You are on page 1of 15

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN TEKS TANTANGAN DENGAN TEKS

EKSPOSISI PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP

MUHAMMADIYAH 2 GADINGREJO

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

JURNAL

Oleh

Denny Kusuma
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG (STKIP MPL)

TAHUN 2018

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Jurnal :KEMAMPUAN MENJELASKAN KESESUAIAN

NILAI-NILAI EKSTRINSIK DALAM

HIKAYAT DENGAN KEHIDUPAN SAAT INI

SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMK

YASMIDA AMBARAWA TAHUN PELAJARAN

2017-2018

Nama Mahasiswa : Yuni Anavika

Nomor Pokok Mahasiswa : 14040039

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

MENGETAHUI
Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Dra. Lisdwiana Kurniati, M. Pd.

NIP 196304241989032001
ABSTRACT

ABILITY TO EXPLAIN THE FALSE OF EXTRINSIC VALUES IN HIKAYAT

WITH THE LIFE OF LIFE STUDENTS

CLASS X SEMESTER ODD SMK YASMIDA

AMBARAWA LESSON YEAR 2017-2018

By

YUNI ANAVIKA

Literary learning is the result of the creation of a writer born of a culture in society.

One form of literary works that are the result of the wealth of society that is saga.

Reading and understanding the contents of the saga will be useful for students, among

others, can understand the lives of past communities, their views of life, beliefs,

traditions and cultural ancestors that developed to date. From the results of research

that researchers do on students class X TKJ 2 Odd Semester SMK Yasmida

Ambarawa, categorized less for that, need further investigation. The formulation of

the problem in this study: "How is the ability to explain the appropriateness of

extrinsic values in the saga with the current life, on the students of class X of Odd

Semester Yasmida Ambarawa Lesson Year 2017-2018?". This study aims to determine

the ability to explain the appropriateness of extrinsic values in the story with the

current life of the class X students of SMK Yasmida Ambarawa Lesson Year 2017-

2018. The method used in this research is descriptive method, which is a method that

describes the facts that exist then continued with how to analyze. With this method,

the saga used as the object of research is analyzed and described in accordance with
the research objectives. The population in this study were the students of X class of

odd semester of SMK Yasmida Ambarawa Lesson Year 2017-2018, which amounted

to 131 students divided into 4 classes. Sample determination of this research is by

cluster random sampling technique or taking one class at random. Obtained class X

TKJ 2 as a sample of research with the number of 32 students. To obtain data of

learning result through written test that is test explain the appropriateness of extrinsic

values in saga with life at this time, then data analyzed by scoring that is by using

formula of N = x / y × weight. Based on the results of data analysis research that

researchers have been able to researchers conclude that the average ability of students

of class X TKJ 2 Odd Semester SMK Yasmida Ambarawa Lesson Year 2017-2018 in

explaining the appropriateness of extrinsic values in the saga with life currently

included in the category less with an average score of 50.41.

Keywords: Ability, extrinsic values, saga.

1. PENDAHULUAN permasalahan yang melingkupi


Secara umum sastra merupakan kehidupan manusia.
karya fiksi yang merupakan hasil Untuk dapat mengapresiasi
kreasi berdasarkan luapan emosi yang karya sastra dengan baik pada diri
spontan yang mampu mengungkapkan peserta didik tentunya harus ada rasa
aspek-aspek estentik baik didasarkan cinta terhadap karya sastra. Rasa cinta
aspek kebahasaan maupun aspek itu dapat ditumbuhkan melalui
makna. Karya sastra sebagai bentuk pengenalan terhadap karya sastra di
dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, dalam pembelajaran di kelas yang
pada hakikatnya adalah suatu media berbentuk apresiasi terhadap karya
yang mendayagunakan bahasa untuk sastra. Dengan memahami suatu karya
mengungkapkan tentang kehidupan sastra tentunya dapat memperluas
manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya perasaan dan mengembangkan
sastra pada umumnya berisi tentang wawasan pengetahuan siswa terhadap
karya sastra, hal ini karena di dalam maupun tulis. Pengajaran sastra
karya sastra terdapat pengalaman bertujuan untuk meningkatkan
hidup tokoh-tokoh yang imajinatif apresiasi sastra siswa. Apresiasi
yang dapat dijadikan teladan bagi berhubungan dengan membaca,
kehidupan siswa. menyenangi dan menghargai karya
sastra. Pengajaran karya sastra harus
Karya sastra dibedakan atas terintegrasi dengan pengajaran bahasa.
puisi, drama dan prosa. Prosa Pengajaran sastra juga untuk
merupakan sejenis karya sastra yang mengembangkan kemampuan
bersifat paparan, sering juga disebut berbahasa siswa. Pentingnya
karangan bebas karena tidak diikat pengajaran sastra di sekolah agar
oleh aturan-aturan khusus misalnya peserta didik diharapkan tidak hanya
ritme, seperti halnya dalam puisi. memiliki pengetahuan tentang sastra
Ragam prosa terdiri dari dua macam, ataupun peserta didik dapat menjadi
yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa pujangga atau sastrawan, tetapi
lama cenderung bersifat statis, sesuai pengajaran sastra di sekolah bertujuan
dengan masyarakat lama yang memberikan dasar pokok tentang
mengalami perubahan secara lambat. sastra agar siswa dapat mencintai dan
Sebaliknya prosa baru bersifat dinamis dapat menghargai sebuah karya sastra
yang senantiasa berubah sesuai dengan sesuai dengan kaidah-kaidah
perkembangan masyarakatnya. Yang kesusastraan yang telah mereka
termasuk prosa lama seperti hikayat, dapatkan.
dongeng, mite atau mitos, legenda dan Salah satu karya sastra lama
fabel. Sedangkan prosa baru seperti prosa yang perlu diajarkan adalah
cerita pendek, roman dan novel. hikayat. Hikayat adalah salah satu
Kedua jenis sastra yang bentuk prosa lama, hikayat merupakan
berbentuk prosa di atas baik prosa karya sastra melayu klasik berbentuk
lama maupun prosa baru perlu prosa yang berisi cerita, undang-
diajarkan pada siswa terutama siswa undang, keagamaan, sejarah,
kelas X TKJ hal ini seperti yang tertera kepahlawanan geografi maupun
dalam kurikulum K13 dengan gabungan dari sifat-sifat tersebut.
kompetensi dasar mengidentifikasi Selain sebagai pelipur lara (hiburan),
nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat juga dapat dijadikan
cerita rakyat (hikayat) baik lisan pembangkit semangat juang. Hikayat
disebarkan secara lisan dari mulut ke sesuatu, dapat, berada, kaya". Menurut
mulut. Di dalam hikayat terdapat Stephen P.Robin (dalam Indra Sakti,
unsur-unsur yang membangunnya 2011: 69), Kemampuan adalah
diantaranya unsur ekstrinsik yaitu kapasitas seorang individu untuk
unsur yang berada diluar karya sastra mengerjakan berbagai tugas dalam
itu, tetapi secara tidak langsung ikut suatu pekerjaan.
mempengaruhi kehadiran karya sastra Berdasarkan beberapa
tersebut. Unsur ekstrinsik meliput nilai pengertian di atas dapat disimpulkan
religi yaitu ha-hal yang bisa dijadikan bahwa kemampuan merupakan
pelajaran yang terkandung didalam kesanggupan, dalam melakukan
hikayat yang berkaitan dengan ajaran sesuatu untuk melakukan berbagai
agama, nilai budaya adalah nilai-nilai tugas dalam suatu pekerjaan.
yang berkenaan dengan nilai-nilai,
tradisi, adat istiadat, kebiasaan yang Pengertian Hikayat
berlaku, nilai sosial adalah nilai yang
Dalam Kamus Besar Bahasa
bisa dipetik dari interaksi-interaksi
Indonesia (2010: 321) Hikayat adalah
tokoh-tokoh yang ada di dalam hikayat
”cerita kuno, kisah, roman, prosa”.
dengan tokoh lain, lingkungan dan
Hikayat berisi cerita, undang-undang
masyarakat sekitar tokoh, nilai moral
dan silsilah bersifat rekaan,
yaitu hubungan yang menyangkut
keagamaan, historis biografi atau
masalah baik buruk, sopan santun, dan
gabungan sifat-sifat itu, biasanya
etika antar manusia, nilai pendidikan
dibaca untuk pelipur lara, pembangkit
yaitu nilai yang berhubungan dengan
semangat jiwa. Menurut Ali (dalam
ajaran yang dapat diambil dalam
Baried dkk, 1985: 8), hikayat adalah
sebuah cerita.
“cerita lama atau kuno dapat
dibuktikan bahwa di dalam sastra
Indonesia (modern) tidak dipakai lagi
judul hikayat, meskipun karangan itu
banyak mengandung khayalan”.
Pengertian Kemampuan
Dalam buku Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa kelas X , (2017: 107), Hikayat adalah
Indonesia (2010: 558), ”kemampuan cerita melayu klasik yang menonjolkan
adalah kuasa, sanggup melakukan
unsur penceritaan berciri kemustahilan disajikan dengan bahasa Melayu.
dan kesaktian tokoh-tokohnya. Tokoh-tokoh dalam hikayat biasanya
Menurut Hooykas (dalam adalah tokoh ternama, seperti para
Baried dkk, 1985: 4) hikayat adalah pemimpin kerajaan atau yang memiliki
“jenis sastra yang menggunakan kesaktian luar biasa sehingga berperan
bahasa melayu sebagai wahananya”, sebagai tokoh utama di dalam cerita
Pengertian hikayat dari beberapa tersebut.
kamus adalah (a) karangan yang
kadarnya cerita, bukan peristiwa yang
Ciri-ciri Hikayat
benar-benar terjadi atau hasil rekaan,
Dalam buku Bahasa Indonesia
(b) cerita itu cerita yang sudah kuno
kelas X, (2017: 119) ciri-ciri hikayat
atau cerita lama, pengertian yang
yaitu:
dikemukakan oleh kamus-kamus itu
Kemustahilan (berarti hal yang
pada umumnya menyangkut bidang isi,
mengenai bentuk semuanya sependapat tidak logis atau tidak bisa
bahwa bentuk hikayat itu prosa. Dan
dinalar).
pada hakikatnya bahasa melayu juga
Kesaktian (kesaktian para tokoh
meminjam kata arab lain yang artinya
hampir sama dengan hikayat. yang ada dalam cerita hikayat).
Dalam buku Khazanah Sastra
Anonim (tidak diketahui secara
Melayu Klasik (2008: 57) “secara
jelas nama pencerita atau
etimologis istilah hikayat berasal dari
bahasa arab yakni Haka, yang berarti pengarang) hal tersebut
menceritakan atau bercerita”. Hikayat
disebabkan karena cerita
sebagai istilah sastra untuk pertama
disampaikan secara lisan.
kalinya ditemukan dalam sebuah karya
yang ditulis oleh Abu Al-Mutakhir al- Bahkan dahulu rakyat
azdi, yang berjudul hikayat Abi Al-
mempercayai bahwa cerita
Qasim Al-Bagdadi.
yang disampaikan adalah nyata
Berdasarkan pengertian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa yang dan tidak ada yang sengaja
dimaksud dengan hikayat adalah salah
mengarang.
satu jenis prosa lama berbentuk cerita
yang mengisahkan para tokohnya dan
Istana sentries ( bertema dan adalah "terkandung di dalamnya
(tentang kadar logam mulia dalam
berlatar kerajaan) selain itu,
mata uang, harkat seseorang atau
latar tempat dalam cerita
suatu peristiwa)".
tersebut adalah negeri yang "Unsur intrinsik adalah unsur
dalam yang membangun karya
dipimpin oleh raja serta istana
sastra itu sendiri, unsur-unsur
dalam suatu kerajaan
inilah yang menyebabkan karya
Adapun ciri-ciri hikayat yaitu : sastra hadir sebagai karya sastra,
unsur-unsur yang secara faktual
Bersifat pralogis maksudnya
akan dijumpai jika seseorang
mempunyai logika sendiri yang
membaca sebuah karya sastra".
tidak sama dengan logika Unsur tersebut meliputi tema, alur,
setting, penokohan, sudut
umum, ada juga yang
pandang, gaya bahasa, amanat.
menyebutkan fantastis.

Menggunakan banyak bahasa b. Unsur Ekstrinsik


Dalam Kamus Besar Bahasa
(klise) kiasan misalnya Hatta,
Indonesia (2010: 213) Ekstrinsik
Syadan, Dahibul Hidayat,
adalah "berasal dari luar (tentang
menurut empunya cerita. nilai mata uang, sifat manusia,
atau nilai suatu peristiwa). Bukan
Bersifat statis tetap (tetap tidak
merupakan bagian yang tidak
banyak perubahan).
terpisahkan dari sesuatu, tidak
termasuk intinya".
Unsur ekstrinsik adalah segala
Unsur-unsur Hikayat
macam unsur yang berada di luar
Dalam karya sastra prosa lama
suatu karya sastra yang ikut
seperti hikayat ada dua unsur yang
mempengaruhi kehadiran karya
membangun karya sastra tersebut yaitu
sastra tersebut, unsur-unsur
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
tersebut meliputi nilai religi, nilai
a. Unsur Intrinsik
sosial, nilai budaya, nilai moral
Dalam Kamus Besar Bahasa
dan nilai pendidikan.
Indonesia (2010: 367) intrinsik
Nilai-nilai ekstrinsik dalam sastra lahir tidak dalam

hikayat kekosongan sejarah. Sastra

Nilai-nilai ekstrinsik diciptakan berdasarkan situasi


merupakan unsur yang membangun
dan kondisi sosial budaya.
cerita di luar sastra. Adapun unsur-
Sastra tidak akan terasing dari
unsur ekstrinsik sebagai berikut:
Nilai Sosial masyarakat karena sastra akan

Nilai sosial adalah nilai-nilai yang mengungkapkan nilai-nilai

berkenaan dengan kehidupan kemanusiaan di tengah-tengah

masyarakat. Nilai sosial adalah kehidupan masyarakat.

nilai yang dianut oleh suatu Nilai moral

masyarakat, mengenai apa yang Dalam Kamus Besar Bahasa

dianggap baik dan apa yang Indonesia (2010: 582) moral

dianggap buruk oleh adalah "ajaran baik buruk

masyarakat. perbuatan dan kelakuan,

Nilai Budaya akhlak, kewajiban dan

Dalam Kamus Besar Bahasa sebagainya". nilai moral adalah

Indonesia (2010: 138) budaya nilai-nilai yang menyangkut

adalah "pikiran, akal budi, adat masalah baik buruk, sopan

istiadat". Semua karya sastra santun, etika antar manusia

atau karya seni memiliki serta nilai-nilai mengenai

keindahan apabila terdapat ajaran baik buruknya yang

keutuhan antara bentuk dan isi diterima secara umum

serta keseimbangan dan mengenai perbuatan, sikap,

keserasian penampilan dari budi pekerti dan kejiwaan.

karya seni yang lain. Karya Nilai moral positif dapat


dipakai sebagai contoh dan Nilai pendidikan adalah, nilai yang

teladan dalam kehidupan berupa norma, kaidah yang

manusia sehari-hari. Sedangkan mengatur perbuatan, sikap,

nilai moral yang negatif, dapat perilaku yang dilakukan

dipakai sebagai perbandingan seseorang kearah yang lebih

dalam berperilaku, moral dalam baik. Misalkan saja seseorang

hal ini diartikan dengan suatu yang tadinya jahat bisa berubah

norma, suatu konsep tentang menjadi lebih baik setelah

kehidupan yang dijunjung mengetahui norma-norma

tinggi oleh masyarakat. dalam kehidupan, dalam nilai-

Nilai Religi nilai pendidikan juga biasanya

Nilai religi adalah aturan-aturan mampu mengarahkan dan

yang terkait antara manusia mendidik para pembaca sastra

dengan Tuhan, memiliki riak karena nilai-nilai kebenarannya

getaran pribadi, kesalehan, dan kebaikan yang terkandung

totalitas yang menjadi pedoman didalamnya.

hidup keagamaan. Nilai religi


2. METODE PENELITIAN
adalah hal-hal yang bisa
Penelitian ini hanya terdiri dari
dijadikan pelajaran yang
satu variabel yaitu kemampuan
terkandung di dalam hikayat menjelaskan kesesuaian nilai-nilai
ekstrinsik dalam hikayat dengan
yang berkaitan dengan ajaran
kehidupan saat ini siswa kelas X TKJ
agama. Agama berasal dari
semester ganjil SMK Yasmida
bahasa latin lagere yang berarti Ambarawa Tahun Pelajaran 2017-
2018. Maka dapat disimpulkan bahwa
terikat atau tersambungkan.
menjelaskan kesesuaian nilai-nilai
Nilai Pendidikan
ekstrinsik dalam hikayat dengan
kehidupan saat ini, adalah memahami kesesuaian nilai-nilai ekstrinsik
suatu karya sastra kemudian
dalam hikayat dengan
menjelaskan berdasarkan nilai-nilai
kehidupan saat ini siswa kelas
ekstrinsik yang dapat ditemukan di luar
karya sastra tersebut. Hal ini X TKJ 2 semester ganjil SMK
didasarkan pada pandangan bahwa
YASMIDA Ambarawa tahun
suatu karya sastra menciptakan
pelajaran 2017-2018 yaitu:
dunianya sendiri yang berada dari
dunia nyata.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah tes selesai, hasil tes
disajikan dan diberikan skor
berdasarkan kriteria penilaian yang
dikate
telah ditentukan. Selanjutnya nilai-nilai
gorikan kurang, karena
yang diperoleh siswa kemudian
dimasukkan ke dalam rumus yang jawaban siswa perindikatornya

dalam menjawab pertanyaan-


telah ditentukan yaitu:
pertanyaan tidak tepat dan
. kurang dikaitkan dengan
Dalam menjelaskan kesesuaian
kehidupan saat ini.X
nilai sosial dalam hikayat
Berdasarkan data hasil rekapitulasi
dengan kehidupan saat ini rata-
skor kemampuan menjelaskan
rata perindikator kemampuan
kesesuaian nilai ekstrinsik
siswa yaitu 43 dikategorikan
dalam hikayat dengan
kurang.
kehidupan saat ini (pada
Dengan memperhatikan jumlah
penyajian data) diperoleh 32
skor yang diperoleh maka dapat
sampel, terdapat 1 sampel (3%)
dihitung kemampuan rata-rata
yang dikategorikan baik, 3
dalam kemampuan menjesakan
sampel (9%) dikategorikan budaya dalam hikayat dengan

cukup, terdapat 17 sampel kehidupan saat ini rata-rata

(53%) yang dikategorikan mencapai 35 dikategorikan

kurang, dan terdapat 11 sampel gagal, dari segi kemampuan

(34%) yang dikategorikan menjelaskan kesesuaian nilai

gagal. moral dalam hikayat dengan

kehidupan saat ini rata-rata

Dari hasil yang peneliti lakukan mencapai 57 dikategorikan

dalam penelitian ini dapat kurang, dari segi kemampuan

diketahui juga bahwa menjelaskan kesesuaian nilai

kemampuan menjelaskan pendidikan dalam hikayat

kesesuaian nilai ekstrinsik dengan kehidupan saat ini rata-

dalam hikayat dengan rata mencapai 43 dikategorikan

kehidupan saat ini dari segi kurang.

kemampuan menjelaskan Dari hasil tes kemampuan

kesesuaian nilai religi dalam menjelaskan kesesuaian nilai-

hikayat dengan kehidupan saat nilai ekstrinsik dalam hikayat.

ini rata-rata mencapai 65 Hal ini berarti siswa kelas X

dikategorikan cukup, dari segi TKJ 2 Semester Ganjil SMK

kemampuan menjelaskan Yasmida Ambarawa Tahun

kesesuaian sosial dalam hikayat Pelajaran 2017-2018 belum

dengan kehidupan saat ini rata- dapat menjelaskan kesesuaian

rata mencapai 48 dikategorikan nilai-nilai ekstrinsik dalam

kurang, dari segi kemampuan hikayat dengan kehidupan saat

menjelaskan kesesuaian nilai ini.


Dengan rata-rata perindikator
4. KESIMPULAN
yaitu kemampuan menjelaskan
Berdasarkan hasil analisis yang
kesesuaian nilai religi dalam
peneliti lakukan dapat
hikayat dengan kehidupan saat
disimpulkan bahwa nilai akhir
ini: 63, kemampuan
kemampuan siswa dalam
menjelaskan kesesuaian nilai
menjelaskan kesesuaian nilai-
sosial dalam hikayat dengan
nilai ekstrinsik dalam hikayat
kehidupan saat ini: 47,
dengan kehidupan saat ini
kemampuan menjelaskan
didapat bahwa 32 sampel yang
kesesuaian nilai budaya dalam
peneliti ambil pada siswa kelas
hikayat dengan kehidupan saat
X TKJ 2 Semester Ganjil SMK
ini: 34, kemampuan
Yasmida Ambarawa Tahun
menjelaskan kesesuaian nilai
Pelajaran 2017-2018, terdapat
moral dalam hikayat dengan
1 siswa dikategorikan baik, 3
kehidupan saat ini: 55,
siswa dikategorikan cukup, 17
kemampuan menjelaskan
siswa dikategorikan kurang dan
kesesuaian nilai pendidikan
11 siswa dikategorikan gagal.
dalam hikayat dengan
Selanjutnya kemampuan rata-
kehidupan saat ini: 43.X
rata siswa dalam menjelaskan

kesesuaian nilai-nilai ekstrinsik


5. DAFTAR PUSTAKA
dalam hikayat dengan
E. Kosasih. (2008). Khazanah Sastra
kehidupan saat ini adalah:
Melayu Klasik. Jakarta Timur:

Nobel Edumedia.

Indra Sakti. (2011).”Korelasi

Pengetahuan Alat Praktikum


Fisika Dengan Kemampuan

Psikomotorik Siswa Di SMA

Negeri q Kota Bengkulu”.

Jurnal Exacta IX (1). 67-76.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(2010). edisi baru. Jakarta: PT

Media Pustaka Phoenik.

St. Baroroh Baried, dkk. (1985).

Memahami Hikayat dalam

Sastra Indonesia. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Suherli, dkk. (2017). Bahasa

Indonesia Kelas X untuk

SMA, MA, SMK dan MAK.

Jakarta : Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

You might also like