You are on page 1of 14

MODUL PRAKTIK KLINIK

KETRAMPILAN DASAR
KEBIDANAN

2015

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA


KETERAMPILAN KLINIK
INJEKSI
I. DISKRIPSI MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan dilakukan
oleh peserta ketika melakukan pemasangan infus.
Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik dengan
benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini ditujukan untuk:
 Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang
benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan
 Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)
Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membehas terlebih
dahulu seluruh langkah klinik melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan
menggunakan video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan
mendapatkan kesempatan menyaksikan pertolongan persalinan sungsang dengan
menggunakan model anatomik.

Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan setiap


peserta untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui
apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah
dan membantu dalam berkomunikasi antara mahsiswa dan pembimbing
(memberikan umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini, adalah
penting bagi mahasiswa dan pembimbing untuk bersama-sama bekerja dalam
satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum mahasiswa melakukan langkah klinik
pertama-tama pembimbing atau salah satu mahasiswa harus mengulangi kembali
secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan dilakukan dan membahas hasil
yang diharapkan. Sebagai tambahan segera setelah langkah klinik selesai,
pembimbing akan membahasnya kembali dengan mahasiswa. Tujuan
pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai
kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki
(pengetahuan, sikap, ketrampilan) pada pertemuan berikutnya.

Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan


ketrampilan klinik, oleh karena itu penilaian harus dilakukan secara hati-hati dan
seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan dinilai oleh
pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut :

0 Tidak dilakukan : langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa


1 Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan
atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang
dihilangkan
2 Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan urutannya, tetapi kurang tepat dan atau
pembimbing perlu mengingatkan peserta tentang hal-
hal kecil yang tidak terlalu penting
3 Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai
dengan urutannya dan tepat tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan
Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah
banyak dan dalam waktu yang lama . Dengan menggunakan infuse set.
Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit .
3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui
mulut

Indikasi 1. Pasien dengan dehidrasi


2. Pasien sebelum transfuse darah
3. Pasien pra dan pasca bedah , sesuai dengan program pengobatanya
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum meluli mulut
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara
infuse
6. Pasien dengan intoksikasi berat

Kontra 1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat , sesuia dengan program
Indikasi pengobaatan
2. Bila terjadi Haematoma , Bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan
jarum , maka infuse harus di hentikan dan di pindahkan pemasangannya ke
bagian tubuh .
3. Perhatikan reaksi pasien selam 15 menit pertama . Bila timbul reaksi alergi (
misalya : menggigil , urticuria atau shock) maka infuse segera diperlambat
tetesanya , jiks perlu dihentikan , kemudian segera dilaporakan kepada
penaanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan .
4. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya
5. Cara pemasangan infuse harus disesuaikan dengan perangkat infuse yang
digunakan
KETERAMPILAN KLINIK
PEMASANGAN INFUS
I. DISKRIPSI MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan dilakukan
oleh peserta ketika melakukan pemasangan infus.
Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik dengan
benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini ditujukan untuk:
 Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang
benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan
 Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)
Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membehas terlebih
dahulu seluruh langkah klinik melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan
menggunakan video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan
mendapatkan kesempatan menyaksikan pertolongan persalinan sungsang dengan
menggunakan model anatomik.

Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan setiap


peserta untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui
apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah
dan membantu dalam berkomunikasi antara mahsiswa dan pembimbing
(memberikan umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini, adalah
penting bagi mahasiswa dan pembimbing untuk bersama-sama bekerja dalam
satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum mahasiswa melakukan langkah klinik
pertama-tama pembimbing atau salah satu mahasiswa harus mengulangi kembali
secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan dilakukan dan membahas hasil
yang diharapkan. Sebagai tambahan segera setelah langkah klinik selesai,
pembimbing akan membahasnya kembali dengan mahasiswa. Tujuan
pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai
kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki
(pengetahuan, sikap, ketrampilan) pada pertemuan berikutnya.

Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan


ketrampilan klinik, oleh karena itu penilaian harus dilakukan secara hati-hati dan
seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan dinilai oleh
pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut :

0 Tidak dilakukan : langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa


1 Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan
atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang
dihilangkan
2 Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan urutannya, tetapi kurang tepat dan atau
pembimbing perlu mengingatkan peserta tentang hal-
hal kecil yang tidak terlalu penting
3 Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai
dengan urutannya dan tepat tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan
Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah
banyak dan dalam waktu yang lama . Dengan menggunakan infuse set.
Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit .
3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui
mulut

Indikasi 1. Pasien dengan dehidrasi


2. Pasien sebelum transfuse darah
3. Pasien pra dan pasca bedah , sesuai dengan program pengobatanya
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum meluli mulut
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara
infuse
6. Pasien dengan intoksikasi berat

Kontra 1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat , sesuia dengan program
Indikasi pengobaatan
2. Bila terjadi Haematoma , Bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan
jarum , maka infuse harus di hentikan dan di pindahkan pemasangannya ke
bagian tubuh .
3. Perhatikan reaksi pasien selam 15 menit pertama . Bila timbul reaksi alergi (
misalya : menggigil , urticuria atau shock) maka infuse segera diperlambat
tetesanya , jiks perlu dihentikan , kemudian segera dilaporakan kepada
penaanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan .
4. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya
5. Cara pemasangan infuse harus disesuaikan dengan perangkat infuse yang
digunakan
RESIKO • Perdarahan
PEMASANGAN • Infiltrasi (dimana cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar
INFUS : pembuluh darah
• Infeksi
• Overdose (karena respon obat i.v. lebih cepat)
• Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur

D. PEDOMAN 1. Gunakan vena distal terlebih dahulu


PEMILIHAN 2. Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin
VENA : 3. Pilih vena diatas area fleksi
4. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah
yang adekuat kedalam kateter
5. Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang
lunak, penuh.
6. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien
7. Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur
yang
direncanakan

HINDARI TIPE-TIPE VENA :


1. Vena yang telah digunakan sebelumnya
2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
3. Vena yang keras dan sklerotik
4. Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
5. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
6. Vena yang dekat area terinfeksi
7. Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah
laboratorium

ANATOMI
TEMPAT
PEMASANGAN
INFUS :
Persiapan 1. Alat
a) Baki yang dialasi
b) Perlak dan pengalasnya
c) Handuk kecil
d) Bengkok
e) Tiang Infus
f) Sarung Tangan
g) Torniquet
h) Kapas Alkohol
i) Cairan Infus
j) Infus Set
k) Abbocath
l) Plester
m) Kassa steril
n) Gunting Plester
o) Jam Tangan
p) Lembar Kerja
q) Waskom berisi Larutan Chlorin 0,5%
2. Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang hal – hal yang akan dilakukan jika keadaan
memungkinkan
b) Pakain pasien pada daerah yang akan dipasang infuse harus dibuaka

Prosedur 1. Beri penjelasan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
Tindakan 2. Siapkan peralatan kedekat pasien
3. Pasang sampiran atau penutup tirai
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Pakia sarung tangan
7. Gantungkan flabot pada tiang infuse
8. Buka kemasan steril infuse set
9. Atur klem rol sekitar 2 – 4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada
saluran infuse
10. Tusukkan pipa saluran infuse ke daalm botol cairan dan tabung tetesan diisi
setangah denagan cara memencet tabung tetesan
11. Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infuse lalu
tutup kembali klem
12. Cari dan pilih vena yang akan di pasang infuse
13. Letakkan tourniquet 10 – 12 cm diatas tempat yang akan ditusuk
14. Desinfeksi dengan kapas alcohol 70 % secara sirkular
15. Tussukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang menghadap keatas
16. Dorong pelan – pelan abbocath masuk ke dalam vena sambil menarik pelan – pelan
jarum abbocath hingga semua plastic abbocath masuk semua ke dalam vena
17. Sambungkan segera abbocath dengan selang infuse
18. Lepaskan tourniquet dan longgarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan
19. Bila tetesan sudah lancar , pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
20. Atur tetesan sesuai kebutuhan
21. Tutup tempat jarum dengan kassa steril
22. Atur letak anggota badan yang dipasang infuse agar tidak gerak dan agar jarum
infuse tidak bergeser
23. Bereskan alat dan rapikan pasien
24. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih
25. Dokumentasi tindakan
DAFTAR Dep Kes RI .1985 . Keterampilan dasar praktek klinik kebidanan .t.k.:t.p
Kusmiyati , yuni .2007 . Ketrampilan dasar paktek klinik kebidanan . Yogyakarta
PUSTAKA
: Fitramaya

You might also like