Professional Documents
Culture Documents
1
1 KOMPETENSIPERUSAHAAN
KOMPETENSI PERUSAHAAN
1-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
STRUKTUR ORGANISASI
PT REKA ENAMGUNITA
1-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2
2 PEMAHAMAN,APRESIASI
PEMAHAMAN, APRESIASIDAN
DANTANGGAPAN
TANGGAPANTERHADAP
TERHADAPKAK
KAK
2.1.1.Dasar Hukum
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), adapun dasar hukum yang melandasi
pelaksanaan kegiatan Perencanaan Percetakan Sawah Kecamatan Karangan
Desa Mukti Lestari, Karangan Seberang, Pengadan Kabupaten Kutai Timur seluas
190 Ha, antara lain:
a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/Kpts/OT.210/2/2003 Tahun
2003, tentang Pedoman Manajemen Program dan Proyek Pembangunan
Pertanian.
b. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman Pangan (Perluasan Sawah),
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2013.
c. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
d. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian Nomor :
2.01.2.01.01.16.55 Tanggal 7Januari 2013 tentang Alokasi Anggaran
Kegiatan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur.
e. Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Selaku Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : 252 Tahun 2013 Tanggal
2-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Sawah lahan rawa adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air
rawa.
6. Sawah baru adalah sawah yang baru dicetak/dikonstruksi dan belum
mengalami pembentukan lapisan tapak bajak (plow layer).
7. Survei/investigasi calon lokasi adalah kegiatan penelitian pada calon lokasi
perluasan sawah yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang
layak untuk kegiatan perluasan sawah.
8. Desain perluasan sawah adalah peta rancangan (rancangan petak-petak)
pada sebidang lahan yang akan dipergunakan sebagai pedoman atau
patokan teknis dalam pelaksanaan konstruksi perluasan sawah.
9. Semak/alang-alang merupakan tanah yang tertutup oleh tumbuhan semak
belukar dan rumput alang-alang.
10. Hutan ringan adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohon-pohon
sebanyak ± 300 batang per hektar, diantaranya 70% berdiameter kurang
dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
tumbuhan perdu dan nipah.
11. Hutan sedang adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohon-pohon
antara 300 - 600 batang per hektar, diantaranya 70% berdiameter kurang
dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
tumbuhan perdu dan nipah.
12. Hutan berat adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh pohonpohonan
sebanyak ± 600 batang per hektar diantaranya 70% berdiameter lebih dari
30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan tanah) dengan atau tanpa
ditumbuhi oleh tanaman perdu, semak belukar ataupun nipah.
13. Semak/alang-alang, hutan ringan, hutan sedang dan hutan berat yang bisa
diusahakan untuk perluasan sawah merupakan
14. kawasan di luar status hutan yang peruntukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
15. Kemiringan/kelerengan (slope) lahan dapat diklasifikasikan
dalam 4 kelas slope yaitu : < 5% (datar), 5%-10% (berombak), > 10%-
15% (bergelombang) dan > 15% (berbukit).
16. Saprotan adalah sarana produksi & alsintan yang terdiri dari pupuk,
pestisida, benih, alat mesin pertanian, dll.
2-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
17. Pirit (pyrite) adalah senyawa FeS2 yang biasa terdapat padatanah yang
kerap mengalami genangan. Senyawa ini akan bersifat stabil pada kondisi
reduksi yaitu pada saat tergenang. Senyawa ini akan menjadi masalah ketika
mengalami oksidasi yaitu ketika senyawa ini bersentuhan dengan udara.
Senyawa pirit yang telah teroksidasi dapat menyebabkan kemasaman bagi
tanah.
18. Lahan terlantar untuk perluasan sawah adalah lahan yang sudah pernah
menjadi sawah dan tidak diusahakan lagi minimal sepuluh tahun dan tidak
memungkinkan dengan anggaran kegiatan optimasi lahan.
19. Lahan perkebunan tidak produktif adalah lahan yang ditumbuhi oleh
tanaman perkebunan yang tidak mampu lagi berproduksi secara optimal
yang dapat disebabkan berbagai hal seperti umur tanaman yang sudah
terlalu tua, jeluk air tanah yang dangkal sehingga menggenangi akar
tanaman dan sebab lainnya.
2.2.1. Maksud
2.2.2. Tujuan
2-5
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Di dalam KAK telah diuraikan secara jelas terkait dengan lingkup kerja,
konsultan memahami bahwa Ruang lingkup kegiatan pelaksanaan survei dan
investigasi disain (SID) pada calon lokasi perluasan sawah dan pembuatan disain
rancangan perluasan sawah pada calon lokasi yang dinyatakan layak untuk
sawah. Secara rinci, tahapan pekerjaan kegiatan survei, investigasi dan disain
perluasan sawah adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan berupa penggandaan kuisioner/daftar pertanyaan, penggandaan
peta pendukung serta penyiapan bahan dan peralatan baik untuk
pelaksanaan di lapangan maupun pengolahan data.
b. Sosialisasi dan koordinasi
Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi dilakukan bersama dengan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, instansi terkait dan
masyarakat terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan
sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan.
c. Pengumpulan data primer dan sekunder
Data primer berupa parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan
sebagai acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik tanah,
status kepemilikan lahan, kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi,
kesediaan petani, daftar nama petani dan luas kepemilikannya serta
pemetaan awal lokasi. Data sekunder berupa pola usahatani, analisis
usahatani, penyediaan saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di
lokasi dan curah hujan baik harian atau bulanan selama satu tahun.
d. Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder
Data hasil survei dan investigasi ditabulasi dan diolah untuk pembuatan
laporan yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi.
e. Penentuan kelayakan calon lokasi
Penentuan kelayakan calon lokasi dilakukan oleh Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Kutai Timur berdasarkan hasil tabulasi dan
pengolahan data primer dan sekunder. Calon lokasi yang dapat dinyatakan
layak untuk perluasan sawah ialah calon Iokasi yang memenuhi 8 (delapan)
syarat pokok yaitu :
i. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah
tadah hujan.
2-6
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-7
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Tata letak jaringan jalan yang ada. terutama jalan negara, jalan
propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan
setapak ke lokasi perluasan sawah
3. Pembuatan peta topografi skala 1: 1.000
Peta topografi memuat data sebagai berikut:
Jaring-jaring ukur serta titik-titik hasil pengukuran yang dilengkapi
dengan nilai elevasinya.
Garis kontur, dengan interval kontur yang disesuaikan dengan
kebutuhan disain,skala peta dan bentuk muka tanah.
Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat
dikembangkan dan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta
vegetasi lahan.
Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani pemilik dan
luas pemilikannya.
Jaringan jalan usahatani dan jaringan irigasi jika sudah ada
4. Pembuatan peta rancangan/disain pada daerah harus memuat data sebagal
berikut:
Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin
sejajar dengan garis kontur. Rancangan petak-petak sawah dibuat
sesuail dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan
keinginan petani.
Rancangan (disain) petak-petak sawah dibuat makimal 50 m x 100 m
pada daerah yang datar.
Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan
memperhatikan sistem tata air di lokasi tersebut (jika ada atau
direncanakan untuk daerah irigasi), sebagal titik ikat dapat digunakan
tinggi muka air pada pintu saluran tersier.
Tata letak jalan usahatani dalam hamparan perluasan sawah.
Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor petakan
sawah per petani dan luas petakan sawah.
Elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang sudah dirancang.
Batas vegetasi lahan antara hutan berat, hutan ringan, tegalan dan
alang-alang dan batas penggunaan lahan.
Potongan melintang rencana land leveling.
Pembuatan peta rancangan (disain) pada daerah rawa harus memuat data
sebagai berikut :
Tata letak (lay out) petak-petak sawah yang dirancang sesuai dengan
batas pemilikan tanah dengan memperhatikan keinginan petani dan
memperhatikan tinggimuka air pasang variasi rata-rata harian dan
2-8
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
KAK telah menguraikan secara jelas mengenai keluaran dari pekerjaan ini.
Berkaitan dengan keluaran, uraian yang dinyatakan dalam KAK dihasilkan dalam
bentuk hardcopy dan backup data berupa softcopy menggunakan Harddisk
Eksternal dan Compact Disk (CD) dengan rincian sebagai berikut:
1) Peta digital yang meliputi peta dasar teknis, peta situasi lokasi skala 1 :
1.000, peta topografi skala 1: 1.000, dan peta rancangan/disain skala 1 :
1.000 dalam format vector.
2) Pencetakan kartografis peta meliputi peta situasi lokasi, peta topografi dan
peta rancangan/disain yang dilengkapi daftar petani pemilik/penggarap,
dicetak sebanyak 5 rangkap pada kertas ukuran A3.
3) Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah
serta konstruksi/bangunan penunjang lainnya seperti cek dam, pintu air,
2-9
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Tenaga Ahli
1. Ketua Tim
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil Sumber
Daya Air lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman 10
(sepuluh) tahun dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan. Disyaratkan
yang telah memiliki Setifikat Keahlian (SKA)
2-10
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-11
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-12
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-13
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2-14
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2.8.2.Laporan Pendahuluan
2.8.4.Laporan Antara
2.8.5.Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat : Final Report, Peta – peta, Kesimpulan dan Saran
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan cakram
padat (compact disc)
2-15
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
3
3 TinjauanNorma,
Tinjauan Norma,standar
kriteriaperluasan
standarteknis,
perluasansawah
sawah
teknis,prosedur
prosedurdan
dan
kriteria
Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan
lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan kriteria
sebagai berikut :
3-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
1. Norma
Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk menambah baku
lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang sudah mempunyai dan atau
rencana pengembangan jaringan drainase sampai pada tingkat tersier. Lahan
harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan
lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan ≥ 10 hektar.
c. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal antara 50-60 cm.
d. Dekat dengan pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi
3-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
c. Penetapan Lokasi
d. Desain.
e. Konstruksi ( Land Clearing, Land Leveling).
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan atau lebak
berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
b. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
c. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.
d. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/ KK.
e. Petugas lapangan sudah ada.
1. Norma
Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah baku lahan
sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang belum dimanfaatkan dan
mempunyai curah hujan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi serta
potensi sumber-sumber air lainnya yang dapat dikembangkan untuk mendukung
pengairan pada lokasi tersebut. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan
bukan berada pada kawasan hutan lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan > 10 hektar.
c. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan <
5%.
d. Dekat dari pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL).
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan lokasi
d. Desain.
3-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
e. Konstruksi
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia air untuk 1 kali
tanam setahun.
b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan berdasarkan
ketentuan dan kriteria yang berlaku.
c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
d. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau penggarap.
e. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/ KK.
f. Petugas lapangan sudah ada.
g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui oleh kendaraan
roda 4.
3-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
4
4 Metodologidan
Metodologi danpendekatan
pendekatan
USULAN TEKNIS
4.1. Metodologi
Tahap persiapan dan identifikasi awal ini, terdiri dari sub kegiatan:
1. Persiapan dan mobilisasi
Pada tahap ini dilakukan penyiapan studio, metoda kerja dan rencana
kerja pendekatan pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, penyiapan
awal perangkat survai, serta penyiapan tim pelaksana.
Tahap ini dilaksanakan dalam waktu selama 2 (dua) minggu.
2. Pengumpulan data awal
Kegiatan ini dilakukan terutama pada pengumpulan data yang
bersifat data sekunder yang datanya banyak beredar di lembaga
pemerintah Kabupaten Kutai Timur maupun private pusat ataupun
data-data yang banyak beredar di internet. Pengumpulan data awal
ini dilakukan dalam waktu sekitar 2 minggu.
Data-data yang dikumpulkan yaitu:
a. Data kebijakan terkait, meliputi:
5-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-4
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
konsultan akan melakukan input data dari data data yang sudah
dikumpulkan di lapangan. Data hasil survey diolah antara lain untuk
memvalidasi hasil pengukuran atau audit sehingga sebagai keluaran
proses ini akan dihasilkan besaran-besaran parameter yang
representatif dan sesuai dengan metode yang digunakan.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan Persiapan data,
Tabulasi data, dan Analisis Data.
1) Persiapan Data (Data Preparation)
5-5
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
3) Entri Data
5-6
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-7
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-8
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-9
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
1
2 Perpres
N0.92/2011
C Peraturan,
Keputusan dan
Edaran Menteri dan
Peraturan Daerah
1 Rencana
Pembangunan
Perluasan sawah
Tahun 2009- 2025.
5-10
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-11
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
2. Laporan Bulanan
5-12
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-13
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-14
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-15
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-16
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-17
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
a. Survei dan investigasi dilakukan satu tahun sebelum (T-1) untuk kegiatan
perluasan sawah dikeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan
penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, proses survei
dan investigasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
b. Survei/investigasi calon lokasi ialah kegiatan penelitian pada calon lokasi
perluasan sawah baik pada Daerah Irigasi, lahan rawa maupun tadah
hujan yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk
sawah.
c. Calon lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah
calon lokasi yang memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :
1)Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali
sawah tadah hujan.
2)Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun.
3)Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.
4)Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah
rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap
oleh petani.
5)Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).
6)Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain dan
atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.
5-18
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-19
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Hasil survei calon lokasi perluasan sawah nantinya berupa buku laporan
dan daftar lokasi yang dinyatakan layak untuk didesain yang selanjutnya
dicetak menjadi sawah dan daftar lokasi yang tidak layak untuk didesain.
Untuk setiap lokasi perluasan sawah daerah irigasi (DI) dibuat satu buku
laporan yang bertujuan untuk menyusun dan mengumpulkan hasil
kegiatan yang mudah dibaca dan diketahui oleh semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan laporan tersebut.
5-20
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Desain
1. Pembuatan Desain dilakukan sebaiknya satu tahun sebelum DIPA
dikeluarkan (T-1) atau selesainya bersamaan dengan akan dimulainya
pelaksanaan konstruksi perluasan sawah.
2. Pembuatan Desain hanya dilakukan pada calon lokasi yang berdasarkan
hasil survey/investigasi dinyatakan layak untuk perluasan sawah.
3. Pola pelaksanaan kegiatan desain perluasan sawah bisa dilakukan
dengan pola kontraktual ataupun swakelola, disesuaikan dengan
kemampuan anggaran dan kemampuan teknis sumber daya manusia
yang tersedia. Sedangkan metodologi pelaksanaan kegiatan desain
perluasan sawah dilakukan dengan metode pengukuran terestrial atau
kombinasi dari metode terestrial dan penginderaan jauh, disesuaikan
dengan luas dan tingkat kesulitan lapangan.
4. Sebelum dilaksanakan pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan
penyuluhan terhadap para petani pemilik lahan dengan tujuan agar petani
memahami kegunaan pembuatan desain dan memanfaatkan desain
tersebut dalam pelaksanaan konstruksi. Para petani pemilik lahan agar
memasang patokpatok batas pemilikan lahan untuk mempermudah
pelaksanaan proses desain.
5. Jenis – jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu:
a. Penyediaan peta dasar teknis
Peta dasar teknis merupakan peta dasar dalam pembuatan peta
situasi calon lokasi, peta topografi dan peta rancang/desain yang
berkoordinat global/nasional. Peta dasar teknis bisa berupa Peta Rupa
Bumi Indonesia (RBI) yang mencakup calon lokasi yang akan di
desain.
b. Pembuatan peta situasi lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat pada skala 1 : 1000. Peta
situasi lokasi ini memuat data sebagai berikut :
1) Batas petak tersier calon lokasi perluasan sawah
2) Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum direncanakan menjadi
petak-petak sawah
5-21
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-22
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-23
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5-24
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Tabel 4-3
Rencana Kerja
5-25
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
5
5 Sistemorganisasi
Sistem organisasipelaksanan
pelaksanankegiatan
kegiatan
5-26
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
. Tenaga Ahli
2. Ketua Tim
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil Sumber
Daya Air lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman 10 (sepuluh) tahun
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan. Disyaratkan yang telah memiliki
Setifikat Keahlian (SKA)
2. Ahli Muda Irigasi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Irigasi Strata 1 (S1)
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang
telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
3. Ahli Muda Perencana Pencetakan Lahan Beririgasi (PLB)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
4. Ahli Muda Geodesi.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
5. Ahli Muda Tanah Pertanian
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luarnegeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
6. Ahli Muda Agronomi
5-27
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
7. Ahli Muda Estimasi Biaya
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 8 (delapan) tahun, yang telah
memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
8. Ahli Muda Kontrak.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1) lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, yang telah memiliki
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
5-28
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
12. Asisten Muda Tanah Pertanian
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan niversitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
13. Asisten Muda Agronomi
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata 1 (S1)
lulusan Universitas Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
14. Asisten Muda Estimasi Biaya
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tehnik Sipil Strata 1 (S1)
lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman 4 (empat) tahun, diutamakan
yang telah memiliki Sertifikat Tenaga Ahli (SKA).
15. Surveyor
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara yang berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan Survey sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
16. Manager Kantor
Tenaga yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata 1 (S1) lulusan
universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman 3 (tiga)
17. Staf Administrasi
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
5-29
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.
18. Operator Komputer
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
19. Tenaga Data Entri
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
20. Juru Gambar
Tenaga yang disyaratkan adalah berpendidikan Minimal lulusan Sekolah
Menengah (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri atau Swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun
21. Supir
Tenaga yang disyaratkan adalah supir terampil.
22. Labour
Buruh/tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.
23. Pesuruh/Pelayan Kantor
Tenaga lokal diambil dari daerah setempat pada lokasi pekerjaan.
5-30
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
6
6 Sistemlaporan
Sistem laporandan
danfasilitas
fasilitaspenunjang
penunjang
6-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
Laporan bulanan dibuat rangkap 5 (lima) oleh Tim Konsultan Pusat dan
Daerah yang disampaikan kepada Ditjen Bina Bangda paling lambat
setiap akhir bulan pelaksanaan pekerjaan, dan 1 dokumen diserahkan
kepada masing-masing Bappeda provinsi sesuai dengan wilayah kerjanya.
1) Kantor/Studio
2) Perlengkapan Kantor
6-2
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
3) Kendaraan Operasional
a. Kendaraan Roda-4
b. Kendaraan Roda-2
6-3
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN
USULAN TEKNIS
7
7 PENUTUP
PENUTUP
7-1
PERENCANAAN PENCETAKAN SAWAH DI KECAMATAN KARANGAN