Professional Documents
Culture Documents
ANTI RABIES
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
1. Pengertian -Tata cara Pemberian vaksin anti rabies adalah cara pemberian vaksin anti rabies yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Rabies atau Penykit anjing Gila.
-Penyakit anjing gila adalahpenyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing,
kucing dan kera
2. Tujuan Meningkatkan pencapaian terhadap kemungkinan pencegahan penularan dan terjadinya
Rabies Puskesmas Lempo.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur
6. langkah-langkah Uraian Umum
Dalam pelaksananaan kegiatan pemberian vaksin anti rabies ini dilakukan beberapa
langkah diantaranya;
*Anamnesa:adanya kontak,jilatan atau gigitan.Kejadian didaerah
tertular/terancam/Bebas,didahului tindakan Provokatif/tidak.hewan yang menggigit
menunjukkan gejala rbies,hewan yang menggigit hilang,lari dan tidak dapat ditangkap atau
dibunuh.hewan yang menggigit mati,tapi masih diragukan menderita rabies.
*pemeriksaan fisik:identifikasi luka gigitan(status lokalis)
*Bila ada indikasi pemberian vaksin anti rabies,maka terhadap luka resiko rendah di beri
VAR saja
*Terhadap luka resiko tinggi,selain VAR juga diberi SAR.Yang termasuk luka berbahaya
adalahjilatan/luka pada mukosa,luka di atas daerah bahu(muka,kepala,leher),luka pada jari
tangan/kaki,genitalia,luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak.
7..Bagan alir
8.Hal – Hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait 1.Instalasi gawat darurat
2.Rekam medik.
10.Dokumen Terkait
2.Tujuan Sebagai acuandalam pemberian imunisasiBCG agar anak mempunyai kekebalan aktif
terhadap Tuberkulosis
3.Kebijakan
4.Referensi 1.Undang- Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang pelayanan Puskesmas
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
5.alat dan bahan Termos/vaksin carrier
Coldpaack/kotak dingin cair
Spoit1cc dan jarum yang sesuai
Spoit 5cc dan jarum yang sesuai
Vaksin BCG
Pelarut Vaksin BCG
Kapas dan air bersih
Sarung tangan
Masker
Kaartu Imunisasi
Safeti box
Alat tulis
6.Langkah-langkah 1.Petugas mencuci tangan
2.Pastikan vaksin dan sspoit yang akan digunakan
3.Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul(4cc)
4.Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua anak tersebut
5.Ambil 0,05cc Vaksin BCG yang kita larutkan tadi
6.Bersihkan lengan dengan kapasyang telah dibasahi air bersih, jangan menggunakan
Alcohol/desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut
7.Suntikan vaksin tersebut bagian lengan kanan atas( tepatnya pada insertion musculus
Deltoideus) secara intrakutan(ic) dibawah kulit
8.Rapikan alat-alat
9.Petugas mencuci tangan
10. Mencatat dalam buku
7.Bagan Alir
8.Hal – Hal yang perlu 1. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh masyarakat.
diperhatikan 2. Waktu pelaksanaan
9.Unit Terkait
10.Dokumen Terkait 1. Buku register bayi
2. Status bayi
3. Kartu KMS
11.Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PENGAMBILAN VAKSIN RUTIN KE
KABUPATEN
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
PUSKESMAS JOICE L RANTESALU
LEMPO NIP.198203022009022002
1.Pengertian Petugas imunisasi dalam melakukan pengambilan vaksin dan pelarut vaksin program
imunisasi ke gudang vaksin sesuai prosedur.
2.Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas imunisasi dalammelakukan pengambilan vaksin dan
pelarut vaksin program imunisasi ke gudang vaksin sesuai prosedur
3.Kebijakan
4.Referensi 1.Undang- Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang pelayanan Puskesmas
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
5.Alat dan bahan - Persiapan alat(cold box/Vaccine carrier,coolpack/kotak dingin cair, alat pemantau
paparan suhu panas/VCCM)
- Waktu pelaksanaan setiap tggal 2 awal bulan
-Tahapan kegiatan
- Pencatatan / pelaporan
6.Langkah-langkah a. Lakukan penghitungan kebutuhan vaksin
b. Buat surat permintaan vaksin dengan menghitung sisa stok
c. hubungi petugas kabupaten/kota tentang rencana pengambilan vaksin
d. siapkan Cool box atau vaksin carrier yang dilengkapi Cool pack(kotak dingin cair)agar
suhu terjaga antara +2 C s/d +8 C
- Bila yang digunakan coolbox akan dibutuhkan 12 buah coldpack
- Bila yang digunakan Vaccine carrier maka dibutuhkan 4 cool pack
e. Siapkan alat transportasi yang memadai
f. serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten/kota kemudian cocokkan
vaksin yang diserahkan dengan permintaan.
h. Tukarkan coolpack yang dibawah dari puskesmas dengan coolpack yang telah
dikondisikan di kabupaten atau kota
i. Susun coolpack ke dalam coolbox atau vaccine carrier
j. masukkan vaksin ke dalam cool box atau vaccine carrier yang telah terisi coolpack
k. Vaksin yang sensitive beku diletakkan di bagian tengah coolbox dan vaksin yang
sensitive panas menempel pada dinding coolbox
l. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah diantara kotak vaksin dan
vccm didekat kotak vaksin BCG
m. Tutup rapat bagian atas coolbox atau vaccine carrier
n. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar matahari langsung
o. Sesampainya di puskesmas, buka Coolbox atau vaccine carrier dan periksa kembali
kondisi VVM dan alat pemantau suhu
p. Isi formulir vaccine arrival Report (VAR)
q. Masukkan vaksin ke dalam lemari es
r. Catat vaksin tersebut(jumlah,jenis,No.Batch,Masa kadaluarsa, Kondisi VVM) dalam
buku stok vaksin sebagai penerimaan.
Catatan :Cara menyusun coolpack
-Dalam cold box: 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian atas susun vaksin
-Dalam Vaccine carrier: 1 buah pada setiap sisi
7.Bagan alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait Dinas kesehatan Kabupaten
10Dokumen Terkait
11.Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI BIAS DT(Difteri
Tetanus)
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
PUSKESMAS JOICE L RANTESALU
LEMPO NIP.198203022009022002
1. Pengertian -Tata cara Pemberian vaksin anti rabies adalah cara pemberian vaksin anti rabies yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Rabies atau Penykit anjing Gila.
-Penyakit anjing gila adalahpenyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing,
kucing dan kera
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi DPT agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit Difteri(batuk rejan)
3. Kebijakan
4. Referensi 1.Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3.Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Alat dan bahan -alat :
Tidak ada
-Bahan :
Vaksin DPT
Jarum
Kapas
3. Langkah – 1.Petugas mencuci tangan
Langkah 2.Pastikan vaksin yang akan digunakan
3.Jelaskan kepada ibu anak tersebut,umur anak(2-11 bulan) jumlah suntikan 3x untuk
imunisasiDPT ini
4.Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5.Bersihkan1/3 paha bagian luar dengan kapas yang sudah di basahi air bersih
6. suntikkan secara intra muscular(IM)
7.Terangkan kepada ibu anak tersebut,tentang panas akibat DPT, berikan obat penurun
Panas/antipiretik kepada ibu tersebut bila anak tersebut
4. BaganAlir
5. Hal – Hal yang
perlu diperhatikan
6. Unit Terkait
7. Dokumen Terkait -Buku register bayi
-Kartu KMS
8. Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
PUSKESMAS JOICE L RANTESALU
LEMPO NIP.198203022009022002
1.Pengertian Yaitu infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam diseluruh tubuh dan sangat
menular,
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pemberianImunisasi campak agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit campak
3.Kebijakan
4.Referensi 1.Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3.Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5.Alat dan bahan Alat :
- Pinset
- Disposibel
Bahan :
- Vaksin
- Pelarut
- Kapas
- Air
6.Langkah – 1.Petugas mencuci tangan
Langkah 2.pastikan vaksin dalam keadaan baik(no bact,exp,vvm)
3.Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset
4.Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada
5.Pastikan umur anak tepat untuk imunisasi campak(9 bulan)
6.Ambil 0,5cc vaksin yang sudah dilarutkan tadi
7.Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah dibasahi air bersih
8.Bersihkan secara sub cutan
9.Rapikan alat
10. cuci tangan petugas
7.Bagan alir
8.Hal – Hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
10.Dokumen Terkait Buku status bayi
KMS
1.Pengertian Imunisasi polio adalah pemberian vaksin polio agar dapat menimbulkan kekebalan pasif
dan aktif terhadap penyakit polio
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan terhadap
penyakit polio
3.Kebijakan
4.Referensi 1.Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3.Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5.Prosedur Vaksin
Pipet Polio
Pinset/gunting kecil
6.Langkah-langkah 1. Petugas mencuci tangan
2.Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik(perhatikan nomor,kadaluarsa dan vvm/ Vaksin
vial monitor
3.Buka tutup vaksin dengan mengggunakan pinset/ gunting kecil
4.Pasang pipet diatas botol vaksin
5.Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6.Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
7.Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
8.jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak,ulangi lagi penetesannya
9. saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi steril
10. rapikan alat
11. petugas mencuci tangan
7.BaganAlir
8.Hal – Hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
10.Dokumen Terkait 1. KMS balita
11.Rekaman Histori No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELAKSANAAN IMUNISASI
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
PUSKESMAS JOICE L RANTESALU
LEMPO NIP.198203022009022002
1.Pengertian -Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu
- Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan(
Imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi,balita dan anak sekolah di
posyandu,,polindes, pustu, puskesmas, rumah sakit maupun di sekolah
3.Kebijakan
4.Referensi 1.Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3.Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5.Prosedur
6.Langkah – Langkah 1.Selama pelayanan imunisasi,Vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier
dengan menggunakan coolpack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 c dan
vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku
2.Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari langsung
3.Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam vaccine carier yang
tertutup rapat
4.Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada sasaran datang
5.Pada saat pelarutan suhu pelarut dan vaksin harus sama
6.Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum vial lama habis
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus dilindungi dari cahaya
matahari dan suhu luar,seharusnya dengan cara diletakkan dilubang busa yang terdapat
diatas vaksin carrier
8.Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat coolpack
9.Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis ,pelarutan selanjutnya dilakukan bila telah
ada anak yang hendak diimunisasi.
7.Bagan Alir
8.Hal – Hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
10.Dokumen Terkait 1. Buku KMS
11.Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI TT
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2
PUSKESMAS JOICE L RANTESALU
LEMPO NIP.198203022009022002
5. Pengertian Proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus
6. Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tetanus
7. Kebijakan
8. Referensi 1.Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pelayanan puskesmas
3.Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
9. Alat dan bahan -alat :
Tidak ada
-Bahan :
Vaksin TT
Jarum suntik disposibel 2,5 ml
Kapas
10. Langkah – 1.Petugas mencuci tangan
Langkah 2.Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3.Siapkan bahan dan alat suntik
4.Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposibel sebanyak 0,5ml
5.Persilahkan pasien duduk
6. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas
7.Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intramuscular
8.Olesi bekas suntikan dngan kapas steril
9.Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
10.Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar dan jika tidak terjadi efek samping
pasien boleh pulang
11.Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
11. BaganAlir