Professional Documents
Culture Documents
com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-
di.html#ixzz2QmnmosON
Beranda
keperawatan
blognya anak kesehatan
BAHAN KAJIAN
A. Konsep dasar SLE
1. Pengertian
SLE (Systemisc Lupus erythematosus) adalah penyakit autoimun dimana organ dan sel
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan
kompleks imun, yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem
organ namun sebabnya belum diketahui secara pasti, dengan perjalanan penyakit
yang mungkin akut dan fulminan atau kronik, terdapat remisi dan eksaserbasi disertai
oleh terdapatnya berbagai macam autoantibody dalam tubuh. Pada setiap penderita,
peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda. Beratnya penyakit
bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan
kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang
terkena.
2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi
dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE.
menahun.
Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya
dimengerti tetapi diduga melibatkan faktor lingkungan dan keturunan. Beberapa
faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus:
• Infeksi
• Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
• Sinar ultraviolet
• Stres yang berlebihan
• Obat-obatan tertentu
• Hormon.
Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen
penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari
kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun
saudara kandung) yang telah maupun akan menderita lupus. Statistik menunjukkan
bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.
Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita
oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita,
meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita. Faktor hormonal mungkin
bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala
penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung
keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya
penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka
kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.
3. Patofisiologi
Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan
jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan
antibodi secara terus menerus. Antibody ini juga berperan dalam pembentukan
kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan
kerusakkan multiorgan. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi
mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit
autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana
antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel
darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit
4. Diagnosis
Kriteria untuk klasifikasi SLE dari American Rheumatism Association (ARA,
1992). Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE apabila memenuhi minimal 4 dari
11 butir kriteria dibawah ini :
1. Artritis, arthritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer disertai rasa nyeri,
bengkak, atau efusi dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami
kerusakan
2. Tes ANA diatas titer normal = Jumlah ANA yang abnormal ditemukan dengan
immunofluoroscence atau pemeriksaan serupa jika diketahui tidak ada
pemberian obat yang dapat memicu ANA sebelumnya
3. Bercak Malar / Malar Rash (Butterfly rash) = Adanya eritema berbatas tegas,
datar, atau berelevasi pada wilayah pipi sekitar hidung (wilayah malar)
4. Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari = peka terhadap sinar UV / matahari,
menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit
5. Bercak diskoid = Ruam pada kulit
6. Salah satu Kelainan darah;
- anemia hemolitik,
- Leukosit < 4000/mm³,
- Limfosit<1500/mm³,
- Trombosit <100.000/mm³
7. Salah satu Kelainan Ginjal;
- Proteinuria > 0,5 g / 24 jam
- Sedimen seluler = adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel
darah merah/putih maupun sel tubulus ginjal
5. Gejala
Gejala dari penyakit lupus:
- demam
- lelah
- merasa tidak enak badan
- penurunan berat badan
- ruam kulit
- ruam kupu-kupu
- ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
- sensitif terhadap sinar matahari
- pembengkakan dan nyeri persendian
- pembengkakan kelenjar
- nyeri otot
- mual dan muntah
- nyeri dada pleuritik
- kejang
- psikosa.
- hematuria (air kemih mengandung darah)
- batuk darah
- mimisan
- gangguan menelan
- bercak kulit
- bintik merah di kulit
- perubahan warna jari tangan bila ditekan
- mati rasa dan kesemutan
- luka di mulut
- kerontokan rambut
- nyeri perut
- gangguan penglihatan.
6. KOMPLIKASI
Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada
penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak diketahui)
menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena itu, gejala dan beratnya
penyakit, bervariasi pada setiap penderita.
Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit
yang berat.
Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas gejala (remisi)
dan masa kekambuhan (eksaserbasi). Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang
satu organ, tetapi di
kemudian hari akan melibatkan organ lainnya.
• Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan kebanyakan menderita
artritis. Persendian yang sering terkena adalah persendian pada jari tangan, tangan,
pergelangan tangan dan lutut. Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering
merupakan penyebab dari nyeri di daerah tersebut.
• Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal
hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena sinar matahari
Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di dalam sel- sel
ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus (peradangan ginjal yang
menetap). Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu
menjalanidialis a atau pencangkokkan ginjal.
• Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering ditemukan
adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa terjadi pada bagian
manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf. Kejang, psikosa, sindroma
otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa kelainan sistem saraf yang bisa
terjadi.
• Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus. Bisa terbentuk bekuan
darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa menyebabkan stroke danemboli paru.
Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan faktor
pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti. Seringkali terjadi
anemia akibat penyakit menahun.
• Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis, endokarditis
maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan
tersebut.
• Paru-paru
Pada lupus bisa terjadipleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi pleura
(penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya). Akibat dari keadaan tersebut
sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
Komplikasi SLE pada anak meliputi:
Hipertensi (41%)
Gangguan pertumbuhan (38%)
Gangguan paru-paru kronik (31%)
Abnormalitas mata (31%)
Kerusakan ginjal permanen (25%)
Gejala neuropsikiatri (22%)
Kerusakan muskuloskeleta (9%)
Gangguan fungsi gonad (3%
7. Pemeriksaan penunjang
Secara diagnostic, antibody yang paling penting untuk dideteksi adalah ANA karena
pemeriksaan ini positif pada 95% pasien, biasanya pada onset gejala. Pada beberapa pasien
ANA berkembang dalam 1 tahun setelah onset gejala; sehingga pemeriksaan berulang sangat
berguna..
Jumlah IgG yang besar pada dsDNA (bukan single-strand DNA) spesifik untuk SLE.
ELISA dan reaksi immunofluorosensi pada sel dengan dsDNA pada flagel Crithidia luciliae
memiliki sekitar 60% sensitivitas untuk SLE; identifikasi dari aviditas tinggi untuk anti-
dsDNA pada pemeriksaan Farr tidak sensitive namun terhubung lebih baik dengan
nephritis
Pemeriksaan untuk menentukan adanya penyakit SLE
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang terdapat
pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan
pada penyakit lain. Karena itu jika menemukan antibodi antinuclear (ANA), harus
dilakukan juga pemeriksaan untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang
tinggi dari kedua antibodi ini hampir spesifik untuk lupus, tapi tidak semua penderita
lupus memiliki antibodi ini. Kelainan hematologi lain yang sering terjadi adalah
anemia ringan hingga berat, trombositopenia, dan leukositosis/lekopenia.
8. Penatalaksanaan
Tujuan teraphi mencakup upaya untuk
Penatalaksanaan Umum :
Kelelahan bisa karena sakitnya atau penyakit lain, seperti anemi, demam infeksi,
gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stres emosional. Upaya
mengurangi kelelahan disamping obat ialah cukup istirahat, pembatasan aktivitas yang
berlebih, dan mampu mengubah gaya hidup seperti :
Hindari Merokok
Hindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses inflamasi
Hindari stres dan trauma fisik
Diet sesuai kelainan, misalnya hyperkolestrolemia
Hindari pajanan sinar matahari, khususnya UV pada pukul 10.00 sampai 15.00
Hindari pemakaian kontrasespsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen
Penatalaksanaan Medikamentosa :
• Untuk SLE derajat Ringan;
- Penyakit yang ringan (ruam, sakit kepala, demam, artritis, pleuritis,perikarditis)
hanya memerlukan sedikit pengobatan.
- Untuk mengatasi artritis dan pleurisi diberikan obat anti peradangan non steroid
- Untuk mengatasi ruam kulit digunakan krim kortikosteroid.
- Untuk gejala kulit dan artritis kadang digunakan obat anti
malaria(hydroxycloroquine)
- Bila gagal, dapat ditambah prednison 2,5-5 mg/hari.
- Dosis dapat diberikan secara bertahap tiap 1-2 minggu sesuai
- Jika penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya pada saat
bepergian menggunakan tabir surya, pakaian panjang ataupun kacamata
9. PROGNOSIS
Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik, banyak
penderita yang menunjukkan penyakit yang ringan. Wanita penderita lupus yang
hamil dapat bertahan dengan aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak
ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung yang berat dan penyakitnya dapat
dikendalikan. Angka harapan hidup 10 tahun meningkat sampai 85%. Prognosis yang
paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan otak, paru-paru,
jantung dan ginjal yang berat
SLE memiliki angka survival untuk masa 10 tahun sebesar 90%. Penyebab
kematian dapat langsung akibat penyakit lupus, yaitu karena gagal ginjal, hipertensi
maligna, kerusakan SSP, perikarditis, sitopenia autoimun. Data dari beberapa
penelitian tahun 1950-1960, menunjukkan 5-year survival rates sebesar 17.5%-69%.
Sedangkan tahun 1980-1990, 5-year survival rates sebesar 83%-93%. Beberapa
peneliti melaporkan bahwa 76%-85% pasien SLE dapat hidup selama 10 tahun
sebesar 88% dari pasien mengalami sedikitnya cacat dalam beberapa organ tubuhnya
secara jangka panjang dan menetap.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Kulit
Persendian
Skala nyeri
Pemeriksaan dada dan jantung
b. Diagnosis keperawatan
Kerusakan integritas kulit
Fatique (kelelahan)
Gangguan citra Tubuh
Kurang pengetahuan
Nyeri (akut/kronis)
c. Rencana keperawatan
Meningkatkan integritas kulit
Manajemen energy
Memperbaiki citratubuh
Manajemen nyeri
Pendidikan dan perawatan di rumah
d. Pelaksanaan/Implementasi
e. Evaluasi
C. PENDIDIKAN KESEHATAN
D. ADVOKASI
E. LEGAL – ETIK – MORAL
F. JURNAL TERKAIT
DOWNLOAD
atau klik
Diposting oleh guntur marct aditya di 08.25
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
0 komentar :
Posting Komentar
About Me
Blogger templates
Popular Posts
Anfis Sistem imun dan Hematologi
LP GE
pathway stroke
DECOMPENSASI CORDIS
Askep GE
Blog Archive
► 2015 ( 16 )
▼ 2013 ( 80 )
o ► Mei ( 12 )
o ▼ April ( 47 )
Proposal KKL
Laporan KKL desa
Spondilo Tuberculosis
Askep Intoksikasi Organ Fosfat
Askep Intoksikasi Organ Fosfat
Askep Intoksikasi Organ Fosfat
Askep Intoksikasi Organ Fosfat
Askep Intoksikasi Organ Fosfat
Askep Osteoartritis
Askep penyakit jantung bawaan & PDA
Askep PPOM
Askep TB paru dan hemaptoe
Askep Syock
Askep Angina Pectoris
Bronkiektasis
Askep Ca Paru
Chest Pain
Ablasio Retina
Thalesemia
Thalesemia
Thalesemia
IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
HNP
HNP
Circumsisi
Menarik Diri (MD)
Halusinasi
TAK (terapi aktivitas kelompok)
askep kolostomi
pathway stroke
MEMINDAH PASIEN DENGAN SCOOP STRETCHER
checklist AGD
psoriasis
keperawatan: proposal enterpreneurship
TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN &PERKEMBANGAN
KELUARGAMeskip...
Spondyatrophaty
ANFIS Imun
SJORGEN
Leukemia
SLE english version
proposal enterpreneurship
MALARIA
SLE (Systemic Lupus Erythematous)
DECOMPENSASI CORDIS
o ► Maret ( 15 )
o ► Februari ( 6 )
► 2012 ( 4 )
Blogger news
About
Copyright © 2017 keperawatan . Designed for Listen to radio - Music entertainment gossip ,
music logos , music businesses