You are on page 1of 1

Penyakit Thalasemia memang masih kurang populer karena jarang terdengar, namun bukan berarti 2.

2. Thalasemia minor, gejalanya lebih ringan dan sering hanya sebagai pembawa sifat saja. Biasanya
disekitar kita tidak ada penderita penyakit tersebut. Kurang polulernya thalasemia menyebabkan ditandai dengan lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi. Kondisi ini sering disalahartikan
orang pada umumnya tidak paham gejala thalasemia. sebagai anemia karena defisiensi zat besi.
Di Indonesia terdapat cukup banyak penderita thalasemia yang bersifat diturunkan secara genetik, 3. Thalasemia Intermedia, merupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan anemia
data menemukan bahwa 6-10% penduduk kita merupakan pembawa gennya. berat dan masalah berat seperti deformalitas tulang, pembengkaan limpa. Yang membedakan
Sekilas Tentang Thalasemia dengan thalasemia mayor, adalah berdasarkan ketergantungan penderita pada transfusi darah.
Penyakit thalasemia merupakan suatu penyakit kelainan darah resesif autosomal atau bersifat Gejala khas thalasemia
genetik dimana kerusakan DNA akan menyebabkan ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata lebar
keempat rantai asam amino yang memproduksi sel darah merah (hemoglobin) penderitanya, serta dan tulang dahi juga lebar
mudah rusak sehingga kerap menyebabkan anemia. Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya kelabu karena penimbunan zat besi
Darah manusia terdiri atas plasma dan sel darah yang berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah Deteksi Dini Thalasemia
putih (leukosit) dan keping darah (trombosit), seluruh sel darah dibentuk oleh sumsum tulang, Deteksi dini thalasemia sangat dianjurkan oleh para ahli karena pertambahan jumlah penderita yang
sedangkan hemoglobin merupakan salah satu pembentuk sel darah merah, yang terdiri dari 4 rantai cukup pesat, dan hasil penanganan juga akan lebih baik dibandingkan melakukan screening ketika
asam amino (2 rantai amino alpha dan 2 rantai amino beta) yang bekerja bersama-sama untuk perjalanan penyakit telah lanjut. Sasaran untuk melakukan deteksi dini adalah pasangan yang akan
mengikat dan mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Kegagalan pembentukkan rantai asam amino menuju jenjang pernikahan, ibu hamil sebagai syarat pemeriksaan prenatal, anak-anak yang dicurigai
menyebabkan thalasemia, hal tersebut ditandai oleh defisiensi produksi globin pada hemoglobin, gejala thalasemia. Pemeriksan laboratorium tersebut meliputi pemeriksaan darah lengkap yaitu Hb,
dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi Lekosit, Eritrosit, Trombosit,Hematokrit, Diffcount, LED,MCV, MCH, MCHC.
pendek (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal Penanganan Thalasemia
(hemoglobinopatia). Penderita thalasemia bila tidak ditangani secara serius, rata-rata hanya bertahan hingga usia 8 tahun.
Mekanisme Penurunan Penyakit Thalasemia Perawatan berupa transfusi rutin akan memperpanjang harapan hidup, selain itu perlu menggunakan
Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Thalasemia obat untuk mengatasi penumpukkan zat besi, berupa obat Desferal yang diberikan lewat suntikan,
diturunkan oleh orang tua yang carrier kepada anaknya. bahkan saat ini sudah ada yang berupa obat oral, yang diberikan bagi penderita di atas 2 tahun.
 Jika kedua orang tua tidak menderita thalasemia trait (bawaan), maka tidak mungkin mereka Tindakan penatalaksanaan terbaik justru ada pada cangkok sumsum tulang, dimana jaringan sumsum
menurunkan thalasemia trait atau thalasemia mayor pada anak-anaknya. Jadi semua anaknya tulang penderita diganti dengan susum tulang donor yang cocok dari anggota keluarga, meskipun hal
mempunyai darah normal ini masih cukup sulit dan biaya cukup mahal. Sebagai pemantauannya adalah pemeriksaan kadar
feritin 1-3 bulan, untuk mengetahui kelebihan zat besi. Selain akibat anemia kronis, maka juga perlu
 Bila salah seorang dari orang tua menderita thalasseia trait sedangkan yang lainnya tidak maka satu
ada pemantauan proses tumbuh kembangnya.
dibanding dua (50%) kemungkinan setiap anak-anaknya akan menderita thalasemia trait, tetapi tidak
Pencegahan Thalasemia
seorang pun anak-anaknya menderita thalasemia mayor.
Pencegahan bisa dilakukan dengan menganjurkan mereka yang tergolong thalasemia trait untuk
 Bila kedua orang tua menderita thalasemia trait,maka anak-anaknya kemungkinan akan menderita menikah dengan pasangan yang berdarah normal, karena anak-anak yang dilahirkan pasangan ini
thalasemia trait atau kemungkinan juga memiliki darah normal atau kemungkinan bisa menderita tidak akan terkena thalasemia mayor, meskipun masih memungkinkan dapat terkena thalasemia
thalasemia mayor trait. Pada pasangan suami istri yang tergolong thalasemia trait, untuk mencegah kemungkinan
Dari skema di bawah dapat dilihat kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat thalasemia beta melahirkan anak thalasemia mayor, dengan perencanaan yang dibantu oleh dokter ahli genetika.
adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalasemia beta, dan 25% thalasemia beta mayor (anemia (dari berbagai sumber)
berat)

Jenis dan Gejala Thalasemia


Berdasarkan gejala klinis dan tingkat keparahannya ada 3 jenis thalasemia :
1. Thalasemia mayor, dimana kedua orang tua merupakan pembawa sifat, dengan gejala dapat muncul
sejak awal masa anak-anak dengan kemungkinan hidup terbatas. Gejala-gejala tersebut adalah :
Menderita anemia hemolitik,Pembesaran limpa dan hati akibat anemia yang lama, perut membuncit,
Sakit kuning (jaudice), Luka terbuka di kulit (ulkulus/borok), Batu empedu, Lemas, karena kurang
nafsu makan, Pucat, lesu, sesak nafas karena jantung bekerja berat, Pembengkakan tungkai bawah,
Pertumbuhan lambat (berat badan kurang)

You might also like