Professional Documents
Culture Documents
CARA KERJA
A. Pembuatan Granul
Prosentase
%
300tab
No. Bahan Fungsi penggun
600mg/tab
aan % mg
1. Paracetamol Bahan aktif 83,3% 499,8 150g
2. Mg stearat Lubrikan 1 – 2% 1% 6 1,8g
3. Metyl paraben Pengawet 2 – 5% 3% 18 5,4g
4. PGA Pengikat 5 – 10% 5% 30 9g
5. Talkum Glidan 1 – 5% 2% 12 3,6g
6. Starch Disentegran 3 – 15% 3% 18 5,4g
7. Laktosa Pengisi 3% 18 5,4g
8. Air Cairan pembasah 9g x 1,5 13,5ml
Alat :
a. Mixing mechine
b. Tumbler
Cara pembuatan :
a. Metode : granulasi basah
b. Prosedur :
1. Menimbang semua jenis bahan
2. Mesukkan paracetamol 150g kedalam tumbler
3. Ditambah fase dalam (1/2 bagian) Mg stearat 900mg, Metyl paraben 2,7g,
starch 2,7g.
4. Ditambah PGA 9g, masukkan tumbler
5. Dimasukkan talkum 3,6g dan laktosa 5,4g
6. Semua bahan dicampur
7. Ditetesi dengan air 13,5ml, diayak sampai membentuk masa granul
8. Dioven atau dipanaskan selama kurang lebih 15menit
9. Diayak kering
10. Ditambah fase luar (setengah bagian sisa dari fase luar)
1
B. Evaluasi Granul
1. Bobot Jenis Benar
Bobot jenis benar suatu bahan padat adalah bobot jenis bahan tersebut
tanpa pori-pori. Bobot jenis benar ditentukan dengan piknometer dengan
menggunakan solven yang tidak melarutkan bahan (biasanya digunakan parafin cair,
hoksan, xylen).
Alat :
a. Piknometer 25cc
b. Neraca Analitik
Prosedur kerja :
a. Timbang piknometer 25cc kosong (W1 g)
b. Isi piknometer dengan solven dan bersihkan kelebihan pada ujungnya. Timbang
piknometer + solven (W11 g)
c. Hitung bobot solven (W11 g - W1 g) = W2 g
d. Tuang sebagian solven 2-3cc kedalam tabung bersih
e. Timbang teliti 1-1,5g bahan (W3 g)
f. Masukkan secara kuantitatif bahan tersebut kedalam piknometer yang berisi
solven sebagian
g. Tambahkan solven kedalam piknometer sampai tanda batas dan timbang (W4
g)
h. Hitung bobot jenis benar dengan rumus :
𝑊2 . 𝑊3
r=
(25(𝑊2+𝑊3− (𝑊4−𝑊1))
2
a. Tuangkan kedalam gelas ukur 100ml yang dimiringkan pada sudut 45o dengan
cepat (dapat melalui corong)
b. Tegakkan gelas ukur, ratakan permukaan bahan dan baca volumenya (V ml)
c. Hitung bobot jenis nyata dengan rumus :
𝑊
ρ= 𝑔/𝑚𝑙
𝑉
Kadar kemampatan :
𝑉𝑜 −𝑉500
%T= 100%
𝑉𝑜
%T = kadar kemampatan
Vo = volume sebelum pemampatan
V500 = volume setelah pemampatan
Jika % T < 20 atau V < 20 ml maka granul memiliki aliran yang baik
Persen Aliran
5 – 10 % Sangat baik
11 – 20 % Cukup baik
21 – 25 % Cukup
>26 % Buruk
3
c. Catat volume bahan dalam gelas ukur pada tiap interval 100 ketukan, sampai
tiga pengamatan yang berurutan menunjukkan volume yang tetap ( V 1 ml)
d. Hitung bobot jenis mampat dengan rumus :
𝑊
rt = 𝑔/𝑚𝑙
V1
5. Sudut Istirahat
Penentuan sudut istirahat dapat dilakukan bersamaan dengan penentuan
kecepatan alir.
Alat :
4
a. Corong standar
b. Penggaris / jangka sorong
Prosedur kerja :
a. Ukur tinggi timbunan bahan dibawah corong hasil penentuan kecepatan alir (h
cm)
b. Ukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan tersebut (r cm)
c. Hitung sudut istirahat dengan rumus :
ℎ
a = tan -1
𝑟
Alat :
a. Corong standar
b. Stopwatch
Prosedur Kerja :
a. Pasang corong pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah kebidang datar
b. Timbang teliti W g bahan
c. Tuang bahan tersebut kedalam corong sambil jalankan stopwatch
d. Catat waktu yang diperlukan mulai bahan mengalir sampai bahan dalam corong
habis
e. Hitung kecepatan alir dengan rumus :
𝑊
Kecepatan alir = g/detik
𝑡
5
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Pembuatan Granul
Praktikum yang kami lakukan terjadi kesalahan pada proses penimbangan,
dimana jumlahnya menjadi terlalu sedikit dan granul tidak memenuhi standar secara
keseluruhan, sehingga kami harus mengulang. Pada pembuatan granul yang kedua
juga tidak luput dari kesalahan karena kesalahan menejemen waktu granul yang
dihasilkan sedikit gosong.
B. Evaluasi Granul
1. Bobot Jenis
a. Bobot jenis benar = -
b. Bobot jenis mampat = -
c. Bobot jenis nyata =
Hasil =
1. Volume Sebelum dimampatkan (Vo)= 109
2. Volume sesudah dimampatkan (v500) = 92
3. Berat granul = 50g
𝑊
Maka : ρ= 𝑔/𝑚𝑙
𝑉
50
ρ= g/ml
109
ρ = 0,46
𝑉𝑜−𝑉500
%T = 𝑥 100%
𝑉𝑜
109−92
= 𝑥 100%
92
= 15,5 %
Kesimpulan :
Berdasarkan data tersebut dapat kami ketahui bahwa granul paracetamol
yang kami buat memiliki aliran yang cukup baik, dimana kemampatannya adalah
6
15,5%. Granul dikatakan aliranya sangat baik apabila kemampatannya 5 – 10 %,
cukup baik 11 – 20 %, cukup 21 – 25 %, dan buruk apabila hasilnya >26 %.
2. Distribusi Ukuran Granul Dan Fines
Hasil = -
3. Sudut Istirahat
Hasil =
1. Diameter = 9cm
2. Tinggi = 2.8cm
3. Jari- jari = 4.5cm
4. Waktu = 6.93
Maka sudut istirahatnya adalah :
ℎ
a = tan -1
𝑟
6.93
a = tan -1
4.5
a = tan -1 1,54
a = 57o
kesimpulan :
Berdasarkan praktikum tersebut diketahui bahwa granul yang kami buat tidak
memenuhi standar karena sudut istirahatnya 57o, ini tidak sesuai dengan
persyaratan dimana granul yang baik memeiliki sudut istirahat yang tidak lebih dari
30o.
5. Kecepatan Alir
Hasil =
a. Berat (w) = 50g
b. Waktu (t) = 6,93
Maka kecepatan alirnya adalah =
𝑊
Kecepatan alir = g/detik
𝑡
50
=
6,93
=7, 21
Kesimpulan :
7
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa granul paracetamol
tersebut memiliki kecepatan alir yang baik, karena memiliki kecepatan 7,2 g/detik,
granul dikatakan memiliki sifat alir yang baik apabila kecepatanya tidak melebihi
10 g/detik.
8
BAB V
PEMBAHASAN
9
gosong ketika di oven. Namun granul ini masih dapat kita gunakan sebagai evaluasi
granul paracetamol.
Setelah di oven kemudian granul di ayak kering kemudian ditambah fase luar,
yaitu setengah dari bahan lubrikan, pengawet, dan disintegran. Granul dan ba han
dicampur kemudian kita lakukan evaluasi.
Evaluasi Bobot Jenis
Evaluasi pertama yang kami lakukan adalah evaluasi terhadap bobot jenis.
Dalam evaluasi granul terdapat 3 bobot jenis, yaitu bobot jenis benar, bobot jenis
nyata, dan bobot jenis mampat, namun karena kurangnya alat dan bahan maka kami
hanya melakukan pengujian terhadap bobot jenis nyata. Bobot jenis ini digunakan
untuk mengetahui porositas dari granul yang terbentuk. Porositas merupakan ruang
kosong antar partikel pada granul. Perhitungan porositas dilakukan untuk
mengetahui kelarutan granul dalam pelarut.
Pada praktikum ini dapat kami ketahui bahwa granul paracetamol yang kami
buat memiliki aliran yang cukup baik, dimana kemampatannya adalah 15,5%. Granul
dikatakan aliranya sangat baik apabila kemampatannya 5 – 10 %, cukup baik 11 – 20
%, cukup 21 – 25 %, dan buruk apabila hasilnya >26 %.
Evaluasi Sudut Istirahat
Evaluasi kedua yang kami lakukan adalah evaluasi terhadap sudut istirahat.
Sudut istirahat merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan
suatu tumpukan granul dan bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut istirahat
sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika
gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan lebih mudah
mengalir. Granul akan mengalir dengan baik apabila sudut istirahat yang terbentuk
tidak lebih dari 30o. Selain itu, sudut istirahat juga dipengaruhi oleh ukuran partikel,
semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin tinggi yang akan
mengurangi kece-patan alirnya sehingga sudut istirahat yang terbentuk semakin
besar.
Berdasarkan praktikum tersebut dapat diketahui bahwa granul yang kami buat
tidak memiliki sifat alir yang baik karena sudut istirahatnya 57o, ini tidak sesuai
10
dengan persyaratan dimana granul memiliki aliran yang baik apabila sudut istirahat
yang terbentuk tidak lebih dari 30o.
Evaluasi ketiga yang kami lakukan adalah evaluasi kecepatan alir. Evaluasi ini
digunakan untuk mengetahui kecepatan mengalir granul agar pada pengisian ke
dalam sachet akan menimbulkan ketepatan takar-an yang tinggi. Sifat alir suatu
granul dikatakan baik jika waktu alir tidak lebih dari 10 detik. Pada praktikum ini
dapat kami ketahui bahwa kecepatan alir dari granul paracetamol yang kami buat
memiliki kecepatan alir yang baik, karena memiliki kecepatan 7,2 detik.
Evaluasi Distribusi Ukuran Granul Dan Fines
Evaluasi distribusi ukuran granul adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui jumlah granul dan fine yang ada, jumlah fine dan jumlah granul ini akan
mempengaruhi pada proses pencetakan. Evaluasi ini dilakukan dengan
menggunakan sieving analizer sebagai alat. Namun dalam praktikum ini evaluasi
distribusi dan fines tidak dilakukan, hal ini dikarenakan karena kurangnya bahan dan
tidak adanya alat didalam laboratorium.
11
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
12
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
13