You are on page 1of 7

JURNAL

MORFOLOGI BUNGA DAN RUMUS BUNGA

Elita Putri Ulan


1710204107
IAIN Kerinci

ASTRAK

Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual,


dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan.
Tumbuhan yang ada dimuka bumi ini banyak sekali jenisnya. Setiap jenis
tumbuhan itu memiliki struktur yang berbeda-beda. Begitu juga dengan organ
tumbuhan, seperti akar, batang, daun dan bunga yang memiliki struktur yang
berbeda-beda.

Kata Kunci : rumus Bungga

PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena
menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap
ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki
bentuk khas sesuai fungsinya. Bunga merupakan bagian organ yang berbentuk
sangat bervariasi. Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat putik
dan benang sari (kedua sel gamet. Bunga juga dikatakan lengkap jika terdapat
bagian lainnya seperti kepala putik, tangkai putik, bakal buah, kepala sari, tangkai
sari, mahkota, kelopak, dasar bunga dan tangkai bunga.1
B . PEMBAHASAN
1. Rumus Bunga
Dalam bunga, ada juga yang disebut dengan rumus bunga. Rumus bunga
dapat diartikan ebagai susuanan yang terdapat pada bunga yang dapat
dinyatakan dalam beberapa lambang ataupun angka. Dengan adanya

1
Djiwoseputro. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. (Gramedia: Jakarta. 1980 ),h.101

3
keterangan lambang dan angka tersebut dapat menunjukan mengenai sifat
bunga dan bagian-bagian bunga.
Rumus bunga dinyatakan dalam:
1. Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
2. Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
3. Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan
4. Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Jika antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan, untuk
menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium).
Penulisan rumus bunga, dibelakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka
yang dapat menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan
angka diberikan tanda koma (,).2
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*)
untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu.
Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga.Untuk bunga banci
dipakai lambang (☿), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina
dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak,
tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk
mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di
bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya. (Kimball,
1999).

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan hari Rabu, 2 Desember 2015 pukul 14:30 s/d 16:10
WIB, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis menulis
seperti pensil, penghapus, cutter atau pisau, dan kertas HVS.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Bunga Adenium (Adenium
arabicum), Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga Pukul Empat (Mirabilis

2
J.W. Kimball Biologi. (Gramedia Press: Jakarta. 1988),h.77

4
jalapa), Bunga Alamanda (Allamanda chataricha), Bunga Kertas (Bougainivillea
sp.).
3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam pengamatan kali ini adalah :
1. Bunga yang telah dibawa, diamati
2. Bunga yang telah dibawa, digambar di kertas HVS
3. Diberikan keterangan pada setiap bagian dan rumus perhitungan bunga
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi bunga3

Non No Nama Bunga Gambar Keterangan


1 Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga
-Benang sari
Bunga Adenium
-Tangkai sari
(Adenium
-Kepala sari
arabicum)
- ♂C(5) A-

2 Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga
-Kelopak bunga
-Dasar bunga
Bunga Sepatu -Tangkai bunga
(Hibiscus -Benang sari
rosasinensis) -Putik
-Kepala putik
-Tangkai putik
-Kepala sari
- ☿ * K(5) C(5) A5 A- G.
3 Bunga Pukul Bagian-bagiannya:
Empat -Mahkota bunga
(Mirabilis -Benang sari

3
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. (Cet. 13. Gadjah MadaUniversity
Press : Yogyakarta)h.211

5
-Tangkai sari
-Kepala sari
-Ovule
jalapa) -Tangkai bunga
-Kelopak
-Bakal biji
-♂* C(4) A-
4 Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga
-Kelpoak bunga
-Benang sari
-Putik
Bunga
-Tangkai putik
Alamanda
-Tangkai bunga
(Allamanda
-Kepala sari
chataricha)
-Ovule
-Dasar bunga
-Tangkai sari
- ☿ * K(5) C(5) A5 A- G.

5 Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga

Bunga Kertas -Kepala putik

(Bougainivillea -Kepala sari

sp.) -Tangkai bunga


- ☿ C(5) A5 A- G

4.2 Pembahasan
Dari praktikum Morfologi Bunga dan Rumus Bunga yang telah kami
lakukan, bunga yang telah dibawa untuk diamati morfologinya adalah Bunga
Adenium (Adenium arabicum), Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga

6
Pukul Empat (Mirabilis jalapa), Bunga Alamanda (Allamanda chataricha), Bunga
Kertas (Bougainivillea sp.).
Bunga (flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi
Magnoliophyta atau Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu
benang sari dan putik.
Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis) Biji dari bunga sepatu terdapat di
dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Bunga berbentuk terompet dengan
diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistilum) menjulur ke luar dari
dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota
bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Dalam penulisan rumus bunga. Jumlah putik pada bunga sepatu ini
sebanyak lima . Dan jumlah benang sarinya tak terhingga. Dan jumlah kelopak
bunga sepatu sebanyak lima kelopak bunga. Bunga sepatu juga termasuk kedalam
bunga yang bersimetri banyak. Sehingga penulisan rumus bunga sepatu
berdasarkan pengamatan yang dilakukan dinyatakan Rumus bunga sepatu adalah
☿ * K(5) C(5) A5 A- G .
Bougainvillea spectabilis yang lebih dikenal dengan sebutan kembang
kertas, Bunga bogenville termasuk bunga majemuk, payung 3-15 bunga. Bunga
beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.
Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm. taju bunga 5-8, berbentuk paku,
berambut halus.
Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang.
Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi
rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima. Pada buka keratas tidak
bisa dibedakan mana antara kelompak bunga dan mahkota bunganya sendiri.
Dalam penulisan rumus bunga, Jumlah putik bunga pada bunga kertas adalah
lima. Sedangkan jumlah kelopak bunganya sebanyak lima. Bunga kertas juga
sama seperti bunga sepatu termasuk kedalam bunga yang bersimetri banyak.

7
Sehingga dalam penulisan rumus bunga pada bunga kertas adalah ☿*C(5) A5 A-
G.
Adenium Obesum di Indonesia dikenal dengan kamboja jepang, bunga
adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna
sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Dalam penulisan rumus bunga
jumlah kelopak bunga pada bunga adenium sebanyak lima kelopak bunga. Dan
jumlah benang sari pada bunga adenium tak terhingga. Sama seperti bunga sepatu
dan bunga kertas, bunga adenium termasuk kedalam bunga yang bersimetri
banyak. Sehingga dalam penulisan rumus bunganya adalah ♂C(5) A-
Bunga Alamanda (Allamanda chataricha), bunga Alamanda merupakan
bunga yang berjenis kelamin banci karena dalam 1 bunga terdapat dua alat
kelamin (hermaphrodit) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak
yang bebas satu sama lain dan terletak dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5
lembar yang saling berlekatan dan tersusun dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ini
berbentuk membulat beraturan. Benang sari jumlahnya 5 buah dan saling
berlekatan. Mahkota bunga dan benang sarinya saling berlekatan dengan putik
berjumlah satu buah. Bunga ini bersimetri banyak (polysimetris). Bunga ini
tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga.
Bunga Alamanda ini berwarna kuning cerah.
Dalam penulisan rumus bunga, bunga alamanda termasuk bunga banci yang
memiliki simetri banyak, kelopak bunga terdiri atas 1 lingkaran berjumlah 5,
Mahkota bunga berjumlah 5 serta benang sari berjumlah 5 saling berlekatan dan
putik berjumlah 1. Sehingga dalam penulisan rumus bunganya adalah ☿ * K(5) C(5)
A5 A- G.
Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa), bunga pukul empat termasuk bunga
jantan, bagian-bagiannya antara lain Mahkota bunga , Benang sari, Tangkai sari,
Kepala sari, Ovule, Tangkai bunga, Kelopak , dan Bakal biji. Dalam penulisan
rumus bunga pukul 4, karena dalam satu bunga hanya terdapat benang sari. Bunga
ini memiliki 4 kelopak yang berlekatan, dengan jumlah benang saari yang tak
terhingga, sehingga penulisan rumusnya adalah ♂* C(4) A-

8
D. PENUTUP
Bunga (flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi
Magnoliophyta atau Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu
benang sari dan putik . Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat
putik dan benang sari (kedua sel gamet. Bunga juga dikatakan lengkap jika
terdapat bagian lainnya seperti kepala putik, tangkai putik, bakal buah, kepala sari,
tangkai sari, mahkota, kelopak, dasar bunga dan tangkai bunga. Rumus bunga
dinyatakan dalam Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K, Mahkota atau
tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C, Benang sari (androecium) dinyatakan
dengan huruf A, dan Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G. simetri yaitu
(*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri
satu. Untuk bunga banci dipakai lambang (☿), untuk bunga jantan dipakai
lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀).

Referensi
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Djiwoseputro. 1980 .Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gajah Mada Universitas Press:
Yogyakarta.
Kimball J.W. 1988. Biologi. Gramedia Press: Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Kahar, S.A. (2008). Effects of photoperiod on growth and flowering of
Chrysanthemum morifolium Ramat cv. Reagan Sunny. J. Trop. Agric. and
Fd. Sc. 36(2): 1-8.

You might also like