You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA (OTK)


DISTILASI

Nama : Farhan Abdi Nusa


NIM : 1515055
Kelompok : 5 (Lima)
Anggota Kelompok : 1. Jauharotul Arifah
2. Martina Indri Hastuti
3. Yemima Putri Herlina
4. Zikrilla Noviyani

LABORATURIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2018
PERCOBAAN I
DISTILASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menghitung jumlah plate teoritis dengan Metode Mc. Cabe – Thiele
dan persamaan Fenske

II. DASAR TEORI


Distilasi merupakan proses penting dalam bidang rekayasa (teknik)
kimia. Pada dasarnya distilasi merupakan proses pemisahan campuran dua
komponen atau lebih (banyak) komponen menjadi bagian-bagian atau
komponen berdasarkan pada perbedaan volatilitas (kemudahan menguap)
atau perbedaan titik didih antara masing-masing komponen.
Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen dalam
larutan cair dengan menggunakan panas sebagai separating agent. Proses
distilasi dapat digambarkan sebagai deretan tahap flashing yang disusun
secara seri, sehingga uap yang mengalir ke atas dan cairan yang mengalir ke
bawah saling berkontak. Dengan demikian, di setiap tahap aliran uap (V)
dan cairan (L) akan berkontak dan membentuk kesetimbangan. Agar kontak
antara uap dan cairan dapat berlangsung lebih sempurna, maka dipasang tray
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara teoritis, satu tray
dapat dianggap sebagai suatu tahap kesetimbangan.
Cairan dan uap yang memasuki suatu tahap tidak berada dalam
keadaan setimbang. Cairan dan uap tersebut berkontakkan satu sama lain
sehingga terjadi perpindahan massa, sehingga uap cairan yang meninggalkan
tahap tersebut berada dalam keadaan setimbang. Uap yang meninggalkan
tahap kesetimbangan ini mengandung lebih banyak komponen yang mudah
menguap (volatile) dari pada uap yang memasuki tahap tersebut. Sebaliknya,
cairan yang meninggalkan tahap tersebut akan mengandung lebih sedikit
volatile dari cairan yang memasuki tahap. Jadi, uap di puncak kolom
memiliki komponen yang lebih mudah menguap secara dominan,
sedangkan di dasar kolom cairan mengandung komponen yang sukar
menguap.
Kolom distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan
komponen-komponen dari campuran fasa cair, khususnya yang mempunyai
perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan
uap tersebut akan menyebabkan fasa uap yang ada dalam kesetimbangan
dengan fasa cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup
signifikan. Fasa uap mengandung lebih banyak komponen yang memiliki
tekanan uap rendah, sedangkan fasa cair lebih benyak menggandung
komponen yang memiliki tekanan uap tinggi.
Kolom distilasi dapat berfungsi sebagai sarana pemisahan karena
sistem perangkat sebuah kolom distilasi memiliki bagian-bagian proses yang
memiliki fungsi-fungsi:
a) menguapkan campuran fasa cair (terjadi di reboiler)
b) mempertemukan fasa cair dan fasa uap yang berbeda komposisinya
(terjadi di kolom distilasi)
c) mengondensasikan fasa uap (terjadi di kondensor)
d) Konsep pemisahan dengan cara distilasi merupakan sintesa
pengetahuan dan peristiwa-peristiwa:
1. kesetimbangan fasa
2. perpindahan massa
3. perpindahan panas
4. perubahan fasa akibat pemanasan (penguapan)
5. perpindahan momentum
Distilasi adalah sistem perpindahan yang memanfaatkan
perpindahan massa (gambar 1.1). Masalah perpindahan massa dapat
diselesaikan dengan dua cara yang berbeda. Pertama dengan
menggunakan konsep tahapan kesetimbangan (equilibrium stage) dan
kedua atas dasar proses laju difusi (difusional forces). Distilasi dilaksanakan
dengan rangkaian alat berupa kolom/menara yang terdiri dari piring (plate
tower/tray) sehingga dengan pemanasan komponen dapat menguap,
terkondensasi, dan dipisahkan secara bertahap berdasarkan tekanan
uap/titik didihnya. Proses ini memerlukan perhitungan tahap
kesetimbangan.
Batas perpindahan fasa tercapai apabila kedua fasa mencapai
kesetimbangan dan perpindahan makroskopik terhenti. Pada proses
komersial yang dituntut memiliki laju produksi besar, terjadinya
kesetimbangan harus dihindari. Distilasi pada satu tahapannya memisahkan
dua komponen, yang terdapat dalam 2 fasa, sehingga derajat kebebasannya 2
dan 4 variabel yaitu tekanan, suhu, dan konsentrasi komponen A pada fasa
cair dan fasa uap (konsentrasi komponen B sama dengan 1 dikurangi
konsentrasi komponen A). Jika telah ditetapkan temperatur, hanya ada satu
variabel saja yang dapat diubah secara bebas, sedangkan temperatur dan
konsentrasi fasa uap didapatkan sebagai hasil perhitungan sesuai sifat-
sifat fisik pada tahap kesetimbangan.

1. Penentuan Jumlah Tray dan Tray Minimum, Refluks, dan


Refluks Minimum untuk Umpan Tunggal dengan Metode Mc Cabe and
Thiele
Syarat yang harus dipenuhi dalam metode Mc. Cabe and Thiele
adalah kecepatan alir molar L dan V tetap, serta tidak memerlukan entalpi
data. Adapun langkah yang harus dilakukan dalam perancangan menara
distilasi dengan menggunakan metode Mc. Cabe and Thiele adalah:
a. Buat diagram Y Vs X
b. Hitung q
c. Tentukan titik fraksi distilat (XD), fraksi umpan (XF), dan fraksi bottom
(XB)
d. Buat garis q melalui titik fraksi umpan (XF) dengan slope (q/q–1)
e. Hitung nilai (XD/R + 1 )
f. Buat garis operasi atas, dengan cara menarik garis lurus dari titik XD
yang memotong garis q dengan slope (XD/R + 1 )
g. Buat garis operasi bawah, dengan cara menarik garis lurus dari
perpotongan garis operasi atas dengan q ke titik XB
h. Hitung jumlah tray (stage)
Catatan: titik XD, XF, dan XB terletak pada garis lurus kurva
kesetimbangan (garis kesetimbangan).

2. Persamaan Fenske
Persamaan fenske dalam distilasi fraksional kontinyu adalah persamaan yang
digunakan untuk menghitung jumlah minimum pelat teoritis yang diperlukan untuk
pemisahan aliran umpan biner oleh kolom fraksinasi yang sedang dioperasikan
pada refluks total. Persamaan ini diturunkan oleh Merrel Fenske pada tahun 1932.

Ini adalah merupakan contoh dari persamaan fenske yang hanya berlaku untuk
campuran biner :

Dimana :

N : Adalah jumlah minimum pelat teoritis yang diperlukan pada reflux total.

XD : Adalah fraksi mol komponen yang lebih mudah menguap dalam distilat atas.

XB : Adalah fraksi mol kompomem yang lebih mudah menguap (volatile) di bagian

Bawah

αavg : Adalah volatilitas relative rata rata dari komponrn yang lebih mudah

menguap(volatile) ke komponen yang kurang stabil


Persamaan underwood : untuk menghitung Rmin

III. ALAT DAN BAHAN


i. ALAT
1. 1 unit alat Distilasi yang terdiri dari:
a. Labu didih
b. Heater
c. Kondenser
d. Ember
e. Selang
f. Pompa
2. Gelas Ukur
3. Gelas Kimia
4. Alkoholmeter

ii. BAHAN
1. Etanol dengan kadar 97%
2. Aqua DM

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Ukur konsentrasi awal etanol murni menggunakan alkoholmeter
2. Umpan campuran sebanyak 300 ml terdiri dari 50% v/v etanol dan
sisanya adalah air
3. Ukur konsetrasi etanol dalam campuran umpan menggunakan alkoholmeter
4. Masukkan umpan ke dalam labu didih kemudian rangkai alat distilasi
secara benar (pastikan tidak ada kebocoran)
5. Hidupkan pompa air pendingin
6. Hidupkan heating mantle sesuai instruksi asisten
7. Tunggu sampai produk menetes
8. Matikan heating mantle ketika jumlah produk yang didapatkan telah
sama dengan jumlah etanol di dalam umpan
9. Dinginkan labu didih dengan tetap membiarkan pompa air
pendingin tersambung ke listrik
10. Ukur konsentrasi etanol produk sebagai xD dengan alcoholmeter
11. Ukur konsentrasi etanol dalam campuran yang tertinggal di dalam labu
didih sebagai xB dengan alcoholmeter

V. HASIL PRAKTIKUM
Konsentrasi Etanol murni : 96%
Volume Etanol dalam campuran umpan : 100 mL
Konsentrasi Etanol dalam campuran umpan : 63%
Volume distilat yang diperoleh : 150 mL
Konsentrasi produk (xD) : 78%
Volume Etanol dalam campuran yang tertinggal di dalam labu didih (xD):
142 mL
Konsentrasi Etanol dalam campuran yang tertinggal dalam labu didih: 19%

VI. PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini dilakukan pemisahan antara etanol dengan air
menggunakan distilasi sederhana (batch). Langkah awal yang dilakukan pada
praktikum kali ini adalah mengukur kadar etanol murni dengan kadar yang
didapatkan sebesar 96%. Lalu membuat larutan umpan yang terdiri dari etanol dan
air sebanyak 300ml dengan perbandingan 50% etanol dan sisanya air. Campuran
300ml larutan umpan kemudian diukur konsentrasinya menggunakan alcoholmeter.
Setelah diukur kemudian umpan dimasukkan kedalam labu didih dan diletakkan
dirangkaian alat distilasi. Pompa air dingin dan heating mantle dihidupkan dan
didiamkan selama beberapa menit sampai produk tersebut menetes. Prinsip kerja
pada alat distilasi ini adalah perbedaan titik didih etanol dengan air dimana titik
didih etanol sebesar 780C dan titik didih air 1000C. Perbedaan ini menyebabkan
etanol merupakan cairan yang lebih volatile dibandingkan air dan akan lebih cepat
menguap keatas. Setelah itu uap yang sudah naik keatas tersebut akan
dikondensasikan dengan kondensor. Cairan pada kondensor ini sebagian ada yang
dikembalikan kedalam kolom refluk dan sisanya menjadi produk distilat. Hal ini
dilakukan terus pada rangkaian alat distilasi hingga didapatkan cairan hasil distilat
sebesar 150ml.
Pada praktikum percobaan distilasi ini maka didapatkan nilai nilai sebagai

berikut, nilai adalah 0,225, adalah 0,5237, dan nilai adalah 0,067.

Konsentrasi etanol yang tersisa dalam labu didih sebesar 4,3% sedangkan
konsentrasi produk yang dihasilkan sebesar 63%. Jumlah plate minimum yang
didapatkan secara grafis dengan metode Mc Cabe Thiele berjumlah 3 plate, dan jika
menggunakan perhitungan didapatkan 3 plate. Persamaan jumlah plate yang
dihasilkan pada kedua metode perhitungan plate minimum tersebut menandakan
praktikum berhasil dilakukan. Karena pada umumnya secara teori kedua metode
perhitungan tersebut memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Dari hasil praktikum
ini nilai q yang diperoleh sebesar 1,122 (nilai q > 1) yang menandakan umpan
masuk di bawah nilai titik didihnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan distilasi adalah saat


melakukan pemasangan alat-alat distilasi, pada proses pemasangan yang dilakukan
harus berhati-hati karena alat-alat tersebut terbuat dari kaca dan rentan pecah.
Pemasangan alat distilasi juga harus terhindar dari kebocoran agar hasil yang
didapatkan tidak keliru. Dan juga pada akhir percobaan, labu didih harus didiamkan
terlebih dahulu sampai labu didih sudah tidak begitu panas. Tujuan dari alat labu
didih yang didiamkan terlebih dahulu itu agar campuran etanol dan air hasil proses
distilasi ketika dipindahkan ke dalam gelas ukur, gelas ukur tersebut tidak pecah
saat akan dituang cairan distilat.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Nilai adalah 0,225, adalah 0,52, dan nilai adalah 0,067.

2. Jumlah plate pada saat percobaan adalah 3 plate dan saat dihitung secara
teoritis yaitu 3 plate.
3. Nilai q yang diperoleh adalah 1,122 (nilai q > 1) yang berarti umpan
masuk di bawah titik didihnya.

VIII. SARAN
1. Lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat untuk praktikum agar
peralatan praktikum tidak rusak.
2. Belajar terlebih dahulu sebelum praktikum untuk memudahkan proses
praktikum.
3. Lebih perhatian dengan prosedur praktikum agar praktikum berjalan
sesuai dengan metode yang telah ditentukan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia (OTK) Politeknik STMI Jakarta
Brown, G.G., 1953, ”Unit Operations, 4 ed., John Wiley & Sons, New York.
Foust, A.S., 1979, “Principles of Unit Operations”, 2 ed., John Wiley
& Sons, New York.
Treybal, R. E., 1980, “Mass Transfer Operations”, 3 ed., McGraw Hill-
Book Company, New York.
Wikipedia, 2017, Fenske Equation
Cici A,2016, “Laporan distilasi sederhana” Indonesia
LAMPIRAN A
(LAPORAN SEMENTARA)
LAMPIRAN B
(MSDS)
LAMPIRAN C
(LEMBARAN RISK ASSISMENT)
LAMPIRAN D
(PERHITUNGAN)
PERHITUNGAN
Diketahui:
Konsentrasi awal etanol murni : 96%
Volume etanol dalam campuran umpan : 100 mL
Konsentrasi etanol dalam campuran umpan : 63%
Volume distilat yang diperoleh : 150 mL
Konsentrasi Produk (XD) : 78%
Volume etanol dalam campuran yang tertinggal dalam labu didih: 142 mL
Konsentrasi etanol dalam campuran yang tertinggal dalam labu didih (XB): 19%

Umpan
Etanol
Air

Distilat
Etanol
Air

Bottom
Etanol
Air

Sehingga didapatkan nilai:

TUGAS
1. Laju alir L
Laju alir D

2. Jumlah Plate minimum


Diketahui:
3. Menghitung

You might also like