You are on page 1of 38

Kemerdekaan Catalunya Ancam Ekonomi Spanyol

https://tirto.id/kemerdekaan-catalunya-ancam-ekonomi-spanyol-czka

Oleh: Yantina Debora - 31 Oktober 2017

Deklarasi Catalunya tak hanya akan menghantam perekonomian Spanyol tetapi juga memicu
meningkatnya aspirasi separatis di berbagai wilayah di Eropa.

tirto.id - Semangat warga Catalunya untuk pisah dari Spanyol terus menghebat. Referendum
penentuan nasib sudah dilakukan pada 1 Oktober lalu dan hasilnya 62,4 persen warga
Catalunya setuju untuk merdeka. Setelah sempat dibatalkan, pada 27 Oktober lalu Pemerintah
Catalunya akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan.

Deklarasi itu menimbulkan pertentangan dari berbagai pihak terutama pemerintah Spanyol.
Langkah Catalunya dinilai ilegal karena sebelumnya Mahkamah Konstitusi Spanyol telah
memutuskan bahwa penyelenggaraan referendum adalah tindakan ilegal.

Berbagai negara juga turut mendukung keputusan pemerintah Spanyol menolak referendum
Catalunya. Jerman, Amerika serikat, Kanada, Inggris dan Indonesiatermasuk dalam negara
yang berada mendukung keputusan pemerintah Spanyol.

"Indonesia tidak mengakui pernyataan sepihak kemerdekaan Catalunya," kata pernyataan dari
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi.

Pasca-deklarasi itu, situasi di Catalunya kian memanas. Pemerintah Spanyol membubarkan


parlemen dan memecat Carles Puigdemont dari jabatan kepala pemerintahan Catalunya. Pada
28 Oktober pemerintah Spanyol juga mencabut status otonomi khusus Catalunya dan
mengambil alih fungsi pemerintahan. Ambil alih kekuasaan itu berdasarkan pada Pasal 155
Konstitusi Spanyol.

Di awal Oktober, Carlos Uxo seorang ahli studi tentang Spanyol di Monash University
pernah meramalkan bahwa setelah deklarasi, Catalunya akan membuka jalan bagi pemerintah
pusat untuk menguasai wilayah tersebut. Hal ini dapat memicu semakin meningkatnya
gerakan pemberontakan di daerah. Ia menggambarkan kondisi Spanyol kini tengah berada
dalam krisis terbesar sejak kudeta 1981, yang melibatkan tentara pemberontak dengan
menahan sandera Parlemen Spanyol selama sehari.

Arti Catalunya Bagi Spanyol

Catalunya sudah berkontribusi besar bagi Spanyol sejak 1469 saat penggabungan Castile dan
Aragon (termasuk Catalunya). Dengan kata lain, Catalunya termasuk anggota
pendiri kerajaan Spanyol. Penyatuan kerajaan terjadi setelah pernikahan antara anak dari
penguasa Aragon Don II yang bernama Ferdinand dengan Isabella dari Castila.

Tak sebatas itu, hingga kini Catalan tetap memberi kontribusi besar bagi negara tersebut.
Senada dengan Carlos Uxo Raja Spanyol Felipe juga mengungkapkan bahwa kemerdekaan
Catalunya merdeka akan berdampak besar bagi Spanyol.

"Pihak berwenang [Catalunya] telah menghina keterikatan dan perasaan solidaritas yang telah
dan akan menyatukan semua orang Spanyol," kata Raja Felipe dalam sebuah pidato.

"Perilaku mereka yang tidak bertanggung jawab bahkan bisa membahayakan stabilitas
ekonomi dan sosial Catalunya dan seluruh Spanyol.”

Bukan tanpa alasan jika para analis hingga sang Raja berkomentar demikian. Catalunya
hanya menguasai 6 persen dari wilayah Spanyol dan 16 persen dari keseluruhan populasinya,
akan tetapi menyumbang 1/5 kehidupan ekonomi Spanyol.

Menurut laporan Politico, Catalunya menyumbang 20,1 persen GDP Spanyol pada 2015 dan
berkontribusi pada produksi barang ekspor yang mencapai 25,6 persen dari total ekspor
Spanyol pada 2016.
Di mata para investor, wilayah Spanyol yang paling menarik dan cocok untuk dijadikan
tempat untuk berinvestasi adalah Catalunya. Sebanyak 56,3 persen dari investasi di
sektor startup di Spanyol pada 2015 mengalir ke Catalunya dengan nilai mencapai 371 juta
euro

Hampir sepertiga dari seluruh perusahaan asing di Spanyol memilih ibukota regional
Barcelona sebagai basis mereka. Berdasarkan laporan Foreign Direct Investment in
Barcelona diketahui bahwa sektor kunci yang menarik investasi asing langsung di Barcelona
adalah teknologi informasi dan komunikasi, logistik serta industri otomotif.

Berdasarkan hasil berbagai survei, tingginya investasi asing di Barcelona dipengaruhi oleh
ekosistem bisnis yang menarik, biaya tenaga kerja yang kompetitif, transportasi, infrastruktur
logistik dan bandara serta pelabuhan Barcelona yang menawarkan peluang perdagangan
global yang menguntungkan karena dapat mengakses Amerika dan Asia.

Arti penting Catalunya bagi Spanyol juga terdapat pada pajak yang hampir mencapai 21
persen dari total yang masuk ke pusat. Sedangkan untuk turis asing, Catalunya menyumbang
sekitar 38,8 persen dari total turis asing yang masuk ke Spanyol.

"Seperti Brexit, kami percaya bahwa Catalexit akan mendorong negara ini ke dalam periode
ketidakpastian yang panjang dan kemungkinan akan berdampak negatif yang cukup besar
pada sektor swasta," tulis ekonom ING Geoffrey Minne dalam sebuah catatan penelitian.

Jika Catalunya Merdeka

Separatisme Catalunya membuka mata dunia akan banyaknya gerakan separatis di Eropa.
Tidak hanya memengaruhi wilayah Spanyol, kemerdekaan Catalunya akan berpotensi
menginspirasi gerakan serupa di beberapa wilayah di Eropa dengan alasan perbedaan
linguistik, budaya, ekonomi hingga sejarah.

"Terlalu banyak negara yang memiliki masalah separatis di Uni Eropa, termasuk Inggris,
Belgia dan Italia dan ini bukan masalah unik," kata ekonom Willem Buiter.
Misalnya Venesia and Lombardy di Italia. Daerah kaya di Italia ini turut menginginkan
referendum karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mengalokasikan pajak untuk orang
yang kurang mampu di wilayah lainnya. Sama seperti Catalunya, pemerintah Italia sudah
memblokir aksi referendum tersebut. Selain Venesia dan Lombardy, daerah Tyrol selatan di
Italia juga mengancam memisahkan diri.

Wilayah separatis lainnya adalah Flanders dan Wallonia di Belgia yang terdiri dari tiga
komunitas, bahasa serta wilayah. Flanders yang berada di wilayah utara lebih dekat dengan
Belanda, sedangkan Wallonia di selatan Belgia lebih condong ke Perancis. Di wilayah ujung
timur, masyarakat Belgia setempat menggunakan bahasa Jerman.

Wilayah Spanyol lainnya yang juga akan mengumumkan kemerdekaan setelah Catalunya
adalah Basque. Meski pernah gagal dalam referendum pada 1979, warga Basque tidak
menyerah.

Seperti halnya wacana Brexit yang tahun lalu mengguncang Uni Eropa, deklarasi
kemerdekaan Catalunya diperkirakan berdampak besar pada klaim teritorial banyak negara di
Eropa.

Reporter: Yantina Debora


Penulis: Yantina Debora
Editor: Windu Jusuf

Catalunya menyumbang 20,1 persen GDP Spanyol pada 2015


Spanyol jadi Sarang Separatis Akibat Penyeragaman Identitas

https://tirto.id/spanyol-jadi-sarang-separatis-akibat-penyeragaman-identitas-cxGK

Para perempuan memakai 'Esteladas', bendera separatis di Catalunya, menempelkan poster


di tembok dengan tulisan "Kami memilih untuk merdeka". REUTERS/Susana Vera

Oleh: Akhmad Muawal Hasan - 3 Oktober 2017

Kebijakan penyeragaman identitas ala Philip V juga Fransisco Franco membuat gerakan-
gerakan separatis terus bergejolak di Spanyol, mulai dari Basque hingga Catalunya.

tirto.id - Minggu (1/10/2017) adalah hari yang bersejarah bagi warga Catalunya. Mereka turut
berpartisipasi dalam referendum kemerdekaan yang sudah direncanakan sejak Juni lalu dan
disetujui parlemen provinsi pada 6 September 2017. Meski mendapat tantangan keras dari
Pemerintah Spanyol, pemimpin pemerintahan otonomi Catalunya Charles Puigdemont
bersikeras bahwa pengadilan maupun pemerintah pusat tidak dapat menunda gerakan
kemerdekaan warganya.

Pemerintah Madrid mengumumkan referendum kemerdekaan Catalunya adalah ilegal,


inkonstitusional, dan mendorong warga Spanyol untuk melanggar hukum. Kementerian
dalam negeri Spanyol mengatakan 336 pusat pemungutan suara, dari lebih dari 2.000 di
seluruh wilayah, telah ditutup oleh polisi lokal dan nasional.

Soraya Saenz de Santamaria, wakil Perdana Menteri Spanyol, memuji aparat kepolisian
karena telah bersikap profesional dengan menghalangi pemungutan suara yang semestinya
“tidak boleh dirayakan”. Sayangnya, apa yang dipuji Saenz juga meliputi tindakan represif
dan kekerasan oleh aparat kepada para peserta referendum, baik di luar maupun di dalam
gedung tempat pemungutan suara.

Polisi juga mendesak mundur para pemilih dari tempat pemungutan suara sambil memukuli
mereka dengan pentungan. Menurut Kementerian Kesehatan Catalan, 844 orang yang
terluka akibat aksi kekerasan yang dilancarkan kepolisian Spanyol. Dua korban paling parah
dirawat di rumah sakit Barcelona.

Terlepas dari aksi yang dikecam dunia internasional itu, referendum tetap dilanjutkan hingga
selesai. Hasilnya: 90 persen dari 2,26 juta warga yang melakukan pemungutan suara memilih
ingin merdeka dari Kerajaan Spanyol. Seperti dilaporkan The Guardian, 8% pemilih menolak
kemerdekaan dan sisanya berupa surat suara kosong atau tidak berlaku. Puigdemont
kemudian akan mengirimkan hasil pemungutan suara hari ini kepada parlemen Catalan.

Ini bukan akhir dari perjuangan rakyat Catalunya. Perdana Menteri Mariano Rajoy telah
mendesak Mahkamah Konstitusi menunda keputusan yang telah disahkan Parlemen
Catalunya.

Selain itu pemerintah pusat Spanyol mulai bergerak untuk mengontrol penuh anggaran
otonomi, memaksa kepolisian daerah untuk menerima komando Garda Sipil Spanyol,
menangkap para pejabat yang terlibat perencanaan referendum, menyita berkas-berkas terkait
referendum, dan menutup situs-situs berisikan informasi referendum.

Ada dua alasan utama mengapa Catalunya ingin merdeka. Pertama, ialah krisis ekonomi
2008, yang telah menyebabkan kenaikan angka pengangguran dan hutang di Spanyol, tak
terkecuali di Catalunya. Kedua, pembatalan pemberlakuan Undang-Undang Peradilan
Konstitusi 2010 yang berisi peningkatan kedaulatan dalam Statuta Otonomi Catalunya.

Alasan pokok lain yang konsisten menguatkan solidaritas rakyat Catalunya sejak beratus-
ratus tahun silam: mereka punya identitas politik dan budaya yang khas sekaligus kuat. Lebih
kuat daripada ikatan nasionalistik kepada Kerajaan Spanyol.

Makin Diseragamkan, Makin Ingin Kemerdekaan

Catalunya hanya satu dari kawasan penuh separatis di Spanyol yang selalu merepotkan
pemerintah pusat. Suara kemerdekaan lain yang tergolong populer dan legendaris di Negeri
Matador datang dari rakyat Etnis Basque. Rakyat Basque tinggal di Spanyol bagian utara,
terutama di Provinsi Alawa, Biscay, dan Gipuzkoa.

Komunitas masyarakat Basque diberikan status pemerintahan sendiri berdasarkan Konstitusi


Spanyol 1978, sebuah era baru bagi Spanyol modern setelah hampir 40 tahun dikuasai oleh
diktator Fransisco Fanco.

Selama berkuasa, Franco memiliki kebiasaan penyeragaman dari banyak aspek yang
membuat wilayah-wilayah, termasuk Basque dan Catalunia, gerah. Kebijakan ini pernah
dilakoni oleh Philip V, raja Spanyol yang berkuasa sepanjang tahun 1683-1746. Salah satu
yang paling krusial adalah peniadaan batas internal negara antar masing-masing wilayah.
Regionalitas adalah musuh yang ingin diperangi sang raja. Kebijakan penyeragaman ia
tuangkan dalam “Keputusan Nueva Planta”.

Politik Spanyol era Philip V makin tersentralisasi. Tujuannya tentu demi penguatan kekuatan
monarki, sebagaimana kebijakan kerajaan besar di Eropa lain. Namun kebijakan ini juga jadi
dalih untuk merepresi wilayah-wilayah yang menentang kekuasaan Philip V. Represinya pun
datang dalam berbagai bentuk. Selain penyeragaman secara kultural dan birokratis, datang
pula represi melalui angkatan senjata jika penyelewengan di sebuah wilayah dirasa sudah
terlalu parah.

Pejabat elite di masing-masing wilayah diangkat langsung dari Madrid, ibukota Kerajaan
Spanyol hingga kini. Sebagian besar institusi lokal dihapuskan dan diganti dengan lembaga
perwakilan asal pusat. Kasus-kasus hukum hanya direpresentasikan dan didebatkan memakai
bahasa Kastillia yang menjadi bahasa resmi pemerintah pusat, menggantikan bahasa-bahasa
lain yang jadi penyambung lidah rakyat lokal, seperti Bahasa Latin atau Bahasa Catalan.

Kebijakan penyeragaman dilawan oleh sejumlah elit lokal yang memiliki kesadaran
nasionalisme lokal. Dasar perlawanan mereka adalah atribut-atribut tradisional, historis,
linguistik, maupun budaya yang khas dan patut untuk dipertahankan. Identitas politik yang
menolak dihilangkan oleh raja. Rakyat Catalan adalah salah satu pemberontak yang paling
bandel. Tak heran jika huru-hara yang dihasilkan berlangsung hingga kini, merentang dari
urusan politik, kultural, hingga sepakbola.
Sejarah mencatat ada sejumlah pemberontakan fisik akibat kerasnya sikap Philip V, dan rata-
rata berhasil ditumpas kerajaan Spanyol. Sentimen nasionalisme lokal kemudian makin besar
di abad ke-19, bertepatan dengan melemahnya kekuasaan Kerajaan Spanyol, lalu diikuti
dengan penghapusan hak istimewa, pelanjutan tradisi dagang antarkawasan (yang
sebelumnya cenderung dimonopoli elite-elite kerajaan), dan pembangunan basis-basis
industri skala lokal.

Sayang, kemudian datang Si Fasis Franco yang punya kebijakan penyeragaman serupa. Ia
menetapkan bahasa Spanyol sebagai satu-satunya bahasa resmi dan mempersekusi semua
bahasa serta identitas historis lokal yang tersisa. Franco punya semangat serupa dengan fasis-
fasis negara lain: ultra-nasionalisme, anti-pluralisme.

Sebagai teman dekat rezim Nazi di Jerman dan Fasis Italia, Franco makin dimusuhi banyak
warga lokal sebab makin tahun makin bengis. Kebengisannya memakan kurang lebih
400.000 korban jiwa yang rata-rata dibunuh di kamp konsentrasi. Para korban adalah pihak
oposisi politik dari beragam basis ideologi: komunis, anarkis, hingga nasionalis lokal.

Kematian Franco pada 1975 membuat kekuasaan berpindah ke Raja Juan Carlos I, sosok
yang membawa Spanyol ke arah yang lebih demokratis. Setelah referendum, sebuah
konstitusi baru mengubah Spanyol menjadi sebuah negara yang menganut demokrasi
parlementer di bawah monarki konstitusional.

Sejak era ini pula muncul lagi suara-suara dari Catalunya, Basque, Andalusia, Aragon,
Galicia, Asturias, Kepulauan Canary, hingga Valencia, yang menuntut kemandirian
pengelolaan wilayah berbentuk daerah otonomi. Tuntutan yang kemudian benar-benar
terkabul.

Catalunya mendapat status otonominya pada 18 September 1979, Galicia pada 21 April 1981,
Andalusia pada 30 Desember 1981, Asturias pada 30 Januari 1982, Valencia pada 1 Juli
1982, Aragon dan Kepulauan Canary pada 16 Agustus 1982.

Meski telah mandiri, para nasionalis berbagai kawasan itu ingin melangkah lebih jauh:
kemerdekaan seutuhnya dari Kerajaan Spanyol, dan membentuk negara sendiri. Di akar
rumput, pendukung gerakan kemerdekaan mengorganisir banyak aktivitas, mulai dari
pembentukan organisasi-organisasi sayap pemuda, hingga corat-coret slogan kemerdekaan di
tembok bangunan di ruang publik. Di ranah parlementer, tuntutan kemerdekaan diusung ke
pundak partai-partai sayap kiri maupun kanan.

Gerakan mendirikan negara sendiri di Galicia disuarakan oleh Partai Bloque Nacionalista
Galego, Partai Sosialis Galicia, dan didukung gerakan pemuda seperti Galiza Nova serta
organisasi militan Resistência Galega. Gerakan kemerdekaan Aragon diwakilkan Partai
Chunta Aragonesista, Puyalón de Cuchas, Partai Aragon, dan Estado Aragonés. Sementara di
Andalusia diwakilkan Partai Andalusia (1965-2015) dan kelompok non-parlemen seperti
Nación Andaluza dan Asamblea Nacional de Andalucía.

Di Basque, perjuangan melepas status bagian dari Kerajaan Spanyol diperjuangkan oleh
kelompok etnis Basque di Pyrenees barat sejak akhir abad 19. Kantong-kantong
perjuangannya mencangkup tiga wilayah di dua negara bagian: Komunitas Otonomi Basque
dan Navarre di Spanyol, dan French Basque Country di Prancis.

Pada 1959 sejumlah pemuda nasionalis Basque membentuk Basque Homeland dan Liberty
(ETA). Mereka menyebarkan aktivisme lewat mural di jalanan, maupun pendistribusian
pamflet dan bendera kemerdekaan Basque secara gerilya. Aktivitas ini berubah menjadi
perjuangan memakai kekerasan setelah polisi Spanyol menyiksa aktivis Basque pada
pertengahan 1960-an. Mereka mengadopsi perjuangan revolusioner Marxis ala Castro di
Kuba atau Ho Chi inh di Vietnam demi negara Basque yang sosialis dan merdeka.

Kekerasan dan pembunuhan mereda saat Basque dijadikan daerah otonom pada akhir 1970-
an. Mereka akhirnya punya pemerintahan sendiri, polisi sendiri, dan bisa mengelola keuangan
publiknya sendiri. Perjuangan kemerdekaan tetap mereka lanjutkan secara demokratis, yakni
lewat partai politik dan pemilihan umum.

Sayangnya, gerakan menuju merdeka seratus persen di Basque dan wilayah otonom lain di
Spanyol selalu terhadang oleh musuh utama, yakni rakyatnya sendiri yang tetap memilih
bersama Kerajaan Spanyol. Sikap ini selalu hadir di tiap referendum. Di beberapa wilayah,
referendum bahkan masih menjadi proses demokrasi yang tergolong sulit untuk diwujudkan.
Catalunya boleh jadi hampir menuntaskan perjuangan. Namun di tempat lain, pekerjaan
rumah masih menumpuk tinggi di meja kerja para aktivis kemerdekaan.

Diktator Franco memusnahkan bahasa & identitas lokal sehingga kian menebalkan
nasionalisme para separatis.
Massa Pro Kemerdekaan Catalunya Blokir Jalanan Serukan Mogok Umum

https://tirto.id/massa-pro-kemerdekaan-catalunya-blokir-jalanan-serukan-mogok-umum-czR4

Pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan St James, Barcelona. REUTERS/Albert Gea

Oleh: Yuliana Ratnasari - 9 November 2017

Dibaca Normal 1 menit

Pemogokan itu pada awalnya menuntut peningkatan upah minimum. Namun aksi itu dengan
cepat diadopsi kelompok pro-kemerdekaan untuk memprotes pengenaan peraturan langsung
Spanyol.

tirto.id - Pemogokan umum oleh massa pro-kemerdekaan di Catalunya pada Rabu


(8/11/2017) waktu setempat membawa kekacauan karena para pemrotes memblokir lalu
lintas dengan menduduki jalan.

Sejak pukul enam dini hari, demonstran menguasai lebih dari 60 jalan di Catalunya,
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Sejumlah besar demonstrasi berpusat pada jalur akses
utama masuk dan keluar dari Barcelona.

Otoritas transportasi Catalunya menanggapi serentetan jalan yang tersumbat dengan


mengeluarkan peringatan umum bagi wisatawan agar tidak bepergian dengan mobil.

Sementara itu, seperti dilansir The Independent, beberapa demonstrasi jalanan berlalu dengan
damai dengan sejumlah demonstran bermain catur dan kartu di meja lipat di tengah jalan
raya.

Namun, terjadi pula bentrokan di suatu aksi saat polisi setempat, Mossos D'Esquadra, secara
fisik menyingkirkan para pemrotes untuk mengizinkan melalui lalu lintas.

Pemogokan itu pada awalnya menuntut peningkatan tingkat upah minimum di wilayah
tersebut. Namun aksi itu dengan cepat diadopsi oleh asosiasi pro-kemerdekaan untuk
memprotes pengenaan peraturan langsung dan penahanan beberapa mantan menteri
nasionalis terkemuka.
Sumber serikat pekerja mengatakan bahwa sektor pendidikan juga sangat terpengaruh oleh
pemogokan tersebut, mengingat sebagian besar universitas di Catalunya dekat dengan non-
operasional, serta sejumlah besar sekolah.

Meskipun terjadi kekacauan lalu lintas, seruan untuk pemogokan umum ini mendapat
dukungan lebih rendah daripada sebelumnya, pada 3 Oktober lalu, atau dua hari setelah
referendum Catalunya yang penuh gejolak.

Sebagian besar bisnis, toko dan pabrik kembali beroperasi dengan normal, seperti juga
sebagian besar kereta api dan bandara di wilayah ini.

Sementara itu, dalam kereta api berkecepatan tinggi, ratusan pemrotes di Kota Girona yang
merupakan benteng nasionalis Catalan masih memblokir jalur kereta api cepat antara
Barcelona dan Perancis sambil meneriakkan: "Kebebasan, Kebebasan."

Adapun di salah satu stasiun terbesar di Barcelona, Sants, kereta berhenti beraktivitas saat
para pemrotes menduduki delapan platform yang berbeda sampai malam.

Pemerintah pusat meremehkan pemogokan tersebut. Menteri Pekerjaan Umum Spanyol,


Inigo Serna, mengatakan bahwa pihaknya memiliki "dukungan minimal" untuk aksi
pemogokan namun akan bertindak terhadap aksi vandalisme.

Demonstrasi pro-kemerdekaan untuk memprotes "kebijakan otoriter Madrid" juga terjadi di


seluruh wilayah. Salah satu yang paling penting terjadi sekitar tengah hari di depan balai kota
Barcelona. Ribuan pemrotes menuntut kebebasan bagi para menteri dan pemimpin pro-
kemerdekaan yang dipenjara.

Sementara itu, seperti yang telah diperkirakan secara luas, Mahkamah Konstitusi Spanyol
pada Rabu mengkonfirmasi bahwa mereka telah membatalkan deklarasi kemerdekaan
sepihak parlemen Catalan pada tanggal 27 Oktober.

Dalam sebuah pidato di parlemen, menurut laporan BBC, Perdana Menteri Mariano Rajoy
menyerukan pemilihan yang cepat pada 21 Desember agar Spanyol bisa mengatasi krisis.
Pihak prokemerdekaan pada Selasa (7/11/2017) gagal untuk mencapai kesepakatan
membentuk front persatuan untuk pemungutan suara.

Presiden Catalunya Carles Puigdemont yang dipecat dan empat mantan penasihat melarikan
diri ke Belgia. Seorang hakim investigasi belum memutuskan apakah akan melaksanakan
surat perintah penangkapan Uni Eropa yang dikeluarkan hakim Spanyol pekan lalu.

Namun, Puigdemont telah dibebaskan dengan jaminan dan dijadwalkan untuk tampil di
pengadilan pada 17 November.
Spanyol Ambil Kendali, Catalunya Nyatakan Perlawanan Damai

https://tirto.id/spanyol-ambil-kendali-catalunya-nyatakan-perlawanan-damai-czd5

Presiden Catalan Carles Puigdemont tiba bersama istrinya Marcela Topor di Parlemen
Daerah Catalan di Barcelona, Spanyol, Jumat (27/10/2017). ANTARA
FOTO/REUTERS/Rafael Marchante

Oleh: Yuliana Ratnasari - 29 Oktober 2017

Spanyol bereaksi terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak parlemen Catalunya pada Jumat
(27/10/2017) dengan memecat pemerintah daerah dan memberhentikan kepala kepolisian
setempat.

tirto.id - Carles Puigdemont telah mengeluarkan tanggapan yang menantang keputusan


Madrid untuk mengambil kendali langsung wilayah itu. Pemimpin Catalunya itu menyerukan
"oposisi demokratis" untuk pengambilalihan tersebut.

Dalam pesan video singkat yang dikeluarkan pada Sabtu (28/10/2017) siang waktu setempat,
Carles Puigdemont berjanji akan terus berupaya membangun "negara merdeka."

"Kita harus melawan represi dan ancaman, tanpa pernah meninggalkan, kapan pun, tindakan
sipil dan damai," kata Puigdemont, seperti dilansir The Guardian, menambahkan bahwa
pemerintahannya tidak memiliki atau menginginkan "argumen kekerasan."

Madrid bereaksi terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak parlemen Catalunya pada Jumat
(27/10/2017) dengan memecat pemerintah daerah dan memberhentikan kepala kepolisian
setempat.

Pemerintah Spanyol secara resmi mengambil alih kendali pemerintahan daerah Catalunya,
yang disebut dengan Generalitat. Dengan begitu, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy
memegang kekuasaan atas fungsi-fungsi presiden Generalitat.

Rajoy telah mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada Wakil Perdana Menteri Soraya
Saenz de Santamaria, yang juga ditugaskan menjadi wakil presiden Catalonia. Sementara itu,
menteri-menteri Spanyol mengambil alih berbagai departemen di bawah Generalitat.
Puigdemont dan kabinetnya secara resmi dikeluarkan dari jabatan mereka, dan wewenang
dan tanggung jawab mereka diambil alih oleh pemerintah pusat dalam pemberitahuan yang
dikirim ke buletin resmi negara bagian pada hari Sabtu pagi.

Perintah tersebut memberikan garis besar untuk pengambilalihan yang disetujui oleh senat
Spanyol pada Jumat, namun Mariano Rajoy sekarang menghadapi tantangan untuk
menerapkannya.

Puigdemont menanggapi langkah Madrid dengan menunjukkan normalitas, pergi keluar


untuk minum-minum dan makan siang di sebuah restoran di kota asalnya Girona, karena
pernyataan yang telah direkam sebelumnya ditayangkan di TV nasional. Dia sebentar
melangkah keluar untuk berfoto bersama pendukungnya, dan mendapat tepuk tangan dari
pengunjung lain.

Banyak dari ribuan pendukung kemerdekaan yang sedang menangis dan merayakan di
jalanan kota Barcelona dan kota-kota lain pada Jumat telah menjanjikan perlawanan damai
terhadap perintah Madrid.

Aktivis telah menawarkan untuk membentuk rantai manusia di sekitar bangunan untuk
melindungi pejabat. Selain itu, beberapa dari 200.000 pegawai negeri di kawasan ini telah
mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima perintah dari Madrid.

Tak henti di situ, satu serikat Catalunya telah menyerukan pemogokan 10 hari untuk
mendukung republik baru yang dimulai pada Senin (30/10/2017).

Rajoy juga telah membubarkan parlemen daerah dan mengadakan pemilihan untuk tanggal
21 Desember, dengan masa kampanye 15 hari yang ditetapkan dalam ordo baru tersebut.

Wakil perdana menteri Spanyol, yang jabatan resminya adalah wakil presiden pemerintah,
Soraya Sáenz de Santamaria - yang telah mengatur tanggapan pemerintah terhadap krisis
Catalan - akan menjalankan Catalunya setiap hari sampai saat itu.

Sebagian besar kursi akan dipegang oleh partai-partai pro-kemerdekaan, namun mereka
masih menerima kurang dari setengah suara rakyat, demikian Associated Press melaporkan.

Wilayah ini telah resmi memerintah sendiri sejak undang-undang otonominya ditandatangani
pada tahun 1979, saat Spanyol kembali ke demokrasi menyusul kematian diktator Gen
Francisco Franco.
Uni Eropa Tak Mau Intervensi Krisis Catalunya dan Spanyol

https://tirto.id/uni-eropa-tak-mau-intervensi-krisis-catalunya-dan-spanyol-cyFh

Demonstran mengibarkan bendera Spanyol dan mendukung polisi dalam aksi demo
mendukung Spanyol bersatu di hari referendum kemerdekaan yang dilarang di Catalonia,
Madrid, Spanyol, Minggu (1/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Rafael Marchante

Oleh: Yuliana Ratnasari - 20 Oktober 2017

Dibaca Normal 1 menit

Berbicara menjelang KTT Dewan Uni Eropa, Presiden Dewan Eropa memastikan bahwa
masalah Catalunya tidak masuk dalam agenda pembahasan mereka.

tirto.id - Presiden Dewan Eropa Donald Tusk secara eksplisit telah mengesampingkan
tindakan Uni Eropa untuk Catalonia, terlepas dari situasi "prihatin".

"Tidak ada ruang, tidak ada tempat untuk mediasi atau inisiatif atau tindakan internasional,"
kata Tusk sebagaimana dilansir BBC.

Pernyataan ini diungkapkan dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi
UE Jean-Claude Juncker.

Catalunya memilih untuk memisahkan diri dalam sebuah referendum 1 Oktober, yang
dilarang oleh Spanyol dan telah mendorong aksi demonstrasi massal.

Ucapan Tusk tersebut muncul beberapa jam setelah Spanyol mengatakan bahwa pihaknya
segara memulai proses penerapan pemerintahan langsung di wilayah otonom Catalunya.

"Saya tentu saja karena banyak alasan, melakukan kontak permanen dengan [Perdana
Menteri Spanyol] Mariano Rajoy," kata Tusk.

"Tidak ada yang disembunyikan terkait situasi Spanyol yang mengkhawatirkan, tapi posisi
kita ... jelas,” tambahnya.

Dia berbicara menjelang KTT Dewan Uni Eropa, dan memastikan bahwa masalah Catalunya
"tidak masuk dalam agenda kami."

Pemimpin Eropa lainnya, termasuk Angela Merkel dari Jerman dan Emmanuel Macron dari
Perancis, juga memberikan dukungan mereka di belakang Madrid.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa krisis tersebut
menampakkan kemunafikan Barat, yang mendukung beberapa gerakan separatis tapi tidak
pada yang lain.

Dia berargumen bahwa negara-negara Barat telah mendukung kemerdekaan Kosovo dari
Serbia - sekutu Rusia - tapi bukan Catalonia atau untuk Kurdistan Irak.

Spanyol mengatakan akan memulai proses penerapan peraturan langsung pada Sabtu
(21/10/2017) dengan mengaktifkan pasal 155 dari konstitusi negara tersebut.

Namun, pemimpin Catalonia mengatakan parlemen daerah tersebut akan memilih untuk
secara resmi mengumumkan kemerdekaannya jika Spanyol melanjutkan "represi".

Beberapa orang khawatir gerakan terbaru bisa memicu kerusuhan lebih lanjut setelah
demonstrasi massa sebelumnya dan sejak pemungutan suara pada 1 Oktober.

Pengadilan tertinggi Spanyol menyatakan bahwa referendum Catalunya ilegal dan


mengatakan bahwa undang-undang tersebut melanggar konstitusi, yang menggambarkan
negara tersebut sebagai kekuasaa yang tidak dapat dibagi.

Pasal 155 dari konstitusi itu, yang memperkuat peraturan demokratisasi tiga tahun setelah
kematian diktator Jenderal Francisco Franco pada tahun 1975, memungkinkan Madrid untuk
memaksakan peraturan langsung dalam sebuah krisis, namun tidak pernah diajukan.

Akan tetapi, pemerintah Spanyol saat ini menegaskan akan memulai prosedurnya pada hari
Sabtu.

"Tidak ada yang meragukan bahwa pemerintah Spanyol akan melakukan semua yang bisa
untuk mengembalikan tatanan konstitusional," sebuah pernyataan pemerintah mengatakan.
Pada Sabtu, pemerintah akan memutuskan daftar tindakan spesifik untuk mentransfer
kekuasaan dari Catalonia ke Madrid.

Tingkat tindakan tersebut belum jelas, namun bisa termasuk mengendalikan polisi regional,
atau bahkan menyerukan pemilihan cepat.

Xavier Arbós, pakar konstitusional di Universitas Barcelona, mengatakan: "Kami sama sekali
tidak tahu tindakan apa yang dapat dilakukan pemerintah Spanyol.

"Kami tidak tahu bagaimana kekuatan pemerintah Catalan bisa terpengaruh,” tambahnya.

Senat Spanyol, yang dikendalikan oleh Partai Populer konservatif Rajoy (PP) dan sekutu-
sekutunya, kemudian harus menyetujui daftarnya.

Analis mengatakan Pasal 155 tidak memberi pemerintah kekuatan untuk sepenuhnya
menunda otonomi, dan tidak dapat menyimpang dari daftar tindakan.

Setelah pemilihan 1 Oktober, pemimpin Catalunya Carles Puigdemont menandatangani


sebuah deklarasi kemerdekaan, namun segera menangguhkannya untuk memungkinkan
perundingan.

Dia telah memperingatkan status yang ditangguhkan bisa berubah.

"Parlemen Catalan dapat melanjutkan, jika dianggap tepat, untuk memberikan suara pada
deklarasi kemerdekaan formal," katanya.

Tapi jika Madrid menguasai keuangan daerah atau kepolisian, atau membubarkan parlemen
daerah Catalan, pemungutan suara semacam itu akan menjadi sebuah tantangan.

Namun, konstitusi tidak menetapkan batasan waktu dalam prosesnya.


Indonesia Tolak Pernyataan Kemerdekaan Catalunya

https://tirto.id/indonesia-tolak-pernyataan-kemerdekaan-catalunya-czbj

Demonstran pro-kemerdekaan Catalonia dari Spanyol. FOTO/Reuters.

Oleh: Maya Saputri - 28 Oktober 2017

Pemerintah Indonesia tidak mengakui referendum Catalunya dan tetap menganggap


Catalunya sebagai bagian dari wilayah Spanyol.

tirto.id - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa Indonesia tidak
mengakui kemerdekaan Catalunya dan tidak mendukung pemisahan Catalunya dari Spanyol.

"Indonesia tidak mengakui pernyataan sepihak kemerdekaan Catalunya," kata pernyataan dari
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seperti dilansir pada laman resmi Twitter
Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Sabtu (28/10/2017), seperti diberitakan Antara.

Pemerintah Indonesia juga menganggap Catalunya sebagai bagian dari wilayah Spanyol.
"Catalunya adalah bagian integral Spanyol. Indonesia tidak akan mengakui kemerdekaan
Catalunya," demikian pernyataan Menlu Retno Marsudi pada laman resmi Twitter Kemlu RI.

Catalunya menyampaikan deklarasi kemerdekaan sepihak setelah wilayah tersebut


mengadakan referendum penentuan nasib sendiri pada 1 Oktober lalu.

Namun, referendum tersebut dinyatakan tidak sah oleh Mahkamah Konstitusi Spanyol,
karena melanggar konstitusi Spanyol.

Pada Jumat (27/10/2017) kemarin, Parlemen Catalunya mendeklarasikan kemerdekaan dari


Spanyol. Akan tetapi, di balik sikap Catalunya tersebut muncul pertentangan dari berbagai
pihak.

Pihak yang sudah jelas menentang adalah pemerintah Spanyol. Perdana Menteri Spanyol
Mariano Rajoy bahkan membubarkan Parlemen Catalunya dan meminta pemilihan regional
dilakukan sesegera mungkin.
“Pemimpin Catalunya (Carles Puigdemont) memiliki kesempatan untuk kembali ke jalan
yang legal dan mengadakan pemilihan umum di wilayah tersebut. Keputusan ini diinginkan
oleh mayoritas rakyat Catalunya, namun ia (Puigdemont) tak menginginkannya. Oleh sebab
itu pemerintah Spanyol mengambil langkah yang diperlukan untuk mengembalikan
Catalunya ke jalan yang legal,” ungkapnya seperti dilansir BBC.

Rajoy mengatakan penegakan aturan langsung kepada Catalunya merupakan sesuatu yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah Spanyol melakukannya demi “normalisasi
keadaan.” Rajoy juga secara resmi memecat jabatan Carles Puigdemont dan anggota kabinet
Catalunya yang lainnya.

Sikap Negara-negara Eropa Soal Pernyataan Kemerdekaan Catalunya

Referendum Catalunya telah menyedot perhatian publik internasional. Tak hanya Spanyol,
negara-negara tetangga di Eropa juga menyatakan sikapnya. Jerman dan Inggris, misalnya,
menolak untuk mengakui referendum Catalunya dan mendukung pemerintahan Spanyol di
Madrid.

Pemerintah Jerman, pada Rabu (25/10/2017) waktu setempat mengatakan tidak akan
mengakui kemerdekaan Catalunya dan akan mendukung pemerintah Spanyol dalam
persengketaan ini. Sementara itu, pemerintah Inggris mengatakan tidak akan mengakui
kemerdekaan Catalunya. Juru bicara pemerintahan Inggris mengatakan deklarasi
kemerdekaan Catalunya didasarkan pada pemungutan suara yang ilegal.

“(Pernyataan kemerdekaan) itu didasarkan pada pemungutan suara yang sebelumnya


dinyatakan ilegal oleh pengadilan Spanyol. Kami selanjutnya ingin melihat bahwa aturan
hukum ditegakkan, undang-undang dasar Spanyol dihormati serta kesatuan Spanyol
dipelihara,” papar juru bicara pemerintah Inggris kepada Xinhua.

Di lain sisi, Presiden Uni Eropa Donald Tusk lewat akun Twitter-nya mengungkapkan
harapannya untuk Spanyol agar dapat mengambil tindakan yang cepat; bukan sebatas
argumen belaka.

Negara lain yang menolak akui kemerdekaan Catalunya yakni Meksiko. Presiden Meksiko
Enrique Pena Nieto dalam posting Twitternya menyampaikan pemerintahan Meksiko tidak
akan mengakui deklarasi kemerdekaan Catalunya dari Spanyol, Jumat malam waktu setempat
atau Sabtu pagi WIB.

Pena Nieto tegas-tegas menyatakan berdiri di sisi Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy
saat dia menghadapi krisis politik yang paling akut sejak demokrasi menyapa negeri itu pada
1978.

“Meksiko tidak akan mengakui proklamasi kemerdekaan sepihak Catalunya. Kami


mengharapkan solusi politik nan damai,” tulis Pena Nieto.

Perancis dan Amerika Serikat juga menyuarakan dukungan yang sama untuk persatuan
Spanyol.
Meksiko Tak Akui Kemerdekaan Catalunya

https://tirto.id/meksiko-tak-akui-kemerdekaan-catalunya-czc5

Oleh: Yantina Debora - 28 Oktober 2017

Meksiko, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat menyuarakan dukungan untuk persatuan
Spanyol.

tirto.id - Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dalam cuitan di Twitter pribadinya pada
Jumat (27/10/2017) mengungkapkan bahwa Meksiko tidak akan mengakui pernyataan
kemerdekaan Catalunya dari Spanyol.

Pemerintah Madrid menolak presiden dan parlemen Catalunya beberapa jam setelah wilayah
tersebut mengumumkan kemerdekaan. Hal ini menyebabkan meningkatnya gejolak politik di
Spanyol.

Pena Nieto menegaskan bahwa ia akan berdiri di samping Perdana Menteri Spanyol Mariano
Rajoy dalam menghadapi kemelut politik paling parah sejak negara itu menganut demokrasi
pada 1978.

"Meksiko tidak akan mengakui deklarasi sepihak kemerdekaan Catalunya," kata Pena Nieto.
"Kami berharap untuk terciptanya sebuah penyelesaian politis yang damai," tambahnya.
Negara lainnya termasuk Perancis, Jerman dan Amerika Serikat juga menyuarakan dukungan
mereka untuk persatuan Spanyol.

Spanyol jatuh ke dalam kemelut pada 1 Oktober ketika Catalunya, sebuah negara bagian di
wilayah timur laut, yang menyumbangkan sekitar 20 persen dari produk domestik bruto
Spanyol, mengadakan referendum kemerdekaan, meskipun pengadilan telah menyatakan
bahwa penyelenggaraan tersebut melanggar hukum.

Pemberontak menyatakan kemenangan meski tingkat partisipasinya hanya 43 persen.

Tidak lama setelah penentuan pendapat tersebut, Menteri Luar Negeri Meksiko Luis
Videgaray mengatakan dalam pernyataan bahwa negaranya memihak keutuhan Spanyol.
Perancis Menolak Akui Kemerdekaan Catalunya

https://tirto.id/perancis-menolak-akui-kemerdekaan-catalunya-cx7b

Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota dalam
sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol, Sabtu (30/9). ANTARA
FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Oleh: Yuliana Ratnasari - 9 Oktober 2017

Pemerintah Perancis tidak akan memberikan pengakuan kepada Catalunya meskipun


wilayah otonomi Spanyol tersebut secara sepihak menyatakan kemerdekaan.

tirto.id - Perancis menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan pengakuan kepada
Catalunya apabila wilayah otonomi Spanyol tersebut secara terpisah menyatakan
kemerdekaan.

“Jika nanti ada pernyataan kemerdekaan, maka itu adalah sepihak dan tidak akan diakui,”
ujar Menteri Urusan Eropa Nathalie Loiseau saat menyampaikan pernyataan di stasiun
televisi Cnews, sebagaimana dikutip Antara, Senin (9/10/2017).

Catalunya yang diketahui mempunyai bahasa serta budaya sendiri dan dipimpin oleh
pemerintahan otonomi pro-kemerdekaan, menyelenggarakan referendum pada Minggu
(1/10//2017) namun ditanggapi oleh pemerintahan Spanyol sebagai tindakan yang ilegal.

“Catalunya tidak bisa ditentukan hanya melalui pemungutan suara oleh gerakan kemerdekaan
hanya seminggu lalu,” kata menteri junior Perancis itu.

“Krisis ini harus diselesaikan melalui dialog oleh seluruh tingkat politik Spanyol,” katanya
menambahkan.

Ia menilai, memberikan keputusan secara tergesa-gesa terkait pengakuan kemerdekaan


sepihak itu akan membuat Perancis lari dari tanggung jawab.

"Jika kemerdekaan diakui dan bukan merupakan hal yang sedang dibahas, maka konsekuensi
pertama adalah [Catalunya] secara otomatis meninggalkan Uni Eropa," katanya
menambahkan.

Pemerintah Catalan menyebutkan, sebanyak 90 persen peserta referendum memilih untuk


merdeka, sedangkan 7,8 persen menolak, dan hampir 2 persen surat suara dibiarkan kosong.

Hal tersebut berpeluang untuk memberikan kesempatan bagi deklarasi kemerdekaan sepihak
di Catalunya.

Seminggu setelah diselenggarakan referendum, pada Sabtu (7/10/2017) puluhan ribu orang
berkumpul di Plaza Madrid, Madrid untuk mendukung Spanyol bersatu. Di puluhan kota,
termasuk Barcelona, orang-orang bergabung dengan “demonstran putih” menuntut untuk
dialog sambil membawa poster yang bertuliskan Hablemos/Parlem yang artinya “Ayo
Bicara.”

Dalam sebuah wawancara dengan El País pada Minggu, Perdana Menteri Spanyol, Mariano
Rajoy, bersikeras bahwa dia akan menghentikan pemerintah Catalan yang menyatakan
kemerdekaannya dalam beberapa hari mendatang. Ia bahkan memperingatkan bahwa pihak
berwenang Spanyol akan menguasai wilayah tersebut dari Madrid jika diperlukan.

Rajoy mengatakan ribuan polisi sipil dan polisi nasional yang ditempatkan di Catalunya akan
tetap di sana "sampai keadaan kembali normal". Ia juga menyerukan secara berulang-ulang
agar pemerintah daerah menjatuhkan tuntutan kemerdekaannya.

"Kami akan menghentikan kemerdekaan terjadi," kata Rajoy kepada surat kabar tersebut.
"Bisa saya katakan dengan jujur bahwa itu tidak akan terjadi. Bergantung pada bagaimana
segala sesuatu berkembang, kami jelas akan mengambil keputusan yang diizinkan undang-
undang tersebut.

"Saya ingin membuat satu hal yang benar-benar jelas: selama ancaman deklarasi
kemerdekaan tetap berada di cakrawala politik, akan sangat sulit bagi pemerintah untuk tidak
mengambil langkah," tegasnya.
Referendum Catalunya dan Sinyal Buruk Demokrasi Spanyol

https://tirto.id/referendum-catalunya-dan-sinyal-buruk-demokrasi-spanyol-cxEY

Massa berkumpul di Plaza Catalunya setelah voting untuk referendum kemerdekaan,


Barcelona, Spanyol (1/11/2017). REUTERS/Susana Vera

Oleh: M Faisal Reza Irfan - 2 Oktober 2017

Dibaca Normal 3 menit

Pada 1 Oktober 2017, Catalunya mengambil keputusan penting: merdeka dari Spanyol.

tirto.id - Upaya pemerintah Spanyol menghalangi Catalunya untuk mengadakan referendum


kemerdekaan pada hari Minggu (1/10/2017) berujung kekacauan. Referendum yang
rencananya diselenggarakan dengan damai justru ditanggapi mendapat tekanan aparat
keamanan.

Dengan tujuan menutup TPS dan menyita isinya, pemerintah pusat mengirimkan sejumlah
besar personel polisi anti huru-hara ke seluruh wilayah di Catalunya. Akibatnya, korban luka-
luka jatuh dari warga sipil. New York Times melaporkan, referendum tersebut awalnya
berjalan kondusif. Laki-laki, perempuan, muda dan tua, hingga anak-anak saling bernyanyi
dan bertepuk tangan jelang pencoblosan

Menurut pejabat Catalunya, ratusan orang terluka akibat kericuhan tersebut, sementara polisi
mengklaim jumlahnya hanya puluhan. Kekerasan yang dilakukanpemerintah pusat melalui
aparat kepolisian nampaknya hanya akan meningkatkan militansi warga Katalunya untuk
menentukan nasib sendiri, sebuah aspirasi yang telah mengalir sejak abad 19.

Referendum pada hari Minggu merupakan babak baru dari kebuntuan proses-proses politik
antara pemerintah pusat dan Catalunya. Otoritas Catalunya sudah lama menginginkan
kemerdekaan dari Madrid. Catalunya beranggapan, Madrid berlaku tidak adil dengan
mengeruk kekayaan Catalunya serta menolak hak untuk menentukan nasib (self-
determination).

Pemimpin pemerintahan otonomi Catalunya Charles Puigdemont menuduhpemerintah


Spanyol telah menggunakan cara yang “tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab”
guna menghentikan referendum. “Hari ini, Spanyol telah kehilangan lebih banyak dari yang
telah hilang dan warga Catalunya telah menang lebih banyak dari yang didapatkan,” ungkap
Puigdemont saat berbicara di keramaian Sant Juli de Ramis. “Citra Spanyol telah mencapai
tingkat memalukan yang akan tinggal bersama mereka selamanya.”

Pemerintah Madrid dengan dukungan pengadilan Spanyol mengumumkan bahwa referendum


kemerdekaan Catalunya adalah ilegal dan inkonstitusional. Pihak berwenang Spanyol
menyatakan pemerintah separatis telah mendorong pemilih untuk melanggar hukum. Soraya
Saenz de Santamaria, wakil Perdana Menteri Spanyol, memuji aparat kepolisian karena telah
bersikap profesional dengan menghalangi pemungutan suara yang semestinya “tidak boleh
dirayakan”.

Referendum Catalunya sudah direncanakan sejak Juni lalu dan disetujui parlemen provinsi
tersebut pada 6 September 2017. Sehubungan dengan lahirnya keputusan Parlemen Catalunya
tersebut, Puigdemont bersikeras bahwa pengadilan maupun pemerintah pusat tidak dapat
menunda keputusan pemerintahan Catalunya untuk memerdekakan diri.

Pemerintah Spanyol tidak tinggal diam. Perdana Menteri Mariano Rajoy mengecamwacana
referendum Catalunya sebagai tindakan melanggar hukum. Ia lantas mendesak Mahkamah
Konstitusi menunda keputusan yang telah disahkan Parlemen Catalunya. Selain itu,
pemerintah pusat Spanyol mulai bergerak untuk melakukan langkah-langkah riil: mengontrol
penuh anggaran otonomi, memaksa kepolisian daerah untuk menerima komando Garda Sipil
Spanyol, menangkap para pejabat yang terlibat perencanaan referendum, menyita sekitar 10
juta surat suara disita, dan menutup situs-situs berisikan informasi referendum.

Meski demikian, hasil referendum berakhir manis; 90 persen dari 2,26 juta warga yang
mencoblos memilih "Ya," alias merdeka.
Masalah Klasik

Gerakan kemerdekaan Catalunya telah dimulai sejak diktator fasis Fransisco Franco berkuasa
pada 1939. Di bawah Franco, penggunaan bahasa Catalunya dilarang dan semua institusi
pemerintah setempat dihapus untuk mengakhiri regionalisme di Spanyol. Setelah
pemerintahan Franco berakhir pada 1975, keadaan perlahan berubah. Pemerintah Spanyol
mengembalikan status Catalunya sebagai wilayah otonom di Spanyol.

Pada 2010, sekitar 25 persen masyarakat Catalunya menyatakan ingin merdeka dari Spanyol.
Setahun kemudian, menurut Pusat Studi Opini Catalunya lebih dari 30 persen masyarakat
Catalunya mendukung kemerdekaan. Jumlah ini meningkat menjadi 57 persen pada 2012.

Melihat terus naiknya suara pro-kemerdekaan tiap tahunnya, upaya lebih serius pun
dilakukan pada 2014. Pemungutan suara informal dilaksanakan pada bulan November.
Hasilnya, sekitar 2,25 dari total 5,4 juta warga Catalunya coblos merdeka. Mantan Presiden
Catalunya Arthur Mas memuji hasil tersebut sebagai kesuksesan besar. Berkaca dari itu, Mas
mendorong adanya referendum formal di masa depan dengan membandingkan situasi
Skotlandia yang melakukan referendum pada September 2014. Pada 2017, wacana
referendum kembali muncul dan didukung 41,1 persen warga Catalunya berdasarkan jajak
pendapat Juli lalu.

Secara garis besar, terdapat dua alasan mengapa Catalunya getol menuntut merdeka. Alasan
pertama ialah krisis ekonomi 2008, yang telah menyebabkan kenaikan angka pengangguran
dan hutang di Spanyol, tak terkecuali di Catalunya. Berdasarkan data pemerintah dari 2005
hingga 2016, ditemukan korelasi yang tinggi antara dukungan kemerdekaan dan
pengangguran di Catalunya.

Masyarakat Catalunya percaya bahwa Madrid punya andil besar dalam krisis tersebut.
Asumsi ini diperkuat lagi dengan permintaan Madrid kepada Catalunya untuk membayar
pajak lebih tinggi dibanding wilayah lain guna memperkuat perekonomian wilayah miskin di
Spanyol. Menurut Reuters, Catalunya membayar pajak senilai $12 miliar per tahun kepada
Madrid. Nyatanya, dari jumlah pajak yang disetorkan ke Madrid tidak mempengaruhi
besarnya imbalan yang diperoleh Catalunya.

Seketika isu pajak, krisis finansial, pengangguran, hingga rasa terabaikan yang dialami
Catalunya menghidupkan kembali gejolak separatis. Pada 2012, wacana referendum untuk
memerdekakan diri didukung oleh Mas, mantan pimpinan Catalunya setelah Madrid menolak
mengalokasikan banyak dana ke Catalunya maupun memberikan kebebasan fiskal.

Alasan kedua,keputusan pemerintah Madrid untuk membatalkan pemberlakuan Undang-


Undang Peradilan Konstitusi 2010. Dalam perkembangannya, undang-undang tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kedaulatan dalam Statuta Otonomi Catalunya agar setara
dengan konstitusi. Kedua alasan di atas meyakinkan masyarakat Catalunya bahwa kehidupan
mereka akan menjadi lebih baik apabila berada di bawah kendali pemerintahan sendiri.

Sejak saat itu pula Madrid gigih menentang referendum dengan alasan bahwa tindakan
tersebut dilarang melanggar konstitusi 1978, yang salah satu pasalnya berbunyi “setiap
wilayah merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Bangsa Spanyol.”

Selain faktor di atas, tuntutan referendum juga didasari politik identitas yang kuat. Budaya,
tradisi, hingga bahasa Catalunya telah memberikan identifikasi ataupun karakter yang
melekat pada setiap masyarakat Catalunya. Menurut penelitian, dua nilai suci Catalunya
dianggap memotivasi gerakan kemerdekaan, yakni menentukan nasib sendiri dan melindungi
identitas Catalunya.

Dari studi-studi yang ada, penolakan terhadap aspirasi separatis umumnya hanya akan
memperbesar gerakan kemerdekaan lebih jauh. Sampai referendum itu terjadi, masih banyak
orang yang bingung memilih. Namun, setelah Madrid menolak referendum mentah-mentah,
banyak yang kecewa dan menyatakannya dukunganatas kemerdekaan.

Pada hakikatnya, menurut kepala urusan luar negeri pemerintah regional Raul Romeva,
Catalunya selalu terbuka untuk setiap pembicaraan yang tak meluluberlandaskan hitam-putih
merdeka atau status quo. Akan tetapi, respons pemerintah yang dianggap kurang baik justru
malah memperlebar jarak antara Madrid dan Catalunya.
Di samping itu, Romeva menolak gagasan bahwa Catalunya melanggar konstitusi Spanyol.
Menurutnya, apa yang dilakukan Catalunya saat ini adalah dialog politik.

Memburuknya situasi di sekitar referedum catalunya menunjukkan satu hal: demokrasi tidak
berjalan baik. Hammad Sheikh, Angel Gomez dan Scott Atran dalamstudinya menyebutkan
hanya 23 persen orang Spanyol yang menganggap demokrasi sebagai sesuatu yang sakral.

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai warga di Spanyol, Sheikh dkk. menyimpulkan
bahwa turunnya kepercayaan masyarakat disebabkan karena pemerintah pusat tidak responsif
dalam memenuhi kebutuhan warganya. Bagi masyarakat Spanyol (yang menjadi narasumber
dalam studi tersebut) demokrasi Spanyol adalah ketika para pejabat mencuri jutaan uang
rakyat, tanpa peduli nasib warganya, dan memprioritaskan kekuasaan pribadi belaka. Partai
Rakyat yang saat ini berkuasa, misalnya, terlibat dalam 65 kasus korupsi.Sikap Perdana
Menteri Rajoy yang kerap membela para tersangka pun dinilai mengecewakan. Walhasil,
banyak orang mempertanyakan bagaimana arah pemerintahan saat ini.

Kekerasan di Catalunya hanya akan semakin menurunkan tingkat kepercayaan dari wilayah
lain seperti Basque dan Galicia.
Referendum Catalunya: 90 Persen Warga Memilih Merdeka

https://tirto.id/referendum-catalunya-90-persen-warga-memilih-merdeka-cxDA

Demonstran pro-kemerdekaan Catalonia dari Spanyol. FOTO/Reuters

Oleh: Yuliana Ratnasari - 2 Oktober 2017

Dibaca Normal 1 menit

Juru bicara pemerintah daerah Catalan, mengatakan bahwa 90% dari 2,26 juta warga
Catalunya yang melakukan pemungutan suara, memilih “Ya” dan mederka dari negara
Spanyol.

tirto.id - Pemimpin Catalan Carles Puigdemont mengatakan bahwa Catalunya telah


memenangkan hak untuk menjadi negara merdeka setelah referendum yang dirusak oleh
kekerasan. Dia mengatakan bahwa deklarasi kemerdekaan sepihak telah dibuka.

"Di hari yang penuh harapan dan penderitaan ini, warga Catalunya telah memenangkan hak
untuk sebuah negara merdeka dalam bentuk republik," kata Puigdemont pada Senin
(2/10/2017) dalam sebuah pidato televisi, sebagaimana dikutip BBC.

"Pemerintahan saya, dalam beberapa hari ke depan akan mengirimkan hasil pemungutan
suara hari ini kepada parlemen Catalan, di mana kedaulatan rakyat kita terbengkalai, sehingga
bisa bertindak sesuai dengan hukum referendum."

Jordi Turull, juru bicara pemerintah daerah Catalan, mengatakan bahwa 90% dari 2,26 juta
warga yang melakukan pemungutan suara, memilih “Ya”.

Seperti dilaporkan The Guardian, disebutkan bahwa hampir 8% pemilih menolak


kemerdekaan dan sisanya berupa surat suara kosong atau tidak berlaku. Turrull mengatakan
15.000 suara masih dihitung. Adapun wilayah ini memiliki 5,3 juta pemilih terdaftar.

Pengadilan konstitusi Spanyol telah mengumumkan referendum tersebut ilegal. Bahkan


petugas kepolisian menyita surat suara dan kotak di tempat pemungutan suara.
Jajak pendapat ini menyebabkan ratusan orang terluka saat polisi menggunakan kekerasan
untuk mencoba memblokir pemungutan suara.

Sebelumnya, saat pemungutan suara berakhir, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy
mengatakan bahwa warga Catalan telah tertipu untuk mengambil bagian dalam pemungutan
suara secara ilegal. Dia menyebutnya referendum tersebut sebagai "olok-olok" demokrasi.

"Pada jam ini saya dapat memberitahu Anda dengan istilah terkuat yang sudah Anda ketahui
dan apa yang telah kita lihat sepanjang hari ini. Belum ada referendum mengenai penentuan
nasib sendiri di Catalunya," katanya menegaskan.

Sejumlah besar pendukung kemerdekaan berkumpul di pusat ibukota regional Barcelona pada
hari Minggu malam, melambai-lambaikan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan
Catalan. Demonstran anti-kemerdekaan juga mengadakan demonstrasi di Barcelona dan kota-
kota Spanyol lainnya.

Pemerintah Catalan mengatakan lebih dari 800 orang terluka dalam bentrokan di seluruh
wilayah tersebut. Angka tersebut termasuk orang-orang yang sempat mengalami keluhan
ringan seperti serangan kecemasan.

Kementerian dalam negeri Spanyol mengatakan 12 petugas polisi terluka dan tiga orang
ditangkap. Ditambahkan bahwa 92 tempat pemungutan suara (TPS) telah ditutup.

Di Girona, polisi anti huru hara memecah jalan menuju sebuah TPS dimana Puigdemont
dijadwalkan untuk memilih. Puigdemont memilih di TPS lain.

Sebuah video menunjukkan polisi anti huru hara menggunakan pentungan untuk
mengalahkan sekelompok pemadam kebakaran yang melindungi banyak orang di Girona.

Sejak Jumat, ribuan orang telah menduduki sekolah dan bangunan lainnya yang ditunjuk
sebagai tempat pemungutan suara agar mereka tetap terbuka.

Banyak di antara mereka adalah orang tua dan anak-anak mereka, yang tinggal di gedung-
gedung setelah pelajaran berakhir pada hari Jumat dan tidur di kantong tidur dan tikar gym.
Catalunya adalah daerah kaya yang berada di timur laut Spanyol. Wilayah ini juga memiliki
bahasa dan budayanya sendiri. Catalunya juga memiliki tingkat otonomi yang tinggi, namun
tidak diakui sebagai negara yang terpisah berdasarkan konstitusi Spanyol.

Pemerintah Spanyol Bersiap Cegah Referendum Catalunya

https://tirto.id/pemerintah-spanyol-bersiap-cegah-referendum-catalunya-cxAp

Demonstran pro-kemerdekaan Catalonia dari Spanyol. FOTO/Reuters

Oleh: M Faisal Reza Irfan - 1 Oktober 2017

Sejumlah personel tambahan dari kepolisian Spanyol akan diturunkan untuk menghentikan
aksi referendum di Catalunya.

tirto.id - Pemerintah Spanyol telah menyiapkan sejumlah personel tambahan dari kepolisian
untuk mencegah adanya referendum yang akan dilakukan Catalunya pada Minggu
(1/10/2017) hari ini. Keputusan pemerintah Spanyol tersebut dikhawatirkan bakal
meningkatkan potensi konfrontasi dari kedua belah pihak.

Ribuan pendukung referendum telah berada di beberapa sekolah yang ditunjuk sebagai lokasi
pemungutan suara sejak Jumat (29/9/2017) malam. Pihak kepolisian menyatakan, pendukung
referendum akan diusir dan pemungutan suara tidak akan diizinkan.

Penyelenggara referendum mendesak para pemilih untuk “mempertahankan” tempat


pemungutan suara pada pukul 05.00 (03.00 GMT) dan menunggu pemungutan suara dimulai
pada pukul 09.00.

“Kita harus yakin dengan banyak orang yang hadir dari segala umur,” ungkap salah satu
panitia dalam sebuah instruksi yang disebarkan melalui media sosial seperti dikutip BBC. Tak
lupa, panitia juga menyerukan perlawanan damai terhadap tindakan polisi.

Wakil Presiden Daerah, Oriol Junqueras optimistis referendum akan tetap berjalan dan
meyakini adanya jumlah pemilih yang besar. “Hari Minggu akan menjadi tanggal penting
bagi demokrasi,” ujarnya kepada saluran utama publik Catalan, TV3. “Kami telah mengatasi
banyak kendala. Jika kita tidak membela hak kita sendiri, lantas siapa lagi yang akan
melakukannya?”

Dalam surat suara referendum hanya berisi satu pertanyaan: “Apakah Anda ingin Catalunya
menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?” Sementara itu tersedia dua kotak yang
masing-masing bertuliskan “Ya” atau “Tidak.”

Pada malam sebelum pemungutan suara, ribuan demonstran yang menginginkan persatuan
Spanyol menggelar unjuk rasa di beberapa kota termasuk di Barcelona. Dalam unjuk rasa
tersebut, para demonstran melambaikan bendera Spanyol dan membawa spanduk bertuliskan
“Catalunya adalah Spanyol.”

Referendum Catalunya dinyatakan ilegal serta melanggar konstitusi oleh pengadilan Spanyol.
Ribuan polisi tambahan telah dikirim ke Catalunya. Tak hanya itu, pemerintah Spanyol juga
menerjukan pasukan regional, Mossos d'Esquadra, untuk membantu memberlakukan
larangan referendum.

Upaya pemerintah Spanyol dalam melarang referendum memang tak main-main. Beberapa
waktu lalu saat aksi demonstrasi terjadi, pihak berwenang Spanyol menyita materi aksi,
mengenakan denda kepada pejabat, dan menahan puluhan politisi. Polisi juga menduduki
pusat telekomunikasi pemerintah daerah Catalunya.

Sumber pemerintah Spanyol seperti dikutip oleh Reuters mengatakan pihak kepolisian akan
memutuskan sendiri bagaimana menerapkan perintah untuk menghentikan warga yang
memberikan suara pada hari Minggu. Di lain sisi, kepala polisi Catalunya menekan petugas
agar tidak menggunakan kekerasan. Banyak dari mereka yang berada di dalam sekolah
adalah orang tua dan anak-anak.

“Kami tidak mengerti mengapa kami tidak dapat mengekspresikan ekspresi demokrasi secara
damai dalam bentuk paling sederhana: sebuah pemungutan suara,” kata Pablo Larranaga,
salah satu pendukung referendum pada Sabtu malam kepada BBC.

Catalunya merupakan wilayah yang terletak di timur laut Spanyol dengan populasi sebesar
7,5 juta orang. Pada umumnya, Catalunya memiliki bahasa dan budaya sendiri di samping
juga mempunyai kendali otonomi atas daerahnya namun tidak diakui sebagai negara yang
terpisah berdasarkan konstitusi Spanyol.

You might also like