Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PELUMASAN
Disusun Oleh:
Yana Maulana
NIM. A1C016008
A. Latar Belakang
Setiap mesin pasti membutuhkan pelumasan, mulai dari mesin yang paling
sederhana hingga mesin yang modern sekalipun. Mesin terdiri dari berbagai
logam yang bergerak seperti katup, piston, gear, dan sebagainya. Bagian tersebut
yang harus selalu terjaga dengan baik sehingga pergerakan mesin dapat berjalan
rtanian. Motor bakar yang sering digunakan untuk pertanian antara lain seperti
traktor dan traktor tangan. Contoh pemanfaatan motor bakar pada pertanian yaitu
sebagai alat untuk memebajak. Motor bakar tentunya terdapat mesin di dalamnya
mesin di dalamnya. Dan motor bakar tersebut tidak bisa dipakai secara terus
menerus.
Karena apabila motor bakar bekerja terus menerus maka akan menyebabkan
menyebabkan mesin akan cepet rusak bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu
energi panas dan energi gerak. Dalam pengubahan bahan bakar menjadi energi
Gesekan-geskan itu dapat menyebabkan mesin panas, aus, dan dapat kehilangan
daya . Oleh karena itu, diperlukan pelumas untuk dapat mengurangi gesekan dan
mesin dapat bekerja dengan lancar. Pelumas ini digunakan untuk dapat
memperlancar dan menstabilkan kerja mesin. Praktikum kali ini akan membahas
permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada
suatu mesin dan peralatan yang di dalamnya terdapat suatu komponen yang saling
bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memilki fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya
umur mesin.
Fungsi dari pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara
risiko terjadinya kerusakan pada mesin. Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna
bergerak atau berputar, mencegah terjadinya suara bising, mengurangi panas yang
timbul karena pergesekan, dan meminimalkan tenaga mesin yang terbuang untuk
kenyataannya tidak ada gerakan tanpa gesekan karena tidaklah mudah untuk
memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada
permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangan geser pada
pelumas sendiri. Pada umumnya motor bakar torak menggunakan pelumas cair
yang dinamai minyak pelumas. Selain mudah disalurkan minyak pelumas itu
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama
pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila
terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka
B. Tujuan
motor bakar.
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas (Wijaya, R., &
Jamari, 2011).
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama
di sekitar torak dan dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk
melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan
pada motor bakar adalah menyerap dan memindahkan panas, sebagai penyekat
lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang
yang bergerak, pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang
saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan
Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan
sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan
tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan langsung antara dua permukaan yang
logam dengan permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara
diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada cincin torak yang
dapat menolong memperbesar kompresi motor (Wijaya, R., & Jamari, 2011).
komponen lainnya. Minyak pelumas juga dapat berfungsi sebagai sekat untuk
mencegah menerobosnya gas dari bagian ruang bakar ke bagian bak engkol,
berarti dapat dicegah terbentuknya karat di dalam mesin dan produk-produk gas
(Daryanto, 1997).
adanya lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak
bagian-bagian mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang diserap bergantung
karat, dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian-bagian mesin atau
2008).
Gesekan adalah gaya yang bekerja antara dua badan pada permukaan
sentuhannya untuk menahan luncuran salah satu badan pada badan lainnya.
pulinya sedangkan gesekan yang tidak dikehendaki yaitu gesekan antara bagian-
bagian mesin yang berputar pada suatu poros. Gesekan tersebut tidak dikehendaki
karena daya yang diperlukan lebih besar, lebih cepat menimbulkan aus dan dapat
dikurangi dengan menggunakan pelumas yang cocok sehingga kerja mesin dapat
Dwiyantoro, 2014).
roda-roda gigi, dan sebagainya tidak menjadi terlalu panas, sehingga tidak lekas
circulating splash, internal forced feed, full internal forced feed. Dalam
melalui piston dan terbakar dalam ruang pembakaran, keluar dari crankcase
berupa uap atau kabut, serta terjadinya kebocoran (Gunawan, Y., & Fitrikananda,
2018).
1. Pelumasan sistem percikan, sistem ini menggunakan alat percik atau sendok
pemercik yang terpasang pada Big End Stang Zuiger. Tetapi pelumasan ini
2. Pelumasan sistem paksa, pelumasan dialirkan oleh pompa oli untuk memaksa
oli tersebut beredar waktu mesin hidup (bekerja), sistem ini banyak
pelumas selalu siap untuk melumasi bagian mesin yang terendam tersebut.
Apabila campuran oli tidak tepat atau kualitas oli kurang baik maka akan
Pelumasan pada awalnya dikenal oleh sebagian besar dari para teknisi
dalam bentuk dan wujudnya. Ada pelumasan berbentuk cairan seperti oli mesin,
oli hidrolik dan oli transmisi. Pelumasan juga berfungsi untuk melumasi bearing–
bearing roller (bearing bola) yaitu dibedakan dengan nama grease dan dengan
tingkat viskositas intermediate ada yang disebut gemuk dan fet (Arisandi, M., &
Priangkoso, 2012).
viskositas atau kekentalan. Viskositas adalah gesekan internal suatu cairan yang
ditunjukkan bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser terhadap
dipengaruhi oleh suhu dan minyak cenderung menjadi encer pada suhu tinggi dan
dari bak oli (carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh
perputaran roda gerigi yang dikoperkan dengan perputaran poros engkol, melalui
pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan
ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah
(1½) lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga
proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
(Kurniawan, 2011).
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar
maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem pelumasan pada Rosker Arm dari
klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus
baud pengatur jarak rosker arm (Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar
yang kemudian ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa
pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter (crank case), juga masuk
permukaan yang saling kontak. Fungsi utama oli adalah mereduksi koefisien
gesek tersebut, sehingga nilainya menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan di
2013):
1. Oil Pressure Switch, Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang
mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat
2. Oil pump, Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di
Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
3. Relief Valve,komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil
berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan
4. Oil Filter, komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak
diinginkan dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan
Cara perawatan dan pemeriksaan minyak pelumas antara lain (Dani, 2013):
matikan.
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur.
susu berarti bercampur dengan air, warna coklat berarti bercampur dengan
karbon.
.
III. METODOLOGI
1. Konstruksi sistem pelumas fuel force feed, splash feed, force feed.
4. Baki.
5. Kuas.
6. Kamera.
7. Alat tulis.
B. Prosedur Kerja
pelumasan.
A. Hasil
bergesekan di mesin.
dashboard.
berputar.
B. Pembahasan
panas yang ketiga proses tersebut sangat erat berhubungan dan memegang
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas (Wijaya, R., &
Jamari, 2011).
Sistem pelumasan adalah suatu sistem dimana zat yang digunakan untuk
elemen mesin. Kebanyakan pelumas adalah cair (seperti oli, synthetic esters,
silicon fluids dan air), tetapi untuk kondisi tertentu pelumas dapat berupa solid
bearing.
permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada
suatu mesin dan peralatan yang di dalamnya terdapat suatu komponen yang saling
bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memilki fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya
umur mesin.
Pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan
terjadinya kerusakan pada mesin. Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna untuk
atau berputar, mencegah terjadinya suara bising, mengurangi panas yang timbul
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama
pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila
terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka
akan terjadi gesekan langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan
1. Viskositas
pelumas haruslah sesuai dengan kebutuhan yang akan dilumasi. Sebagai contoh
baik. Maka dari itu minyak pelumas yang sudah terlalu lama dipakai harus diganti
karena daya lekat ( oil film ) sudah tidak baik. Dan jika minyak pelumas yang
sudah terlalu lama dipakai tak diganti , maka komponen-komponen mesin yang
Maksudnya adalah minyak pelumas tidak bisa menyatu dengan zat - zat
lainnya. Kecuali minyak pelumas yang memang khusus untuk oli samping, karena
minyak pelumas tersebut dapat bercampur dengan bensin namun tetap minyak
pelumas itu tidak boleh mudah bercampur dengan zat - zat kimia lainnya seperti
karbon , dan lain - lain. Jika hal itu terjadi berarti kualitas minyak pelumas
tetap terjadi gesekkan walaupun cuma sedikit sekali. Biasanya hal ini terjadi pada
saat mesin baru dihidupkan, karena minyak pelumas belum melumasi bagian -
bagian yang bergesekkan tersebut dan minyak pelumas tersebut masih berada
dalam bak oli ( atau belum bersikulasi untuk melumasi ) Untuk itulah minyak
Pada mesin yang sedang hidup , maka suhu dari mesin akan naik . Untuk
itulah minyak pelumas tidak boleh cepat menguap , karena minyak pelumas akan
cepat habis dengan sendirinya bila cepat menguap. Selain itu pula minyak
pelumas harus memiliki titik nyala yang tinggi, karena jika titik nyala nya rendah
maka minyak pelumas akan terbakar dan menyala . Tidak lucu kan kalau minyak
Dalam hal ini minyak pelumas juga harus mampu menyerap panas dari
dapat dihindari. Namun di saat suhu yang rendah minyak pelumas juga tidak
boleh membeku. Oleh karena itu kekentalan minyak pelumas yang digunakan di
pentng, yang satu komponen satu dengan yang lainnya saling terkait stu sama lain.
komponen mesin.Oil filter dipasangkan pada lubang masuk pompa oli (oil pump
roda gigi. Padamodel ini, terdapat dua buah roda gigi yang berkaitan. Bila salah
satu roda gigi berputar, maka roda gigi lain akan ikut berputar berlawanan arah.
Oleh karena itu, oliyang terdapat diantara celah-celah dua buah roda gigi didesak
dari lubang masuk kelubang buang. Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari
oil pan kemudian menekannya ke bagian-bagian mesin. Pada pompa oli terdapat
beberapa macam jenis pompa, macam-macam pompa oli tersebut antara lain:
a. Internal gear, roda gigi yang digerakkan (driven gear) digerakkan oleh roda
dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah saat berputar. Tipe ini memiliki
yang digerakkan), bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar rotor
yang digerakkan ikut sama-sama berputar dalam pump body. Poros rotor
penggerak berputar tidak satu titik (offset) dengan rotor yang digerakkan oleh
karena itu ruangan terbentuk dari dua rotor saat berputar. Saat ruangan
membesar oli terhisap kedalam dan akan dipompa keluar saat ruangan
mengecil. Pompa model trochoid memiliki bentuk yang lebih sederhana dari
pada model roda gigi, dan volume oli yang dipompa lebih besar juga
sehingga bentuk pompa oli dapat diperkecil dan lebih dapat diandalkan.
c. External gear, sama halnya seperti model internal ada drive gear dan driven
gear untuk memompa oli. Tipe ini sudah lama digunakan karena
Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik, pada
kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebabkan
kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam
pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh putaran
3. Filter Oli
kotoran dari oli. Pada filter oli dipasangkan by pass valve yang berfungsi
sebagaisaluran alternatif saat filter oli tersumbat. Penggantian filter oli harus
waktu tertentu, oli akan kotor. Hal ini di sebabkan adanya partikel-partikel logam,
kotoran dari udara, karbon serta bahan-bahan lain yang masuk ke dalam oli.
ikut terbawa melumasi mesin yang akan memperbesar keausan dan kemungkinan
dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.
a. Tekanan oli rendah, Saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak di
(menyala).
b. Tekanan oli tinggi, Saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli
peringatan mati.
5. Nosel Oli
Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston.
Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan oli
6. Pendingin Oli
Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel adalah
tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar
kekentalannya tetap.
Bypass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil
tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli kembali secara langsung ke oil
tinggi dari nilai standar. Regulator valve akan membuka agar oli kembali ke oil
7. Dipstick oil
penampung oli.
Motor bakar terdapat dua sistem pelumasan yaitu pada motor 4 tak, dan 2
1 macam oli untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari
komponen ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab
itu di butuhkan oli sesuai dengan spesifikasi khusus untuk motor. Sistem
pelumasan untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama
ruang bakar,transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat sistem kering seperti
halnya motor matic. Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak
pompa oli dan biasanya disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang
menyediakan bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau
pelumas motor 4 tak (4 langkah). Jika pada motor 4 langkah pelumasan hanya
memakai 1 macam oli saja, jika pada motor 2 langkah pelumasan terbagi menjadi
pelumas kedua untuk melumasi bagian ruang as-kruk atau bagian di belakang
piston. Pelumasan dibuat berbeda karena ruang transmisi dan ruang engkol (kruk-
as) terpisah. Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar
pencampuran pelumas untuk ruang kruk-as dan silinder dibuat sistem injeksi atau
nosel.
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan
bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di
a. Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran
Cara kerja : Pada saat kran bensin dibuka, maka campuran bensin dan oli
samping akan mengalir menuju karburator di karburator bensin, oli samping dan
udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang
engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian
engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini
lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin
2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari
Cara kerja: Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke
karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang
gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-
Sistem ini menggunakan alat percik atau sendok pemercik yang terpasang
pada big end stang zuiger. Ketika torak berada di bawah (saat TMB), poros
engkol tercelup pada minyak pelumas. Pada saat torak bergerak menuju ke atas
(menuju TMA) maka minyak pelumas ikut terbawa ke atas. Minyak pelumas
dibawa ke atas melalui ring torak. Karena minyak pelumas juga bisa terbakar,
maka perlu penambahan minyak pelumas pada karter. Pelumasan cara percikan ini
Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping
Cara krja : Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol
bagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini
sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran
minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan
pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4
tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui
disaring oleh filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang
Pada pelumasan tekan sempurna, batang torak juga dilubangi (selain poros
minyak pelumas. minyak pelumas selalu siap untuk melumasi bagian mesin yang
terendam tersebut.
7. Pelumasan injeksi.
inlet. Sistem superlub oli langsung disemprotkan ke dalam inlet atau sluran udara.
Untuk melumasi mesin, tidak sembarangan pelumas bisa digunakan.
Pelumas yang akan digunakan harus memiliki sifat-sifat penting. Minyak pelumas
pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-asam yang terbentuk karena terjadinya
oksidasi.
lumpur (sludge). Dengan sifat dispersancy ini, kotoran-kotoran tadi dipecah menjadi
partikel-partikel yang cukup halus serta diikat sedemikian rupa sehingga partikel-
partikel tadi tetap mengembang di dalam minyak pelumas dan dapat dibawa di
dalam peredarannya melalui sistem penyaringan. Partikel yang bisa tersaring oleh
filter, akan tertahan dan dapat dibuang sewaktu diadakan pembersihan atau
4. Sifat tahan terhadap oksidasi, untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi
dengan uap air yang pasti ada di dalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi
dingin akan berubah menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas.
Oksidasi ini akan mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental dari yang
diharapkan, serta dengan adanya air dan belerang sisa pembakaran maka akan
bereaksi menjadi H2SO4 yang sifatnya sangat korosif. Aditif adalah senyawa kimia
yang apabila ditambahkan ke dalam pelumas akan menaikkan unjuk kerja pelumas
seperti yang diharapkan. Aditif ini dapat menentukan mutu pelumas yang akan
digunakan karena dapat merubah sifat kimia maupun sifat fisik dari oli. Tujuan dari
aditif untuk campuran pelumas yaitu untuk melindungi dan memperbaiki mutu
pelumas terhadap perubahan sifat kimia atau penuruan mutu pelumas, melindungi
sifat suatu pelumas atau memberikan sifat baru terhadap sifat pelumas yang sesuai
dengan penggunaannya. Aditif dapat terdiri dari unsur – unsur kimia seperti barium,
calsium, phosporus, sulfur, chlorine, zinc, lead, polymer dan sebagainya. Komposisi
antara satu aditif dengan yang lainnya harus dapat digabungkan sebaik mungkin
dalam suatu formasi tertentu. Hal ini berkaitan dengan pesatnya perubahan pada
5. Kelarutannya dalam base oil. Kelarutan dalam base oil adalah sifat yang utama yang
6. Tidak larut dalam air . Aditif harus tidak larut dalam air, karena antara base oil dan
air adalah dua larutan yang saling melarutkan (immiscible). Dengan tidak larutnya
aditif dalam air, maka apabila pelumas tercampur dengan air maka komponen-
7. Volatilitas. Kondisi operasi mesin yang akan dilumasi menuntut agar setiap
komponen dalam pelumas tidak mudah menguap, baik karena panas maupun karena
waktu.
8. Stabilitas. Aditif harus tetap stabil selama penyimpanan, selama blending maupun
9. Compatibility. Aditif yang digunakan dalam satu jenis pelumas harus saling tidak
bereaksi, karena hal ini akan mempengaruhi bahkan merusak unjuk kerja yang
diharapkan.
10. Warna adalah indikator pertama yang dipakai pada pengujian appearance, sehingga
aplikasi sangat luas. Saat ini, aditif jenis inilah yang terus dikembangkan oleh pabrik
pembuat aditif.
12. Bau . Aditif diharapkan tidak menimbulkan bau yang merangsang. Apabila terpaksa
digunakan juga, maka bau aditif ini harus dihilangkan dengan menambahkan bahan
13. Viskositas. Satu-satunya sifat yang paling penting pada minyak pelumas adalah
viskositas atau kekentalan. Viskositas adalah gesekan internal suatu cairan yang
ditunjukkan bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser terhadap
mengalir dengan mudah, sedang minyak berviskositas tinggi tidak mudah mengalir,
dan biasanya disebut sebagai minyak berat. Viskositas sangat dipengaruhi oleh suhu
dan minyak cenderung menjadi encer pada suhu tinggi dan menjadi kental pada suhu
rendah.
14. Viscosity Index, tinggi rendahnya index ini menujukkan ketahanan kekentalan
15. Flash Point, suhu terendah pada waktu minyak pelumas menyala seketika.
16. Pour Point, suhu terendah diamana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir
baru.
18. Carbon residu, merupakan jenis presentasi karbon yang mengendap apabila
tertentu.
20. Emulsification dan Demulsibility, sifat pemisah oli dengan air. Sifat ini perlu
A. Kesimpulan
dua permukaan yang bergesek. Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu
3. Ada tiga jenis pelumasan pada motor empat langkah, yaitu boundary
lubrication.
B. Saran
alat-alat yang akan digunakan serta materi yang akan disampaikan selain itu
Arisandi, M., & Priangkoso, T. 2012. Analisa Pengaruh Bahan Dasar Pelumas
Terhadap Viskositas Pelumas Dan Konsumsi Bahan Bakar. Jurnal
Momentum UNWAHAS, 8(1).
Daryanto, Drs. 1997.Petunjuk Praktis Service Mesin Mobil. Jakarta: Bumi Aksara.
Daywin, Frans J.Dkk. 1991. Motor Bakar Internal Dan Tenaga Di Bidang
Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Fajar, R., & Yubaidah, S. 2007. “Penentuan Kualitas Pelumasan Mesin”. Jurnal
Mesin, 9(1).
Gunawan, Y., & Fitrikananda, B. P. 2018. Kajian Low Oil Pressure Pada
Propeller Gearbox Engine Ct7-9c Pesawat Cn-235 Pk-Xng Dan Cara
Penanggulangannya. Jurnal Industri Elektro Dan Penerbangan, 4(2).
Hijjah, E. W., & Adiwibowo, P. H. 2014. “Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake
Manifold Terhadap Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Supra X Tahun
2002”. Jurnal Teknik Mesin, 3(2): 140-147.