Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Miftahul Inti Arbaatu 1708311
B. Etiologi
Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun
sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan
pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor prsesipitasi yang
dapat menyebabkan timbulnya.
Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.
Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini
disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung.
Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti
pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.
C. Manifestasi klinis
Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk
hebat dan lesu
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
D. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme
patogen yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza dan streptococcus
pneumoniae bakteri.
Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus. Terjadinya
destruksi sel dengan menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada anak kondisi ini dapat akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic
Fibrosis, aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan risiko
pneumonia.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan
luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
virus
Pathway
Jamur, virus, bakteri, protozoa
Masuk alveoli
Sputum
mengental Kompliance paru
turun
Ketidakefektifan
Bersihan jalan nafas Ketidakefektifan pola nafas
F. Penatalaksanaan medis
Pengobatan supportive bila virus pneumonia
Bila kondisi berat harus dirawat
Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
Antibiotik sesuai dengan program
Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
G. Penatalaksanaan perawatan
1. Pengkajian
- Kaji status pernafasan
- Kaji tanda- tanda distress pernafasan
- Kaji adanya demam, tachicardia, malaise, anoreksia, kegeisahan
2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret di jalan nafas
2. Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya
sekresi dan akumulasi exudat
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
4. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
pemasangan infus
5. Risiko tinggi terjadi kerussakan integritas kulit berhubungan
dengan bed rest total
6. Risiko tinggi terjadi cedera berhubungan dengan kejang
3. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif NOC:
berhubungan dengan: Respiratory status : Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.
- Infeksi, disfungsi neuromuskular, Ventilation Berikan O2 ……l/mnt, metode………
hiperplasia dinding bronkus, alergi Respiratory status : Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
jalan nafas, asma, trauma Airway patency Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Obstruksi jalan nafas : spasme Aspiration Control Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas, sekresi tertahan, Setelah dilakukan tindakan Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
banyaknya mukus, adanya jalan keperawatan selama Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
nafas buatan, sekresi bronkus, …………..pasien tambahan
adanya eksudat di alveolus, menunjukkan keefektifan Berikan bronkodilator :
adanya benda asing di jalan nafas. jalan nafas dibuktikan - ………………………
DS: dengan kriteria hasil : - ……………………….
Mendemonstrasikan - ………………………
- Dispneu
batuk efektif dan suara Monitor status hemodinamik
DO:
nafas yang bersih, tidak
- Penurunan suara nafas Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
ada sianosis dan
- Orthopneu Lembab
dyspneu (mampu
- Cyanosis Berikan antibiotik :
mengeluarkan sputum,
- Kelainan suara nafas (rales, …………………….
bernafas dengan mudah,
wheezing) …………………….
tidak ada pursed lips)
- Kesulitan berbicara
Menunjukkan jalan nafas Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada keseimbangan.
yang paten (klien tidak
- Produksi sputum Monitor respirasi dan status O2
merasa tercekik, irama
- Gelisah Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
nafas, frekuensi
- Perubahan frekuensi dan irama mengencerkan sekret
pernafasan dalam
nafas Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal) penggunaan peralatan : O2, Suction, Inhalasi.
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab.
Saturasi O2 dalam batas
normal
Foto thorak dalam batas
normal
Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Respiratory Status : Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi Gas exchange ventilasi
perubahan membran kapiler- Keseimbangan asam Pasang mayo bila perlu
alveolar Basa, Elektrolit Lakukan fisioterapi dada jika perlu
DS: Respiratory Status : Keluarkan sekret dengan batuk atau
sakit kepala ketika bangun ventilation suction
Dyspnoe Vital Sign Status Auskultasi suara nafas, catat adanya
Gangguan penglihatan Setelah dilakukan suara tambahan
tindakan keperawatan Berikan bronkodilator ;
DO:
selama …. Gangguan -………………….
Penurunan CO2
pertukaran pasien -………………….
Takikardi
teratasi dengan kriteria
Hiperkapnia Barikan pelembab udara
hasi:
Keletihan Atur intake untuk cairan
Mendemonstrasikan
Iritabilitas mengoptimalkan keseimbangan.
peningkatan ventilasi
Hypoxia dan oksigenasi yang Monitor respirasi dan status O2
kebingungan adekuat Catat pergerakan dada,amati
sianosis Memelihara kesimetrisan, penggunaan otot
kebersihan paru paru tambahan, retraksi otot supraclavicular
warna kulit abnormal (pucat,
dan bebas dari tanda dan intercostal
kehitaman)
tanda distress Monitor suara nafas, seperti dengkur
Hipoksemia
pernafasan Monitor pola nafas : bradipena,
hiperkarbia
Mendemonstrasikan takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
AGD abnormal cheyne stokes, biot
batuk efektif dan
pH arteri abnormal Auskultasi suara nafas, catat area
suara nafas yang
frekuensi dan kedalaman nafas penurunan / tidak adanya ventilasi dan
bersih, tidak ada
abnormal sianosis dan suara tambahan
dyspneu (mampu Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
mengeluarkan mental
sputum, mampu Observasi sianosis khususnya membran
bernafas dengan mukosa
mudah, tidak ada Jelaskan pada pasien dan keluarga
pursed lips) tentang persiapan tindakan dan tujuan
Tanda tanda vital penggunaan alat tambahan (O2,
dalam rentang Suction, Inhalasi)
normal Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama
AGD dalam batas dan denyut jantung
normal
Status neurologis
dalam batas normal
Risiko infeksi NOC : NIC :
Immune Status Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : Knowledge : Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Infection control
Cuci tangan setiap sebelum dan
- Kerusakan jaringan dan Risk control
sesudah tindakan keperawatan
peningkatan paparan lingkungan Setelah dilakukan
- Malnutrisi tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Peningkatan paparan lingkungan selama…… pasien alat pelindung
patogen tidak mengalami infeksi Ganti letak IV perifer dan dressing
- Imonusupresi dengan kriteria hasil: sesuai dengan petunjuk umum
- Tidak adekuat pertahanan Klien bebas dari Gunakan kateter intermiten untuk
sekunder (penurunan Hb, tanda dan gejala menurunkan infeksi kandung kencing
Leukopenia, penekanan respon infeksi Tingkatkan intake nutrisi
inflamasi) Menunjukkan Berikan terapi
- Penyakit kronik kemampuan untuk antibiotik:.................................
- Imunosupresi mencegah Monitor tanda dan gejala infeksi
- Malnutrisi timbulnya infeksi sistemik dan lokal
- Pertahan primer tidak adekuat Jumlah leukosit Pertahankan teknik isolasi k/p
(kerusakan kulit, trauma jaringan, dalam batas normal Inspeksi kulit dan membran mukosa
gangguan peristaltik) Menunjukkan terhadap kemerahan, panas, drainase
perilaku hidup sehat Monitor adanya luka
Status imun,
Dorong masukan cairan
gastrointestinal,
Dorong istirahat
genitourinaria dalam
batas normal Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
Kerusakan integritas kulit NOC : NIC : Pressure Management
berhubungan dengan : Tissue Integrity : Skin Anjurkan pasien untuk menggunakan
Eksternal : and Mucous pakaian yang longgar
- Hipertermia atau hipotermia Membranes Hindari kerutan pada tempat tidur
- Substansi kimia Wound Healing : primer Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
- Kelembaban dan sekunder dan kering
- Faktor mekanik (misalnya : alat Setelah dilakukan Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
yang dapat menimbulkan luka, tindakan keperawatan setiap dua jam sekali
tekanan, restraint) selama….. kerusakan Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Immobilitas fisik integritas kulit pasien Oleskan lotion atau minyak/baby oil
- Radiasi teratasi dengan kriteria pada derah yang tertekan
- Usia yang ekstrim hasil: Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Kelembaban kulit Integritas kulit Monitor status nutrisi pasien
- Obat-obatan yang baik bisa Memandikan pasien dengan sabun dan
Internal : dipertahankan air hangat
- Perubahan status metabolik (sensasi, Kaji lingkungan dan peralatan yang
- Tonjolan tulang elastisitas, menyebabkan tekanan
- Defisit imunologi temperatur, hidrasi, Observasi luka : lokasi, dimensi,
- Berhubungan dengan dengan pigmentasi) kedalaman luka, karakteristik,warna
perkembangan Tidak ada luka/lesi cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
- Perubahan sensasi pada kulit tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
- Perubahan status nutrisi Perfusi jaringan Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
(obesitas, kekurusan) baik perawatan luka
- Perubahan status cairan Menunjukkan Kolaburasi ahli gizi pemberian diae
- Perubahan pigmentasi pemahaman dalam TKTP, vitamin
- Perubahan sirkulasi proses perbaikan Cegah kontaminasi feses dan urin
- Perubahan turgor (elastisitas kulit dan Lakukan tehnik perawatan luka dengan
kulit) mencegah steril
terjadinya sedera Berikan posisi yang mengurangi
DO: berulang tekanan pada luka
- Gangguan pada bagian tubuh Mampu melindungi
- Kerusakan lapisa kulit (dermis) kulit dan
- Gangguan permukaan kulit mempertahankan
(epidermis) kelembaban kulit
dan perawatan
alami
Menunjukkan
terjadinya proses
penyembuhan luka
Daftar pustaka
1. Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung
Seto;2001
2. Staf Pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta:
Infomedika;2000