You are on page 1of 590
EIMED PAPDI KEGAWATDARURATAN PENYAKIT DALAM (Emergency in Internal Medicine) BUKU I EIMED DASAR Editor Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. Putu Moda Arsana, SpPD-KEMD Dr. Agus Suryanto, SpPD-KP Departemen llmu Penyakit Dalam Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD-KP DR. Dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH Departemen llmu Penyakit Dalam Departemen Iimu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA SEKAPUR SIRIH Segala puja dan puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya maka pada akhimya buku EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam, Buku Tini selesai ditulis dan saat ini berada di tangan sejawat sekalian limu Kedokteran (Medicine) merupakan gabungan seni (arts) dan ilmu (science) mengenai cara mendiagnosis dan menatalaksana penyakit, termasuk cara memelihara kesehatan. Seorang dokter yang baik, akan memiliki kemampuan untuk menggabungkan cure dan care secara propor- sional terhadap pasiennya. Oleh sebab itu, selama mengikuti pendidikan, seorang calon dokter harus mempelajari how to know, how to do, how to be dan how to live together sebagai seorang dokter. IImu Penyakit Dalam (Internal Medicine), sebagei salah satu cabang llmu Kedokteran, tidak terlepas dari paradigma seni dan ilmu dalam menegakkan diagnosis, melakukan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan, sebagai bagian dari imu biomedis dan humaniora yang harus di- kuasai oleh seorang dokter. Saat ini limu Penyakit Dalam telah berkembang sangar pesat, dan terbagi atas banyak cabang iim, seperti Kedokteran Kardiovaskuler, Kedokteran Respirasi, Gastroenterologi, Hepatologi, Nuttisi Klinik, Nefrologi & Hipertensi, Endokrinologi & Metabolisme, Alergi 8 Imunologi Klinik, Reumato- logi & Penyakit Tulang, llmu Penyakit Tropik & Infeksi, Hematologi & Onkologi Medik, Geriatr, Psikosomatik, Kesehatan wanita, Kesehatan Laki-laki dan Kedokteran Remaja Iimu Kedokteran Gawat-darurat (Emergency Medicine) juga merupakan cabang Ilmu Kedokteran yang berkembang pesat. Sumbangsih Iimu Penyakit Dalam terhadap kernajuan llmu Kedokteran, Gawat-darurat juga banyak, sehingga dimasa yang akan datang, cabang Kegawat- daruratan Periyakit Dalam dapat merupakan cabang Ilmu Penyakit Dalam yang baru, Melihat perkembangan ilmu-ilmu tersebut saat ini, nammpaknya tidak berlebihan bila PB PAPDI ber- cita-cita agar semua anggotanya menguasai Kegawatdaruratan Penyakit Dalam lebih baik disamping Ilmu Penyakit Dalam Umum dan cabang Ilmu Penyakit Dalam yang digelutinya selama ini Buku EIMED PAPDI merupakan salah satu jawaban dari cita-cita tersebut yang diharapkan dapat ‘menjadi acuan bagi kawan-kawan anggota PAPDI dalam mempelajari Kegawatdaruratan Penyakit, Dalam. Rencanamya, buku ini akan terdiri dari 3 jilid, yaitu Buku I, mengenai EIMED Dasar dan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam ditinjau dari gejala-gejala yang dirasakan pasien pada waktu datang ke Unit Gawat Darurat; Buku Il; mengenai Kegawatdaruratan ditinjau dari pendekatan penyakit; dan Buku Ill, berisi berbagat Prosedur dan Tindakan dalam Kegawatdaruratan Penyakit Dalam Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, kamipun yakin, apa yang disajikan didalam buku ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik dari sejawat sekalian sangat diharapkan untuk perbaikan buku ini pada edisi-edisi berikutnya. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada DROr. Aru W. Sudoyo, SpPP-KHOM (Ketua PB PAPDI), ° DR Dr. Czeresna Heriawan Soejono. SpPD-KGer, MEpid (Wakil Ketrua PB PAPDIdan Ketua Departemen Imu Penyakit Dalam FKUI/RSCM), Dr. Chairul Radjab Nasultion, SpPD-KGEH (Sekretaris Jenderal PAPDD, Dr. Sally A. Nasution, SpPD-KKV (Wakil Sekretaris Jenderal PAPDI), anggota tim editor, para penulis dan pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyelesaian buku ini Kami mengharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Penyakit Dalam di Indonesia, khususnya bidang Kegawatdaruratan Penyakit Dalam, baik dalam pelayanan, pendidikan maupun penelitian. Editor KATA SAMBUTAN KETUA PENGURUS BESAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PB PAPDI) Definisi dari istilah emergency, dalam bahasa Inggris, dapat diterjemahkan sebagai 1) suatu keadaan atau kombinasi beberapa keadaan - atau akibatnya - yang memerlukan penata~ laksanaan segera (an unforeseen combination of circumstances or the resulting state that calls for immediate action); dan 2) suatu kebutuhan akan bantuan atau penyelesaian secara segera (an urgent need for assistance or relief). Keadaan darurat yang berlaku pada segala bidang kehidupan manusia dan, karena menyangkut kehidupan seseorang atau sekelompok manusia, paling dirasakan di bidang kedokteran, Dalam profesi kita, kedaruratan atau emergensi (emergency) merupakan keadaan yang dihadapi oleh setiap dokter, baik selama pendicikan maupun dalam menjalankan tugasnya setelah menyandang ijazah dan surat izin praktek. Suatu keadaan dengan titik akhir yang amat bergantung pada kecepatan serta pengetahuan kita sebagai dokter. Dikenal sebagai kedaruratan surgikal dan medik (non-surgikal), kedaruratan medik merupakan keadaan yang harus dapat ditangani oleh semua dokter sesuai dengan kapasitas kompetensinya masing-masing. Sebagai seorang spesialis penyakit dalam diharapkan dapat menangani semua kasus kedaruratan medik (non-surgikal) dimana semua kemampuan untuk menangani kondisi kedaruratan tersebut sudah pernah dipelajari pada saat pendidikan. Dalam hal mempertahankan serta meningkatkan kemampuan seorang Spesialis Penyakit Dalam, Pengurus Besar Pethimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PB PAPDI) menyusun serangkaian kegiatan yang tercakup dalam modul dan program EIMED (Emergency in internal Medicine). Program ini terdiri dari buku-buku modul serta rancangan kegiatan pelatihan untuk tindakan penatalaksanaan kondisi kedaruratan medik (non-surgikal), program tersebut merupakan realisasi dari komitmen seluruh anggota PAPDI untuk rakyat Indonesia. Program ini akan dilaksanakan secara bertahap dan diharapkan para Sejawat Dokter Spesialis Penyakit Dalam di seluruh Indonesia akan mendapatkan manfaat, sehingga pada akhirnya diharapkan kita semua dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang maksimal bagi kesembuhan dan keselamatan pasien di negeri kita yang tercinta ini. ‘Aru W. Sudoyo, Ketua Umum PB PAPDI KATA PENGANTAR CETAKAN KE-2 i luar dugaan, Buku I EIMED PAPDI habis terjual hanya dalam waktu 4 bulan, sehingga tim editor merasa perlu untuk segera melakukan revisi dan kemudian mencetak kembali buku ini agar tidak terdapat kekosongan di pasaran. Pada edisi 2 ini, beberapa Bab telah mengalami penambahan materi dan penyempurnaan isi, ter- masuk Bab V, VIIL X, XXX, XLIII dan XLIV. Sekali lagi, tim editor mengucapkan banyak terima kasih kepada para penuls yang telah melakukan perbaikan pada naskahnya Tim editor juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah memberikan asupan dan saran-sarannya demi perbaikan buku ini Akhimnya tim editor berharap seroga buku ini bermanfaat bagi kita semua, termasuk pasien- pasien yang kita tangani, serta memberikan surnbangsih terhadap perkembangan Ilmu Penyakit Dalam, terutama Kegawatdaruratan Penyakit Dalam di Indonesia, Editor DAFTAR PENULIS ‘Agus Suryanto Departemen limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ‘Semarang Aida Lydia Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Andhika Rahman Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Andi Fachrudin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar ‘Anna Ujainah Z. Nasir Departemen IImu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Arnelis, Departernen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Arif Mansjoer Departemen flmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Arto Yuwono Soeroto Departemen llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ‘Aru W. Sudoyo Depertemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Asril Bahar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Bambang Setyohadi Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta BJ Waleleng Departemen IImu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado ©. Rinaldi A. Lesmana Departemen Iimu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Charles Limantoro Departeren Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Ketiokteran Universitas Diponegoro Semarang Dante Saksono Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Dharmeizar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta °o Dolvy Girawan Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Dono Antono Departemen limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Dyah Purnamasari Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas indonesia Jakarta Edy Rizal Wachjudi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Eka Ginanjar Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Emmy Hermiyanti Pranggono Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Emi Juwita Nelwan Departemen IImu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Farida Departemen Ilmu Peryakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Handono Kalim Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Tbnu Purwanto Departemen lImu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta Ika Prasetya Departemen ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Imam Effendi Departemen limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Joewono Soeroso Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Laniyati Hamijoyo Departemen llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Lugiyanti Sukrisman Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Marcellus Simadibrata Departemen limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Maruhum Bonar Marbun Departemen limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Departemen tlmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang °® Muhadi Departemen llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Murdani Abdullah Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Nafrialdi Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Nyoman Suarjana Departemen tlmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkirat Banjarmasin Parlindungan Siregar Departemen llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Pringgodigdo Nugroho Departemen lImu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta HJ Pudji Rahardjo Departemen Imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Putu Moda Arsana Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Rahmat Hamonangan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Rudi Putranto Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Sally A. Nasution Departemien imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Samsuridjal Djauzi Departemen timu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Soekamto Soeno Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Suryo Anggoro Departemen tirmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas indonesia Jakarta Tb Djumhana Atmakusuma Departemen llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Taufik Indrajaya Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang RA. Tuty Kuswardani Departemen imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar ® AREA KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM (KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM) 1. Penguasaan pengetahuan medik (medical knowledge) yang meliputi pengetahuan biomedik dan biomolekuler, pengetahuan klinik yang mendalam (termasuk kardiologi, respirologi, gastro- enterologi, hepatologi, nefrologi, endokrinologi, diabetologi, penyakit metabolisme, hematologi, onkologi medik, alergi & imunologi, reumatologi, penyakit tropik & infeksi, psikosomatik, geriatr, kesehatan remaja, kesehatan wanita, kegawatdaruratan medik, kedokteran perioperatif, kedakteran konsultatif), epidemiologi dan biostatistik, ilmu sosial dan perilaku, serta aplikasinya dalam ppengelolaan pasien secara paripurna, 2. Pelayanan pasien (patient care) yang optimal, tepat dan efektf untuk promos, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi kesehatan di bidang limu Penyakit Dalam, termasuk kegawatdaruratan medik, 3. Pembelajaran berbasis praktek dan pengembangannya (practice-based learning and improvement) sebagai Spesialis Penyakit Dalam, untuk meneliti, menilai dan mengkritisi serta memperbaiki pengelolaan pasien dengan dasar bukti ilmiah sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya, 4, Praktek berbasis sistem (system-based pratctice) sebagai Spesialis dan Konsultan dengan menunjuk- kan kepekaan dan tanggung jawab terhadp berbagai hal yang terkait dengan Sistem Pelayanan dan Konsultasi, serta memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber daya sistem kesehatan yang efektif untuk memenuhi pelayanan yang optiimal, 5. Ketrampilan komunikasi dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal (interpersonal and communication skills) yang menghasilkan informasi timbal balik secara efektif dan membina kerjasama yang baik dengan pasien, keluarga pasien dan perhimpunan profesi, baik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPO), maupun perhimpunan serinat 6. Profesionalisme, yaitu komitrmen memikul tanggung jawab profesi sebagai Spesialis Penyakit Dalam, keterikatan dengan dasar etika, dan kepekaan terhadap berbagai populasi pasien, 7. Ketrampilan melakukan penelitian manditi sesuai dengan kekhususannya di bidang llmu Penyakit Dalam dengan menerapkan rancengan penelitian dan metoda statistik untuk penelitian klinik dan penelitian lainnya, serta mampu menggunakan teknologi informasi untuk menopang pendidikan, penelitian dan pengembangan dirinya. TINGKAT KOMPETENST AL Dapat mengetahui dan mengingat materi AZ Dapat memahami dan mengerti materi AB Dapat menerapkan, menganalisis, merumuskan, dan mengevaluasi materi dengan baik BL Mampu mendiagnosis, lalu merujuk 82 Mampu mendiagnosis, terapi sementara dan merujuk B3 Mampu mendiagnosis dan terapi tuntas 84 Mampu mendiagnosis, terapi dan rawat bersama a Melihat a Mengerjakan kasus sederhana 3 Mengerjakan kasus sulit ® DAFTAR ISI ‘SEKAPUR SIRIH v KATA SAMBUTAN KETUA PB PAPDI KATA PENGANTAR CETAKAN KE-2 ix DAFTAR PENULIS x AREA KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM xv DAFTAR ISI xvii 1. Hubungan Dokter-Pasien (Bambang Setyohadi) al I. _Penerapan Etika Kedokteran Oalam Layanan Gawat Darurat (Soekamto Soenoe, Samsuridjal Djauzi) B I. _Definisi Mati (Suryo Anggoro) a IV. _Proses Klinik pada Pasien Gawat Darurat (Putu Moda Arsana) 33 V. __Penilaian dan Penatalaksanaan Awal Kegawatdaruratan Medis (Arif Mansjoer, Bambang Setyohadi) 4B VL. Pemeriksaan Laboratorium pada Kegawatdaruratan (Bambang Setyohadi) 56 VIL Obat-obat pada Kegawatdaruratan (Nafrialdi) 86 VII. EKG Dalam Kegawatdaruratan (Ika Prasetya Wijaya) 103 TX. _Dukungan Nutrisi pada Keadaan Kegawatdaruratan (Arif Mansjoer, Marcellus Simadibrata). 125 X, —Terapi cairan (Bambang Setyohadi) 140 XI, Transfusi Darah (Andhika Rahman, Tb Djumhana Atmakusuma) 150 Xl. Basic Life Support (Eka Ginanjar) 154 XII, Tatalaksana Jalan Nafas (Tim Editor) 168 XIV. Terapi Oksigen (Anna Ujainah Z. Nasir) 183 XV. Ventilasi Mekanik (Emmy Hermiyanti Pranggono) 192 XVI. Adult Cardiac Life Suport (Muhadi) 202 XVI. Asidosis dan Alkalosis Metabolik (Parlindungan Siregar) 252 XVII Asidosis dan Alkalosis respiratorik (Asril Bahar) 263 XIX. Hiponatremi dan Hipernatremi (Maruhum Bonar Marbun) 276 XX. Hipokalemia Hiperkalemia (Pringgodigdo Nugraho) 283 XXL Hipermagnesemia dan Hipomagnesemia ‘Aida Lydia) 290 XXII Hiperkalsemia dan Hipokalsemia (Bambang Setyohadi) 300 Hipofosfatemia dan Hiperfosfatemia (Bambang Setyohadi) 307 ® 20a, Hipoglikemi dan Hiperglikemia (Dyzh Purnamasari, Putu Moda Arsana) Ketoasisidosis Diabetik (Dante Saksono) Hyperosmolar Hyperglycemic State (Dante Saksono) Syok (Rahmat Hamonangan, Sally A. Nasution) Gangguan Kesadaran (Edy Rizal Wahyudi) Gagal Respirasi (Farida, Agus Suryanto) jinkape (Taufik Indrajaya) |. Sakit Kepala (RA.Tuty Kuswardani) Nyeri Dada (Rahmat Hamonangan) Palpitasi (Charles Limantoro) ‘Sesak Nafas (Dispnea) dan Siano: (Bambang Setyohadi) Batuk Darah (Arto Yuwono Soeroto) |. Muntah (Dolvy Girawan) |, Perdarahan Saluran Cerna (8) Waleleng, Murdani Abdullah) |, Diare Akut (Erni Juwita Nelwan) XXXVI. Nyeri Perut (Murdani Abdullah) XXXVILIkterus Obstruktif (C. Rinaldi Lesmana) XXXVIILDemam (Muchls Achsan Udii Sofro) OOK. XL Xu xu. Xun. xv. xu. XLV XLVI. XLVI XUX. L Penatalaksanaan Nyeri (Bambang Setyoftadi, Joewono Soeroso, Handono Kalim) Nyeri Sendi Akut (I Nyoman Suarjana) Nyeri Pinggang Akut (Bambang Setyohadi) Aspek Medik Perdarahan (A, Fachrudin, Aru W. Sudoyo) Trombosis (Ibnu Purwanto, Lugiyanti Sukrisman) Sulit Berkemih (H) Pudji Rahardjo) Uremia (Oharmeizar) Hematuria Masif (Imam Efendi) Kejang (Rudi Putranto) Klaudikasio (Dono Antono) Kelemahan Otot (Laniyati Hamijoyo) Meus Obstruktif (Ametis) 309 318 327 336 350 355 364 368 378 389 394 401 18 425 443 447 455 460 482 494 503 512 522 529 534 540 581 556 565 I. HUBUNGAN DOKTER-PASIEN om © HUBUNGAN DOKTER PASIEN RenyMsUh, oo sijucy | Bambang Setyohadi TINJAUAN UMUM SEHAT & SAKIT KOMUNIKASI ‘Sehat, adalah keadaan tanpa gangguan, baik sik, psikologik mau- pun sosial jadi sehat tidak hanya bebas dari gangguan fisik saja, Sakit, adalah penilaian individu terhadap pengalarran menderita penyakit, yang secara subyektif ditandai oleh perasaan tidak nyaman individu yang bersangkutan, sedangkan secara obyektif, individu yang bersangkutan dapat terganggu salah satu sistem organnya atau memang terserang penyakit atau secara fisik tidak terdapat kelainan yang bermakna, Penyakit, adalah gangguan struktur atau fisiologis suatu organisme akibat suatu agen penyebab atau pengaruh lingkungan, Orang yang merasa sakit, tapi secara obyektif tidak didapatkan kelainan fisik yang nyata, disebut hipokondriakal. Komunikasi adalah seni menyampaikan atau bertukar informasi, ide, pemikiran dengan mudah dan benar, baik melalui bahasa verbal maupun bahasa non-verbal Dalam berkomunikasi, orang | berusaha menyampaikan ide, pandangen, perasaan maupun harapannya kepada orang lain. Komunikasi dapat dilakukan antara 2 individu, antara dengan kelompok atau di dalam kelompok itu sendir Komunikasi verbal adalah komunikasi melalui perkataan atau pembicaraan, berisi apa yang dikatakan atau yang didenger. Komunikasi non-verbal adalah apa yang terlihat dan tersirat, rmisalnya nada bicara (paralanguage), mimik muka atau ekspresi wajah (kinesis), nada bicara, gerakan, sentuhan dan sebagainya, Komunikasi dikatakan berhasil bila orang yang ditujt' atau yang saling berkomunikasi merasa telah mengerti isi komunikasi tersebut. Komunikasi yang salah (miskomunikasi) akan meng- akibatkan salah interpretasi (misinterpretasi) atau persepsi yang salah (mispersepsi) dari orang-orang yang terlibat komunikasi tersebut. ° 2 EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine) Dalam hubungan dokter-pasien, terjadi komunikasi yang asimetris, karena dokter sebagai orang yang menguasai pengetahuan kedokteran akan memiliki kedudukan yang lebih kuat dibandingkan dengan pasien yang awam yang membutuh- kan pertotongan dokter, Hal-hal yang sering menghambat komunikasi dokter-pasien antara lain penggunaan istlah kedokteran yang tidak dimengerti oleh pasien, pasien memiliki persepsi yang berbeda dengan apa yang dimaksud oleh dokternya, dan komunikasi non-verbal yang dapat mempengaruhi pemahaman pesan yang diberikan Ketrampilan berkomunikasi yang harus dimiliki dokter ter- masuk mendengarkan (listening), mengulang (parroting) dan menyimpulkan (paraphrasing) EMPATI Empati adalah upaya dan keriampuan untuk mengerti, meng- hayati dan menempatkan diri seseorang di tempat orang Jain sesuai dengan identitas, pikiran perasaan, keinginan dan perilaku orang itu tanpa mencampurbaurkan nilai-nilai atau selera pribadi orang yang berempati dengan nilai atau selera pribadi orang yang diempati, atau bereaksi secara emosional bila nilai-nilai orang yang berempati berbeda dengan nilai-rila orang yang diempati Empati berbeda dengan simpati, karena pada simpati disertai perasaan positif, misalnya menaruh kasihan, rasa iba, dan turut merasakan perasaan yang dirasakan orang lain(sedih atau gembira). Kebalikan simpati adalah antipati, yaitu perasaan terhadap orang lain yang selalu bersifat negatif, misalnya karena perbuatan atau identitas seseorang yang menimbulkan perasaan antipati. Menjaga dan memangun empati dalam berkomunikasi + Memberikan umpanbalik korektif, yaitu meningkatkan kepedulian kepada orang yang diajak berkomunikasi serta memberikan tanggapan yang baik, + Memberikan umpanbalik posit yaitu memberikan harapan dan puiian yang baik kepada orang yang diajak berkomunikasi, + Menghindari umpanbalik negatif, yaitu tidak mematahkan semangat orang yang diajak berkomunikasi, + Memperhatikan situasi dan kondisi ketika berkomunikasi, + Memperhatikan kepada siapa kita berkomunikasi, sesuai dengan adat istiadat, pendidikan dan faktor-faktor lain L Hubungan Dokter- Pasien| 3 + yang dimilki oleh orang yang diajak berkornunikasi, sehingga komunikasi kita dapat ditangkap dan dimengeri oleh orang yang diajak berkomunikasi, + Memperhitungkan pesan atau materi yang akan disampai- kan, apakah sesuai dengan pendidikan, adatistiadat, keadaan ‘orang yang diajak berkomunikasi (orang tua, anak kecl) dan sebagainya, SIKAP, PERILAKU & KEPRIBADIAN Sikap, adalah cara membawakan diri dalam komunikasi sosial, status mental atau perasaan (misal : sikap iri, rendah dir dsb). Sikap merupakan ekspresi fungsional dan perilaku Perilaku (behavior), adalah cara khas individu dalam bertindak atau berrespon terhadap stimulus (rangsangan) eksternal mau- pun internal, Perilaku diekspresikan dalam sikap dan dilandasi kecenderungan kepribadian. Perilaku merupakan antes fungsionat kepribadian, Kepribadian, merupakan ciri khas individu yang menunjukkan keseluruhan sikap mental, kualitas dan berbagai kecenderungan, karakter, perilaku, emosi, yang unik bagi individu tersebut. Kepribadian berkembang sepanjang hayat, dan mengambil bentuknya yang kurang-lebih menetap pada usia dewasa. Perilaku sakit, adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan | oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, Perilaku sehat, adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan status kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, misalnya menjaga kebersifan dir, berolah raga, makan makanan bergizi, melakukan vaksinasi dan sebagainya Perilakusehat merupakan tujuan akhirberbagai program kesehatan. Secara umum upaya mengubah perilaku dapat digolongkan atas 3 cara, yaitu + Menggunakan kekuasaan/kekuatan + Memberikan informasi + Diskusi dan partisipasi Perubahan perilaku terjadi secara bertahap, yaitu ‘+ Tahap pencairan, yaitu individu mencariinformasi mengenai perilaku yang baru, + Tahap diagnosis masalah, yaitu individu mulai meng- indentifikasi segala kemungkinan yang berhubungan dengan perilaku yang baru, 4 [EIMeD PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal Medicine) + Tahap penentuan tujuan, yaitu individu mempertimbang- kan tujuan perubahan perilaku, + Tahap penerimaan perilaku baru, yaitu tahap individu mulai mencoba perilaku yang baru + Tahap pembekuan kembali, yaitu individu merasa dampak positif dari perilaku yang baru dan menerima perilaku yang baru tersebut untuk menggantikan perilaku yang lama, TINJUAAN ETIKA HUBUNGAN DOKTER PASIEN MORAL, ETIK, NORMA DAN SISTEM NILAT Moral, adalah kualifikasi sikap, tindakan, perilaku yang dilihat dari kesesuaian dengan nilai-nilai sosial yang bertaku. tik, merupakan rangkuman standar aturan (rambu-rambu) atau pedoman mengenai apa yang dianggap baik, biasanya terkait dengan lingkup kelompok atau profesi tertentu, baik tertulis, maupun tidak tertulis. Untuk bidang profesi, biasanya disebut kode etik profesi. Norma dan sistem nilai, merupakan tolok ukur umum perilaku yang dianggap patut (biasanya tidak tertulis) di lingkungan masyarakat tertentu, berkembang dalam kuvun waktu yang lama yang dipengaruhi oleh tatanan budaya, agama dan sebagainya. POKOK-POKOK ETIK KEDOKTERAN (Samil 2001) a Tujuan pokok profesi kedokteran adalah memberikan pelayanan kemanusiaan dan menjunjung setinggi-tingginya martabat manusia, Para dokter harus senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan medisnya sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran dan berupaya meningkatkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya terhadap penderita dan teman sejawatnya, Seorang dokter harus menjalankan cara-cara pengobatan yang didasarkan pada ilmu yang telah dibuktikan dan janganlah mengadakan kerja sama secara profesional dengan pihak-pihak syang tidak sejalan dengan prinsip ini, Profesi kedokteran harus melindungi masyarakat dan dunia profesinya sendiri dari sikap moral atau kemampuan profesional yang tidak memadai, 1 Hubungan Dokter-Pasien| 5 10, ‘AZAS ETIK HUBUNGAN DOKTER-PASIEN (Kimball) a Para dokter boleh memilh atau menentukan pasien yang akan dilayaninya, tetapi dalam keadaan darurat, ia harus membetikan pelayanan yang sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, Seorang dokter tidak boleh menjalankan pelayanan medis dalam keadaan yang dapat mengganggu kebebasannya, baik untuk melakukan penilaian medis maupun untuk memilih tindakan atau yang dapat mengurangi mutut pelayanan medisnya, Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter harus membatasi pendapatan profesinya sesuai dengan pelayanan yang telah ia berikan kepada pasien, Dalam menghadapi kasus yang sulit atau meragukan atau atas permintaan pasien, dokter harus mengadakan konsultasi dengan dokter Iain yang lebin berkompeten, sehingga mutu pelayanan medis dapat ditingkatkan , Seorang dokter dilarang membuka rahasia atau mengungkapkan kekurangan pasien yang dirawatnya, kecuali atas permintaan pengadilan atau untuk keperiuan melindungi keamanan individu atau untuk kesejahteraan masyarakat, Cita-cita luhur profesi kedokteran menuntut tangung jawab dokter baik terhadap perseorangan maupun terhadap masyarakat Dokter sadar akan motivasi, kebiasaan dan kemampuannya, Dokter harus memilki kebiasaan untuk mengetahui sebanyak- banyaknya keluhan maupun kepribadian pasien, Dokter harus memiliki empati untuk mempertancar butir 2 di ata, Dokter harus memilki kebiasaan untuk merahasiakan hubungan dokter pasien, Dokter wajib berlaku sebagai guru bagi pasiennya, Dokter wajib memberitahu segala tindakan dan rencanya kepada pasiennya, Dokter wajib memberikan pelayanan berkesinambungan, Dalam memecahkan masalah medis pasien, dokter wajib meng- gunakan pendekatan ilmiah medis, Dokter wajib menolong pasiennya untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kesehatan dan keselamatan pasiennya, Dokter harus sadar akan sifatnya sebagai manusia dan keterbatasan- nya.

You might also like