You are on page 1of 14

Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ...

(Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar


(PONED) di Kabupaten Karawang

BASIC EMERGENCY OBSTETRIC AND NEONATAL CARE (BEONC) IMPLEMENTATION


IN KARAWANG DISTRICT

Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1


Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
1

2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
1,2
Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia
Email: andileny.s@gmail.com
Submitted : 14-9-2016, Revised : 2-12-2016, Revised : 5-12-2016, Accepted : 8-12-2016

Abstract

One of the Ministry of Health efforts to support the decrease of maternal and child deaths rates is
optimizing the handling of Obstetrics and Neonatal Emergency /complications at the level of basic
services through the Basic Emergency Obstetric Neonatal Care (BEONC). A study was done in
Karawang in 2014 to obtain input dan output from the implementation of the BEONC program
and it’s financing from secondary data and policy. There has been an increase of budget of the
construction of health centers which were capable of being BEONC since 2011, but it was not
sufficient for the completeness of infrastructure and trained personnel .The increasing number of
health centers capable of being BEONC was accompanied by increased number of handling of
pregnant women and postpartum mothers at health centers. However, there were some authorities
that have not been executed as to comply with the BEONC guidelines.. Financing of health centers
capable of being BEONC should be allocated to meet the needs of health centers’ infrastructures and
skilled personnel, so that they can run the appropriate implementation of BEONC Guidelines.

Keywords: BEONC, financing,, health center,

Abstrak

Salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam mendukung percepatan penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Neonatal adalah melakukan optimalisasi penanganan Obstetri dan Neonatal
emergensi/komplikasi di tingkat pelayanan dasar melalui Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED). Kajian ini dilakukan di Kabupaten Karawang pada tahun 2014 untuk memperoleh
masukan dan luaran pelaksanaan program PONED dan pembiayaannya. Penelusuran dokumen
dan observasi dilakukan di puskesmas PONED. Hasil kajian menunjukkan peningkatan biaya
pembangunan puskesmas mampu PONED sejak tahun 2011 sampai 2013, namun tidak diimbangi
dengan kelengkapan sarana prasarana dan tenaga terlatih. Peningkatan jumlah Puskesmas mampu
PONED juga diiringi dengan meningkatnya penanganan ibu hamil dan ibu nifas di Puskesmas mampu
PONED, namun masih ada beberapa kewenangan Puskesmas PONED yang belum dijalankan sesuai
Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Pembiayaan puskesmas mampu PONED
seharusnya dialokasikan untuk memenuhi prasarana puskesmas mampu PONED dan kompetensi
petugas PONED sehingga dapat menjalankan kewenangan sesuai Pedoman Penyelenggaraan
Puskesmas Mampu PONED.

Kata kunci :PONED, pembiayaan, puskesmas

265
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

PENDAHULUAN rujukan kader di masyarakat, bidan di desa dan


puskesmas, dan melakukan rujukan ke RS/RS
Tujuan kelima Millenium Development PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
Goals (MDGs) adalah menurunkan angka Setiap kasus emergensi yang datang di setiap
kematian ibu hingga 3/4 nya dari angka pada tahun puskesmas mampu PONED harus langsung
1990. Dengan asumsi bahwa rasio tahun 1990 ditangani, setelah itu baru melakukan pengurusan
adalah sekitar 450, maka target MDGs adalah administrasi.Pelayanan yang diberikan harus
sekitar 102 pada tahun 2015.1 Target tersebut mengikuti prosedur tetap4.
tampaknya masih sulit dicapai karena berdasarkan Puskesmas PONED harus memiliki tenaga
SDKI 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar kesehatan yang telah dilatih PONED yaitu tim
359 per 100.000 kelahiran hidup.Angka tersebut PONED (1 dokter dan 2 paramedis). Pelayanan
bisa jauh lebih tinggi, terutama di daerah-daerah yang dapat diberikan puskesmas PONED yaitu
miskin dan terpencil seperti daerah DTPK (Daerah pelayanan dalam menangani kegawatdaruratan ibu
Terpencil Perbatasan, Kepulauan) dan daerah dan bayi meliputi :
DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan). Angka
kematian balita juga mencakup angka kematian 1. Kemampuan untuk menangani dan merujuk
bayi, karena rentangnya antara usia 0-5 tahun.2 hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
MDGs menargetkan pengurangan angka kematian eklampsia),
bayi tahun 1990 menjadi dua pertiganya. Artinya, 2. Tindakan pertolongan distosia bahu,
masih harus menurunkannya dari 97 kematian per 3. Ekstraksi vakum pada pertolongan persalinan,
1000 kelahiran hidup menjadi 32 kematian per 4. Perdarahan post partum,
1000 kelahiran hidup.Pada tahun 2007, Angka 5. Infeksi nifas,
Kematian Bayi sebesar 34 per 1.000 kelahiran 6. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
hidup3. 7. Hipotermi,
Salah satu upaya yang telah dilaksanakan 8. Hipoglekimia,
oleh Kementerian Kesehatan dalam mendukung 9. Ikterus,
percepatan penurunan AKI dan AKN (Angka 10. Hiperbilirubinemia,
Kematian Neonatal) adalah melakukan 11. Masalah pemberian minum pada bayi,
optimalisasi penanganan Obstetri dan Neonatal 12. Asfiksia pada bayi,
emergensi/komplikasi di tingkat pelayanan dasar 13. Gangguan nafas pada bayi,
melalui Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi 14. Kejang pada bayi baru lahir,
Dasar (PONED) di puskesmas yang didukung oleh 15. Infeksi neonatal dan persiapan umum sebelum
rumah sakit mampu Pelayanan Obstetri Neonatal tindakan kedaruratan obstetri – neonatal antara
Emergensi Komprehensif (PONEK) dalam suatu lain kewaspadaan universal standar.5
Collaborative Improvement PONED-PONEK. Persiapan dan pelaksanaan PONED
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi (PONED- membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama
PONEK) yang merupakan upaya terakhir untuk biaya pembangunan gedung baru dan
pencegahan kematian ibu hamil dan bayi baru sarana prasarana penunjang sehingga perlu
lahir perlu didukung dengan pelayanan kesehatan dipertimbangkan output (keluaran) yang didapatkan
remaja / kesehatan reproduksi remaja (KR/KRR), dari pelaksanaan program tersebut, terkait dengan
pelayanan ANC pada masa kehamilan, pertolongan kemampuan puskesmas untuk menjalankan
persalinan dan keluarga berencana oleh tenaga kewenangannya sesuai pedoman penyelenggaraan
kesehatan kompeten dan terlatih4. puskesmas mampu PONED. Untuk menjawab
Puskesmas PONED adalah puskesmas pertanyaan terkait biaya dan output pelaksanaan
rawat inap yang memiliki kemampuan serta program PONED di puskesmas, maka dilakukan
fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan studi terkait pelaksanaan puskesmas mampu
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas PONED di Kabupaten Karawang, dari segi biaya
serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan yang dikeluarkan dan kemampuan sesuai pedoman
komplikasi, baik yang datang sendiri atau atas puskesmas mampu PONED.

266
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

BAHAN DAN METODE Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu


PONED sebagai standar yang digunakan untuk
Pemilihan lokasi dilakukan di Kabupaten menilai kewenangan petugas puskesmas mampu
Karawang dilakukan dengan pertimbangan PONED. Keterbatasan Penelitian: Kesulitan
adanya pertambahan jumlah Puskesmas PONED mencari harga alat kesehatan dan obat karena tidak
yang cukup signifikan sejak 2005 sampai 2014, ada data nilai rupiah, sehingga dilakukan konversi
sehingga data biaya penyelenggaraan dan biaya menggunakan data supplier alat kesehatan dan
pembangunan lebih mudah diperoleh. Sementara obat berdasarkan tahun pengadaan serta belum
berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat melibatkan pengguna program PONED (pasien).
(PWS) tahun 2010 – 2012 Direktorat Ibu GKIA,
masih terjadi peningkatan jumlah kasus kematian HASIL
ibu di Kabupaten Karawang. Konfirmasi data
dilakukan terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten Hasil konfirmasi data di Puskesmas
Karawang dan enam Puskesmas PONED di Karawang didapatkan rerata ketersediaan
Kabupaten Karawang dengan pertimbangan obat sebesar 61,8% dan rerata ketersediaan
distribusi lokasi, lama penetapan puskesmas alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
mampu PONED dan pendampingan dalam (BMHP) sebesar 54,2%. Data kegiatan pelatihan
program EMAS (Expanding Maternal and yang telah dilaksanakan di Puskesmas PONED
Neonatal Survival).6 Kabupaten Karawang menunjukkan bahwa masih
Pengumpulan data dilakukan melalui ada Puskesmas PONED yang belum memiliki
penelusuran dokumen di Dinas Kesehatan dan dokter terlatih PONED. Sementara Pedoman
pengisian data hasil observasi di Puskesmas Penyelenggaraan puskesmas mampu PONED
PONED. Penelusuran dokumen dilakukan menyatakan bahwa untuk menyelenggarakan
untuk melihat ketersediaan data di Puskesmas puskesmas mampu PONED dibutuhkan tenaga
ataupun Dinas Kesehatan terkait pelaksanaan pelaksana yang sudah terlatih dan bersertifikat
PONED di Puskesmas.Konfirmasi data dilakukan minimal terdiri dari satu orang dokter umum, satu
terhadap Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang orang bidan dan satu orang perawat. Sementara
dan enam Puskesmas PONED di Kabupaten semua Puskesmas PONED telah memiliki bidan
Karawang. Konfirmasi data meliputi: Data yang sudah terlatih PONED. Akan tetapi, tidak
Sarana dan Prasarana Puskesmas PONED, data tersedia data jumlah perawat yang sudah terlatih
Alat Kesehatan dan obat PONED, data Kegiatan PONED (Tabel1).
Operasional di Puskesmas PONED, data pelatihan, Ketersediaan alat kesehatan dan bahan
advokasi, supervisi dan bimbingan teknis untuk medis habis pakai serta ketersediaan obat di
puskesmas PONED, data kasus yang ditangani di observasi ketersediaan dan kecukupannya
puskesmas PONED, data kasus yang dirujuk dari berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan
puskesmas PONED ke RS PONEK. Informan Puskesmas mampu PONED. Dari 71 jenis
yang dilibatkan adalah Kepala Seksi Kesehatan peralatan Puskesmas mampu PONED, rata-rata
Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, hanya tersedia 54,2% jenis alat yang meliputi alat-
Kepala Puskesmas PONED. Koordinator dan alat maternal dan neonatal. Untuk ketersediaan
Tim Puskesmas PONED. Konfirmasi data obat, dari 42 jenis obat untuk program PONED,
dilakukan melalui formulir isian dan observasi rata-rata hanya tersedia 61,8% obat. Untuk
serta penelusuran dokumen yang meliputi Profil mendukung kebutuhan layanan dasar puskesmas
Kesehatan Kabupaten Karawang sampai tahun mampu PONED yang harus disediakan, pada
2014, data inventaris barang Puskesmas PONED. Tabel 2 dapat dilihat fasilitas signal function yang
Laporan Keuangan dan Kegiatan Dinas Kesehatan meliputi obat dan alat kesehatan
Kabupaten Karawang dan Puskesmas PONED Pada Tabel 2 terlihat bahwa masih ada
tahun 2013, laporan cakupan pelayanan puskesmas beberapa Puskesmas yang belum memiliki fasilitas
sebelum dan setelah menjadi Puskesmas PONED yang mendukung pelayanan dasar Puskesmas
sampai dengan tahun 2014. Analisis data dilakukan mampu PONED, diantaranya manual plasenta, kit
secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan resusitasi neonates, ekstraktor vakum manual dan

267
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

aspirator vakum manual. Diantaranya ketersediaan 2011 sampai tahun 2013 dan biaya pengadaan
obat-obat injeksi antibiotika dan anti kejang juga alat kesehatan tahun 2013.6 Biaya investasi
sempat kosong di beberapa puskesmas. berupa bangunan dan alat kesehatan yang sudah
Pelaksanaan Puskesmas PONED dikeluarkan untuk pelaksanaan puskesmas
di Kabupaten Karawang berada di bawah PONED di Kabupaten Karawang sejak tahun 2005
pengawasan seksi Kesehatan Keluarga Dinas hingga 2013 sebesar Rp 23.495.583.073 (Tabel 4).
Kesehatan Kabupaten Karawang. Sumber biaya Biaya operasional puskesmas PONED
seksi kesehatan keluarga berasal dari APBN, yang diperoleh dari kajian ini meliputi biaya
APBD II, serta bantuan HSS-GAVI dengan obat PONED, biaya bahan medis habis pakai,
kisaran Rp. 293.311.000,- (Tahun 2012) dan Rp. rapat koordinasi lintas sektor, uang transport
2.858.842.500,- (Tahun 2013). Namun, anggaran petugas jaga, listrik dan air, penyusunan laporan
untuk pelayanan kesehatan antenatal, pelayanan serta pengiriman dan pencetakan protap-protap.
kesehatan bersalin dan nifas, serta pelayanan Biaya pemeliharaan adalah biaya yang diperlukan
kesehatan neonatal, bayi dan balita selama tahun untuk menjaga atau mempertahankan kapasitas
2011 – 2013 berkisar antara 172.951.000 (tahun barang investasi. Contoh: pemeliharaan gedung,
2012) dan 1.257.278.000 (tahun 2013) dengan pemeliharaan alat medis, pemeliharaan alat
proporsi 55,5% (tahun 2011) hingga 81,2% (tahun nonmedis serta pemeliharaan kendaraan.
2013) (Tabel 2 dan Tabel 3). Anggaran tahun 2013 Tabel 3 menunjukkan total biaya tahunan
terjadi peningkatan yang cukup tinggi karena penyelenggaraan Puskesmas PONED di Kabupaten
ada program EMAS (Expanding Maternal and Karawang, estimasi dilakukan terhadap beberapa
Antenatal Survival ) untuk pengadaan server SMS harga beberapa jenis barang dan alat kesehatan
Gateway rujukan(si jari emas). yang tidak ada nominal rupiahnya. E s t i m a s i
Biaya penyelenggaraan Puskesmas dilakukan dengan mencari nilai barang tersebut
PONED terdiri dari biaya investasi, biaya pada tahun berjalan, sehingga dihasilkan estimasi
operasional dan biaya pemeliharaan. Data nilai rupiahnya. Estimasi ini diusahakan mendekati
biaya investasi yang diperoleh adalah data nilai rupiah sebenarnya dengan memperhitungkan
biaya pembangunan Puskesmas PONED Tahun nama dagang dan spesifikasi barang.

Tabel 1. Persentase Ketersedian Sumber Daya di Puskesmas Mampu PONED


Data Sumber Daya di Puskesmas PONED Rerata (%)
Ketersediaan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai 54,2
Ketersedian Obat 61,8
Dokter terlatih PONED 75,0
Bidan Terlatih PONED 100,0

Tabel 2. Ketersediaan Fasilitas Signal Function di Puskesmas Mampu PONED

Fasilitas signal function Jumlah puskesmas tersedia (N=6)


Injeksi oksitosin 6 Puskesmas
Injeksi antibiotika 5 Puskesmas
Injeksi anti kejang 4 Puskesmas
Manual plasenta 3 Puskesams
Kit resusitasi neonatus 5 Puskesmas
Ekstraktor vakum manual 4 Puskesmas
Aspirator Vakum manual 3 Puskesmas
Inkubator 6 Puskesmas

268
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

Tabel 3. Alokasi dan Proporsi Dana APBD II Berdasarkan Kegiatan per Program
2011 2012 2013
Kegiatan Proporsi Proporsi Proporsi
Alokasi dana Alokasi dana Alokasi dana
kesga kesga kesga
Pelayanan Kesehatan 64.585.000 21,0% 65.325.000 23,0% 276.900.000 17,9%
Antenatal
Pelayanan Kesehatan 49.725.000 16,0% 53.327.500 19,0% 74.950.500 4,8%
bersalin dan nifas
Pelayanan kesehatan 59.335.000 19,0% 54.298.500 19,0% 75.000.000 4,8%
neonatal, bayi dan
balita
Program EMAS 0 0 0 0 830.427.500 53,6%
TOTAL : 173.645.000 55,5% 172.951.000 60,7% 1.257.278.000 81,2%
Alokasi total seksi 312.705.000 100% 284.696.000 100% 1.549.024.250 100%
kesga

Tabel 4. Estimasi Total Biaya Tahunan Penyelenggaraan Puskesmas PONED di Kabupaten Karawang
Tahun 2011 – 2014
Biaya 2011 2012 2013
Total biaya Investasi 563.353.310 1.060.027.621 1.606.280.538
Total biaya operasional 1.226.772.749 1.623.973.811 2.104.242.963
Total biaya pemeliharaan 116.279.070 250.000.000 510.625.000
Total Biaya Program Dinas 173.645.000 172.951.000 1.257.278.000
Kesehatan
Total Biaya Penyelenggaraan 2.080.050.129 3.106.952.432 5.478.426.501
PONED

35,0
%

30,0
25,0
20,0
15,0
10,0
5,0
0,0
jumlah jumlah
jumlah bulin jumlah bulin jumlah bufas
bumil bumil
komplikasi tertangani komplikasi
komplikasi tertangani
2011 6,2 5,7 4,6 3,2 0,9
2012 11,1 15,3 4,0 2,8 0,6
2013 21,0 31,2 6,2 4,8 1,3

Gambar 1. Persentase Kegiatan Rawat Jalan di Puskesmas Mampu PONED Kabupaten Karawang
Tahun 2011-2013

269
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

7,00 6,3

6,00 5,4

5,00
3,6
4,00 2011
3,00 2,4 2,3 2,4
2012
2,00 1,35 2013
1,03 1,03
1,00
0,00
jumlah kasus jumlah persalinan Jumlah persalinan
dirawat normal di ruang komplikasi di
PONED ruang PONED

Gambar 2. Persentase Kegiatan Rawat Inap di Puskesmas Mampu PONED Kabupaten Karawang
Tahun 2011-2013
Laporan kegiatan Puskesmas mampu PONED tahun 2011-2013 di Kabupaten Karawang menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan persentase jumlah ibu hamil dan bersalin yang ditangani di Puskesmas PONED (Gambar
2). Seiring dengan meningkatnya kasus komplikasi, terjadi juga peningkatan kasus yang ditangani di puskesmas
mampu PONED Kabupaten Karawang, baik itu untuk kegiatan rawat jalan maupun rawat inap (Gambar 1 dan 2).

10,00
%

9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
jumlah jumlah jumlah
jumlah bayi jumlah N2
bumil bulin bufas
dirujuk dirujuk
dirujuk dirujuk dirujuk
2011 1,43 3,99 0,13 0,09 0,07
2012 1,50 3,52 0,19 0,04 0,14
2013 2,88 8,90 0,61 0,08 0,42

Gambar 3: Persentase Kegiatan Rujukan di Puskesmas Mampu PONED Kabupaten Karawang


Tahun 2011-2013

Hasil konfirmasi juga menunjukkan pada tahun 2013, dokter sudah mulai melakukan
bahwa terjadi juga peningkatan kasus rujukan di rujukan di Puskesmas PONED, hal ini dapat
Puskesmas PONED Kabupaten Karawang selama diartikan bahwa pada tahun 2013 dokter sudah
tahun 2011-2013 (Gambar 3). Hal ini diperkuat mulai terlibat aktif menangani kasus emergensi di
pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa terjadi Puskesmas PONED, walaupun rujukan oleh bidan
peningkatan jumlah ibu bersalin yang dirujuk masih tetap lebih banyak dibandingkan rujukan
walaupun jumlah ibu bersalin yang ditangani di oleh dokter (Gambar 6)
Puskesmas PONED juga terjadi peningkatan Kasus kematian ibu terbesar di Kabupaten
Rujukan kasus di Puskesmas PONED Karawang adalah kasus eklamsia dan perdarahan.
sebagian besar di lakukan oleh bidan, namun Jumlah kasus kematian di Puskesmas PONED

270
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

meningkat pada tahun 2013 (Gambar 8). dari puskesmas PONED ke RS lebih banyak pada
Kasus rujukan di puskesmas mampu tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013 rujukan
PONED di Kabupaten Karawang tahun 2011 dari desa ke Puskesmas PONED lebih banyak
sampai 2014 berdasarkan laporan Puskesmas dibandingkan rujukan dari Puskesmas PONED ke
PONED tahun 2011 -2013 menunjukkan RS. (Gambar7).
terjadi peningkatan kasus rujukan dari desa Hal ini sesuai dengan kasus kematian ibu
ke puskesmas PONED, namun rujukan dari di Kabupaten Karawang, dimana kasus kematian
puskesmas PONED ke RS juga meningkat setiap ibu di Kabupaten Karawang lebih banyak terjadi
tahunnya. Jika dibandingkan, maka pada tahun pada tahun 2013 (Gambar9).
2011, kasus rujukan dari Puskesmas PONED Untuk kasus kematian neonatal, terjadi
ke RS lebih banyak dibandingkan rujukan dari sebaliknya, terdapat penurunan kasus kematian
desa ke puskesmas PONED. Selain menerima neonatal pada kurun waktu 2011 – 2013 baik
rujukan dari desa puskesmas PONED juga dapat di Puskesmas PONED maupun di Kabupaten
menerima pasien rujukan dari puskesmas non Karawang pada umumnya (Gambar 9 dan 10).
PONED, hal ini yang membuat kasus rujukan

12,00
9,98
10,00 8,90
8,00
6,35
6,00 4,77
3,63 3,99
4,00 3,52
2,32 2,45 2,37
2,00 1,35 1,03

0,00
jumlah persalinan Jumlah persalinan jumlah persalinan di jumlah bulin dirujuk
normal di ruang PONED komplikasi di ruang ruang PONED
PONED

2011 2012 2013

Gambar 5. Persentase Persalinan yang Ditangani dan Rujukan di Puskesmas Mampu PONED Kabupaten
Karawang Tahun 2011-2013

9,00 8,23
8,00
7,00
6,00 5,35
5,00
4,00 3,58
3,00 2,09
2,00 0,96 0,95 1,02
1,00 0,01 0,00
0,00
kasus rujukan oleh dokter kasus rujukan oleh bidan kasus rujukan oleh petugas
lainnya

2011 2012 2013

Gambar 6. Persentase Kasus Rujukan di Puskesmas Mampu PONED di Kabupaten Karawang


Tahun 2011-2013

271
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

10,0 9,5
7,8
8,0

6,0
4,6 4,2
4,1
4,0 3,4

2,0

0,0
Rujukan dari Desa ke PONED Rujukan dari PONED ke RS

2011 2012 2013

Gambar 7. Persentase Rujukan Puskesmas Mampu PONED di Kabupaten Karawang Tahun 2011-2013

2,5

1,5

0,5

0
jumlah kematian jumlah kematian jumlah kematian
maternal eklamsia karena perdarahan
2011 1 1 0
2012 1 1 0
2013 3 1 2

Gambar 8. Kasus Kematian Ibu di Puskesmas PONED Kabupaten Karawang Tahun 2011-2013

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
jumlah kematian jumlah kematian jumlah kematian jumlah kematian Jumlah bayi lahir
karena BBLR karena asfiksia karena TN karena infeksi lain mati
2011 5 1 0 0 8
2012 5 1 0 0 9
2013 2 0 1 0 4

2011 2012 2013

Gambar 9. Kasus Kematian Neonatal dan Bayi di Puskesmas Mampu PONED Kabupaten
Karawang Tahun 2011-2014

272
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

250
225
205
192 191 192 187
200 169 166 170

150
117
108 107
100 95
100
61 64
53 51 55 50
47 43 47
50 33 32 29
23
9 12 14

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

kematian Bayi Kematian ibu

Gambar 10. Tren Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Karawang Tahun 2000 – 2014

Tabel 4. Data Kewenangan Puskesmas PONED Sesuai Standar Pelayanan Puskesmas PONED yang tidak/
belum dilakukan di Beberapa Puskesmas PONED

Hasil konfirmasi di puskesmas PONED pada Tabel 4 menunjukkan ada beberapa kewenangan yang
belum dilakukan, seperti tindakan ekstraksi vakum dan menghangatkan bayi dengan inkubator. Bahkan beberapa
puskesmas PONED tidak memiliki ekstraktor vakum manual ataupun inkubator bayi

273
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

PEMBAHASAN tapi kondisi rusak9.


Dari kondisi-kondisi tersebut, maka
Biaya merupakan salah satu standar pembangunan Puskesmas mampu PONED perlu
input yang dibutuhkan dalam upaya pelaksanaan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
puskesmas PONED yang berkualitas. Standar memadai, hal itu dapat dipenuhi dari penggunaan
Input Puskesmas PONED adalah kesesuaian Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan.
dan kelengkapan infrastruktur dan sumber daya DAK bidang kesehatan dialokasikan untuk
kesehatan di suatu fasilitas kesehatan (Puskesmas) usaha peningkatan akses dan mutu pelayanan
untuk melaksanakan atau menyelenggarakan kesehatan. Kegiatannya diarahkan untuk
Pelayanan Obstetri-Neonatal Emergensi Dasar peningkatan, rehabilitasi, perluasan, pengadaan,
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.8 dan pembangunan berbagai jenis unit pelayanan
Standar input ini akan berpengaruh terhadap kesehatan serta pengadaan peralatan kesehatan
standar kinerja PONED, yaitu kemampuan dalam untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar
menatalaksana atau melaksanakan manajemen terutama dalam rangka percepatan pencapaian
sumberdaya kesehatan di suatu fasilitas kesehatan target MDGs yang difokuskan pada penurunan
(Puskesmas) untuk mengikuti dan memenuhi alur angka kematian ibu, bayi dan anak10.
kerja, protokol klinik, dan prosedur operasional Kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan
standar Pelayanan Obstetri-Neonatal Emergensi di Puskesmas PONED mempengaruhi kompetensi
Dasar.7 dokter dan bidan di Puskesmas PONED dan
Hasil konfirmasi data di Puskesmas data yang ada menunjukkan bahwa input SDM
Kabupaten Karawang, untuk ketersediaan alat untuk Puskesmas PONED belum sesuai dengan
kesehatan, BMHP dan obat sesuai dengan data persyaratan yang ditetapkan, masih ada dokter
Rifaskes yang telah dianalisis per regional.8 Dari umum yang belum terlatih PONED, sementara
17 jenis obat dan 26 alat kesehatan (alkes) standar dalam persyaratan minimal ada 1 dokter umum
pelayanan PONED, rata-rata angka ketersediaan terlatih PONED di Puskesmas.4 Perlu di alokasikan
di Puskesmas PONED hanya 6,06 jenis obat dan biaya dari APBD untuk kegiatan magang di RS
14,12 alkes PONED, sedangkan untuk angka PONEK dan memperbanyak Drill atau On Job
kecukupan, rata-ratanya adalah 5,54 jenis obat Training PONED, sehingga tim PONED memiliki
dan 12,43 alkes PONED. Puskesmas mampu kemampuan klinis sesuai kompetensi dan dapat
PONED yang merupakan bagian dari jaringan menjalankan tugas sesuai kewenangannya.11
pelayanan obstetrik dan neonatal di kabupaten/ Sejak tahun 2011 hingga 2013 telah terjadi
kota sangat spesifik daerah, namun ada beberapa peningkatan biaya penyelenggaraan Puskesmas
kriteria pengembangan untuk menjamin kualitas, PONED, namun ketersediaan alat kesehatan dan
diantaranya adalah ketersediaan, kelengkapan bahan medis habis pakai masih kurang dari 70%,
dan kecukupan alat kesehatan dan obat PONED. begitupun dengan penyelenggaraan pelatihan
Ketersediaan alat dan obat PONED menjadi salah PONED bagi dokter dan bidan di Puskesmas
satu syarat yang harus dipenuhi oleh Puskesmas PONED yang belum menyeluruh. Peningkatan
PONED. biaya pada tahun 2013 untuk pengadaan server
Penelitian yang dilakukan oleh Kismoyo SMS Gateway rujukan (si jari emas) memberikan
pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa pengaruh terhadap proses rujukan, proses rujukan
Puskesmas PONED di Kabupaten Kendal kurang menjadi lebih cepat dan terarah karena program
menjamin ketersediaan obat–obat emergensi, ini dapat menjadi sarana koordinasi antara
dan kurangnya suplai bahan dekontaminasi serta petugas puskesmas dengan RS maupun antar RS.
tidak lengkapnya alat pelindung diri.Puskesmas Pembiayaan penyelenggaraan Puskesmas PONED
PONED di Kabupaten Kendal juga tidak memilki di Kabupaten Karawang dirasakan kurang tepat
fasilitas alat yang lengkap.Pada dasarnya alat– sasaran karena ketersediaan sarana fisik bangunan
alat yang belum lengkap sebenarnya ada, namun belum dilengkapi dengan fasilitas dan kompetensi
karena alat tidak pernah difungsikan dan atau petugas yang memadai. Hal ini dapat berdampak
tersimpan digudang namun belum pernah pada mutu pelayanan puskesmas mampu PONED.
difungsikan sehingga dapat dikatakan masih baru Hasil pada Tabel 4 menunjukkan adanya beberapa

274
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

kewenangan puskesmas mampu PONED yang kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan
tidak dapat dilakukan karena terbatasnya fasilitas melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran
atau kurangnya kemampuan pelayanan terkait di daerah dengan akses sulit dan kemitraan
kompetensi petugas. bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi
Penyelenggaraan PONED di Puskesmas persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah
tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilaksanakan melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat
di pelayanan Puskesmas non PONED dengan pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
jejaringnya, sehingga penyelenggaraan pelayanan Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan,
kesehatan maternal dan neonatal perlu ditata persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan
secara baik dan berkualitas, sejak dari fasyankes mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes
tingkat pertama lainnya serta jejaringnya.5 Model dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes
yang baik untuk mengurangi angka kematian lanjutan (RS PONEK)13.
intrapartum harus menjangkau perawatan pada Sebagai output pelayanan PONED di
waktu dan tempat yang tepat, termasuk keluarga, Puskesmas, Pada tahun 2011-2013 di Kabupaten
masyarakat, penyedia sarana transportasi dan Karawang menunjukkan peningkatan jumlah ibu
layanan terkait lainnya, dengan penekanan pada hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang mengalami
cakupan dan kualitas perawatan serta kerjasama komplikasi.Seiring dengan meningkatnya kasus
dan koordinasi antara berbagai tingkat perawatan.12 komplikasi, terjadi juga peningkatan kasus
Manfaat PONED dalam hubungannya yang ditangani di Puskesmas mampu PONED
dengan kematian ibu dan neonatal tidak dapat Kabupaten Karawang, baik itu untuk kegiatan
dibandingkan secara langsung, karena kematian rawat jalan maupun rawat inap serta peningkatan
ibu dan bayi dipengaruhi oleh banyak faktor yang kasus rujukan di Puskesmas PONED Kabupaten
kesemuanya terkait dengan Continuum of Care. Karawang tahun 2011-2013.
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas Data di Puskesmas mampu PONED
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan Kabupaten Karawang menunjukkan bahwa sejak
dengan pendekatan Continuum of Care yang tahun 2011 hingga tahun 2013 jumlah persalinan
dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin komplikasi yang ditangani di Puskesmas PONED
dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program persalinan yang dirujuk. Hal ini dapat terjadi karena
ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui proses rujukan di Kabupaten Karawang didukung
program keluarga berencana, yang diarahkan sistem rujukan dini berencana untuk menghindari
menggunakan metode kontrasepsi jangka risiko kematian ibu dan bayi akibat telat merujuk.
panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan Ada kesepakatan tidak tertulis mengenai kasus
setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya yang harus di rujuk dari Puskesmas PONED ke
dengan baik dan terhindar dari kehamilan RS. Ada empat kasus emergensi /komplikasi yang
yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga harus dirujuk yaitu kasus Post sectio caesaria,
dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi kelainan letak/gemeli, perdarahan dan PEB.
Terpadu (PKRT) di puskesmas.13 Output terkait kasus rujukan di puskesmas
Pada masa kehamilan, program ditujukan mampu PONED di Kabupaten Karawang tahun
untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang 2011 sampai 2014 berdasarkan laporan tahun 2011
dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi -2013 menunjukkan peningkatan kasus rujukan
atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi dari desa ke Puskesmas PONED, namun rujukan
secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan dari puskesmas PONED ke RS juga meningkat
yang dilakukan meliputi Program Perencanaan setiap tahunnya. Hal ini dapat terjadi karena
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), adanya peningkatan jumlah Puskesmas PONED
pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, pada tahun 2012 dan 2013 serta adanya program
dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil.13 pendampingan EMAS dari USAID.
Pada tahap persalinan dan nifas, Masih tingginya angka rujukan sebagian
diupayakan agar setiap persalinan ditolong disebabkan adanya program rujukan dini
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan berencana dan kesenjangan antara kewenangan

275
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

yang seharusnya dapat dilakukan oleh puskesmas primer di beberapa negara seperti Nigeria,
PONED berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Malawi, Argentina belum dapat menyiapkan
Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal seluruh pelayanan PONED yang seharusnya
Emergensi Dasar (PONED) tahun 2013. Hasil menjadi kewenangannya.10,12,13,15 Kondisi ini dapat
konfirmasi yang dilakukan di enam Puskesmas mengakibatkan keberadaan Puskesmas PONED
PONED di Kabupaten Karawang menunjukkan menjadi kurang berfungsi untuk membantu
adanya beberapa kewenangan yang belum mengurangi angka kematian ibu dan bayi.15 Hal
dilakukan di Puskesmas PONED Kabupaten ini dapat disebabkan karena beberapa kondisi
Karawang, seperti tindakan ekstraksi vakum seperti kurangnya kemampuan petugas dalam
(Tabel 4). Jika dilihat dari ketersediaan alat, memberikan pelayanan emergensi obstetri dan
hanya ada 4 dari 6 Puskesmas PONED yang neonatal, kurangnya sarana transportasi rujukan
memiliki ekstraktor vakum manual (lihat Tabel dan ketersediaan listrik yang kurang memadai
2). Penelitian yang dilakukan oleh Kismoyo pada untuk menjalankan beberapa alat medis dalam
tahun 2012 di Kabupaten Bantul 9 menunjukkan upaya penanganan kasus emergensi.16 Eriyati
bahwa pelayanan kegawatdaruratan obstetrik dan Indrasanto dalam paparannya menyatakan bahwa
neonatal juga belum seluruhnya dapat dilayani dari 3000 Puskesmas mampu PONED yang
di enam Puskesmas sehingga obat dan alat didirikan, ternyata hanya 12% yang mampu
yang tersedia menjadi rusak dan kadaluwarsa. melaksanakan pelayanan yang PONED yang
Pengelolaan rujukan kasus kegawatdaruratan berkualitas.17
obstetri dan neonatal belum berjalan dengan baik Kondisi ini harus segera diatasi, karena
sesuai kasus, cenderung melakukan rujukan dini. banyak wanita dan anak-anak di negara-negara
Tren kematian ibu dan bayi di Kabupaten berpenghasilan rendah bisa diselamatkan dengan
Karawang tahun 2000 hingga 2014 seperti terlihat intervensi PONED yang berkualitas. Intervensi
pada gambar 10 menunjukkan angka obsolut ini dapat mencegah sekitar dua pertiga kematian
jumlah kematian ibu. Kematian ibu menurut WHO anak, setengah sampai dua pertiga kematian bayi
adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin, baru lahir dan banyak kematian ibu.18
atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, USAID telah memperkirakan bahwa
akibat semua sebab yang terkait dengan atau angka kematian ibu dan bayi baru lahir secara
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, global dapat menyebabkan produktivitas potensial
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau yang hilang setiap tahunnya sebesar US.$.15
cedera. Sementara kematian bayi adalah kematian miliar. Estimasi yang dilakukan oleh Bank
yang terjadi pada fase antar kelahiran hingga Dunia menyatakan jika semua ibu mendapatkan
bayi belum mencapai umur satu tahun. Beberapa intervensi dalam upaya mencegah dan menangani
ahli menganjurkan untuk menggunakan angka kasus komplikasi pada kehamilan ataupun
kematian ibu absolut sebagai ukuran yang lebih persalinan khususnya pelayanan kegawatdarutan
bermakna dan dapat menggugah para pengambil obstetri, maka 74% kematian ibu dapat dicegah.19
kebijakan. Data absolut dipergunakan untuk
pengambilan keputusan segera dan terencana KESIMPULAN
melalui pendekatan surveilans respon berdasarkan
informasi dari Audit Maternal Perinatal (AMP). Kompetensi tenaga terlatih di Puskesmas
Kementerian Kesehatan diharapkan dapat PONED belum memadai dan beberapa
mendukung penggunaan data absolut untuk kewenangan belum dilakukan di Puskesmas
usaha pengurangan kematian ibu dan bayi di PONED. Begitu juga dengan ketersediaan dan
kabupaten. Penggunaan data survey di level alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
nasional diharapkan dilakukan bersama dengan obat-obat untuk pelayanan PONED yang belum
penggunaan data absolut di kabupaten/kota14. memadai. Sementara itu, biaya penyelenggaraan
Kesenjangan antara kewenangan dan Puskesmas PONED di Kabupaten Karawang
output pelayanan yang diberikan puskesmas mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai
mampu PONED tidak hanya terjadi di Indonesia. tahun 2013. Akan tetapi, output pelayanan
Sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas mampu PONED masih belum optimal

276
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri ... (Andi Leny Susyanty1, Heny Lestary2 dan Raharni1)

dan belum sesuai dengan pedoman, karena di Puskesmas Tanggal 24 September 2014.
ada beberapa kewenangan puskesmas mampu Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
PONED yang belum dapat dilakukan seperti Kesehatan; 2014.
tindakan ekstraksi vakum dan menghangatkan 7. Achmad ZA. Peran Puskesmas PONED dalam
bayi dengan inkubator karena adanya keterbatasan Penanganan Kasus Obstetri dan Neonatal
sarana prasarana dan kompetensi petugas seperti Emergensi di Tingkat Pelayanan Dasar.
tidak tersedianya ekstraktor vakum manual dan Disampaikan dalam Workshop Kajian Analisia
inkubator dan beberapa petugas PONED yang Biaya dan Manfaat Pelaksanaan PONED
belum pelatihan dan belum memiliki dokter di Puskesmas Tanggal 24 September 2014.
umum. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2014.
8. Mujiati, Lestary H, Laelasari E. Kesiapan
UCAPAN TERIMA KASIH
Puskesmas PONED di Lima Regional Indonesia.
Media Litbangkes. 2014;24(1):36–41.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
9. Kismoyo, Christina Pernatun; Hakimi,
Kepala, manajemen dan seluruh tim Pusat
Muhammad; Hasanbasri M. Benarkah
Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat atas Puskesmas PONED Efektif Kebijakan
terselenggaranya kegiatan kajian. Dinas Kesehatan Kesehatan Indonesia. 2013;02(01):11–9.
dan Puskesmas PONED Kabupaten Karawang 10. Qibthiyyah RM, Sidik, Machfud; Masrizal M.
yang telah menyediakan data serta Direktorat Pengelolaan DAK : Kondisi dan Strategi Ke
Bina Kesehatan Ibu Ditjen GiKIA Kementerian depan. Simanjuntak RA, Handra H, editors.
Kesehatan RI. Jakarta: Direktorat Perimbangan Keuangan,
Kementerian Keuangan RI dan AIPD; 2013.
DAFTAR PUSTAKA 11. Renaudin P, Prual a., Vangeenderhuysen C,
Ould Abdelkader M, Ould Mohamed Vall M,
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ould El Joud D. Ensuring financial access
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan to emergency obstetric care: Three years of
Tahun 2015-2019. 2015; Available from: http:// experience with Obstetric Risk Insurance in
www.depkes.go.id/article/view/15011700003/ Nouakchott, Mauritania. Int J Gynecol Obstet.
demam-berdarah-biasanya-mulai-meningkat- 2007;99(2):183–90.
di-januari.html.akses tgl. 12. Pasha O, Goldenberg RL, McClure EM, Saleem
2. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi S, Goudar SS, Althabe F, et al. Communities,
Keluarga Berencanan Nasional, Departemen birth attendants and health facilities: a continuum
Kesehatan, Macro International. Survei of emergency maternal and newborn care
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. (the Global Network’s EmONC trial). BMC
Jakarta: BPS;2013. Pregnancy Childbirth [Internet]. 2010;10(1):82.
3. Alisjahbana A, Tuwo LD, Murniningtyas Available from: http://www.pubmedcentral.nih.
E, Al. E. Peta Jalan Percepatan Pencapaian gov/articlerender.fcgi?artid=3017016&tool=pm
Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. centrez&rendertype=abstract.akses tgl.
s.l:s.n;2010. 13. Indonesia, Kementerian Kesehatan RI,
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. dan Anak. Rencana Aksi Nasional Pelayanan
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI;2013. Keluarga Berencana 2014-2015.Jakarta :
5. Handayani S. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Kementerian Kesehatan; 2015: 1-12 p.
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) 14. Djasri H, Trisnantoro L, Zaenab SN.
di Puskesmas PONED Kabupaten Kendal. Penggunaan data kematian “absolut” untuk
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan. memicu penurunan kematian ibu dan bayi di
2012;102–18. kabupaten/kota. Pus Kebijakan dan Manajemen
6. Sri Rahayu Y. Kebijakan dan Pelaksanaan Kesehatan FK UGM [Internet]. 2013; Available
Puskesmas PONED di Kabupaten Karawang. from: www.kesehatan-ibu anak.net
Disampaikan dalam Workshop Kajian Analisia 15. Kongnyuy EJ, Hofman J, Mlava G, Mhango C,
Biaya dan Manfaat Pelaksanaan PONED Broek N. Availability, utilisation and quality of

277
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 265 - 278

basic and comprehensive emergency obstetric 18. Kaslam P. Pelaksanaan Puskesmas PONED
care services in Malawi. Matern Child Health J. Biaya serta Penguatan yang Dibutuhkan
2009;13(5):687–94. dan Manfaat yang diperoleh. Jakarta: Badan
16. Erim DO, Kolapo UM, Resch SC. A rapid Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2014.
assessment of the availability and use of obstetric 19. Gill, Kirrin; Pande, Rohini; Malhotra A. Women
care in nigerian healthcare facilities. PLoS One. Deliver for Development. Background Paper
2012;7(6). for Women Deliver Conference 18-20 Oct
17. Indrasanto E. Neonatal Services : Problems in 2007 [Internet]. 2007;(October). Available
Indonesia and How to Manage It. Jakarta: Badan from:http://www.icrw.org/docs/1794-B-
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2014. background-paper-V1.pdf

278

You might also like