You are on page 1of 15

Read more: http://www.uzumaki-popey.

com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-
di.html#ixzz2QmnmosON

 Beranda

keperawatan
blognya anak kesehatan

Minggu, 14 April 2013


SLE (Systemic Lupus Erythematous)

BAHAN KAJIAN
A. Konsep dasar SLE
1. Pengertian
SLE (Systemisc Lupus erythematosus) adalah penyakit autoimun dimana organ dan sel
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan
kompleks imun, yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem
organ namun sebabnya belum diketahui secara pasti, dengan perjalanan penyakit
yang mungkin akut dan fulminan atau kronik, terdapat remisi dan eksaserbasi disertai
oleh terdapatnya berbagai macam autoantibody dalam tubuh. Pada setiap penderita,
peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda. Beratnya penyakit
bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan
kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang
terkena.

2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi
dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE.
menahun.
Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya
dimengerti tetapi diduga melibatkan faktor lingkungan dan keturunan. Beberapa
faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus:
• Infeksi
• Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
• Sinar ultraviolet
• Stres yang berlebihan
• Obat-obatan tertentu
• Hormon.
Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen
penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari
kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun
saudara kandung) yang telah maupun akan menderita lupus. Statistik menunjukkan
bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.
Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita
oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita,
meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita. Faktor hormonal mungkin
bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala
penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung
keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya
penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka
kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.

Faktor Resiko terjadinya SLE


1. Faktor Genetik
 Jenis kelamin, frekuensi pada wanita dewasa 8 kali lebih sering daripada
pria dewasa
 Umur, biasanya lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun
 Etnik, Faktor keturunan, dengan Frekuensi 20 kali lebih sering dalam
keluarga yang terdapat anggota dengan penyakit tersebut
2. Faktor Resiko Hormon
Hormon estrogen menambah resiko SLE, sedangkan androgen mengurangi resiko ini.
3. Sinar UV
Sinar Ultra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi kurang efektif,
sehingga SLE kambuh atau bertambah berat. Ini disebabkan sel kulit mengeluarkan
sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi inflamasi di tempat tersebut maupun secara
sistemik melalui peredaran pebuluh darah
4. Imunitas
Pada pasien SLE, terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi terhadap sel T
5. Obat
Obat tertentu dalam presentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam
jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat (Drug Induced Lupus
Erythematosus atau DILE). Jenis obat yang dapat menyebabkan Lupus Obat adalah :

 Obat yang pasti menyebabkan Lupus obat : Kloropromazin, metildopa,


hidralasin, prokainamid, dan isoniazid
 Obat yang mungkin menyebabkan Lupus obat : dilantin, penisilamin, dan
kuinidin
 Hubungannya belum jelas : garam emas, beberapa jenis antibiotic dan
griseofurvin
6. Infeksi
Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang- kadang penyakit ini
kambuh setelah infeksi
7. Stres
Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki kecendrungan
akan penyakit ini.

3. Patofisiologi
Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan
jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan
antibodi secara terus menerus. Antibody ini juga berperan dalam pembentukan
kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan
kerusakkan multiorgan. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi
mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit
autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana
antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel
darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit

4. Diagnosis
Kriteria untuk klasifikasi SLE dari American Rheumatism Association (ARA,
1992). Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE apabila memenuhi minimal 4 dari
11 butir kriteria dibawah ini :

1. Artritis, arthritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer disertai rasa nyeri,
bengkak, atau efusi dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami
kerusakan
2. Tes ANA diatas titer normal = Jumlah ANA yang abnormal ditemukan dengan
immunofluoroscence atau pemeriksaan serupa jika diketahui tidak ada
pemberian obat yang dapat memicu ANA sebelumnya
3. Bercak Malar / Malar Rash (Butterfly rash) = Adanya eritema berbatas tegas,
datar, atau berelevasi pada wilayah pipi sekitar hidung (wilayah malar)
4. Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari = peka terhadap sinar UV / matahari,
menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit
5. Bercak diskoid = Ruam pada kulit
6. Salah satu Kelainan darah;
- anemia hemolitik,
- Leukosit < 4000/mm³,
- Limfosit<1500/mm³,
- Trombosit <100.000/mm³
7. Salah satu Kelainan Ginjal;
- Proteinuria > 0,5 g / 24 jam
- Sedimen seluler = adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel
darah merah/putih maupun sel tubulus ginjal

8. Salah satu Serositis :


- Pleuritis,
- Perikarditis
9. Salah satu kelainan Neurologis;
- Konvulsi / kejang,
- Psikosis
10. Ulser Mulut, Termasuk ulkus oral dan nasofaring yang dapat ditemukan
11. Salah satu Kelainan Imunologi
- Sel LE+
- Anti dsDNA diatas titer normal
- Anti Sm (Smith) diatas titer normal
- Tes serologi sifilis positif palsu

5. Gejala
Gejala dari penyakit lupus:
- demam
- lelah
- merasa tidak enak badan
- penurunan berat badan
- ruam kulit
- ruam kupu-kupu
- ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
- sensitif terhadap sinar matahari
- pembengkakan dan nyeri persendian
- pembengkakan kelenjar
- nyeri otot
- mual dan muntah
- nyeri dada pleuritik
- kejang
- psikosa.
- hematuria (air kemih mengandung darah)
- batuk darah
- mimisan
- gangguan menelan
- bercak kulit
- bintik merah di kulit
- perubahan warna jari tangan bila ditekan
- mati rasa dan kesemutan
- luka di mulut
- kerontokan rambut
- nyeri perut
- gangguan penglihatan.

6. KOMPLIKASI
Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada
penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak diketahui)
menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena itu, gejala dan beratnya
penyakit, bervariasi pada setiap penderita.
Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit
yang berat.
Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas gejala (remisi)
dan masa kekambuhan (eksaserbasi). Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang
satu organ, tetapi di
kemudian hari akan melibatkan organ lainnya.
• Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan kebanyakan menderita
artritis. Persendian yang sering terkena adalah persendian pada jari tangan, tangan,
pergelangan tangan dan lutut. Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering
merupakan penyebab dari nyeri di daerah tersebut.
• Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal
hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena sinar matahari
 Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di dalam sel- sel
ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus (peradangan ginjal yang
menetap). Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu
menjalanidialis a atau pencangkokkan ginjal.
• Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering ditemukan
adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa terjadi pada bagian
manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf. Kejang, psikosa, sindroma
otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa kelainan sistem saraf yang bisa
terjadi.
• Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus. Bisa terbentuk bekuan
darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa menyebabkan stroke danemboli paru.
Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan faktor
pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti. Seringkali terjadi
anemia akibat penyakit menahun.
• Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis, endokarditis
maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan
tersebut.
• Paru-paru
Pada lupus bisa terjadipleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi pleura
(penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya). Akibat dari keadaan tersebut
sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
Komplikasi SLE pada anak meliputi:

 Hipertensi (41%)
 Gangguan pertumbuhan (38%)
 Gangguan paru-paru kronik (31%)
 Abnormalitas mata (31%)
 Kerusakan ginjal permanen (25%)
 Gejala neuropsikiatri (22%)
 Kerusakan muskuloskeleta (9%)
 Gangguan fungsi gonad (3%

7. Pemeriksaan penunjang
Secara diagnostic, antibody yang paling penting untuk dideteksi adalah ANA karena
pemeriksaan ini positif pada 95% pasien, biasanya pada onset gejala. Pada beberapa pasien
ANA berkembang dalam 1 tahun setelah onset gejala; sehingga pemeriksaan berulang sangat
berguna..
Jumlah IgG yang besar pada dsDNA (bukan single-strand DNA) spesifik untuk SLE.
ELISA dan reaksi immunofluorosensi pada sel dengan dsDNA pada flagel Crithidia luciliae
memiliki sekitar 60% sensitivitas untuk SLE; identifikasi dari aviditas tinggi untuk anti-
dsDNA pada pemeriksaan Farr tidak sensitive namun terhubung lebih baik dengan
nephritis
Pemeriksaan untuk menentukan adanya penyakit SLE

 Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang terdapat
pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan
pada penyakit lain. Karena itu jika menemukan antibodi antinuclear (ANA), harus
dilakukan juga pemeriksaan untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang
tinggi dari kedua antibodi ini hampir spesifik untuk lupus, tapi tidak semua penderita
lupus memiliki antibodi ini. Kelainan hematologi lain yang sering terjadi adalah
anemia ringan hingga berat, trombositopenia, dan leukositosis/lekopenia.

 Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis


 Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura
atau jantung
 Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein
 Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah
 Biopsi ginjal
 Pemeriksaan saraf.

8. Penatalaksanaan
Tujuan teraphi mencakup upaya untuk

1. mencegah hilangnya fungsi organ yang progresif


2. mengurangi adanya penyakit akut
3. memimimalkan disabilitas yang berhubungan dengan penyakit
4. mencegah komplikasi akibat teraphi

Untuk penatalaksanaan, Pasien SLE dibagi menjadi:


• Kelompok Ringan
Gejala : Panas, artritis, perikarditis ringan, efusi pleura/perikard ringan,
kelelahan, dan sakit kepala
• Kelompok berat
Gejala : efusi pleura perikard masif, penyakit ginjal, anemia hemolitik,
trombositopenia, lupus serebral, vaskulitis akut, miokarditis, pneumonitis lupus, dan
perdarahan paru.

Penatalaksanaan Umum :
Kelelahan bisa karena sakitnya atau penyakit lain, seperti anemi, demam infeksi,
gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stres emosional. Upaya
mengurangi kelelahan disamping obat ialah cukup istirahat, pembatasan aktivitas yang
berlebih, dan mampu mengubah gaya hidup seperti :
 Hindari Merokok
 Hindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses inflamasi
 Hindari stres dan trauma fisik
 Diet sesuai kelainan, misalnya hyperkolestrolemia
 Hindari pajanan sinar matahari, khususnya UV pada pukul 10.00 sampai 15.00
 Hindari pemakaian kontrasespsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen

Penatalaksanaan Medikamentosa :
• Untuk SLE derajat Ringan;
- Penyakit yang ringan (ruam, sakit kepala, demam, artritis, pleuritis,perikarditis)
hanya memerlukan sedikit pengobatan.
- Untuk mengatasi artritis dan pleurisi diberikan obat anti peradangan non steroid
- Untuk mengatasi ruam kulit digunakan krim kortikosteroid.
- Untuk gejala kulit dan artritis kadang digunakan obat anti
malaria(hydroxycloroquine)
- Bila gagal, dapat ditambah prednison 2,5-5 mg/hari.
- Dosis dapat diberikan secara bertahap tiap 1-2 minggu sesuai
- Jika penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya pada saat
bepergian menggunakan tabir surya, pakaian panjang ataupun kacamata

• Untuk SLE derajat berat;


- Penyakit yang berat atau membahayakan jiwa penderitanya (anemia hemolitik,
penyakit jantung atau paru yang meluas, penyakit ginjal, penyakit sistem saraf pusat)
perlu ditangani oleh ahlinya
- Pemberian steroid sistemik merupakan pilihan pertama dengan dosis sesuai
kelainan organ sasaran yang terkena.
- Untuk mengendalikan berbagai manifestasi dari penyakit yang berat bisa
diberikan obat penekan sistem kekebalan
- Beberapa ahli memberikan obat sitotoksik (obat yang menghambat pertumbuhan
sel) pada penderita yang tidak memberikan respon yang baik terhadap kortikosteroid
atau yang tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi.

9. PROGNOSIS
Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik, banyak
penderita yang menunjukkan penyakit yang ringan. Wanita penderita lupus yang
hamil dapat bertahan dengan aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak
ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung yang berat dan penyakitnya dapat
dikendalikan. Angka harapan hidup 10 tahun meningkat sampai 85%. Prognosis yang
paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan otak, paru-paru,
jantung dan ginjal yang berat
SLE memiliki angka survival untuk masa 10 tahun sebesar 90%. Penyebab
kematian dapat langsung akibat penyakit lupus, yaitu karena gagal ginjal, hipertensi
maligna, kerusakan SSP, perikarditis, sitopenia autoimun. Data dari beberapa
penelitian tahun 1950-1960, menunjukkan 5-year survival rates sebesar 17.5%-69%.
Sedangkan tahun 1980-1990, 5-year survival rates sebesar 83%-93%. Beberapa
peneliti melaporkan bahwa 76%-85% pasien SLE dapat hidup selama 10 tahun
sebesar 88% dari pasien mengalami sedikitnya cacat dalam beberapa organ tubuhnya
secara jangka panjang dan menetap.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
 Kulit
 Persendian
 Skala nyeri
 Pemeriksaan dada dan jantung
b. Diagnosis keperawatan
 Kerusakan integritas kulit
 Fatique (kelelahan)
 Gangguan citra Tubuh
 Kurang pengetahuan
 Nyeri (akut/kronis)
c. Rencana keperawatan
 Meningkatkan integritas kulit
 Manajemen energy
 Memperbaiki citratubuh
 Manajemen nyeri
 Pendidikan dan perawatan di rumah
d. Pelaksanaan/Implementasi
e. Evaluasi

C. PENDIDIKAN KESEHATAN
D. ADVOKASI
E. LEGAL – ETIK – MORAL
F. JURNAL TERKAIT
DOWNLOAD
atau klik
Diposting oleh guntur marct aditya di 08.25
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

0 komentar :

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

About Me

guntur marct aditya


Lihat profil lengkapku

Blogger templates
Popular Posts
 Anfis Sistem imun dan Hematologi

suport by Metha Gagarin Amd. Kep ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUNOLOGI


DAN HEMATOLOGI A. SISTEM IMUNOLOGI 1. Pengertian Imu...

 intervensi NIC NOC

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana keperawatan Tujuan dan ...

 IUFD (Intra Uterin Fetal Death)

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya seh...

 LP GE

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROINTESTINAL A. PENGERTIAN


Gastroentritis adalah inflamasi usus halus (enterokolitis) atau baik colon ba...


pathway stroke

 ASKEP HISPRUNG (MEGAKOLON)

Askep Hisprung A. Definisi Hirschprung Penyakit Hirschsprung atau Mega


Kolon adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase...

 Standar Dokumentasi Keperawatan

STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN Pengertian Standar Dokumentasi


Keperawatan a. Standar adalah suatu pernyataan yang m...

 DECOMPENSASI CORDIS

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CONGESTIF


HEART FAILURE 1. PENGERTIAN Congestif Heart Failure (CHF) adalah:
ketidak...

 Askep GE

Nama Mahasiswa : Metha Gagarin Nurhidayah Ratno Tempat


Praktek : Ruang IGD RSU Sant...

 SLE (Systemic Lupus Erythematous)

BAHAN KAJIAN A. Konsep dasar SLE 1. Pengertian SLE (Systemisc Lupus


erythematosus) adalah penyakit autoimun dimana organ d...

Blog Archive
 ► 2015 ( 16 )

 ▼ 2013 ( 80 )
o ► Mei ( 12 )
o ▼ April ( 47 )
 Proposal KKL
 Laporan KKL desa
 Spondilo Tuberculosis
 Askep Intoksikasi Organ Fosfat
 Askep Intoksikasi Organ Fosfat
 Askep Intoksikasi Organ Fosfat
 Askep Intoksikasi Organ Fosfat
 Askep Intoksikasi Organ Fosfat
 Askep Osteoartritis
 Askep penyakit jantung bawaan & PDA
 Askep PPOM
 Askep TB paru dan hemaptoe
 Askep Syock
 Askep Angina Pectoris
 Bronkiektasis
 Askep Ca Paru
 Chest Pain
 Ablasio Retina
 Thalesemia
 Thalesemia
 Thalesemia
 IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
 IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
 IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
 IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
 HNP
 HNP
 Circumsisi
 Menarik Diri (MD)
 Halusinasi
 TAK (terapi aktivitas kelompok)
 askep kolostomi
 pathway stroke
 MEMINDAH PASIEN DENGAN SCOOP STRETCHER
 checklist AGD
 psoriasis
 keperawatan: proposal enterpreneurship
 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN &PERKEMBANGAN
KELUARGAMeskip...
 Spondyatrophaty
 ANFIS Imun
 SJORGEN
 Leukemia
 SLE english version
 proposal enterpreneurship
 MALARIA
 SLE (Systemic Lupus Erythematous)
 DECOMPENSASI CORDIS
o ► Maret ( 15 )
o ► Februari ( 6 )

 ► 2012 ( 4 )

Blogger news

Translate Widget by Google


Blogroll
Widget edited by super-bee

About

Copyright © 2017 keperawatan . Designed for Listen to radio - Music entertainment gossip ,
music logos , music businesses

You might also like