Professional Documents
Culture Documents
RSMM INDRAMAYU
“MARI MENUJU SEHAT”
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga
untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien
(patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Ke lima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap
rumah sakit.
Tidak perlu diragukan lagi pernyataan Sir Liam Donaldson,
Chairman WHO World Alliance for Patient Safety pada tanggal 2 Mei
2007 ketika meresmikan "Nine Life-Saving Patient Safety Solutions" di
WHO Collaborating Centre for Patient Safety : "Patient safety is now
recognized as a priority by health systems around the world."
Keselamatan Pasien sudah diakui sebagai suatu prioritas dalam
pelayanan kesehatan. Karena itu keselamatan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
isu mutu dan citra perumahsakitan.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan
prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24
jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera
(Near miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian
akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah
sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah
mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah
langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit
dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien
rumah sakit. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien rumah
sakit perlu dilakukan. Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk
melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Buku Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terutama berisi Standar
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan 9 solusi Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit diharapkan dapat membantu rumah sakit dalam
melaksanakan kegiatannya. Buku Panduan ini rencananya akan
dilengkapi dengan Instrumen Penilaian yang akan dimasukkan di
dalam program akreditasi rumah sakit.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya Buku Pedoman Keselamatan Pasien Rumah
Sakit adalah :
Tujuan Umum :
Memberikan informasi dan acuan bagi RSMM Indramayu dalam
melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit.
Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya program keselamatan pasien rumah sakit secara
sistematis dan terarah
2. Terlaksananya pencatatan insiden di rumah sakit dan pelaporannya
3. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
4. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
5. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
6. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
7. Sebagai acuan penyusunan instrumen akreditasi rumah sakit.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Batasan operasional
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit meliputi tercapainya
hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identitas pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan pemakaian obat yang perlu diwaspadai
(high alert)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
(daftar keselamatan bedah)
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (hand
hygiene)
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN I :
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan / prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
6. Panduan Identifikasi Pasien diterapkan kepada semua pasien
rawat inap, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan pasien
yang akan menjalani suatu prosedur.
7. Pelaksana panduan Identifikasi Pasien adalah semua tenaga
kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif, dan
staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
8. Pasien yang menggunakan gelang identitas adalah pasien rawat
inap dan pasien IGD.
9. Pasien hemodialisa dan pasien thalasemia menggunakan kalung
identitas pasien.
10. Pasien dengan risiko jatuh di rawat jalan di identifikasi dengan
menggunakan gelang berwarna kuning.
11. Tatalaksana Identifikasi Pasien dijelaskan pada panduan
Identifikasi Pasien.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan kritis.
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten.
5. Persiapan Perawat/dokter jaga sebelum memberikan laporan
kepada dokter
1. Visit dan periksa pasien
2. Diskusikan keadaan pasien
3. Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg
tepat yang akan dilapori
4. Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk
5. Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan
perawat
6. Gunakan standar TULBAKON(Tulis, Baca dan
konfirmasi) untuk melaporkan
6. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP menjadi tanggung jawab
dokter jaga ruangan yang bertugas.
7. Komunikasi yang efektif :
1. Tepat waktu
2. Akurat
3. Lengkap
4. Jelas dipahami oleh pihak-pihak terkait
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
SASARAN III :
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-
ALERT)
1. Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan elektrolit konsentrat.
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit pelayanan
pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut
sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien
harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restrict access).
5. Tatalaksana Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
(High-Alert) dijelaskan pada panduan Peningkatan Keamanan Obat
yang Perlu Diwaspadai (High-Alert).
SASARAN IV :
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN
OPERASI
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
di dalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat praoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
"sebelum insisi / time-out" tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur / tindakan pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.
SASARAN V :
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara
umum (dari WHO Patient Safety).
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh
dan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak disengaja.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di
rumah sakit.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
Standar :
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.
Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design)
yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang
berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
yang antara lain terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi,
manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait
dengan semua Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif
melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan
informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem
yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan. Pimpinan mendorong
dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
3. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit
serta meningkatkan keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan
dan program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis
Kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris
Cedera” (Near miss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan’ (
Adverse event).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua
komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam
program keselamatan pasien.
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko
pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas
untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan
jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris
Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada saat program
keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
misalnya menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela
antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit
dengan pendekatan antar disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan
keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi
menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas
perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk
mencapai keselamatan pasien
Standar :
1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain
proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang
hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Langkah penerapan:
A. Bagi Rumah Sakit :
1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang
mejabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah
terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah
pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa
yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga.
2. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual
bilamana ada insiden.
3. Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden
yang terjadi di rumah sakit.
4. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
B. Bagi Unit/Tim :
1. Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk
berbicara mengenai kepedulian mereka dan berani
melaporkan bilamana ada insiden
2. Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang
dipakai di rumah sakit anda untuk memastikan semua
laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang
tepat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat
Direksi/Pimpinan maupun rapat-rapat manajemen
rumah sakit
4. Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program
latihan staf rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini
diikuti dan diukur efektivitasnya.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
B. Untuk Unit/Tim :
1. Bentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk
mendiskusikan isu-isu Keselamatan Pasien guna
memberikan umpan balik kepada manajemen yang
terkait
2. Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam
proses asesmen risiko rumah sakit
3. Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk
menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan ambillah
langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko
tersebut
4. Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai
masukan ke proses asesmen dan pencatatan risiko
rumah sakit.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
A. Untuk Rumah Sakit :
1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara
jelas menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka tentang
insiden dengan para pasien dan keluarganya
2. Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat
informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden
3. Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat
kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan
keluarganya.
B. Untuk Unit/Tim :
1. Pastikan tim anda menghargai dan mendukung
keterlibatan pasien dan keluarganya bila telah terjadi
insiden
2. Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga
bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada
mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat
3. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan
empati kepada pasien dan keluarganya.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
B. Untuk Unit/Tim :
1. Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil
analisis insiden
2. Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak di masa depan dan bagilah pengalaman tersebut
secara lebih luas.
B. Untuk Unit/Tim :
1. Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara
untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan
lebih aman.
2. Telaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim
anda dan pastikan pelaksanaannya.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap
tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
4. Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit
merupakan panduan yang komprehensif untuk menuju
keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap
rumah sakit.
5. Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus
berurutan dan tidak harus serentak. Pilih
langkahlangkah yang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakan di rumah sakit. Bila langkah-langkah ini
berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang belum
dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan
dengan baik rumah sakit dapat menambah penggunaan
metoda metoda lainnya.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB VII
PENUTUP
Indramayu, 2018
RS MM INDRAMAYU
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Formulir Laporan insiden keselamatan pasien ke KKP-RS
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
KKP-RS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
□ Asuransi Swasta
□ Perusahaan*
Tanggal Masuk RS …………………………………………. Jam ………………….………
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya:
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh*:
□ Tim: terdiri dari
.......................................................................(sebutkan)
□ Dokter
□ Perawat
□ Petugas lainnya
.......................................................................(sebutkan)
14. Apakah kejaclian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
□ Ya
□ Tidak
Apabila Ya isi bagian dibawah ini
Kapan? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
4. Faktor penyebab langsung (Direct / Proximate / Immediate Cause)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………...............................................................………………………
5. Faktor akar penyebab masalah (underlying a root cause)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
6. Rekomendasi / Solusi
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
RS MM INDRAMAYU
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Suatu prosedur konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan
identifikasi agar tidak terjadi kesalahan dan agar sesuai dengan
identitas yang ada di dalam rekam medik.
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua
aspek diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat
mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien adalah pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi,
mengalami disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin
bertukar tempat tidur, kamar, maupun lokasi di dalam rumah
sakit, mungkin mengalami disabilitas sensori atau akibat situasi
lain.
B. Tujuan
1. Teridentifikasinya pasien dengan cara yang dapat
dipercaya/reliable, sehingga pasien teridentifikasi sebagai
individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan
atau pengobatan, sehingga mengurangi kejadian/kesalahan
yang berhubungan dengan salah identifikasi pasien selama
dirawat di rumah sakit. Kesalahan ini dapat berupa: salah
pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan
transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
2. Mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu
tersebut,sehingga mengurangi kejadian/kesalahan yang
berhubungan dengan salah identifikasi pasien selama dirawat
di rumah sakit.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Prinsip
1. Semua pasien rawat inap yang akan menjalani suatu prosedur
harus diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit
dan selama masa perawatannya. Identifikasi menggunakan
nama pasien dan nomor rekam medis. Pengecualian
prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat
daruratan pasien di IGD, ICU, dan kamar operasi dengan
tetap memperhatikan data pada gelang pengenal/identitas
pasien.
2. Gelang pengenal/identitas pasien berisi data : nama lengkap
pasien dan nomor rekam medis.
3. Tujuan utama gelang pengenal pasien ini adalah untuk
mengidentifikasi pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah
b. Sebelum pemberian transfusi darah
c. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis (laboratorium, rontgen)
d. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur
lainnya.
Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada
kondisi kegawat daruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi
dengan tetap memperhatikan data pada gelang identias pasien.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
TATA LAKSANA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
13. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama
perawatan dan selama tindakan/prosedur di rumah sakit
14. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
15. Periksa ulang 2 detail data di gelang pengenal sebelum
dipakaikan ke pasien.
16. Proses pelaksanaan KONFIRMASI IDENTITAS PASIEN
dengan cara menanyakan 2 identitas yang terdapat digelang
yaitu NAMA dan NOMOR REKAM MEDIS.
17. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan
pertanyaan terbuka misalnya “Siapa nama Anda?” (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti “Apakah nama
anda Ibu Susi?”)
18. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya
(misalnya pada pasien tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan
jiwa) verifikasi identitas pasien kepada keluarga/pengantarnya
atau tanya ulang nama dan nomor rekam medis, kemudian
bandingkan. Jika mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan
satu-satunya bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu
intervensi, khusus untuk pasien jiwa, pasien luka bakar yang
tidak memungkinkan dipasang gelang pengenal dilakukan foto
yang kemudian di tempelkan di rekam medis.
19. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur
menggunakan 1 gelang pengenal. Kecuali pasien pasca
persalinan menggunakan 2 gelang, yaitu 1 gelang ibu dan 1
gelang anak. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali
pergantian jaga perawat.
20. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi
dengan benar dan pastikan gelang pengenal terpasang dengan
baik.
21. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang
identitas pasien dan membandingkan data yang diperoleh
dengan yang tercantum di gelang pengenal.
22. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal:
a. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab seperti:
1) Menolak penggunaan gelang pengenal.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
2) Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit.
3) Gelang pengenal terlalu besar.
4) Pasien melepas gelang pengenal.
b. Yang harus dilakukan, pasien harus diinformasikan akan
risiko yang dapat terjadi jika gelang pengenal tidak dipakai
dan petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain
untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebelum
dilakukan prosedur kepada pasien. Alasan pasien harus
dicatat pada rekam medis, dan ditandatangani
pasien/keluarga, kemudian direkap oleh kepala ruangan
dan didokumentasikan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
6. Transfer pasien.
7. Konfirmasi kematian.
D. Konfirmasi identifikasi
Para staf Rumah Sakit harus mengkonfirmasi identifikasi pasien
dengan benar dengan menanyakan nama pasien kepada
pasien/keluarga/pengantar bila ada dan
mencocokkan/membandingkan nama dan nomor rekam medik
dengan data yang tercantum di rekam medis dan gelang pengenal.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
G. Prosedur Pengambilan Dan Pemberian Produk/Komponen
Darah
1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan
penyerahan komponen darah (transfusi) merupakan
tanggungjawab petugas yang mengambil darah.
2. Dua orang staf Rumah Sakit yang kompeten harus
memastikan kebenaran: data demografik pada kantong darah,
jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang tertera
pada kantong darah, waktu kadaluarsanya, dan identitas
pasien pada gelang pengenal.
3. Staf Rumah Sakit harus meminta pasien untuk menyebutkan
nama lengkap dan nomor rekam medis.
4. Jika staf Rumah Sakit tidak yakin/ragu akan kebenaran
identitas pasien, jangan lakukan transfusi darah sampai
diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
2. Jika pasien adalah rujukan dari dokter
umum/puskesmas/layanan kesehatan lainnya, surat rujukan
harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal
lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur/terapi
tidak dapat dilaksanakan.
3. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya
sendiri, verifikasi data dengan menanyakan
keluarga/pengantar pasien.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
L. Identifikasi Pasien Luka Bakar
Pasien dengan luka bakar jika kondisi memungkinkan
diidentifikasi menggunakan gelang pengenal, apabila tidak
memungkinkan identifikasi menggunakan foto dan ditemple
disampul lembar rekam medis.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
6. Pada pasien yang meninggal, gelang pengenal di lepas di
kamar jenazah oleh petugas kamar jenazah.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
DOKUMENTASI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
5) Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak
terbaca.
b. Kegagalan verifikasi
1) Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi.
2) Tidak mematuhi protokol verifikasi.
c. Kesulitan komunikasi
1) Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan
pasien, atau keterbatasan bahasa.
2) Kegagalan untuk pembacaan kembali.
3) Kurangnya kultur/budaya organisasi.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien,
lakukan hal berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah
dilakukan.
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang
salah atau dilakukan di tempat yang salah, para pegawai
harus memastikan bahwa langkah-langkah yang penting
telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada
pasien yang tepat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
e. Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan mis-
identifikasi.
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan
identifikasi pasien akan dipantau dan ditindaklanjuti saat
dilakukan revisi kebijakan.
Pasien Masuk RS
Melalui
IRJ
Melalui IGD
Dirawat untuk
menjalani operasi
elektif
Apakah terdapat
Apakah terdapat
rekam medis
rekam medis
sebelumnya?
sebelumnya?
Ya Tidak Ya Tidak
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB V
PENUTUP
Indramayu, 2018
RS MM INDRAMAYU
Direktur
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
RS MM INDRAMAYU
BAB I
DEFINISI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
1. Komunikasi antar pegawai RS MM INDRAMAYU di setiap unit
kerja
2. Komunikasi kepada pasien
3. Komunikasi kepada keluarga pasien
4. Komunikasi kepada masyarakat di sekitar rumah sakit
5. Komunikasi dalam penerbitkan majalah, bulletin dan atau
newsletter.
6. Komunikasi pada media online seperti seperti Website, House
Journal online, akun media sosial, dan lain sebagainya.
7. Komunikasi kepada pers
8. Komunikasi kepada stakeholder (pihak-pihak yang memiliki
kepentingan seperti LSM, organisasi masyarakat, rekanan,
kolega, dan instansi lain)
9. Komunikasi kepada pemerintah
B. Batasan Operasional
1. Komunikasi adalah sebagai proses dimana seorang individu
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dengan
lambang kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain.
2. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan
berdampak sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
3. Komunikator (sender) adalah orang yang melakukan
komunikasi dengan orang lain untuk mengirimkan suatu
pesan/informasi kepada orang lain yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak.
4. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima
pesan/informasi dari komunikator.
5. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan baik
secara langsung maupun tidak langsung dari komunikator ke
komunikan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
6. Media (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan
dari komunikator ke komunikan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
3. Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
4. Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
TATA LAKSANA KOMUNIKASI
A. Proses Komunikasi
Proses komunikasi secara umum digambarkan sebagai berikut :
1. Proses pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.
2. Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu, atau untuk merubah sikap, pendapat,
perilaku, baik secara langsung atau tidak langsung.
3. Proses dimana seseorang (komunikator) mengatakan sesuatu
(pesan) kepada seseorang (komunikan), menggunakan saluran
tertentu (media) dan dengan efek tertentu (feedback).
4. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain yang secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan.
5. Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua untuk melancarkan
komunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Proses komunikasi efektif adalah sebagai berikut :
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu
dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima
pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (read back) secara lengkap oleh
penerima pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi
pesan.
Lima fondasi membangun komunikasi efektif yaitu :
Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic
communication)
Memenuhi komitmen/janji
Menjelaskan harapan
Meminta maaf dengan tulus ketika membuat kesalahan
Memperlihatkan integritas pribadi
b. Faktor komunikator
Terdapat dua faktor penting pada diri komunikator agar
komunikasi berjalan efektif yaitu :
1) Kepercayaan pada komunikator (source credibility)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh
keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Penelitian
menunjukkan bahwa kepercayaan yang besar akan dapat
meningkatkan daya perubahan sikap. Dengan lebih
dikenal dan disenanginya komunikator oleh komunikan
maka lebih besar kecenderungan komunikan untuk
merubah sikap sesuai dengan yang diinginkan
komunikator.
c. Faktor pesan
1) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju
kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dan menyajikan/menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
4) Pesan harus menyarankan sesuatu untuk memperoleh
kebutuhan sesuai situasi kelompok komunikan dalam
memberikan tanggapan yang dikehendaki.
b. Kepentingan
Kepentingan akan membuat orang selektif dalam menerima
pesan. Seseorang yang sedang tersesat di hutan dan
beberapa hari tidak menemukan makanan sedikit pun, dan
diberi pilihan berlian dan makanan, maka seseorang
tersebut dipastikan akan memilih makanan.
Contoh lain, memberi materi mengenai operasi tulang tidak
akan efektif, tetapi jika memberi materi mengenai
perawatan luka dan gizi seimbang bagi keluarga yang
sedang menunggu pasien pasca operasi barangkali akan
lebih efektif.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
c. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Motivasi seseorang berbeda dari waktu ke waktu, dari
tempat ke tempat. Perbedaan motivasi itu yang dapat
menjadi hambatan komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi maka semakin
besar pesan akan diterima dengan baik. Sebaliknya,
komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang
motivasinya tak sesuai dengan komunikan.
d. Prasangka
Prasangka merupakan suatu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang
komunikator yang hendak memberikan komunikasi.
Contohnya prasangka terhadap suatu ras, agama, pendirian
politik, kelompok, pendek kata perangsang yang dalam
pengalaman pernah memberi kesan yang tidak baik.
Contohnya seorang politikus yang di suatu tempat
mengemukakan suatu analisis yang ternyata meleset akan
ditanggapi dengan penuh prasangka apabila ia kembali
berpidato di tempat tersebut.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi efektif
tercapai bila terjadi kesamaan persepsi antara komunikator
dengan komunikan.
Komunikasi efektif antar pribadi mempunyai 5 ciri yaitu:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Rasa positif
e. Kesetaraan
Kiat sukses berkomunikasi :
a. Kenali dengan baik lawan bicara
b. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar
c. Jangan merasa dan memperlihatkan bahwa kita lebih
tahu daripada lawan kita bicara
d. Kenali betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter
mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.
Dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan
komunikasi yang digunakan:
a. Disease centered communication style atau doctor centered
communication style yaitu komunikasi berdasarkan
kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis,
termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai
tanda dan gejala-gejala.
b. Illness centered communication style atau patient centered
communication style yaitu komunikasi berdasarkan apa
yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara
individu merupakan pengalaman unik. Di sini termasuk
pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang
menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
Kiat komunikasi dalam menyampaikan informasi menurut
Konsil Kedokteran Indonesia yaitu :
Tanyakan, apakah ada yang dikhawatirkannya.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai tingkat
pemahamannya (usia, latar belakang pendidikan, sosial
budaya)
Tidak dianjurkan memakai bahasa atau menggunakan
istilah kedokteran. Kalaupun harus menggunakannya, beri
penjelasan dan padanan katanya (kalau memang ada).
Tidak perlu tergesa-gesa dan sekaligus, pemberian
informasi bias dilakukan secara bertahap.
Jika menyampaikan berita buruk, gunakan kata atau
kalimat persiapan atau pendahuluan, misalnya, “Boleh
saya minta waktu untuk menyampaikan sesuatu?” untuk
melihat apakah dia (yang diajak berkomunikasi) siap
mendengar berita tersebut.
Hindari memakai kata-kata yang bersifat mengancam,
seperti “Kalau tidak melakukan anjuran saya, kalau ada
apa-apa jangan datang ke saya”.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Gunakan kata atau kalimat yang menimbulkan semangat
atau meyakinkannya.
Ulangi pesan yang penting.
Pastikan pasien/keluarga mengerti apa yang disampaikan.
Menanggapi reaksi psikologis yang ada, terlihat dari
ucapan atau sikap dan dengan empati. ”Saya dapat
mengerti jika ibu khawatir”.
Menyimpulkan apa yang telah disampaikan.
Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya, jangan
memonopoli pembicaraan.
Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi jika sewaktu-
waktu diperlukan.
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada
umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi
kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata
tambahan bagi pasien yaitu empati. Empati itu sendiri dapat
dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan
mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan
dilatih.
Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya
tentang Emphatic Communicationin Physician-Patient Encounter
(2002), menyatakan betapa pentingnya empati ini
dikomunikasikan. Dalam konteks ini empati disusun dalam
batasan definisi berikut:
1) Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti
kebutuhan pasien (aphysician cognitive capacity to
understand patient’s needs),
2) Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap
perasaan pasien (an affectivesensitivity to patient’s
feelings),
3) Kemampuan perilaku dokter dalam
memperlihatkan/menyampaikan empatinya kepada pasien
(a behavioral ability to convey empathy to patient).
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Teknik Komunikasi Efektif Antara Tenaga Kesehatan
Komunikasi dalam menyampaikan informasi antara
tenaga kesehatan membutuhkan perhatian yang utama.
Metode yang digunakan untuk komunikasi tersebut harus
dapat digunakan sebagai komunikasi verbal dan non verbal
yang akurat, jelas dan mudah dipahami sehingga tidak terjadi
misinterpretasi yang dapat berpengaruh terhadap penanganan
pasien selanjutnya. Diantaranya adalah:
a. Komunikasi antara dokter umum dengan dokter spesialis
(DPJP)
b. Komunikasi antara dokter spesialis (DPJP) dan dokter
spesialis terkait.
c. Komunikasi antara dokter dengan perawat.
d. Komunikasi antara perawat/antar petugas rumah sakit.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Tanggal : …………… Tanggal : …………
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3) Konfirmasi ulang Instruksi baik lisan dan via alat
komunikasi atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
b. Teknik SBAR
Perawat/dokter jaga akan melaporkan kondisi pasien
dengan sistem SOAP (Subjective-Objective-Assesment-
Planning)
- Subjective yaitu: Gejala yang dikeluhkan pasien.
- Objective yaitu: Tanda-tanda/gejala yang ditemukan
pada pasien.
- Assesment yaitu : Diagonosis pasien terkini
- Planning yaitu: Rencana Tindakan Lanjut/Apa yang
perlu/akan dilakukan untuk mengatasi masalah pasien
saat ini.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
7. Alur pelaporan nilai kritis dari penunjang
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari tempat
kita berbicara.
c. Menggunakan kata-kata sehari-hari, yang dikenal oleh
pendengar. Orang akan tertarik pada pembicaraan yang
menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya daripada
kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam
bahasa asing).
d. Layangkan pandangan ke seluruh pendengar.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
DOKUMENTASI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
massa didapat dari berbagai narasumber. Narasumber yang
berwenang memberikan pernyataan dalam bentuk ucapan maupun
tulisan adalah anggota/staf RS MM INDRAMAYU atau narasumber
lain atas persetujuan Direktur Rumah Sakit.
Pedoman ini merupakan panduan teknis mengenai prinsip-
prinsip komunikasi antar petugas di lingkungan RS MM INDRAMAYU
mulai dari pimpinan sampai staf pelaksana termasuk dokter dan
perawat, juga antara petugas dengan pelanggan internal maupun
eksternal (pasien, keluarga pasien dan masyarakat rumah sakit).
Dengan berkembangnya era teknologi komunikasi dan informasi
maka sebaiknya pedoman ini perlu dievaluasi setelah dua tahun
masa berlakunya.
Indramayu, 2018
RS MM INDRAMAYU
Direktur
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
DAFTAR PUSTAKA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN PENINGKATAN KEAMANAN PEMAKAIAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI
RS MM INDRAMAYU
BAB I
DIFINISI
TUJUAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
RUANG LINGKUP
A. KEBIJAKAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan
lainnya akan ditinjau ulang dalam audit dan revisi high alert
medications oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Obat-obat yang termasuk dalam kategori high alert
medications:
5. Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di RS MM
INDRAMAYU dapat dilihat pada Lampiran :
a. Daftar obat High Alert.
b. Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
DAFTAR NAMA OBAT LASA
RS MM INDRAMAYU
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
DAFTAR NAMA OBAT HIGH ALERT
RSMM INDRAMAYU
GOLONGAN OBAT NAMA GENERIK NAMA DAGANG
POTASSIUM CHLORIDA KCL 7,46%
ELEKTROLIT NATRIUM CHLORIDA NaCL 3%
PEKAT BICARBONAT NATRIKUS MEYLON 8,4 %
MAGNESIUM SULFAT OTSU-MgSO4 40%
FRESOFOL 1% INJ
PROPOFOL LIPURO INJ
PROPOFOL
RECOFOL INJ
ANESTESI UMUM SAFOL INJ
KETAMIN KETALAR INJ
DESFLURANE SUPRANE
SEVOFLURANE SEVORANE
EPINEPRINEINJ / EPINEPRINE/ADRENAL
VASOKONSTRIKT
ADRENALIN INJ IN
OR
NOREPINEPRINE LEVOSOL INJ 8 MG
B. PRINSIP
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan
di suatu unit
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa
mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan
singkatan
c. Batasi akses terhadap high alert medications
d. Gunakan tabel dosis standar (dari pada menggunakan
dosis perhitungan berdasarkan berat badan/fungsi ginjal,
di mana rentan terjadi kesalahan).
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
TATA LAKSANA
A. PERESEPAN
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high
alert medications.1
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama pasien dan nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal
pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi
penggunaan setiap high alert medications secara tertulis Jika
memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah
terstandarisasi dengan menggunakan instruksi
tertulis/tercetak.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas
dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high
alert medications harus disimpan di area perawatan pasien,
kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label
‘Peringatan : high alert medications’ pada tutup luar tempat
penyimpanan
4. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high
alert medications, berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet
agar pengasuh/perawat pasien menjadi waspada, dan berhati-
hati dengan high alert medications. Setiap kotak/tempat yang
berisi high alert medications harus diberi label.
5. Infus intravena high alert medications harus diberikan label
yang jelas dengan menggunakan huruf/tulisan yang berbeda
dengan sekitarnya.
C. PEMBERIAN OBAT
1. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-
check) terhadap semua high alert medications sebelum
diberikan kepada pasien.1
2. Pengecekan ganda terhadap high alert medications
a. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan
verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas kesehatan
lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat
dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
b. Kebijakan:
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan
high alert medications tertentu/spesifik dan disaat
pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan
transfer pasien.
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis
pasien atau pada catatan pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas
yang berwenang untuk menginstruksikan,
meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara
lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang
berwenang, teknisi, atau perawat lainnya. (petugas
tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan
ganda/verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada
kondisi-kondisi seperti berikut:
Setiap akan memberikan injeksi obat
Untuk infus:
Saat terapi inisial
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
Saat pemberian bolus
Saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien
Setiap terjadi perubahan dosis obat
6) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan
instruksi dari dokter.
c. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan
pengecekan ganda:
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Obat-obatan yang Memerlukan Pengecekan Ganda
Jika Terdapat Perubahan Kantong Infus
Obat-obatan
Infusbenzodiazepine
Infus opioid
Infus epidural
Infus kateter saraf perifer
d. Prosedur:
1) Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru
Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-
hal di bawah ini untuk menjalani pengecekan
ganda oleh petugas kedua:
o Rekam medis pasien, catatan pemberian
medikasi pasien, atau resep/instruksi tertulis
dokter
o Obat yang hendak diberikan lengkap dengan
labelnya
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut
ini:
o Obat telah disiapkan dan sesuai dengan
instruksi
o Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat
yang hendak diberikan telah sesuai dengan
instruksi dokter.
o Obat memenuhi 7 Benar.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
o Membaca label dengan suara lantang kepada
perawat untuk memverifikasi prinsip 7 Benar
ini:
Obat benar
Dosis atau kecepatannya benar, termasuk
pengecekan ganda mengenai penghitungan
dan verifikasi pompa infuse
Rute pemberian benar
Frekuensi / interval benar
Diberikan kepada pasien yang benar
Informasi benar
Dokumentasi benar
Pada beberapa kasus, harus tersedia juga
kemasan/vial obat untuk memastikan bahwa obat
yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya:
dosis insulin
Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pengecekan ganda dan kedua petugas puas bahwa
obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada
rekam medis/catatan pemberian medikasi pasien.
Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi
dengan nama pengecek.
Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat
diberikan kepada pasien.
Pastikan infus obat berada pada jalur/selang yang
benar dan lakukan pengecekan selang infus mulai
dari larutan/cairan infus, pompa, hingga tempat
insersi selang.
Pastikan pompa infus terprogram dengan
kecepatan pemberian yang tepat, termasuk
ketepatan data berat badan pasien.
2) Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat
atau transfer pasien:
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut
ini:
o Obat yang diberikan harus memenuhi kelima
persyaratan.
o Perawat berikutnya akan membaca label dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk
memverifikasi kelima persyaratan (seperti yang
telah disebutkan di atas).
Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat
yakin bahwa obat telah sesuai, lakukanlah
pencatatan pada bagian ‘pengecekan oleh perawat’
di rekam medis pasien.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada
pasien.
6. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada depo
farmasi, dan dilakukan peninjauan ulang oleh ahli farmasi
atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang belum
diberikan.
7. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker
untuk mengetahui indikasi penggunaan dosis ekstra
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
e. Lakukan pengecekan ganda
f. berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan
pengecekan ganda terhadap adanya perubahan kecepatan
pemberian.
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada
memodifikasi kecepatan infus)
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan
pada nilai INR/PT harian.
3. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan
menggunakan singkatan.
b. Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan
label ‘high alert’ , ikuti protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa
dalam 30 hari setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam
kulkas dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin
(karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di
dalam spuit 1 cc, selalu gunakan spuit insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa
mereka akan diberikan suntikan insulin.
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam
dosis:
1) Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label
yang tepat
2) Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari
setelah dibuka (injeksi jarum suntik). Tanggal
dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali
harus dicatat pada vial.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
4. Infus narkose/opiat, termasuk infus narkose epidural11
a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam
lemari penyimpanan yang terkunci di depo farmasi dan di
ruang perawatan pasien.
b. Bila memungkinkan, instruksi yang dicetak (print)
sebaiknya tersedia dalam meresepkan obat.
c. Berikan label ‘high alert’: untuk infus kontinu dengan
konsentrasi non-standar yang diberikan/diantarkan ke
unit rawat, jika dperlukan sewaktu-waktu.
d. Konsentrasi standar:
1) Morfin: 1 mg/ml
2) Fentanil (penggunaan ICU): 10 mcg/ml
e. Konsentrasi tinggi: (berikan label ‘konsentrasi tinggi’)
1) Morfin: 5 mg/ml
2) Hidromorfin: 1 mg/ml (lima kali lebih poten
dibandingkan morfin)
3) Fentanil (penggunaan ICU): 50 mcg/ml
f. Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti Kebijakan
Titrasi.
g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area
yang terdapat kemungkinan menggunakan morfin
h. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate
mengenai riwayat alergi
i. Hanya gunakan nama generic
j. Jalur pemberian epidural:
Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan
selang infus IV untuk membedakan.
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang
bertanggungjawab
l. Lakukan pengecekan ganda
5. Agen sedasi IV (propofol)
a. Setiap infus obat sedasi kontinu memiliki standar dosis,
yaitu: Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri
denyut, tanda vital, tersedia peralatan resusitasi)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
6. Obat penghambat neuromuscular (Rokuronium,
atrakurium,)8
a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti:
kamar operasi, Ruang Rawat Intensif (Pediatric Intensive
Care Unit/Neonates Intensive Care Unit/Intensive Care
Unit), IGD.
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan
dengan obat-obatan lainnya.
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya,
misalnya dengan kotak berwarna, penyekatan, dan
sebagainya.
d. Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh
farmasi (misalnya: vial, spuit, dan sebagainya),
pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di
rekam medis pasien.
e. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk
perubahan kecepatan infus dan pengaturan pompa infuse
f. Bila memungkinkan, instruksi yang dicetak (print)
sebaiknya tersedia. Instruksi juga harus menyatakan
‘Pasien harus terpasang ventilator’.
g. Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di-
ekstubasi dan tidak menggunakan ventilator lagi
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
2. Prosedur pemberian obat:
a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas
kesehatan yang berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi)
b. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk
penggunaan secara kontinu infus intravena untuk semua
pasien pediatric yang dirawat, PICU, dan NICU. Berikan
label ‘konsentrasi …….’ untuk spuit atau botol infus
dengan konsentrasi modifikasi.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini
sebagai rutinitas / jika perlu. Jika diperlukan pemberian
obat secara pro re nata (jika perlu), tentukan dosis
maksimal yang masih diperbolehkan (misalnya: dosis
maksimal 500 mg perhari).
KETENTUAN UMUM
1. Penyimpanan :
a. Elektrolit pekat dibatasi di ruang dengan kriteria ‘critical
ill’ yakni:
1) ICU/NICU
2) IGD
3) Depo Farmasi
4) Kebidanan
b. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat
harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di
lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa label
“High Alert” warna merah dan “Elektrolit pekat, harus
diencerkan sebelum diberikan”
c. Pisahkan obat elektrolit pekat dari obat lain
d. Lakukan penandaan pada penyimpanannya seperti
memberikan selotip merah pada sekeliling tempat
penyimpanan.
2. Peresepan :
a. Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam keadaan
emergensi dan sesegera mungkin dibuat dokumen tertulis
yang dilengkapi legalisasi dokter yang meresepkan lisan
b. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep:
pasien, no rekam medik, indikasi, ketepatan obat, dosis
dan rute pemberian
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3. Penyiapan:
a. Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan
verifikasi resep obat elektrolit pekat.
b. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat
elektrolit pekat dapat didelegasikan pada TTK yang sudah
mendapat pelatihan mengenai obat elektrolit pekat.
c. Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang
berbeda sebelum obat diserahkan kepada dokter, perawat
atau keluarga pasien disertai informasi yang memadai.
4. Pemberian :
a. Sebelum perawat memberikan obat elektrolit pekat kepada
pasien maka perawat lain harus melakukan pemeriksaaan
kembali secara independen:
1) Identitas pasien
2) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi
dokter
3) Ketepatan perhitungan dosis obat
b. Obat elektrolit pekat infus harus dipastikan:
1) Ketepatan kecepatan pompa infuse
2) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat
pada syringe pump dan di setiap ujung jalur selang
c. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa
pasien mendapatkan obat elektrolit pekat.
KETENTUAN KHUSUS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Jumlah Obat Volum Infus Durasi Infus
1 gram 50 ml 30 menit
2 gram 100 ml 60 menit
3 gram 100 ml 2 jam
4 gram 250 ml 3 jam
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
dewasa sedangkan pengenceran 20% diperlukan bagi
bayi dan anak.
6) Administrasi larutan konsentrat dilakukan
menggunakan infusion
7) pumps. Alat-alat infus lainnya memerlukan perhatian
khusus, seperti penghitungan laju infus.
8) Larutan intravena diencerkan sampai 200 mg/ml.
9) Laju infus tidak lebih dari 150mg/menit kecuali pada
severe eclampsia.
c. Labelling
Label tambahan yang perlu diberikan pada
kemasanmagnesium sulfat :
High Alert Drug
Encerkan sebelum penggunaan (Dilute Before Use)
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya
merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara
MS/MSO4 untuk morfin sulfat, dengan MgSO4 untuk
magnesium sulfat sehingga terdapat larangan
penyingkatan morfin maupun magnesium.
d. Penyimpanan
Injeksi magnesium sulfat disimpan pada suhu ruang dan
terlindung dari suhu >40oC dan terhindar dari proses
pembekuan. Proses refrigerasi ampuls dapat mencegah
presipitasi dan kristalisasi. Penyimpanan high alert drug
seperti magnesium sulfat dipastikan berada pada tempat
yang tidak mudah untuk dijangkau dengan disertai
informasi aturan penggunaan dan pengadministrasian.
Pada konsentrasi 40 g/L dalam 5% dekstrosa dalam air,
magnesium sulfat stabil selama 60 hari pada suhu 0oC.
e. Monitoring (Pemantauan)
1) Penggunaan konsentrat elektrolit memerlukan perhatian
khusus,
2) termasuk persyaratan permintaan yang terbatas dan
perlunya penyimpanan serta dokumentasi yang jelas.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
3) Membutuhkan protokol khusus dalam penggunaan
magnesium sulfat.
4) Check dan re-check dilakukan khususnya pada
penghitungan dosis dengan memperhatikan dosis
maksimum sehari.
5) Perlu pengawasan khusus oleh petugas medis, terutama
pada 1 jam pertama pemberian magnesium sulfat.
2. NACL 3% INFUS
a. PENYIAPAN DAN STABILITAS
1) Larutan hipertonis NaCl 3% dapat langsung
digunakan.
2) Penambahan obat atau zat lain ke dalam larutan tidak
direkomendasikan.
3) Stabil pada suhu ruang
4) Paparan terhadap panas sebaiknya dihindari, namun
NaCl 3% tidak akan rusak sampai paparan panas pada
suhu 40°C.
5) Hindari penyimpanan di freezer bila larutan tidak
jernih, larutan tidak boleh digunakan
b. ADMINISTRASI & RUTE PEMBERIAN:
1) IV intermiten : laju maksimum 100 mL/jam
2) IV infus kontinu : laju maksimum 100 mL/jam
3) Untuk infus intermittent:
Administrasikan 3% atau 5% NaCl melalui vena besar
dan hindari terjadinya infiltrasi.Setelah 100 mL pertama
pemberian, konsentrasi NaCl, dan bikarbonat harus
direevaluasi untuk menentukan jumlah yang harus
diadministrasikan pada pemberian berikutnya.
4) Laju pemberian : Tidak melebihi 100 mL/jam atau 1
meq/kg/ jam
5) Kompatibilitas : Kompatibel dengan D5W, D10W, ringer
dan ringer laktat, kombinasi dekstrosa/ringer,
kombinasi dekstrosa/ringer laktat, kombinasi
dekstrosa/ NaCl 0.9%, 1/6 M Na laktat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
c. KONTRAINDIKASI
Larutan hipertoni s NaCl 3 % tidak boleh digunakan pada
pasien dengan peningkatan, sedikit penurunan, atau
kadar serum natrium yang normal, pasien dengan retensi
cairan atau hipernatremia
d. PERHATIAN
1) Pasien dengan gagal jantung kongestif (CHF), sirosis
hati, gagal ginjal parah, obstruksi saluran kemih.
2) Pasien yang mengkonsumsi obat yang dapat
menyebabkan retensi natrium seperti glukokortikoid
dan kortikotropin.
e. MONITORING
1) Pemantauan keseimbangan cairan (intake & output,
adanya tanda edema) selama terapi
2) Pemantauan gelala hiponatremia (sakit kepala,
takikardia, lesu, membrane mucus kering, mual,
muntah, keram otot) atau hipernatremia (edema,
penambahan bobot badan, hipertensi, takikardia,
demam, kulit kemerahan) selama terapi
3) Pemantauan kadar natrium, kalium, bikarbonat dan
klorida serta keseimbangan asam basa untuk pasien
dengan terapi NaCl jangka panjang
4) Pemantauan osmolaritas serum
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
pengganti kalium awal tidak boleh mencakup infus
glukosa karena glukosa dapat menyebabkan penurunan
konsentrasi kalium dalam plasma.
b. Cara Penyimpanan :
Larutan sebaiknya disimpan pada suhu ruangan yang
terkontrol dan digunakan hanya jika berwarna bening.
c. Monitoring :
Pengukuran kalium dalam plasma secara kontinu
diperlukan untuk menentukan apakah pemberian infus
dibutuhkan serta untuk menghindari terjadinya
hiperkalemia yang biasanya terjadi pada gangguan fungsi
ginjal.Pemberian kalium klorida dilakukan berdasarkan
anjuran dari spesialis dan dilakukan monitoring EKG pada
kasus yang berat, serta diperlukan perhatian khusus pada
pasien dengan gangguan ginjal.
d. Labeling :
Informasi yang harus ada pada tiap kemasan dengan tinta
yang tahan air antara lain nama produk, nilai produk,
nama dan alamat produsen, negara asal, nomor batch, dan
berat bersih.
e. Peringatan :
Hindari penggunaan rutin.Terapi ini juga beresiko tinggi
untuk menyebabkan hiperkalemia.Dapat menyebabkan
toksisitas kardiak pada infus cepat.
f. Informasi Tambahan :
KCl kompatibel secara fisik dengan
ceftazidime.Penambahan KCl pada larutan manitol 20 atau
25% larutan dapat menyebabkan endapan manitol.KCl
injeksi 80 mEq/L ditambahkan dengan dekstrosa 5%
dalam air dalam botol gelas menghasilkan endapan yang
mengandung silika dan alumina.Perlakuan yang baik
diperlukan ketika dilakukan penambahan KCl ke larutan
infus, baik dalam wadah fleksibel maupun dalam
botol.Penambahan KCl pada larutan infus tergantung
posisi penggunaan, khususnya pada wadah fleksibel, hasil
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
dalam penyatuan KCl dan bolus dari obat yang diberikan
ke pasien, dengan konsekuensi yang serius atau bahkan
fatal. Percobaan untuk mencampurkan KCl dalam wadah
kontainer dengan baik dengan cara menekan wadah dalam
posisi tergantung tidak berhasil. Direkomendasikan obat
telah dicampurkan dengan larutan dalam wadah fleksibel
ketika dalam posisi injection arm pada wadah paling
atas.Pada botol dan wadah fleksibel inversi dan
pergejolakan yang diulang dan berlanjut diperlukan untuk
mendapatkan campuran yang sempurna.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
o Jangan diberikan bersamaan ketika pasien dalam
penggunaan kalsium atau katekolamin (seperti
norepineprin, dobutamin atau dopamin). Jika pasien
sedang dalam penggunaan obat-obat tersebut, flush
I.V. line dengan cermat setelah pemberian tiap dosis
obat tersebut untuk mencegah kontak antara obat-
obat tersebut dengan natrium
Monitoring
o Monitor level elektrolit dan hasil gas darah .
o Siaga pada tanda dan gejala ketidakseimbangan
elektrolit dan alkalosis metabolik.
o Monitor cairan intake dan output. Assess untuk
kelebihan cairan.
o Perhatikan terjadinya inflamasi pada wilayah I.V.
b. Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-300C (59-860F); batas yang
diperbolehkan sampai 400C (1040F).jangan disimpan di
freezer.
c. Toksisitas dan overdosis
o Pemberian yang berlebihan dan terlalu cepat bisa
menyebabkan alkalosis dengan hiperiritabilitas atau
tetanus.
o Dalam alkalosis, infus yang tidak dilanjutkan dan
menyediakan perawatan menurut derajat alkalosis,
seperti pemberian I.V. terhadap laritan saline untuk
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
injeksi. Penggunaannya saat dipesan dan dibutuhkan,
berikan KCl untuk hipokalemia, Kalsium glukonat
untuk hiperiritabilitas atau tetanus, dan agen
pengasam (seperti ammonium klorida) untuk alkalosis
berat.
d. PRINSIP TERAPI BIKNAT
o Tidak memberikan secara cepat melalui
intravena kecuali kasus cardio pulmonary resuscitation
(CPR).
o Diberikan sampai pH 7,25
Konsentrasi bikarbonat dalam serum harus menc
apai 15 mEq/L jika pasien tidak dapat mencapai
pCO2< 35 mmHg.
o Diberikan secara perlahan-perlahan yaitu ½ dari total
defisit pada 1 jam pertama jika pH kurang dari 7,15
dan selanjutnya diberi 2-3 jam berikutnya. Hal ini
karenaasam laktat sebagai produksi dari koreksi akan
dimetabolisme menjadi bikarbonatsetelah direhidrasi
dan diberi oksigen serta glukosa.
o Dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
secara serial. Pengobatan yang paling baik untuk
asidosis adalah mengoreksi keadaan yang
menyebabkan kelainan, seringkali pengobatan ini
menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang
menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal.
Untuk menetralkan kelebihan asam sejumlah besar na
trium bikarbonat dapat diserap melalui mulut. Natrium
bikarbonat diabsorbsi dari traktus gastroinstestinal ke
dalam darah dan meningkatkan bagian bikarbonat
pada sistem penyangga bikarbonat sehingga
meningkatkan pH menuju normal. Natrium bikarbonat
dapat juga diberikan secara intravena. Untuk
pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O2
dan juga obat-obatan yang bersifat bronkodilator.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
DOKUMENTASI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
b. Kesulitan komunikasi.
1) Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat
pasien tidak jelas.
2) Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum
diserahkan kepada pasien.
3) Kurangnya pelayanan Informasi obat kepada Pasien.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat,
dilakukan hal berikut ini :
d. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
e. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah
dilakukan
f. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang
salah atau dilakukan di tempat yang salah, para pegawai
harus memastikan bahwa langkah-langkah yang penting
telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada
pasien yang tepat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB V
PENUTUP
Indramayu, 2018
RS MM INDRAMAYU
Direktur
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN
TEPAT PASIEN OPERASI
RS MM INDRAMAYU
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu
tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi sesuai dengan
lokasi keadaan yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk
melakukan tindakan dan diberikan pada pasien yang benar
membutuhkan tindakan operasi, dengan kegiatan pemberian
tanda/marking site identifikasi, khusus untuk penandaan sisi
kanan dan kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi dengan prosedur yang tepat dan benar. Instalasi kamar
bedah adalah salah satu instalasi yang ada di RS MM
INDRAMAYU, yang keberadaanya dibawah Direktur RS MM
INDRAMAYU, sebagai salah satu instalasi yang memberikan
pelayanan pembedahan yang aman.
B. Tujuan
Untuk menjamin sisi operasi yang tepat baik sebelum, saat
dan setelah menjalani suatu operasi, sehingga tergambarnya
kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap keselamatan
pasien serta dapat mendeskripsikan prosedur untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada pasien-pasien
yang menjalani operasi di RS MM INDRAMAYU, dan mengurangi
kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi,
salah prosedur dan salah pasien yang akan dioperasi.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
a. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap,
rawat jalan dan pasien Instalasi Gawat Darurat yang akan
menjalani suatu operasi di RS MM INDRAMAYU
b. Pelaksana pedoman ini adalah petugas tenaga kesehatan
(dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya) yang
bekerja di RS MM INDRAMAYU
B. Prinsip
a. Semua pasien yang akan menjalani suatu prosedur operasi,
harus diidentifikasi dan dijamin sisi operasi yang tepat,
prosedur yang tepat serta pasien yang tepat sebelum, saat
dan setelah menjalani suatu operasi.
b. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi
lokasi operasi dan mengikut sertakan pasien dalam proses
penandaan.
c. Menggunakan checklist untuk verifikasi lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat serta pasien yang tepat sebelum
dilakukan tindakan operasi, serta kelengkapan seluruh
dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar
dan berfungsi.
d. Tim operasi atau tenaga kesehatan yang ikut dalam operasi
melakukan, membuat dan mendokumentasikan prosedur
check in (Tempat penerimaan pasien), Sign In (sebelum
tindakan anestesi/induksi), Time Out (sebelum tindakan
insisi), Sign Out (sebelum menutup luka operasi dan
meninggalkan kamar operasi), serta check out (serah terima
perawat anestesi dengan perawat ruangan).
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
C. Kewajiban dan Tanggung jawab
a) Dokter
b) Perawat yang bertugas
c) Kepala Ruangan
d) Kepala Instalasi
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
TATA LAKSANA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Kasus Intervensi menggunakan kateter dengan tempat
insersi standar (contoh : kateterisasi jantung)
Tindakan pada operasi gigi (sudah menyebutkan nama
gigi/atau gigi yang akan di operasi sudah di tandai
pada Foto Rontgen gigi atau diagram gigi.
Bayi premature, di mana pemberian tanda bisa
menyebabkan tatto permanen.
3. Lakukan proses verifikasi sebagai berikut seperti yang
terlampir dalam Daftar Tilik Keselamatan Pasien Operasi
adalah :
1) Check in (Tempat penerimaan pasien/ruang persiapan
pasien ) Perawat ruangan melakukan serah terima kepada
perawat kamar bedah tentang :
a) Identitas Pasien
b) Kelengkapan Dokumen : Surat Ijin Operasi (SIO),
Surat ijin Anestesi (SIA)
c) Penandaan area/lokasi operasi (marking site)
d) Keadaan umum pasien
e) Pemeriksaan pre anestesi
f) Pemberian antibiotik profilaksis bila diperlukan di
berikan satu jam pre op
g) Hasil pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Radiologi
dan lain-lain)
h) Perlengkapan khusus alat/implant
i) Persiapan darah.
j) Dokumentasikan ke dalam checklist.
2) Sign In (sebelum tindakan anestesi/induksi dilakukan di
dalam kamar operasi) Perawat OK/Bedah dan Tim anestesi
melakukan konfirmasi tentang :
a) Identitas pasien.
b) Penandaan area operasi, lokasi, dan prosedur yang
benar
c) Apakah ada riwayat alergi obat
d) Resiko aspirasi dan factor penyulit
e) Bila ada antisipasi penangannya
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
f) Resiko kehilangan darah
g) Bila ada konfirmasi akses intra vena
h) Apakah kesiapan alat dan obat anestesi sudah lengkap
dan rencana antisipasinya.
i) Dokumentasikan ke dalam checklist
3) Time Out (Sebelum Tindakan Insisi/pembedahan) di
dalam kamar operasi yang dikerjakan oleh perawat
sirkuler:
a) Dipimpin oleh dokter Operator
b) Di lakukan ditempat tindakan yang akan dilakukan
c) Melibatkan seluruh tim operasi
d) Didokumentasikan secara ringkas dengan
menggunakan checklist
e) Time out dibacakan dengan lantang dan jelas oleh
perawat sirkuler tentang :
identitas pasien, rencana tindakan dan area
Penandaan area operasi
Penayangan hasil pemeriksaan penunjang
(Rongent, Ct Scan, MRI) dengan benar.
Apakah diberikan antibiotik Profilaksis intra
operasi.
Tahap penting/Perhatian khusus dalam
pembedahan
Perkiraan lamanya operasi
Antisipasi kehilangan darah
Adakah hal khusus yang perlu perhatian
Perawat sirkuler menuju sterilisator yang telah
dikonfirmasi bila perlu peralatan tambahan selama
operasi
f) Contoh simulasi time out yang dilaksanankan di
kamar operasi sebelum proses insisi/pembedahan :
1. Contoh simulasi pembacaan time out oleh
perawat utama/sirkuler dengan cara “Pada hari
senin , tanggal 12 januari 2013, pukul 10.00 WIB,
akan dilaksanankan operasi terhadap pasien atas
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
nama : Tn. Joko, lahir 29 maret 1967. (perawat
sambil melihat gelang nama dan nomer Rekam
medis pasien)
2. Diagnosis pasien fraktur femur dextra 1/3 distal
(perawat sambil melihat tanda pada lokasi operasi),
dan mencocokan dengan hasil pemeriksaan foto
rontgen, yang akan dilaksanakan prosedur
pemasangan plat and screw (dokter menjawab :
“Benar”).
3. Tim operasi adalah :
- Dokter bedah/Operator : dr. Daradjatun ,
SpOT. (dokter menjawab Ya/Siap)
- Dokter Anestesi : dr. Fuad Fahrudin , Sp.An.
(menjawab Ya/Siap)
- Penata Anestesi : Zr.Mastiah (menjawab
Ya/Siap)
- Asisten/perawat bedah : Br. Zakariya
(menjawab Ya/siap)
4. Apakah alat-alat sudah siap pakai, (perawat
instrument menjawab : “Sudah”).
5. Pembacaan time out selesai oleh perawat sirkuler
6. Operator memimpin Do’a
7. Tindakan insisi/pembedahan dimulai..
8. Dokumentasikan ke dalam checklist
4) Sign Out (tindakan Sebelum menutup luka operasi dan
meninggalkan kamar operasi) perawat sirkuler melakukan
konfirmasi verbal tentang :
a) Kelengkapan (instrumen, kasa, benda tajam)
b) Jumlah kasa
c) Apakah spesimen telah diberi label
d) Menyiapkan formulir untuk pengantar pemeriksaan
bila di perlukan
e) Peninjauan kembali kegiatan pembedahan, dan
anestesi
f) Perhatian khusus fase pemulihan di RR
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
g) Dokumentasikan ke dalam checklist
5) Check Out (Serah terima perawat anestesi dengan perawat
ruangan di ruang pemulihan/RR) tentang :
a) Keadaan umum pasien, kesadaran & tanda-tanda vital
(TD, HR, RR)
b) Keluhan nyeri, menilai skala nyeri: (0-10).
c) Aldrette score (8, 9, 10).
d) Kelengkapan Dokumen pendukung (foto rongen, EKG,
USG, CT Scan, dan MRI).
e) Gol darah dan berapa labu yang telah diberikan.
f) Jenis cairan infus dan tetesanya per menit
g) Kateter urine ada atau tidak, bila ada kapan Tanggal
pemasangan, jumlah dan warna.
h) Keadaan Area luka operasi.
i) Drain pada luka post operasi ada atau tidaknya,
jumlahnya berapa buah, letaknya, serta
warna/produksinya.
j) Ada atau tidaknya jaringan PA, VC yang harus
diperiksakan.
k) Instruksi post op dr Bedah dan dr Anestesi.
l) Dokumentasikan ke dalam checklist.
6) Lakukan semua Prinsip tentang :
a) Semua pasien yang akan menjalani suatu prosedur
operasi, harus diidentifikasi dan dijamin sisi operasi
yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang
tepat sebelum, saat dan setelah menjalani suatu
operasi
b) Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan mengikut sertakan
pasien dalam proses penandaan
c) Mendokumentasikan prosedur Check in, Sign in, Time
out, Sign out dan check out yang sesuai pada daftar
tilik keselamatan operasi
4. Unit terkait di Rumah Sakit :
a) Instalasi kamar bedah
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
b) Instalasi rawat inap
c) Instalasi rawat jalan
d) Instalasi gawat darurat
e) Instalasi jangdiagnostik
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
- Salah mengisi formulir
- Salah megirim pemeriksaan penunjang
5) Kesalahan pada lokasi pembedahan diantaranya adalah:
- Komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak akurat
antara anggota tim bedah.
- Kurang/tidak melibatkan pasien didalam penandaan
lokasi.
- Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi pasien.
- Kesalahan pada prosedur operasi.
- Kesalahan pada pasien yang akan dioperasi
6) Jika terjadi insidens akibat kesalahan lokasi, prosedur dan
pasien pada pembedahan, lakukan hal berikut ini :
- Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
- Pastikan bahwa tindakan menjaga Kejadian Tidak
Diharapkan telah dilakukan.
- Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang
salah lokasi, prosedur dan pasien yang akan dilakukan
tindakan, maka dokter dan tim operasi harus memastikan
bahwa langkah-langkah yang penting telah diambil untuk
melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
DOKUMENTASI
Indramayu, 2018
RS MM INDRAMAYU
Direktur
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN PENGURANGAN RESIKO INFEKSI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN
RS MM INDRAMAYU
BAB I
DEFINISI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
4. Yodium 3%. Yodium dan produk alkohol berisi yodium atau
lincture (yodium linktur).
5. Lodofor 7,5-10% , berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne)
6. Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
7. Triklosan 0,2-2%
C. Air bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya
(misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrument medis)
karena memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.
Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
D. Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbitol yang
ketika ditambahkan pada handrub dan lotion tangan akan
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit
(keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian
tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptik)
dan air.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
antiseptik (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar
mikroorganisme.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
RUANG LINGKUP
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
TATA LAKSANA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
B. Lima Momen ( 5 Momen) Mencuci Tangan :
Tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih (atau handrub
antiseptik) setelah melepas sarung tangan karena pada saat
tersebut mungkinsarung tangan ada lubang kecil atau robek,
sehingga bakteri dapat dengan cepat berkembang biak pada
tangan akibat lingkungan yang lembab dan hangat di dalam
sarung tangan (CDC 1989, Korniewicz et al 1990)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
C. Handwash (Teknik Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air
Mengalir)
Teknik Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Mengalir harus
dilakukan seperti di bawah ini :
Buka kran dan basahi tangan dengan air
Tuangkan sabun cair 3- 5 cc (lakukan gerakan 6 langkah cuci
tangan)
Melakukan 6 Langkah Cuci tangan PASTI :
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
Catatan :
Bilas tangan dengan air bersih (lakukan gerakan 6 langkah cuci
tangan)
Keringkan tangan dengan menggunakan handuk kertas
Gunakan handuk kertas tersebut untuk memutar kran sewaktu
mematikan air
Setiap gerakan dilakukan sebanyak 4 - 6 kali. Lamanya seluruh
prosedur sebaiknya selama 40-60 detik.
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada
keadaan lembab dan air yang tidak mengalir, maka :
a. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
pengisian ulang.
b. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih
ada isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi
bakteri pada sabun yang dimasukkan.
c. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun
memakai tambahan antiseptik (seperti Dettol atau Savlon),
mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak dalam
larutan ini (Rutala 1996).
d. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran
atau gunakan ember dan gayung, tampung air yang telah
digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet.
Jika tidak ada handuk kertas, keringkan tangan dengan handuk
yang bersih sekali pakai atau keringkan dengan udara. Handuk
yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan
tidak boleh. Untuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan
dengan baik, kepala instalasi harus melakukan segala cara untuk
menyediakan sabun dan pasokan bersih terus menerus baik dari
keran atau ember dan handuk sekali pakai atau handuk kertas.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
biasa dan air. Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta
menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih
besar (Girou et al. Kl02002).Handrub antiseptik juga berisi
emolien seperti gliserin, glisol propelin, atau serbitol yang
melindungi dan melembutkan kulit.
Teknik Mencuci Tangan denganHandrub Antiseptik harus
dilakukan seperti di bawah ini :
Tuangkan cairan handrub 2 – 5 cc berbasis alkohol ke dalam
tangan lakukan 6 langkah gerakan mencuci tangan.
Biarkan tangan mengering
Setiap gerakan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali. Lamanya
seluruh prosedur sebaiknya selama 20-30 detik. Setelah
melakukan Handrub 3 kali atau bila tangan sudah tidak nyaman,
lakukan cuci tangan dengan air mengalir.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat
organik, sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi
oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan
sabun dan air terlebih dahulu. Selain itu, untuk mengurangi
”penumpukan” emolien pada tangan setelah pemakaian handrub
antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan
sabun dan air setiap kali setelah 5 kali aplikasi handrub.
Terakhir, handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan
aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas dibandingkan
dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik
seperti khlorheksidin.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
E. Tehnik Mencuci Tangan Bedah Hand Wash dengan air
mengalir dan sabun antiseptik (Ruangan Operasi, Poliklinik
Bedah)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
F. Teknik Mencuci Tangan Bedah Handrub dengan cairan
berbasis alkohol
Kegiatan Handrub dilakukan setelah tangan dikeringkan dengan
handuk/ tissue towel sekali pakai. Selanjutnya melakukan
kegiatan mencuci tangan dengan cairan berbasis alkohol /
Handrub di ruangan bedah langkah prosedurnya sama dengan
melakukan handwash.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
G. Upaya Meningkatkan Kebersihan Tangan
Mencuci tangan telah dianggap sebagai salah satu tindakan
terpenting untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan
mencegahinfeksi selama lebih dari 150 tahun, penelitian
Semmelwesis (1861) dan banyak penelitian lainnya
memperlihatkanbahwa penularan penyakit menular dari pasien
ke pasien mungkin terjadi melalui tangan petugas kesehatan.
Menjaga kebersihan tangan dengan baik dapat mencegah
penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial (Boyce 1999; Larson 1995).
Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana membuat petugas
kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan yang telah
direkomendasikan. Meskipun sulit untuk merubah kebiasaan
mengenai hal ini, ada beberapa cara yang dapat meningkatkan
keberhasilan, seperti :
1. Menyebar luaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga
kebersihan tangan dimana tercantum bukti mengenai
efektifitasnya dalam mencegah penyakit dan perlunya petugas
kesehatan untuk mengikuti panduan tersebut.
2. Melibatkan pimpinan/pengelola rumah sakit dalam diseminasi
dan penerapan pedoman kebersihan tangan.
3. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role
model (khususnya supervisor), mentoring, monitoring, dan
umpan balik positif.
4. Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua
petugas kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk
meningkatkan kepatuhan.
5. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang efektif
untuk menjaga kebersihan tangan sehingga membuat petugas
lebih mudah mematuhinya.
Selain itu, salah satu cara mudah untuk meningkatkan
kepatuhan adalah dengan menyediakan botol kecil handrub
antiseptik untuk setiap petugas. Pengembangan produk di mulai
dari observasi bahwa teknik pencucian tangan yang tidak layak
serta rendahnya kepatuhan akan menjadikan tidak efektifnya
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
rekomendasi untuk menjaga kebersihan tangan. Pemakaian
handrub antiseptik yang murah dengan pembuatannya yang
mudah dapat meminimalisasi banyak faktor yang menghambat
penerapan panduan yang telah direkomendasikan. Sebagai
tambahan, handrub lebih efektif dibanding mencuci tangan
dengan sabun biasa atau sabun antiseptik karena dapat
disediakan diberbagai tempat sesuai jumlah yang dibutuhkan,
tidak memerlukan sumber air, waktu lebih singkat dan kurang
menimbulkan iritasi kulit (tidak kering, pecah-pecah atau
merekah).
Dengan demikian, handrub antiseptik dapat menggantikan
proses cuci tangan dengan sabun dan air sebagai prosedur utama
untuk meningkatkan kepatuhan (Larson et al. 2000 ; Pittet et al.
2000). Penyediaan handrub bagi meningkatkan praktik
kebersihan tangan untuk jangka panjang. Tidak cukup dengan
hanya menyediakan dispenser handrub antiseptik (Muto dkk
2000).
Cara kedua adalah menganjurkan para petugas menggunakan
produk perawatan tangan (lotion pelembab dan cream) untuk
membantu mencegah iritasi kulit dan dermatitis kontak yang
berhubungan dengan seringnya mencuci tangan, terutama
dengan sabun dan deterjen yang mengandung agen antiseptik.
Tidak hanya petugas menjadi puas akan hasilnya, namun yang
terpenting, pada penelitian oleh McCormick et al. (2000), kondisi
kulit yang lebih baik karena penggunaan lotion tangan
menghasilkan 50% peningkatan frekuensi pencucian tangan.
Meskipun meningkatkan kemampuan kepatuhan untuk menjaga
kebersihan tangan dengan panduan sulit, sejumlah program dan
institusi mulai mencapai keberhasilan. Kunci keberhasilan
berasal dari berbagai intrvensi yang melibatkan perubahan
perilaku, pendidikan kreatif, monitoring dan evaluasi, dan lebih
penting adalah keterlibatan supervisor sebagai role model serta
dukungan pimpinan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
H. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menjaga Kebersihan
Tangan
1. Jari Tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang
subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (McGinley,
Larson dan Leydon 1988). Beberapa penelitian baru-baru ini telah
memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai
resevoar untuk bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan
patogen lain (Hedderwick et al. 2000). Kuku panjang, baik yang
alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan
(Olsen et al. 1993). Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap
pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung jari.
2. Kuku Buatan
Kuku buatan ( pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang
akrilik ) yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalm
infeksi nosokomial (Hedderwick et al. 2000 ). Selain itu, telah
terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar
untuk bakteri Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas
kesehatan harus dilarang.
3. Cat kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Penggunaan perhiasan (cincin, gelang asesoris) saat bertugas
tidak diperkenankan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
DOKUMENTASI
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB V
PENUTUP
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
DAFTAR PUSTAKA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PANDUAN PENGURANGAN PASIEN RESIKO JATUH
RS MM INDRAMAYU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan
untuk kejadian jatuh yang fatal sebesar $0,2 miliar dan untuk
kejadian cedera akibat jatuh non-fatal sebesar $19 miliar.
Diperkirakan 2020, biaya yang dikeluarkan untuk kejadian
cedera akibat jatuh dapat mencapai $32,4 miliar. Pada tingkat
rumah sakit, rata rata tingkat insiden setahunan sekitar 1,4
kejadian jatuh per-tempat tidur pertahunnya. Dengan memahami
risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya diharapkan dapat
menurunkan biaya kesehatan yang dikeluarkan, serta
meningkatkan pelayanan klinis dan kepuasan pasien. Untuk itu
diperlukan pemahaman dalam mengimplementasikan factor risiko
jatuh, pencegahan, dan penanganannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kejadian
tidak diharapkan (KTD), atau kejadian nyaris cedera (KNC),
terkait dengan proses pelayanan kesehatan kepada pasien.
2. Tujuan Khusus
Sebagai pengendalian mutu sasaran keselamatan pasien
diantaranya:
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2) Meningkatkan akuntabilitas.
3) Menurunnya kejadian nyaris cedera dan kejadian yang
tidak diharapkan.
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
5) Mengidentifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh dan
mengoptimalisasi penggunaan assesmen jatuh untuk
menentukan kategori risiko jatuh. Sehingga dapat
mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman
factor risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya
dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien serta
menurunkan biaya kesehatan.
6) Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko
Jatuh, Pencegahan dan Penanganannya.
D. Batasan Operasional
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara
cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai
sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada dilantai,
sehingga memungkinkan pasien mengalami cidera ringan sampai
berat atau tidak menimbulkan cidera.
E. Landasan Hukum
1. Surat Keputusan Direktur RS MM INDRAMAYU Nomor: Kep/
tentang Kebijakan sasaran keselamatan pasien di RS MM
INDRAMAYU
2. Permenkes 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien.
3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Savety), Depkes 2006.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB III
STANDAR FASILITAS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
2. Mengisi formulir insiden yang bersifat rahasia.
3. Melaporkan kejadian kepada kepala ruangan, Kepala ruangan
segera memeriksa laporan dan melakukan grading resiko dari
insiden yang dilaporkan, hasil grading digunakan untuk
menentukan bentu investifigasi dan analisa yang akan
dilakukan.
4. Hasil pemeriksaan dilaporkan ke kainstalwatnap, dan PMKP-
RS laporan maksimal 2x24 jam atau akhir jam kerja/shift
(jangan menunda laporan).
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
c. Untuk pasien risiko Jatuh Tinggi :
a) Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning.
b) Keselamatan lingkungan : rapihkan dan jauhkan
barang-barang disekitar tempat tidur yang
menghalangi jalan, biarkan pintu terbuka.
c) Pindahkan kamar pasien lebih dekat ruang jaga
perawat (nurse station), tempat tidur posisikan rendah,
pasang pembatas tempat tidur dan roda tempat tidur
terkunci
d) Jika pasien menunjukkan adanya gangguan kognitif,
gunakan tali pengaman (non-emergency restraint),
lakukan pemeriksaan neurologi dan tanda vital
e) Monitor kebutuhan pasien secara berkala minimal 1
jam.
f) Perawat membantu pasien seperti : tawarkan ke
belakang (kamar kecil) secara teratur.
g) Perawat memberikan edukasi mengenai risiko jatuh
dan upaya pencegahannya kepada pasien dan pihak
keluarga
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB V
LOGISTIK
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
7. Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap
Pencahayaan, kebisingan, kualitas udara, dan sarana fisik
penunjang kerja
8. Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau
mengganti sistem, bangunan atau komponen utk fasilitas
fisik.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
BAB IX
PENUTUP
Indramayu, 2015
RS MM INDRAMAYU
Direktur
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
IDENTIFIKASI PASIEN MENINGGAL
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
IDENTIFIKASI PASIEN MENINGGAL
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
IDENTIFIKASI PASIEN TIDAK SADAR ATAU
TANPA TANDA PENGENAL
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
IDENTIFIKASI PASIEN TIDAK SADAR ATAU
TANPA TANDA PENGENAL
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMBERIAN OBAT, DARAH ATAU PRODUK
DARAH, PENGAMBILAN DARAH DAN SPECIMEN
LAIN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/01.0
3/03/I/2017 - ½
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Identifikasi pasien merupakan suatu kegiatan
pemberian identitas terhadap pasien yang akan
PENGERTIAN
diberikan layanan atau pengobatan tertentu
sehingga dapat meminimalisir kekeliruan.
1. Mengidentifikasi dengan benar pasien sebelum
pemberian obat, darah atau produk darah,
pengambilan darah dan specimen lain.
2. Mencocokkan layanan atau perawatan dengan
TUJUAN
individu tersebut.
3. Agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi
semua permasalahan identifikasi yang mungkin
terjadi.
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
1. Identifikasi Pasien
2. Cuci Tangan
3. Verifikasi identitas
4. Melaksanakan Tindakan
5. Perawat melakukan prosedur :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk
darah :
- Periksa dan bandingkan data pada gelang
PROSEDUR pengenal dengan rekam medis,
- Perawat menerapkan prinsip 7 benar yaitu :
benar obat, benar dosis, benar waktu, benar
cara atau rute, benar pasien, benar
informasi dan benar dokumentasi.
b. Sebelum pengambilan darah dan specimen :
- Periksa dan bandingkan data pada gelang
pengenal dengan rekam medis.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMBERIAN OBAT, DARAH ATAU PRODUK
DARAH, PENGAMBILAN DARAH DAN SPECIMEN
LAIN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/01.0
3/03/I/2017 - 2/2
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
- Perawat mengambil darah atau specimen
lain sesuai permintaan dokter kemudian
PROSEDUR memberi identitas nama dan nomor rekam
medik pasien di tabung/botol/tempat
sampel darah atau specimen tersebut.
UNIT
Semua Unit Pelayanan
TERKAIT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGAMBILAN DARAH DAN SPECIMEN
LAINNYA UNTUK PEMERIKSAAN KLINIS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGAMBILAN DARAH DAN SPECIMEN
LAINNYA UNTUK PEMERIKSAAN KLINIS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN DAN PELEPASAN GELANG
IDENTITAS PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN DAN PELEPASAN GELANG
IDENTITAS PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN DAN PELEPASAN GELANG
IDENTITAS PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN GELANG IDENTIKASI PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN GELANG IDENTIKASI PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PEMASANGAN GELANG IDENTIKASI PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PELEPASAN GELANG IDENTITAS PASIEN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
GELANG IDENTIFIKASI
PADA BAYI BARU LAHIR/NEONATUS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
GELANG IDENTIFIKASI
PADA BAYI BARU LAHIR/NEONATUS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI EFEKTIF
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI EFEKTIF
Tanggal : Tanggal :
…………… …………
Jam :
……………….. Jam :
………………
Penerimaan Pemberian
instruksi Instruksi Diisi oleh
dokter
pemberi
instruksi
(…………………) (………………….)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI EFEKTIF
b. Konfirmasi ulang
Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi
atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI EFEKTIF
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI LISAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI LISAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI LISAN VIA TELEPON
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KOMUNIKASI LISAN VIA TELEPON
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU PERHATIAN
KHUSUS (HIGH ALERT MEDICATION,
LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
1/12/I/2017 - 1/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Suatu kegiatan tatacara penanganan obat-obatan
dengan perhatian khusus, baik ditinjau dari
keamanan, sifat obat dan penyimpanan terhadap
PENGERTIAN
obat-obatan yang perlu diwaspadai yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius jika
obat digunakan secara tidak tepat.
1. Prosedur ini dibuat untuk meningkatkan
keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai.
TUJUAN 2. Prosedur ini dibuat untuk memastikan
keselamatan dan keamanan pasien selama
pasien mendapat kelas terapi pengobatan.
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
a. Untuk obat-obat Narkotika dan Psikotropika
Aping +/ TTK S1 menyimpan obat Narkotika
dan Psikotropika didalam almari khusus
terkunci dan kunci dipegang oleh Apoteker
Penanggungjawab.
Aping +/ TTK S1 meletakkan dan
menyimpan kartu stok didalam almari
untuk memantau jumlah pemasukan dan
pengeluaran obat serta memantau tanggal
kadaluwarsa obat.
PROSEDUR Pada saat Aping +/ TTK S1 mengambil obat
Narkotika dan Psikotropika didalam almari,
Aping +/ TTK S1 harus mencatat nama dan
jenis obat yang diambil serta waktu saat
pengambilan obat didalam kartu stok.
Apoteker Penanggungjawab membuat
laporan pemakaian obat Narkotika dan
Psikotropika yang dibuat maksimal tanggal
15 berikutnya setiap bulan dan diserahkan
kepada Sudinkes wilayah setempat, Badan
POM deputi Napza.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU PERHATIAN
KHUSUS (HIGH ALERT MEDICATION,
LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
1/12/I/2017 - 2/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU PERHATIAN
KHUSUS (HIGH ALERT MEDICATION,
LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
1/12/I/2017 - 3/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Aping +/ TTK S1 memberi label yang jelas
(dengan menggunakan huruf balokdengan
warna menyolok) pada obat elektrolit
konsentrat pada tempat penyimpanan.
Aping +/ TTK S1 menyimpan obat-obat
elektrolit konsentrat pada unit pelayanan
yang harus diberikan label yang jelas dan
disimpan pada tempat terpisah dari obat-
obatan yang lain
e. Untuk obat-obat High Cost
Aping +/ TTK S1 menyimpan obat kelas ini
dialmari khusus dan memegang kuncinya.
Aping +/ TTK S1 meletakkan dan
menyimpan kartu stok didalam almari
untuk memantau jumlah pemasukan dan
pengeluaran obat serta memantau tanggal
kadaluarsa obat.
Aping +/ TTK S1 secara berkala mengecek
PROSEDUR jumlah maupun tanggal kadaluarsa obat
kelas ini.
Aping +/ TTK S1 memberikan penandaan
khusus warna merah ditempat
penyimpanannya.
Aping +/ TTK S1 merapikan dan
menyimpan obat-obatan kelas ini sesuai
dengan aturan pergudangan FIFO dan
FEFO
Aping +/ TTK S1 membuat daftra obat-
obatan baik yang aman maupun yang harus
diwaspadai.
Apoteker penanggungjawab membatasi
akses masuk dimana hanya Aping +/ TTK
S1 yang boleh masuk kedalam tempat
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai
untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja atau kurang hati-hati (restricted
area)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU PERHATIAN
KHUSUS (HIGH ALERT MEDICATION,
LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
1/12/I/2017 - 4/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
f. Untuk obat-obat Look a Like atau Sound a
Like Errors
Ditujukan untuk mencegah bunyi nama obat
yang kedengarannya sama tetapi berbeda
dalam penggunaannya.
Aping +/ TTK S1 menulisakan dan
mengucapkan dengan benar ketika
mengkomunikasikan informasi dalam
pengobatan. Buat pendengar tersebut
PROSEDUR
mengulang kembali pengobatan tersebut
unutk menyakinkan mereka mengerti
dengan benar.
Tempat pelayanan obat-obatan yang terlihat
mirip kemasannya dan konsentrasinya
berbeda tidak boleh diletakkan didalm 1 rak
dan label masing-masing obat dan
konsentrasi dengan huruf balok yang
menyolok.
1. Komite Medik.
2. Instalasi Farmasi.
UNIT
3. Rawat Inap.
TERKAIT
4. Kamar Bedah.
5. YanMed.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENANGANAN OBAT-OBATAN
YANG PERLU KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION, LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
2/13/I/2017 - 1/2
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Suatu kegiatan tatacara penanganan obat-obatan
dengan perhatian khusus, baik ditinjau dari
keamanan, sifat obat dan penyimpanan terhadap
PENGERTIAN
obat-obatan yang perlu diwaspadai yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius jika
obat digunakan secara tidak tepat.
Penanganan atau Pengelolaan Obat yang perlu
diwaspadai (High Alert) dalam rangka
TUJUAN
meningkatkan Kewaspadaan terhadap
Keselamatan Pasien.
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
a. Obat yang mempengaruhi darah : Inviclot
Inj 0,6 ml Amp, Simarc 2 MG Tab, Levonox
Inj 0,6 ml Amp, Streptase Inj 1.500.000 iu
Vial
b. Antidiabetik Parenteral : Humulin R Inj
100 ui/ml Vial, Humulin N Inj 100 ui/ml
Vial, Humulin 30/70 Inj 100 ui/ml Vial,
Lantus Inj 100 ui/ml Vial, Novomix Inj 100
ui/ml Flexpen, Sansulin Inj 100 ui/ml
Amp
PROSEDUR c. Vasokonstriktor : Epineprine/Adrenalin Inj
1 MG/ml, Levosol Inj 8 MG Amp.
d. Obat Kontras : Omnipaque 300/50 ml
e. Penghambat Neuromuskular : Tracrium Inj
50 MG/5 ml, Tramus Inj 50 MG/5 ml,
Notrixum Inj 50 MG/5 ml, Roculax Inj 10
MG Amp.
f. Analgesic Narkotik : Fentanyl Inj 0,785
MG/ml, Morphin Inj 10 MG, Pethidin Inj
Amp
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENANGANAN OBAT-OBATAN
YANG PERLU KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION, LASA/NORUM)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/03.0
2/13/I/2017 - 2/2
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Pelabelan :
Beri label yang jelas pada obat-obatan yang harus
diwaspadai :
1. Untuk High Alert berwarna Merah.
2. Untuk LASA/Norum berwarna Kuning.
Penyimpanan :
1. Depo Rawat Jalan, IGD, Rawat Inap, dan
Kamar Operasi.
2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Trolly
Emergency Ruang Perawatan Rawat Inap.
3. Hemodialisa.
4. Radiologi.
Pemberian :
1. Pemberian berdasarkan Resep dokter.
2. Pemberian obat kepada Pasien oleh Perawat
PROSEDUR menerapkan Prinsip 7 (tujuh) benar, yaitu (1.
Benar obat, 2. Benar dosis, 3. Benar waktu, 4.
Benar cara/rute, 5. Benar Pasien, 6. Benar
informasi, 7. Benar dokumentasi).
3. Pemberian Elektrolit Pekat dilakukan
pengecekkan ganda :
a. Dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan atau
memberikan obat antara lain, Perawat, Ahli
Farmasi, dan Dokter.
b. Dilakukan oleh petugas yang berwenang,
Teknisi atau Perawat lain (petugas tidak
boleh sama dengan pengecek pertama).
4. Pemberian Elektrolit Pekat dilakukan
pengenceran oleh Petugas Farmasi atau
Petugas lain yang Kompeten.
1. Komite Medik.
2. Instalasi Farmasi.
UNIT
3. Rawat Inap.
TERKAIT
4. Kamar Bedah.
5. YanMed.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CHECK IN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CHECK OUT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CHECK OUT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
SIGN IN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
SIGN IN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
SIGN OUT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PENANDAAN PROSEDUR OPERASI
(MARKING SITE)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, SERTA TEPAT PASIEN YANG
AKAN MENJALANI SUATU OPERASI DI KAMAR
BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/04.0
6/18/I/2017 - 1/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan
ketepatan pasien adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
untuk menjamin pasien yang akan menjalani
PENGERTIAN suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan
operasi sesuai dengan lokasi, keadaan yang perlu
ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan
tindakan dan diberikan pada pasien yang benar
membutuhkan tindakan operasi
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
pada pasien – pasien yang menjalani operasi di
TUJUAN Rumah Sakit
2. Mengurangi kejadian / kesalahan yang
berhubungan dengan salah lokasi, salah
prosedur, dan pasien yang akan di operasi
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
1. Cuci tangan
2. Pakai APD
3. Verifikasi identitas pasien
4. Lakukan serah terima pasien oleh perawat
ruangan dan perawat bedah di ruang persiapan
(Check in) tentang :
a. Identitas Pasien
PROSEDUR
b. Dokumen: Surat Ijin Operasi (SIO), Surat
Ijin Anestesi (SIA)
c. Penandaan area/lokasi operasi (Marking
site)
d. Keadaan umum pasien
e. Pemeriksaan pre anestesi
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, SERTA TEPAT PASIEN YANG
AKAN MENJALANI SUATU OPERASI DI KAMAR
BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/04.0
6/18/I/2017 - 2/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
f. Pemberian antibiotik profilaksis satu jam
pre op bila diperlukan
g. Hasil pemeriksaan penunjang
(Laboratorium, Radiologi dan lain-lain)
h. Persiapan darah
i. Perlengkapan khusus, alat/implant yang
dibutuhkan
j. Pemberian antibiotik profilaksis satu jam
pre op bila diperlukan
k. Dokumentasikan dalam checklist
5. Lakukan konfirmasi sebelum tindakan
anestesi/induksi (Sign in) di kamar operasi
tentang :
a. Identitas pasien dan informed concent (SIA
dan SIO)
b. Penandaan area operasi, lokasi, dan
prosedur yang benar
c. Apakah ada riwayat alergi obat
PROSEDUR
d. Resiko aspirasi dan faktor penyulit
e. Jika terjadi antisipasi penangannya
f. Resiko kehilangan darah
g. Bila ada konfirmasi akses intra vena
h. Apakah kesiapan alat dan obat anestesi
sudah lengkap dan rencana antisipasinya
i. Dokumentasikan ke dalam checklist
6. Lakukan time out Sebelum tindakan
insisi/pembedahan di kamar operasi tentang :
a. Time out dipimpin oleh dr. operator
b. Berikan isyarat time out oleh operator
dengan membentuk tangan seperti huruf “T”
c. Pembacaan time out dikerjakan oleh
perawat sirkuler tentang :
- Identitas pasien
- Tindakan operasi yang akan dilakukan
- Lokasi operasi sudah di beri
tanda/marker
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, SERTA TEPAT PASIEN YANG
AKAN MENJALANI SUATU OPERASI DI KAMAR
BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/04.0
6/18/I/2017 - 3/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
- Tayangkan hasil penunjang dengan
benar
- Berikan antibiotik profilaksis intra
operasi bila diperlukan
- Perhatian khusus dalam pembedahan
- Perkiraan lamanya operasi
- Antisipasi lamanya operasi
- Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan
d. Bacakan time out selesai oleh perawat
sirkuler
e. Operator memimpin doa
f. Lakukan tindakan insisi/pembedahan
g. Dokumentasikan dalam checklist
7. Lakukan konfirmasi verbal Sebelum menutup
luka operasi dan meninggalkan kamar operasi
(Sign out) tentang :
a. Tanyakan Kelengkapan alat (instrumen,
kasa, benda tajam)
PROSEDUR
b. Jumlah kasa
c. Berikan label specimen
d. Siapkan formulir untuk pengantar
pemeriksaan
e. Lakukan peninjauan kembali kegiatan
pembedahan
f. Berikan Perhatian khusus fase pemulihan di
RR
g. Dokumentasikan dalam formulir checklist
8. Lakukan Serah terima pasien oleh perawat
anestesi dengan perawat ruangan (Check out)
tentang :
a. Keadaan umum pasien
b. Keluhan nyeri pasien
c. Aldrette score
d. Kelengkapan Dokumen pendukung
e. Golongan darah dan berapa labu yang telah
diberikan
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, SERTA TEPAT PASIEN YANG
AKAN MENJALANI SUATU OPERASI DI KAMAR
BEDAH
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/04.0
6/18/I/2017 - 4/4
Ditetapkan/ Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
f. Jenis cairan infus dan tetesanya per menit
g. Catat produksi Kateter urine
h. Keadaan Area luka operasi
i. Drain pada luka post operasi
j. Ada atau tidaknya jaringan PA yang harus
diperiksakan
k. Instruksi post op dr. Bedah dan dr. Anestesi
9. Dokumentasikan dalam checklist
Lakukan semua Prinsip tentang :
a. Semua pasien yang akan menjalani suatu
prosedur operasi, harus diidentifikasi dan
PROSEDUR dijamin sisi operasi yang tepat, prosedur
yang tepat, serta pasien yang tepat
sebelum, saat dan setelah menjalani suatu
operasi
b. Menggunakan tanda yang mudah dikenali
untuk identifikasi lokasi operasi dan
mengikut sertakan pasien dalam proses
penandaan
c. Mendokumentasikan prosedur Check in,
Sign in, Time out, Sign out dan check out
yang sesuai pada daftar tilik keselamatan
operasi
1. Instalasi kamar bedah.
UNIT 2. Instalasi rawat inap.
TERKAIT 3. Instalasi rawat jalan.
4. Instalasi Gawat Darurat.
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
TIME OUT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
TIME OUT
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEBERSIHAN TANGAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEBERSIHAN TANGAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
5 (LIMA) MOMENT CUCI TANGAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
5 (LIMA) LANGKAH (MOMENT) CUCI TANGAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
5 (LIMA) LANGKAH (MOMENT) CUCI TANGAN
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN
BERBAHAN DASAR ALKOHOL (HANDRUB)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN
BERBAHAN DASAR ALKOHOL (HANDRUB)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR
(HANDWASH)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR
(HANDWASH)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
KEBERSIHAN TANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANTISEPTIK BERBASIS
ALKOHOL (HANDRUB)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/05.0
6/25/I/2017 - 1
Ditetapkan/Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Handrub :
Adalah suatu prosedur tindakan membersihkan
tangan tanpa menggunakan asesoris (cincin,
PENGERTIAN
gelang, dan jam tangan) dengan menggunakan
antiseptik berbasis alkohol waktu 20-30 detik,
setiap langkah 3 hitungan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk :
1. Memahami pentingnya kebersihan tangan
TUJUAN
2. Memahami pelaksanaan kebersihan tangan
yang baik dan benar
3. Memeahami cara/ langkah cuci tangan
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
1. Tuangkan larutan antiseptik bebasis alkohol
pada kedua telapak tangan sebanyak 3-5 cc
Prosedur cuci tangan paling sedikit
dilakukan dalam 20-30 detik
2. Ratakan antiseptik dengan memutar kedua
telapak tangan saling berlawanan arah
3. Gosok punggung tangan kanan dengan
telapak tangan kiri dengan jemari saling
menjalin dan sebaliknya
PROSEDUR
4. Gosok kedua telapak tangan dengan jemari
saling menyilang
5. Gosok punggung jemari dengan telapak
tangan dengan posisi saling mengunci
6. Genggam ibu jari kiri dengan tangan kanan
kemudian gosok dengan cara memutar dan
lakukan sebaliknya
7. Gosokkan memutar ujung jemari tangan kiri
pada telapak tangan kanan dan sebaliknya
UNIT Seluruh pegawai RSUD Pantura M.A. Sentot
TERKAIT Patrol
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN DENGAN CAIRAN ANTISEPTIK
(HANDRUB)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN DENGAN CAIRAN ANTISEPTIK
(HANDRUB)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN DENGAN
SABUN/CAIRAN/LARUTAN ANTISEPTIK DAN
AIR MENGALIR (HANDWASH)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/05.0
8/27/I/2017 - 1/2
Ditetapkan/Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
Kebersihan Tangan adalah proses pembersihan
kotoran dan mikroorganisme pada tangan yang
di dapat melalui kontak dengan pasien, petugas
PENGERTIAN kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora
transien) dengan menggunakan
sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan handrub berbasis alkohol.
1. Meminimalkan atau menghilangkan
mikroorganisme.
2. Mencegah transmisi mikroorganisme dari
petugas ke pasien dari pasien ke petugas,
TUJUAN dari pasien ke pasien serta lingkungan sekitar
pasien.
3. Tindakan utama untuk pencegahan dan
pengen dengan area sekitar pasien
pengendalian infeksi.
Keputusan Direktur RSUD Pantura M.A. Sentot
Patrol No: 440/1072 a – RSUDPMAS/2016tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan Dan Keselamatan Pasien Pada
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
1. Buka perhiasan yang digunakan, basahi
tangan dengan air mengalir
2. Tuangkan sabun ke telapak tangan 3 – 5 cc
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela-sela jari jari tangan
kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
PROSEDUR 6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling
mengunci dan saling digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar
dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
8. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar
ujung jari-jari kanan dan sebaliknya
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN DENGAN
SABUN/CAIRAN/LARUTAN ANTISEPTIK DAN
AIR MENGALIR (HANDWASH)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SPO/SKP/05.0
8/27/I/2017 - 2/2
Ditetapkan/Disahkan oleh :
DIREKTUR RSUD PANTURA M.A.
Tanggal Terbit : SENTOT PATROL
SPO
03-01-2017
Dr. KURNIAWAN
NIP. 19750830 200501 1 005
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan kedua tangan dengan tissue sekali
pakai
PROSEDUR 11. Gunakan bekas tissue tersebut untuk menutup
kran air
12. Sekarang tangan sudah aman. Prosedur
dilakukan 40–60 detik.
UNIT Seluruh pegawai RSUD Pantura M.A. Sentot
TERKAIT Patrol
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN BEDAH
(SURGICAL HANDWASH)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
CUCI TANGAN BEDAH
(SURGICAL HANDWASH)
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN
RESIKO JATUH
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN
RESIKO JATUH
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
ASSESSMENT RESIKO PASIEN JATUH
UNIT 1. IGD
TERKAIT 2. INSTALASI RAWAT INAP
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
ASSESSMENT PASIEN JATUH
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
ASSESSMENT RESIKO PASIEN JATUH
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
MONITORING DAN EVALUASI
RISIKO PASIEN JATUH
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PROSEDUR PELAPORAN HASIL KRITIS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”
PROSEDUR PELAPORAN HASIL KRITIS
POKJA SKP
RSMM INDRAMAYU “MARI MENUJU SEHAT”