Professional Documents
Culture Documents
Teknik Infiltrasi :
Lakukan asepsis menggunakan cotton roll yang dibasahi povidone iodine
10%
Buka dengan kaca mulut, mucobukal fold region gigi yang akan dianestesi
Masukkan jarum pada pada mukobuccal fold sedalam 1-2 mm dengan
bevel menghadap 45 derajat ke permukaan gigi.
Aspirasi, bila tidak terdapat darah, depositkan obat anestesi 1,5 cc untuk
N. Alv Superior Anterior/Media/Posterior
Masukkan jarum 1- 2 mm pada palatal/lingual setinggi 0,5-1 cm dari
servikal gigi yang akan dianestesi
Aspirasi, bila tidak terdapat darah, depositkan obat anestesi 0,5 cc untuk
N.Insisivus/N.Palatinus Mayus/N. Lingualis
Tunggu +- 1 menit, periksa apakah infiltasi sudah berhasil dengan
mengecek menggunakan sonde halfmoon pada area yang dianastesi sudah
terasa baal atau belum, serta dibandingkan dengan area yang tidak di
anastesi
RA :
Gigi Anterior : Beak, joint, dan handle lurus. Ujung terbuka
Radiks Anterior : Beak, joint, dan handle lurus. Ujung tertutup
Gigi Premolar : Beak, joint, dan handle membentuk huruf S
terbalik. Ujung terbuka
Radiks Premolar : Beak, joint, dan handle membentuk huruf S
terbalik. Ujung tertutup
Gigi Molar : Beak, joint, dan handle membentuk huruf S
terbalik. Ujung terbuka dan terdapat bifurkasi pada salah satu ujung beak
Gigi Molar 3 : Beak, joint, dan handle membentuk bayonet. Ujung
terbuka
Radiks molar : Beak, joint, dan handle membentuk bayonet. Ujung
beak tertutup
RB :
Gigi Anterior : Beak, joint, dan handle membentuk sudut 90o.
Ujung terbuka
Gigi Premolar : Beak, joint, dan handle membentuk sudut >90o.
Ujung terbuka
Gigi Molar : Beak, joint, dan handle membentuk sudut 90o.
Ujung terbuka, terdapat bifurkasi pada kedua sisi
Radiks : Beak, joint, dan handle membentuk sudut 90o.
Ujung beak tertutup
M3 : Beak, joint, dan handle membentuk bayonet. beak
terbuka dengan bifurkasi
Bahan :
- lidocaine 2 ampul
- larutan povidone iodine
- larutan saline steril
- kasa steril
- Vaseline
Alat pelindung :
- surgical suite
- surgical cap
5. Tahapan operasi :
- persiapkan ruang operasi dan lakukan prosedur control infeksi
pada unit
- strelisasi seluruh alat dan bahan, lalu persiapkan di atas meja alat
yang telah dialas dengan duk
- persiapkan pasien di atas dental unit, posisikan pasien di bawah
siku operator, 110o terhadap lantai dan oklusal rahang bawah
sejajar lantai
- periksa tanda-tanda vital pasien, cek tekanan darah pasien, suhu,
napas, nadi
- menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan serta komplikasi yang akan terjadi
- memberikan informed consent kepada pasien
- lakukan persiapan sbg operator yakni melepas jam tangan,
mengenakan surgical suite, menggunakan masker, mengenakan
surgical cap, mencuci tangan WHO, memakai sarung tangan
- Instruksikan pasien untuk berkumur dengan povidone iodine 1%
- oleskan Vaseline pada bibir pasien
- isolasi daerah operasi dengan duk steril
- lakukan tindakan asepsis pada daerah gigi yang akan dioperasi
dengan povidone iodine 10%
- lakukan anestesi blok mandibular, dan infiltrasi nervus bukalis
- pastian anestesi sudah bekerja dengan terlihat mukosa bewarna
pucat dan pasien merasa baal
- operasi dimulai dengan menentukan desain flap terlebih dahulu
- flap yang akan dibuat adalah full thickness flap (mukoperiosteal)
berbetuk trapezium.
- Flap dibuat dengan insisi dimulai dari 1 ½ dari sisi distal m3.
Kemudian menuju ke sisi pertengahan sisi distal m3 lalu
mengelilingi bagian servikal m3 disebelah bukal terus menuju ke
interproksimal m3 dan m2. Kemudian turun kearah mbf dengan
sudur 45 derajat
- Setelah desain ditentukan, buat insisi horizontal sesuai desain flap
dengan scalpel no 15 dengan menekan hingga terasa tulang
dilanjutkan insisi sirkular mengitari M3 hingga aspek mesial M3
- Insisi vertical dibuat tanpa memotong papilla interdental dari
distal M2 secara oblique mengarah mengarah ke vestibulum
bukalis
- Refleksikan flap kea rah bukal menggunakan raspatorium dari
insisi vertical dengan cara melepaskan periosteum dari tulang
- Identifikasi jumlah tulang yang akan dibuang. Buat tiga buah
lubang menembus korteks tulangalveolar region M3 di bagaian
mesiobukal, distobukal, distolingual dengan bur tulang ynag bulat.
Pengeburan dilakukan disertai dengan irigasi larutan saline steril.
Hubungkan tiga lubang dengan bur tulang fissure hingga CEJ M3
terlihat
- Elevasi gigi M3 dengan bein dan mesial kea rah distal hingga terasa
goyang
- Ekstraksi gigi M3 dengan tang mahkota
- Potong tulang yang tajan dengan forcep rongeur
- Haluskan permukaan tulang dengan bonefile
- Kuret socket gigi M3 dengan kuret periapikal
- Irigasi soket gigi M3 dengan larutan povidone iodine
- pasang silk suture pada needle dengan needle holder pada 1/3
pangkal needle
- lakukan hecting pada 3 titik dengan teknik interrupted suture
- jepit mukosa bergerak, masukkan needle, kemudian jahitkan ke
mukosa tidak bergerak.
- Bersihkan lapangan operasi dengan irigasi povidone iodine dengan
saline
- Instruksikan pasien untuk menggigit tampon
RESEP
Penulisan Resep
Drg. Cantika
NO. SIP 12345678
Klinik Gigi Cantika
Jl. Kecantikan No. 100, 021-7007777
Pro : Adit
BB : 56 KG
Usia : 27 tahun
Catatan : Jika reposisi sulit (otot spasme), maka pasien dapat diberikan muscle
relaxant berupa 5 mg diazepam (per oral atau intra muskular)
SOP Penanganan Dry Socket (Alveolar Osteitis)
Drg. Cantika
NO. SIP 12345678
Klinik Gigi Cantika
Jl. Kecantikan No. 100, 021-7007777
R/ Minosep gargle 60 ml fl no I
S 2 dd 10 ml garg
Pro : Adit
BB : 56 KG
Usia : 27 tahun
Catatan : Apabila pasien merasa sakit ekstrim penggunaan anastesi local
diindikasikan (Balaji), Penggunaan antibiotik tidak diperlukan (balaji&fragiskos)
9. Kedua ujung kawat keluar di lingual dan palatal. Satu kawat mengelilingi
lingual leher gigi 7 kemudian masuk ke distal gigi 7 ke bukal. Lalu masuk
ke lubang loop. Ujung kawat yang ain mengelilingi lingual leher gigi 6
kemudian masuk diantara proksimal gigi 5 6. Satukan kedua kawat
dengan needle holder lalu diulir. Kemudian potong uliran sepanjang 3-5
mm. rapikan kawat agar tidak tajam dan tidak melukai jaringan lunak
10. Penggunaan 5 kawat eyelet harus dilakukan baik di RA dan RB. Reduksi
fraktur dilakukan dengan menyatukan eyelet atas dan bawah dengan
kawat. Pengencangan kawat dimulai dari bagian molar satu dan molar
satu lainnya hingga ke bagian incisor, hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya crossbite
B. Penanganan Tambahan
1. Apabila tidak merespon injeksi IM/SC pemberian adrenalin 1:1000 0,5 ml
yang diencerkan dengan garam faali (NaCl 3%) selama 10 menit
dilakukan oleh trained staf
2. Antihistamin: Chlorpheniramine 10 mg secara IV secara perlahan
3. Kortikosteroid: Hydrocortisone 200 mg secara IV untuk mencegah reaksi
berulang
4. Pemberian Aminofilin secara IV, 4-7 mg/kgBB selama 10-20 menit apabila
terjadi bronkopasme, diikuti dengan infus 0,6 mg/kgBB/jam atau
bronkodilator aerosol (terbutalin, salbutamo)
C. Penanganan Penunjang
1. Tenangkan penderita, istirahat
2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat min. 1 jam pertama
1. Untuk operator: jangan panik!! Tarik nafas perlahan dan tenangkan pikiran
2. Posisikan pasien dengan posisi Trendelenburg dengan posisi tungkai/kaki lebih
tinggi dari kepala
3. Basahi kassa atau kapas dengan alkohol letakan di kedua lubang hidung pasien
(sbg rangsangan bau)
4. Ajak pasien komunikasi buat suasana rileks
5. Berikan teh manis hangat untuk memberikan energy
6. Tunggu beberapa saat sampai kondisi pasien pulih sambil tetap mengajak pasien
berbicara
7. Setelah pasien pulih, perawatan boleh dilanjutkan. Jika sebelumnya dianestesi
anestesi diulang karena efek sudah hilang
9. Letakkan kawat mayor mengelilingi gigi yang akan di splinting hingga bagian distal
gigi abutment terakhir
10. Kawat di letakkan di bawah titik kontakpada bagian fasial dan lingual/palatal.
Ujung kawat bagian labial atau lingual paling distal gigi abutment terakhir dipilin
bersamaan searah jarum jam namun jangan terlalu kencang.
11. Potong kawat interdental ± 10 cm, buat lekukkan menjadi 2. Masukkan kawat
yang panjang dari bagian lingual satu ujung dimaukkan di bawah kawat utama
sedangkan satu ujungnya yang lain dimasukkan di atas kawat utama. Bawa kedua
ujung ke permukaan fasial
12. Pilin kedua ujung kawat searah jarum jam, sambal ditarik ke arah labial,
kencangkan lalu sisakan 3-4 mm dari ujung interdental. Pastikkan kawat tidak ada
yang kendor.
13. Lakukkan prosedur tersebut pada gigi yang goyang dan gigi abutment
14. Potong ujung kawat interdental dan ujung kawat utama kemudian sisa pilinan
diletakkan ke arah korona dengan amalgam plugger agar tidak mengganggu bibir
dan lidah. Beri resin komposit pada ujung pilinan kawat agar tidak melukai bibir
atau lidah.
15. Tidak boleh terdapat celah yang besar antara kawat utama bagian fasial dan
lingual/palatal, jika terdapat celah lekukan kembali
Tindakan meratakan tulang alveolar yang rata dan tajam atau menonjol untuk
kerperluan protesa atau estetika.
Tujuan:
- Membuang tonjolan tulang yang tajam (eksostosis)
- Memudahkan penutupan luka primer
- Menghilangkan undercut
Prosedur:
- Asepsis daerah kerja
- Anestesi lokal sesuai daerah kerja
- Periksa kerja anestesi
- Insisi dilakukan dengan bentuk wedge shaped incision(fragiskos) atau
berupa envelope atau triangular (trisakti). Flap yang dilakukan adalah
mukopriosteal flap.
- Retraksi flap menggunakan rasparatorium
- Tulang direkontur menggunakan rongeur, atau bone file, atau kombinasi
keduanya. Menghilangkan tulang yang tajam dapat dilakukan
menggunaan rongeur, penghalusan tulang dapat dilakukan menggunakan
bone file.
- Tulang yang dihaluskan adalah regio undercut atau yang menonjol
- Periksa dengan menggunakan tangan apakah masih ada daerah yang
menonjol
- Irigasi menggunakan laruta saline hingga debris tulang hilang
- Aproksimasi flap menggunakan pinset chirrurgis, kemudian lakukan
penjahitan dengan teknik interrupted suture
- Instruksi paska bedah
AVULSI (usu)
Prosedur:
- Anastesi regio yang akan direplantasi terutama pada anak
- Bersihkan permukaan akar gigi dengan saline atau HBSS
- Bersihkan soket dari darah beku dan benda asing secara perlahan dan
hati-hati menggunakan kapas yang telah di bahasi air saline sterile.
- Gigi dimasukan ke dalam soket dengan menggunakan jari dan dengan
tekanan ringan.
- Pada jaringan lunak yang mengalami laserasi, lakukan penjahitan
- Foto ronsen dapat dilakukan untuk mengevaluasi posisi gigi
- Spinting
- Pemantauan secara periodik untuk melihat keberhasilan perawatan (tes
sensitivitas, mobilitas, dan lesi periapikal)
- Pada akar yang telah terbentuk sempurna, endodontik disarankan
dilakukan 10-14 hari kemudian
- Pada akar yang belum terbentuk sempurna, endodontik yang dilakukan
bila gigi sudah nonvital adalah apeksifikasi
- Medikamen leddermix atau ca(oh)2??
OAC (fragiskos)
Perawatannya tergantung dari ukuran dan telah berapa lama terjadinya
Jika ukuran kecil (<0.5cm) dan diketahui langsung sesaat setelah penjahitan, OAC
dapat ditutup dengan melakukan penjahitan figure of 8
Jika ukuran besar (>0.5cm) dan telah terbuka lebih dari 15 hari, penutupan dapat
dilakukan menggunakan teknik pedicle mucoperiosteal flap (buccal, palatal, dan
bridge flap) rujuk
1. Jika menemukan kondisi darurat dengan korban yang tidak sadar dan
tidak berespon Tentukan kesadaran pasien dengan memanggil nama,
menggoyangkan bahu dan memberikan rangsangan nyeri
Jika ada respon: jangan ubah posisi korban, cari hal yang tidak beres,
ulangi pemeriksaan berkala
2. Pastikan keamanan diri penolong dan korban
3. Minta pertolongan orang sekitar, aktifkan sistem EMS
4. Posisikan pasien tidur terlentang pada alas yang keras dengan tangan
disamping
5. Pastikan ada tidaknya denyut jantung dengan memeriksa denyut carotis
selama 5-10 detik
6. Jika tidak ada denyut jantung, pasien mengalami henti jantung, lakukan
RJP
7. Tentukan letak kompresi untuk RJP, menelusuri arcus costae sampai ke
processus xyphoideus, kemudian letakkan salah satu telapak tangan
diatas processus xyphoideus dan telapak tangan yang lainnya di atas
tangan pertama dengan jari-jari tidak menemppel ke dada
8. Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali diikuti 2 kali ventilasi
Teknik RJP: Kompresi dengan hitungan: 1, 2, 3…10; 1, 2, 3….20 ; 1
2, 3…30 dilanjutkan 2 kali ventilasi
Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift. Bila ada sumbatan jalan
nafas bersihkan
Lakukan 2 kali ventilasi sesuai tidal volume dari mulut ke mulut
dengan memencet hidung
9. Setelah 5 siklus atau 2 menit, periksa arteri carotis. Jika denyut arteri
carotis teraba, hentikan RJP
10. Pemeriksaan nafas : Look, Listen and Feel (mendekatkan pipi ke dekat
mulut/hidung korban dan mata melihat ke arah dada)
11. Apabila nafas tidak ada, denyut nadi teraba dan jalan nafas paten maka
pasien mengalami henti nafas, lakukan bantuan nafas (resque breathing)
Teknik resque breathing: dilakukan dalam 10X/menit (1 ventilasi
tiap 6 detik) untuk orang dewasa dengan hitungan 1 ribu, 2 ribu, 3
ribu, 4 ribu, 5 ribu, tiup (beri ventilasi)
12. Periksa nadi (denyut arteri carotis) dan nafas pasien
Jika denyut nadi dan nafas ada, posisikan pada recovery position
(angkat tangan kanan korban ke atas samping wajah, tangan kiri
diatas dada, tekuk kaki kiri korban, miringkan tubuh korban)
Jika nadi tidak ada, lanjtkan RJP satu siklus lagi
Jika nadi ada dan nafas tidak ada, berikan bantuan nafas (resque
breathing) 10X/menit
Suturing
1. Interrupted Suture
Masukkan jarum 2-3mm dari jjaringan bergerak dan keluar ke jarigan
tidak bergerak dengan jarak yang sama pada sisi lawannya. Untuk
mencegah robeknya flap, jarum harus masuk dengan jarak minimal 0,5
mm dari luka
2. Continues Suture
Biasa digunakan untuk menjahhit luka tidak dalam tapi panjang,
contohnya rekonturing alveolar ridge maksila dan mandibular. Teknik:
Simpul awal dibuat seperti pada jahitan interrupted, tapi hanya
free end dari jahitan yang digunting
Needle-bearing suture kemudian dibuat untuk membuat
jahitan continuous pada margin luka
Jakhitan terakhir tidak dikencangkan, tapi loop yang ada akan
menjadi free-end dari jahitan. Kemudian needle-bearing suture
diputar pada needle holder 2X, lalu ambil loop pertama, dan
tarik menuju loop kedua. Kedua ujungnya dikencangkan dan
akan menghasilkan simpul