You are on page 1of 5

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, wa bihi nasta'iinu

'alaa umuuriddunya waddiin, wash shalatu was


salamu 'alaa asyrafil anbiyai wal mursalin, wa 'ala
aalihi wa ash-habihi ajma'in, amma ba'du.
A’udzubillahi minassaythonirrojim,
Bismillahirrohmanirrohim. Qolallahu ta’ala fil qur’anil
karim :Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.
Shadaqallahul ‘Adzhiim.
Jamaah solat subuh ingkang dipun rahmati ALLOH
SWT, Langkung rumiyin ngaturaken puji syukur wonten
ngarsanipun ALLoh SWT ingkang sampun paring kenikamatan
dumatheng kito sedoyo sahinggo wonten ing wedhal enjang
meniko kita sageq nindakaaken solat subuh kanti jamaah ujud
manifestasi raos sukur kita dumatheng Alloh SWT.
Jamaah solat subuh ingkang dipun rahmati ALLOh SWT.
Matur nuwun kulo aturaken dumateng panitia ingkang sampun
paring wekdal dumateng kulo sahinggo kulo saged marak
sowan silaturohim wonten ing mosola mriki.
Tidak seperti sebagian orang yang terlalu sibuk
memikirkan hari raya, mudik dan baju lebaran, Rasul –
shallallahu ‘alaihi wa sallam– malah lebih giat lagi untuk
beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan. Bahkan beliau
sampai bersengaja meninggalkan istri-istrinya demi konsentrasi
dalam ibadah. Dan juga alasan semangat ibadah kala itu yaitu
untuk menggapai lailatul qadar.

Ada hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam


Bulughul Marom, yaitu hadits no. 698.

ِّْ َ ْ‫ل‬
ْ‫للَاْ–ْصلىْهللا‬ ‫ْ–ْ َكانَْْ َر ه‬:ْ‫للَاهْ َعن َهاْقَالَت‬
ْ‫سو ه‬ ّْ َ ْ‫ي‬ ِ ‫ش ْةَْ َر‬
َْ ‫ض‬ َ ِ‫َعنْْ َعائ‬
ْ-َْ‫ضان‬ ْ‫ ْاَلعَش هْر ْاَْل َ ِخ ه‬:‫أَي‬-ْ ‫ل ْاَلعَش هْر‬
َ ‫ير ْ ِمنْ ْ َر َم‬ َْ ‫عليه ْوسلم ْ– ْإِ َذا ْ َد َخ‬
ْ‫ظْأَهلَ ْههْ–ْ همتّفَقْْ َعلَي ِه‬
َْ َ‫ْ َوأَيق‬,‫ْ َوأَحيَاْلَيلَهه‬,‫ش ّْدْ ِمئزَ َرهه‬
َ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10
Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah
(dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-
malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-
istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no.
2024 dan Muslim no. 1174).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di 10
hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari
lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini
mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.
2- Kesungguhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
beribadah pada 10 hari terakhir Ramadhan ada dua alasan:
a- Sepuluh hari terakhir tersebut adalah penutup bulan
Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai dari
akhirnya.
b- Sepuluh hari terakhir tersebut diharapkan didapatkan malam
Lailatul Qadar. Ketika ia sibuk dengan ibadah di hari-hari
terakhir tersebut, maka ia mudah mendapatkan maghfiroh atau
ampunan dari Allah Ta’ala.
3- Hadits tersebut menunjukkan anjuran membangunkan
keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka melakukan
shalat malam. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan.
4- Hadits itu juga menunjukkan anjuran menasehati keluarga
dalam kebaikan dan menjauhkan mereka dari hal-hal tercela
dan terlarang.
5- Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga
untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan
dalam hadits yang lain,

ْ‫ح‬ َ َ‫ظ ْام َرأَت َ ْههْفَإِنْ ْأَبَتْ ْن‬


َْ ‫ض‬ َْ َ‫صلّى ْ َوأَيْق‬ ِْ ‫ام ْ ِمنَْ ْاللّي‬
َ َ‫ل ْف‬ َْ َ‫لاْق‬
ْ ‫للَاهْ َر هج‬
ّْ ْ ‫َر ِح َْم‬
َ َ‫صلّتْ ْ َوأَيق‬
ْْ‫ظت‬ ِْ ‫للَاه ْام َرأ َْة اْقَا َمتْ ْ ِمنَْ ْاللّي‬
َ َ‫ل ْف‬ ّْ ْ ‫ِفى ْ َوج ِه َها ْال َما َْء ْ َر ِح َْم‬
َ َ‫زَ و َج َهاْفَإِنْْأَبَىْن‬
ْ‫ض َحتْْفِىْ َوج ِه ِْهْال َما َء‬
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari
melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika
istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga
Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari
melakukan shalat mala, lalu ia membangungkan suaminya. Jika
suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada
wajahnya.” (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148.
Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).
Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku sangat suka pada diriku
jika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk
bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam hari dengan
ibadah, lalu membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka
mampu.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 331).
Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk
menghidupkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan
ibadah dan shalat malam.

Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa


anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Wassalam

You might also like