis
Peta dasar teknis merupakan peta dasar dalam pembuatan peta situasi
calon lokasi, peta topografi dan peta rancang/disain yang berkoordinat
global/nasional. Peta dasar teknis bisa berupa Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) yang mencakup calon lokasi yang akan di disain.
2. Pembuatan peta situasi calon lokasi skala 1 : 1.000, Peta situasi calon
lokasi memuat data sebagai berikut :
 Batas pemilikan lahan setiap pétani sebelum direncanakan menjadi
petak-petak sawah
 Peruntukan lahan, misalnya persawahan, hutan lindung dan
sebagainya.
 Batas administrasi pemerintahan, misalnya batas kampung, desa,
kecamatan, kabupaten, dan sebagainya.
 Batas tataguna lahan/vegetasi lahan seperti hutan berat, hutan ringan,
tegalan dan alang-alang.
 Seluruh alur sungai, tata letak jaringan pengairan, bangunan irigasi,
drainse dan bangunan Iainnya

2-7
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

 Tata letak jaringan jalan yang ada. terutama jalan negara, jalan
propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan
setapak ke lokasi perluasan sawah
3. Pembuatan peta topografi skala 1: 1.000
Peta topografi memuat data sebagai berikut:
 Jaring-jaring ukur serta titik-titik hasil pengukuran yang dilengkapi
dengan nilai elevasinya.
 Garis kontur, dengan interval kontur yang disesuaikan dengan
kebutuhan disain,skala peta dan bentuk muka tanah.
 Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat
dikembangkan dan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta
vegetasi lahan.
 Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani pemilik dan
luas pemilikannya.
 Jaringan jalan usahatani dan jaringan irigasi jika sudah ada
4. Pembuatan peta rancangan/disain pada daerah harus memuat data sebagal
berikut:
 Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin
sejajar dengan garis kontur. Rancangan petak-petak sawah dibuat
sesuail dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan
keinginan petani.
 Rancangan (disain) petak-petak sawah dibuat makimal 50 m x 100 m
pada daerah yang datar.
 Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan
memperhatikan sistem tata air di lokasi tersebut (jika ada atau
direncanakan untuk daerah irigasi), sebagal titik ikat dapat digunakan
tinggi muka air pada pintu saluran tersier.
 Tata letak jalan usahatani dalam hamparan perluasan sawah.
 Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor petakan
sawah per petani dan luas petakan sawah.
 Elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang sudah dirancang.
 Batas vegetasi lahan antara hutan berat, hutan ringan, tegalan dan
alang-alang dan batas penggunaan lahan.
 Potongan melintang rencana land leveling.
Pembuatan peta rancangan (disain) pada daerah rawa harus memuat data
sebagai berikut :
 Tata letak (lay out) petak-petak sawah yang dirancang sesuai dengan
batas pemilikan tanah dengan memperhatikan keinginan petani dan
memperhatikan tinggimuka air pasang variasi rata-rata harian dan

2-8
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

pasang tertinggi pada bulan purnama, sehingga dapat diperkirakan


lokasi tersebut dapat diairi tapi tidak tergenang.
 Tata letak (lay out) jaringan drainase tersier dan kuarter lengkap
dengan saluran drainasenyadi dalam hamparan perluasan sawah. Jika
tata letak jaringan tersier dan kuarter belum ada, maka harus dibuat
rancangan tata letaknya lengkap dengan saluran drainase clan pintu-
pintu bagi maupun gorong-gorong.Tata letak (lay out) jalan usahatani
di dalam hamparan perluasan sawah dengan ketentuan jalan usahatani
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya berfungsi sebagal
jalan, tetapi juga berfungsi sebagal tanggul pengaman air pasang.
g. Pembuatan daftar petani pemillk/penggarap
Daftar nama petani pernilik dibuat pada setiap petak sawah, yang memuat:
1. Nomor urut petani per petak sesuai dengan yang tercantum dalam peta
topografi dan peta rancangan petak-petak sawah.
2. Batas pemilikan lahan setiap petani.
3. Jumlah dan luas petak-petak sawah yang dirancang setiap petani.
4. Rincian jenis vegetasi per pemilikan lahan.
h. Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi.
Perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah dan konstruksi/bangunan
penunjang lainnya seperti cek dam, pintu air, jalan pertanian dan jaringan
irigasi dan kebutuhan lainnya yang akan di bangun pada tahun selanjutnya
dilakukan bedasarkan hasil pengukuran dan pembuatan disain dengan
mengacu pada harga satuan setempat.

2.4. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN MENGENAI


KELUARAN PEKERJAAN

KAK telah menguraikan secara jelas mengenai keluaran dari pekerjaan ini.
Berkaitan dengan keluaran, uraian yang dinyatakan dalam KAK dihasilkan dalam
bentuk hardcopy dan backup data berupa softcopy menggunakan Harddisk
Eksternal dan Compact Disk (CD) dengan rincian sebagai berikut:
1) Peta digital yang meliputi peta dasar teknis, peta situasi lokasi skala 1 :
1.000, peta topografi skala 1: 1.000, dan peta rancangan/disain skala 1 :
1.000 dalam format vector.
2) Pencetakan kartografis peta meliputi peta situasi lokasi, peta topografi dan
peta rancangan/disain yang dilengkapi daftar petani pemilik/penggarap,
dicetak sebanyak 5 rangkap pada kertas ukuran A3.
3) Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah
serta konstruksi/bangunan penunjang lainnya seperti cek dam, pintu air,

2-9
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

jalan pertanian dan jaringan irigasi dan kebutuhan lainnya, dicetak


sebanyak 5 rangkap.
4) Hasil Analisa Tanah lengkap, dicetak sebanyak 5 rangkap.
5) Spesifikasi Teknis, dicetak sebanyak 5 rangkap.
6) Engineer Estimate (EE) dan Bill Of Quantity (BQ), dicetak sebanyak 5
rangkap.
7) Laporan kegiatan meliputi Laporan Awal, Laporan Pertengáhan dan
Laporan Akhir, dicetak sebanyak 5 rangkap.

2.5. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN LOKASI


KEGIATAN

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Perencanaan percetakan sawah,


secara umum sudah dapat dipahami dengan baik oleh konsultan. Adapun lokasi
kegiatan yang terdapat dalam KAK adalah Kec. Karangan Desa Karangan
Seberang, Desa Mukti Lestari, Desa Pengadan seperti yang dijelaskan dalam
Tabel 1.

Tabel 2-1. Lokasi Perencanaan Percetakan Sawah


Luas Lahan
No. Desa
(ha)
1. Karangan Seberang 100
2. Mukti Lestari 50
3. Pengadan 40
Jumlah 3 190

2.6. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN MENGENAI


KEBUTUHAN PERSONIL

Berkaitan dengan uraian KAK mengenai kebutuhan personil telah dapat


dipahami dengan baik oleh pihak konsultan, bahwa kebutuhan personil adalah
sebagai berikut.

Tenaga Ahli
1. Ketua Tim
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil Sumber
Daya Air lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman 10
(sepuluh) tahun dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan. Disyaratkan
yang telah memiliki Setifikat Keahlian (SKA)

2-10
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

2. Ahli Muda Irigasi


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Irigasi Strata 1 (S1)
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan)
tahun, yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
3. Ahli Muda Perencana Pencetakan Lahan Beririgasi (PLB)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang
telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
4. Ahli Muda Geodesi.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang
telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
5. Ahli Muda Tanah Pertanian
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luarnegeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun,
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
6. Ahli Muda Agronomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang
telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
7. Ahli Muda Estimasi Biaya
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

2-11
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang


telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
8. Ahli Muda Kontrak.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
Tenaga Pendukung (jika ada):
9. Asisten Muda Irigasi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Irigasi Strata
1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4
(empat) tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
10. Asisten Muda Perecana Pencetakan Lahan Beririgasi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1
(S1) lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4
(empat) tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).

11. Asisten Muda Geodesi


Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata 1 (S1)
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat)
tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
12. Asisten Muda Tanah Pertanian
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan niversitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat)
tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).

2-12
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

13. Asisten Muda Agronomi


Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan Universitas Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat)
tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
14. Asisten Muda Estimasi Biaya
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1
(S1) lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4
(empat) tahun, diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
15. Surveyor
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara yang
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Survey sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun.
16. Manager Kantor
Tenaga yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata 1 (S1) lulusan
universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga) tahun

17. Staf Administrasi


Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
18. Operator Komputer
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun

2-13
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

19. Tenaga Data Entri


Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
20. Juru Gambar
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
21. Supir
Tenaga yang disyaratkan adalah supir terampil.
22. Labour
Buruh/tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.
23. Pesuruh/Pelayan Kantor
Tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.

2.7. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN MENGENAI


JADWAL KEGIATAN

Berdasarkan uraian KAK Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (tujuh) bulan


yang dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Kami sebagai
konsultan memahami betul bahwa jadwal memegang peranan penting dalam
kegiatan ini. Dimana penyusunan jadwal yang tepat merupakan salah satu kunci
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan tersebut

2.8. PEMAHAMAN, APRESIASI DAN TANGGAPAN LAPORAN

Berdasarkan uraian KAK Kegiatan ini pihak konsultan wajib membuat


laporan hasil pelaksanaan kegiatan Perencanaan percetakan sawah wajib
dilaporkan dan disampaikan baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy yang
disimpan dalam bentuk CD (Compact Disk/Software) dengan ketentuan sebagai
berikut.

2.8.1.Draft Laporan Pendahuluan

2-14
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

2.8.2.Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat : Pemahaman Konsultan terhadap isi


Kerangka Acuan Kerja(KAK) yang ada sebagai hasil dari study meja dan hasil
orientasi lapangan awal, Membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan,
Pendekatan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang paling tepat, Membuat
jadual/rencana kerja pelaksanaan pekerjaan, Membuat jadual penugasan
personil dan jadual pemakaianperalatan, Membuat daftar mengenai data-data
dan peta-peta yang akan dipergunakan/diperlukan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

2.8.3. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan memuat progres dan kendala kegiatan di lapangan serta


solusi yang diambil oleh personil di tingkatan lapangan dan manajemen.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __ (__________) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

2.8.4.Laporan Antara

Laporan Antara memuat : Hasil kajian sementara pelaksanaan pekerjaan,


harus dilaporkan selambat – lambatnya pertengahan dari waktu kontrak.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 45 (empat puluh lima)
hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

2.8.5.Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat : Final Report, Peta – peta, Kesimpulan dan Saran
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan cakram
padat (compact disc)

2-15
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

3
3 TinjauanNorma,
Tinjauan Norma,standar
kriteriaperluasan
standarteknis,
perluasansawah
sawah
teknis,prosedur
prosedurdan
dan
kriteria

Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan
lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan kriteria
sebagai berikut :

3.1. PERLUASAN SAWAH PADA LAHAN BERIRIGASI

A. Perluasan Sawah Pada Lahan Beririgasi


1. Norma
Perluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk menambah
baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik irigasi teknis, setengah
teknis maupun irigasi desa yang sudah mempunyai jaringan irigasi sampai pada
tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersamaan
dengan selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu
hamparan sehingga dapat terairi seluruhnya. Lahan harus berada pada kawasan
budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
a. Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektar
b. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan <
5%
c. Dekat dari pemukiman
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan Lokasi
d. Desain
e. Konstruksi ( Land Clearing dan Land Leveling)

3-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru


4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
a. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali
musim tanam.
b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan
kriteria yang berlaku.
c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum ada
kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk kelompok
tani kegiatan perluasan sawah.
d. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih
dengan program/kegiatan lainnya.
e. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.
f. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.
g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
h. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.

3.2. PERLUASAN SAWAH LAHAN RAWA

1. Norma
Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk menambah baku
lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang sudah mempunyai dan atau
rencana pengembangan jaringan drainase sampai pada tingkat tersier. Lahan
harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan
lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan ≥ 10 hektar.
c. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal antara 50-60 cm.
d. Dekat dengan pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi

3-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

c. Penetapan Lokasi
d. Desain.
e. Konstruksi ( Land Clearing, Land Leveling).
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan atau lebak
berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
b. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
c. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.
d. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/ KK.
e. Petugas lapangan sudah ada.

3.3. PERLUASAN SAWAH TADAH HUJAN

1. Norma
Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah baku lahan
sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang belum dimanfaatkan dan
mempunyai curah hujan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi serta
potensi sumber-sumber air lainnya yang dapat dikembangkan untuk mendukung
pengairan pada lokasi tersebut. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan
bukan berada pada kawasan hutan lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan > 10 hektar.
c. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan <
5%.
d. Dekat dari pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL).
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan lokasi
d. Desain.

3-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

e. Konstruksi
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia air untuk 1 kali
tanam setahun.
b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan berdasarkan
ketentuan dan kriteria yang berlaku.
c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
d. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau penggarap.
e. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/ KK.
f. Petugas lapangan sudah ada.
g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui oleh kendaraan
roda 4.

3-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
4
4 Metodologidan
Metodologi danpendekatan
pendekatan
USULAN TEKNIS

4.1. Metodologi

Dalam rangka pencapaian sasaran Tugas ini metodologi atau cara


penanganan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Tim konsultan akan
diuraiakan sebagai berikut :

Tahapan Rencana kerja Perencanan percetakan sawah baru di


Kabupaten Kutai Timur ini pada dasarnya mencakup 5 tahapan, yaitu: 1)
tahap persiapan dan identifikasi awal; 2) tahap survey lapangan untuk
pengumpulan data dan tahap identifikasi; 3) tahap analisis; 4) tahap
penyusunan kajian dan perumusan konsep; dan 5) tahap konsultasi publik.
Rincian masing-masing tahapan dan rencana penggunaan waktunya,
diuraikan dalam bahasan sub-berikut.

TAHAP PERSIAPAN DAN IDENTIFIKASI AWAL

Tahap persiapan dan identifikasi awal ini, terdiri dari sub kegiatan:
1. Persiapan dan mobilisasi
Pada tahap ini dilakukan penyiapan studio, metoda kerja dan rencana
kerja pendekatan pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, penyiapan
awal perangkat survai, serta penyiapan tim pelaksana.
Tahap ini dilaksanakan dalam waktu selama 2 (dua) minggu.
2. Pengumpulan data awal
Kegiatan ini dilakukan terutama pada pengumpulan data yang
bersifat data sekunder yang datanya banyak beredar di lembaga
pemerintah Kabupaten Kutai Timur maupun private pusat ataupun
data-data yang banyak beredar di internet. Pengumpulan data awal
ini dilakukan dalam waktu sekitar 2 minggu.
Data-data yang dikumpulkan yaitu:
a. Data kebijakan terkait, meliputi:

5-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang


berhubungan dengan Perluasan areal sawah.
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kutai Timur yang terbaru.
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMPD)
Kabupaten Kutai Timur Tahun terbaru.
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur tahu
terbaru.
 Buku Data Sektoral Kabupaen Kutai Timur 2011.
b. Data literatur/teori terkait, meliputi:
 Teori terkait pengembangan Perluasan sawah.
 Metode Penyajian Potensi Perluasan sawah
 Metodologi Kajian
 Instrumen Penelitian
3. Kajian awal data sekunder
Kegiatan ini dilakukan pada semua data awal yang sudah berhasil
dikumpulkan. Hasil kegiatan analisis/kajian awal data sekunder ini,
adalah:
a. Isu utama Pemetaan Potensi Perluasan sawah di Kabupaten Kutai
Timur.
b. Gagasan awal Potensi Perluasan sawah di Kabupaten Kutai Timur
untuk Pengembangan usaha masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu sekitar 1 minggu yang
sebagian bisa dilakukan paralel (bersamaan pelaksanaannya) dengan
pengumpulan data awal yang sedang dilakukan.
4. Penyiapan desain/pedoman survei.
Berdasarkan kajian awal yang dilakukan yang menghasilkan isu
dan permasalahan awal serta gagasan awal, kemudian disusun
desain/rencana survei yang diharapkan dapat menggali lebih dalam
atas indikasi permasalahan, kelemahan, dan kendala dalam sistem
sehingga dapat dilakukan analisis lanjutan yang lebih dalam.
Perencanaan survei ini akan menghasilkan desain survei meliputi:
a. Jadwal survei yang akan dilakukan

5-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

b. Panduan pelaksanaan survei


c. Tools yang digunakan dalam survei, diantaranya: checklist data
sekunder, panduan wawancara/dialog, kuesioner.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu sekitar 2 minggu yang
dapat dilakukan paralel dengan pelaksanaan kegiatan persiapan
lainnya.

Sedangkan target utama dari kegiatan persiapan dan identifikasi awal


ini, diantaranya yaitu:

1. Tersepakatinya Metode & Rencana Kerja


2. Terusunnya Rencana Pelaksanaan Survey
3. Terpahaminya Gambaran Awal Permasalahan & Kebutuhan
4. Terindikasikan gagasan awal pengembangan sistem.

4.1.1. TAHAP SURVEY LAPANGAN UNTUK PENGUMPULAN DATA


DAN TAHAP IDENTIFIKASI
Tahap ini terdiri dari kegiatan berikut:
1. Pelaksanaan survei, yang meliputi pengumpulan data sekunder
dan penyerapan pemikiran dan aspirasi (stakeholders);
Pada pelaksanaan suvei ini termasuk dilakukan sub kegiatan:
A. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan merupakan data sekunder
yang belum berhasil dikumpulkan pada tahap pengumpulan data
awal.
Data-data sekunder yang dikumpulkan kembali pada tahap ini
juga meliputi data-data berikut :
a) Data kebijakan terkait, meliputi:
 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang
berhubungan dengan Perluasan sawah.
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kutai Timur Tahun terbaru.
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMPD)
Kabupaten Kutai Timur Tahun terbaru.

5-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur tahun


terbaru.
 Buku Data Sektoral Kabupaten Kutai Timur 2011.
b) Data literatur/teori terkait, meliputi:
 Teori terkait pengembangan Perluasan sawah.
 Metode Penyajian Potensi Perluasan sawah
 Metodologi Kajian
 Instrumen Penelitian
B. Ground Survey Data Primer
Penyerapan Pemikiran dan Aspirasi : Tools yang digunakan
adalah panduan wawancara/dialog dan kuesioner yang didesain
sedemikian rupa sehingga mudah dan cepat dalam menjawabnya.
Palaksanaan Survey dilakukan pada daerah sebagai berikut :

Tabel 4-1. Lokasi Survey Data Primer


Waktu
NO Desa
Pelaksanaan
1 Karangan Seberang 14 hari
2 Mukti Lestari 7 hari
3 Pengadan 7 hari

Tools yang digunakan adalah panduan wawancara/dialog dan


kuesioner yang didesain sedemikian rupa sehingga mudah dan
cepat dalam menjawabnya.
Pelaksanaan survei untuk melakukan ketiga sub kegiatan
tersebut, diperkirakan akan dilakukan dalam waktu sekitar 2
minggu.
2. Tabulasi, kompilasi, dan identifikasi.
a. Identifikasi Kebijakan perluasan sawah di daerah survey
b. Identifikasi Potensi Sumber Daya yang dapat dikembangkan
dengan menggunakan teknologi tepat guna
c. Identifikasi Komoditas Unggulan
d. Identifikasi Pasar dan Kelembagaan
e. Identifikasi Sarana dan Prasarana Pengembangan Usaha
f. Identifikasi Permasalahan Pengembangan Potensi Unggulan yang
berbasis Perluasan sawah.
3. Penyusunan Metodologi Input Data
Penyusunan metodologi input data/informasi kajian potensi
Perluasan sawah merupakan tahapan penyusunan bagaimana

5-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

konsultan akan melakukan input data dari data data yang sudah
dikumpulkan di lapangan. Data hasil survey diolah antara lain untuk
memvalidasi hasil pengukuran atau audit sehingga sebagai keluaran
proses ini akan dihasilkan besaran-besaran parameter yang
representatif dan sesuai dengan metode yang digunakan.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan Persiapan data,
Tabulasi data, dan Analisis Data.
1) Persiapan Data (Data Preparation)

Apabila pengumpulan data sudah dilakukan, maka data yang


sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis. Dalam pengolahan
data, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan
"editing". Ini berarti bahwa semua kuesioner harus diteliti satu per
satu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya.
Jika terdapat jawaban yang tidak jelas penulisannya atau ada butir
pertanyaan atau pemyataan yang tidak terisi, maka pengumpul
data yang bersangkutan diminta untuk memperjelas atau
melengkapinya. Jika pengumpulan data dilakukan dengan suatu
alat ukur tertentu dan terdapat butir pemyataan yang tidak terisi
atau terjawab, untuk mengatasinya ada dua cara alternatif . Jika
butir yang tidak terjawab bersifat acak, artinya tidak terpusat
pada suatu nomor tertentu saja, maka untuk mengisi butir yang
tidak diisi adalah dengan memberikan nilai rata-rata dari semua
butir pemyataan yang diisi oleh responden. Jika pada umurnnya
responden mengabaikan suatu nomor tertentu, maka mungkin
butir pemyataan tersebut yang tidak benar sehingga strategi yang
terbaik adalab membuang butir pemyataan tersebut.

Apabila semua kuesioner sudah diteliti dan semua butir


pertanyaan atau pemyataan sudah terjawab dengan lengkap,
maka langkah kedua dalam pengolahan data adalah memberikan
kode. Untuk pertanyaan tertutup, pembuatan kode tidak
mengalami kesulitan karena dapat menggunakan kodekode yang
sudah tercantum dalam kuesioner atau menggantinya dengan
kode lain yang setara. Kesulitan akan dihadapi dalam membuat

5-5
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

kode untuk pertanyaan terbuka. Dalam arti yang sebenamya,


kesulitannya bukan terletak pada pembuatan kodenya, melainkan
dalam membuat penggolongan atas jawaban-jawaban yang
beraneka ragam. Untuk dapat melakukan penggolongan seperti
ini, maka jawaban pada semua kuesioner harus dicatat lebih
dahulu untuk diketahui variasinya. Setelah diketahui semua variasi
jawabannya, maka dibuat penggolongan atas semua jawaban
tersebut.

2) Validasi dan Kodifikasi Data

Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai


konseptualisasi atau abstraksi, merupakan representasi berarti
dan akurat dari sistem nyata? (Hoover dan Perry, 1989); Validasi
adalah penentuan apakah model konseptual simulasi (sebagai
tandingan program komputer) adalah representasi akurat dari
sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991).

3) Entri Data

Entri data merupakan proses setelah melalui tahap tahap diatas,


kualifikasi data yang akan dimasukkan harus sudah merupakan
data yang ideal artinya data tersebut sudah layak untuk diolah
proses entri data meliputi proses :

a) Developing Database Structures


Membangun struktur basis data yang akan digunakan untuk
mempermudah Konsultan untuk selanjutnya dimasukkan ke
dalam komputer.
b) Entering Data Into Computer
Memasukkan data ke dalam basis data yang telah dirancang
sebelumnya. Setiap nilai yang diperoleh dimasukkan variabel
yang tepat. Kemudian dimasukkan dalam komputer sehingga
akan menghasilkan data yang informatif
c) Data Transformations
Mengambil data dari variabel yang telah ada di dalam basis
data komputer. Yang Konsultan lakukan adalah mengambil

5-6
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

variabel jenis hasil pendataan yang dikemukakan dalam


kuesioner

4. Koordinasi Dengan Para Pejabat Terkait Untuk Verifikasi


Data / Informasi Kajian Potensi Perluasan sawah

1) Koordinasi dengan Pemberi Tugas


Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu,
melakukan koordinasi dan diskusi dengan Pemberi Tugas. Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin agar hasil pekerjaan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan terpenuhi.
2) Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya,
lembaga-lembaga desa, dan pemuka masyarakat;
Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu
melakukan koordinasi dan diskusi dengan Instansi Terkait. Hal ini
dimaksudkan agar Konsultan mengetahui perkembangan yang
berkaitan isu pokok dan kebijakan yang ada di lingkungan kerja
Instansi terkait, sehingga hasil studi yang dihasilkan sudah
mengakomodasi isu / kebijakan tersebut.
Pada tahap ini juga dilakukan pelaksanaan sosialisasi di
tingkat Kecamatan, Desa, dengan sasaran sosialisasi meliputi
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Warga, dilakukan dengan
tujuan :
1. Menyamakan presepsi dengan pejabat pemerintahan
Kabupaten, Kecamatan dan Desa mengenai keberadaan
Perluasan sawah.
2. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan kesadaran
pejabat pemerintahan dan warga mengenai pentingnya
pelaksanaan kegiatan dan hasilnya
3. Menginformasikan rencana dan kebijakan pemerintah
tentang Perluasan sawah.
4. Menjelaskan cara-cara pengelolaan dan mekanisme
pengelolaan.

5-7
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

5. Menjelaskan kerangka kerja Tim dan meminta konstribusi


masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program
pengembangan Perluasan sawah.
5. Input Data/ Informasi Kajian Perluasan sawah
Untuk memudahkan dalam kegiatan operasional penelitian, pada
pelaksanaannya digunakan pendekatan metode deskriptif analitik
dengan ditunjang oleh penggunaan alat bantu analisis berupa suatu
sistem basis data berbasis teknologi piranti lunak komputer
(Database Management System) untuk penyusunan direktori yang
akan dilakukan sehingga proses pemasukkan data ( input data) dan
editing menjadi lebih cepat. Manfaat lain dari penggunaan alat bantu
ini adalah untuk memudahkan dapat menambah atau mengubah-
ubah informasi direktori yang disusun, apabila suatu saat yang akan
datang data dan informasinya bertambah atau memerlukan
modifikasi.

Adapun target utama kegiatan tahap survey lapangan untuk


pengumpulan data dan tahap identifikasi ini adalah:
 Tersusunnya format data sesuai kebutuhan analisis
 Terverifikasinya data-data sekunder
 Terserapnya pemikiran, pendapat, & Aspirasi pelaku penanggung
jawab dan non pelaku penanggung jawab
 Tersedianya informasi bagi kebutuhan analisis.
Metode yang digunakan adalah dalam kegiatan tahap survey
lapangan untuk pengumpulan data dan tahap identifikasi ini adalah:
 dialog/wawancara menggunakan tools panduan wawancara/dialog
 checklist data, untuk pengumpulan data sekunder.
Sedangkan waktu keseluruhan untuk pelaksanaan tahap ini adalah 1
(satu) bulan).

4.1.2. ANALISA DATA

5-8
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Tahap ini terdiri dari kegiatan berikut:


a. Analisis Kebijakan Pengembangan Potensi Perluasan sawah yang
memanfaatkan teknologi.
b. Analisis Potensi Sumber Daya Perluasan sawah yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan teknologi tepat guna.
c. Analisis Komoditas Unggulan yang bebasis Perluasan sawah.
d. Analisis Sarana dan Prasarana perluasan sawah.

Target utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:


 Tersusunnya format data sesuai kebutuhan analisis
 Terverifikasinya data-data sekunder
 Terserapnya pemikiran, pendapat, & Aspirasi pelaku penanggung jawab
dan non pelaku penanggung jawab dalam Kajian Potensi Perluasan
sawah untuk Pengembangan Kebijakan.
 Tersedianya informasi bagi kebutuhan analisis tahap selanjutnya

Metode yang digunakan, diantaranya:


 Analisis Isi kebijakan
 Analisis gap ketidaksesuaian
 Analisis keterkaitan sistemik dari perencanaan sampai dengan
monitoring-evaluasi
 Analisis komprehensif.

Rincian masing-masing kegiatan diuraikan pada uraian berikut:


1. Analisis Kebijakan Pengembangan Potensi Perluasan sawah.

Analisis ini dilakukan dengan memanfaatan hasil identifikasi


keterkaitan isi peraturan dengan sistem yang ada pada Kementerian
Perdagangan.
Tabel 4-2. Uraian isi peraturan terkait
Analisis
No Peraturan Isi peraturan terkait kesesuaian dg
teori
A Undang-Undang
1
2
B Peraturan dan
Keputusan Presiden

5-9
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

1
2 Perpres
N0.92/2011
C Peraturan,
Keputusan dan
Edaran Menteri dan
Peraturan Daerah
1 Rencana
Pembangunan
Perluasan sawah
Tahun 2009- 2025.

2. Analisis Potensi Sumber Daya yang dapat dikembangkan.


Analisis ini menitikberatkan pada identifikasi dan inventarisasi di
wilayah kegiatan, dari hasil identifikasi dan inventarisasi akan dibuat
sebuah analisis potensi terbesar dan mungkin dikembangkan dengan
menggunakan teknologi tepat guna untuk mendukung dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah studi.
3. Analisis Komoditas Unggulan yang berbasis Perluasan sawah
Analisis komoditas unggulan digunakan untuk memetakan
sumberdaya unggulan berbasis Perluasan sawah yang terdapat di
wilayah studi sehingga bisa didorong menjadi komoditas yang bisa
dikembangkan dengan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan
taraf kesejahteraan masyarakat di wilayah pekerjaan.

4. Analisis Permasalahan Pengembangan Potensi Perluasan


sawah Unggulan yang dapat menggunakan teknologi tepat
guna
Analisis ini dilakukan untuk mencari potensi unggulan yang dapat
dikembangkan dengan teknologi dan inovasi tepat guna untuk
menciptakan solusi atas permasalahan yang ada dan dapat digunakan
secara berkesinambungan.

4.1.3. PENYUSUNAN DRAFT RUMUSAN KAJIAN POTENSI


PERLUASAN SAWAH.

5-10
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Penyusunan draft rumusan merupakan hasil awal dari identifikasi data


dan transformasi dari data mentah menjadi data yang informatif untuk
kemudian akan disajikan sesuai dengan permintaan user secara global
ada dua format skema penyajian Kajian Potensi Perluasan sawah di
Kabupaten Kutai Timur, Output berupa rancangan album peta ( peta
zonasi dan peta profil pengembangan) dan buku profil potensi Perluasan
sawah yang berisi eksisting condition dari potensi kawasan studi.

4.1.4. PENYUSUNAN RUMUSAN KAJIAN POTENSI PERLUASAN


SAWAH.
Hasil dari penyusunan draft rumusan ini selanjutnya didiskusikan
dengan tim teknis dari pengguna jasa, dan stakeholders yang
berkepentingan untuk mendapatkan masukan dan penyumpurnaan
sehingga dapat tersusun rumusan pengembangan Kajian Potensi
Perluasan sawah di Kabupaten Kutai Timur.

4.1.5. PENYUSUNAN REKOMENDASI FINAL KAJIAN POTENSI


PERLUASAN SAWAH
Finalisasi penyusunan Kajian Potensi Perluasan sawah di Kabupaten
Kutai Timur merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan ini seperti
yang dijelaskan pada penyusunan draft rumusan adapun hasil dari
tahapan pekerjaan ini berupa laporan akhir pelaksanaan pekerjaan ini.
 hardcopy
 softcopy

4.1.6. PENYUSUNAN LAPORAN PEKERJAAN


Laporan-laporan yang harus diserahkan untuk pemberi kerja dalam
melaksanakan pekerjaan Kajian Potensi Perluasan sawah di Kabupaten
Kutai Timur meliputi :

1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan Pendahuluan memuat : Pemahaman Konsultan terhadap isi


Kerangka Acuan Kerja(KAK) yang ada sebagai hasil dari study meja
dan hasil orientasi lapangan awal, Membuat rencana kerja
pelaksanaan pekerjaan, Pendekatan metodologi pelaksanaan

5-11
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

pekerjaan yang paling tepat, Membuat jadual/rencana kerja


pelaksanaan pekerjaan, Membuat jadual penugasan personil dan
jadual pemakaianperalatan, Membuat daftar mengenai data-data dan
peta-peta yang akan dipergunakan/diperlukan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari


kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan

2. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan memuat : -


Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __ (__________) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

3. Laporan Antara (Interim Report)

Laporan Antara memuat : Hasil kajian sementara pelaksanaan


pekerjaan, harus dilaporkan selambat – lambatnya pertengahan dari
waktu kontrak.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 45 (empat puluh lima)
hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan.

4. Laporan Akhir (Final Report)

Laporan Akhir memuat : Final Report, Peta – peta, Kesimpulan dan


Saran
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan
cakram padat (compact disc)
4.2. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan kegaitan ini


adalah mempergunakan prinsip-prinsip scenario Kajian Potensi Perluasan
sawah yang memberikan manfaat potensial bagi pengembangan daerah.
Pendekatan dilakukan dengan cara mengkombinasikan dengan faktor-
faktor yang sangat kuat relevansinya dengan kegiatan pekerjaan ini.

4.2.1. Pendekatan Studi Potensi

5-12
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Kegiatan Studi Potensi ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan


informasi untuk survey awal di lapangan atau lokasi yang diperkirakan
memiliki potensi sumber daya alam maritim dan darat untuk bahan
kebijakan di daerah tertinggal. Data yang dikumpulkan pada kegiatan
Studi Potensi ini meliputi :
a. Data dan Informasi teknis tentang potensi dan sarana pendukung
lainnya dimana besaran kuantitatif dan kualitatif data dan
informasinya dapat dipetakan pada standar potensi.
b. Data dan informasi tentang kemungkinan pengembangan potensi
Perluasan sawah dan potensi pertumbuhannya.
c. Data dan informasi non-teknis tentang profil dan kondisi infrastruktur
sosial ekonomi masyarakat, kapasitas lokal, tingkat partisipasi,
dukungan dan kontribusi masyarakat lokal untuk pengembangan
kebijakan pembangunan ekonomi daerah.

4.2.2. Pendekatan Partisipatori


Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan
prioritas dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders untuk
melengkapi kajian potensi yang sudah dihasilkan. Selain melalui
penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini juga
dilakukan dengan melalui pembahasan-pembahasan/seminar-seminar
untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis yang dibuat. Pertimbangan
menggunakan participatory rular approach adalah, bahwa saat ini
pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak relevan lagi.
Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap
kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut
adalah untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti
juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan untuk semua pihak.
Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran
implementasi hasil kajian ini di kemudian hari. Sepenuhnya disadari
bahwa penggunaan participatory approach akan menimbulkan berbagai
persoalan dalam prosesnya, terutama masalah keterbatasan waktu.
Masalah ini akan dicoba diminimalkan melalui persiapan materi dan
pelaksanaan diskusi/ wawancara yang matang.

5-13
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

4.2.3. Pendekatan Berorientasi Sumber Daya (Resource – Based)


Pendekatan berorientasi pada sumber daya terutama Dalam lingkungan
bisnis merupakan hal yang sangat penting mengingat selera pelanggan
cepat berubah dan teknologi terus menerus berkembang pesat, dengan
adanya kenyataan tersebut dan mengingat potensi sumber daya yang
belum dimanfaatkan secara optimal maka untuk mengembangkan bisnis
inti yang prospektif dan berkesinambungan harus dilakukan upaya
mengintegrasikan seluruh sumber daya potensial yang ada. Integrasi
sumber daya tersebut akan membentuk kemampuan daerah dan
memunculkan kompetensi intinya yang pada akhirnya dapat melahirkan
bisnis inti daerah yang prospektif secara berkelanjutan.
Terdapat lima faktor pendorong daya saing ekonomi regional
(Regional Economic Competitiveness Drivers) yaitu Pengetahuan
(Knowledge), Kohesi Sosial (Social Cohesion), Infrastruktur
(Infrastructure), Konektivitas (Connectivity) dan Produktivitas
(Productivity). Dimana kelima faktor pendorong tersebut perlu digali
secara optimal untuk mengembangkan bisnis inti daerah yang berdaya
saing secara berkelanjutan. Penggunaan pendekatan berorientasi sumber
daya (Resource-Based), mengarah pada winning strategies for value-
creation, yang mempermasalahkan how to untuk model market-based
dan dan tambahan tentang what is untuk model resource-based.
Berkaitan dengan upaya pengembangan bisnis inti, pendekatan
Resource-Based akan berupaya meletakkan jargon bersaing utamanya
pada bagaimana menciptakan inovasi masa depan melalui sumberdaya
yang dimiliki kawasan untuk dapat ditingkatkan kapabilitasnya dalam
bersaing melalui pemilihan kompetensi inti.
Aspek utama dalam pendekatan yang berorientasi kepada sumber
daya adalah :
a) Aspek Sumber Daya,
b) Aspek Faktor Keberhasilan dan
c) Aspek Proses Belajar. Aspek Sumber Daya digolongkan sebagai
 sumber daya tangible,
 sumber daya intangible dan
 sumber daya very intangible. Faktor Keberhasilan terdiri dari:

5-14
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

(a). Faktor Pengetahuan,


(b). Faktor Kohesi Sosial,
(c). Faktor Infrastruktur,
(d). Faktor Konektivitas dan
(e). Faktor Produktivitas.
Faktor Pengetahuan adalah kepemilikan dari suatu wilayah atas
informasi, kemampuan, kesadaran, pengakuan, pengalaman,
acquaintance dan pengertian. Pengetahuan dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu Human Capital, Structural Capital dan Relational Capital.
Human Capital adalah pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat di
suatu kawasan yang diperoleh dari pendidikan dan latihan dan pendidikan
formal. Structural Capital adalah cara cara dimana komponen komponen
didalam kawasan disistematisasi, diinternalisasi dan diproses. Sedangkan
Relational Capital adalah hubungan hubungan yang ada diantara
komponen dalam daerah serta hubungannya dengan luar daerah .
Faktor Kohesi Sosial suatu kawasan menggambarkan kebiasaan, sikap
hidup, etika dan hubungan hubungan yang tumbuh di kawasan serta cara
cara dimana hal hal tersebut dikelola. Kohesi Sosial dibedakan dalam dua
aspek yaitu budaya dan solidaritas. Budaya adalah keadaan dari cara,
Cita rasa dan pengembangan intelektual suatu kawasan tertentu yang
tumbuh sepanjang waktu dan membentuk identitas kawasan tersebut.
Budaya ini menggambarkan cara cara masyarakat bertindak, apa yang
mereka suka dan tidak suka, bahasa mereka, cara cara mengorganisasi
sesuatu, pendidikan serta hikayat hikayat yang dimiliki. Karena itu budaya
sangat penting karena hal ini mencerminkan cara cara sesuatu bekerja,
sesuatu dilakukan dan cara cara bagaimana suatu masalah dianalisis dan
dipecahkan di sutu kawasan tertentu. Sementara solidaritas dikaitkan
dengan budaya suatu kawasan karena hal ini merupakan cara dimana
kawasan tersebut memiliki kesatuan kepentingan. Kepentingan
membentuk budaya, sementara cara cara kepentingan tersebut
dipersatukan membentuk solidaritas. Solidaritas tersebut menumbuhkan
kepercayaan, kebahagiaan dan kebersamaan masyarakat yang akan
menjadi cita cita bersama dalam mewujudkan lingkungan keberhasilan.

5-15
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Faktor Infrastruktur yang didefinisikan sebagai struktur dasar atau


perangkat modal tetap dari sistem ekonomi kawasan. Infrastruktur dasar
ini meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur struktural dan infrastruktur
sumber daya manusia. Infrastruktur dibedakan antara mature
infrastructure dan high-tech infrastructure. Mature infrastructure dikaitkan
dengan kebutuhan dasar suatu kawasan dan yang sudah tersedia, seperti
sistem jalan raya. Mature infrastructure selalu dikembangkan dan
diperbaiki untuk mewujudkan keunggulan kawasan. Sementara high-tech
infrastructure dikaitkan dengan modernisasi infrastruktur yang ada seperti
pusat penelitian dan pengembangan. Faktor infrastruktur menjadi sangat
penting karena menyeiakan sejumlah elemen dan layanan yang dianggap
penting bagi berfungsi maupun tumbuhnya sistem ekonomi kawasan.
Faktor konektivitas yaitu keterbukaan dan terutama kemampuan suatu
kawasan untuk terbuka terhadap pihak luar kawasan. Konektivitas suatu
kawasan membentuk sebagian pengetahuan kawasan tersebut yaitu
relational capital. Karena itu konektivitas dikaitkan dengan relations inside
region dan relations outside region. Relations inside region
mengindikasikan hubungan kawasan tersebut dengan perusahaan,
lembaga lembaga, pemerintah, perguruan tinggi maupun masyarakat
dalam kawasan tersebut. Sementara relations outside region
mengindikasikan hubungan dengan kawasan lain maupun dengan dunia
internasional. Faktor konektivitas penting karena menjadi landasan suatu
kawasan dalam mendapatkan keunggulan di pasar internasional.
Faktor produktivitas yaitu jumlah total barang dan jasa yang
dikreasikan atau diinovasikan di suatu kawasan, serta efisiensi yang dapat
dicapai. Faktor produktivitas dapat menunjukkan kinerja ekonomi
kawasan berdasarkan dua macam sumber produktivitas yaitu tangible
dan intangible suatu daerah.

4.2.4. Pendekatan Legalitas Dalam Penyusunan Rencana Tindak


Pendekatan legalitas ini pada dasarnya adalah mengakomodasikan
semua legalitas yang sudah pernah dibuat dan berlaku untuk menjadi

5-16
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

pedoman pada pengembangan selanjutnya. Yang menjadi pedoman tentu


merupakan legalitas yang tingkatan kekuatan hukumnya lebih tinggi.
Apabila ada perbedaan diantara legalitas yang ada, akan dipakai
ketentuan yang ada pada ketetapan legalitas yang lebih tinggi.
Sedangkan apabila legalitas lebih rinci berbeda dengan apa yang akan
dikembangkan, dapat diabaikan dan dapat dibuat ketentuan transisi
untuk mengakomodasikan adanya perbedaan tersebut agar tidak
menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu yang menjadi obyek
bagi legalitas yang lebih rinci tersebut pada waktu sebelumnya. Karena
yang dipakai dasar dalam pendekatan ini adalah aspek legalitas, maka
urutan tingkat kekuatan hukum yang digunakan juga mengikuti
ketentuan legal yang ada. Dalam kaitannya dengan kajian potensi
Perluasan sawah, pendekatan ini digunakan agar apa yang akan
dilakukan/direncanakan tidak melanggar ketentuan yang lebih tinggi yang
sudah ada, dan dapat mengakomodasikan ketentuan transisi jika
diperlukan karena kebijakan detail sebelumnya. Oleh karena itu kebijakan
mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP),
Peraturan/Keputusan Presiden, Peraturan/ Keputusan Menteri, Peraturan
Daerah, Peraturan Gubernur/Bupati, maupun Keputusan Gubernur/Bupati
yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pendukung usaha
Perluasan sawah di wilayah kajian akan diperhatikan dan diakomodasikan
dalam rencana pengembangan berikutnya.

4.3. IDENTIFIKASI CALON PETANI DAN CALON LOKASI


(CPCL)

a. Identifikasi dilakukan satu tahun sebelum (T-1) untuk kegiatan perluasan


sawah dikeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan penganggaran
perluasan sawah pada tahun berikutnya, proses identifikasi telah
dilakukan pada tahun sebelumnya.
b. Calon lokasi yang akan di tetapkan sedapat mungkin berasal dari usulan
petani.
c. Identifikasi dilakukan berdasarkan data, informasi dan pengamatan
lapangan yang bertujuan untuk menentukan lokasi perluasan sawah yang
secara umum peruntukannya sesuai dengan RUTRW, standar teknis dan

5-17
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

kriteria yang telah ditetapkan. Pemilihan lokasi diutamakan pada lahan


dengan tingkat kesulitan terkecil. Identifikasi di lakukan oleh petugas
Dinas Pertanian daerah (propinsi dan kabupaten/kota) dengan dibantu
oleh masyarakat/ aparat setempat.
d. Identifikasi dilakukan juga terhadap calon petani. Petani penerima
kegiatan perluasan sawah sedapat mungkin petani yang memang
membutuhkan lahan sawah sebagai sumber pendapatan utama keluarga.
e. Penetapan calon petani dilakukan oleh aparat setempat (Kepala Desa/
Camat) bersama dengan petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi perluasan sawah.

4.4. SURVEI DAN INVESTIGASI

a. Survei dan investigasi dilakukan satu tahun sebelum (T-1) untuk kegiatan
perluasan sawah dikeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan
penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, proses survei
dan investigasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
b. Survei/investigasi calon lokasi ialah kegiatan penelitian pada calon lokasi
perluasan sawah baik pada Daerah Irigasi, lahan rawa maupun tadah
hujan yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk
sawah.
c. Calon lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah
calon lokasi yang memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :
1)Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali
sawah tadah hujan.
2)Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun.
3)Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.
4)Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah
rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap
oleh petani.
5)Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).
6)Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain dan
atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.

5-18
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

7)Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan


dengan calon lokasi serta berkeinginan untuk bersawah.
8)Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya
tersedia.

2. Tahapan Survei/Investigasi sebagai berikut:


a. Persiapan berupa penggandaan peta situasi, peta rancangan jaringan
irigasi, irigasi rawa, bahan, peralatan, pembuatan daftar pertanyaan
dan tabel-tabel untuk pelaksanaan maupun pengolahan data. Selain itu
dipersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dilapangan.
b. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat
terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan lahan
sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan. Koordinasi terutama
dilakukan dengan Bappeda untuk kepastian RTRW, Dinas Kehutanan
untuk kepastian kawasan, BPN untuk kejelasan status kepemilikan dan
Dinas Pengairan untuk koordinasi sistem jaringan pengairan di lokasi
yang direncanakan.
c. Pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer berupa parameter
dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai acuan penentuan
kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik tanah, status kepemilikan
lahan
d. kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi, kesediaan petani, daftar
nama petani dan luas lahan, pengukuran dan pemetaan lokasi. Data
sekunder berupa pola usahatani, analisis usahatani, penyediaan saprotan,
pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi dan curah hujan baik
harian atau bulanan selama satu tahun.
e. Tabulasi dan pengolahan data hasil survei.
Data hasil survei ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan hasil
survei yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi dan
pembuatan desain.
f. Pembuatan laporan kegiatan survei sebagai dasar penetapan lahan
sawah yang akan dikonstruksi.

5-19
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Hasil survei calon lokasi perluasan sawah nantinya berupa buku laporan
dan daftar lokasi yang dinyatakan layak untuk didesain yang selanjutnya
dicetak menjadi sawah dan daftar lokasi yang tidak layak untuk didesain.
Untuk setiap lokasi perluasan sawah daerah irigasi (DI) dibuat satu buku
laporan yang bertujuan untuk menyusun dan mengumpulkan hasil
kegiatan yang mudah dibaca dan diketahui oleh semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan laporan tersebut.

4.5. PENETAPAN CALON LOKASI DAN LOKASI PERLUASAN


SAWAH

Penetapan calon lokasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-1)


sedangkan penetapan lokasi dilakukan pada tahun bersamaan, setelah DIPA
untuk kegiatan perluasan sawah dikeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan
penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, penetapan calon lokasi
telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Penetapan calon lokasi perluasan
sawah ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota,
sedangkan untuk Penetapan lokasi perluasan sawah ditanda tangani
oleh Bupati/Walikota. Hal ini bertujuan untuk memperoleh jaminan bahwa
sawah yang baru dicetak tidak dialihkan untuk peruntukan lainnya, sehingga
investasi yang cukup besar untuk perluasan sawah dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
Penetapan lokasi baru dapat dilakukan jika menurut hasil Survey dan
Investigasi calon lokasi layak dikembangkan untuk perluasan sawah baru.
Penetapan lokasi harus didukung oleh dokumen berikut :
a. Data calon petani yang membutuhkan perluasan sawah dan bersedia
menggarap sawah yang dicetak secara optimal.
b. Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan koordinasi yang dilakukan
dengan Bappeda, Dinas Kehutanan, Badan Pertanahan dan Dinas Pengairan.
c. Peta-peta yang terkait lokasi yang akan dikerjakan yang terdiri dari :
1.Peta Situasi Lokasi
2.Peta Topografi
3. Peta Desain Sawah

5-20
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Desain
1. Pembuatan Desain dilakukan sebaiknya satu tahun sebelum DIPA
dikeluarkan (T-1) atau selesainya bersamaan dengan akan dimulainya
pelaksanaan konstruksi perluasan sawah.
2. Pembuatan Desain hanya dilakukan pada calon lokasi yang berdasarkan
hasil survey/investigasi dinyatakan layak untuk perluasan sawah.
3. Pola pelaksanaan kegiatan desain perluasan sawah bisa dilakukan
dengan pola kontraktual ataupun swakelola, disesuaikan dengan
kemampuan anggaran dan kemampuan teknis sumber daya manusia
yang tersedia. Sedangkan metodologi pelaksanaan kegiatan desain
perluasan sawah dilakukan dengan metode pengukuran terestrial atau
kombinasi dari metode terestrial dan penginderaan jauh, disesuaikan
dengan luas dan tingkat kesulitan lapangan.
4. Sebelum dilaksanakan pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan
penyuluhan terhadap para petani pemilik lahan dengan tujuan agar petani
memahami kegunaan pembuatan desain dan memanfaatkan desain
tersebut dalam pelaksanaan konstruksi. Para petani pemilik lahan agar
memasang patokpatok batas pemilikan lahan untuk mempermudah
pelaksanaan proses desain.
5. Jenis – jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu:
a. Penyediaan peta dasar teknis
Peta dasar teknis merupakan peta dasar dalam pembuatan peta
situasi calon lokasi, peta topografi dan peta rancang/desain yang
berkoordinat global/nasional. Peta dasar teknis bisa berupa Peta Rupa
Bumi Indonesia (RBI) yang mencakup calon lokasi yang akan di
desain.
b. Pembuatan peta situasi lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat pada skala 1 : 1000. Peta
situasi lokasi ini memuat data sebagai berikut :
1) Batas petak tersier calon lokasi perluasan sawah
2) Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum direncanakan menjadi
petak-petak sawah

5-21
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

3) Peruntukan lahan, misalnya persawahan, hutan lindung dan


sebagainya.
4) Batas administrasi pemerintahan, misalnya batas kampung, desa,
kecamatan, Kabupaten, dan sebagainya.
5) Batas tataguna lahan/vegetasi lahan seperti hutan berat, hutan
ringan, tegalan dan alang-alang.
6) Seluruh alur sungai, tata letak jaringan pengairan, bangunan
irigasi, drainase dan bangunan lainnya
7) Tata letak jaringan jalan yang ada terutama jalan negara, jalan
propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan
setapak ke lokasi perluasan sawah.
c. Pembuatan peta topografi per hamparan lahan ≥ 10 Ha. Peta topografi
pada daerah irigasi dibuat per blok hamparan yang di dasarkan pada
kemiringan lahan (slope). Peta topografi pada daerah rawa dibuat per
blok hamparan yang didasarkan pada blok tersier daerah yang
bersangkutan. Dalam pembuatan peta topografi harus memuat data
sebagai berikut :
1) Jaring-jaring ukur serta titik-titik hasil pengukuran yang dilengkapi
dengan nilai elevasinya.
2) Garis kontur, dengan interval kontur yang disesuaikan dengan
kebutuhan desain, skala peta dan bentuk muka tanah
3) Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat
dikembangkan dan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta
vegetasi lahan.
4) Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani pemilik dan
luas pemilikannya.
5) Jaringan Jalan usahatani dan jaringan irigasi jika sudah ada
d. Pembuatan peta rancangan (desain) skala 1 : 1000. Pembuatan peta
rancangan (desain) pada daerah irigasi harus memuat data sebagai
berikut :
1) Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin
sejajar dengan garis kontur. Rancangan petak-petak sawah dibuat

5-22
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

sesuai dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan


keinginan petani.
2) Rancangan (desain) petak-petak sawah dibuat maksimal 50 x 100 m
pada daerah yang datar.
3) Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan
memperhatikan sistem tata air di lokasi tersebut (jika ada atau
direncanakan untuk daerah irigasi), sebagai titik ikat dapat digunakan
tinggi muka air pada pintu saluran tersier.
4) Tata letak jalan usahatani dalam hamparan perluasan sawah.
5) Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor
petakan sawah per petani dan luas petakan sawah.
6) Elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang sudah dirancang.
7) Batas jenis vegetasi antara hutan berat, hutan ringan, tegalan dan
alang-alang dan batas penggunaan lahan.
8) Potongan melintang rencana land leveling. Pembuatan peta
rancangan (desain) pada daerah rawa harus memuat data sebagai
berikut :
1) Tata letak (lay out) petak-petak sawah yang dirancang sesuai
dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan keinginan
petani dan memperhatikan tinggi muka air pasang variasi rata-
rata harian dan pasang tertinggi pada bulan purnama, sehingga
dapat diperkirakan lokasi tersebut dapat diairi tetapi tidak
tergenang.
2) Tata letak (lay out) jaringan drainase tersier dan kuarter lengkap
dengan saluran drainasenya, di dalam hamparan perluasan sawah.
Jika tata letak jaringan tersier dan kuarter belum ada, maka harus
dibuat rancangan tata letaknya lengkap dengan saluran drainase
dan pintu–pintu bagi maupun gorong–gorong.
3) Tata letak (lay out) jalan usahatani di dalam hamparan perluasan
sawah dengan ketentuan jalan usahatani dirancang sedemikian
rupa sehingga tidak hanya

5-23
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

berfungsi sebagai jalan, tetapi juga berfungsi sebagai tanggul


pengaman air pasang. Untuk itu lebar jalan minimal 3 m dengan
kemampuan daya dukung atas beban lebih kurang 1 ton.
e. Pembuatan daftar petani pemilik penggarap/ penggarap berdasarkan jenis
vegetasi (semak belukar, hutan ringan, hutan sedang, hutan berat) dan
kemiringan lahan dengan luas per hamparan > 10 Ha.
Daftar nama petani pemilik dibuat pada setiap petak sawah, yang
memuat :
1) Nomor urut petani per petak tersier sesuai dengan yang tercantum
dalam peta topografi dan peta rancangan petak-petak sawah.
2) Luas pemilikan lahan setiap petani.
3) Jumlah dan luas petak–petak sawah yang dirancang setiap petani.
4) Rincian jenis vegetasi per pemilikan lahan.
f. Spesifikasi teknis perluasan sawah.
Pembuatan spesifikasi teknis bertujuan untuk memudahkan pembuatan
rencana biaya, pembacaan gambar di lapangan dan penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
g. Perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah.
Hal–hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya konstruksi yaitu:
1) Biaya land clearing yang disesuaikan dengan jenis vegetasi lahan.
2) Biaya land leveling, antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan pengembalian
top soil, galian timbunan, pemadatan dan perataan tanah yang disesuaikan
dengan topografi lahan.
3) Pembuatan Galengan.
4) Pembuatan jalan usaha tani di dalam hamparan perluasan sawah.
5) Pembuatan jaringan irigasi/ drainase/ tata air mikro di dalam hamparan
perluasan sawah.
6) Biaya pembuatan pematang batas pemilikan.
Biaya untuk pekerjaan penunjang lainnya

5-24
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Tabel 4-3

Rencana Kerja

5-25
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

5
5 Sistemorganisasi
Sistem organisasipelaksanan
pelaksanankegiatan
kegiatan

5.1. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.2. SUSUNAN DAN ORGANISASI TIM KONSULTAN

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, tim manajemen PT. .......................


telah melakukan seleksi internal guna memilih personil yang akan ditugaskan
sesuai dengan jenis dan kualifikasi keahlian yang dibutuhkan sebagaimana yang
telah dijelaksan dalam KAK. Secara keseluruhan, personil yang diajukan berikut
persyaratan minimal yang harus dipenuhi serta tugas dan tanggung jawabnya
adalah sebagai berikut :

Tabel 4-3. Komposisi Tim Tenaga Ahli Perencanaan Percetakan


Sawah
Nama Tenaga Keterangan
No Posisi Tenaga Ahli Mobilisasi
Ahli
A Tenaga Ahli
1
2 dst
Jumlah A 14 mm
B Pendukung
1 dst
2
Jumlah B 14 mm
Jumlah A+ B 28 mm

Berdasarkan tabel 4-3, komposisi tenaga ahli yang diajukan dapat


dijelaskan sebagai berikut.

A. Kualifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung

5-26
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

. Tenaga Ahli
2. Ketua Tim
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil Sumber
Daya Air lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman 10 (sepuluh) tahun
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan. Disyaratkan yang telah memiliki
Setifikat Keahlian (SKA)
2. Ahli Muda Irigasi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Irigasi Strata 1 (S1)
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang
telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
3. Ahli Muda Perencana Pencetakan Lahan Beririgasi (PLB)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
4. Ahli Muda Geodesi.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
5. Ahli Muda Tanah Pertanian
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luarnegeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
6. Ahli Muda Agronomi

5-27
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
7. Ahli Muda Estimasi Biaya
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
8. Ahli Muda Kontrak.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, yang telah memiliki
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).

Tenaga Pendukung (jika ada):


9. Asisten Muda Irigasi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Irigasi Strata
1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun,
diutamakan yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
10. Asisten Muda Perecana Pencetakan Lahan Beririgasi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1)
lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
11. Asisten Muda Geodesi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata 1 (S1)
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang

5-28
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
12. Asisten Muda Tanah Pertanian
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan niversitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
13. Asisten Muda Agronomi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan Universitas Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
14. Asisten Muda Estimasi Biaya
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1)
lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
15. Surveyor
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara yang berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan Survey sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
16. Manager Kantor
Tenaga yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata 1 (S1) lulusan
universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga)
17. Staf Administrasi
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta

5-29
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.
18. Operator Komputer
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
19. Tenaga Data Entri
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
20. Juru Gambar
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
21. Supir
Tenaga yang disyaratkan adalah supir terampil.
22. Labour
Buruh/tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.
23. Pesuruh/Pelayan Kantor
Tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.

5-30
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

6
6 Sistemlaporan
Sistem laporandan
danfasilitas
fasilitaspenunjang
penunjang

6.1. SISTEM PELAPORAN

Sebagai fungsi monitoring dan pengendalian kami sebagai penyedia jasa


(konsultan) akan menyusun dan menyerahkan laporan pada setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
Adapun jenis laporan yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan
Perencanaan Percetakan Sawah wajib dilaporkan dan disampaikan baik dalam
bentuk hardcopy maupun softcopy yang disimpan dalam bentuk CD ( Compact
Disk/Software) dengan ketentuan sebagai berikut.

6.1.1 Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan memuat : Pemahaman Konsultan terhadap isi
Kerangka Acuan Kerja(KAK) yang ada sebagai hasil dari study meja dan
hasil orientasi lapangan awal, Membuat rencana kerja pelaksanaan
pekerjaan, Pendekatan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang paling
tepat, Membuat jadual/rencana kerja pelaksanaan pekerjaan, Membuat
jadual penugasan personil dan jadual pemakaianperalatan, Membuat
daftar mengenai data-data dan peta-peta yang akan
dipergunakan/diperlukan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

Laporan pendahuluan dibuat rangkap 10 (sepuluh) oleh Tim Konsultan


Pusat yang disampaikan kepada Ditjen Bina Bangda paling lambat
sebulan setelah penandatanganan kontrak pekerjaan.

6.1.2 Laporan Bulanan


Laporan Bulanan memuat : -
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __ (__________) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan

6-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

Laporan bulanan dibuat rangkap 5 (lima) oleh Tim Konsultan Pusat dan
Daerah yang disampaikan kepada Ditjen Bina Bangda paling lambat
setiap akhir bulan pelaksanaan pekerjaan, dan 1 dokumen diserahkan
kepada masing-masing Bappeda provinsi sesuai dengan wilayah kerjanya.

6.1.3 Laporan Antara


Laporan Antara memuat : Hasil kajian sementara pelaksanaan pekerjaan,
harus dilaporkan selambat – lambatnya pertengahan dari waktu kontrak.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 45 (empat puluh lima) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan
6.1.4 Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat : Final Report, Peta – peta, Kesimpulan dan Saran
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari kerja
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan cakram padat
(compact disc)

6.2 FASILITAS PENUNJANG

Untuk mendukung dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan percetakan


sawah kami sebagai Konsultan Pelaksana memiliki berbagai fasilitas dan
peralatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan/proyek-proyek
yang sedang dilaksanakan tersebut. Adapun fasilitas pendukung tersebut adalah
sebagai berikut.

1) Kantor/Studio

Kantor/Studio ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Ruang Direksi,


Ruang Rapat, Ruang Staf/Tenaga Ahli dan Studio.

Seluruh di Kantor/Studio diintegrasikan dengan sistem Local Area Network


(LAN) yang memungkinkan aktifitas dilakukan secara terintegrasi satu sama
lain.

2) Perlengkapan Kantor

Total Station/Theodolit, GPS Tipe Mapping Dengan Ketelitian Pengukuran


Yang Dihasilkan Kurang Dari 1 M, Bor Tanah, Printer A3 Colour Resolusi
minimal 600 dpi, Komputer dengan spesifikasi memenuhi untuk pengolahan

6-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

grafis, Software Pengolahan Data GPS dengan syarat sejenis dengan


receiver yang digunakan, Software SIG atau Carthografy

3) Kendaraan Operasional

a. Kendaraan Roda-4

b. Kendaraan Roda-2

6-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS

7
7 PENUTUP
PENUTUP

Dokumen Proposal Teknis dari pelaksanaan Perencanaan percetakan


sawah telah kami upayakan sesuai dan memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam KAK, RKS, Penjelasan yang dikeluarkan oleh Panitia Pengadaan Jasa
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten utai Timur Tahun Anggaran 2013.

Selanjutnya Dokumen Proposal Teknis ini akan dimasukkan sebagai


dokumen penawaran yang juga terdiri dari dokumen administrasi dan teknis
serta dokumen penawaran biaya.

Besar harapan kami dapat memperoleh kesempatan berpartisipasi


dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya


Dokumen Proposal Teknis ini kami sampaikan terima kasih.

Kutai Timur, Mei 2013

7-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN

You might also like