Professional Documents
Culture Documents
59
Mencari nilai Xg
Mencari nilai h2s dan ΔH
Menghitung WTi, WT, WTo
Menghitung nilai Wisentropik (MW)
Menghitung nilai Waktual (MW)
Menghitung efisiensi Turbin
Tabel 4.1 Data operasi turbin uap ansaldo tanggal 9 April 2016 di PLTP
Dieng
Tabel 4.2 Data operasi turbin uap ansaldo tanggal 14 Agustus 2017 di PLTP
Dieng
60
2017 12.00 43.95 326 326000 8.72 173 0.0894 41.37
14.00 43.94 332 332000 8.89 174 0.0948 42.61
16.00 43.73 326 326000 8.73 173 0.0939 41.94
18.00 43.98 327 327000 8.77 173 0.0927 41.91
20.00 43.84 322 322000 8.71 173 0.0894 40.90
22.00 43.99 328 328000 8.70 173 0.0889 41.10
24.00 44.66 325 325000 8.83 173 0.0900 41.12
02.00 43.67 326 326000 8.68 173 0.0879 40.99
04.00 44.06 329 329000 8.75 173 0.0885 40.98
06.00 44.18 329 329000 8.72 173 0.0882 40.86
61
Dengan menggunakan aplikasi SteamProperty maka dapat ditentukan
enthalpi dan entropi masuk turbin pada tekanan 0.0940 bar.
Dari kondisi uap tersebut dapat diketahui fraksi keluaran pada turbin
dengan menggunakan rumus:
Sg=Sf + Xg.Sfg
Sehingga fraksi uap dan cair dapat dihitung:
Sg - Sf
Xg =
S fg
6,6297 - 0,633
Xg = = 0,79557 = 79,557% (Kualitas Uap)
8,1703 - 0,633
Xf = 1 – 0,79557
= 0.2085721= 20,85%
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah
79,57% atau fluida yang keluar dari turbin 79,557% uap dan 20,85% cair.
Bagian yang cair ini tidak perlu diembunkan, tetapi 79,557% uap ini yang
harus dibuang kalornya supaya fasenya berubah menjadi cair.
∆H = H1 – H2
= 2772,1 – 2092, 11
62
= 679, 99 kJ/kg
63
= 90,277 kg/s
WT actual (kerja generator) = 43,93 MW
WT isentropic (kerja turbin) = 61388 kJ/s = 61, 388 MW
𝑊 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
𝜂 Turbin = 𝑊 𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑐 × 100%
43,93
= × 100%= 71, 56125%
61,388
64
22-00 8.7 0.0889 2771.7 6.6329 182.27 0.619 2579.8 8.1903
24-00 8.83 0.09 2772.3 6.6278 183.26 0.622 2580.3 8.1859
02-00 8.68 0.0879 2771.6 6.6337 181.36 0.616 2579.4 8.1942
04-00 8.75 0.0885 2771.9 6.6309 181.91 0.618 2579.7 8.1918
06-00 8.72 0.0882 2771.8 6.6321 181.64 0.617 2579.6 8.193
65
4.4 Pembahasan
Berdasarkan dari data hasil analisis perhitungan effisiensi turbin maka
dapat diketahui kinerja dari sistem turbin ansaldo yang diamati Pada tabel
4.7 kita dapat mengetahui efisiensi turbin tiap waktunya berubah tetapi tidak
terlalu besar. Ini semua diakibatkan karena adanya jadwal perawatan yang
rutin dilakukan sehinggakinerja turbin menjadi baik jika dibandingkan
dengan data commissioning yang sudah ada.
Dari hasil perhitungan tabel 4.7 tampak bahwa efisiensi turbin pada
tanggal 14 Agustus dengan menggunakan 7 stage lebih besar dari pada pada
tanggal 9 April 2016 yang menggunakan 6 stage, ini dikarenakan flow pada
tanggal 14 Agustus 2017 lebih besar dan relatif konstan. Perubahan ini
bergantung pada konsumsi uap yang akan dibutuhkan untuk memutarkan
turbin. Selain itu daya yang dibangkitkan (load) pada generator juga
mempengaruhi efisiensi dari turbin.
Grafik dibawah ini merupakan grafik perbandingan antara effisiensi turbin
7 tingkat dengan 6 tingkat.
68
66
64
6 Stage
62
60 7 Stage
58
56
Waktu
66
efisiensinya. Jika dibandingkan effisiensi pada 6 stage dan 7 stage, nilai
effisiensi dan daya yang dibangkitkan jauh lebih besar. Penurunan effisiensi
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah perbedaan tingkat
sudu pada turbin yang dalam hal ini adalah penggerak mula generator.
Ketika turbin menggunakan 6 tingkat sudu, konsumsi uap yang dibutuhkan
turbin lebih besar dari pada menggunakan 7 tingkat sudu turbin. Konsumsi
uap tersebut merupakan jumlah laju massa uap yang dibutuhkan turbin
untuk membangkitkan 1 MW daya keluaran generator. Oleh sebab itu,
turbin membutuhkan energi uap yang lebih banyak ketika mengalami
perubahan tingkat sudu dalam menyuplai energi berupa putaran untuk
memutar rotor generator. Berdasarkan tabel 4.7, nilai rata-rata konsumsi uap
turbin tersebut adalah:
1. 9 April 2016 = 63.03406%
2. 14 Agustus 2017 = 70.8703%
Berdasarkan tabel 4.7 Data Perhitungan Effisiensi Turbin dapat kita lihat
bahwa laju alir/flowrate uap masuk turbin sebesar 325 t/h diperoleh laju alir
uap keluar turbin sebesar 258.560749 t/h dan laju alir/flowrate kondensat
keluar turbin sebanyak 66.43925122 t/h. Hal ini disebabkan karena adanya
penurunan tekanan pada turbin, sehingga keluaran turbin terbagi menjadi
dua yaitu uap dan kondensat. Jadi semakin turun tekanan pada turbin maka
akan semakin turun pula laju alir uap keluar turbin secara otomatis
menjadikan laju alir cair akan meningkat.
67
Selain itu karena faktor internal sendiri yang dimana berkaitan dengan
temperatur, tekanan dan flowrate di PLTP Geo Dipa Dieng yaitu 8 sumur
produksi yang beroprasi HCE-28A, HCE-28B, HCE-31, HCE-9A, HCE-9B,
HCE-7A, HCE-7B dan HCE-7C. Dan pada saat ini hanya ada 5 sumur
injeksi saja yang beroprasi yaitu HCE-28A, HCE-9A, HCE-7A, HCE-7B
dan HCE-7C maka dari itu daya yang dihasilkan sekarang kurang maksimal
hanya 40MW dari 60MW dan menyebabkan efisiensinya menurun.
68