You are on page 1of 263

TIKAM SAMURAI-SI BUNGSU

(DALAM KECAMUK PERANG SAUDARA)

1
-Episode 371- ”Saya sudah di kampung ...” bisik hatinya sambil
meneruskan memakai baju.
Pergolakan tengah membakar Minangkabau saat...
Hotel dimana dia menginap adalah Hotel Indonesia.
Si Bungsu meninggalkan Australia dan
Sebuah hotel terbilang besar di Bukittinggi saat itu.
menjejakkan kakinya di Bukit-tinggi. Situasi amat rawan.
Terletak di kawasan depan Stasiun Kereta Api. Selesai
Terlebih di kampung-kampung. Saling curiga, saling intai
bertukar pakaian, dia keluar kamar. Mengunci pintu.
dan saling tuduh. Bahkan banyak orang yang ”hilang
Kemudian menyerahkan kuncinya pada pegawai hotel di
malam”. Dia sampai di kota itu ketika sore telah turun.
lobi.
Setelah melewati perjalanan jauh dan panjang: Australia –
”Kereta dari mana yang masuk sebentar ini?”
Jakarta – Padang - Bukittinggi. Dia ingin tidur karena lelah
tanyanya pada pegawai hotel.
dan mengantuk. Namun, bertahun waktu telah berlalu
sejak kepergiannya dari kota ini dahulu. Alangkah ”Dari Padangpanjang, Uda akan kemana?”

lamanya terasa. ”Akan ke Payakumbuh...”

Dalam waktu yang telah berlalu itu, ada rindu ”Aha..! Kereta yang baru masuk itu memang akan ke
menusuk-nusuk hati. Dia bergegas mandi dan berganti sana. Sebentar lagi berangkat. Tapi lebih baik Uda
pakaian. Saat berganti pakaian itu dia mendengar suara bermalam dulu di sini. Kalau keadaan agak aman setiap
lengking yang tinggi. Kemudian melemah. Sayup dan tiga hari ada kereta ke Payakumbuh..”
mendayu-dayu. Dia tertegak dengan baju belum ”Terimakasih..”
terpasang. Suara itu amat dia kenal. Suara peluit kereta
Si Bungsu melangkahkan kakinya ke jalan. Begitu
api! Ada rasa aneh menyelusup di hatinya. Rasa rindu dan
keluar dari pekarangan hotel dan menoleh ke kiri dia
haru yang membuncah. Dia tersenyum tipis, kendati
berhadapan dengan Stasiun Kereta Api itu. Di sebelah
matanya berkaca-kaca.
kanannya ada kedai nasi yang tengah ramai. Beberapa
bendi kelihatan berhenti di depannya. Sebelum bergolak

2
dulu, tiap hari ada puluhan bendi menunggu penompang Petai dan jengkol muda. Ah, sudah berapa lama dia
yang turun dari kereta api, yang datang dari kota-kota tak mengecap makanan itu?
lain. Tapi sejak bergolak jadwal kereta api jadi tidak ”Jadih, jariang mudo...” katanya.
menentu.
Makanan yang dia inginkan itu diletakkan di
Beberapa kusir tengah menikmati nasi ramas di atas depannya. Dia mengangguk pada beberapa orang yang
bendi mereka. Lapau nasi itu hanya dipisahkan oleh jalan duduk di sampingnya yang juga tengah makan dengan
dengan Hotel Indonesia itu. Terletak agak di kiri, sekitar lahap. Kemudian mulai menyuap. Ah, nasi padi baru dan
lima puluh meter dari hotel. Perlahan dia mengayunkan sayur-sayur yang segar. Dia makan dengan lahap.
langkah ke sana. Dari balik kaca dia memandang ke arah Bertambah sampai tiga kali. Menghabiskan dua piring
makanan yang seperti dipamerkan. Ada goreng belut, sayur daun ubi. Sepiring sambal lado dan enam buah
dendeng, rebus daun ubi dan sambal lado. Perutnya jengkol muda. Sepiring belut dan dua potong dendeng.
terasa lapar. Dia memasuki lepau itu. Ludes senua, nah wajahnya berpeluh. Mulutnya terasa
”Jo-a makan pak?” tanya seorang anak muda sambil disengat pedas yang hebat. Berkali-kali dia menghapus
meletakkan mangkuk berisi air cuci tangan dan segelas peluh di wajahnya. Berkali-kali dia mengerang menahan
teh di meja di depan si Bungsu. pedas.

”Nasi jo baluik, dendeng. Letakkan daun ubi jo ”Kopi ciek...” katanya.


samba lado” katanya. Ah, bahagia terasa. Bisa bicara Secangkir kopi manis segera diletakkan.
dalam bahasa ibunya kembali. Seorang lelaki separoh
”Kapai ka Pikumbuah, Nak?” tanya seorang lelaki
baya, bertubuh segar yang tengah menyendukkan nasi
yang duduk di sisinya. Dia menoleh, seorang lelaki tua
bertanya.
yang tengah menghirup kopi kelihatan menatapnya. Dia
”Ado patai jo jariang mudo. Nio ngku?” coba mengingat. Kalau-kalau dia kenal pada orang ini.
Namun dia tak mengenalnya. Dia menggeleng.

3
”Indak Pak...” jawabnya. api mengejutkan dirinya dari lamunan. Di hadapannya, di

Lelaki itu hanya tersenyum. Lalu menghirup kopinya. bawah sana, di antara ladang jagung dan padi yang

Selesai membayar makanannya, si Bungsu melangkah ke menguning di Kampung Tangahsawah, dia lihat kereta api

luar. Orang ramai berkumpul di depan stasiun, yaitu menuju ke kampungnya, berlari perlahan di atas rel. Asap

mereka yang akan ke Payakumbuh, Baso, Biaro, Tanjung hitam mengepul dari lokonya yang berada di depan. Deru

Alam, Piladang, Padang Tarok. Sambil berjalan dia mesin dan gemertak rodanya ketika melindas rel baja

memandangi orang-orang itu. Berharap kalau-kalau ada di disampaikan ke telinganya seperti bunyi seruling anak

antara mereka yang dia kenal. Namun dia telah jadi orang gembala.

asing. Tak seorangpun yang dia kenal. Dan tak


seorangpun yang mengenalnya.
-Episode 372-
Akhirnya dia tegak di taman kecil di bawah Jam
Gadang. Tak lama setelah dia berdiri di bawahnya jam itu Perlahan dia mengambil tempat duduk di sebuah
berdentang tiga kali. Gema Jam Gadang itu menegakkan kursi kayu yang dicacakkan ke tanah, tak jauh dari Jam
bulu romanya. Dia tertegak diam. Gadang. Memandang ke lembah Merapi dan Singgalang.

Memandang ke Gunung Merapi yang bahagian Rasanya seperti bermimpi. Dahulu dimasa revolusi, di kiri

kepundannya berwarna kemerah-merahan. Jauh di sana, sana tak jauh dari Jalan Syech Bantam, dia pernah minum

di kaki sebelah kiri Gunung Merapi, dia melihat Gunung kopi di sebuah lapau kecil menanti seorang kurir. Di lapau

Sago. Ada debar di hatinya. Debar yang rindu. Debar yang itu dia membunuh dua orang serdadu Jepang. Setelah

sepi. Di kaki gunung itu terletak Situjuh Ladang Laweh. serdadu itu membunuh kurir yang dia nanti. Dari sana dia
melarikan diri.
Dia seperti bisa melihat susunan rumah dan letak
mesjid di kaki gunung itu. Dia juga seperti melihat Seorang pedagang di jalan Syech Bantam

pandam pekuburan ayah, ibu dan kakaknya! Peluit kereta menyembunyikannya. Masuk ke ruang di bawah
rumahnya. Kemudian keluar ke belakang. Turun ke jalan
4
yang terletak jauh di bawah sana, di dekat Hotel Antokan. itulah kemudian dia berangkat ke Pekanbaru. Untuk
Dari sana, dengan menyelusur rel kereta api, dia berlari kemudian terus ke Jepang mencari musuh besarnya,
ke rumah Datuk Penghulu di Tarok, di mana dia Saburo Matsuyama. Kini Salma berada di Singapura,
menompang. Datuk itu seorang kusir bendi, yang juga menjadi isteri Overste Nurdin. Komandan pasukan di
seorang pejuang bawah tanah. Ketika dia sampai ke Pekanbaru yang berasal dari Buluhcina. Sebuah kampung
rumah Datuk itu, dia dapati rumah itu telah musnah jadi kecil di tepian Sungai Kampar. Azan Asyar yang
abu. Api tengah berkobar memakan sisa puingnya. berkumandang dari Masjid Raya di Pasar Atas

Kekasihnya yang bernama Mei-mei, seorang gadis menyadarkan si Bungsu dari lamunannya. Perlahan dia

Cina, terhantar tak sadar diri. Gadis itu luka parah dan bangkit, melemparkan pandangannya sekali lagi ke

habis dinista serdadu Jepang. Tidak hanya Mei-mei. Tapi Merapi. Jauh di sana nampak Gunung Sago diselimuti

Tek Ani, isteri Datuk itu serta si Upik, anak gadisnya yang kabut tipis. Di sanalah kampung halamannya, Situjuh

berusia lima belas tahun juga diperkosa serdadu Jepang. Ladang Laweh.

Mulai saat itu, dia dan Datuk Penghulu menghajar Jepang- Dia melangkah meninggalkan Jam Gadang.
jepang di kota ini. Menjebak dan membunuh mereka. Menyongsong suara azan. Lewat di jalan Minangkabau

Mei-mei, gadis yang dia temukan di salah satu rumah yang diapit dua deret toko. Di ujung jalan ini ada sebuah

di Payakumbuh, akhirnya meninggal di loteng sebuah bioskop. Agak di depan bioskop itu ada sebuah masjid

masjid di Tarok. Meninggal sesaat sebelum mereka yang letaknya berdempetan dengan sederet kedai. Itulah

mengucapkana ijab kabul. Sesaat sebelum mereka Masjid Raya di Pasar Atas, dari mana azan itu

disahkan menjadi suami isteri. berkumandang. Masjid itu didirikan oleh kaum
Muhammadiyah di kota itu. Suara azan yang tadi dia
Dan.... setelah itu dia bertualang. Dia ditangkap
dengar sayup-sayup sekali di dekat Jam Gadang, makin
Jepang. Disiksa di dalam terowongan di bawah kota ini.
lama makin jelas. Dia masuk setelah mengambil uduk.
Kemudian ketika lepas, dirawat oleh Salma di rumahnya
Ikut sembahyang berjamaah. Makmumnya tak berapa
yang terletak di kampung Atas Ngarai. Dari rumah gadis
5
orang, karena situasi pergolakan selalu membuat orang perempuan. Dan membayangkan masa kecilnya yang tak
cemas. terlalu indah di kampung dahulu.

Selesai sembahyang dia tak segera pergi. Beberapa ”Alif di ateh a, alif di bawah i, alif di dapan u : A – I -
saat dia masih duduk. Melihat kanak-kanak berdatangan. U”
Ada yang membuka Kitab Ama, ada yang membuka Suara guru diikuti bersama. Berdengung dan
Alquran. Mereka mulai mengaji. serentak.
Mereka mengaji sore hari, karena sejak bergolak ”Ba di ateh - ba, Ba di bawah - bi, Ba di depan – bu:
malam hari biasanya semua toko dan kedai di Pasar Atas Ba, Bi, Bu”
itu tutup. Si Bungsu duduk bersandar ke dinding papan
Suara murid-murid seperti koor yang kompak. Seperti
yang nampaknya telah rapuh. Mendengarkan anak-anak
sudah hafal akan setiap bunyinya. Si Bungsu bersandar
itu mengaji. Dia teringat pada masa kanak-kanaknya di
diam. Beberapa murid mengaji, kanak-kanak berusia
kampung dahulu. Dia sama-sama berangkat dengan
sekitar tiga sampai enam tahun, sesekali melirik padanya.
teman-temannya mengaji ke sebuah surau kecil di pinggir
Di antara suara A, I, U, Ba, Bi, Bu, Ta, Ti, Tu beberapa
kampung.
murid berbisik sesamanya. Kemudian menoleh selintas
Ketika teman-temannya masuk ke surau, dia dan pada lelaki yang bersandar itu. Karena tolehan-tolehan
beberapa temannya yang lain, berkelok ke sebuah rumah itu, guru mengajinya juga menoleh. Guru mengaji itu,
kosong. Di sana mereka berjudi. Main koa, atau remi. seorang gadis cantik berusia sekitar delapan belas tahun,
Memang judi kecil-kecilan. Bertaruh karet gelang atau juga melihat orang itu. Gadis itu segera mengetahui,
kotak rokok. Bertaruh penganan atau pensil. Namun lama- bahwa orang yang tengah bersandar itu, adalah orang
lama, judi itu berkembang jadi judi benaran. Persis seperti baru. Dia bisa mengatakan hal itu dengan pasti.
dirinya yang lama-lama berkembang jadi dewasa. Dan
akhirnya pula, siapa yang tak kenal padanya di bidang -Episode 373-
judi? Kini dia melihat kanak-kanak mengaji. Lelaki dan
6
Sebab meskipun ke masjid ini yang datang kembali bersandar ke dinding. Dulu dia juga pernah
bersembahyang adalah peda-gang dan musafir yang mengaji Alquran. Hanya tak sampai khatam. Tak pernah
singgah, tapi gadis itu mengenal mereka. Dia tahu cara sampai tamat. Ketika rombongan sesama mengajinya
dan lagaknya. Beberapa kali gadis itu menoleh. Murid- berbaris berarak diiringi gendang dan rebana, berpakaian
muridnya pada berbisik melihat ibu guru mereka indah-indah keliling kampung dalam acara Khatam Quran,
beberapa kali mencuri pandang pada lelaki yang dia berada di bekas surau tempat masa kanak-kanaknya
bersandar itu. Si Bungsu sama sekali tak mengetahui, mengaji dulu. Surau itu telah ditinggal. Majid sudah
bahwa ada murid mengaji yang mencuri pandang dan pindah ke tengah kampung, di sanalah dia selalu berjudi.
berbisik tentang dirinya. Si Bungsu juga tak tahu, bahwa Ya, ketika teman-temannya Khatam Quran, dia
guru mengaji anak-anak itu juga mencuri pandang berjudi. Kadang-kadang siang, kadang-kadang malam.
padanya. Dan selalu menang. Dia termenung dalam mesjid itu. Dia
Dia tak mengetahui semuanya itu, sebab yang ada di tak tahu bahwa gadis yang guru mengaji tadi, beberapa
masjid itu hanyalah tubuhnya. Sementara fikirannya kali melirik padanya. Dia juga tak tahu, bahwa beberapa
tengah menikam jejak masa lalunya di kampung sana. Dia di antara gadis-gadis yang mengaji itu ikut melirik.
seperti melihat dirinya hadir dalam kelompok anak-anak ”Nampaknya dia orang baru...”
mengaji itu. Ketika kanak-kanak itu pulang, beberapa
Salah seorang guru mengaji itu berbisik pada teman
lelaki masuk ke masjid tersebut. Guru mengaji itu masih
di sebelahnya.
duduk di tempatnya tadi. Hanya kini ada tiga orang wanita
”Baru darimana?” bisik temannya yang lain.
tua di dekatnya. Guru mengaji itu melirik ke arahnya
persis di saat dia juga memandang pada gadis itu. Gadis ”Entahlah. Tapi yang jelas dia orang baru datang...”
itu menunduk dengan wajah bersemu merah. ”Tadi katamu dia sudah lama duduk di sana. Sudah
Beberapa orang gadis kelihatan membuka Alquran. sejak engkau mengajar surat Ama...”
Mereka mengaji. Si Bungsu masih tetap duduk dan ”Ya, tadi dia duduk dekat tiang itu...”

7
Bisik-bisik mereka terputus ketika guru mengaji ”Halaman seratus dua puluh, Engku...” jawab gadis
melecutkan rotan sebesar ibu jari dan panjangnya yang tengah membaca Alquran itu.
setengah meter, ke lantai. ”Nah, kau dengar Emy, Siti? Sudah halaman seratus
”Simakkan kaji...! Simakkan kaji! Jangan bergunjing dua puluh...”
ketika temanmu membaca kaji!!” suara rotannya Muka kedua gadis itu merah seperti udang dibakar.
menimbulkan suara yang pedih menerpa lantai. Untung hari malam. Sehingga merah muka mereka tak
Kedua gadis yang berbisik-bisik itu cepat menunjuk kentara. Mereka menunduk dalam-dalam. Kemudian
ke Alquran. Seperti menyimak kaji yang tengah dibaca membalik halaman Alquran di hadapan mereka beberapa
salah seorang teman mereka. lembar. Sehingga akhirnya bertemu halaman yang tengah

”Halaman berapa kini Emy?” guru mengaji itu dibaca oleh teman mereka itu. Gadis cantik guru mengaji

bertanya. anak-anak itu, bersama teman-temannya yang lain, sudah


beberapa kali Khatam Quran.
”Halaman seratus dua belas, Engku...” ujar gadis
cantik yang guru mengaji yang ditanya itu. Artinya, mereka telah lebih dari dua atau tiga kali
menamatkan Quran. Mereka masih tetap datang mengaji
”Halaman berapa kini Siti?”
kemari karena demikianlah tradisi di kampung mereka ini.
”Halaman seratus dua belas, Engku...” jawab Khatam yang pertama biasanya ketika usia masih muda,
temannya yang tadi berbisik dengannya. hanya sekedar menghafal saja. Makin dewasa, pengajian
”Hmm... Besok kalian harus menyalin seluruh ayat di dilanjutkan dengan mempelajari makna serta tajuid atau
halaman seratus dua belas itu seluruhnya. Bawa ketika yang lainnya. Tiba-tiba temannya memberi isyarat. Gadis
mengaji besok. Halaman berapa yang tengah kau baca itu cantik guru mengaji kanak-kanak itu tak berani
Rohani?” mengangkat kepala. Dia malu kalau dimarahi lagi oleh
gurunya.

8
”Dia telah pergi....” bisik temannya yang memberi setengah bundar, disana biasanya tempat orang berjualan
isyarat itu. tembakau atau selimut.

Mendengar itu barulah gadis itu mengangkat kepala. Di sana malam hari selalu ada orang bersalung. Kini
Menoleh ke anak muda yang sejak tadi duduk bersandar orang bersalung selesai Asyar. Sebab mereka harus
itu. Anak muda itu telah lenyap dari sana. Dia menunduk pulang sebelum malam turun. Dalam negeri bergolak
lagi. Tapi hatinya entah kenapa tiba-tiba saja jadi resah. berbahaya keluar malam. Ke sanalah anak muda itu pergi.
Lelaki itu telah pergi. Aneh, dia tak penah mengenal lelaki Menjelang masuk ke los itu, dia membeli jagung bakar.
itu. Bahkan baru kali ini dia melihat wajahnya. Tapi karena Jagung muda yang ketika dibakar baunya sangat
wajahnya yang murung dan matanya yang sayu amat menerbitkan selera. Dengan mengunyah jagung bakar itu
meninggalkan kesan di hatinya. dia melangkah memasuki Los Galuang yang hanya

Ketika pulang dari mesjid, dia coba melirik ke kiri mengandalkan cahaya matahari sore.

dan ke kanan. Berharap anak muda itu ada di pinggir jalan Tak jauh dari jalan mula masuk, dia melihat
yang dilalui. Namun si Bungsu memang tak terlihat kerumunan orang ramai. Sesekali terdengar suara sorak.
puncak hidungnya. Gadis itu pulang ke rumahnya, di Dari tengah lingkaran orang ramai itu terdengar suara
sebuah toko bertingkat dua di daerah pasar atas itu. Di seorang wanita tengah berdendang. Sayup-sayup
bahagian bawah tempat ibu dan ayahnya berdagang terdengar bunyi saluang mengiringi dendangnya.
emas. Di bahagian atas adalah rumah tempat tinggal Dendang yang terkadang kocak mengundang tawa.
mereka. Terkadang mengandung sindir yang membuat orang rasa
digelitik. Tapi sebahagian besar dari lagu yang
-Episode 374-
didendangkan bernada ratapan atas nasib yang malang
Sekeluarnya dari masjid itu si Bungsu menuju ke atau tentang percintaan. Si Bungsu tertegak di luar
pasar. Dia menuju Los Galuang, sebuah bangunan beratap kerumunan orang ramai itu. Siang tadi dia mendengar
pekik peluit kereta api. Kemudian makan goreng belut

9
dan dendeng. Mendengar dentang Jam Gadang, Los Galuang itu. Di sekitar lampu, terutama di depan
memandang ke lembah Merapi - Singgalang dan Gunung wanita yang tengah berdendang sayu itu, terlihat
Sago. beberapa keping uang logam dan beberapa lembar uang

Kini, dengan jagung bakar di tangan dan mendengar kertas. Uang itu dilemparkan oleh beberapa pengunjung

dendang orang bersalung, maka lengkaplah kenangan yang meminta lagu atau yang merasa puas atas sebuah

masa lalunya terhadap kampung halaman yang bertahun- lagu. Dia menatap anak perempuan yang tidur bergulung

tahun dia tinggalkan. Dendang wanita di tengah dekat ibunya yang berdendang itu. Ada perasaan luluh

kerumunan orang ramai itu makin mendayu. Tanpa menyelusup di hatinya.

terasa, dia menyeruak perlahan di antara orang-orang Si perempuan berdendang mencari sesuap nasi untuk
yang tegak. Kemudian berada di baris depan sekali. anaknya. Lelaki yang menggesek rebab itu barangkali
Seorang lelaki tua kelihatan meniup saluang. Seorang lagi suaminya. Gadis kecil itu terpaksa mengikuti ayah dan
menggesek rebab tua. Seorang perempuan tengah ibunya mencari makan. Barangkali kampung mereka tidak
menyanyi sambil menunduk. Di dekatnya seorang anak di sekitar kota Bukittinggi ini. Mungkin datang dari
perempuan berusia sekitar setahun, kelihatan tidur Pariaman atau Padang Panjang. Atau mungkin mereka
berkelumun selimut usang. Mereka duduk di atas tikar dari Payakumbuh. Mereka mendatangi kota demi kota,
pandan yang juga telah usang. kampung demi kampung, pasar demi pasar, untuk

Di tengah lingkaran, ada sebuah lampu yang dibuat berdendang mencari makan. Kehidupan mereka tak lebih

dari bekas kaleng sardencis. Sumbunya dari kain sebesar daripada mengharap belas kasihan orang yang

ibu jari. Api dari pelita minyak tanah itu sesekali mendengar. Bila orang merasa tertarik, maka mereka

bergoyang ke kiri atau ke kanan. Mengikuti hembusan akan memberikan sedikit uang. Tak jarang uang yang

angin yang lolos dari sela-sela sepuluhan lelaki yang mereka peroleh tak lebih dari hanya membeli sebungkus

mengelilingi kelompok saluang itu. Cahayanya redup nasi. Nasi yang sebungkus itu biasanya mereka makan

melawan sinar matahari sore yang masih menerobos ke bersama. Empat orang!

10
Bahkan tak jarang mereka pulang dengan tangan isterinya. Dari uang kertas itu, maka mereka kemudian
hampa ke tempat mereka menginap. Uang yang didapat beralih pada orang yang memberikan uang itu.
tak cukup meski untuk membeli sebungkus! Kalau hal itu Orang-orang yang mengelilingi kelompok saluang itu
terjadi, mereka biasanya membeli ubi goreng, atau apa juga berusaha melihat kepada lelaki pemberi uang
yang bisa mengenyangkan. Mereka memberi anak kecil tersebut. Si Bungsu jadi heran atas sikap orang-orang
itu dahulu untuk makan. Bila ada sisanya, maka yang pada memandang padanya. Dia juga menatap pada
perempuan tukang dendang itulah yang mendapat orang-orang itu. Pada perempuan yang sebenarnya cantik
bahagian. Kehidupan mereka hanya lebih baik sedikit dari dan tukang dendang itu.
kehidupan orang yang terlunta-lunta. Si Bungsu tahu
benar akan hal itu. Sebab bukankah ketika masih di -Episode 375-
kampung dahulu dia sering mengikuti tukang saluang? Pada lelaki tua peniup saluang dan pada tukang
Dia merogoh kantong. Meletakkan tiga lembar uang rebab. Akhirnya dia jadi tahu, orang-orang itu merasa
kertas ke depan perempuan yang tengah berdendang kaget atas jumlah uang yang barusan dia letakkan ke
dengan menunduk itu. Buat sesaat, setelah dia depan perempuan itu. Dia juga menatap pada uang yang
meletakkan uang kertas tersebut, dendang dan bunyi dia letakkan tadi.
saluang masih terdengar wajar. Tapi seiring dengan bisik- Ya, uang itu ternyata terlalu banyak bagi ukuran
bisik orang yang berkerumun, saluang dan dendang orang-orang yang kini tengah mengelilingi tukang saluang
perempuan itu tiba-tiba terhenti. Perempuan itu menatap itu. Uang rupiah yang masih baru benar. Jumlahnya itu
pada uang yang baru diletakkan di hadapannya. Lelaki tua yang membuat mereka kaget. Dengan uang itu ketiga
tukang saluang itu menatap pada uang itu. Suami tukang saluang itu, berempat bersama anak perempuan
perempuan itu juga berhenti menggesek rebabnya. kecil itu, bisa hidup senang-senang selama satu bulan!
Menatap pada uang kertas baru yang terletak di depan Tiba-tiba pula, kini si Bungsu yang dibuat kaget tatkala
menatap wajah perempuan tukang dendang itu.

11
Perempuan itu kelihatan kurus. Namun siapapun yang Mendendangkan lagu tentang seorang yang menderita di
melihatnya, pasti mengatakan perempuan itu cantik! kampung halamannya karena hidupnya yang melarat,

Tapi perempuan itu sendiri nampaknya tak tanpa harta, tanpa sanak famili yang mengacuhkan.

mengenal lelaki yang memberi uang itu. Ada beberapa Kemudian dia pergi merantau. Di rantau, nasib
saat dipergunakan oleh si Bungsu untuk memastikan malang ternyata masih mengikutinya. Terlunta-lunta,
apakah perempuan itu memang perempuan yang dahulu sampai akhirnya dengan perjuangan keras dia jadi orang
dia kenal. Tatkala kepastian telah dia peroleh, masih dia kaya. Lalu pulang ke kampung. Di kampung, dimana
perlukan beberapa saat lagi untuk menentramkan berita tentang kesuksesannya telah tersebar,
hatinya. Kemudian baru berkata perlahan. kepulangannya di sambut dengan meriah. Sanak familinya

”Nyanyikan dendang parantauan...” tiba-tiba saja jadi banyak. Bahkan dia tak mengenal
beberapa orang yang hari itu mengaku jadi familinya.
Perempuan itu masih diam. Tukang saluang itu masih
Namun karena dia baru pulang, dan membawa sedikit
diam. Tukang rebab itu masih diam. Yang tak diam adalah
harta, maka dia menerima kunjungan sanak familinya
pengunjung yang makin lama makin ramai. Mereka pada
dengan hati senang.
berbisik dan berdengung seperti lebah.
Dia memberi mereka oleh-oleh. Tak lama, hasil
”Dendangkanlah...” kata si Bungsu perlahan.
pencahariannya di rantau pun habis. Ketika tiba-tiba dia
Hatinya mulai tak sedap melihat situasi yang jatuh sakit, tak seorangpun diantara sanak familinya atau
mencekam ini. Lelaki peniup saluang itu meletakkan yang kemarin mengaku sebagai sanak familinya yang
bambu ujung saluang ke bibirnya. Kemudian terdengar datang menjenguk. Dan akhirnya, dengan kekerasan
suara saluangnya. Mula-mula agak sumbang. Lalu lancar. hatinya saja, meski dalam keadaan sakit, dia kembali
Lelaki penggesek rebab itu menegakkan rebab kecilnya. pergi merantau. Tuhan juga yang mentakdirkan dia
Lalu menggesek rebab mengikuti bunyi salung. Tak lama kembali sukses di rantau. Namun dia telah bersumpah
setelah itu, terdengar dendang si perempuan. untuk tak kembali lagi ke kampung halamannya.

12
Syair lagu ”Dendang Parantauan” ini terdengar tegak ke belakang. Kini anak muda itu sebenarnya berada
terlalu mengada-ada. Bombastis dan klise. Sesuatu yang tak jauh dari tempat tukang saluang itu. Dia tegak di
banyak terdapat dalam film India. Tujuannya hanya satu, tempat yang samar-samar. Menjelang malam turun
menguras air mata pendengar. Terutama kaum ibu. mereka usai. Orang-orang yang mendengarkan sudah
Namun demikian, lagu itu tetap populer. Biasanya para pulang. Hanya tinggal dua tiga orang saja.
pengunjung yang datang mendengarkan lagu saluang itu ”Magrib akan turun, kita pulang...” kata lelaki yang
juga ikut terharu. Dan tanpa setahu mereka yang tengah meng-gesek rebab.
hanyut dalam emosi bersama dendang perantauan itu,
”Ya, sebaiknya kita cepat pulang...” ujar yang
ketika lagu itu berakhir, mereka tiba-tiba tak lagi melihat
perempuan sambil membetulkan selimut anaknya.
orang yang tadi meminta lagu itu. Peniup saluang itu
Lelaki tua peniup saluang membungkus saluangnya
berhenti. Demikian pula penggesek rebab.
dengan kain. Penggesek rebab itu juga membungkus
Mereka mencari di antara orang-orang yang duduk
rebabnya dengan kain baik-baik. Yang perempuan
bersila di depan mereka. Di antara orang-orang yang
mengumpulkan uang yang di depannya. Tangannya
tegak berkerumun. Tapi lelaki muda yang tadi
terhenti lagi ketika memegang uang baru yang tadi
memberikan uang kertas baru itu tak kelihatan. Dia telah
diletakkan lelaki aneh yang meminta lagu ”Dendang
pergi entah kemana. Orang-orang lainpun tiba-tiba
Parantauan” itu. Tangannya terhenti tatkala mendengar
teringat lagi pada lelaki itu. Mereka saling pandang
sebuah suara menggeram.
sesamanya. Berharap melihat lelaki itu di antara mereka.
”Uang itu uang palsu....”
Namun si Bungsu memang telah pergi. Dia tak pergi jauh.
Perempuan itu, suaminya yang menggesek rebab,
Tadi, ketika Dendang Perantauan itu tengah
dan lelaki tua peniup saluang tadi kaget dan menatap
mendayu-dayu, di antara orang yang makin mendesak ke
pada orang yang berkata tersebut. Yang berkata ternyata
depan untuk mendengarkan dan melihat perempuan
cantik tukang dendang itu, si Bungsu perlahan menggeser

13
seorang lelaki bertubuh besar yang sejak tadi duduk di mendekatkan tegaknya. Namun begitu mendengar kata-
baris depan ketika melihat mereka bersalung. kata ”tangkap” dan ”intelijen” dari mulut lelaki besar itu,

”Ya. Uang itu palsu. Berikan pada saya...” katanya mereka segera menjauh. Berlalu dari Los Galuang itu

mengulurkan tangan. cepat-cepat. Seperti takut akan terbawa-bawa dan


ditangkap.
Namun perempuan itu memegang uang tersebut
erat-erat. Perempuan tukang dendang itu pucat. Dalam
suasana bergolak sekarang ”intelijen” dan ”tangkap”
”Meskipun uang itu uang palsu, kami akan
merupakan dua kalimat yang teramat ditakuti. Namun
menyimpannya. Karena uang itu pemberian orang pada
lelaki tua peniup saluang itu tak yakin bahwa lelaki besar
kami...” suami perempuan itu menjawab.
itu adalah benar-benar intelijen.
Terdengar tawa bernada tak sedap dari mulut lelaki
besar itu. Dua temannya yang duduk di kiri kanannya juga -Episode 376-
tertawa bergumam. Dari tampangnya dan tampang kedua temannya
”Engkau akan ditangkap dan dihukum masuk bui, yang tegak itu, tak sedikitpun menggambarkan mereka
buyung. Bukankah pada lembaran uang dituliskan, barang adalah alat negara. Paling-paling mereka hanya tukang
siapa meniru, mengedarkan atau menyimpan uang palsu peras. Mencatut nama intelijen untuk memeras orang lain.
akan ditangkap dan dihukum? Nah, berikan saja uang itu ”Saya harap sanak tak mengganggu kami. Kami akan
pada saya. Saya intelijen...” pulang...” ujar lelaki itu perlahan.
Lelaki besar itu tegak sehabis berkata demikian. Si perempuan memangku anaknya. Memasukkan
Kedua temannya juga ikut tegak dan memang kiri kanan uang ke sela kutangnya. Mereka lalu tegak. Bersiap untuk
dengan tangan meraba pinggang. Ada tiga atau empat segera meninggalkan tempat itu.
lelaki lagi di sana. Tadi mereka juga ikut tertarik
mendengar uang itu uang palsu. Ada yang makin

14
”Serahkan uang itu pada saya!!” lelaki besar itu padam, perempuan pedendang itu terdengar memekik.
membentak. Terdengar suara seperti orang bergumul.

Namun ketiga orang tukang saluang itu tak mau Suaminya terdengar memanggil-manggil. Perempuan
melayani ucapannya. Mereka berjalan menyamping. Pergi itu seperti disekap mulutnya. Kemudian terdengar suara
ke arah lain. Kedua orang teman si tinggi besar mencegat ada yang jatuh. Lalu suara anak menangis. Perempuan itu
mereka. Di tangan mereka tergenggam pisau belati. memburu anaknya yang jatuh dan menangis. Lelaki tua
Namun kedua lelaki pemain saluang itu bukan pula lelaki peniup saluang kelihatan tersandar dengan bahu luka.
yang tak berisi. Mereka segera mempertahankan diri. Sementara lelaki penggesek rebab tertegak diam. Lelaki
Yang muda menghantam pergelangan tangan lelaki yang bertubuh besar itu juga tertegak. Mereka semua menatap
di dekatnya dengan sebuah tendangan. Tangan lelaki itu ke arah pelita. Dekat pelita itu jongkok seorang lelaki.
berhasil dia tendang dengan cueknya. Namun ten Kelompok saluang itu segera mengenali lelaki itu sebagai
dangannya tak cukup kuat untuk melemparkan pisau orang yang tadi memberikan uang yang kini jadi rebutan
lelaki itu dari pegangan lelaki tersebut. itu. Lelaki itu bangkit dan menatap pada lelaki tinggi besar

Mereka berdua terlibat dalam perkelahian terbuka. itu.

Peniup saluang yang tua itu juga mempertahankan diri ”Kenapa engkau mengganggu mereka?” suaranya
dengan menendang ke arah kerampang orang yang terdengar perlahan.
mengancamnya dengan pisau. Lelaki berpisau itu terpekik Lelaki besar itu tersenyum. Senyumnya lebih tepat
dan mundur. Namun dia maju lagi. Saat itu tiba-tiba disebut seringai.
lampu togok yang masih menyala dan terletak di lantai
”Engkau mengedarkan uang palsu, buyung. Saya
padam ditiup orang. Cahaya matahari senja tak cukup
akan menangkapmu...” katanya menggertak.
masuk menerobos ke dalam los itu. Menyebabkan los itu
”Tuan dari instansi mana...”
mulai agak gelap. Hanya beberapa saat setelah lampu itu
”Saya intelijen...”

15
”Intelijen darimana...” Sehabis berkata, dia memberi isyarat pada kedua

”Jangan banyak tanya kau! Di sini orang banyak yang temannya. Kedua temannya yang masih memegang pisau

tanya banyak pula celakanya.” segera mengepung si Bungsu. Lelaki tinggi besar itu
sendiri mencabut pula pisau dari pinggangnya. Mereka
”Intelijen tak biasanya menyombongkan diri. Tak pula
mengepung makin ketat. Si Bungsu mundur. Sampai
mau menganiaya rakyat kecil. Kalau tuan benar seorang
akhirnya pung gungnya tersandar ke dinding Los Galuang
intelijen, maka tuan adalah intelijen keparat...”
itu.
”Ee..bacirik muncuang ang mah! Iko nan kalamak dek
”Nah, serahkan semua uangmu, buyung. Atau kau
waaang!” ujar si tinggi besar menggeram, seraya
tak sempat lagi bernafas...” ujar lelaki besar itu
menendang menggebu-gebu.
mengancam, sambil memainkan pisaunya di hadapan
Lelaki itu, yang tak lain dari si Bungsu, tak berniat hidung si Bungsu.
melayani orang ini. Dia baru tiba di kampungnya. Tidak
”Intelijen biasanya memakai pistol. Tak memakai
pada tempatnya harus berkelahi di hari pertama dia
pisau belati seperti tuan. Yang memakai belati hanya
menjejakkan kakinya di kampungnya ini. Dia hanya
tukang bantai atau kaum penyamun...” ujar si Bungsu
mengelak.
tenang.
”Kalau tuan bisa memperlihatkan tanda pengenal
Muka ketiga orang itu jadi merah padam kena sindir.
bahwa tuan memang seorang intelijen, dan kalau benar
uang itu palsu, saya akan serahkan uang itu beberapa -Episode 377-
lembar lagi,....” ujar si Bungsu sambil tegak beberapa
depa dari lelaki yang mengaku intelijen itu.

”Saya akan memperlihatkan padamu tanda pengenal


yang asli, buyung...” -Episode 378-

16
”Ya, saya dari sana...” kata si Bungsu perlahan. ”Sudah berapa lama sanak mencari nafkah dengan

Sementara itu isterinya yang tengah menatap pada bersaluang ini?”

si Bungsu, tiba-tiba jadi pucat. Lelaki itu menatap pada ayahnya yang meniup

”Uda..., uda Bungsu...?” katanya seperti bermimpi. saluang.

”Ya. sayalah ini, Reno...” jawab si Bungsu. ”Sudah empat tahun. Kami tak bersekolah, tak punya
sawah atau ladang. Saya baru enam tahun menikah
Perempuan tukang dendang itu, yang tak lain dari
dengan Reno. Yaitu setelah suaminya yang pertama
Reno Bulan yang pernah bertunangan dengan si Bungsu
meninggal dalam suatu kecelakaan...”
ketika remaja, tiba-tiba menangis. Kedua lelaki yang ada
di sana hanya menatap tak mengerti. Si Bungsu tertunduk. Masa lalunya saat dia remaja
seperti berlarian datang membayang. Ke masa dia
”Dimana ayah dan ibumu, Reno?” tanya si Bungsu
dipertunangkan dengan Reno. Gadis tercantik di Situjuh
perlahan.
Ladang Laweh. Dia tak tahu, apakah dia mencintai Reno
Sesaat Reno masih menangis, yang menjawab adalah waktu itu atau tidak. Dia juga tak perduli, apakah Reno
suaminya. mencintainya atau juga tidak. Waktu itu dia terlalu sibuk
”Amak dan abak telah meninggal. Sudah enam tahun berjudi ke mana-mana, tak sempat memikirkan soal cinta
yang lalu.” atau soal pertunangan.

”Inalilahi wainnailahi rojiun...” Dia sibuk dengan judi yang telah mencandu. Namun

”Saudara kenal dengan beliau?” jauh di lubuk hatinya ketika itu, dia merasa bangga juga
bertunangan dengan Reno Bulan. Betapa takkan bangga,
”Saya masih terhitung kemenakan oleh ayahnya...”
Reno gadis paling cantik di kampungnya itu merupakan
jawab si Bungsu sambil menatap pada suami perempuan
pujaan setiap anak muda. Ada pedagang dan saudagar
itu.
dari Payakumbuh datang melamarnya dengan membawa

17
uang dan emas dalam jumlah banyak sekali. Tapi Reno berusaha keras agar anak mereka jadi orang. Tapi si
menolak. Bungsu tak perduli. Bahkan dia tetap tak perduli ketika

Ketika mereka dipertunangkan, kampung itu jadi akhirnya, setelah semua usaha menyadarkannya jadi

gempar. Gempar bukan karena mereka tak sebanding. gagal, keluarga Reno datang mengembalikan tanda

Betapa mereka takkan sebanding, Reno gadis tercantik di pertunangan. Dia benar-benar tak perduli. Malah dia

seluruh desa yang berada di kaki Gunung Sago. Gadis melemparkan cincin pertunangan yang dia pakai pada

alim dan digelari puti saking cantiknya. Sementara si perempuan separoh baya yang datang berunding ke

Bungsu, kendati bermata sayu --kata orang tanda-tanda rumahnya.

mati muda-- namun gagah dan semampai. Pasangan yang Perbuatan yang mendatangkan aib dan murka
membuat banyak orang mendecak kagum. ayahnya. Itulah semua kisah tragedi itu. Betapa dia

Namun kegemparan dipicu oleh perangai si Bungsu. takkan kenal pada perempuan di hadapannya ini? Kini

Pejudi Allahurobbi, tak pernah Katam Alquran, dan tak perempuan yang bernama Reno Bulan itu menunduk,

pernah menjejak masjid untuk Jumat, Subuh atau Isa. menangis. Tubuhnya kurus tak terurus. Namun bayangan

Preman tuak yang dibenci kaum ibu di mana-mana, kecantikannya masih jelas. Itulah salah satu sebab kenapa

preman tapi tak tahu silat selangkahpun. Itulah sumbu orang banyak datang melihat bila mereka main saluang.

kegemparan saat mereka dipertunangkan. Perbedaan Orang ingin menatap wajahnya yang lembut dan matanya

mereka bak badak jo tukak. Reno adalah bedak yang yang indah.

harum semerbak, si Bungsu adalah tukak yang membuat Siapa sangka, gadis cantik bunga kampungnya dulu
orang mutah kayak. itu akhirnya akan jadi pendendang saluang. Yang hidup

Sebenarnya sudah berkali-kali pihak keluarga Reno dengan menjual suara disepanjang malam yang dingin

meminta agar calon mantu mereka itu merobah dan lembab. Yang mencari nafkah dari belas kasihan

perangainya. Permintaan itu tentu saja disampaikan lewat orang banyak. Namun itu juga suatu perjuangan hidup.

ayah dan ibu si Bungsu. Ayah dan ibunya sendiri telah Mereka masih mau berusaha, tidak sekedar

18
menampungkan tangan minta sedekah. Mereka juga pernah bicara soal cinta. Namun beberapa kali bertemu,
pedagang. Meski yang diperdagangkan adalah suara. di surau tempat mengaji, di pasar atau di jalan, mereka

”Kata orang....Uda telah meninggal di Pekanbaru....” sempat saling beradu pandang. Saling mengerling dan
bertukar senyum. Itu sangat membahagiakannya. Dia tak
perduli si Bungsu itu pejudi.

Ketika huru-hara selama pendudukan Jepang


berlangsung, dia dan keluarganya mengungsi ke Painan.
-Episode 379- Tempat yang jauh dari jangkauan balatentara Jepang. Di
Si Bungsu dikagetkan oleh suara Reno. Dia sana dia selalu berharap untuk dapat bertemu dengan si
mengangkat kepala. Bungsu. Dia ingin mengatakan pada anak muda itu,
bahwa dia mencintainya. Bahwa dia akan tetap
”Meninggal?”
menantinya. Dia yakin anak muda itu juga mencintainya.
”Ya. Banyak orang berkata begitu. Berita itu dibawa
Meski si Bungsu tak pernah berkata begitu, tapi hati
oleh panggaleh dari Pekanbaru. Uda ikut bergerilya di
perempuannya yang paling dalam mengatakan bahwa
sana. Sampai akhirnya tertembak dan...meninggal di
anak muda itu juga menaruh rasa suka padanya.
sebuah kampung bernama Buluhcina...”
Bertahun-tahun lewat, dia telah dibawa pindah kemana-
Ya, itulah cerita yang didengar oleh Reno ketika mana. Dia tetap menolak untuk dinikahkan dengan lelaki
masih gadis. Semula dia sangat sedih ketika diberitahu lain. Dia tak mengatakan pada orang tuanya alasan
orang tuanya bahwa pertunangannya dengan si pejudi penolakannya. Pokoknya dia menolak. Sampai suatu hari
telah diputuskan. Dia lalu dicarikan calon suami. Seorang dia ditanya oleh ibunya.
kaya dan masih ada pertalian darah dengan keluarganya.
”Engkau masih menanti si Bungsu, Reno?”
Namun gadis cantik itu menolak. Dia mencintai si Bungsu,
Reno kaget, dia tatap ibunya. Perempuan tua itu
teman sesama mengajinya itu. Mereka memang tak
juga menatapnya. Ibu selamanya adalah orang yang
19
paling dekat dan paling mengerti akan isi hati anaknya. Apakah dia tetap takkan berlaki sampai tua, sampai jadi
Ibu selamanya adalah perempuan yang penuh kasih nenek-nenek. Apakah dia ingin marando tagang?” sergah
sayang terhadap anak-anaknya. Reno menangis dan suaminya dengan berang.
memeluk ibunya yang tua. Tapi isterinya juga jadi naiak suga.
”Maafkan Reno, Mak...” katanya lirih. ”Tuan lelaki busuk! Hanya memikirkan diri Tuan saja.
”Katakanlah. Apakah engkau mencintainya, dan Tuan tak pernah memikirkan bagaimana hati anak Tuan.
masih menantinya?” Biar dia kawin dengan rampok sekalipun, asal dia

Lama sunyi, sampai akhirnya Reno mengangguk dan mencintainya dan bahagia...!”

menangis dalam pelukan amaknya. Ya, kemana lagi dia ”Kalian sama-sama gila!”
harus mengadu. Si ibu berlinang air matanya. Sejak saat Reno yang mendengarkan pertengkaran itu hanya
itu si ibu berusaha keras mencari kabar tentang si menangis di kamarnya. Lalu,... suatu hari datanglah kabar
Bungsu. itu. Kabar tentang kematian si Bungsu di Desa Buluhcina.
”Ke ujung langit pun dia, saya akan mencarinya. Saya Sebuah desa 25 kilometer dari kota Pekanbaru. Reno
akan melamarnya kembali untuk Reno...” ujar si ibu suatu merasa dirinya runtuh mendengar berita kematian itu.
malam, saat dia bertengkar lagi dengan suaminya. ”Tak mungkin. Tak mungkin...” desahnya berkali-kali.
”Membuat malu! Bangsat itu penjudi! Dahulu pejudi Berbulan-bulan dia tetap tak mempercayai berita itu.
itu telah memutuskan hubungannya dengan melemparkan Namun itulah berita terakhir yang didengarnya tentang
cincin pertunangannya bukan? Apakah anakmu tak laku, lelaki yang dia cintai itu. Dan akhirnya, dia menyerah
sehingga tak ada lelaki yang mau jadi suaminya? Reno pada kehendak kedua orang tuanya. Terutama kehendak
cukup mengangguk saja, maka sepuluh lelaki kaya atau ayahnya. Agar dia segera menikah. Dia lalu menikah.
yang berpangkat akan datang melamarnya! Katakan Meski dalam usia yang sudah sangat terlambat menurut
begitu pada anakmu yang gila itu! Pada gadis tuamu itu! ukuran saat itu. Dia menikah dengan seorang pedagang

20
kaya. Namun hanya beberapa tahun. Pedagang itu ”Apakah engkau tak pernah pulang ke kampung,
dirampok. Tokonya dibakar. Hartanya ludes. Dan Reno?” si Bungsu bertanya perlahan.
suaminya sendiri mati dalam suatu kecelakaan. Reno Dia ingin sekali mendengar cerita tentang kampung
yang telah kematian ayah dan ibu, jadi hilang kemudi. halamannya. Tentang Situjuh Ladang Laweh. Reno
Untunglah ada seorang lelaki, pemain rabab yang menggeleng.
ikut kelompok saluang yang menikahinya. Dia tak punya ”Sudah lama sekali saya tak ke sana. Sudah
pilihan. Makanya dia menerima dikawini lelaki itu. berbilang tahun. Apa yang harus saya jenguk ke sana?
Daripada hidup dalam godaan. Daripada sesat. Begitulah Tak ada lagi ayah dan ibu, tidak juga sanak tak ada famili.
sejarahnya. Dan kini, di hadapannya, duduk lelaki yang Kalaupun ada famili jauh, famili sesuku, mereka takkan
pernah dia nanti bertahun-tahun. Lelaki yang dicintainya mengacuhkan karena kami miskin. Sudah demikian adat
sepenuh hati. Kalau malam tadi dia tak mengenal si di kampung kita. Orang yang dipandang dan didatangi,
Bungsu, itu memang bukan salahnya. Anak muda itu bila pulang dari rantau, adalah orang-orang yang pulang
kelihatan terlalu gagah dengan tubuh berisi. Lagipula membawa harta. Orang-orang yang berhasil di
mana berani Reno menatap lelaki lama-lama. perantauan...” Reno menjawab dengan getir.
Karena dia tahu terlalu banyak lelaki usil yang selalu Si Bungsu tertunduk diam.
berdatangan ke tempat mereka bersalung. Tak perduli dia
”Apakah kalian tak mungkin berdagang?” tanyanya.
telah bersuami, dan suaminya ada pula di dekatnya!
Suami Reno tertawa perlahan.
Kalaupun mungkin ada hatinya berdetak, namun
bagaimana dia akan meyakini bahwa lelaki itu adalah si ”Bukankah kami kini berdagang? Kami berdagang
Bungsu? Yang telah dikatakan meninggal dunia. Dia tak suara. Hanya itu yang bisa kami perdagangkan. Karena
mau ditipu oleh mata. Dia tak mau ditipu oleh harapan hanya itu pula modal kami. Untuk berdagang yang lain,
yang telah punah. dibutuhkan modal yang lain pula. Apalagi pergolakan ini
membuat keadaan tidak menentu..”

21
Tapi, kendati situasi keamanan masih belum ”Reno, Sutan Pilihan, besok saya akan ke pergi.
menentu, si Bungsu menyuruh mereka agar benar-benar Mungkin ke Payakumbuh. Tapi perjalanan hidup tak bisa
berdagang. Dia memberinya modal dari uang yang dia kita terka. Yang jelas besok saya akan pergi. Sutan sudah
bawa pulang. Keluarga pesalung itu semula menolak. Tapi tahu apa hubungan saya dengan isteri Sutan di masa lalu.
si Bungsu memaksa mereka untuk menerima modal itu. Saya yakin Sutan akan menjaga Reno baik-baik. Reno,
Dia punya alasan untuk berbuat demikian. Dia punya uang nasib ditentukan oleh Tuhan. Nasiblah yang membuat kita
yang cukup. Tapi untuk apa uangnya kini? Dia tak punya tercerai berai. Kini sayangi dan jaga anak dan suamimu.
siapa-siapa. Dia anak yang bungsu. Tak beradik. Ada Aku menyayangimu sebagai adikku, kenanglah aku
seorang kakaknya, tapi kakaknya itupun telah meninggal. sebagai mengenang saudara lelakimu. Aku akan bahagia

Dia ingin Reno berobah nasibnya. Lagipula Reno bila mendengar kabar kalian hidup bahagia...”

adalah anak mamaknya. Dengan uang itu suami Reno Reno tenggelam dalam tangis terisak-isak. Sutan
membeli sebuah kedai di Los Galuang. Kemudian membeli Pilihan tak mampu membendung air matanya.
kain batik ke Padang. ”Demi Allah, Uda Bungsu, saya akan menjaga Reno
sebagaimana Uda pesankan. Dia ibu dari anak saya, dan
saya mencintainya. Saya tak tahu bagaimana harus
mengucapkan terimakasih atas semua bantuan Uda pada
-Episode 380- kami, hanya Tuhan yang akan membalasnya....” ujar

Mereka berjualan kain panjang dan selimut tebal. Sutan Pilihan perlahan.

Selain itu, masih banyak kelebihan uang dan mereka Besoknya, ketika si Bungsu akan keluar rumah, Reno
membeli sebuah rumah cukup besar di Jangkak, tak dapat menahan rasa kehilangannya. Dia peluk lelaki
Mandiangin. Malam itu, selesai Magrib dan makan malam itu di depan suaminya. Sutan Pilihan menjadi sangat
mereka duduk di ruang tengah. terharu.

22
”Jangan lupakan kami Uda. Jangan lupakan kami..” kelihatan berada di luar rumah. Kota itu seperti kota mati.
ujar perempuan itu dalam rasa hibanya yang sangat. Si Beberapa belas mayat berlumur darah kelihatan
Bungsu balas memeluknya. tergeletak di depan Jam Gadang. Jam itu seperti saksi

”Reno Adikku, jaga suamimu, jaga anakmu..” bisu, menatap mayat-mayat di bawahnya.

”Jaga juga diri Uda baik-baik...” ujar Reno diantara Malam tadi PRRI menyerang APRI yang berkedudukan

isaknya. di kota. Kontak senjata tak terhindarkan. Sebagaimana


jamaknya perang kota di mana-mana, dibahagian
Itulah puncak pertemuan mereka beberapa bulan
manapun di dunia ini, yang paling menderita bukanlah
yang lalu, perpisahan! Semasa bertunangan mereka tak
pihak yang berperang. Melainkan penduduk!
pernah berpelukan. Jangankan berpeluk, berpegangan
tangan saja tak pernah. Kini, setelah zaman berlalu, saat Itulah yang terjadi atas penduduk kota Bukittinggi.

Reno menjadi isteri lelaki lain dan si Bungsu menjadi Rentetan tembakan yang terdengar malam tadi, masih

pengembara yang tak tahu dimana akan mengakhiri bersambung sampai pagi. Hari itu adalah hari yang paling

pengembaraannya, mereka berpelukan sebagai dua orang hitam dan paling berlumur darah bagi kota yang indah

adik beradik di depan suami Reno. Sutan Pilihan, suami dan sejuk itu. Bahkan di zaman penjajahan Belanda dan di

Reno, menatap perpisahan itu dengan hati yang amat zaman fasis Jepangpun, maut tak pernah menyebar

hiba. Dia ingin si Bungsu tetap berada di antara mereka. bencana sedahsyat seperti yang terjadi hari itu. Kota itu

Budi dan keihlasan anak muda itu amat mengikat hatinya. benar-benar sunyi. Bahkan suara burung-burungpun, yang
biasanya terdengar riuh seperti nyanyian kanak-kanak
—o0o—
yang gembira, pagi itu sepi.
Saat itu pergolakan sedang berada di puncaknya.
Bau mesiu dan seringai maut, berbaur dengan
Pagi itu Jam Gadang di pusat kota berdentang lemah
anyirnya darah. Tercium di setiap pelosok kota. Sesekali
delapan kali. Matahari sudah sejak tadi terbit. Namun
masih terdengar suara tembakan. Sesekali kebisuan yang
meski telah sesiang itu, tak seorangpun penduduk yang
mencekam itu dirobek oleh derap sepatu berlarian, atau
23
suara truk reot yang mengangkut mayat-mayat. Rumah -Episode 383-
Sakit makin siang makin dipenuhi oleh mayat yang
Partai Islam sendiri saat itu tercecer, selain karena
berdatangan. Dari Tarok, dari Jalan Melati. Dari Simpang
tak pernah menjanjikan kebahagian duniawi seperti
Aurkuning, dari Birugo, dari Mandiangin, dari Lambau, dari
komunis, juga karena kader-kadernya hanya mendapat
Atas Ngarai.
pendidikan lokal. Selain itu, dan ini masuk penting,
pimpinan-pimpinan partai Islam yang jumlahnya banyak
-Episode 381- itu, saling bercakaran untuk mendapatkan kedudukan.

Kemana si Bungsu setelah peristiwa di Simpang


Aurkuning itu? Tak seorangpun yang tahu. Yang jelas,
sesaat setelah Nuad si OPR itu melaporkan peristiwa itu
-Episode 382- ke komandan pasukannya, APRI lalu memburunya. Namun
jejaknya lenyap dalam belukar Tambuo itu.

”Kau tahu siapa dia?” tanya sersan yang memimpin


pencarian itu.

Nuad yang baru dibebaskan si Bungsu menggeleng.

”Bukan orang Tigobaleh, misalnya?”

”Tidak. Saya kenal setiap batang hidung orang


Tigobaleh. Tak satupun yang mahir mempergunakan
samurai. Saya tak pernah melihat orang itu sebelum ini di
Bukittinggi. Saya benar-benar tak mengenalnya, Pak.”

”Kau bisa usahakan mencari informasi tentangnya?”

24
”Saya akan usahakan. Tapi orang ini nampaknya Anggota OPR yang mencegatnya, demikian pula yang
amat berbahaya...” bernama Nuad, yaitu mata-mata lihai yang dia ancam

”Ya. Itu sudah dia buktikan tadi ketika menghantam dengan samurai itu, rata-rata merupakan orang baru di

dan membunuh Sutan Kudun...”. Bukittinggi. Baru sekitar sepuluh tahun. Makanya mereka
tak penah mengenal bahwa dahulu di kota itu ada
Pasukan itu lalu meninggalkan Tambuo. Padahal si
seorang anak muda yang kemahirannya bersamurai amat
Bungsu tak pergi jauh, hanya dua ratus depa dari mereka,
luar biasa.
di tebing yang terlindung oleh hutan bambu, dia tengah
duduk dan menatap pada mereka dengan diam. Sejak tadi Si Bungsu mengunyah beberapa macam dedaunan

dia memperhatikan gerakan pasukan APRI yang yang dia pungut dari belukar di Tambuo itu. Lalu

mencarinya itu. Pasukan itu memang hanya tegak di jalan. menempelkannya ke luka di keningnya. Dalam waktu

Menatap keliling. Tidak menyeruak semak belukar. singkat, darah itu berhenti mengalir. Pening kepalanya
lenyap.
Malam itu, saat tentara PRRI menyerang kota
Bukittinggi, si Bungsu bermalam di rumah kawannya yang -Episode 384-
terletak di Tigobaleh. Mereka mendengar suara tembakan.
Bahkan sampai pagi. Sebenarnya pagi itu dia sudah akan
menuju ke kota, tapi temannya melarang. Berbahaya ke
kota dalam situasi begitu. Esoknya setelah hari agak -Episode 385-
tinggi, dia berkeras juga untuk pergi dan dilepas dengan
Kari Basa memperkenalkan si Bungsu pada pemilik
was-was. Akhirnya hanya sekitar setengah jam keluar
kedai tersebut. Pemilik kedai yang bernama Rabain itu
dari rumah temannya di Tigobaleh, dia terjerat dalam
hanya melongo. Kemudian menyalami si Bungsu.
peristiwa berdarah di Simpang Aurkuning itu.

25
”Namamu sejak dahulu kudengar, anak muda. ”Benar cerita itukan, Bungsu?”
Sebentar ini juga. Apakah benar dia yang membuat ”Ya....” jawabnya perlahan.
peristiwa di Tarok itu?”
”Hei, kita ke rumah. Tentara kini berkeliaran
Kari Basa menatap pada si Bungsu setelah pemilik mencarimu. Tapi tak apa, itu hanya sebentar. Banyak
kedai itu bertanya. Setelah menatap sejenak keluar, tugas mereka yang lebih penting daripada hanya mencari
memastikan tak ada tentara atau orang lain, Kari Basa engkau. Sepuluh dua puluh OPR mati, biasa. Mari, kita ke
ikut bertanya. rumah. Rabain, kami pergi....”
”Kami mendapat kabar, pagi tadi di Aur Kuning ada Si Bungsu mereguk minumannya. Kemudian akan
OPR yang dibantai orang dengan samurai. Menurut membayar. Tetapi pemilik kedai itu menolak. Mereka
sebagian orang, OPR itu dicido dari belakang. Tapi ada berjalan kaki menuju arah Panorama. Ada dua tiga truk
yang berkata, bahwa OPR itu akan menembak dan lelaki penuh tentara melewati mereka menuju ke rumah sakit.
itu tiba-tiba menggerakkan tangan. Dan tiba-tiba saja Tapi karena Kari Basa demikian tenang, si Bungsu juga
dada OPR itu belah oleh samurai. Saya mendengar cerita menjadi tenang. Dan tiba-tiba saja, mereka tegak di
itu, dan setahu saya hanya seorang yang mampu depan sebuah rumah.
melakukan hal itu, yaitu engkau. Sebentar ini, dua lelaki
”Kau masih ingat rumah ini?”
yang keluar tadi, adalah orang-orang PRRI. Mereka juga
Kari Basa bertanya perlahan sambil merogoh
mendengar cerita itu. Kini engkau muncul tiba-tiba.
kantong. Mengeluarkan sebuah kunci dan menaiki tangga
Jangan mungkiri bahwa memang engkaulah yang telah
batu. Si Bungsu masih tertegak beberapa saat. Betapa dia
membantai OPR itu. Benar bukan?”
takkan ingat? Di rumah inilah dahulu dia di rawat oleh
Si Bungsu hanya menatap pada orang tua itu. Kari
Salma selama beberapa puluh hari, setelah tubuhnya
Basa, ayah Salma. Alangkah lamanya mereka tak
dicencang oleh Kempetai dalam terowongan di bawah
berjumpa.
kota ini. Di rumah inilah dia berlatih kembali

26
mempergunakan samurainya, setelah sekian lama tak Malam harinya, Kari Basa bercerita. Dia tak ikut
menyentuh senjata tiu. Akhirnya dia melangkah naik. berperang. Memang ada beberapa teman-temannya

”Ini kamarmu, ingat?” membawanya serta.

Si Bungsu tersenyum. ”Saya memang tak setuju dengan kebijaksanaan


pusat. Tapi memberontak menurut saya taktik yang salah.
”Saya beberapa kali menerima surat dari Salma, yang
Sekurang-kurangnya saya tak sepaham. Maka saya tetap
mengatakan bahwa kalian bertemu di Singapura. Dia
tinggal di kota.”
menceritakan semua yang terjadi di sana.”
”Bapak berpihak pada APRI?”
Si Bungsu tak menjawab. Tapi sambil mendengarkan
dia memperhatikan kuku kaki dan kuku jari tangan Kari ”Terserah bagaimana penilaian oranglah. Tapi yang

Basa. Ternyata semuanya utuh. Tahu bahwa anak muda jelas saya tak ikut ke hutan...”

itu memperhatikan tangan dan kakinya, yang dahulu ”Bapak menjadi informan PRRI?”
semasa sama-sama ditahan di lobang Jepang, kukunya Kembali Kari Basa menggelengkan kepala.
dicabuti semua oleh Jepang, Kari Basa berkata :
”Kalau begitu bapak informan APRI?”
”Sudah tumbuh semuanya...”
”Juga tidak Bungsu. Teman-teman memang
”Bapak berada dalam kota, apakah berpihak pada membawa saya untuk aktif lagi dalam APRI. Namun
APRI?” ujar si Bungsu. betapupun jua, Minangkabau ini adalah kampung saya.
Lelaki tua itu tertegun. Kemudian menoleh keluar. Barangkali sikap saya adalah sikap yang buruk. Tak bisa

”Panjang ceritanya, Bungsu. Tapi saya akan solat berpihak. Tapi saya memang berada dalam posisi yang

Asyar dulu. Nanti kita cerita...” serba sulit. Di satu pihak, saya memang tak suka akan
kekacauan politik yang terjadi dalam kabinet sekarang.
”Ya, saya juga akan solat...”
Saya juga tak suka pada cara Presiden Soekarno yang
amat berpihak pada komunis. Tapi saya juga tak mau

27
memberontak. Saya lebih-lebih tak suka lagi, kalau saya -Episode 386-
harus memanggul senapan dan memburu PRRI. Mereka
Tadi pagi saya memang membunuh seorang OPR.
adalah orang kampung saya semua, teman, anak dan
Tapi sungguh mati, saya bukan PRRI. Saya juga tidak
kemenakan. Teman-teman dari PRRI dan juga dari APRI
simpatisan mereka. Itu bukan pula berarti saya berada di
meminta saya untuk menjadi informan mereka. Tapi saya
pihak APRI, tidak. Saya hanya membunuh OPR itu karena
menolak. Nah, sejak tadi kau menanyai saya, Bungsu.
dia tak memberi kesempatan hidup pada seorang lelaki
Seolah-olah engkau seorang intelijen. Apakah engkau
cacat yang minta tolong pada saya. Dia mengatakan
salah seorang dari PRRI itu?”
bahwa lelaki cacat itu PRRI. Kalaupun benar, tetapi lelaki
Si Bungsu tak segera menjawab. Dia melemparkan
itu luka. Kenapa dia tak ditolong? Saya benci pada OPR
pngannya ke luar jendela. Di luar sana, beberapa anggota
yang tak berperikemanusiaan itu. Demi Tuhan, kalaupun
APRI kelihatan mondar mandir di jalan raya.
yang melakukan aniaya itu adalah orang PRRI, maka saya
”Saya baru datang, Pak. Saya bertanya pada Bapak, juga akan membunuhnya. Itulah yang terjadi, Pak. Kini
karena saya tak tahu tentang apa yang telah terjadi di harap Bapak ceritakan, kenapa negeri kita ini sampai
kampung kita ini. Kenapa negeri yang dahulu Bapak dan berkuah darah?”.
teman-teman Bapak pertahankan dengan mengorbankan
Kari Basa termenung. Ucapan anak muda itu,
nyawa ini tiba-tiba diamuk perang saudara. Saya dengar
menghujam jauh ke lubuk hatinya. Setelah lama
Pak Dakhlan Jambek kini berada di Tilatang Kamang. Apa
termenung dan merekat kembali segala yang
sebenarnya yang telah terjadi, Pak Kari? Apa sebabnya
diketahuinya tentang mula pergolakkan ini, Kari Basa lalu
kita memberontak. Apa sebabnya APRI yang juga orang
bercerita.....
Indonesia itu, malah di antaranya juga terdapat orang-
Pada mulanya adalah rasa tak puas pihak Angkatan
orang Minang, hari ini justru datang kemari untuk saling
Darat Republik Indonesia atas kekalutan politik di tingkat
berbunuhan dengan saudara-saudara sebangsanya?
Pusat. Kekalutan politik itu menyebabkan jurang pemisah
Tolong Bapak ceritakan, saya ingin mendengarkannya.

28
antara Daerah dan Pusat dalam hal mencari jalan membangun daerah. Lalu disusul dengan diambil alihnya
keluarnya. Di Sumatera, dua tiga tahun sebelum PRRI kekuasaan dari Gubernur Sumatera Tengah Ruslan
dideklarasikan, diadakan reuni para pejuang Perang Mulyoharjo oleh Dewan Banteng dengan Ahmad Husein
Kemerdekaan di Sumatera Tengah. Reuni itu bertujuan sebagai ”Ketua Daerah” menggantikan jabatan Gubernur.
membina kesatuan dan kekompakan, terutama di Tindakan ini diikuti oleh Dewan Gajah di Sumatera Selatan
kalangan pejuang kemerdekaan yang dipelopori oleh dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.
perwira-perwira Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Akibat munculnya kekalutan ini yang paling menarik
Dari reuni itu, pada 20 Desember 1956 lahirlah manfaatnya adalah pihak PKI. Mereka mendapat bukti
Dewan Banteng yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad bagi agitasi politiknya untuk mengkambing-hitamkan
Husein. Tindakan reuni untuk kekompakan para Pejuang Angkatan Darat sebagai ”War Lords” dan diktator-diktator
Kemerdekaan ini diikuti oleh daerah-daerah lain. Dalam militer. Kaki-tangan imperialis, kolonialis, musuh rakyat
hal ini para perwira Sumatera Tengah menjadi ikutan. Dua dan musuh demokrasi. Situasi ini memberi peluang
hari setelah dewan Banteng terbentuk, tepatnya 22 mematangkan kondisi revolusioner bagi PKI menurut
Desember 1956, di Medan dibentuk pula ”Dewan Gajah” konsepsinya. Dalam keadaan seperti itu, situasi semakin
yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon. Lalu pada tidak menguntungkan bagi pihak yang ingin
tanggal 18 Maret 1957 di Manado dibentuk pula ”Dewan mempertahankan jalan konstitusi dan tertib hukum serta
Manguni” yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Vence demokrasi.
Sumual. Sumatera Selatan segera pula bersiap-siap Karena perkembangan yang terjadi, Dewan
menuruti Sumatera Tengah untuk membentuk ”Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante hasil Pemilihan
Garuda” dibawah pimpinan Letnan Kolonel Barlian. Umum pertama Tahun 1955 menjadi arena pertempuran
Tindakan yang dianggap Pusat melanggar konstitusi politik yang tak mampu menemukan jalan keluar sebagai
dimulai dengan adanya cetusan tuntutan daerah kepada lembaga yang diharapkan untuk meletakkan landasan
Pusat. Tuntutan itu berupa desakan agar Pusat bagi peredaan rasa ketidakpuasan yang semakin meluap.

29
Pergolakkan di daerah-daerah bukannya mendorong negara sepenuhnya kepada Angkatan Bersenjata Republik
lembaga-lembaga itu mem percepat tercapainya hasil- Indonesia. Sampai di sini Kari Basa berhenti bercerita.
hasil guna meredakan pergolakan di daerah itu, tetapi Dia meneguk kopinya. Si Bungsu juga meneguk
malahan sebaliknya. Pergolakan di daerah mereka kopinya. Kari Basa semasa revolusi pisik tahun 45
pergunakan sebagai senjata untuk lebih memperhebat bertugas sebagai perwira intelijen. Dia memang punya
pertempuran politik dalam lembaga tersebut. ingatan dan pengetahuan yang amat dalam tentang
Kalau kesatuan Angkatan Bersenjata sudah mencari situasi negara waktu itu. Sehabis minum kopi, mereka
jalan sendiri-sendiri, maka perang saudara pasti takkan sembahyang Isya. Setelah itu makan malam. Atas
bisa dihindarkan. Untuk mengatasi situasi yang tak baik desakan si Bungsu, orang tua itu kembali merekat
ini, terutama di lingkungan Angkatan Darat, tanggal 9 kepingan ingatannya tentang masa-masa prolog
Desember 1956 KSAD Mayor Jenderal A. H. Nasution pergolakan tersebut. Kemudian dia meneruskan
mengeluarkan perintah yang melarang seluruh anggota ceritanya...
TNI/AD aktif dalam partai politik. Kemudian 15 Februari Demi menghindarkan perpecahan persatuan
1957, Jenderal Nasution selaku KSAD kembali Nasional, setelah dinyatakannya keadaan SOB, dan
mengeluarkan larangan reuni bagi Dewan-dewan yang megusahakan menyelesaikan masalah pertentangan
lahir di daerah itu. antara daerah-daerah yang bergolak dengan pusat secara
Karena kekuatan politik itu juga, maka Kabinet Ali damai, maka pada tanggal 9 sampai 14 September 1957
Sastroamijoyo ke II, yang dibentuk atas dasar hasil di Jakarta diadakan Musyawarah Nasional (Munas).
Pemilihan Umum tahun 1955, pada Maret 57 Dihadiri oleh seluruh pimpinan pemerintah dan tokoh-
menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno. tokoh politik dan militer dari seluruh Indonesia. Tujuan
Untuk mengatasi situasi kritis, maka Presiden menyatakan Munas ini adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah
negara dalam keadaan Darurat Perang (S.O.B) dan yang timbul secara musyawarah dengan hati terbuka dan
dengan demikian membebankan tugas pengamanan dalam suasana kerukunan dan persaudaraan.

30
1958, Ahmad Husein selaku Ketua Dewan Banteng
mengeluarkan Ultimatum yang sudah disepakati di Sungai
-Episode 387-
Dareh itu kepada Presiden Soekarno dan Kabinet Juanda
Musyawarah Nasional diikuti dengan Musyawarah di Jakarta. Isi Ultimatum itu adalah :
Nasional Pembangunan (Munap) yang dilangsungkan akhir
A. Agar Presiden membubarkan Kabinet Juanda dalam
November 1957.
tempo 5 x 24 jam.
Tapi ternyata Munas dan Munap itu tak menghasilkan
B. Agar Presiden menunjuk Mohammad Hatta dan
apa-apa. Kekecewaan daerah semakin meningkat.
Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pembentuk
Tanggal 9 Januari 1958 di Sungai Dareh dilangsungkan
kabinet baru.
rapat yang dihadiri Simbolon, Ahmad Husein, Dahlan
C. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka Dewan
Jambek, Sumual, Zulkifli Lubis serta beberapa tokoh politik
Banteng akan memutuskan hubungan dengan
dan militer lainnya. Rapat Sungai Dareh ini membicarakan
Pemerintah dan bebas dari ketaatan terhadap
kekecewaan mereka atas ketidakberhasilan pimpinan
Kepala Negara.
Pusat mengatasi keresahan. Rapat itu juga telah
membicarakan rencana meningkatkan tuntutan kepada Ultimatum ini seperti membakar sumbu dinamit.

Pusat. Malah tidak hanya berupa tuntutan, tetapi Pemerintah pusat menjawab ultimatum itu dengan

ultimatum. Jika ultimatum tidak dijawab, maka akan dicari perintah pemecatan dengan tidak hormat atas Kolonel

jalan lain. Simbolon, Kolonel Dahlan Jambek, Kolonel Zulkifli Lubis


dan Letnan Kolonel Ahmad Husein. Perintah pemecatan
Rapat ini tercium oleh Pemerintah Pusat di Jakarta.
itu diikuti dengan perintah penangkapan. Tanggal 12
Maka tanggal 23 sampai 26 Januari 1958 KSAD Jenderal
Februari 1958 KSAD mengeluarkan keputusan
Nasution mengadakan perjalanan ”mengukur barometer”
membekukan Komando Daerah Militer Sumatera Tengah
situasi. Perjalanan itu dilakukan ke Tapanuli, Sumatera
Timur, Aceh dan Tanjung Pinang. Tanggal 10 Februari

31
(KDMST) yang selanjutnya menempatkannya langsung di Mereka dicap memberontak dengan nama Permesta.
bawah perintah KSAD Jenderal Nasution. PRRI/PERMESTA oleh Pemerintah Pusat dianggap lebih

Namun pemecatan, perintah penangkapan dan berbahaya dibandingkan dengan pemberontakan

pembekuan KDMST itu dijawab oleh Dewan Banteng bersenjata yang pernah timbul sebelumnya di tanah air,

dengan sebuah Proklamasi. Proklamasi itu adalah oleh karena:

proklamasi berdirinya ”Pemerintah Revolusioner Republik a. Dengan memproklamirkan ”Pemerintah


Indonesia” (PRRI) pada tanggal 15 Februari 1958, dengan Revolusioner” dan tidak mengakui kekuasaan
Syafruddin Perwiranegara sebagai Perdana Menteri. Pemerintah yang sah akan mengakibatkan Negara
Proklamasi ini dilanjutkan dengan membentuk Kabinet Republik Indonesia akan terpecah belah.
yang berpusat di Padang. Maklumat pembentukan PRRI itu b. Pemberontakan ini telah melaksanakan
didukung oleh Simbolon di Sumatera Utara. Tanggal 17 penyelewengan di bidang politik, ekonomi dan
Februari 1958, D. J. Somba yang menjabat sebagai militer dengan mengadakan hubungan serta
Panglima Musyawarah Nasional Pembangunan (MUNAP), mendapat bantuan kerjasama langsung dari luar
yang dilangsungkan akhir November 1957. negeri. Yang berarti membuka pintu bagi kegiatan
Komando Daerah Militer Sulawesi Utara (KDMSU) di subversi.
Manado menyatakan pula bahwa Sulawesi Utara Untuk menumpas PRRI/PERMESTA, pemerintah Pusat
memutuskan hubungan dengan Pemerintah Pusat di memerintahkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Jakarta dan menyokong berdirinya PRRI di Sulawesi Utara, untuk melancarkan operasi gabungan. Untuk itu disusun
di bawah pimpinan Perjuangan Rakyat Semesta operasi-operasi sbb :
(PERMESTA). Pengumuman menyokong PRRI ini dijawab
1. Operasi TEGAS di daerah Riau Daratan dan
Pemerintah dengan memecat dengan tidak hormat Letnan
Pekanbaru dipimpin oleh Letkol Kaharuddin
Kolonel HNV Sumual, Letnan Kolonel D. J. Somba dan
Nasution dari RPKAD.
Mayor D. Runturambi.

32
2. Operasi SAPTA MARGA di daerah Medan/Sumatera ”Yang menembak Jepang di Birugo dahulu?”
Utara. ”Ya”
3. Operasi 17 Agustus untuk mengamankan ”Ya, saya ingat beliau. Beliau masih hidup?”
Sumatera Barat di bawah pimpinan Kolonel Inf.
”Sampai malam kemaren masih hidup...”
Ahmad Yani.
”Maksud Bapak?”
4. Operasi SADAR untuk mengamankan Sumatera
”Dia meninggal malam kemaren.”
Selatan dengan Komandan Operasinya Kolonel Dr.
Ibnu Sutowo. ”Dimana?”

5. Operasi MERDEKA di Sulawesi Utara dengan ”Di kota ini. Di dekat Simpang Tembok..”
Komandan Operasi Letkol Infantri Rukminto ”Dalam penyerbuan malam kemaren?”
Hendraningrat.
”Ya”
Malam telah hampir tersambut dengan subuh, ketika
”Dia ikut PRRI?”
Kari Basa, bekas perwira intelijen di zaman perang
”Ya”
kemerdekaan itu, menyelesaikan ceritanya. Setelah itu
mereka ke kamar tidur masing. ”Ikut menyerbu masuk kota?”

Si Bungsu tak dapat memejamkan matanya sampai ”Ya. Dia ikut menyerbu bersama pasukan Dahlan
datang waktu subuh. Ketika dia mendengar Kari Basa Jambek, pasukan Sadel Bereh, pasukan Mantari Celek,
mengambil uduk, diapun bangkit. Kemudian ke kamar Beruang Agam. Jumlah mereka diperkirakan mendekati
mandi dan mengambil uduk pula. Mereka sama-sama atau lebih dari seribu orang.”
sembahyang subuh dengan Kari Basa sebagai Imam. ”Ya Tuhan, apakah mereka akan merebut kota?”
”Kau ingat Sutan Baheramsyah?” tanya Kari Basa ”Saya tak tahu, buyung. Tetapi yang jelas, malam
tatkala mereka selesai sholat. tadi pasukan APRI tetap bertahan di kantong-kantong

33
pertahanan. Tapi begitu pagi tiba, mereka mulai mengejar Jika sudah bertemu dengan keluarganya, dengan
pasukan PRRI. Pasukan PRRI mundur karena kebanyakan anak-anaknya yang kecil-kecil, dia berniat mundur
mereka telah kehabisan peluru menembak-nembak bersama pasukan Sadel Bereh yang memang masuk dari
sepanjang malam. Mereka diburu ke arah Gadut, Tilatang arah Gadut lewat Tembok. Tapi ternyata ketika dia
Kamang dan Padang Luar Kota. Diburu dengan panser, sampai, pasukan Mobrig di bawah pimpinan Sadel Bereh
tank dan mustang yang datang dari Padang. Kau tahu, telah mundur. Dia terkepung oleh pasukan APRI. Ingin
Kolonel Dahlan Jambek kabarnya malam kemaren berada melawan. Disuruh menyerah, tapi dia menembak. Sampai
di sekitar Villa Tanjung di Gurun Panjang memberikan akhirnya dia tertembak mati. Begitu cerita yang saya
komando.” dengar...”

Si Bungsu tak berkomentar. Kari Basa menceritakan ”Bapak melihat mayatnya?”


jalannya penyerangan malam tadi. ”Tidak, tapi dua lelaki yang kemaren di kedai itu
”Bapak berada di luar malam tadi?” melihatnya. Mereka PRRI. Saya sudah mencoba melihat

”Tidak. Tapi saya mendengar cerita di kedai kopi di mayatnya di rumah sakit. Tapi tak bertemu. Terlalu

mana kita bertemu kemaren”. banyak mayat. Bertimbun, bergelimpangan”.

”Pak Baheramsyah, meninggal karena apa?” Sepi sesaat.

”Ditembak APRI. Dia sudah diperintahkan untuk ”Nah Bungsu. Engkau telah mendengar bagaimana

menyerah. Tapi dia ingin bertemu dengan keluarganya duduk perkaranya. Terserah padamu untuk menentukan

yang ada di daerah Tembok. Dia menyelusup dari langkah selanjutnya...”

Lambau. Sepi lagi. Kari Basa bangkit. Karena di rumah itu tak
ada orang lain, dia lalu pergi ke dapur, memasak air dan
-Episode 388-
membuat kopi. Sambil minum kopi mereka bercerita
tentang pengalaman masa lalu. Kari Basa menanyakan

34
pengalaman si Bungsu di Jepang. Menanyai Si Bungsu menarik nafas. Ada sesuatu yang terasa
perkelahiannya dengan Saburo Matsuyama. Si Bungsu runtuh di relung hatinya. Alangkah ganasnya peperangan.
menceritakan seadanya. Pagi itu, atas saran Kari Basa, si ”Ya, perang ini memang ganas, Nak”
Bungsu menukar pakaiannya. Pakaian gunting cina itu
Ujar Kari Basa seperti bisa menerka jalan fikiran si
sudah dikenal oleh OPR sebagai yang membunuh teman
Bungsu, dan tak ada seorangpun diantara kita yang
mereka di Simpang Aur. Kari Basa membelikan dua stel
mampu meramalkan, bila perang ini akan berakhir...”
pakaian di pasar atas. Membelikan perban untuk luka di
”Tapi, saya dengar di Pekanbaru tak ada lagi
kepalanya. Ketika Kari Basa pulang dari pasar dia
peperangan...”
membawa cerita tentang korban-korban yang berjatuhan
malam tadi. ”Di kota itu memang tidak. Operasi di sana
dilaksanakan pada tanggal 12 Maret yang lalu. Dipimpin
”Mereka dikuburkan di suatu tempat secara
oleh Letkol Kaharuddin Nasution dan Letkol Udara
massal...”
Wiriadinata dengan mengerahkan pasukan RPKAD.
”Satu kuburan bersama?”
Pekanbaru perlu mereka rebut dahulu, sebab di sana ada
”Ada dua atau tiga kuburan panjang. Di dalamnya kilang minyak Caltex. Pemerintah tak mau kilang minyak
berisi empat atau lima puluh mayat...”. itu menjadi sebab ikut campur tangannya pemerintah
”Tak ada mayat yang disembahyangkan, dikafani asing dalam urusan Indonesia. Lagipula dari seluruh
atau dimandikan?” daerah yang memberontak, maka di Sumatera Barat inilah

”Dalam perang hal-hal begitu tak sempat difikirkan yang berat. Pemerintah Pusat mengakui hal itu. Sebab di

orang, Bungsu. Masih untung mayat itu dikebumikan. daerah ini berhimpun tokoh-tokoh militer dan tokoh politik

Kalau dilempar saja di Ngarai misalnya, siapa yang akan yang tak dapat dianggap enteng. Baik di tingkat nasional

menuntut?” maupun di tingkat internasional. Perang ini lambat laun


memang akan berakhir, tapi korban akan jatuh sangat

35
banyak sebelum tiba saatnya peluru terakhir yakin perbuatan itu dilakukan bukan oleh tentara PRRI.
ditembakkan...” Melainkan oleh segolongan orang yang katanya

”Menurut bapak, adakah kemungkinan bagi PRRI menggabung pada PRRI, tetapi justru mempergunakan

untuk memenangkan peperangan ini?” kesempatan untuk melampiaskan dendam dan nafsunya
saja. Banyak di antara mereka ini yang berasal bukan dari
”Saya tak berani meramalkan. Tapi ada beberapa
tentara. Misalnya dari preman, tukang angkat, tentara
indikasi yang barangkali bisa diungkapkan. Pertama, dua
pelajar dan lain-lain. Memang tak semua mereka yang
daerah yang diharapkan menjadi daerah pendukung
melakukan. Hanya beberapa pasukan kecil yang tak
utama, yaitu Riau dan Tapanuli, kini telah dikuasai
terkontrol. Namun bukankah orang-orang tua telah
sepenuhnya oleh APRI. Artinya, Sumatera Barat kini
menyediakan pepatah ”karena nila setitik, rusak susu
berdiri sendiri, terkepung di tengah. Barangkali saja ada
sebelanga”? Jika hal ini tak cepat disadari pimpinan-
harapan untuk mendapatkan bantuan senjata dari Armada
pimpinan PRRI, maka pelindung utama mereka, yaitu
VII Amerika Serikat lewat Lautan Hindia. Tapi Lautan
rakyat, justru akan marah pada mereka...”
Hindia dan seluruh pantai barat kini sudah dikuasai APRI
di bawah komando Ahmad Yani. Memang ada droping Sepi lagi sesaat.

senjata, peralatan dan lain-lain dari Amerika lewat udara. ”Hari ini, kau pergilah kemana saja dalam kota ini,
Tapi banyak yang jatuh ke rimba belantara atau jatuh ke Bungsu. Maka kau akan mendengar isak tangis yang
tangan APRI. Maka andalan utama PRRI kini adalah rakyat menyayat. Tangis dari isteri yang kehilangan suami.
di desa-desa. Rakyat sebahagian besar memang simpati Tangis dari kanak-kanak yang kehilangan ayah. Tangis
pada mereka. Membantu mereka membelikan obat- dari ibu-ibu yang kematian anak lelakinya dalam usia
obatan di kota. Membantu mereka dengan makanan. remaja. Yang mati dalam peperangan kemaren...”
Rakyatlah tulang punggung mereka. Hanya sayangnya, di ”Tidak. Saya takkan kemana-mana...”
beberapa kampung sudah terdengar mereka menganiaya
rakyat. Merampok, memperkosa, membakar rumah. Saya

36
”Ya, sebaiknya engkau tak usah kemana-mana, anak saling bertolak belakang itu. Padahal di kota, yang tersisa
muda. Saya khawatir pada keselamatanmu. Bukannya adalah isak tangis dan luka yang amat dalam di jantung
karena mencemaskan engkau ditangkap APRI, tapi saya sejarah.
cemas engkau tak tahan mendengar isak tangis orang- Hari ke tiga si Bungsu di rumah Kari Basa tiba-tiba
orang yang kehilangan itu...” pintu diketuk. Ketika dibuka, tak ada kesempatan berbuat
Dan sehari itu, si Bungsu memang tak keluar rumah. apa-apa. Empat orang tentara kelihatan tegak dalam
Dia duduk diam-diam di ruang tamu. Mendengarkan pakaian loreng-loreng.
siaran radio PRRI yang menyiarkan bahwa malam ”Maaf, kami hanya melakukan pemeriksaan. Pagi tadi
kemaren mereka mendapat kemenangan besar ketika ada tentara terbunuh di pasar. Ditikam oleh seorang lelaki
menyerang Bukittinggi. Banyak tentara APRI yang berhasil tak dikenal dengan pisau. Berapa orang yang tinggal di
ditembak mati. Banyak senjata yang direbut. Pasukan rumah ini?”
PRRI baru meniggalkan kota setelah mereka berhasil
”Dua orang...”, jawab Kari Basa.
mengumpulkan banyak bedil dan perlengkapan lainnya.
Tentara itu menatap tajam. Pangkatnya Sersan
Mereka meninggalkan kota tanpa ada perlawanan yang
Kepala.
berarti. Sebaliknya, radio Pemerintah Pusat juga
menyiarkan berita penyerangan malam tersebut. ”Ini rumah pak Kari Basa bukan?”
Disiarkan bahwa PRRI berusaha menyerang kota. Tapi ”Ya. Sayalah Kari Basa...”
berhasil dipukul. Malah ratusan anggotanya mati
Tentara itu memberi hormat dengan sikap sempurna.
tertembak.
”Kami sudah diberi tahu tentang siapa bapak. Tapi
Puluhan dapat ditangkap dan ditawan. Banyak maafkan, kami harus memeriksa kartu penduduk...”
senjata PRRI yang ditinggalkan begitu saja tergeletak
Kari Basa mengeluarkan kartu penduduknya,
bersama ratusan mayat pemberontak. Si Bungsu hanya
kemudian memberikannya pada sersan itu. Si sersan
menarik nafas panjang mendengar siaran radio yang

37
mengamatinya. Kemudian mengembalikan kartu itu. Lalu Kari Basa tak bisa menjawab.
matanya menatap pada si Bungsu yang tegak tak jauh ”Maaf, kami ingin membawa Saudara ini...”
dari ruangan tamu itu juga.
”Tapi, bukankah dia punya kartu?”
-Episode 389- ”Ya, kartu Padang. Dia tak pernah melapor bila dia

”Dia keluarga bapak?”... datang dan berapa lama ingin tinggal di kota ini...”.

”Ya, ponakan saya...” ”Tapi tak ada kewajiban begitu...”, ujar Kari Basa
memprotes.
Kari Basa sebenarnya ingin melindungi si Bungsu.
Tapi jawabannya sebentar ini justru membuat perangkap ”Dalam suasana begini, kewajiban apapun bisa saja

pada anak muda itu. Sesuatu yang memang tak bisa diadakan, Pak Kari...”

diduga sebelumnya. Bahkan oleh Kari Basa sendiripun, ”Baiklah. Tapi saya akan ikut serta. Saya ingin
meski dia adalah bekas perwira intelijen lan di zaman bertemu dengan komandan saudara..”
penjajahan Belanda dan zaman Jepang. Perangkap itu ”Siap, silakan Pak...”
segera kelihatan ketika sersan itu minta izin melihat kartu
Si Bungsu memang tak bisa berbuat lain di bawah
penduduk si Bungsu. Si Bungsu memberikannya. Sersan
ancaman ujung bedil itu. Dia mengikut saja ketika dibawa
itu meneliti. Kemudian tatapan matanya bergantian
ke markas tentara. Kari Basa dibawa bertemu dengan
memandang si Bungsu dan Kari Basa. Kari Basa segera
Komandan RTP yang berkedudukan di kota itu. Tapi sang
menyadari kekeliruannya.
komandan sedang operasi keluar kota. Itulah malangnya
”Maafkan saya, Pak Kari. Menurut data yang ada bagi Bungsu. Dia harus tinggal di sel tahanan.
pada kami, Bapak tak punya ponakan. Bapak punya
”Besok saya akan kemari. Saya harap engkau
seorang anak gadis. Bernama Salma dan kini jadi isteri
menjaga diri baik-baik...” ujar Kari Basa saat pamitan,
Overste Nurdin. Atase militer Malaya di Kota Singapura.
Begitu bukan?”

38
ketika segala usaha tak bisa dia lakukan untuk membawa Tak ada yang menjawab. Yang berpakaian masih
si Bungsu pulang. agak rapi itu mencoba tersenyum. Namun senyumnya

”Engkau memerlukan senjata?” bisik Kari Basa cepat cepat berobah jadi mimik agak takut. Lalu menoleh ke

ketika pengawal lengah.Si Bungsu menggeleng. arah lain. Sedangkan yang seorang lagi, yang bibirnya
berdarah dan berbaju seperti polisi, tetap diam membisu.
”Tapi...”
Yang berbaju tentara dan bibirnya juga berdarah, bengkak
”Saya benar-benar merasa aman di sini, Pak. Saya di sana-sini, hanya sekejap memandang. Lalu menoleh ke
harap Bapak tak usah khawatir...” tempat lain. Ketiga mereka duduk di lantai, bersandar ke
”Tapi samuraimu tinggal di rumah....” dinding. Yang berdarah dan bengkak-bengkak itu duduk di

”Itulah justru yang menyebabkan perasaan saya dinding yang menghadap ke pintu. Yang rapi di dinding

benar-benar aman...” sebelah kanan. Tempat yang masih kosong adalah dinding
sebelah kiri pintu. Si Bungsu menuju dinding itu. Lalu
Sudah agak malam barulah Kari Basa pulang ke
duduk di lantai dan bersandar.
rumahnya. Si Bungsu dimasukkan ke sebuah sel. Sel itu
sebuah ruangan cukup lebar. Di dalamnya ada tiga lelaki. Kini dalam sel itu ada empat orang. Tiga orang

Yang seorang masih bisa dikenal. Rapi tapi pucat. Yang bersandar di tiga sisi dinding. Sebuah dinding disandari

dua lagi sudah tak menentu. Darah kental kelihatan oleh dua orang, yaitu yang bibirnya berdarah dan

mengalir di sela bibirnya yang bengkak. Pipinya benjol- mukanya bengkak-bengkak. Yang memakai baju kuning

benjol. Rambutnya kusut masai. Yang seorang berpakaian seperti polisi dan baju hijau seperti tentara. Sisi lain

kuning seperti polisi. Yang satu lagi berbaju hijau seperti disandari oleh yang rapi tapi berwajah pucat. Sisi satu lagi

tentara. Ketiga lelaki itu menatap padanya begitu dia disandari si Bungsu. Dinding yang tidak disandari adalah

masuk. Tak ada balai-balai. Yang ada hanya lantai yang sisi dimana terletak pintu masuk. Mereka yang ada dalam

dingin. Si Bungsu tertegun melihat ketiga orang itu. sel tahanan itu semua pada terdiam. Sama-sama
membisu. Hari belum terlalu larut, tapi udara dingin sudah
”Assalamualaikum...” katanya perlahan.

39
menusuk-nusuk. Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang CPM orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut. Kedua
berpangkat kopral masuk. Tegak di sisi pintu, memberi orang yang bengkak-bengkak itu sejenak menatap pada si
hormat dan kemudian masuk seorang Kapten CPM beserta Bungsu. Si Bungsu diam saja. Lelaki yang disebut sebagai
seorang stafnya berpangkat sersan mayor. Keempat pedagang merangkap mata-mata, yang masih rapi itu,
orang yang ada dalam tahanan menatap pada mereka. tiba-tiba merogoh kantong. Mengeluarkan sebungkus

”Berdiri!” perintah kopral itu. rokok Double As. Dia bangkit, menuju pada dua orang
yang bengkak-bengkak itu.
Keempatnya berdiri. Si sersan membuka map di
tangannya. Lalu menjelaskan pada si Kapten. ”Silahkan...,” katanya menawarkan rokok.

”Yang berbaju kuning bernama M. Bintara,


penghubung pada pasukan Dahlan Jambek. Yang berbaju -Episode 390-
hijau bernama D, Inspektur polisi pada Batalyon Sadel
Bereh. Ini yang berbaju lengan panjang adalah pedagang
yang diduga mata-mata PRRI. Yang satu ini baru saja
ditangkap siang tadi di rumah pak Kari Basa, di daerah
-Episode 391-
Panorama. Punya kartu penduduk Padang, tapi mata-mata
kita tak pernah melihat orang ini sebelumnya di kota....” Seseorang menyiram wajahnya dengan air yang
berasal dari penples, tempat air militer.
”Besok pagi suruh semuanya menghadap saya
sebelum bertemu dengan komandan RTP.” Bibirnya yang pecah terasa pedih. Namun air itu
membuat kesadarannya agak lebih baik. Kenapa secepat
”Siap!”
itu dia ditaklukkan Nuad? Padahal dia mahir Karate dan
Kemudian Kapten itu pergi. Kopral CPM tadi menutup
Yudo yang dilatih oleh temannya yang bernama Kenji
pintu. Suasana di ruangan itu kembali sepi. Namun kini
ketika di Jepang?.
sekurang-kurangnya mereka sudah saling mengetahui

40
’Hei, ayo berdiri!” dia dengar seruan orang-orang. dengan Nuad, si OPR, beberapa hari yang lalu di Simpang

Dia masih menelungkup beberapa saat. Aurkuning. Bukankah dia sudah berniat untuk tak kalah?

Mengembalikan kesadarannya lebih penuh. Memulihkan Siswoyo, OPR yang kampungnya entah di mana di Jawa

tenaganya perlahan-lahan. Ketika ada yang menendang sana, bergerak maju dengan mengirimkan sebuah

kakinya, dia lalu bangkit. Kini orang yang berdiri di pukulan. Namun yang dia hadapi kini adalah seorang

depannya sudah bertukar. Bukan lagi Nuad. Tapi OPR lain. lelaki yang telah pulih ingatannya. Lelaki yang telah

Nuad kelihatan tegak di sudut seperti seorang hero. masak oleh seribu pertarungan.

Seolah-olah si Bungsu bukan tandingannya. Seolah-olah Mulai dari zaman Jepang dan agresi Belanda ketika
perkelahian sebentar ini menurunkan martabatnya saja. dia masih berusia dua puluhan, sampai ke Jepang.
Dengan tatapan yang amat merendahkan, nampaknya dia Singapura dan Australia. Kini, ketika Siswoyo
”mewakilkan” perkelahian itu pada temannya sesama mengirimkan sebuah pukulan, pukulan si Bungsu justru
OPR. Si Bungsu tegak dengan kesadaran lebih baik dari menyongsong amat cepat dan amat telak. Yang kena
tadi. Dia sempat melirik betapa Nuad yang sedang adalah kening Siswoyo. Lelaki itu pada mulanya hanya
menghisap rokok dengan sikap petentengan. tersurut dua langkah. Tapi setelah itu beruntun terjadi hal

”Kau coba saja dengan Siswoyo...!” ujar Nuad yang aneh. Mula-mula matanya jadi juling. Kemudian

padanya. tegaknya sempoyongan. Lau tubuhnya berputar. Lalu


jatuh di atas kedua lututnya. Si Bungsu masih tegak di
Ucapannya disambut dengan tawa oleh tentara yang
depannya, dalam jarak tiga depa dengan tenang.
memenuhi ruangan itu. OPR yang bernama Siswoyo itu
maju. Perlahan si Buugsu menyusun konsentrasi. Berapa ”Hayo Sis! Bangkit. Hajar pemberontak itu!”

lamakah dia tak lagi berkelahi? Dan yang lebih penting terdengar seruan-seruan.

sudah berapa lamakah umur sumpahnya, bahwa dia Namun tubuh Siswoyo tiba-tiba jatuh tertelentang.
takkan mempergunakan kekerasan kepada bangsanya Mulutnya berbuih. Matanya yang juling pada putih semua.
sendiri? Tidak, sumpah itu sudah batal sejak peristiwa
41
Dua tentara maju serentak, memegang nadi dan meraba tengkuk mereka merinding melihat tatapan mata anak
dada Siswoyo. muda itu.

”Semaput...”, ujar tentara itu. ”Saya akan layani Saudara, dengan syarat Saudara

Suasana jadi sepi. Sekali pukul Siswoyo yang menyebutkan dimana kampung Saudara...” ujar si Bungsu

berdegap itu bisa keblinger pingsan? Ah, apakah ini suatu dengan nada datar.

kebetulan atau Siswoyo salah mengatur pernafasannya? Suaranya terdengar jelas. Tak urung pertanyaan itu
Tak mungkin anak muda itu tiba-tiba menjadi begitu membuat Nuad tertegun.
tangguh. Padahal sebentar tadi dia jadi mainan oleh Nuad.
-Episode 392-
Tiba-tiba terdengar suara.
”Jangan banyak bicara, buyung. Atau kau ingin
”Awas, saya hajar orang Minang yang jadi mata-mata
mengulur-ulur waktu, agar lebih lambat saat datangnya
gerombolan ini....!”
kematianmu?”
Orang berkuak. Yang ngomong adalah Nuad, OPR
”Saya orang Situjuh Ladang Laweh. Orang
yangg tadi menghajar si Bungsu. OPR yang beberapa hari
Minangkabau. Saya tak malu mengaku sebagai orang
lalu mengaku orang Bukittinggi, orang Kurai. Yang
Minangkabau, meski negeri saya memberontak. Dan
memohon-mohon sambil menangis agar nyawanya
meski saya tak ikut memberontak, tapi saya tak pernah
diampuni. Ngeri melihat mata samurai si Bungsu ketika
menghina orang-orang Minang lainnya yang lari ke rimba.
dia diancam di Tambuo. Kini, dengan pongah dia bilang
Saya ingin dengar di mana kampung Saudara”.
akan menghajar ”orang Minang” yang jadi mata-mata
gerombolan! Si Bungsu menatap dengan tajam. Sinar Nuad kaget mendengar ucapan anak muda ini. Dia
kebencian yang hebat membersit dari matanya. Beberapa tertegak menghentikan langkahnya.
tentara yang kebetulan tegak di depannya, merasa bulu

42
”Katakan, Nuad. Dimana kampungmu. Atau karena di berobah jadi sepi. Nuad merangkak bangkit dengan sakit
ruangan ini banyak orang dari Jawa, lantas kau malu di punggung dan rasa heran di hati. Apakah dia jatuh
mengaku sebagai orang Minang?” ujar si Bungsu tajam. karena serangan anak muda itu atau karena lantai yang

”Jahanam kau. Aku orang Bukittinggi. Tapi aku tak licin hingga dia tergelincir? Dia lihat anak muda itu masih

masuk kelompok pemberontak busuk seperti kalian!” tegak dua depa di kirinya.

”Nah, dengarkan baik-baik, Nuad. Jika hari ini seluruh Hm, aku pasti tergelincir karena lantai licin. Bukan

gigimu kurontokkan, maka itu bukan karena kau jadi OPR. karena serangan. Mana bisa anak itu menyerang dan

Bukan karena kau orang Pusat. Tapi karena mulut dan merubuhkanku, pikir Nuad menentramkan hatinya. Dia

ucapanmu yang beracun itu”. bangkit. Kalau mau, saat itu si Bungsu bisa membalas
dengan menendang dagu Nuad. Persis seperti yang
Ucapan si Bungsu terputus, karena tiba-tiba dengan
dilakukan OPR itu tadi pada dirinya. Tapi dia telah belajar
penuh keyakinan, Nuad menyerang dengan dua kali
berkelahi secara sportif. Dia tak mau mengambil
tendangan silat yang tangguh. Tapi anak muda yang dia
keuntungan ketika lawan dalam posisi sulit begitu. Dia
hadapi kini adalah anak muda yang telah siap. Si Bungsu
nanti OPR bertubuh besar itu tegak.
mengelak ke samping, lalu kakinya menyapu kaki Nuad
yang sebelah, yang tegak di lantai. Gerakan itu demikian OPR itu tegak dan menggelengkan kepala dua tiga

cepat dan demikian telak. Kaki Nuad yang sebelah itu kali untuk menghilangkan rasa puyeng. Lalu menggeram

tersapu dan tubuhnya terputar di udara. Lalu jatuh dan membuat ancang-ancang silat. Kemudian setelah

berdembum ke lantai! melirik-lirik dua tiga kali, dia menyerang dengan pukulan
dahsyat dan cakaran-cakaran berbahaya. Namun kali ini,
Jika mau, si Bungsu bisa menyusul sapuan kaki itu
ganti tangannya yang akan mencakar itu kena tangkap.
dengan sebuah hentakan tumitnya ke dada Nuad yang
Dan sebelum dia sadar sepenuhnya, si Bungsu membalik
jatuh tertelentang. Tapi itu tak dia lakukan. Dia tetap
sambil menyentakkan tangan Nuad. Tubuh Nuad tertarik
tegak menanti. Suasana yang tadi riuh rendah tiba-tiba
rapat ke punggung si Bungsu.

43
Dengan sebuah gerak membungkuk yang cepat dan pinggang tentara besar dan berbesi-besi itu dia lecutkan
kuat, tubuhnya terangkat melayang lewat kepala si pada si Bungsu. Namun sekali lagi, tangan anak muda itu
Bungsu, dan dirinya kembali jatuh dengan suara mengirimkan pukulan yang amat cepat, dan kuat, ke
berdembam yang pedih ke lantai batu! Dia kena perut Nuad. Tubuh anggota OPR itu terlipat ke depan.
bantingan soinage, sebuah banting Judo yang telak. Lalu sebuah tendangan menghantam dadanya. Nuad
Terdengar seruan kagum, kaget dan heran dari mulut tertegak lagi. Lalu sebuah pukulan telak dan kuat sekali,
tentara-tentara itu. Si Bungsu membiarkan tubuh Nuad menghantam mulutnya. Darah merah mengucur deras
tergeletak nanar. Dia merasakan kepalanya berdenyut. ketika kepalanya terdongak ke belakang. Siapapun yang
Tapi yang paling sakit adalah pinggulnya yang serasa berada dalam ruangan itu merasa pasti, bahwa paling
remuk menerkam lantai. tidak delapan buah gigi Nuad, atas dan bawah, telah
”Kau takkan jadi terhormat hanya dengan menghina rontok oleh pukulan seperti palu besi itu. Dan
orang kampungmu, Nuad!” ujar si Bungsu perlahan. kesombongan mata-mata APRI itupun runtuh.

Nuad menyeringai, bukan karena ucapan si Bungsu. Runtuh dengan rubuhnya tubuhnya yang besar itu.
Tapi karena kenyataan pahit yang dia dapati. Ternyata Tak ada kesombongan dan ketangguhannya yang tersisa.
anak muda itu tak mudah dia taklukkan. Tapi, betapapun, Semua telah tersikat habis. Dia jatuh dalam keadaan lebih
dia harus menghajarnya. Bukankah tubuhnya lebih besar nista daripada temannya yang bernama Siswoyo tadi. Tak
dan dia lebih ditakuti? Perlahan dia bangkit. Tegak dengan ada arti silat harimau yang dia panggakkan itu. Tak ada
pinggul agak dimajukan ke depan karena sakit. lagi Nuad yang ditakuti. Tak ada Nuad mata-mata kesohor
Sebenarnya dia sudah ingin menyudahi saja perkelahian itu. Tak ada!
ini. Tapi dia malu. Yang ada kini hanya seonggok tubuh tak bertenaga
Lagipula, apa yang dia takuti? Bukankah dia berada dengan mulut berdarah dengan banyak gigi yang rontok.
di pihak APRI dan anak muda ini di pihak PRRI? Dengan OPR itu pingsan! Ketermanguan si Bungsu setelah
pikiran demikian, dia membuka kopelriem-nya. Ikat menghajar Nuad yang sombong itu dikejutkan oleh tepuk
44
tangan. Dia menoleh. Yang bertepuk tangan adalah ”Dan semua orang yang memberontak di negeri ini
tentara-tentara yang tegak diseputar ruangan. Seorang adalah Islam?” tanyanya pelan.
sersan malah maju, menyalami si Bungsu. ”Ya. Kita semua Islam!”

-Episode 393- ”Termasuk yang merampok dan memperkosa


perempuan di desa-desa sana?”
”Kau hebat. Hebat... dan sportif. Selamat!” Ucapnya
jujur sambil mengguncang tangan si Bungsu. Beberapa Orang berbaju polisi itu tertegun. Ganti dia menatap

orang tentara maju pula menyalaminya. si Bungsu.

Ketiga temannya yang ada dalam sel ternganga ”Saya tak tahu siapa sanak. Ucapan sanak seperti

ketika dia diantarkan sersan yang siang tadi mata-mata. Apakah sanak juga seorang kafir?”

menangkapnya di rumah Kari Basa. Tangan si Bungsu melayang. Sebuah tamparan

”Sanak menghajar si kafir itu?” tanya yang berbaju mendarat di pipi lelaki itu. Lelaki itu terjajar. Si Bungsu

polisi. sudah berniat menghajar PRRI yang seorang ini. Namun


tiba-tiba dia merasa kasihan. Kasihan pada kebodohan
”Siapa yang kafir?”
dan fanatisme irasional orang berbaju polisi itu. Lalu dia
”OPR celaka itu. Dia orang komunis. Dia kafir!” Jawab
berkata perlahan :
si baju polisi penuh semangat dan penuh kebencian. Si
”Saya cukup banyak melihat tentara PRRI yang tak
Bungsu menatapnya...
pernah sembahyang. Apakah dia juga Islam? Saya cukup
”Semua tentara yang menyerang negeri kita ini kafir.
banyak mendengar tentara PRRI merampok dan
Semua komunis” ujar orang itu kembali dengan
memperkosa perempuan di kampung-kampung. Apakah
bersemangat.
juga dia orang Islam menurut ukuran Islam yang dibawa
Si Bungsu menatapnya lagi... oleh Nabi Muhammad? Sebaliknya saya cukup banyak
melihat tentara APRI yang sembahyang, yang berbuat

45
baik. Apakah semuanya kafir? Apakah asal dia PRRI tubuh yang ingin istirahat. Dia tertidur. Sementara tiga
adalah Islam dan asal dia APRI adalah kafir?” lelaki lainnya dalam tahanan itu masih saling bertukar

Yang ditanya tak menjawab. Dia mengusap pipinya pandang. Menjelang subuh si Bungsu terbangun. Ada

yang tadi kena tampar. Lalu menatap pada temannya yang menggoyangkan tangannya. Dia membuka mata.

yang berpakaian tentara. Lalu menatap pada lelaki yang Tak seorangpun yang kelihatan dalam kegelapan di kamar

seorang lagi, yang berpakaian rapi. Dia seperti meminta tahanan itu. Namun dia yakin, seseorang telah

bantuan untuk menyokong pendiriannya. Untuk membangunkannya. Lalu terasa lagi, tangan sebelaah

memperkuat pendapatnya tadi. Bahwa semua APRI yang kanannya ada yang menggoyang perlahan. Dia menahan

menyerang ini adalah tentara kafir. Namun tak nafas. Kemudian kembali terdengar suara bisikkan.

seorangpun yang bicara. Justru si Bungsulah yang bicara. ”Sanak...”

”Harap dibedakan, antara tujuan politik dan agama. Si Bungsu segera tahu, suara itu adalah suara salah
Jangan yang satu digunakan untuk menutupi maksud seorang teman sekamarnya.
yang lain. Saya tak tahu kenapa saya ditangkap. Tapi ”Sanak...” kembali orang itu berbisik perlahan.
yang jelas, saya sudah terlibat demikian jauh dalam
Dari suaranya si Bungsu tahu, orang itu berbaring di
urusan yang saya tak tahu ujung pangkalnya. Kalian
sisinya.
berperang melawan tentara pusat adalah untuk menuntut
”Sanak sudah bangun...?” orang itu menggoyangkan
pembangunan daerah yang lebih merata. Kenapa tiba-tiba
tangannya lagi.
harus dicap pusat adalah kafir?”
”Ya...” jawab si Bungsu pelan.
Ucapan ini diucapkan si Bungsu perlahan saja.
Seperti untuk dirinya sendiri. Karena diserang lelah, dia ”Dengarlah, Sanak. Waktu saya tinggal sedikit...” ujar
membaringkan diri di lantai. Dingin lantai itu orang itu dengan suara yang ditekan serendah mungkin.
sesungguhnya, namun dalam keletihan yang sangat, Nampaknya dia khawatir akan didengar oleh orang lain
apalah artinya sebuah kedinginan dibanding dengan dalam kamar itu.

46
”Nama saya Sunarto. Saya adalah tahanan yang Udara dingin menusuk lewat lantai batu ke tubuh
memakai baju hijau tentara yang sanak lihat siang tadi. mereka. Kemudian orang itu menyambung lagi.
Saya dari pasukan Mobrig Batalyon Sadel Bereh. Saya ”Saya ingin Sanak mengambil uang itu. Saya mohon
tertangkap ketika saya akan mengambil surat dari Sanak memberikannya pada keluarga saya. Pada isteri
seorang kurir di Pintu Kabun. Mereka sudah mengetahui dan enam orang anak-anak saya. Katakan saja bahwa
siapa saya. Saya adalah mata-mata. Hukuman bagi orang saya tengah berjuang. Minta mereka untuk pulang ke
semacam saya, setelah diperas semua pengakuannya, kampung. Nanti saya menyusul....”
adalah hukuman tembak. Saya sudah beberapa hari
Orang itu berhenti lagi. Nafasnya terdengar memburu
ditahan. Saya rasa, pagi ini saya akan ditembak. Sudah
karena berbisik terlalu lama. Si Bungsu masih tak tahu
ada gerak begitu di hati saya. Sanak, saya tak tahu siapa
apa-apa. Dia tak tahu siapa isteri orang ini. Tak tahu di
Sanak. Tapi hati kecil saya berkata, bahwa Sanak orang
mana tinggalnya. Dia menanti orang itu untuk
yang baik. Sanak orang bersih. Hal itu dapat saya baca
menyampaikannya. Orang yang bernama Narto itu mulai
sejak pertama Sanak masuk siang tadi. Dan semakin jelas
menceritakan dimana uang itu dia simpan. Di dalam tanah
ketika Sanak berbicara soal kafir dan Islam dengan teman
dekat sebuah pohon di sebuah kampung di pinggir kota
saya yang berbaju polisi itu. Saya ingin minta tolong pada
Bukittinggi.
Sanak. Saya punya sedikit uang. Saya simpan di suatu
”Isteri saya kini berada di Matur. Jauh memang. Tapi
tempat. Bukan uang rampasan. Tapi uang gaji saya. Saya
saya mohon Sanak menyampaikannya. Suruh mereka
tak pernah sempat mengirimkannya untuk keluarga
pulang...”
saya....,” orang itu berhenti sebentar.
”Pulang kemana?” tanya si Bungsu.

”Ke kampung...”
-Episode 394-
”Ke kampung mana?”

”Ke Semarang, di Jawa...”

47
”Semarang?” Lelaki itu berhenti lagi. Namun si Bungsu merasa

”Ya..” hatinya diiris. Dan lelaki itu bicara lagi.

”Isteri saudara orang Jawa?” ”Karena saya merasa negeri ini adalah negeri saya,
maka saya tak mau membuka rahasia. Mereka lalu
”Ya. Saya juga. Ayah saya orang Semarang. Ibu saya
menyiksa saya. Insya Allah, saya masih kuat menutup
orang Matur. Dahulu ayah saya datang kemari di zaman
mulut. Saya yakin, mereka tak mau mengulur waktu. Saya
penjajah Belanda. Kawin dan punya anak. Isteri saya itu
akan mereka bunuh. Tak apa. Saya tak mau teman-teman
saya kawini ketika kami pulang ke Semarang...”
ditangkapi kalau saya membocorkan rahasia. Nah, Sanak,
Ada sesuatu yang terhunjam rasanya di jantung si itulah permohonan saya...”
Bungsu tatkala mendapati kenyataan bahwa mata-mata
”Bagaimana kalau uang itu justru saya pakai. Saya
PRRI ini ayahnya adalah ”orang Jawa” sementara ibunya
bisa saja tak menyampaikannya...” ujar si Bungsu.
”orang Matur”.
”Tadi saya telah katakan. Saya tahu Sanak orang
”Mereka tahu bapak orang Jawa?”
yang baik. Sanak orang bersih. Kalaupun uang itu
”Maksud sanak APRI?” akhirnya Sanak yang memakai, saya tetap bahagia. Hanya
”Ya” tolong sampaikan pada anak dan istreri saya, bahwa saya

”Mereka tahu semuanya. Darimana saya mereka masih bertugas. Sanak, ini tanda pengenal saya. Sebuah

sudah tahu. Karena itu mereka lalu membujuk agar saya kalung kecil dengan bundaran timah sebesar ujung

membocorkan rahasia yang saya ketahui. Tapi bagi saya kelingking. Ambillah, tolong berikan pada isteri saya....”

kepatuhan pada atasan adalah sesuatu yang mulia. Begitu Orang itu baru saja menyodorkan benda yang dia
umumnya bagi kami orang Jawa. Sungguh mati, saya tak maksud ketika tiba-tiba pintu terbuka. Cahaya senter
lagi merasa sebagai orang seberang. Saya merasa negeri menerobos masuk.
inilah kampung halaman saya...”,

48
”Tetaplah pura-pura tidur...” bisik lelaki bernama ”Tawanan seperti saya, Sanak, jika nanti Sanak
Sunarto itu setelah tanda pengenalnya berpindah ke dengar tak kembali kemari, lalu ada orang yang
tangan si Bungsu. Terdengar suara derap sepatu mengatakan bahwa saya sudah dipindahkan ke penjara
memasuki kamar. lain, maka itu berarti saya sudah ditembak mati. Mungkin

”Ini regu yang akan menjemput saya. Selamat di Ngarai di hutan Gadut. Mungkin di Tambuo. Mungkin di

tinggal....sanak...” Ngarai di belakang Rumah Sakit. Mungkin di Ngarai di


belakang Bukit Cangang. Di sanalah saya akan dihabisi.
Terdengar suara diikuti tendangan kaki bersepatu ke
paha Sunarto. Bukan hanya saya, sudah puluhan jumlahnya para
tawanan yang lenyap tak tentu rimbanya dengan alasan
”Hei, Narto. Berdiri! Komandan ingin bertemu
pindah tahanan. Saya tahu dengan pasti Sanak, sebab
denganmu...”
saya adalah perwira intelijen di pasukan saya...”
Lelaki itu seperti terkejut. Pura-pura ketakutan.
Hari-hari setelah itu, suara bisikan lelaki yang
”Ayo cepat!” ayahnya dari Jawa dan ibunya dari Matur itu seperti
Lelaki itu bangkit. Sesaat, lewat matanya yang tak mengiang kembali. Tapi di suatu malam, tiba giliran si
terpejam, si Bungsu melihat lelaki itu menoleh padanya. Bungsu yang dibangunkan. Persis seperti dulu Narto
Lelaki dari Jawa yang berjuang untuk tanah Minang. dipanggil. Komandan ingin bertemu, itu alasannya. Dia
Sesaat mata mereka seperti bertatapan di bawah cahaya diangkut dengan sebuah jip.
senter. Kemudian gelap. Yang terdengar kemudian adalah Meluncur arah keluar kota. Dinginnya udara malam
derap sepatu menjauh. Dan lelaki itu memang tak pernah terasa mencucuk sumsum.
lagi kembali ke tahanannya. Dari para penjaga dia
Tangannya diborgol ke belakang. Matanya ditutup
mendapat keterangan bahwa Narto dipindahkan ke
dengan sebuah benda yang mirip karung. Dia tak tahu
Padang. Namun si Bungsu teringat bisikan lelaki itu;
kemana dibawa. Sesudah berapa lama, mobil itu terasa

49
berhenti. Si Bungsu tak bisa berbuat apa-apa. Ya, apa ”Saya yakin, apa yang Saudara katakan adalah
yang harus dia perbuat? Dimana dia kini? Di salah satu benar. Besok Saudara sudah bisa bebas...” ujar overste
Ngarai yang pernah disebutkan oleh Narto itukah? Di itu.
sinikah dia akan dihabisi? Tapi belum enam jam perwira itu bicara, kini dia
Dia teringat ketika berada di Jepang, di Singapura, di diangkut dengan sebuah jip entah kemana dengan mata
Australia. Di sana dia telah bertarung menghadapi peluru tertutup. Apakah ucapan perwira APRI itu sebuah
dan maut. Tapi masih hidup. Siapa sangka, malam ini dia kebohongan belaka, untuk menutupi hukuman tembak
mati justru di tangan bangsanya sendiri. Tapi, bukankah yang akan dia hadapi? Ah, rasanya seorang overste tak
dia telah menjelaskan semuanya pada Komandan RTP II perlu berbohong begitu. Tak ada gunanya. Lamunannya
tentang siapa dirinya? Dia teringat, Komandan RTP II yang terputus ketika jip berhenti dan dirinya dipapah turun.
menanyainya itu adalah seorang Overste bernama Dibawa ke dalam sebuah rumah. Lalu tutup matanya
Sabirin. Induk pasukannya adalah Brawijaya. Perwira itu dibuka. Dia jadi silau. Dia kini berada di suatu ruangan.
mendengarkan ceritanya dengan seksama. Perwira itu Dalam ruangan itu ada beberapa tentara berbaret merah
tegas tetapi ramah dan simpatik. berbaju loreng, RPKAD! Dia kenal seragam mereka
Si Bungsu hanya menceritakan tentang kenapa dia dengan segera. Inilah pasukan kebanggaan tentara
membunuh OPR itu di Aur Kuning. Samasekali dia tak Indonesia itu. Inilah pasukan yang ditakuti lawan dan
menceritakan bahwa dulu dia pernah berjasa membunuh kawan itu.
puluhan tentara Jepang. Membunuh puluhan tentara Mereka kini menatap padanya. Hm, siapa sangka,
Belanda dalam Agresi di Pekanbaru. Tidak, dia tak ingin malam ini ternyata yang menembakku bukan sembarang
mencari selamat dengan menceritakan sesuatu yang dia tentara, melainkan RPKAD, bisik hati si Bungsu. Seseorang
perbuat di masa lalu. memberi isyarat. Borgol tangannya dibuka. Seorang
letnan maju. Tegak di depan si Bungsu. Letnan itu tak
begitu besar tubuhnya. Namun si Bungsu segera tahu,
50
bahwa orang ini tangguhnya luar biasa. Letnan itu kalah, maka engkau akan kami kembalikan ke
memperkenalkan namanya tanpa bersalaman. tahananmu.

”Saya dengar tentang kehebatanmu, kawan. Dari


orang itu...”
-Episode 395-
Kata tentara itu sambil menunjuk ke sudut. Si Bungsu
Besok kau akan bebas seperti janji Komandan RTP.
segera melihat Nuad, OPR yang dia hajar itu tegak di
Jika engkau menang, maka engkau juga akan menerima
sana.
kebebasanmu tanpa harus khawatir sedikitpun. Engkau
”Kabarnya engkau hebat karate dan judo. Semua
hanya kami pinjam untuk membuktikan, apakah memang
orang di markas mengetahui dan menyaksikan. Saya juga
ada orang yang lebih tangguh dari seorang anggota
penggemar olahraga itu. Saya pernah belajar di Amerika.
pasukan RPKAD!”
Latihan pasukan khusus. Untuk diketahui, tak ada yang
Si Bungsupun akhirnya menerima kenyataan yang
bisa menandingi saya dalam pasukan, kecuali komandan
aneh ini. Aneh karena tak pernah terfikirkan olehnya,
saya, Overste Kaharuddin Nasution. Nah, kini saya ingin
bahwa akan ada peristiwa begini. Dia memasang kuda-
menguji kemahiran saya itu dengan kehebatan
kuda, letnan ini juga. Tiba-tiba si letnan membuka
Saudara...”
serangan dengan sebuah tendangan. Si Bungsu mengelak
Si Bungsu masih belum mengerti apa yang dimaksud
ke samping dan menyapu kaki letnan itu. Namun letnan
letnan ini, namun tentara itu mulai membuka baret
itu tiba-tiba menghentikan gerak majunya.
merahnya. Kenudian membuka kopelriem. Membuka
Dia membalik separoh putaran dan tangannya
sepatu dinas. Membuka pistol yang menggantung di
memukul menyamping ke pangkal telinga si Bungsu.
pinggangnya.
Cepat dan kuat serta terarah sekali. Si Bungsu dapat
”Tak usah takut. Kami dari RPKAD tak pernah berlaku
menangkap gerak itu. Dia menunduk. Namun tak urung
curang. Saya hanya menantangmu berkelahi. Jika engkau
pelipisnya kena geser. Kendati hanya kena geser,

51
pelipisnya terasa panas. Kini mereka berhadapan lagi. ”Jika engkau dibanting orang, Bungsu-san, usahakan
Letnan itu kembali menyerang dengan dua pukulan yang berputar. Mungkin sulit, tapi usahakan agar posisi
amat cepat. Si Bungsu mundur, dan ini kesalahannya badanmu seperti menelungkup di udara. Setelah itu yang
yang pertama. akan kau usahakan hanyalah mendahulukan kakimu turun

Diserang beruntun, orang tak boleh bergerak ke tanah. Kau akan tetap jatuh tegak di atas kedua

mundur, harus menyamping. Kesalahan itu harus dia kakimu...”

tebus dengan sebuah hantaman di perutnya. Tak ampun, Begitu dulu Kenji mengajar dan melatihnya ilmu judo
tubuhnya terjengkang. Namun letnan itu tak dengan tekun. Kini ilmu itu dia pergunakan. Sesaat ketika
memburunya. Dia tetap menanti tegak. Si Bungsu tegak. letnan itu berputar untuk membanting, dia berusaha
Bersiap lagi. Letnan itu membentak dan menyerang menanamkan kuda-kuda yang kukuh di lantai. Namun
dengan kombinasi tendangan dan pukulan. Si Bungsu sentakkan tangan dan pukulan pinggul letnan itu telah
mengelakkan tendangan pertama. Kemudian begitu lebih dahulu mematahkan keseimbangannya. Tubuhnya
pukulan letnan itu bergerak, dia mendahuluinya dengan telah terangkat dan dibanting melayang. Maka kini
pukulan yang lebih cepat. usahanya hanyalah memutar tubuhnya yang tertelentang

Namun lebih cepat pula letnan itu menangkis dan diudara itu.

balas menyerang dengan tendangan kedua! Si Bungsu Dia berhasil dan snap...! Tubuhnya jatuh dengan kaki
bergerak ke samping, dari samping dia mengirimkan duluan! Mereka kini tegak berhadapan. Tangannya masih
sebuah tendangan ke rusuk letnan itu! Kena! Letnan itu dipegang oleh letnan itu yang untuk sesaat tertegun
menyeringai. Namun dia segera bersiap dan menyerang menyaksikan betapa anak muda itu tak bisa dibanting
cepat sekali. Ketika si Bungsu menangkis, dengan cepat jatuh. Sesaat! Ya, hanya sesaat, tapi itu sudah cukup bagi
letnan itu bergerak menangkap ujung bajunya. Lalu dia si Bungsu untuk balas menyentakkan tangan letnan yang
berputar dan sebuah bantingan tiba-tiba menghadang si memegang tangannya. Kini tubuhnya yang berputar,
Bungsu. Tubuhnya dia rasakan melayang di udara.

52
pinggulnya menghantam bahagian depan tubuh letnan tepuk tangan meriah dari anggota RPKAD yang menonton.
itu. Si Bungsu mundur beberapa langkah. Letnan itu tegak.

Cepat sekali, sebuah bantingan lewat pinggang ”Tehnik meng-counter, membanting dan kuncianmu
menyebabkan letnan itu terbanting di lantai! Ya, hampir sempurna, kawan. Saya ingin tahu sampai dimana
bantingan lewat pinggang. Hanya bantingan lewat silat Minangmu yang kesohor itu,” ujar si letnan yang
pinggang yang bernama Uki-Goshi itulah yang tak bisa nampaknya masih berminat.
dicounter. Sebab selain tangan, maka pinggang yang Dia menyerang dengan pukulan-pukulan beruntun.
dibanting dipeluk erat oleh yang membanting. Lain halnya Pukulan dan tendangan karate yang luar biasa cepatnya.
dengan bantingan Soinage yaitu membanting orang lewat Si Bungsu terpaksa main elak dan main mundur.
bahu seperti yang dilakukan letnan itu pada si Bungsu Beberapa kali bibir dan jidatnya nyaris dihantam kepalan
tadi. Pada bantingan Soinage, yang dipegang hanya tangan si letnan yang hebat itu. Namun sepandai-pandai
lengan baju atau sebelah tangan lawan. Sementara mengelak, kerugian berada di pihak yasng bertahan. Dia
bahagian tubuh lainnya bebas. tak sempat membalas. Sikap agresif menyerang
Begitu terbanting, karena letnan itu tadi mengatakan nampaknya memang dilkan bagi anggota-anggota RPKAD
bahwa dia pernah belajar judo ketika dalam pendidikan di itu.
Amerika, maka si Bungsu melanjutkannya dengan Mereka memang diajar untuk mahir mempergunakan
mengunci leher letnan itu di lantai. Dia menunduk rapat di tangan dan kaki sama berbahayanya seperti senjata
atas kepala si letnan. Sebuah kuncian yang menurut Kenji tajam. Dan si Bungsu mendapat ”bagian” sampai tiga kali.
dahulu bernama Keshagatame. Letnan itu berusaha Kali pertama sebuah pukulan yang mendarat di bibirnya.
melepaskan kunciannya.

Namun pitingan lengan si Bungsu seperti jepitan


kepiting. Akhirnya si letnan menepuk punggung si Bungsu -Episode 396-
tanda menyerah. Si Bungsu melepaskannya. Terdengar
53
”Fauzi, nama saya Fauzi..”

”Terimakasih Letnan Fauzi ..”

Mereka sama-sama tersenyum.

”Kenalkan, ini Letnan Azhar..” ujar Letnan Fauzi


memperkenalkan sahabatnya.

Beberapa anak buah si Letnan maju dan menyalami


si Bungsu. Letnan Fauzi tersenyum. Si Bungsu menghapus
-Episode 397- peluhnya. Dia menarik nafas lega. Bisa keluar dari dunia

Mereka telah lama mendengar bisik-bisik tentang yang penuh keganjilan ini. Letnan ini memang seorang

kehebatan anak muda yang bernama si Bungsu ini. Malam perwira yang pantas diteladani. Berani dengan jantan dan

ini, mereka menyaksikannya sendiri. satria mengakui kelebihan orang lain. Ketika dia akan naik
jip, tiba-tiba dia teringat pada perkataan ”meminjammu”
”Saya tak malu bila kalah di tanganmu, kawan...” ujar
yang diucapkan letnan itu. Dia berhenti. Menoleh pada
letnan pasukan elite Indonesia itu dengan jujur, sambil
Letnan Faquzi yang tegak dekat Letnan Azhar.
menggenggam tangan si Bungsu dengan erat. Kemudian
menyambung. ”Ternyata nama hebatmu yang kami ”Ada yang ingin kutanyakan, kalau boleh” katanya.

dengar selama ini tidak hanya sekedar isapan jempol...” ”Dengan segala senang hati”

Si Bungsu suka pada letnan yang rendah hati ini. ”Berapa hari yang lalu, ada seorang anggota PRRI
Padahal dia tahu, dalam perkelahian sebentar ini, dia satu kamar tahanan dengan saya, yang dijemput malam-
dikalahkan secara telak sekali. malam. Kemudian tak kembali. Kabarnya dipindahkan ke

”Terimakasih. Saya bangga berkenalan dengan Padang. Apakah dia masih hidup?”

...letnan...”.

54
Letnan itu menatap Ltenan Azhar, kemudian pada si ”Ini perang, kawan. Dalam peperangan, siapapun
Bungsu. yang melibatkan diri di dalamnya, apakah itu karena

”Dia temanmu?” keyakinan seperti PRRI, atau karena pengabdian dan


karena tugas seperti kami, harus tahu resikonya. Yaitu
”Ya, teman sekamar di tahanan...”
kematian. Menyesal, temanmu itu tak mau buka rahasia
”Begitu pentingkah berita tentang dia bagimu?” dan dia sudah dieksekusi. Hanya itu yang dapat saya
”Ya. Agar bisa kusampaikan pada anak dan isterinya” katakan padamu. Saya tak tahu dimana dan bila. Tapi

Letnan itu menatap si Bungsu lagi. yakinlah, dia sudah tidak ada di dunia ini....”

”Siapa namanya?’ Mesin jip dihidupkan. Udara dingin menyelinap di


malam yang alangkah larutnya itu.
”Sunarto...”
”Terimakasih, Letnan. Terimakasih atas kehormatan
”Hanya itu?”
yang kau berikan untuk bertanding melawanmu. Suatu
”Ya, hanya itu. Saya tak tahu nama panjangnya. Tapi
kehormatan yang takkan saya lupakan. Dan terimakasih
OPR yang bernama Nuad itu pasti kenal padanya.”
atas kepastian atas nasib Narto....”
Letnan itu membalik. Berjalan mendekati Nuad.
”Selamat bebas, kawan...” lalu jip itu menderu.
Bicara beberapa saat. Lalu kembali pada si Bungsu.
Jantung si Bungsu juga menderu. Tubuhnya terasa
”Naiklah ke jip itu, kawan....” ujar si letnan tanpa
dingin. Namun bukan karena angin yang menampar
menjawab pertanyaan si Bungsu tadi.
akibat jip yang berlari kencang. Tubuhya terasa dingin
Si Bungsu tak bisa berbuat apa-apa. Dia naik dan ketika mengetahui kepastian nasib Narto. Anak Jawa yang
tangannya diborgol lagi. Dia menatap pada letnan itu. Si berjuang untuk Minangkabau itu. Masih terngiang di
letnan mendekat, memegang tangannya. telinganya betapa lelaki itu berbisik minta tolong padanya.
Perlahan tangannya meraba rantai emas milik Narto yang

55
dia gantungkan di lehernya. Malam semakin larut. Perang enam senja sampai jam enam pagi, yang berkuasa adalah
saudara itu masih belum diketahui kapan akan berakhir. PRRI.
Berapa banyak lagi korban yang akan jatuh. Hanya Perpindahan kekuasaan itu ada yang melalui
Tuhanlah yang tahu. pertempuran, namun tak sedikit yang bertukar secara
”Katakan aku masih hidup pada anak dan isteriku. otomatis begitu saja. Seolah-olah sudah ada semacam
Suruh mereka menantiku di Semarang...” suara Narto ”perjanjian.” Kalau malam PRRI yang berkuasa. Tapi pagi-
seperti terngiang lagi. Mata si Bungsu terasa panas dan... pagi harus angkat kaki. Kalau siang APRI yang berkuasa,
basah! bila malam tiba mereka harus meninggalkan desa. Jika

Konvoi itu berhenti di Matur. Mereka berangkat pagi ketentuan tak tertulis ini dilanggar, akibatnya adalah

tadi dari Bukittinggi dengan pengawalan ketat. Jumlah perang. Matur juga bernasib sama. Tapi hari ini APRI

truk tak kurang dari dua puluh buah. Begitu sampai, nampaknya ingin mempertahankan desa kecil itu dengan

mereka segera menyebar. Kota kecil itu terlalu naif untuk menambah kekuatan mereka di sana. Malam-malam

disebut sebagai sebuah kota. Sebenarnya hanya sebuah memang masih sering diganggu serangan PRRI. Namun

kampung. Hanya tertata rapi karena di sana ada beberapa tak cukup kuat untuk mengambil alih kekuasaan. Salah

rumah yang dibangun oleh Belanda untuk opseternya. seorang dari penompang konvoi itu adalah si Bungsu.

Sejak tiga hari yang lalu Matur berada di bawah ”Sampai di sini tujuanmu, anak muda?” tanya
kekuasaan APRI. Tapi biasanya, jika kekuatan APRI seorang letnan dari pasukan Banteng Raiders, tatkala si
berkurang, maka kota ini akan pindah lagi ke tangan PRRI. Bungsu turun dari truk bersama tentara lainnya.
Silih berganti penguasaan atas sebuah kota atau desa ”Ya, sampai di sini. Ini Matur, bukan?”
bukan hal yang ganjil. Terkadang kekuasaan itu bisa
”Ya, inilah Matur. Kau akan kemana?”
berganti setiap 12 jam. Dari jam enam pagi sampai jam
”Mencari rumah seorang teman. Terimakasih atas
enam senja yang berkuasa adalah APRI. Tapi dari jam
tompangannya, Pak..”

56
Letnan itu tersenyum. Kemudian mengatur anak melirik ke arahnya sesaat sebelum dia melangkah
buahnya. Si Bungsu melangkah perlahan. Dia tegak dalam ambang pintu menuju keluar. ”Ibu kenal dengan Narto?”
bayang-bayang tengah hari yang terik. Lalu mulai tanya si Bungsu dalam nada biasa sambil menghirup
melangkah. Perutnya harus diisi. Terasa lapar sekali. Ada kopinya.
sebuah kedai nasi, kelihatannya sepi. Perempuan itu menoleh. Lalu dengan wajah seperti

-Episode 398- tak ada apa-apa, dia menggeleng.

”Sunarto yang dulu pernah jadi Anggota Mobrig.


Dia melangkah ke sana. Seorang perempuan tua
Kemudian menjadi pasukan PRRI. Kabarnya isteri dan
kelihatan menuggui warung itu. Di dalam seorang lelaki
anaknya ada di sini. Apakah ibu kenal?”
sedang makan. Si Bungsu melihat ada goreng dan gulai
ikan. Ada dendeng. Ada sambal lado dengan jengkol Perempuan itu menggeleng lagi. Matanya melirik ke

muda. Ada rebus daun ubi. Laparnya menggigit melihat luar. ”Saya datang dengan pasukan itu. Saya harus

lauk pauk itu. Begitu nasi dihidangkan dia santap dengan menemui keluarganya...”

lahap. Sesekali dia lihat perempuan pemilik kedai itu ”Bapak... APRI?”
mencuri pandang padanya. ”Tidak. Tapi...”
Dia tahu, kehadiran setiap orang baru di suatu desa, ”Bapak PRRI?”
dalam keadaan bagaimanapun, apalagi dalam keadaan
”Tidak. Saya kebetulan datang dengan APRI. Saya
perang begini, pasti menimbulkan berbagai dugaan.
kenal dengan Pak Narto. Saya harus menyampaikan
Setelah kenyang makan dia memesan secangkir kopi
pesan pada anak dan isterinya...”
panas. Di luar sana, tentara APRI kelihatan tengah
menyusun barisan. Lelaki yang tadi tengah makan ketika Pemilik kedai itu menatap si Bungsu tajam sekali.

dia masuk, kini membayar makanannya. Kemudian keluar. ”Barangkali anak dapat bertanya di bawah sana. Ke
Namun si Bungsu sempat menangkap betapa lelaki itu sebuah rumah sebelum pendakian...”

57
Si Bungsu mengucapkan terimakasih sambil Sadel Bereh di Bukittinggi. Namun barangkali Tuhan
membayar makanannya. Dia menuju ke pernurunan yang masih melindungi sebagian keluarganya. Minah, anak
tadi dia lewati bersama konvoi tentara itu. Seorang lelaki gadisnya yang paling tua menikah dengan salah seorang
bertongkat, rambutnya sudah memutih, semua giginya sersan pasukan BR. Seminggu setelah menikah, suaminya
sudah ompong, menunjuk ke reruntuhan sebuah rumah dapat cuti ke Jawa. Dia membawa serta Minah dan
ketika si Bungsu menanyakan rumah lelaki yang bernama seorang adik lelakinya yang masih kecil. Namun tiga hari
Narto itu. Dia tertegun. Jantungnya seperti berhenti setelah itu, PRRI datang menggempur, APRI dipaksa
berdetak. mundur. Dan terjadilah bencana itu. Kabarnya Narto

”Kenapa...?” tanyanya perlahan. tertangkap di Bukittinggi, dan berkhianat. Pengkhinatan


itu tambah diperkuat dengan kawinnya anaknya dengan
Lelaki tua itu berjalan ke sebuah pohon yang
sersan BR, lalu pulang ke Jawa. Pasukan PRRI membakar
nampaknya rubuh kena mortir. Dia duduk di sana. Si
rumahnya. Menembak istrinya. Begitu juga dua orang
Bungsu mengikuti dan tegak di depan orang tua tersebut.
anaknya. Adik Minah, gadis yang baru berusia lima belas
”Rumah itu terletak di pendakian, dari rumah itu tahun, diperkosa bergantian. Tapi isteri Narto tak mati.
orang bisa melihat ke jalan di bawah sana. Semua Kini dia dirawat di rumah itu...,” lelaki tua tersebut
kendaraan yang datang dari Bukitinggi segera terlihat dari menunjuk ke sebuah pondok.
jendela rumah tersebut....” orang tua itu bercerita,
Si Bungsu jadi tegang mendengar kisah itu. Dan
kemudian terbatuk, dan menyambung...”ketika APRI mula
tatkala dia masuk ke pondok yang ditunjukkan itu, di
pertama menyerang, rumah itu dijadikan pos PRRI.
balai-balai kelihatan seorang perempuan seporah baya
Semacam pos pengintaian. Tapi ketika APRI berhasil
terbaring. Di dekatnya ada dua orang kanak-kanak.
menduduki Matur, ganti APRI lah yang mempergunakan
rumah itu. Keluarga Narto yang tinggal di rumah itu luar -Episode 399-
biasa takutnya. Sebab semua orang tahu, dan APRI pasti
tahu pula, bahwa Narto adalah pasukan Mobrig batalyon
58
Pastilah anak Narto yang tersisa dari elmaut. Si ”Bapak pasti membawa pesan dari suami saya,
Bungsu benar-benar tak percaya, bahwa hal ini bisa bukan?”
terjadi. Sunarto, seorang anak Jawa, yang bersedia Tiba-tiba isteri Narto berkata tatkala melihat si
ditembak mati demi menyelamatkan kawan-kawan PRRI- Bungsu tertegak di pintu. Si Bungsu tak dapat bicara. Ada
nya, keluarganya justru dibencanai oleh pasukan PRRI sesuatu yang terasa menggumpal di tenggorakannya. Di
sendiri. hatinya. Di matanya. Di jantungnya!
”Bagi kami orang Jawa, kepatuhan pada atasan ”Dimana dia....?” tanya perempuan itu.
adalah sesuatu yang mulia....karena saya merasa negeri
”Dia...dia tengah berjuang...,” akhirnya pesan Narto
ini adalah negeri saya, maka saya tak mau membuka
itu dia sampaikan juga. Persis bunyinya. Tapi perempuan
rahasia. APRI lalu menyiksa saya. Insya Allah, saya masih
itu menggeleng. Matanya basah.
bisa tutup mulut. Saya tak mau teman-teman yang
”Saya bertanya, dimana kuburannya. Bukan dimana
sedang berjuang tertangkap karena saya terbujuk, atau
dia kini. Jangan membohongi saya. Saya sebenarnya
tak tahan menderita. Saya bersedia mati demi negeri ini,
sudah lama mati. Tapi saya ingin mendengar kabar dari
demi teman-teman yang sedang berjuang....”
suami saya, itu sebab saya bertahan hidup. Malam tadi
Bisikkan Narto seperti menggema menghancurkan
saya bermimpi, akan ada orang yang datang membawa
selaput telinga si Bungsu. Orang Jawa itu bersedia mati
pesan suami saya. Saya memang menanti Bapak. Dimana
demi Minang, yang diakui sebagai negerinya, dan demi
dia dikuburkan?”
teman-temannya yang sedang berjuang, begitu katanya.
Si Bungsu tak mau menangis. Demi Tuhan, demi para
Begitulah katanya! Oh Tuhan. Kenapa Engkau jadikan
Nabi dan para Rasul. Tidak! Bukankah air matanya telah
manusia seperti Narto. Orang yang bersedia
lama kering. Air matanya telah kering ketika menangisi
mengorbankan nyawanya untuk orang-orang yang justru
kematian ayah, ibu dan kakaknya di Situjuh Ladang Laweh
menistai keluarganya.
dahulu. Tidak, dia kini tak lagi bisa menangis. Namun, ya

59
Tuhan, bagaimana dia takkan menangis melihat tragedi di anak kami yang telah terkubur di belakang pondok ini.
depan matanya ini? Bagaimana? Beberapa puluh hari Kalau begitu, dia benar-benar telah mati tanpa tahu
yang lalu, seorang lelaki membisikkan padanya, agar dia dimana kuburnya, bukan?”
menemui keluarganya di sini, di Matur ini. Si Bungsu mengangguk dan menghapus air matanya.
Menyampaikan uang gajinya. Menyampaikan pesan, Kemudian tangannya meraih kalung di lehernya.
agar isteri dan anak-anaknya itu pulang ke Jawa. Si Menanggalkan kalung berlontin timah hitam bundar itu.
Bungsu terduduk lemah. Perempuan itu telah mengetahui ”Dia berpesan, agar saya memberikan kalung ini
segalanya. Seperti membaca isi buku pada lembaran yang pada Kakak...”.
terbuka. Akankah dia mampu berbohong? Anak muda
Lemah dan menggigil tangan perempuan itu
yang telah luluh oleh penderitaan itu terduduk di lantai
menggapai. Menerima kalung berlontin itu. Kemudian
tanah. Jatuh di atas kedua lututnya. Matanya basah,
membawa ke dadanya.
pipinya basah.
”Ya, dia telah mati. Lontin ini pemberianku. Dan dia
”Maafkan saya, Kak. Saya memang berdusta...”
pernah bersumpah, bahwa lontin ini hanya akan dia buka
katanya perlahan di depan wanita yang dadanya terluka
kalau dia telah mati....Terimakasih, Bapak telah bersusah-
dan tubuhnya yang kurus itu.
susah datang kemari, untuk menyampaikan pesan itu....”
”Dimana dia dikuburkan...? ulang wanita itu.
Si Bungsu mengambil sesuatu dari kantong
”Maafkan saya, saya tak tahu Kak. Dia sebenarnya celananya. Sebungkus uang.
berpesan agar saya mengatakan dia masih hidup. Saya
”Dia menyuruh sampaikan uang ini pada Kakak. Uang
telah melanggar janji. Dia ingin Kakak pulang ke
gajinya yang tak sempat dia kirimkan....”.
Semarang. Dia akan menyusul...”
Perempuan itu menoleh pada kedua anak-anaknya
”Tak perlu lagi....., tak perlu lagi. Dia takkan pernah
yang masih kecil. Memegang kepala mereka.
pulang ke Semarang. Saya juga. Begitu pula dua anak-

60
”Nak, berat ibu akan meninggalkan kalian. Kalian Si Bungsu tak dapat menahan tangisnya tatkala
masih kecil. Tapi, ibu tak tahan lebih lama lagi tersiksa. perempuan itu meninggal. Kedua anak-anaknya terdiam.
Tak ada tangis mereka yang terdengar. Mereka sudah
-Episode 400-
terlalu lelah menangis. Mereka hanya menatap pada
Jika Bapak ini berbaik hati, kalian akan ditolongnya mayat ibu mereka dengan diam dan tatapan kosong.
untuk pulang ke Jawa. Ke rumah nenek kalian di sana...,” Ucapan perempuan itu seperti menikam-nikam jantung si
dan perempuan itu menoleh pada si Bungsu...”mereka tak Bungsu. Ucapan itu memang bukan untuk menyindir
punya siapa-siapa, Pak. Barangkali ada tentara APRI yang siapa-siapa. Namun, si Bungsu merasa, ucapan
akan pulang ke Jawa. Tolong Bapak titipkan anak saya ini perempuan itu menyindir jantung Minangkabau! Siapakah
pada mereka. Di Jawa ada neneknya. Ada kakaknya dua sesungguhnya yang tak tahu membalas budi? Narto dan
orang....Berikan uang itu pada mereka....” suara keluarganyakah, atau anak-anakmu yang merejam
perempuan itu sudah terputus-putus....”tapi saya ingin mereka ini, Minangkabau, siapa?
kepastian, suami saya tak pernah mengkhianati PRRI,
Ketika kuburan perempuan itu ditutup oleh beberapa
bukan Pak?”
tentara APRI, yang membantu menggali lahat dengan
Si Bungsu menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia hanya sekop mereka, hujanpun turun. Tentara itu juga yang
mampu menggeleng. Menggeleng beberapa kali. memimpin doa. Kemudian si Bungsu menancapkan

”Syukurlah.....syukurlah. Negeri indah ini telah sepohon kemboja yang dia patahkan dari pusara lama.

memberi kami kehidupan selama puluhan tahun. Negeri Hujanpun makin lebat. Menyiram dan membasahi bumi

ini telah membesarkan anak-anak kami. Kami hidup Minangkabau yang berlumur darah. Azan Magrib

dengan Belas kasihan orang disini. Kami tak mau orang berkumng, malampun mengirimkan sunyi dan gelapnya

Minang menganggap kami tak tahu membalas budi, ke permukaan bumi.

dengan mengkhianati mereka....syukurlah...” Esok paginya, setelah menitipkan kedua anak


Narto ke komandan peleton yang akan cuti ke Jawa

61
beberapa harti lagi, dan memberi anak-anak itu uang Dahulu dia sering dibawa ayahnya naik kereta api kalau
yang masih ada padanya, si Bungsu kembali ke ke Bukittinggi ini. Ah, melihat sawah dan desa-desa,
Bukittinggi. Dia kembali menginap di Hotel Indonesia, di mencium asap kereta api, merupakan kerinduan
depan Stasiun Kereta Api. Dia memilih tempat itu agar tersendiri. Sambil berbaring di tempat tidurnya, di Hotel
lebih dekat ke stasiun, bisa sewaktu-waktu membeli karcis Indonesia dekat stasiun itu, dia segera ingat peristiwa
bila akan pulang ke kampungnya, Situjuh Ladang Laweh. yang dialaminya saat di Jepang. Peristiwa ketika dia
Kereta api memang tidak sampai ke sana, hanya hingga menuju Kyoto dari Tokyo. Di kereta api cepat dia bertemu
Kota Payakumbuh. Tapi menginap dekat stasiun membuat dengan seorang gadis yang pernah dia tolong di Tokyo.
dia bisa dengan mudah bertanya kapan kereta ke Gadis itu adalah Michiko. Anak Saburo Matsuyama. Gadis
Payakumbuh berangkat, dan bisa pula dengan mudah yang dia tolong yang kemudian membenci dan
membeli karcis. memusuhinya setelah kematian Saburo di Kuil

Dalam situasi daerah bergolak seperti sekarang, Shimogamo. Dia tak bisa melupakan betapa gadis itu

tak setiap hari kereta api bisa berangkat. Baik ke pernah melukainya ketika upacara pemakaman ayahnya.

Payakumbuh, Padangpanjang, Solok maupun Padang. Gadis itu bersumpah akan mencari dan membunuhnya.

Kadang-kadang dalam seminggu baru ada kereta ke salah Michiko ternyata memang mencarinya! Mencarinya
satu kota itu. Itupun dengan mendapat pengawalan sampai ke Bukittinggi! Pagi itu, saat dia akan melangkah
aparat kepolisisan atau tentara. Sabotase, entah dari menaiki kereta api di stasiun, ketika dia dengar sebuah
pihak mana, bisa saja terjadi di suatu tempat. Setelah suara memanggil. Dia tak jadi naik, menoleh ke belakang.
menanti tiga hari, akhirnya dia mendapat kabar kereta ke Di antara palunan orang ramai, dia melihat seorang gadis
Payakumbuh akan berangkat besok dengan pengawalan tegak dengan sebilah samurai di tangan! Michiko! Dia
beberapa polisi. tertegun. Palunan manusia yang ada di stasiun itu

Besok dia akan pulang ke kampungnya. Ke Situjuh terkuak. Hingga tercipta sebuah lorong yang lapang

Ladang Laweh. Rasa rindunya terasa menusuk jantung.

62
antara gadis Jepang yang cantik itu dengan dirinya. memegang samurai di tangan kiri. Dia jadi serba salah.
Orang-orang menatap heran. Akankah dia melayani kehendak gadis ini kalau dia

”Michiko...?” katanya perlahan menahan kejut. menantangnya untuk berkelahi? Akankah dia membunuh
gadis itu, atau justru dia yang terbunuh di sini? Ketika dia
”Ya. Engkau rupanya belum lupa pada saya,
berfikir demikian, gadis itu memandang ke palunan orang
Bungsu....” Suara gadis itu terdengar lantang. Seperti
ramai di stasiun. Lalu terdngar suaranya :
bersipongang di peron stasiun itu.
”Saya Michiko, anak bekas serdadu Jepang yang
-Episode 401- pernah membunuh beberapa lelaki dan perempuan di

”Selamat datang di kampungku, Michiko san....” Minangkabau ini. Ayah saya sudah mati. Dibunuh oleh

ujarnya sambil coba tersenyum. Padahal hatinya mulai tak lelaki ini...” dan tangannya menunjuk pada si Bungsu.

sedap melihat sikap gadis itu yag tak bersahabat ”Ketika menjadi tentara ayah saya membunuh ibu,
sedikitpun. ayah dan kakaknya. Dia lalu datang ke Jepang sana, lalu

”Terimakasih. Saya memang melihat kampungmu membunuh ayah saya dengan alasan menuntut balas. Kini

indah, Bungsu san. Tapi saya datang bukan untuk dari Jepang saya datang kemari, untuk menuntut balas

menikmati keindahannya. Saya datang dari Jepang pula atas kematian ayah saya itu. Bukankah adil, kalau

mencarimu ke mari untuk menuntut balas. Ingat setiap anak menuntut balas kematian ayahnya?”

persoalan yang ada di antara kita?” Orang pada terpana. Si Bungsu merasa dirinya

Suara gadis itu makin lantang. Orang-orang pada berpeluh.

diam tak bergerak. Si Bungsu jadi serba tak sedap. Dia ”Tidak benar demikian, Michiko-san. Ayahmu tidak
menyesal telah membawa samurainya saat itu. Kenapa mati di tangan saya. Saya tak pernah membunuhnya.
tadi tak dia masukkan saja ke dalam buntalan kainnya? Ayahmu mati karena harakiri, seppuku!. Dia mati
Kini samurainya terpegang di tangan kiri. Gadis itu juga terhormat....” ujar si Bungsu mencoba memberikan

63
pengertian kepada orang ramai, sekaligus melunakkan Bukankah dahulu dia juga pernah berkelahi melawan
hati gadis itu. komplotan Kumagaigumi di stasiun kecil di Gamagori?

”Bohong! Tak ada kematian terhormat dalam hal Bandit-bandit Kumaigaigumi itu akan mengganggu

yang terjadi atas ayahku. Dia memang mati harakiri. Michiko. Namun dia ada disana untuk membelanya. Lima

Tetapi dia harakiri karena malu atas perlakuanmu pada orang anggota Kumagaigumi berhasil dia bunuh.

dirinya!” Bergelimpangan di stasiun kecil itu. Kemudian dia naik


lagi ke kereta api. Menemui Michiko yang menangis
”Michiko...!?”
karena menyangka dirinya telah mati. Di kereta api
”Apakah engkau menjadi pengecut, Bungsu? Engkau menuju Nagoya itu, dia memeluk bahu Michiko.
telah membunuhi puluhan orang Jepang dalam
Gadis itu menyandarkan kepalanya lalu tertidur di
petualanganmu di negeri saya itu. Dan engkau merasa
bahunya. Dan sesaat sebelum gadis itu tertidur, dia
jadi pahlawan. Kini cabut samuraimu!” gadis itu
menyanyi sebuah lagu Jepang. Lagu yang selalu
membentak sambil mendahului mencabut samurainya.
dinyanyikan pelaut-pelaut yang rindu pada kampung
Si Bungsu berharap petugas keamanan atau tentara halaman. Rindu pada kekasih, anak dan isteri. Dia coba
muncul di sana. Kalau ada petugas keamanan atau mengingat bait lagu Jepang itu. Namun amat susah. Dia
tentara, dia yakin mereka bisa bertindak mencegah. Tapi coba memikirkannya. Dalam kalut dia tak ingat bait
tak seorangpun petugas yang hadir. Tak seorangpun bahasa Jepang. Yang ingat cuma bait bahasa
tentara atau polisi yang menampakkan puncak hidungnya. Indonesianya.
Para petugas itu seperti telah bersekongkol dengan gadis
”Jangan menangis. Jangan sedih.
ini untuk memberinya kesempatan membalas dendam.
Tiba-tiba bayangan di stasiun kecil Gamagori melintas di Meskipun hujan turun lebat

kepalanya. Saya akan tetap pergi

Selamat tinggal

64
Lagu itu dia pelajari dari Kenji. Temannya sekapal Si Bungsu kaget, dia ingat Zato Ichi. Gadis ini bukan
saat menuju Tokyo dari Singapura. Lamunannya jadi main jumawanya! Benarkah sudah demikian hebatnya dia
terputus ketika dia dengar suara orang memekik memberi memainkan samurai, sehingga dia sanggup berkata
ingat. Sesaat nalurinya bereaksi cepat. Dia menjatuhkan setakbur itu pada si Bungsu yang kesohor itu? Atau
diri ke lantai stasiun. Namun tak urung bahunya disabet apakah gadis ini hanya ingin memancing amarah si
oleh ujung samurai Michiko! Memang hanya luka gores. Bungsu saja? Tak ada yang sempat memikirkan hal itu.
Tapi darah merembes. Dia bergulingan. Kemudian Sebab saat berikutnya gadis itu telah menyerang. Si
melompat tegak. Michiko tegak dua depa di depannya Bungsu mencabut samurai dengan sikap ”apa boleh
dengan kaki terpentang dan mata nyalang menatapnya. buat”.

”Cabut samuraimu...Bungsu! Jangan kau sangka Ya, dia harus mempertahankan dirinya bukan? Orang
bahwa dirimu saja yang hebat memainkan samurai....” hanya melihat dua sinar berkelebat. Kemudian bunga api
bentak gadis itu. memercik tatkala dua baja tajam itu berbenturan!

Si Bungsu tak melihat jalan lain. Gadis ini memang Terdengar suara gemercing. Si Bungsu tersurut

menghendaki nyawanya. selangkah. Michiko masih tetap tegak di tempatnya. Si


Bungsu jadi kaget. Kekuatan gadis itu ternyata luar biasa
”Ini kampung saya, Michiko. Saya tak ingin darahmu
sekali. Getaran benturan samurai mereka terasa ke tulang
tertumpah di kampung saya ini...”
tangannya.
”Sombong kau! Tak setetespun darahku akan
Michiko menyerang lagi. Sebuah pancungan ke
tertumpah di sini! Kau dengar itu, pembunuh! Tak
kepala. Si Bungsu menunduk. Sebuah pancungan ke
setetespun! Jika engkau sanggup melukai diriku segores
pinggang. Si Bungsu menangkisnya dengan menegakkan
saja, maka aku akan menjilat telapak kakikmu! Percuma
samurainya di sisi badan. Dua baja samurai yang alot itu
aku jadi murid Zato Ichi!”
bertemu lagi. Suara berdentang. Bunga api memercik!
Dan si Bungsu dengan kaget tepaksa melompat ke

65
belakang empat langkah! Samurainya hampir saja kepandaian, dengan seluruh kemahiran, dengan seluruh
terpental karena benturan dahsyat itu. konsentrasi yang penah dia miliki, dengan seluruh
kecepatan yang pernah dia pelajari, dia kerahkan! Tak
-Episode 402-
sampai dalam hitungan dua detik, benar-benar cepat,
Kalau itu terjadi, maka pinggangnya akan putus dua! hanya para malaikat yang tahu betapa cepatnya kedua
Dia menatap dengan wajah pucat. Gadis itu selain cepat, samurai itu dahulu mendahului! Namun, sekali lagi, dan
tenaganya juga luar biasa sekali. Zato Ichi benar-benar mungkin untuk kali yang terakhir, si Bungsu dari Situjuh
menurunkan seluruh ilmunya pada gadis ini. Michiko Ladang Laweh itu menjadi kaget.
tersenyum sinis. Orang-orang menatap dengan diam pada
Michiko jauh lebih cepat. Tidak hanya sekali, tetapi
perkelahian sepasang anak muda yang mengagumkan itu.
Michiko berkali-kali lebih cepat dari kecepatan yang
”Keluarkan kepandaianmu, Bungsu! Takkan pernah pernah dia miliki. Tak sia-sia Zato Ichi menurunkan ilmu
ada bangsa lain yang melebihi kemahiran orang Jepang padanya. Samurainya belum sempurna tercabut, ketika
bersamurai! Kau sangka kemahiran samuraimu sudah dia rasakan rusuknya belaah. Dia melanjutkan mencabut
hebat, setelah engkau mengalahkan beberapa jagoan di samurainya dengan kecepatan penuh. Saat itu sabetan
Jepang sana. Setelah engkau mendapat pengakuan Zato kedua samurai Michiko telah membelah dada kirinya!
Ichi? Hmm, yang kau peroleh baru kulitnya. Bungsu! Tembus!
Engkau ingin tahu bagaimana bermain samurai yang
Darah memancur ketika samurai itu disentakkan
betul? Ini...!” dan gadis itu menyerang lagi!
dengan cepat. Samurai di tangannya sendiri baru terayun
Kali ini si Bungsu tak mau main-main. Dia ke arah Michiko ketika kedua serangan mematikan itu
memusatkan konsentrasi. Nafsu membunuhnya yang dia telah selesai dilakukan gadis itu. Samurainya menyerang
bawa dari rimba di pinggang Gunung Sago seketika kepala Michiko, menetak dari atas ke bawah. Namun
mengalir kencang. Mulutnya terkatup rapat. Tangannya samurai Michiko menanti ayunan samurainya. Kembali
melemas. Begitu Michiko menyerang, dengan seluruh bunga api memercik.

66
Tangannya terasa pedih, tenaga gadis itu amat luar melintas lagi. Stasiun kecil itu! Bukankah dia membunuh
biasa. Samurainya terpental ke udara! Terdengar orang lima orang anggota Kumagaigumi di sana? Ah, stasiun
memekik melihat darah menyembur dari tulang rusuk dan Gamagori, kini dia terkapar di stasiun kecil Bukittinggi!
jantungnya. Dia masih tegak. Gadis itu juga masih tegak Peluit kereta berbunyi lagi.
di depannya, dengan kegagahan yang mengagumkan. Si Tuit...tuiiiit! pilu dan merawankan hati. Kereta itu
Bungsu jadi lemah. Kakinya gemetar. Namun dia tak akan ke Payakumbuh. Akan mati di sinikah dia? Kereta itu
mengeluh. Mulutnya tersenyum. Ketika kakinya terasa tak akan ke Payakumbuh. Kenapa dia tak naik saja ke kereta?
kuat lagi menahan berat badannya, dia jatuh di atas Tubuhnya akan dibawa kereta ke Payakumbuh. Kalau
kedua lututnya. mayatnya sampai, orang akan membawa mayatnya ke
”Bunuh....bunuhlah saya....” katanya perlahan. Situjuh Ladang Laweh.

Michiko masih tetap tegak. Menatap padanya ”Sampaikan...pada orang-orang....kampung saya di


dengan pngan dingin. Situjuh Ladang Laweh... saya. ..ingin berkubur....di

”Engkau memang benar-benar hebat Michiko san. sana...di samping pusara ayah, ibu dan...kakak saya...”

Benar-benar pesilat samurai yang paling hebat...ayahmu katanya perlahan.

pasti bangga...” dia masih berusaha berkata. Dia yakin, suaranya terdengar oleh Michiko. Gadis itu

Darah menyembur dari mulutnya. Jantungnya telah masih tegak diam. Tapi si Bungsu melihat, betapa mata

ditembus samurai. Peluit kereta api tiba-tiba memekik. gadis itu basah. Pipinya juga basah. Si Bungsu ingin mati

Sayu dan bersipongang. Kereta akan berangkat. Dia di atas kereta api. Agar mayatnya bisa tiba di

menoleh ke kereta yang akan berangkat menuju Payakumbuh dan dibawa ke Situjuh Ladang Laweh. Tapi

Payakumbuh itu. Pakaiannya telah ada di atas kereta. karena tak ada yang menolong, dia merangkak menuju

Kereta tak mungkin diundurkan keberangkatannya. Saat kereta api. Dengan sisa tenaga dia coba merangkak naik

sakratul maut itu menjeput, peristiwa stasiun Gamagori ke gerbong. Tak mungkin! Tenaganya habis! Tapi dia
harus! Bukankah kereta ini menuju ke Payakumbuh? Dia
67
merangkak lagi, berjuang untuk naik. Berhasil, tubuhnya Akan begitukah nasib seorang lelaki yang semasa
berada sebahagian di atas kereta yang bergerak perlahan hidupnya pernah sangat perkasa ini? Dia merangkak.
itu. Darah dari lukanya terus menetes. Kereta mulai berjalan perlahan. Dia menggantungkan

Tapi tubuhnya melosoh lagi. Kereta mulai bergerak tangan di bibir pintu gerbong yang memuat pisang. Yang

cepat. Ada beberapa lelaki tegak jauh dari tempatnya. memuat lobak. Yang memuat kayu api. Tubuhnya ikut

Menatap dengan diam. Dia menoleh pada mereka. terseret di sepanjang lantai stasiun! Darahnya menetes.

Bibirnya bergerak. Ingin mengucapkan ”Tolonglah ”Tuhanku, tolonglah aku naik. Tolong hambamu ini,
saya...naikkanlah saya ke gerbong. Saya ingin mati di ya Tuhan. Aku hanya ingin mati di atas kereta ini. Agar
kereta. Tolonglah naikkan saya”. Tapi tak ada suaranya mayatku sampai ke kampungku. Tolong aku, ya Tuhan....”
yang keluar. Tak ada! Tak ada suaranya! Yang keluar rintihnya perlahan.
justru air matanya. Air mata sedih. Sedih kalau dia mati Tapi Tuhanpun seperti tak mendengarkan
seperti maling di stasiun ini. Dia ingin tubuhnya permohonannya. Tuhanpun tak menolongnya. Tuhanpun
dibaringkan di gerbong. Sekali lagi dia menatap pada para tak mendengarkan doa orang yang akan mati itu.
lelaki itu. Dia kumpulkan tenaganya. Akhirnya, terdengar Tuhanpun tak kasihan padanya. Tuhanpun seperti belum
suaranya bermohon. akan mengakhiri deritanya di situ.
”Sanak...tolonglah saya. Saya ingin dibaringkan di Tangannya lemah berpegang ke bibir pintu gerbong.
kereta itu.....Kereta itu akan ke kampung Dan akhirnya, ketika peluit panjang kembali berbunyi,
saya...tolonglah....” namun kedua lelaki itu tak bergerak. tangannya tak kuat lagi bergantung. Kereta itu semakin
”Di kantong saya ada uang. Cukup banyak....ambillah melaju. Lalu lelaki itu, si Bungsu yang pernah hidup
uang itu sebagai upah sanak menaikkan diri malang melintang di Jepang itu, yang banyak menolong
saya...Tolonglah saya, sanak...” Kedua lelaki itu benar- manusia itu, di akhir hayatnya tak seorangpun yang mau
benar jahanam. Jahanam benar. Mereka tak bergerak meolongnya! Tak seorangpun! Ketika pegangannya
sedikitpun! Akhirnya si Bungsu harus berusaha sendiri. terlepas tubuhnya jatuh dari gerbong. Terdengar suara
68
berdembam! Kepalanya terhempas ke lantai. Rasa sakit Di sana dia disambut oleh Overste Nurdin dan Salma
akibat kepalanya terhempas membuat dia tersentak isterinya. Karena tamu yang datang membawa berita
bangun dan terlompat tegak! tentang si Bungsu, Salma segera memanggil Michiko yang

”Nauzubillah. Ya Rabbi....! Mimpi kiranya” dia saat itu tengah bermain dengan Eka, anak mereka, di

mengucap. taman belakang.

Peluh membasahi tubuhnya. Dia menatap keliling, dia ”Michiko san, kemarilah...”

masih di biliknya di Hotel Indonesia dekat stasiun. Dia Michiko berhenti mengejar-ngejar Eka. Memangku
baru saja berimpi yang alangkah dahsyatnya. Tiba-tiba anak itu, kemudian mendekat.
terdengar pekik peluit kereta api dari stasiun yang tak ”Ada apa, Salma-san?”
jauh dari hotel dimana dia menginap.
”Ada tamu untukmu...”
-Episode 403- ”Tamu untukku?”

”Ya. Tamu dari Australia!”

Hampir saja anak dalam gendongannya jatuh. Untung


dia cepat menguasai diri. Tamu dari Australia! Orang yang
kenal dengannya dan kini ada di Australia adalah si
Bungsu! Apakah lelaki itu yang datang?
-Episode 404- ”Tenanglah, bukan si Bungsu. Tetapi temannya.
Namun dia datang membawa cerita tentang kekasihmu
itu. Ayo kita masuk”
-Episode 405-
Mereka ke ruang tamu. Donald terkesima melihat
kedua perempuan cantik itu.

69
”Kenalkan, ini Michiko. Teman si Bungsu...” Nurdin ”Ke Sumatera Barat?” tanya Nurdin.
mengenalkan gadis itu pada Donald. ”Ya...”
Donald berdiri. Mengulurkan tangan dengan sikap Nurdin menghela nafas. Salma menghela nafas.
kagum dan hormat. Yang disambut dengan dada Kedua mereka menatap gadis itu. Gadis itu menunduk.
berdegup oleh Michiko. Yang sangat ingin tahu tentang si Seperti telah diceritakan pada bahagian terdahulu,
Bungsu. Michiko memang tinggal di gedung konsulat itu bersama
”Nona Michiko...?” ulang Donald perlahan. Salma. Yaitu sejak peristiwa mereka hampir diperkosa

”Ya, Michiko. Pernah mendengar namanya?” tanya pelaut di hotel dimana Michiko menginap, tatkala Salma

Nurdin. datang bertamu ke sana.

Donald kembali duduk. Kemudian menatap pada Kini, keinginan Michiko untuk ke Sumatera Barat tak

Michiko. mungkin ditahan. Nurdin memberikan peta Sumatera


Barat, serta petunjuk dimana letaknya Situjuh Ladang
”Saya sering mendengar nama nona. Saya gembira
Laweh. Salma memberikan beberapa alamat famili dan
hari ini dapat bertemu dengan nona. Si Bungsu banyak
kenalannya di kota Bukittinggi untuk dihubungi Michiko
bercerita tentang nona...”
bila ada kesulitan. Tatkala Michiko akan naik pesawat,
Michiko merasa jantungnya mengencang. Si Bungsu Nurdin berpesan :
sering bercerita tentang diriku. Apakah dia masih
”Saya berharap akan dapat bertemu dengan kalian
mengingatku?, pikirnya. Dari Donald mereka semua jadi
berdua, Michiko. Maksud saya engkau dan si Bungsu. Saya
tahu bahwa si Bungsu telah pulang ke Indonesia, ke
tahu, engkau berdendam padanya. Namun, saya benar-
kampungnya. Ketika sore hari itu Donald pamitan, ketiga
benar menginginkan tak satupun di antara kalian yang
mereka membicarakan soal si Bungsu.
cedera...”
”Saya akan pergi...” kata Michiko perlahan.

70
Michiko hanya tersenyum. Senyumnya kelihatan Michiko amat terharu dan tak bisa menahan air
getir. Sebelumnya Salma juga sempat bicara empat mata matanya mendengar ketulusan hati Salma. Dia memeluk
dengannya. Salma. Salma juga balas memekuk dengan mata basah.

”Sebagai perempuan dengan perempuan, Michiko, Dan Michikopun berangkat. Di pesawat dia duduk dengan

saya ingin mengatakan padamu. Engkau punya diam. Berusaha menyembunyikan rasa sedihnya berpisah

kesempatan untuk bertemu dengannya. Lelaki yang dengan Salma. Keluarga itu sudah seperti keluarganya

sama-sama kita cintai. Engkaulah satu-satunya yang sendiri. Dia menganggap mereka sebagai kakaknya.

memiliki kesempatan untuk mendapatkan dirinya. Jangan Michiko tak tahu, seseorang yang duduk persis di
biarkan dirimu dikuasai oleh dendam keparat itu. Itu sisinya sejak tadi menatapnya. Seorang Cina gemuk,
nonsens sama sekali. Berfikirlah dengan akal sehat. Dia bermuka tembem dan berambut tegak lurus seperti alang-
takkan mau melawanmu, aku tahu itu bukan sifatnya. Bila alang di tengah padang. Berhidung besar dan bermata
dia engkau bunuh Michiko, sama artinya engkau kuning. Lelaki itu menatapnya dengan bernafsu. Beberapa
membunuh harapanmu sendiri. Kau akan menyesal kali tangannya dia sentuhkan ke tangan Michiko. Gadis
seumur hidupmu. Kalian kini sama-sama sebatangkara. itu, yang pikirannya memang tak di situ, tak
Yang kalian butuhkan adalah kasih sayang. Bukan menyadarinya. Bagi si babah gemuk itu diamnya Michiko
perkelahian dan saling bunuh. Sebagai seorang yang lebih dia anggap sebagai ”persetujuan” untuk saling senggol-
tua darimu, Michiko san, saya ingin engkau bahagia. Saya senggolan.
ingin si Bungsu bahagia. Dan saya yakin, kebahagiaan itu Cina itu makin kurang ajar. Matanya menatap pada
takkan kalian peroleh kalau kalian tidak bersama. Saya dada Michiko yang membusung ketat. Darahnya
ingin mendengar kabar bahwa kalian menikah. Saya akan menggelegak melihat dada yang ranum itu berombak
menanti kalian di sini, datang sebagai suami isteri. Saya mengikuti alunan nafas. Michiko baru sadar tatkala
selalu berdoa untuk itu, Michiko, adikku!” tangannya benar-benar dihimpit oleh tangan engkoh
gendut itu. Dia menoleh, disambut Cina itu dengan

71
tersenyum. Michiko yang tak punya prasangka apa-apa, Michiko menoleh ke luar. Memandang ke laut luas
sambil menggeser tangannya dari himpitan tangan si yang membentang jauh di bawah sana. Sesekali, kelihatan
gendut juga tersenyum, sekedar basa-basi. Babah itu sebuah titik diikuti garis memanjang seperti segitiga.
seperti mendapatkan durian runtuh. Eh, salah. Tidak Sebuah kapal tengah berlayar di Samudera di bawahnya.
hanya durian tapi juga pisang, kelapa, rambutan dan Garis membentuk segitiga itu adalah ombak yang
jambu monyet yang runtuh sekaligus. dibentuk oleh lunas kapal pada permukaan laut. Pada saat

”Akan ke Jakalta?” tanya si gendut dalam bahasa itu, babah gemuk itu juga asik memandang pada segitiga

Indonesia dengan aksen Tionghoa yang tak ketulungan. di dada Michiko.

Michiko mau tak mau mengangguk. Babah itu Gadis itu memakai baju dengan gunting segitiga

kembali menggesengkan tangannya yang besar ke tangan runcing pada dadanya. Di ujung segitiga pada bajunya itu

Michiko. Michiko mengalihkan tangannya dari tangan terlihat pangkal dadanya yang mengkal.

kursi. Meletakkannya di pangkuan.

”Sendilian?” lagi-lagi si babah bertanya sambil


menjilat bibir.
-Episode 406-
Michiko mulai tak sedap, tapi dia paksakan juga
untuk mengangguk. Melihat anggukan itu, babah itu
seperti merasa tercekik. Kerongkongannya terasa kering. -Episode 407-
Dia ingin segera tiba di Jakarta. Di sana segalanya bisa di
atur. Dia menyesal juga kenapa tidak bertemu dengan
gadis begini di Singapura. Memang banyak gadis yang -Episode 408-
bisa segera dibawa ke tempat tidur di kota singa itu. Tapi
yang cantik seperti ini tak pernah bersua!

72
-Episode 409- pesilat-pesilat Cina yang mampu melompati pagar atau
tembok setinggi atap.

Yang mampu memukul roboh lawan dari jarak dua


-Episode 410- atau tiga meter dengan mempergunakan ”tenaga dalam”.
Dia tak yakin bahwa ada orang Cina yang memiliki ilmu
-Episode 411- sehebat seperti di dalam cerita-cerita silat itu. Namun
Leher gemuk yang hampir saja disikat samurai kecil apakah yang telah dilakukan Cina kurus jangkung itu
itu. Dia menatap ke samurai yang tertancap itu. Kemudian sebentar ini? Bukankah hanya dengan kibasan tangannya
beralih ke Michiko. Bergantian menatap samurai dan saja dia telah membelokkan arah samurai kecilnya?
Michiko. Sambil tangannya masih meraba lehernya. Michiko tak sempat memikirkan terlalu banyak. Babah
gemuk kitu telah memberi isyarat kepada lelaki bertubuh
”Perempuan sundal. Kau akan rasakan akibat
besar yang tegak di sisi kanannya.
perbuatanmu ini...” desis Babah itu sambil menyeringai
buruk. ”Siapa di antara kalian yang berhasil menelanjangi
perempuan itu, dia akan mendapat giliran setelah aku....”
Michiko tak memperhatikannya. Dia justru tengah
babah itu berkata dengan kurang ajarnya.
memperhatikan lelaki kurus berwajah pucat itu. Semakin
diperhatikannya, semakin jelas olehnya bahwa lelaki itu Michiko ingin muntah mendengar ucapan jorok itu.
sebenarnya adalah seorang Cina. Tak diketahuinya karena Lelaki besar itu maju. Nampaknya dia telah diberi tahu
kulitnya hitam. Sama seperti orang melayu. Tapi melihat bahwa gadis ini berbahaya. Begitu maju, tangannya telah
matanya yang sipit, tak ayal lagi, sikurus ini adalah Cina memegang sebuah belati. Dengan gaya seorang yang
tulen. Selain dia Cina tulen, nampaknya dia juga memiliki amat ahli, dia mulai maju dengan mengayun-ayunkan
ilmu silat yang tangguh. Itu terbukti dari kibasan pisau di depan tubuhnya yang agak membungkuk ke
tangannya yang berhasil memukul samurai kecilnya tadi. depan.
Michiko pernah mendengar dan membaca kehebatan
73
Michiko masih tetap tegak di tempatnya. Tak kakinya, dia justru memajukan kakinya selangkah ke
bergerak sedikitpun. Dia telah bertekad, kalau dia tak bisa depan. Dan serentak dengan itu tangan kanannya terayun
melawan orang-orang ini, maka dia akan menyudahi dalam bentuk sebuah pukulan yang telak. Prak!
nyawanya sendiri. Dia akan bunuh diri sebelum dinodai. Pukulannya mendarat di hidung lelaki besar itu. Lelaki itu
Tapi dia bersumpah akan membunuh babah gemuk itu seperti tersentak. Kepalanya seperti ditarik ke belakang
sebelum dia bunuh diri. Dia benar-benar berharap dapat dan hidungnya bocor. Darah segar mengalir dari hidung
melaksanakan sumpahnya itu. yang pecah itu. Bukan hanya si gendut, tapi lelaki Cina

Lelaki itu tiba-tiba menyerang. Pisaunya bergoyang kurus kerempeng yang tadi memukul samurai kecil

cepat sekali di depan dada Michiko. Michiko bukannya tak Michiko itupun jadi kaget. Serangan gadis itu demikian

tahu itu adalah sebuah tipuan. Dia tetap diam. Dan benar, cepat dan demikian telaknya.

kaki lelaki itu ternyata degan cepat menyapu kaki Michiko. Lelaki besar itu menggeram. Tangannya yang tak
Maksudnya ingin agar gadis itu terjatuh. Dengan demikian berpisau menghapus darah yang meleleh di hidungnya.
bisa dia tindih. Namun Michiko adalah Michiko. Dia telah Sopir taksi tadipun, yang saat itu tetap tegak di pintu, jadi
belajar cukup banyak dari Zato Ichi. Dia telah belajar kaget. Namun mereka adalah bandit-bandit ibukota yang
banyak dari Tokugawa. Dan dia telah belajar banyak dari tak mudah gentar oleh bahaya. Apalagi kalau hanya
Kenji. Teman si Bungsu dan abang Hanako. Bukankah dia terhadap seorang gadis, cantik pula. Bos mereka telah
tinggal bersama Hanako lebih kurang setahun? Selama itu menjanjikan bahwa siapa yang berhasil meringkus gadis
pula dia belajar karate dari Kenji. itu akan mendapat giliran pertama menikmati tubuh gadis

Kini, Michiko adalah seorang pemegang sabuk hitam itu, setelah si bos. Pernyataan demikian membuat mereka

karate. Sistem pelajaran yang dipakai oleh Kenji untuk terangsang dan bersemangat untuk menundukkan

membekali Michiko adalah sistem memintas. Hingga Michiko. Lelaki berpisau itu maju lagi. Kini dengan lebih

memungkinkan gadis itu memiliki bekal yang lebih berhati-hati. Dia telah kecolongan. Michiko masih belum

daripada cukup. Ketika kaki lelaki besar itu menyapu mau mencabut samurainya. Dia ingin menghemat tenaga

74
dan kecepatannya. Lawannya yang dia taksir berbahaya samurainya justru membabat ke belakang! Ke arah sopir
adalah lelaki Cina kurus tinggi itu. Maka dia harus taksi yang masih tegak di dekat pintu! Cress! Samurai itu
menyimpan kepandaian bersamurainya untuk memakan bahunya. Sopir taksi yang sok sopan itu benar-
menghadapi lawannya yang kurus itu. benar tak pernah menduga bahwa dirinya akan dimakan

Kalau kini dia menggunakan samurai, dia khawatir senjata gadis cantik itu. Dia sebenarnya seorang pesilat

permainan samurainya bisa dibaca oleh si kurus. Itu sudah aliran Cimande. Begitu bahunya termakan samurai, dia

tentu membahayakan. Karena itu, ketika si besar itu segera memasang kuda-kuda Cimande. Tangannya

menyerang, dia masih mengandalkan ilmu karatenya. bergerak seperti akan bersilat.

Lelaki itu maju dengan sebuah tusukan pisau yang cepat Tapi apa hendak dikata, gerakannya itu sudah tinggal
ke rusuk Michiko. Michiko mengelak dengan mengalihkan sekedar lagak saja. Tak ada gunanya. Bahunya telah
tegak kakinya. Lelaki itu tahu. Dia menyabetkan pisaunya dibabat samurai yang alangkah tajamnya. Mata samurai
ke kanan, hampir saja menebas perut Michiko. Untung itu menetak dan memutus tulang bahunya. Terus ke
gadis ini juga cepat melompat mundur. Tegaknya justru bawah memeblah jantungnya. Demikian tajamnya
mendekat ke dekat sopir taksi tadi. Sopir itu menatap samurai itu. Tubuh sopir itu belah dan mati sebelum jatuh
heran dan kagum. Dan saat itulah Michiko mencabut ke lantai! Sekali lagi babah gemuk itu jadi pucat dan
samurai. Sopir taksi itu masih belum sadarakan bahaya sekali lagi Cina kurus tinggi itu dibuat kaget bukan main.
yang mengintainya. Dia menyangka bahwa gadis itu
hanya sekedar bermain tongkat.
-Episode 412-
Michiko menanti si besar berpisau itu menyerang
kembali. Ketika lelaki itu kembali menyerang dengan
menyabetkan pisaunya, Michiko seperti akan menangkis
-Episode 413-
dengan samurai. Namun dia samasekali tidak menangkis
serangan pisau itu. Melainkan mundur selangkah lagi. Dan

75
Michiko memandang ke arah yang ditunjukkan sersan ”Akan ke Padang?”
itu. Dia melihat rumah hijau yang ditunjukkan tersebut. Di ”Ya, kalau bisa...”
depannya dia melihat sepeleton tentara tengah bersiap-
”Silahkan masuk. Komandan ada di kamar nomor dua
siap untuk berangkat. Ada yang memakai topi baja. Ada
itu...”
yang memakai baret kuning tua. Harapannya untuk
Si Letnan menunjukkan kepada Michiko tempat yang
segera tiba di Minangkabau timbul lagi.
di maksud. Gadis itu masuk, diantar oleh si Letnan. Letnan
”Terimakasih. Bapak baik sekali. Saya takkan
itu mengetuk pintu. Ketika ada suara menyuruh masuk,
melupakannya...” katanya pada sersan mayor itu.
Letnan itu masuk duluan. Menutupkan pintu di
”Ah, saya tak membantu apa-apa Nona. Saya hanya belakangnya. Michiko menanti di luar. Tak lama kemudian
menunjukkan jalan. Barangkali saja Nona bisa ikut. Saya Letnan itu keluar lagi.
doakan....”
”Silahkan....”
”Terimakasih....” ujar Michiko sambil mengulurkan
Michiko masuk. Di dalam kamar itu ada beberapa
tangan.
orang tentara. Seorang mayor duduk di balik sebuah
Sersan itu tersenyum dan menyambut salam Michiko. meja.
Gadis itu menenteng buntalan pakaiannya menuju ke
”Selamat siang...” kata Michiko.
rumah hijau itu. Kehadirannya di sana jelas saja menarik
Mayor itu menanggalkan kacamatanya.
perhatian. Tentara yang ada di depan rumah itu terdiri
dari pasukan-pasukan PGT dan tentara Infantri. ”Oh, ya. Silahkan duduk. Silahkan...” suaranya
terdengar ramah.
”Bisa kami membantu Nona?” seorang letnan
bertanya. Michiko mengambil tempat duduk.

”Terimakasih. Saya ingin ikut ke Sumatera Barat. Ke ”Ada yang bisa kami bantu untuk Nona?”
Padang. Dapatkah saya bertemu dengan pimpinan Tuan?”

76
”Saya ingin ke Padang. Dua hari yang lalu saya telah memilih Bali atau Danau Toba. Yaitu kalau ingin sekedar
mendaftarkan diri di penerbangan sipil. Ternyata jalan-jalan....”
penerbangan hari ini dibatalkan. Dari bahagian Michiko menunduk.
penerbangan sipil itu saya mendapat informasi bahwa ada
”Ada seseorang yang saya cari di sana, Mayor....”
pesawat militer yang akan berangkat siang ini ke sana.
akhirnya dia membuka kartu.
Saya berharap bisa ikut dengan pesawat itu...”
”Nah. Saya sebenarnya telah menduga hal itu. Kalau
”Ya. Memang ada pesawat militer yang akan ke sana.
demikian lain persoalan. Apakah dia seorang yang telah
Maaf, apakah Nona ada membawa surat keterangan?”
lama di Sumatera Barat?”
”Ada...”
”Dahulu dia dilahirkan di sana. Tapi saya
Michiko lalu membuka sebuah tas kecil. mengenalnya di Jepang. Dia baru datang dari Australia.
Mengeluarkan pasport, visa dan beberapa surat Barangkali baru sepekan dua ini....”
keterangan lainnya. Lalu menyerahkan pada mayor itu.
”Dari Jepang dan Australia?”
”Anda seorang turis?”
”Ya”
”Ya”
Mayor itu mengerutkan kening. Menatap pada
”Aneh. Maaf, maksud saya, adalah sesuatu yang agak Michiko seperti menyelidik.
luar biasa kalau memilih Sumatera Barat sebagai tempat
”Apakah dia bekas seorang sahabat?” tanyanya.
melancong dalam situasi yang begini. Negeri itu
Michiko ragu, tapi kemudian mengangguk.
sebenarnya memang negeri yang indah, Nona. Gunung
berjejer. Sawah berjenjang. Ada ngarai dan air terjun. ”Seorang pemuda?”
Bunga mekar sepanjang tahun. Tapi saat ini masih Michiko tak menjawab.
bergolak. Kalau saya boleh menyarankan, barangkali bisa

77
”Maaf. Saya hanya ingin memudahkan urusan Nona” Pesawat Hercules yang sebentar lagi akan berangkat.
ujar mayor itu ramah. Maaf, ini fotonya, bukan?” mayor itu memperlihatkan map

”Ya. Dia seorang pemuda...” tersebut.

Mayor itu mengangguk maklum. Kemudian menoleh Michiko melihat foto si Bungsu di sana.

pada seorang staf yang duduk di meja di kanannya. ”Ya...” katanya antara terdengar dan tidak,
Mengatakan sesuatu. Stafnya itu, seorang letnan, lalu sementara jantungnya berdegub kencang melihat foto itu.
berdiri. Membuka sebuah lemari yang dipenuhi laci-laci. Mayor itu menarik nafas panjang. Menutup map di
Melihat sederatan map yang diberi kode bernomor-nomor. tangannya.
Mengambil sebuah di antaranya. Map berwarna biru.
Menyerahkannya pada Mayor tersebut yang lalu -Episode 414-
membuka map tersebut. Menatap sebuah halaman ”Saya tidak tahu apa maksud Nona mencarinya,
berfoto. Kemudian menatap kembali pada Michiko. mudah-mudahan untuk kebaikan kalian berdua. Kalau
”Pemuda itu bernama Bungsu?” benar dia yang ingin Nona temui di daerah bergolak itu,
Nona bisa ikut dengan pesawat militer yang akan
Ujar Mayor itu perlahan. Michiko kaget. Jantungnya
berangkat sebentar lagi...” ujar mayor itu akhirnya.
seperti berhenti berdegup.
Michiko menarik nafas lega. Dan siang itu dia
”Apakah memang benar dia orang yang Nona cari?”
memang berangkat dengan pesawat Hercules menuju
Michiko masih belum bisa bersuara. Namun akhirnya
Padang. Ikut bersama prajurit-prajurit PGT dan Infantri
dia mengangguk dan balik bertanya.
yang akan betugas di sana. Bahkan sesampai di Padang
”Apakah dia memang berada di Sumatera Barat?” dia mendapat tompangan dengan jip militer yang
”Ya, dia memang kembali ke sana. Dulu dia juga kebetulan langsung ke Bukittinggi dari lapangan Tabing.
menompang pesawat khusus yang mengangkut militer. Jip militer itu mengantarkannya sampai ke Hotel

78
Indonesia, di daerah Stasiun Kota Bukittinggi. Disanalah akan menuntut balas kematian ayahnya. Dia tak boleh
dia menginap, sambil mencari informasi di mana si pergi. Betapapun hebatnya kepian gadis itu, seperti
Bungsu, musuh besarnya! halnya dalam mimpi malam tadi, misalnya, namun dia tak

Pagi itu, ketika si Bungsu keluar hotel, setelah subuh boleh meninggalkannya. Itu bisa dianggap melarikan diri.

tadi didatangi mimpi yang amat menakutkan, di hotel Melarikan diri? Hm, apakah dia sudah demikian

yang sama Michiko memang telah lebih dahulu keluar. penakutnya, sehingga harus melarikan diri dari seorang

Gadis itu menikmati udara pagi yang amat sejuk. Hari itu perempuan? Namun satu hal pasti pula, dahulu dialah

hari Sabtu. Hari dimana pasar besar di kota tersebut. Dari yang memburu lawannya. Kini kejadiannya jadi terbalik.

hotel Michiko berjalan perlahan ke arah pasar. Hari masih Dialah yang diburu. Dia tak boleh melarikan diri. Dia tak

pagi benar. Embun masih menebarkan dirinya seperti mencek lagi pada petugas hotel tentang kebenaran

awan tipis. Menggantung rendah di permukaan bumi. Tapi menginapnya Michiko di hotel itu.

orang sudah ramai. Berjalan bergegas. Ada yang Hal itu tak perlu dicek lagi. Petugas hotel itu telah
menjunjung bakul di kepala. Ada yang menolak gerobak mengatakan dengan tepat tentang nama dan ciri-ciri
beroda satu yang sarat oleh sayur-sayuran. Semua gadis itu. Petugas itu tak mungkin berkhayal atau
bergegas seperti memburu sesuatu. Beberapa orang di mengada-ada. Sebab dia tak pernah berjumpa dengan
antara mereka menoleh pada Michiko. Barangkali merasa Michiko. Lagipula, firasat si Bungsu mengatakan dengan
sedikit heran melihat seorang gadis berjalan sendirian di pasti, bahwa gadis itu memang ada di kota ini. Dia pergi
pagi buta begitu. Sesuatu yang kurang lazim di kota ke rumah makan di seberang Hotel Indonesia itu. Rumah
tersebut. makan yang letaknya persis di depan stasiun dan di

Pagi itu si Bungsu mengurungkan niatnya untuk persimpangan Jalan Melati. Memesan secangkir kopi dan

pulang ke Situjuh. Kedatangan Michiko merobah niatnya sepiring ketan dan goreng pisang. Mengambil tempat

itu. Apapun maksud kedatangan gadis itu, satu hal adalah duduk yang menghadap langsung ke jalan raya. Perlahan

pasti. Yaitu mencari dirinya. Dan dia tahu, bahwa gadis itu dia menghirup kopi. Mengunyah pisang dan ketan

79
gorengnya. Matanya yang setajam mata burung rajawali -Episode 416-
sesekali menyapu jalan di depan restoran itu. Memng ke
arah kanan, ke jalan yang melintang menuju Simpang
Kangkung. Memng ke stasiun yang ramai oleh manusia. -Episode 417-
Dia tak perlu menanyakan apa warna pakaian yang
"Masuklah Pak, sebentar lagi kereta berangkat” kata
dipakai Michiko pagi ini. Itu tak diperlukan. Informasi
penjual karcis.
tentang ciri-ciri itu hanya diperlukan bagi orang yang tak
Si Bungsu belum sempat mengangguk ketika peluit
pernah dia kenali. Tentang Michiko, hmm, meskipun dia
panjang berbunyi. Tanda kereta akan berangkat. Dia
berdiri antara sejuta perempuan, dia segera akan
melangkah ke peron. Menyeruak di antara orang-orang
mengenalinya. Namun sampai habis kopi, ketan dan
ramai. Masuk ke kereta. Ketika dia terduduk di
goreng pisang di piringnya, gadis itu tak pernah dia lihat.
bangkunya, hatinya terasa agak lega. Kereta itupun mulai
Dari rumah makan itu dia juga bisa mengawasi jalan yang
bergerak. Suaranya mendesis, gemuruh. Angin dari sawah
ada di depan hotel yang menuju ke selatan. Ke Tangsi
dari kampung Tengah Sawah yang berada di seberang
Militer di Birugo. Gadis itu tak juga muncul. Akhirnya dia
stasiun menampar-nampar wajahnya.
membayar minumannya. Kemudian perlahan melangkah
keluar. Di luar, dia menghirup udara pagi yang segar. Perasaan tenteram menyelusup ke hatinya. Dia
menarik nafas panjang. Rasanya lega benar meninggalkan
Kemudian dia melangkah ke jalan raya. Semula dia
kota ini. Makin cepat makin baik. Ah, demikian takutnya
berniat untuk ke stasiun. Sekedar melihat orang-orang
kah anak muda ini pada Michiko? Apakah mimpinya
yang akan berangkat. Tapi aneh, mimpinya malam tadi,
malam tadi membuat hatinya jadi goyah? Tak ada yang
perkelahian dengan Michiko di stasiun itu, tiba-tiba saja
tahu dengan pasti. Namun memang benar, bahwa hatinya
membuat langkahnya terhenti. Kemudian dia memutar
amat lega dapat cepat-cepat meninggalkan kota itu.
langkah menuju pasar. Takutkah dia ke stasiun?
Entah mengapa, hatinya amat lega bisa cepat-cepat naik

80
kereta api menuju Payakumbuh, untuk ziarah ke makam gerbong satu. Dengan tidak menimbulkan kecurigaan, dia
keluarganya. memperhatikan perangai kedua lelaki itu. Mereka

Kereta berlari terus. Saat itu telah melewati sawah- nampaknya seperti memperhatikan penompang satu demi

sawah yang membentang di Tanjung Alam. Saat itu pula, satu. Memang tak begitu kentara. Tapi sebagai seorang

di bahagian Belandaakang, di antara para penompang polisi, dia dapat menangkap maksud tak baik dari gerak

yang duduk bersesak di gerbong tiga, empat orang lelaki gerik kedua lelaki itu.

saling berbisik. Kemudian mereka mulai berdiri. Dua orang Ketika kedua lelaki itu bergabung dengan temannya
berjalan ke depan. Dua orang lagi melihat-lihat situasi. di gerbong tiga, diam-diam polisi itu membuntutinya, lalu
Sepuluh menit kemudian mereka berkumpul lagi di melihat dari kejauhan. Tiba-tiba dia seperti teringat pada
gerbong tiga. Kembali berbisik-bisik. seseorang. Dia seperti mengenal lelaki bertubuh besar

”Ada dua orang polisi di gerbong dua dan seorang di yang tengah berbisik-bisik dengan tiga orang temannya

gerbong satu,” bisik yang seorang. itu. Dia coba mengingat-ingat. Ketika dia teringat siapa
lelaki itu, polisi tersebut segera menemui temannya yang
”Mereka membawa bedil?” tanya yang seorang
duduk di sebelahnya tadi, lalu berbisik. Polisi yang
dengan tetap berbisik.
seorang itu tertegun.
”Seorang pakai pistol, dua lainnya berbedil
”Tak ada teman-teman alat negara lainnya di dalam
panjang....” bisik yang seorang lagi.
kereta ini?” bisiknya.
Keempat lelaki itu berunding lagi dengan saling
”Di gerbong dua ini hanya kita berdua. Di gerbong
berbisik. Penompang-penompang melihat dengan diam.
tiga tak ada seorangpun. Saya tak tahu apakah ada alat
Takk seorangpun tahu apa yang diperbisikkan mereka di
negara lainnya di gerbong satu.”
antara deru roda kereta api itu. Namun ada salah seorang
di antara polisi mejadi curiga. Dia melihat dua orang lelaki ”Biasanya ada pengawalan tentasra. Biar saya lihat,

bertampang kasar mondar-mandir dari gerbong dua ke engkau tunggu di sini....” ujar polisi itu seraya tegak.

81
Dia segera menuju gerbong satu. Benar, di sana tak penumpang tidak menjadi korban, tapi datuk kalera itu
ada tentara seorangpun. Dia hanya bertemu dengan bisa diringkus. Kalau melawan dibunuh saja sekalian.
seorang polisi lagi berpangkat Komandan Muda. Setelah Kereta api meluncur terus. Saat itu sudah hampir
memberi hormat dia berbisik pada polisi yang memakai sampai di Stasiun Baso. Ketiga polisi itu duduk kembali.
tanda pangkat dari aluminium dengan dua setengah garis Mereka tak ingin rencana mereka diketahui oleh kawanan
di kelepak bajunya itu. Polisi itu tegak, lalu sama-sama Datuk Hitam itu. Ya, lelaki yang sedang berencana dengan
menuju ke gerbong dua. Bergabung dengan polisi yang ketiga temannya itu memang benar Datuk Hitam. Lelaki
tadi mengintai ke empat lelaki di gerbong tiga itu. yang dulu akan merampas uang yang diberikan oleh si
”Apakah pasti dia Datuk Hitam?” tanya komandan Bungsu pada Reno dan suaminya yang tukang saluang di
muda itu. Los Galuang. Datuk itu adalah seorang penjahat yang

”Benar pak. Saya yakin itu pasti dia. Ada akar bahar baru pulang dari Betawi.

melilit di lengan kanannya. Ada codet tanda luka di pipi Di ibukota sana dia juga dikenal sebagai pemakan
kirinya. Nampaknya dia mengatur sesuatu bersama tiga masak matah. Sebenarnya dia tidak bergelar datuk. Dia
temannya di Garbong tiga.” bukan pula ninik mamak. Tapi karena tubuhnya hitam dan

”Dia berbahaya. Apakah kita akan bisa dia kepala begal, maka orang memanggilnya sebagai

menangkapnya?” Datuak Hitam. Semacam sindiran, datuk dari dunia hitam.


Kini dialah yang berada di kereta api itu. Kereta memasuki
”Kita pasti bisa, Pak...”
Desa Baso. Polisi itu menyebar ke pintu. Namun mereka
”Barangkali bisa. Tapi akan banyak jatuh korban di terkejut. Penompang-penompang juga heran. Kereta tak
antara penumpang” dilambatkan oleh masinis, tapi meluncur terus melewati
Kemungkinan terjadinya hal terburuk itu, yaitu Baso.
jatuhnya korban di antara penumpang menyebabkan para ”Celaka, ada yang tak beres pada masinis...”
polisi itu berunding mencari jalan terbaik. Bagaimana

82
Bisik polisi yang berpangkat komandan muda, dia ”Saya akan tikam jantungmu, kalau kau tak
bergegas menemui temannya. mengikuti perintah saya....” lelaki itu mengancam.

”Ayo ke depan, temui masinis...” katanya. Si masinis yakin bahwa orang ini memang tak main-

”Masinis di belakang...” kata polisi yang seorang. main. Dia jadi kecut, lalu kembali mempercepat
keretanya. Orang-orang yang sudah berkumpul di Stasiun
”Di belakang..?”
Baso merasa heran ketika melihat kereta itu tiba-tiba
”Ya, lokomotifnya berada di belakang, nampaknya menambah kecepatan. Lalu semua pada berseru, ketika
kereta ini datang dari Padang Panjang. Biasanya di kereta itu lewat di depan mereka dengan kecepatan yang
Bukittinggi kepalanya ditukar, diletakkan di depan. Tapi dipertinggi.
yang satu ini nampaknya tidak....”
”Tarik rem bahaya....” komandan muda itu berseru.
”Kalau begitu mereka telah mengancam masinis....”
Dua orang di antara polisi segera menjangkau ke atas
kata komandan muda itu.
mencari tempat rem bahaya. Namun saat itu pula
Ucapan polisi itu ternyata benar. Kawanan Datuk terdengar sebuah letusan. Salah seorang di antara polisi
Hitam itu rupanya mengetahui bahwa rencana mereka itu terpekik. Tangannya disambar peluru. Lalu terdengar
dicium oleh beberapa polisi yang ada dalam kereta api suara mengancam dari arah belakang.
tersebut. Maka salah seorang di antara mereka segera
”Jangan main-main. Kalau tak ingin kutembak...”
disuruh Datuk Hitam untuk menyergap masinis.
Mereka menoleh. Di sana berdiri Datuk Hitam dengan
”Jalankan kereta terus...” seorang lelaki bertubuh
pistol di tangan. Orang jadi panik dan mulai berdiri.
besar mengancam si masinis.
Kembali terdengar tembakan. Seseorang memekik, lalu
Masinis itu menyangka orang ini bagarah. Dia sudah rubuh.
memperlahan kereta ketika akan memasuki Baso. Tapi
”Semua diam...
sebuah tikaman di lengannya membuat dia terpekik.

83
-Episode 418- segera sampai ke kampungnya, Situjuh Ladang Laweh.
Niatnya pulang ke kampung hanya satu, ziarah ke makam
ibu, ayah dan kakaknya!

-Episode 419- —o0o—

Dia meraung dipelasah para penompang yang sudah Hari sudah malam. Di dalam sebuah kedai kecil
muak melihat kekejamannya. Akhirnya, massa baru kelihatan berkumpul walinagari dan lelaki tua pemilik
kembali ke tempatnya setelah Datuk itu tergelimpang kedai serta anak gadisnya. Selain itu ada tiga orang lelaki
mereka hakimi sampai kepalanya pecah dan leher hampir berbedil. Mereka nampaknya dari pasukan PRRI. Hal itu
putus, mata mendelik dan lidah terjulur! Itulah akhir jelas kelihatan dari pakaian yang dikenakkan ketiganya.
riwayat orang Minang yang menjadi penjahat amat sadis Yang satu pimpinan di antara mereka, di pinggangnya
dalam kecamuk perang saudara. Datuk pemakan masak tersisip dua pistol. Satu di kiri dan satu di kanan. Yang dua
mentah, orang kampungnya sendiri dia jahanami. Berakhir lagi memakai senapan laras panjang. Mereka tidak
sudah sebuah kelompok penjahat yang amat kejam, memakai pakaian seragam. Ketiganya menatap kepada
ditakuti sekaligus dibenci masyarakat di tanah Minang pemilik kedai itu dengan muka tak bersahabat. Sementara
selama pergolakan itu. lelaki tua pemilik kedai dan anak gadisnya duduk dengan
wajah kecut. Ketiga anggota PRRI itu nampaknya sedang
Saat itu pula kereta berhenti di stasiun Payakumbuh.
mengorek keterangan dari si pemilik kedai.
Polisi yang bertiga itu mencari anak muda yang tadi
melumpuhkan kedua begal di gerbong tersebut. Mereka Soalnya seminggu yang lalu seregu pasukan APRI
ingin mengucapkan terimakasih. Namun si Bungsu sudah datang ke kampung ini dan ke dua kampung lagi yang
berbaur di dalam orang ramai yang turun di stasiun. Dia berdekatan. Beberapa dari mereka singgah di kedai ini,
ke pasar dan lenyap dalam palunan orang ramai. cukup lama. Sehari kemudian dua buah rumah di
Kemudian segera menuju ke perhentian bendi. Dia ingin kampung ini disergap sepeleton tentara APRI. Mereka
menangkap tiga anggota PRRI dari rumah itu, berikut lima
84
bedil yang ada di sana. Setelah penggerebekan, sebagian berjualan di Bukittinggi, karena hari itu adalah hari pasar
pasukan kembali ke Payakumbuh. Sebagian lagi berjaga- di kota tersebut.
jaga di kampung itu. Empat orang di antaranya kembali Kedua suami isteri itu dituduh sebagai ”mata-mata
masuk ke kedai tersebut. Cukup lama. Mereka baru keluar tentara Pusat”. Tapi semua orang dikampung itu tahu,
setelah berada di dalam kedai itu sekitar dua jam. kedua mereka sudah lama dijadikan ketiga orang ini
Kedua anak beranak itu dikumpulkan di kedai sebagai sapi perahan. Dimintai beras, uang, lauk-pauk,
mereka, dijaga oleh seorang anggota PRRI. Sementara pakaian dan lain-lain. Bisik-bisik yang beredar
yang dua lagi naik mengobrak-abrik dua kamar di rumah. mengatakan mereka dibunuh karena menolak dijadikan
Mereka menemukan kaleng tempat menyimpan uang, sapi perah. Dikabarkan mereka akan melapor kepada
kemudian gelang, subang dan kalung emas. komandan pasukan PRRI atas sikap ketiga orang itu.

Semuanya dibungkus dengan saputangan dan dibawa Sebelum sempat melapor, mereka dibunuh dengan

ke kedai lalu diserahkan kepada si komandan. Kedua anak tuduhan mata-mata pusat! Pemilik kedai itu tak mau nasib

beranak itu hanya menatap dengan diam dan ketakitan. yang sama menimpanya, karena itu dia pasrah saja ketika

Melawan bisa mendatangkan celaka. Dalam negeri rumahnya digeledah dan uang serta perhiasan anaknya

bergolak ini hukum ada di ujung bedil. diambil.

Mereka tak berani menyanggah apapun, sebab ”Nah jelaskan apa tujuan tentara kapir itu singgah ke

kemaren ketiga orang ini pula yang menembak mati Amir kedai ini..!” ujar si komandan memulai interogasi.

dan isterinya di dalam rumah mereka tak jauh dari kedai ”Mereka singgah di sini meminta ditanakkan nasi..”
mereka ini. Amir dan isterinya adalah pedagang yang ujar lelaki tua pemilik kedai.
menggelar dagangannya di kampung-kampung pada hari ”Kedai inikan bukan rumah makan..”
balai. Jika misalnya hari Kamis balai di Gaduik, mereka
berjualan di Gaduik. Tapi hari Rabu dan Sabtu mereka

85
”Saya sudah jelaskan hal itu, Ngku. Tapi mereka ”PRRI juga sering minta ditanakkan nasi di sini. Dan
tetap menyuruh Siti bertanak, bagaimana kami harus selalu saya tanakkan, kendati malam telah amat larut.
menolak?” Kami tak pernah menolak orang minta tolong. Tapi hanya

”Apa saja yang mereka tanyakan?” itu, kami tidak memberikan informasi apapun, karena
kami tidak tahu apapun. Pak Wali, tolong ayah saya..”
”Tidak ada...”
mohon gadis itu dalam tangisnya kepada walinagari yang
Jawaban lelaki itu terputus, sebuah tinju mendarat di duduk terdiam dengan wajah kecut.
bibirnya. Lelaki itu terhuyung, darah mengalir dari
Walinagari itu ingin membela, dia tahu lelaki tua
bibirnya yang percah, anak gadisnya terpekik dan
pemilik kedai ini takkan berkhianat pada siapapun. Ke
memeluk ayahnya.
kedai ini tidak hanya anggota APRI yang singgah, tapi juga
”Jika tidak ada yang berkhianat, takkan terjadi anggota PRRI. Itu disebabkan di desa kecil ini hanya inilah
penangkapan tiga orang anggota kami di kampung ini. satu-satunya kedai yang ada. Kedai kecil menjual pisang
Sehari setelah mereka makan di kedai ini terjadi dan ubi goreng, kerupuk jangek dan kerupuk palembang,
penangkapan di dua rumah. Jelas tentara-tentara kapir itu kemudian kopi dan teh.
telah mendapat informasi. Dan informasi itu datang dari
Pagi sekali penduduk kampung ini selalu singgah
kalian di kedai ini..”
minum kopi dan makan pisang goreng sebelum mereka
”Demi Tuhan, sa...” berangkat ke sawah atau ke Payakumbuh. Sore,
Ucapan lelaki tua itu terputus lagi oleh sebuah terkadang malam hari, mereka juga sering ngumpul di
tendangan yang mendarat telak di dadanya. kedai ini untuk main domino sebagai satu-satunya
Menyebabkan dia terjatuh dan muntah darah. Anak hiburan. Biasanya ada hiburan mendengarkan siaran
gadisya memekik. Namun tubuhnya disentakkan oleh radio, tapi yang punya radio transistor di kampung ini
salah seorang anggota PRRI tersebut. hanya seorang, Amir. Dan dia sudah mati ditembak. Radio
transistornya dibawa PRRI entah kemana.

86
-Episode 420- Orang yang baru masuk itu menyapu semua yang hadir
dengan tatapan matanya. Hanya sesaat, kemudian
Walinagari berpikir, bagaimana dia akan menjelaskan
perlahan dia menuju ke kursi kayu panjang di dalam kedai
bahwa pemilik kedai ini tidak berkhianat pada siapa pun?
itu.
Salah-salah dia pula yang akan dituduh berkomplot
”Sudah larut sekali, untung Bapak belum tidur. Boleh
sebagai mata-mata pusat. Apalagi mereka masih punya
saya memesan kopi panas?” ujar orang itu sambil
hubungan saudara.
meletakkan tongkatnya di meja.
”Ikut kami ke markas di gunung..” ujar si komandan
Semua yang ada dalam kedai kecil itu menatap
yang di pinggangnya tergantung dua pistol.
terheran-heran kepada orang yang baru masuk itu, yang
Lelaki tua itu jadi pucat, anaknya meratap-ratap.
nyelonong saja masuk dan duduk tanpa permisi.
Suara ratapnya terdengar ke rumah-rumah berdekatan.
”He Sanak, kedai sudah tutup. Tak tahu sudah larut
Namun dalam malam gelap seperti sekarang, tak
malam?!” sergah si komandan
seorangpun yang berani keluar dari rumahnya untuk
melihat apa yang terjadi. Apalagi mereka tahu, setelah ”Sudah larut dan sudah tutup, tapi Sanak masih di

Isya tadi tiga anggota PRRI masuk ke kedai itu bersama sini. Itu tanda kedai masih buka kan?”

walinagari. Mereka sudah maklum akan apa yang telah Si komandan memberi isyarat pada salah seorang
dan akan terjadi, bila ada anggota PRRI yang datang ke anak buahnya, untuk mengusir orang itu keluar. Anak
salah satu rumah di malam hari. buahnya mendatangi meja lelaki yang baru masuk itu.

Siti masih meratap dan meronta dari pegangan salah Dengan geram yang ditahan-tahan dia lalu berkata dari

seorang anggota PRRI itu saat terdengar pintu kedai seberang meja,

dibuka dari luar, dan suara mengucap salam. Semua ”Jangan mencari persoalan, Sanak keluarlah selagi
menoleh ke pintu yang baru terbuka, semua melihat masih sempat..”
seorang lelaki masuk tanpa menunggu salamnya dijawab.

87
Lelaki itu menatap anggota PRRI itu dengan ”Bungsu....” ujar lelaki tua pemilik kedai itu seperti
pandangan biasa-biasa saja. Lalu dia menoleh dan bicara tak mempercayai pandangannya.
anak si pemilik kedai. Mendengar nama itu Siti terhenti, dia menatap tamu
”Bisa saya memesan secangkir kopi Siti..? ” yang duduk itu dengan dada berdebar.

Gadis yang ditanya tertegun. Suara dan pertanyaan ”He! Waang mata-mata Pusat ya?!” hardik si
yang hampir sama rasanya pernah dia dengar. Suara yang komandan sambil mencabut pistolnya. Tindakannya diikuti
nyaris tak pernah dia lupakan. Tapi alangkah sudah oleh kedua anak buahnya dengan mengokang bedil.
lamanya zaman berlalu. Seperti tidak mengacuhkan hardikan itu, si Bungsu

”Baiklah, nampaknya kehadiran saya di sini memang berkata pada Siti yang tegak di seberang meja di

tidak diingini. Maafkan saya...” ujarnya sambil berdiri dan depannya.

meraih tongkatnya yang terletak di meja. “Apapun yang akan terjadi, Siti, lihat saja dan

”Tunggu, ss...saya buatkan kopi. Masih ada air panas tetaplah diam...”

di termos..” ujar Siti tergagap sambil bergegas ke dekat Siti seperti mendengar kembali kata-kata sama, yang
meja tempat dia biasa membuatkan kopi untuk tamu. diucapkan oleh orang yang sama dari masa lalu yang

”Keluarlah, sebelum sanak celaka!” desis anggota amat jauh. Kala itu empat serdadu Jepang akan

PRRI yang tadi menyuruhnya keluar. melaknatinya, lelaki ini tiba-tiba saja muncul
menyelamatkannya. Keempat serdadu Jepang itu mati
Tamu itu menatapnya sesaat. Kemudian sambil
dimakan samurainya! Siti nanap menatap lelaki yang
tersenyum dia kembali duduk.
bertahun lamanya berada dalam hatinya, dalam
”Izinkan saya minum kopi dulu, sudah lama sekali mimpinya. Seperti dahulu, dia mengangguk perlahan. Si
saya tidak singgah di kedai ini. Hei, mulut Bapak Bungsu lalu berkata pada komandan yang
berdarah..kenapa? Masih ingat pada saya Pak?” menghardiknya.

88
”Sanak, Bapak ini sudah menyebutkan siapa nama komandan, dalam posisi masih mengacungkan pistol ke
saya. Kampung saya sedikit di atas kampung ini. Di arah si Bungsu. Di depan agak ke kanan si Bungsu, serta
Situjuh Ladang Laweh. Saya tidak..!” di belakangnya tegak orang keempat dan kelima, yaitu

”Diam! Tembak mata-mata jahanam ini..!” hardik si anggota PRRI dengan telunjuk di pelatuk bedil yang

komandan memutus perkataan si Bungsu. bedilnya diarahkan ke kepala si Bungsu.

Kedua anak buahnya serentak mengangkat bedil dan Orang ke enam adalah Siti, yang masih tertegak diam

mengacungkannya ke arah si Bungsu, kemudian di seberang meja di depan si Bungsu. Di tangannya masih

bersamaan menarik pelatuk bedil mereka. Siti tertegak terpegang secangkir kopi panas yang mengepulkan asap

kaku, cangkir kopi masih di tangannya, belum sempat dia dalam udara dingin di pinggang Gunung Sago itu. Orang

taruh di meja di depan si Bungsu. Tapi, seperti ketujuh adalah si Bungsu. Setelah mengibaskan

berhadapan dengan empat tentara Jepang dahulu, tangannnya dia lalu mendekati pemilik kedai yang

terjadilah apa yang harus terjadi. Si Bungsu mengibaskan mulutnya masih berdarah itu. Dari kantongnya dia

tangan kirinya. Dua detik berlalu, lima... enam..sepuluh mengeluarkan sebah bungkusan kecil. Dari sana dia

detik! Tak sebuah letusanpun yang terdengar. Yang mengambil semacam daun dan kulit kayu yang sudah

terdengar hanya suara seperti jatuhnya sebuah kerikil dikemas sebesar anak korek api.

kecil ke lantai. Hanya itu! Ketujuh orang di dalam kedai ”Telanlah ini, Pak...” ujarnya.
kecil itu terdiam di tempatnya masing-masing. Lelaki itu, dengan masih berdiam diri menelan obat
Orang pertama, lelaki tua pemilik kedai, terduduk di yang disodorkan si Bungsu ke tangannya. Beberapa kali,
kursi kayu dua depa dari tempat si Bungsu. Duduk diam dengan perasaan amat ketakutan, dia melihat bergantian
dengan sisai-sisa darah masih mengalir dari mulutnya. kepada ketiga anggota PRRI yang ada di dalam kedainya.
Orang kedua si walinagari, duduk tak jauh dari tempat Namun ketiga orang itu masih tegak dengan diam, mata
duduk pemilik kedai itu. Di sampingnya, antara walinagari melotot, namun tak bergerak seperti kena sihir. Saat
dengan pemlik kedai, tegak orang ketiga yaitu si kembali ke kursinya si Bungsu memungut sesuatu di
89
lantai di dekat ketiga anggota PRRI itu. Nampaknya benda ”Menunggu kopi itu dingin, baru diberikan pada saya,
yang tadi terdengar seperti kerikil jatuh ke lantai. Siti?”

Benda itu tak lain dari samurai kecil yang selalu Siti yang sejak tadi hanya memperhatikan apa yang
tersisip di sebuah sarung kulit di lengannya. Samurai itu dilakukan si Bungsu, seperti terbangun dari mimpi. Dia
tadi yang dia gunakan saat mengibaskan tangan bergerak, dan meletakkan cangkir kopi di meja di depan si
kanannya kepada ketiga orang itu. Hanya biasanya yang Bungsu.
dia pergunakan untuk membunuh orang adalah ujung ”Terimakasih, Siti. Apa tak lebih baik Siti buatkan
samurai kecil itu, yang luar biasa runcing. Kibasan juga kopi untuk ayah Siti dan Bapak yang satu itu?”
tangannya dengan tehnik khusus menyebabkan samurai
”Ya..ya, akan saya buatkan..” ujar Siti, tapi tiba-tiba
kecil itu, tiga dikiri dan tiga di kanan, meluncur amat
dia terhenti. Seperti ingat sesuatu, dengan gugup dan
cepat bisa membunuh orang jika diarahkan ke antara dua
takut dia menoleh pada komandan PRRI itu, kemudian
mata, ke dada tentang jantung, atau ke urat nadi utama
pada kedua anak buahnya. Ketiga mereka tetap tegak tak
di leher.
bergerak sedikitpun, kecuali matanya yang plarak-plirik ke
Tapi kepada ketiga anggota PRRI itu dia tidak mau kiri dan ke kanan dengan wajah pucat.
menurunkan tangan kejam. Hanya hulu samurai kecil itu
”Oh ya, penat juga memegang bedil sambil berdiri
yang dia pergunakan menghantam urat nadi di bahu
terus menerus...” ujar si Bungsu sambil melangkah dan
ketiga lelaki itu. Lemaparan itu membuat mereka tertotok
mengambili bedil serta pistol dari tangan ketiga orang itu.
lumpuh. Setelah menyisipkan ketiga samurai kecil itu di
Lalu mendudukkan mereka di kursi kayu terdekat.
lengannya, kemudian ditutup dengan lengan baju panjang
Samasekali tak ada perlawanan dari mereka.
yang dia pakai, si Bungsu kembali ke kursinya semula.
Usahkan melawan, mempertahankan bedil itu saja untuk
Duduk dengan tenang menunggu kopi panas yang dia
tak diambil si Bungsu mereka tak bisa. Kini mereka tetap
pesan. Karena kopinya belum juga diletakkan, dia lalu
duduk dengan tangan seolah-olah masih memegang bedil
bertanya.

90
dan pistol. Ketika senjata api itu diletakkan si Bungsu di saya tepati janji saya. Saya pulang ingin ziatah ke makam
atas meja di depan si komandan. keluarga. Tak ada bendi yang mau mengantar saya ke

”Buatkanlah, bapak-bapak ini takkan mengganggu Ladang Laweh karena ada peperangan, saya terpaksa

kita samasekali. Sebelum totokannya pulih, mereka tak jalan kaki. Hari sudah larut, ketika lewat tadi saya dengar

bisa mendengar apapun yang kita bicarakan. Selain masih ada suara di kedai ini. Itu sebab saya singgah..”

menotok saraf untuk bergerak, totokan itu juga mengenai ujar si Bungsu sambil menghirup kopi.

saraf pendengaran yang menyebabkan mereka tak bisa ”Hmm..enak kopimu, Siti. Sekarang sudah pakai
mendengar sekaligus tak bisa bicara,” ujar si Bungsu gula..”
seperti menjawab ketakutan Siti, walinagari maupun Siti tak tersenyum, kendati ucapan si Bungsu
ayahnya. mengingatkan dia tatkala dahulu ketika ada empat

-Episode 421- tentara Jepang di kedai ini. Saat itu, saking ketakutannya
dia memberi si Bungsu kopi tanpa gula. Dia tidak
Setelah menatap kepada tiga anggota PRRI yang
tersenyum karena matanya nanap menatap anak muda
terduduk seperti orang linglung itu, Siti lalu membuatkan
itu. Dia serasa bermimpi bisa bertemu lagi.
kopi panas untuk ayahnya dan walinagari. Kedua orang itu
”Kata orang.., maaf..kata orang Uda sudah
pindah ke meja panjang di depan si Bungsu duduk.
meninggal...” ujar Siti lirih.
”Lama kita tak bertemu, Pak..” ujar si Bungsu tatkala
Si Bungsu menatapnya. Ucapan yang sama pernah
ketiga orang itu, walinagari, pemilik kedai dan Siti, duduk
dia dengar dari mulut Reno Bulan, tunangannya di masa
di depannya. Dia menyalami ketiga orang itu.
yang sangat remaja, yang kini bersuamikan tukang salung
”Masih ingat engkau rupanya pada kami, Bungsu...”
di Bukittinggi. Rupanya kabar yang tersebar itu benar
”Bukankah ketika akan pergi dulu, saya berjanji jika adanya. Kabar yang disebarkan oleh pedagang yang bolak
pulang ke Situjuh saya akan singgah kemari? Sekarang balik dari Payakumbuh ke Pekanbaru dan ke

91
Tanjungpinang. Dia teringat saat bersama pejuang- ”Bukan seperti tidak berpenghuni, Bungsu. Memang
pejuang dari Desa Buluhcina menyergap tentara Belanda tidak lagi ada penghuninya”
di pendakian Pasirputih. Sebuah tempat antara Dusun ”Kemana penghuninya?”
Marpoyan dan Desa Buluhcina.
”Ada yang ikut bergerilya ke hutan. Bagi kaum lelaki
Saat itu dia memang ditembak oleh dua orang yang ikut ke hutan, keluarganya diungsikan ke Jawa atau
tentara Belanda. Dalam situasi amat kritis dia di bawa Tanjungpinang dan Pekanbaru. Pokoknya ke tempat yang
pejuang-pejuang Buluhcina ke desa mereka. Di sana dia tidak dilanda perang. Tapi sebagian besar dari penduduk
mereka rawat sampai sembuh, lalu baru melanjutkan pergi merantau. Mereka meninggalkan negeri yang
perjalanannya ke Jepang melalui Singapura. Kabar dia diamuk perang ini. Itu terjadi di belasan kampung dalam
tertembak itulah yang ditafsirkan dia meninggal, yang Luhak Limapuluh ini. Ada yang membawa semua anggota
ternyata menyebar di Pekanbaru, kemudian didengar dan keluarga, ada yang lelaki saja duluan. Kemudian setelah
menyebar dari mulut ke mulut diantara pedagang asal mendapat tompangan di rantau mereka menjeput anak
Payakumbuh, Bukittinggi dan sekitarnya. Kabar itu bininya. Soal ada atau tidak ada pekerjaan di rantau itu
ternyata menyebar pula sampai ke kampungnya. soal kedua. Yang jelas menghindar dulu dari keadaan
”Ya, banyak orang mendengar kabar seperti itu, Siti. yang tak menentu di kampung. Ada yang ke Pekanbaru,
Dan saya memang tertembak dan menduga akan dijeput ke Tanjungpinang, banyak yang ke Jawa. Tapi ada pula
maut. Tapi Alhamdulillah Tuhan masih memperpanjang beberapa orang mencoba peruntungan di Negeri
umur saya...” ujarnya perlahan. Sembilan, Malaya, sebagaimana halnya Sutan Sinaro

Setelah lama sepi, si Bungsu tiba-tiba bertanya. suami Siti..”

”Pak Wali, mengapa kampung-kampung yang saya Si Bungsu menatap Siti, yang ternyata sudah

lalui banyak rumah yang lapuk seperti tak berpenghuni..?” bersuami.

”Sudah lama Sutan Sinaro ke Malaya, Siti?”

92
Gadis itu tak segera menjawab. Sesaat dia menatap persatu, menotok urat di lehernya. Terdengar ada yang
si Bungsu, lelaki yang entah mengapa selalu dia tunggu batuk, ada yang melenguh. Namun tetap tak bisa
sebelum akhirnya memutuskan menikah, setelah dia bergerak. Mereka hanya sekedar bisa mengerakkan
mendengar orang yang dia harapkan ini terbunuh di kepala, mendengar dan bicara.
Pekanbaru. Kendati telah menikah, namun dia tak pernah ”Nah Sanak bertiga, dengarlah. Sanak pasti sengaja
bisa melupakan anak muda itu. Masih dia ingat ketika memisahkan diri dari induk pasukan, menyelusup ke
tangannya digenggam si Bungsu di larut malam ketika kampung-kampung di kaki Gunung Sago ini untuk
akan meninggalkan kedainya ini, setelah membantai merampok, bahkan membunuh orang yang melawan
empat orang serdadu Jepang. kejahatan yang Sanak lakukan. Sanak benar-benar
”Sudah tiga bulan, sudah ada kabar akhir bulan ini menangguk di air keruh. Dari logat bicara, amat jelas
dia akan kemari menjeput kami. Uda Sutan mendapat Sanak bukan orang Luhak Limapuluh ini. Saya minta
pekerjaan sebagai mandor kecil di perkebunan karet di Sanak menyadari bahwa yang kalian lakukan menambah
sana..” ujar Siti perlahan sambil menunduk. sengsara penduduk yang memang sudah sengsara. Dulu

”Syukurlah kalau begitu. Menjadi mandor perkebunan sengsara di bawah penjajahan Belanda, lalu datang

itu suatu pekerjaan terpandang. Di Singapura saya dengar Jepang menambah kesengsaran itu. Kini penduduk

memang sudah mulai banyak orang awak yang mengadu sengsara oleh perangai yang Sanak lakukan tanpa setahu

nasib di Malaya. Lagipula, memang sebaiknya merantau induk pasukan Sanak. Kalau mau terus berperang

dulu selagi kampung kita ini dilanda perang. Di sini nyawa melawan tentara pusat, silahkan. Tapi jangan ganggu

manusia kadangkala tak lebih berhaga dari nyawa seekor penduduk yang tidak berdosa. Sanak ingatlah itu baik-

ternak...” baik...”

Lama mereka sama-sama terdiam. Lalu si Bungsu Sehabis berkata si Bugsu berdiri, mengambil ketiga

menoleh kepada tiga anggota PRRI yang masih duduk tak bedil di meja. Meletakkannya di pangkuan masing-masing

bergerak-gerak itu. Dia berdiri, menghampiri mereka satu anggota PRRI itu. Kemudian menjentik urat di leher

93
mereka, yang menyebabkan ketiga orang itu terbebas Sehabis berkata, dengan berlinang air mata karena
dari totokan. Namun kendati telah bebas dari totokan, dan dibiarkan tetap hidup, si komandan menyalami si Bungsu,
mereka sudah memegang bedil masing-masing, ketiga pemilik kedai dan walinagari, diikuti kedua anak buahnya.
orang itu masih duduk termangu-mangu. Sampai akhirnya Lalu dengan sekali lagi mengucapkan terimakasih pada si
si komandan yang di pinggangnya tergantung dua pistol Bungsu, mereka menyelusup keluar dari kedai itu. Lalu
itu bicara perlahan. lenyap dalam gelap dan embun subuh yang sejak tadi

”Terimakasih, Sanak. Terimakasih. Kemurahan hati sudah menyelimuti kampung-kampung di kaki Gunug

dan budi Sanak tidak hanya membuat kami sadar pada Sago itu. Kesunyian di kedai kecil itu dipecahkan oleh

kekeliruan kami selama ini, tapi sekaligus juga suara lelaki tua pemilik kedai tersebut.

memperpanjang nyawa kami. Kami yakin, jika Sanak mau -Episode 422-
sejak tadi dengan mudah kami Sanak bunuh. Semudah
”Dua kali kau menyelamatkan kami, Nak. Engkau
membalik telapak tangan. Terimakasih atas nasehat
seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan ke kedai ini, persis
Sanak. Sekali lagi terimakasih, Sanak telah memberi
di saat-saat yang sangat genting. Kami dua beranak tidak
kesempatan bagi kami untuk tetap bisa bertemu dengan
tahu bagaimana membalas budimu...”
anak dan isteri yang menunggu di kampung. Apapun
kebaikan yang kami buat kelak, takkan mampu membayar Si Bungsu hanya menatap dengan tenang.
kebaikan sanak kepada kami. Kepada Bapak dan Siti, juga ”Saya sangat lapar, apakah mungkin saya minta
kepada Pak Wali, kami mohon maaf.,” berkata begitu si bantuan Siti menanakkan nasi? Saya rasa kita makan
komandan lalu mengambil bungkusan saputangan berisi dengan Pak Wali bersama-sama. Saya rasa besok belum
uang dan perhiasan yang tadi diambil anak buahnya dari tentu ada orang yang mau menanakkan nasi buat saya di
rumah, kemudian meletakkannya di atas meja di depan Situjuh Ladang Laweh. Di sana tak ada lagi sanak famili
pemilik kedai tersebut. saya. Mamak saya suami isteri, sudah meninggal.
”Sebelum subuh datang, sebaiknya kami pergi...”

94
Anaknya Reno Bulan kini berjualan kain di Bukittinggi Ketika azan subuh terdengar, walinagari minta diri
bersama suaminya.” seraya juga mengucapkan terimakasih kepada si Bungsu

Siti hiba hatinya saat si Bungsu berkata ”besok belum atas perannya menyelamatkan Siti dan ayahnya,

tentu ada orang yang mau menanakkan nasi buat saya” . sekaligus menyadarkan ketiga orang PRRI yang sering jadi
momok di kampung-kampung di kaki Gunung Sago itu. Si
”Saya akan tanakkan nasi untuk Uda. Tapi ... bila Uda
Bungsu menompang sembahyang subuh di rumah itu.
bertemu dengan kak Reno? Kabarnya hidupnya susah, dia
Mereka sembahyang berjamah, dengan ayah Siti sebagai
ikut suaminya yang tukang salung..”
Imam. Usai sembahyang Siti meletakkan kopi dan ketan
”Saya bertemu dengannya beberapa bulan yang lalu. serta pisang goreng yang dia siapkan dengan cepat.
Sebelum peperangan besar melanda Bukittinggi. Dulu
Tapi akhirnya tiba juga saat yang sangat dia takuti,
suaminya memang tukang salung. Tapi berkat yakin, dari
sangat tidak dia ingini. Yaitu saat si Bungsu minta diri.
uang yang mereka kumpulkan sedikit demi sedikit, kini
Entah mengapa, dia ingin anak muda itu berada lebih
mereka sudah berjualan kain di Los Galuang.”
lama lagi di rumahnya. Namun si Bungsu sudah minta diri.
Siti menatap lelaki yang tak pernah lenyap dari
”Saya harus pergi, terimakasih masakanmu Siti.
hatinya itu nanap-nanap. Kemudian mulai menjerang nasi,
Selamat jalan kalau kelak Bapak dan Siti berangkat ke
menyiangi ikan limbat dan gurami yang dibeli sore tadi
Negeri Sembilan. Salam saya kepada suamimu, Sutan
dari orang yang memancing di sungai kecil tak jauh dari
Sinaro, Siti...” ujar Si Bungsu. Siti menatap si Bungsu,
kampung itu. Kemudian menggorengnya dengan cabe
kemudian tertunduk. Ada manik-manik air mengalir
hijau yang dia giling. Sambil menanti Siti bertanak, ketiga
perlahan di pipinya.
lelaki itu terlibat pembicaraan tentang pertempuran PRRI
dan APRI di Bukittinggi. Tentang ratusan korban yang ”Akan lama Uda di Situjuh?”

bergelimpangan yang dikumpulkan di bawah Jam Gadang, ”Saya tidak tahu, Siti. Seperti saya katakan tadi, di
yang tidak jelas apakah penduduk atau tentara PRRI. sana tidak ada lagi sanak famili saya..”

95
”Kalau sebelum kami pergi Uda lewat di sini, Sawal adalah anak haji yang menjadi imam di masjid
singgahlah. Saya akan menanakkan nasi untuk Uda..” tersebut. Itu adalah hari pertama dia turun dari puncak

Rumah Gadang tempat dia lahir dan menjalani masa Gunung Sago. Dan hari itu, untuk membela Saleha, anak

remaja, rumah dimana ayah, ibu dan kakaknya mati kedua Imam masjid dan sekaligus menolong Sawal dan

ditangan Saburo dan pasukannya, masih terurus dengan Malano agar tak tertangkap, dia membunuh ketiga Jepang

baik. Dia dapat cerita dari Reno Bulan sewaktu di yang datang itu. Itulah kali pertama dia membunuh

Bukittinggi bahwa rumah itu kini dihuni kemenakan tentara Jepang.

ayahnya. Waktu mereka bertunangan dulu kemenakan Kini tak ada lagi orang sembahyang berjamaah di
ayahnya itu berada di Jambi, menikah dan berdagang di masjid itu. Pergolakan merobah kampung itu, dan juga
sana. Si Bungsu tak pernah mengenal kemenakan kampung-kampung lain di pedalaman Minangkabau.
ayahnya itu. Karenanya dia sengaja tak singgah di rumah Sebagaimana dijelaskan walinagari di kedai Siti, para
tersebut. Kendati hatinya direjam rindu, namun dia hanya lelaki sebagian ada yang ikut masuk hutan bergerilya
melihat dari kejauhan saat akan menuju ke pekuburan. melawan tentara pusat dengan sukarela. Sebagaian lagi
Sudah tiga hari dia di kampungnya ini. Pandam pekuburan ikut dengan terpaksa. Sebagian yang lain lagi pada
kaum dimana keluarganya dimakamkan sudah tak terurus meninggalkan kampung. Merantau ke Jawa, Tanjung
dan ditumbuhi lalang padat. Pinang atau Pekanbaru. Sebagian besar yang tinggal di

Dia baru menemukan ketiga kuburan keluarganya itu kampung adalah orang-orang tua, lelaki maupun

setelah mencari dengan susah payah. Selama di kampung perempuan.

dia tidur di masjid dimana dulu terjadi keributan karena Jika di kota seperti di Payakumbuh, Bukittinggi dan
tentara Jepang akan menangkap Sawal dan Malano, dua Batusangkar saja orang jarang sembahyang berjamah ke
pejuang yang sebeumnya mencuri senjata di gudang masjid, apa lagi di kampung-kampung kecil di kaki
tentara Jepang di Kubu Gadang. Peristiwa itu terjadi Gunung Sago itu. Tapi keadaan itu membuat si Bungsu
setelah dia ikut sembahyang berjamah di masjid itu. agak tenteram. Karena hampir tak ada orang yang tahu

96
dia berada di kampung itu. Situjuh Ladang Laweh, karena lewat di depan rumah milik kedua orang tuanya, dimana
letaknya di pinggang Giunung Sago, situasinya sangat dahulu dia hidup di sana, dia lihat seorang lelaki separoh
rawan. Letaknya itu menyebabkan desa tersebut setiap baya tengah membelah-belah kayu di bawah rumah
sat dengan mudah didatangi pasukan PRRI. Sebaliknya, gadang tersebut. Lelaki itu menoleh ke arahnya. Dia
pada waktu tertentu tentara pusat yang disebut sebagai cepat-cepat mengalihkan pandangan dan terus berjalan.
APRI itu datang ”membersihkan” desa-desa dari PRRI Dia tahu, lelaki itu adalah kemenakan ayahnya yang
yang mereka sebut sebagai ”gerombolan”. menunggu rumah gadang tersebut.

Penduduk benar-benar seperti memakan buah Lewat tengah hari dia selesai membuat ketiga
simalakama. Mereka tak mungkin menolak bila ada dua makam keluargnya menjadi amat bersih. Selain ketiga
atau tiga anggota PRRI yang singgah dan meminta nasi. makam itu, dia juga membersihkan tiga atau empat
Namun bagi orang tertentu hal itu digunakan untuk makam di sekeliling makam keluarganya tersebut.
mencari keuntungan bila tentara APRI datang. Bisa saja Pergolakan tidak hanya membuat kampung menjadi
untuk balas dendam bila orang yang rumahnya didatangi lengang, juga menenyebabkan kuburan, kebun, sawah
PRRI itu adalah orang yang berseteru dengannya. dan ladang menjadi terelentar. Rumah-rumah yang tidak
Sebaliknya, bila yang naik ke sebuah rumah adalah berpenghuni atap ijuknya pada ditumbuhi lumut atau
anggota TNI dari APRI, maka itu juga bisa dijadikan sakek.
sumber fitnah oleh seterunya. Lapor melapor antar- Saat akan mengakhiri pekerjaanya membesihkan
sesama penduduk seperti itu bukan hal yang jarang kuburan itu tiba-tiba jantungnya berdebar. Dia tegak,
terjadi. Itulah yang menyebabkan orang merasa lebih baik menatap keliling. Hanya ada belukar yang semakin lebat.
angkat kaki dari kampung halaman mereka. Pergi Debar jantungnya makin menguat. Biasanya debar seperti
merantau ke Jawa, ke Riau atau ke daerah lain. itu adalah isyarat datangnya bahaya. Jauh di atas sana
Si Bungsu tengah menuju ke pemakaman untuk dua ekor elang terbang berputar seperti sedang mengintai
kembali membersihkan kuburan keluarganya itu. Saat mangsa. Dia memejamkan mata, memusatkan kosentrasi.

97
Mencoba mengetahui apakah bahaya yang bergerak ular itu menjauhi tempatnya berdiri, bukan ke
mengancamnya, yang membuat debar jantungnya arahnya. Jadi samasekali bukan ancaman bagi dirinya.
berdenyut tidak normal itu, datang dari dalam belukart
-Episode 423-
yang mengelilingi kuburan tersebut.

Dalam konsentrasinya dia mencoba menangkap


suara sehalus apapun yang datang dari dalam belukar itu.
Mungkin desah nafas, mungkin dengus, mungkin suara
dedaunan yang tergeser oleh tubuh mahluk apapun.
Harimau, beruang atau ular sekalipun. Dari pengalaman
-Episode 424-
hidup di puncak Gunung Sago dahulu, dia memilik Sama sekali tak ada niatnya untuk melukai apalagi
kemampuan untuk mendengarkan perbedaan sekecil membunuh si Bungsu, lelaki yang siang malam memenuhi
apapun suara yang ditimbulkan. Antara suara daun yang relung hatinya. Satu-satunya lelaki yang pernah merebut
ditiup angin dengan daun yang terkuak oleh lewatnya hatinya, yang siang malam dia rindukan. Lelaki yang dia
mahluk hidup. cari sampai ke ujung dunia, tanpa mempedulikan apapun

Namun meski beberapa kali dia coba memusatkan rintangannya. Kalau tadi dia menghunus samurai, itu

kosentrasi tetap saja tak satupun sumber suara yang bisa dengan keyakinan yang amat sangat bahwa serangannya

disimpulkan sebagai ancaman. Dia hanya mendengar dengan amat mudah dapat dielakkan atau ditangkis oleh

suara beberapa ekor ayam hutan mengais makanan. si Bungsu. Dia sebenarnya sangat berharap dialah yang

Kemudian suara desiran seekor ular, mungkin ular tedung dilukai dan dilumpuhkan.

yang besarnya tak melebihi lengannya. Suara Kalau si Bungsu tidak mencintainya, dia rela mati di
bergeraknya ular itu, menurut perkiraannya, ada sekitar tengan lelaki yang dia cari ke segenap penjuru ini. Dia
dua puluh depa dari tempatnya berdiri. Lagipula arah memang mencari lelaki itu dengan dendam di hati. Tapi
jika ditimbang mana yang berat antara dendam dengan

98
rasa cintanya kepada lelaki itu, perbandingannya bisa saat itu serangan ke dadanya tak lagi sempat ditarik
satu untuk dendam, sepuluh untuk cinta. Dia benar-benar Michiko. Lalu...terjadilah tragedi dan malapetaka itu!
tidak menduga sedikitpun, bahwa gerakan si Bungsu di Dalam ketakutan ditinggalkan lelaki yang amat
awal tadi adalah gerakan untuk membuang samurainya. dicintainya itu, Michiko teringat ucapan pendeta Kuil
Dalam fikirannya, serangannya yang tak berbahaya dalam Shimogamo yang menjadi senseinya berlatih samurai,
bentuk memancung dari atas kiri ke dada lelaki itu akan sepeninggal ayahnya. Saat sensei itu tahu Michiko berlatih
mudah digagalkan. Dia tahu, serangannya itu dapat untuk mencari dan membalas dendam kepada si Bungsu,
ditangkis siapapun dengan gerakan sederhana sekali, pendeta itu mengingatkannya dengan lembut:
apalagi oleh si Bungsu.
”Saya tahu anak muda bagaimana musuhmu itu
Tapi si Bungsu ternyata sama sekali tidak mencabut Michiko-san. Dia akan membunuh lawan-lawannya. Tapi
samurainya. Dia merasa hiba melihat gadis itu percayalah, jika engkau bertemu kelak dengannya, dia
memburunya ke mana-mana untuk membalas dendam. takkan melawanmu. Dia adalah anak muda yang berbudi.
Dia amat menyesal telah menyebabkan Michiko sebagai Dia tak akan melawanmu, dia akan merelakan nyawanya
anak tunggal kehilangan ayah. Kini tak ada lagi tempat di tanganmu. Percayalah, Nak . .”
gadis itu menggantungkan hidup. Ibunya sudah lama
Dia juga teringat penggalan dialognya suatu hari
meninggal. Dia dapat merasakan betapa sepi dan
dengan Zato Ichi, pendekar legendaris Jepang yang
terguncangnya jiwa Michiko setelah kematian ayahnya,
ternyata juga sudah sangat mengenal si Bungsu setelah
dia dapat merasakan karena hal yang sama juga menimpa
peristiwa wafatnya Obosan Saburo Matsuyama.
dirinya.
”Michiko, muridku. Saya dapat menerka, bahwa
Itulah sebab dia ingin segera mengakhiri dendam
antara kalian ada salah pengertian . .”
turunan itu. Itulah pula sebabnya kenapa dia samasekali
”Maksud bapak?”
tidak mencabut samurai untuk melawan Michiko. Yang dia
lakukan justru melemparkan samurainya ke tanah. Dan

99
”Salah fahaman itu datangnya bukan dari dia. Tapi timbal balik, maka persetan dengan segala perbedaan
dari engkau Michiko-san . .” yang ada. Apakah tak pernah kau dengar betapa

”Maksud bapak?” banyaknya orang yang kawin hanya karena


mementingkan derajat, kekayaan, martabat, akhirnya
”Maksud saya, kalian sebenarnya saling cinta . .. ”
perkawinan mereka jadi puing. Perkawinan mereka jadi
”Tidak. Dia tak mencintai saya . . ” neraka bagi diri mereka. Ah, saya sudah banyak
”Bagaimana dengan engkau. Apakah engkau mendengar perkawinan yang demikian Nak . . . ”
mencintainya?” Terakhir, dia teringat dialognya dengan Salma, orang
Sat itu Michiko tak bisa menjawab pertanyaan Zato yang dicintai si Bungsu sebelum bertemu dengannya,
Ichi. yang ternyata menjadi isteri sahabatnya, Overste Nurdin,

”Jawablah. Apakah engkau mencintainya?” Atase Militer Malaya yang berkedudukan di Kota
Singapura. Saat itu dia akan naik pesawat ke Padang
”Saya orang Jepang. Dia telah menyebabkan
melalui Jakarta. Saat itu suami Salma berkata:
kematian ayah saya. Bagaimana mungkin dengan kedua
perbedaan yang amat besar ini saya bisa mencintainya?” ”Saya berharap akan dapat bertemu dengan kalian
berdua, Michiko. Maksud saya engkau dan si Bungsu. Saya
Zato Ichi tertawa bergumam, lalu menarik nafas
tahu, engkau menaruh dendam padanya. Namun, saya
panjang.
benar-benar menginginkan tak satupun di antara kalian
”Kalau engkau orang Jepang, apakah itu menjadi
yang cedera...”
halangan untuk mencintai bangsa lain? Ah, sedangkan
Kala itu Michiko hanya tersenyum. Senyumnya
diriku yang tua tak berfikir sekolot engkau Nak. Yang
kelihatan getir. Sebelumnya Salma juga sempat bicara
penting bukan bangsa apa dia. Bukan pula bangsawan
empat mata dengannya.
atau tidaknya dia. Tapi yang penting apakah engkau
mencintainya dan dia mencintaimu. Jika hal ini terjadi

100
”Sebagai sesama perempuan, Michiko, saya ingin samurainya! Apa yang pernah diucapkan sesnseinya di
mengatakan padamu. Engkau punya kesempatan untuk Kuil Shimogamo dan Salma, bahwa anak muda itu takkan
bertemu dengan lelaki yang sama-sama kita cintai. pernah mau melawannya, akan merelakan nyawanya di
Engkau yang memiliki kesempatan paling besar untuk tangan Michiko, kini semua terbukti. Semua!
mendapatkan dirinya. Jangan engkau sampai dikuasai Di antara ratap sesalnya Michiko sayup-sayup seperti
oleh dendam keparat itu. Itu nonsens sama sekali. mendengar suara ledakan dan tembakan sahut menyahut.
Berfikirlah dengan akal sehat. Dia takkan mau Disusul suara gemuruh. Semua suara berdesakan ke
melawanmu, aku tahu itu bukan sifatnya. Bila dia engkau dalam kepalanya, susul menyusul dan kacau balau. Hiruk
bunuh Michiko, sama artinya engkau membunuh pikuk tak menentu. Bathinnya yang terpukul amat
harapanmu sendiri. Kau akan menyesal seumur hidupmu. dahsyat akhirnya membuat pertahanan jiwanya berada di
Kalian kini sama-sama sebatangkara. Yang kalian titik paling nadir. Mula-mula semuanya menjadi samar-
butuhkan adalah kasih sayang. Bukan perkelahian dan samar, lalu akhirnya tubuhnya rebah ke jalan berkerikil
saling bunuh. Sebagai seorang yang lebih tua darimu, tak sadarkan diri, dengan tetap memeluk tubuh si Bungsu!
Michiko san, saya ingin engkau bahagia. Saya ingin si
Bungsu bahagia. Dan saya yakin, kebahagiaan itu takkan
kalian peroleh kalau kalian tidak bersama. Saya ingin -Episode 425-
mendengar kabar bahwa kalian menikah. Saya akan
”Dia sadar..” ujar seseorang, disusul suara langkah
menanti kalian di sini. Datanglah sebagai suami isteri.
beberapa orang pada mendekat. Lalu terdengar suara
Saya selalu berdoa untuk itu, Michiko, Adikku!”
memanggil.
Michiko tak bisa menahan air matanya. Dia memeluk
”Bungsu-san...”
Salma. Salma juga basah matanya. Kini, lelaki yang dia
Si Bungsu membuka mata.
cintai dan dia cari ke ujung langit itu, bersimbah darah
dan sekarat dalam pelukannya karena dimakan mata

101
”Bungsu-san. Oh..sukurlah..sukurlah..” ujar Michiko Para dokter dan para perawat akhirnya meninggalkan
sambil memegang tangan si Bungsu dan menciumnya di ruang itu. Kini hanya tinggal dia dan Michiko. Ditatapnya
bawah tatapan mata beberapa perawat dan dua orang gadis itu sambil mencoba mengingat kejadian terakhir.
dokter. Saat itu dia baru keluar dari pemakaman kaum, setelah

”Michiko...” membersihkan kuburan ayah, ibu dan kakaknya. Di jalan


menanjak dia melihat seseorang berjalan menuju ke
”Bungsu-san..”
pemakaman. Tapi saat hampir sampai di puncak tanjakan
”Dimana ini?” dia baru tahu, orang itu tetap tegak menunggunya di
”Ini Rumah Sakit Tentara, di Padang...” jawab puncak tanjakan tersebut.
seorang dokter yang juga tentara. Setelah jarak mereka hanya sekitar tiga depa, dia
”Di Padang..?” baru menyadari bahwa orang yang tegak dipuncak

”Ya, di Padang..” tanjakan itu, yang namapknya sengaja menunggu dia


tiba, tak lain dari Michiko. Dan...dia ditantang untuk
”Kapan saya dibawa kemari?”
bertarung. Dia melemparkan samurainya ke jalan, tapi
”Sepuluh hari yang lalu..”
saat itu dadanya terasa amat pedih. Kemudian dia jatuh
”Sepuluh hari..?” dia atas kedua lututnya. Tangannya menekan dadanya

”Ya..” yang pedih, tapi darah mengalir keluar. Makin lama makin
banyak. Teringat hal itu si Bungsu meraba dadanya.
”Selama itu saya tidak pernah sadar?”
Michiko memahami apa yang ada dalam fikiran si Bungsu.
”Tapi sekarang sudah. Keadan Anda semakin amat
”Maafkan aku, Bungsu-san. Maafkan aku...” ujarnya
membaik..” ujar dokter itu sambil memeriksa mata dan
terisak sambil meraih tangan si Bungsu dan kembali
denyut nadi si Bungsu.
menciumnya.

102
”Jangan menangis, Michiko san...jangan menangis... yang meluncur dari Gamagori menuju Nagoya. Dengan
Kemarilah, peluk aku..” ujar si Bungsu sambil menarik masih memeluk bahu gadis itu Si Bungsu mulai batuk-
tangan Michiko dengan lembut. Michiko merebahkan batuk kecil mengatur suara, lalu dengan suara yang berat
kepalanya ke dada si Bungsu. Si Bungsu membelai rambut dan lembut terdengar nyanyiannya:
gadis itu dengan lembut. “Ame ga fuuttemo.. watashi wa ikimasu..
”Ingat malam itu di kereta api dari Gamagori menuju nakanaide kudasai.. watashi o ...
Nagoya?..?” ujar si Bungsu perlahan.
wasurenaide kudasai...
Michiko mengangkat kepalanya, menatap si Bungsu,
sayonara….”
kemudian berbisik.
(Meskipun turun hujan, saya akan pergi...
”Takkan pernah kulupakan saat itu, Bungsu-san.
jangan menangis, jangan lupakan saya
Itulah sat paling bahagia dalam hidupku. Kau peluk
bahuku, dan aku tertdiur di bahumu dari senja hingga selamat tinggal…)
tengah malam,” ujar Michiko sambil kembali merebahkan Di kereta dahulu, Michiko mengangkat kepalanya
kepalanya di dada si Bungsu. begitu lagu itu berakhir. Menatap mata anak muda itu
”Engkau mau mendengarkan nyanyianku…?” tepat-tepat. Tapi kini, dia tidak mengangkat kepalanya,
dia mengulangi lagi kata-katanya kala itu:
Michiko mengangguk di dada si Bungsu, pertanyan
itu sama persis dengan pertanyan yang diucapkan anak “Anata wa Nippon no uta o shitte imasu… (Anda
muda itu di kereta api bertahun yang lalu. mengetahui lagu Jepang)”

“Ya, saya suka. Menyanyilah Bungsu-san…” “Hai, sukoshi dekimasu… (Ya, saya mengetahui
sedikit..)” jawab si Bungsu, juga mengulang secara amat
Bisiknya, menirukan kata-kata yang juga persis sama
persis ucapannya di kereta menuju Nagoya dahulu.
dengan yang dia ucapkan saat menjawab pertanyan anak
muda itu, berbilang tahun yang lalu, dalam kereta api

103
Michiko mengangkat wajahnya begitu ucapan si seperti itu kedua anak manusia yang berasal dari negeri
Bungsu selesai. Dia menatap anak muda itu tepat-tepat. yang amat berjauhan itu tertidur.
Si Bungsu melihat air mata mengalir perlahan di pipi gadis Besoknya si Bungsu kedatangan dua orang tamu.
itu. Keduanya berbaret merah. Si Bungsu sudah bisa duduk,
namun belum dibolehkan berjalan. Tunggu sehari dua lagi,
sampai luka di dada benar-benar pulih, begitu kata dokter.
-Episode 426- Dia merasa surprise saat mengetahui tamu yang datang

Nakanaide kudasi, Michiko-san. (Jangan menangis, adalah Letnan Fauzi dan Letnan Azhar dari RPKAD. Mereka

Michiko..)” ujar si Bungsu sambil menghapus air mata di bersalaman dan berpelukan dengan akrab. Si Bungsu

pipi Michiko dengan jemarinya dengan lembut. mengenalkan kedua perwira itu dengan Michiko.
Keduanya membungkuk dengan hormat sebelum
Michiko meraih tangan si Bungsu menciumnya, lalu
menyalami gadis cantik itu. Si Bungsu mencegah Michiko
berkata di antara isaknya yang tertahan.
yang akan keluar, maksud gadis itu agar dia bisa
”Berjanjilah tidak lagi meninggalkan aku, Bungsu san. berbicara bebas dengan kedua temannya itu.
Berjanjilah..”
“Tak ada rahasia antara kami, kedua beliau sahabat
Si Bungsu meraih wajah Michiko, menariknya saya. Karena itu juga sahabatmu Michiko-san..” ujar si
mendekati wajahnya. Kemudian dengan lembut dia cium Bungsu.
keningnya, matanya dan..bibirnya. Michiko menggigil
Dan merekapun ngobrol berempat. Dari obrolan itu
dalam pelukan anak muda itu. Menggigil karena haru dan
menjadi jelas bagi si Bungsu maupun Michiko, apa sebab
bahagia.
mereka sampai ke Rumah Sakit Tentara di Padang ini.
”Itu janjiku, Michiko-san...Itu janjiku..” bisik si Bungsu Padahal sebelumnya mereka berada di Situjuh Ladang
sambil memeluk gadis itu dengan lembut. Dalam posisi Laweh. Ternyata saat mereka berhadap-hadapan di
puncak pendakian dekat makam kaum di Situjuh Ladang
104
Laweh itu dua minggu yang lalu, APRI sedang melakukan Saat Letnan Fauzi sampai di sana, dengan terkejut
operasi pembersihan ke beberapa kantong PRRI di dikenalinya orang yang pernah bertarung dengannya itu.
pinggang Gunung Sago itu. Yang memimpin operasi itu “Berikan bantuan darurat, periksa wanita ini. Panggil
adalah peleton yang dipimpin Letnan Fauzi dan peleton tandu …” perintah Letnan Fauzi.
Letnan Azhar.
Tak lama kemudian Letnan Azhar sampai di sana.
Pasukan mereka sampai ke pemakaman itu karena Mereka tak heran kenapa si Bungsu dan gadis Jepang itu
akan mengambil jalan pintas memotong jalur pelarian ada di sana. Mereka telah membaca laporan intelijen
empat orang anggota PRRI yang melarikan diri dari tentang kedua orang ini. Riwayat si Bungsu hampir
penyergapan di salah satu rumah di Situjuh Ladang lengkap dimuat di laporan intelijen itu. Mulai saat
Laweh. Semula dua anggota pasukannya menyangka pembantaian keluarganya sebelum kemerdekaan, sampai
lelaki dan perempuan yang mereka temukan di puncak saat dia “gentanyangan” membunuhi Jepang dan Belanda
pendakian itu sudah tewas terkena peluru nyasar. di Payakumbuh, Bukittinggi dan Pekanbaru.
Soalnya keduanya berlumur darah. Tapi begitu Termasuk di dalam laporan itu bahan yang dikirimkan
didekati, saat kedua tubuh itu disorot lampu senter, dua oleh Overste Nurdin, Atase Militer Indonesia di Malaya
orang anak buahnya terkejut. Dia sangat mengenal wajah yang berkedudukan di Singapura. Mereka juga mendapat
orang yang terluka dalam pelukan perempuan Jepang data intelijen dari Konsul RI di Australia. Tentang Michiko,
yang juga pingsan itu. Dia mengenalnya karena dia selain informasi dari Overste Nurdin, juga didapat
adalah salah seorang anggota RPKAD yang melihat orang informasi dari Jakarta. Dalam pergolakan ini dia dinilai
itu bertarung dengan komandannya. militer sebagai orang yang sangat netral.
“Bungsu, ini si Bungsu..!” serunya sambil berseru Dalam kasus tertentu dia melabrak anggota APRI
dan beberapa kali memberi isyarat kepada Letnan Fauzi yang tidak benar. Dalam kasus lain dia menghantam
lewat cahaya lampu senter. orang PRRI yang berbuat aniaya kepada rakyat.

105
Kenetralan yang sangat terjaga dan karenanya sangat Si Bungsu yang ikut tertawa tiba-tiba terpekik, karena
dihormati. Tentang apa sebab dan apa tujuan Michiko lengannya dicubit Michiko. Cubit dan pekik itu
mencari si Bungsu, informasinya mereka peroleh juga dari menyebabkan tawa mereka makin berderai di dalam
laporan Overste Nurdin. Laporan itu tidak begitu lengkap, kamar rawat inap itu. Lepas dari pertemuan dan senda
hanya dituliskan bahwa selain membawa-bawa dendam, gurau yang membahagiakan itu, menjadi jelas pula bagi
Michiko sebenarnya mencintai si Bungsu. Laporan dari Bungsu dan Michiko, pada malam terjadinya peristiwa
Overste Nurdin dikirim ke Jakarta via telegram. Diteruskan terlukanya si Bungsu itu mereka berdua dilarikan dengan
ke perwira tertentu yang berada di Sumatera Barat. memakai truk pengangkut tentara ke Payakumbuh.

“Kau boleh tangguh dan menang bertarung dengan Kemudian atas perintah kedua letnan RPKAD itu dia

selusin lelaki, Bungsu. Termasuk dengan aku. Tapi kami dilarikan ke Rumah Sakit Tentara di Padang.

sudah menduga, kau takkan berdaya menghadapi Dengan truk yang dilengkapi kasur malam itu juga
Michiko…” ujar Letnan Fauzi bergurau. melarikan mereka ke Padang, dikawal oleh selusin

“Dan itu sudah kami buktikan ketika menemukan anggota RPKAD. Hal itu dilakukan kedua perwira RPKAD

engkau sekarat di Situjuh..” sambung Letnan Azhar. itu setelah terjadi “uji tanding” antara si Bungsu dengan
Letnan Fauzi. Jika sebelumnya mereka hanya menerima
Si Bungsu tersenyum dan memandang pada Michiko.
laporan intelijen tentang apa dan mengapa si Bungsu dan
Gadis itu, yang sudah amat fasih berbahasa Indonesia,
Michiko, tiga hari setelah uji tanding itu datang sebuah
karena belajar dari Salma dan Nurdin saat di Singapura,
daftar dari Markas APRI berisi nama dua tiga orang di
tunduk tersipu-sipu.
Sumatera Barat yang diberi kode HD, “Harus Dilindungi”.
“Lain kali, kalau kita harus melawan Bungsu lagi, kita
Di antara sedikit nama yang diberi kode HD itu
minta tolong saja pada Michiko..” ujar Letnan Azhar,
terdapat nama Kari Basa dan Bungsu! Untuk
disambut tawa berderai Letnan Fauzi.
melaksanakan perintah berlabel HD itu tentu saja mereka
tak boleh kehilangan jejak orang-orang tersebut. Namun

106
letnan itu kelabakan mencari dimana keberadan si Jakarta. Masa tugas mereka selama tiga bulan di daerah
Bungsu. Ketika Michiko muncul di Bukittinggi, akhirnya ini sudah berakhir.
diputuskan untuk mengawasi gadis itu dari jauh. Mereka “Terimakasih, Letnan. Aku berhutang nyawa pada
yakin, kedua orang itu pasti akan bertemu. Karenanya kalian…” ujar si Bungsu dengan nada bergetar.
diam-diam Michiko dijadikan sebagai “penunjuk jalan”
“Kalau kalian nikah nanti jangan lupa mengundang
dalam mencari si Bungsu.
kami, awas kalau lupa..” ujar Fauzi saat akan mening
-Episode 427- galkan ruangan itu. Dan para sahabat itupun berpisah
dalam suasana penuh haru.
Namun adanya perintah berkode HD itu, berikut
menjadikan Michiko sebagai penunjuk jalan, tak pernah Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit si

diungkapkan kedua letnan itu kepada siapapun, tentu saja Bungsu sangat terkejut ketika mendengar kabar bahwa

termasuk kepada si Bungsu dan Michiko. Dari pertemuan ayah Salma yang bernama Kari Basa mati tertembak di

hari itu pula si Bungsu mengetahui, bahwa ke Sumatera Bukttinggi. Dia ditembak malam hari, saat akan masuk ke

Barat ini RPKAD yang dikirim hanya dua peleton yang rumahnya. Sampai sekarang tidak diketahui pihak mana

dipimpin Fauzi dan Azhar. Sementara ke Riau dikirim satu yang menembaknya. Overste Nurdin dan Salma isterinya

batalyon, berkekuatan lebih kurang seribu orang. telah sampai di Bukittinggi dua hari yang lalu. Mereka
terbang langsung dari New Delhi dimana Nurdin bertugas
Hal itu disebabkan pemerintah Pusat mengamankan
ke Jakarta, kemudian ke Padang dan diantar pakai jip yang
PT Caltex yang berkantor di pinggiran kota Pekanbaru,
dikawal dua truk tentara ke Bukittinggi. Si Bungsu,
serta ladang-ladang minyaknya yang bertebaran di dalam
termasuk Michiko, memutuskan untuk datang ke
belantara Riau tersebut. Letnan Fauzi dan Letnan Azhar
Bukittinggi menemui kedua sahabatnya itu.
memerlukan datang menemui si Bungsu, karena dua
peleton RPKAD yang mereka pimpin akan kembali ke Sementara Michikp kembali teringat ucapan Salma di
Airport Changi, saat akan berangkat ke Jakarta, untuk

107
seterusnya mencari si Bungsu ke kampungnya. Saat itu terujud. Alangkah inginnya. Tengah dia menghayalkan hal
Salma berkata: “Sebagai sesama perempuan, Michiko, tersebut tiba-tiba dia dikejutkan suara si Bungsu:
saya ingin mengatakan padamu. Engkau punya “Michiko-san...”
kesempatan untuk bertemu dengan lelaki yang sama-
“Ya...?”
sama kita cintai. Engkau yang memiliki kesempatan paling
“Kita akan ke Bukittinggi, kan?
besar untuk mendapatkan dirinya. Jangan engkau sampai
dikuasai oleh dendam keparat itu. Itu nonsens sama “Ya..”
sekali. Berfikirlah dengan akal sehat. Dia takkan mau “Secepatnya, kan?”
melawanmu, aku tahu itu bukan sifatnya. Bila dia engkau
“Ya..”
bunuh Michiko, sama artinya engkau membunuh
“Michiko-san..”
harapanmu sendiri. Kau akan menyesal seumur hidupmu.
Kalian kini sama-sama sebatangkara. Yang kalian “Ya..?”
butuhkan adalah kasih sayang. Bukan perkelahian dan Si Bungsu menatapnya. Sepi, Michiko menunggu apa
saling bunuh. Sebagai seorang yang lebih tua darimu, yang akan disampaikan si Bungsu lebih lanjut.
Michiko san, saya ingin engkau bahagia. Saya ingin si
“Di negeri kami ini, yang melamar seorang gadis
Bungsu bahagia. Dan saya yakin, kebahagiaan itu takkan
adalah pihak ibu dan keluarga perempuan pihak lelaki.
kalian peroleh kalau kalian tidak bersama. Saya ingin
Tapi saya tidak lagi punya keluarga. Kita sama-sama
mendengar kabar bahwa kalian menikah. Saya akan
sebatang kara. Kalau nanti kita sudah di Bukittinggi, saya
menanti kalian di sini. Datanglah sebagai suami isteri.
akan meminta Salma dan Nurdin melamarmu. Engkau
Saya selalu berdoa untuk itu, Michiko, Adikku!”
akan menjadi tempat aku mengabarkan sakit dan senang,
Michiko termenung mengingat kata-kata: “Datanglah aku tempat engkau mengabarkan sakit dan senang pula.
sebagai suami isteri. Saya selalu berdoa untuk itu, Maukah engkau menjadi isteriku, Michiko-san? “
Michiko, Adikku!” Oo, alangkah inginnya dia hal itu

108
Michiko menatap si Bungsu, kemudian berdiri. Lalu Lepas dari Kayu Tanam konvoi memperlambat
menghambur ke dalam memeluk lelaki itu. Dia menangis perjalanan karena mulai memasuki areal hutan berbukit di
terisak-isak, tenggelam oleh rasa haru dan bahagia yang Bukit Tambun Tulang. Tak lama kemduian mereka
tak bertepi. memasuki kawasan Lembah Anai dengan air terjun yang

“Hati dan jiwaku milikmu, kekasihku. Milikmu, indah. Sebenarnya saat masih berada di kawasan Bukit

selamanya-lamanya....!” Tambun Tulang tiba-tiba saja ada perasaan tak sedap


menyelusup ke hati si Bungsu. Matanya menatap ke bukit-
Mereka menompang konvoi tentara pusat yang akan
bukit batu terjal tatakala memasuki Lembah Anai.
berangkat ke Bukittinggi. Di dalam konvoi yang berjumlah
belasan truk dan bus itu, selain penompang kalangan sipil Lalu...tiba-tiba terjadilah tragedi berdarah itu! Dari

terdapat puluhan anak-anak SGKP. Semula ada hutan di bukit-bukit batu curam di kiri kanan lembah itu

kekhawatiran diantara penompang akan adanya tiba-tiba saja konvoi disiram tembakan mitraliur. Tidak itu

pencegatan. Tetapi untuk menghilangkan rasa takut dan saja, tembakan bazoka melemparkan sebuah truk dan

ketegangan, tentara yang ada di setiap truk menyuruh sebuah bus penuh penompang dan tentara ke dalam

anak-anak sekolah itu bernyanyi. sungai berbatu. Si Bungsu dan beberapa penompang sipil
dan belasan tentara berada di truk yang terlempar itu!
Namun lewat Nagari Sicincin mereka pada lelah.
Sebagian dari konvoi itu berhenti mendadak. Jip yang
Malah ada yang mengantuk. Konvoi itu melaju terus,
berada di depan sekali, yang berada di tempat terbuka
dengan di depan sekali sebuah jip tentara kemudian dua
mempercepat larinya mencoba berlindung di tikungan.
truk berisi pasukan, ketiganya dibekali dengan senapan
mesin, diselang seling bus dan truk berisi anak sekolah -Episode 428-
dan sipil dan di belakang sekali tiga truk penuh tentara.
Namun serentetan tembakan mitraliur membunuh
Sebahagian besar penompang dan tentara masih saling
seluruh isi jip itu, sementara jip itu sendiri baru berhenti
berbicara perlahan tanpa melupakan kewaspadaan.
tatkala menabrak tebing batu di kirinya. Beberapa bus

109
dan truk tersandar ke tebing batu dalam usaha mengelak meski mereka sudah berada di dalam hutan di tebing
dari tembakan membabi buta. Tak ayal lagi, konvoi APRI terjal dalam upaya menyelamatkan diri. Salah seorang di
itu masuk perangkap PRRI! Para penumpang antara korban yang kena tembak itu adalah Michiko!
berhamburan turun dan menjauhi bus dan truk. Hutan di bukit cadas Lembah Anai itu sudah ditelan
Menghindar dari daerah terbuka agar tidak menjadi malam yang kental ketika seorang anggota PRRI
sasaran peluru. Untuk itu jalan satu-satunya adalah masuk berpangkat letnan dan lima anggotanya “membersihkan”
ke hutan terdekat. Hutan di wilayah itu hanya tumbuh di hutan itu. Dengan dua buah senter mereka memeriksa
dinding tebing batu yang curam. lekuk dan tonjolan batu yang mereka lewati. Mereka lewat
Apa boleh buat mereka terpaksa, dan harus, mendaki di sana karena daerah itu memang sudah dipersiapkan
hutan di tebing terjal itu. Selain menghindari celaka dari sebagai jebakan yang mematikan bagi konvoi tentara
sasaran peluru, sekaligus menghindar dari celaka bila truk pusat yang akan lewat di sana.
atau bus meledak. Michiko berada di dalam bus yang PRRI memerlukan waktu sekitar beberapa minggu
tersandar ke dinding batu dan penompangnya terdiri untuk mempersiapkan jebakan tersebut. Setiap bukit,
rombongan anak SGKP yang bertemperasan turun tebing dan pohon dengan seksama mereka pelajari
menyelamatkan diri itu! Namun malang memang tengah situasinya. Termasuk mempelajari kemana saja jalan
mengikuti mereka. Peluru yang ditembakkan oleh PRRI mengundurkan diri atau jalan lari bila terjadi hal-hal yang
dari puncak-puncak tebing, yang sebenarnya ditujukan di luar perhitungan. Termasuk bila terjadi serangan balik
kepada tentara pusat benar-benar “tak bermata”. dari pihak APRI.
Tidak bisa membedakan mana yang tentara mana Letnan dan empat anggotanya itu sedang berada di
yang sipil. Mana yang lelaki mana perempuan. Akibatnya pinggang salah satu tebing terjal di Lembah Anai, tatkala
belasan anak-anak SGKP dan penompang sipil lainnya mereka mendengar suara rintihan. Setelah lelah mencari
tersungkur dihantam peluru begitu mereka berhamburan dengan cahaya senter dalam kegelapan itu, mereka
turun dari bus astau truk. Belasan lainnya bernasib sama, menemukan di puncak sebuah tonjolan batu sesosok
110
tubuh wanita. Nampaknya dia dengan susah payah ke kampung Balingka. Selain menandu Michiko mereka
memanjat batu tersebut agar tidak dimangsa binatang juga membawa tiga pucuk senjata yang tertinggal oleh
buas. pasukan APRI.

“Ini orang asing, Let...” ujar salah seorang yang Menjelang subuh mereka sampai di barak darurat
berpangkat sersan. yang dibuat di pinggang Gunung Singgalang. Barak itu

Mereka menatap wajah perempuan yang tersandar sengaja dibuat di sana, agar tak terjangkau oleh APRI, dan

separoh sadar itu. memudahkan droping senjata oleh helikopter Amerika


yang terbang menyelusup dari Laut Cina Selatan. Namun
“Jepang! Ini...Astaghfirullah,...ini pasti gadis Jepang
celaka menghadang, pada saat bersamaan dengan
yang mencari si Bungsu..” ujar yang berpangkat letnan.
kedatangan mereka kebetulan sebuah helikopter Amerika
Ketiga mereka memperhatikan Michiko dengan sedang menurunkan senjata. Tapi saat itu pula tiba-tiba
perasaan tak percaya. Cerita tentang si Bungsu dan gadis pasukan APRI menyerang.
Jepang yang mencarinya itu, sampai si Bungsu mengalami
Pasukan APRI ternyata tidak hanya melakukan
luka di Situjuh Ladang Laweh dan dirawat di Rumah Sakit
serangan balik atas peristiwa Lembah Anai yang terjadi
Tentara di Padang atas pertolongan dua perwira RPKAD,
kemarin pagi, tapi juga melakukan serangan mendadak ke
sudah bersebar dari mulut ke mulut.
salah satu tempat rahasia PRRI menerima droping senjata
“Kita tidak mungkin meninggalkannya di sini, dia dari Amerika melalui udara. Apri menjadi curiga saat
memerlukan pertolongan..” ujar si sersan. tengah malam ada deru helikopter. Setelah beberapa kali
Kelima mereka menyepakati ucapan si sersan. hal itu terjadi, mata-mata yang disebar akhirnya
Mereka lalu membuat tandu darurat dan menandu Michiko mengetahui maskud kedatangan heli itu, serta di mana
makin masuk ke belantara, naik turun bukit arah ke lokasi droping senjata dilakukan.
Gunung Singgalang. Jalan itu sudah mereka pelajari dua Keadaan benar-benar kacau balau. Di barak darurat
bulan yang lalu, merupakan jalan terdekat untuk tembus di tengah hutan di pinggang Singgalang itu hanya ada
111
satu peleton PRRI. Mereka disiagakan di sana untuk PRRI, si letnan menyuruh anggotanya menaikkan Michiko
menunggu dan membawa senjata yang didrop secara yang masih belum sadar ke helikopter. Kemudian
rahasia itu. Itu sebabnya, ketika APRI belum mengenal mengikatkan tubuhnya dengan kuat. Tembakan pasukan
bazoka, PRRI sudah menggunakannya. Senjata itu APRI terdengar makin dekat. Dengan berkali-kali
merupakan senjata anti-tank. mengucapkan “shit...shit..shit” pilot Amerika itu melompat

Tempat itu dipilih karena letaknya yang tersembunyi, ke helikopternya yang mesinnya tidak pernah dimatikan.

tapi strategis. Ketika serangan datang dengan mudah “Di peti itu ada..
mereka menyelusup dan lenyap berlindung ke jurang-
-Episode 429-
jurang di sekitarnya.

Dalam peristiwa serangan mendadak menjelang


subuh itu, si letnan masih sempat merminta pertolongan -Episode 430-
kepada pilot helikopter untuk menyelamatkan Michiko
“Ya...”
yang terluka, dan sat itu tidak sadar diri.
“Yang pernah ke Jepang dan berasal dari Situjuh
“Thomas, keadaan gadis ini kritis, kalau dibiarkan di
Ladang Laweh?”
sini nyawanya bisa tidak tertolong..” ujar letnan itu.
Si Bungsu heran dan menatap tentara itu. Darimana
“Tapi saya harus ke Singapura..” jawab pilot bernama
orang ini tahu siapa dirinya? “Bapak tahu nama saya dari
Tomas dalam gebalau yang mencekam itu.
mana?”
“Justru itu, bawalah dia. Dari sana lebih dekat ke
“Panggil saya Syafrizal saja. Saya tahu banyak
negerinya di Jepang sana..” ujar si letnan.
tentang Sanak. Saya dengar dari Fauzi, ponakan saya..”
Pembicaraan mereka terputus oleh ledakan peluru
“Fauzi, anggota RPKAD itu..?”
mortir. Saat pilot dan copilot heli itu selesai menurunkan
peti-peti berisi senjata, dibantu beberapa orang anggota

112
“Ya, dia ponakan saya. Kami semua di Jakarta. Saat gadis Jepang yang luka itu adalah kekasih si Bungsu, dan
baru pulang dari bertugas di daerah ini, dia bercerita mereka merasa berkewajiban menolongnya.
banyak tentang situasi di sini. Termasuk tentang Sanak. Atas perintah seorang perwira pasukan PRRI Michiko
Apalagi kemudian saya ditugaskan menggantikan peleton lalu dibawa dengan tandu ke barak rahasia PRRI di
yang dia pimpin di daerah ini. Kenalkan, ini Arif, teman pinggang Gunung Singgalang, untuk diselamatkan. Barak
saya..” ujar kapten itu memperkenalkan temannya yang rahasia itu dibuat untuk menerima suplay senjata dari
sama-sama datang dengan dia, yang berpangkat sersan Amerika, yang sering mengirim persenjataan dengan
mayor. helikopter dari salah satu tempat di Laut Cina Selatan,
Mereka lalu duduk di ruang tamu rumah sakit itu. atau mungkin dari Singapura. Bersamaan dengan
Tiba-tiba si Bungsu dikejutkan oleh pertanyaan kapten sampainya mereka di barak tersembunyi tersebut, APRI
Syafrizal. yang telah mencium keberadaan barak rahasia PRRI itu

“Sudah dapat kabar tentang Michiko? sebagai salah satu tempat menunggu suplay senjata dari
Amerika, menyerang tempat tersebut. Perwira PRRI itu
“Beb...belum” jawabnya gugup dan berdebar.
meminta tolong kepada pilot helikopter Amerika bernama
Kapten Syafrizal menceritakan bahwa setelah Tomas untuk membawa Michiko yang terluka ke
penyergapan di Lembah Anai itu Michiko ditemukan Singapura. Pilot itu semula menolak, tapi karena Michiko
malam hari di atas sebuah batu besar, dalam keadaan sudag dinaikkan ke heli, dan serangan APRI makin
terluka dan tak sadar diri. Karena ceita tentang si Bungsu menjepit, heli itu berangkat dengan membawa Michiko.
yang “sahabat” PRRI maupun “sahabat” APRI sudah
Si Bungsu termenung mendengar penuturan
tersebar luas, maka kisah dia dicari gadis Jepang cantik
Komisaris Polisi Syafrizal tersebut.
bernama Michiko juga ikut tersebar luas. Itu sebab
anggota PRRI yang menemukannya segera mengenali “Dari siapa cerita ini Sanak peroleh?” tanya si Bungsu
perlahan.

113
“Kendati PRRI dan tentara Pusat berperang, namun Si Bungsu menatap kapten itu. Tak cukup banyak
sejak awal APRI memiliki kontak-kontak khusus dengan orang yang tahu maksud kepergiannya bersama Michiko
beberapa perwira PRRI. Perang saudara ini sama-sama ke Bukittinggi, kini kapten ini ternyata telah
tidak dikehendaki. Baik oleh PRRI maupun tentara Pusat. mengetahuinya.
Cuma sudah kadung terlanjur, kami dengar kabarnya “Selain sahabat semua orang, Sanak juga orang
sudah ada usulan kepada Presiden Soekarno untuk penting bagi kami maupun PRRI. Karena itu jangan kaget
secepatnya mengeluarkan amnesti bagi anggota PRRI kalau kemanapun Sanak akan ada yang secara diam-diam
yang meletakkan senjata. Nah, informasi ini saya peroleh mengikuti. Mungkin diikuti secara beranting. Samasekali
dari sumber-sumber itu. Dari orang-orang yang merasa tidak bermaksud mencampuri urusan Sanak, tapi semata-
Sanak adalah sahabat mereka, disampaikan kepada mata menjaga keselamatan Sanak. Baik tentara Pusat
tentara APRI yang juga merasa Sanak adalah sahabat maupun orang-orang PRRI amat rugi kalau terjadi
mereka pula..” malapetaka terhadap Sanak. Kembali ke pokok persoalan,
“Terimakasih atas informasi yang sanak sampaikan..” jika akan ke Bukittinggi saya juga akan ke sana. Kami
ujar si Bungsu perlahan. membawa jip. Kabarnya Overste Nurdin dan isterinya

“Sanak sahabat kami dan semua pihak, karenanya sudah akan berangkat kemaren ke Padang untuk kembali

kami senang bisa membantu..” ke India melalui Jakarta. Tapi karena pencegatan di
Lembah Anai itu mereka mengundurkan
“Terimakasih..” ujar si Bungsu, masih dalam nada
keberangkatannya, mungkin dalam sehari dua ini. Saya
perlahan dengan tatapan mata menerawang ke hamparan
mendapat tugas mengamankan perjalanan suami isteri
sawah di depan rumah sakit tersebut.
Atase Militer Indonesia di India itu sampai ke Jakarta..”
“Saya juga mendapat informasi bahwa Sanak akan ke
Tidak ada pilihan terbaik bagi si Bungsu, selain
Bukittinggi, menemui Overste Nurdin yang mertusnya
menuruti ajakan kapten RPKAD itu ke Bukittinggi
mati tertembak di Bukittinggi..”
bersamanya. Namun tengah dia bersiap-siap, orang yang

114
akan dikunjunginya tersebut justru tiba di rumah sakit itu. Salma memperhatikan lelaki yang pernah amat dia
Overste Nurdin lalu membawa si Bungsu pindah ke rumah cintai itu. Si Bungsu terdiam. Dia teringat pembicaraannya
dimana dia menginap, yaitu di Mes Perwira di kota itu. dengan Michiko di Padang, beberapa hari sebelum
Nurdin juga mengajak Kapten Syafrizal dan Sersan Arif ke berangkat ke Bukittinggi.
mes tersebut. Mereka lalu terlibat pembicaraan penuh
keakraban.
-Episode 431-
“Baru kemarin sore saya mendapat kabar bahwa
engkau berada dalam konvoi yang dicegat di Lembah Anai “Di negeri kami ini, yang melamar seorang gadis
itu. Saya juga mendapat informasi tentang Michiko seperti adalah pihak ibu dan keluarga perempuan pihak lelaki.
yang dituturkan Kapten Syafrizal..” ujar Overste Nurdin. Tapi saya tak lagi punya keluarga. Kita sama-sama
sebatang kara. Kalau nanti kita di Bukittinggi, saya akan
“Kami doakan Uda segera bertemu dengan Michiko..”
meminta Salma dan Nurdin melamarmu. Engkau tempat
ujar Salma yang sejak tadi hanya berdiam diri, menyela
aku mengabarkan sakit dan senang, aku tempat engkau
pembicaraan perlahan.
mengabarkan sakit dan senang pula. Maukah engkau
“Melalui telegram saya sudah kontak teman di
menjadi isteriku, Michiko-san? “
Konsulat Singapura, termasuk teman-temanmu bekas
Michiko menatapnya, kemudian berdiri. Lalu
pasukan Green Baret di sana untuk mencari informasi.
mengham bur ke dalam pelukkannya. Gadis itu menangis
Mereka mengatakan bahwa helikopter pembawa senjata
terisak-isak, tenggelam oleh rasa haru dan bahagia yang
gelap itu memang dari salah satu tempat di Singapura.
tak bertepi. Lalu berkata di antara tangisnya.
Tapi, maaf, pilot yang bernama Thomas veteran Angkatan
Udara Amerika itu kembali ke kota tempat tinggalnya, di “Hati dan jiwaku milikmu, kekasihku. Milikmu,
Dallas Amerika. Dan, sekali lagi maaf, dia membawa selamanya-lamanya....!”
Michiko yang sakit untuk diobat di sana..”

115
Kini, bagaimana dia akan meminta Nurdin dan tangan Indonesia. Beberapa benturan kecil telah terjadi di
Salma melamar gadis itu untuknya? Dia seperti menelan sekitar Irian antara pasukan Indonesia dengan pasukan
sesuatu yang teramat pahit di hatinya. Namun dia Belanda. Belanda tetap bersikeras mempertahankan Irian
berharap gadis itu sembuh dari luka yang dia derita, di bawah kekuasaannya.
diselamatkan Tuhan nyawanya. Paling tidak itulah Tak lama setelah pesawat itu berhenti, kelihatan
harapannya yang tersisa. Untuk bertemu, masih adakah turis-turis Belanda turun. Pakaian mereka beraneka
harapannya? Dallas, Amerika, entah di ujung dunia mana warna. Lelaki perempuan. Ada firasat aneh yang tiba-tiba
letak negeri itu. Namun, diam-diam jauh di lubuk hatinya saja menyelusup di hati si Bungsu, melihat turis-turis
dia menanam niat untuk datang ke negeri di ujung dunia tersebut turun dari pesawat KLM. Dia tak segera keluar
itu. Diam-diam niat itu dia tanam jauh di lubuk hatinya. dari tempat pemeriksaan. Ada beberapa saat dia menanti.
“Dallas, aku akan datang”, bisiknya! Sampai akhirnya turis-turis itu juga masuk keruangannya.

Pesawat yang ditompangi si Bungsu baru saja Ketika itulah seorang lelaki menepuk bahunya. Dia

mendarat di lapangan Paya Lebar, Singapura. Dia berjalan menoleh, dan…….

kaki ke bagian Douane. Tak banyak yang dia bawa. Hanya “Fabian…!” serunya sambil bangkit dan segera saja
sebuah tas berisi empat atau lima stel pakaian, kemudian kedua lelaki itu berangkulan.
sebuah tongkat kayu. Tas tangan itu dia jinjing, jadi dia “Hai, kau kelihatan kurus, Letnan..” ujar mantan
tak usah menunggu lama untuk bisa keluar. Dalam kapten Baret Hijau itu sambil mengucek-ngucek rambut di
perjalanan menuju tempat keluar, sebuah pesawat LKM kepala si Bungsu.
milik Belanda dia lihat mendarat pula di ujung landasan.
“Masih kau ingat dia…?” berkata begitu si Kapten
Melihat pesawat dari Belanda itu dia segera teringat menunjuk seorang Negro bertubuh atletis.
pada situasi Indonesia yang baru saja dia tinggalkan.
“Tongky...!!” seru si Bungsu begitu mengenali lelaki
Presiden Soekarno sedang gencar-gencarnya atas nama
itu.
rakyat Indonesia menuntut dikembalikannya Irian Barat ke
116
“Letnan Bungsu..!” seru tongky si negro. Mereka “Mudah diatur, Tongki akan menyelesaikannya…”
segera saling peluk. Si Bungsu terharu, mendengar kedua Si Bungsu segera ingat pada teman negronya yang
bekas pasukan Baret Hijau dari Inggeris ini masih bernama Tongki itu. Seorang ahli menyamar dan
memanggilnya dengan sebutan letnan. Pangkat itu menyusup yang nyaris tak ada duanya. Tongki
memang pernah “diberikan” padanya, ketika mereka akan mengerdipkan mata. Kemudian si Bungsu meninggalkan
berperang melawan sindikat penjualan wanita di lapangan udara Paya Lebar itu bersama Fabian.
Singapura ini beberapa tahun yang lalu. Semacam Meninggalkan Tongki disana. Mencari informasi tentang
pangkat tituler, sebab kemahirannya ternyata melebihi turis-turis tersebut. Mereka nenuju sebuah mobil Cadilac
kemahiran rata-rata anggota baret hijau itu dalam hal besar berwarna hitam metalik.
bela diri.
“Mobilmu Kapten?”
“ Mana teman-teman yang lain?”
“Yap.”
“ Mereka mempersiapkan perjalan kita.
“Kau kaya sekarang”
“Nanti kita akan berkumpul di rumahku. Hei... Sejak
“Bukan aku, tapi ayahku. Dua tahun yang lalu ayahku
tadi engkau memperhatikan turis-turis itu..” bisik kapten
meninggal di Inggris. Dia tak punya ahliwaris selain aku
Fabian ketika menyebut kalimat terakhir ini.
dan ibuku. Kini ibuku ada disini. Kau bisa bertemu nanti.
Si Bungsu kagum juga, ternyata kawannya ini Ayahku meninggalkan harta tak tanggung-tanggung.
mengetahui apa yang dia perhatikan. Barang kali dia dulu korupsi…”
“Saya ingin tahu dimana mereka menginap, Si Bungsu menatap heran.
Kapten…” Katanya pelan
“Ah tidak, ayahku seorang bangsawan”.
“Itu mudah diatur…”
Kapten itu tersenyum, menjalankan mobilnya keluar
“Juga hal-hal lain yang dirasa perlu tentang identitas areal pelabuhan. Mereka meluncur di jalan raya.
mereka..”

117
“Turis yang kau curigai tadi, apakah mereka dari secara terang-terangan, mereka justru memakai jalur
Belanda?” Fabian bertanya sambil menyetir mobil. turis, bukan?”

“Ya. Nampaknya mereka dari Belanda. Saya -Episode 432-


mendengar bahasa yang mereka gunakan..”
Si Bungsu tak menjawab. Selama di Indonesia dia
“Kau hawatir bahwa mereka sebenarnya akan
memang tak tertarik sedikitpun soal Irian Barat itu.
menuju Irian Barat?”
Masalah yang dia hadapi adalah masalah dimana dia
Si Bungsu menoleh pada kawannya itu. Dia hanya berada secara langsung. Yaitu di tengah kecamuk
menduga semulanya. Apakah kapten ini mengetahui lebih pergolakan PRRI. Dia hanya mendengar soal Irian Barat itu
jauh? dari siaran-siaran radio. Tapi begitu sampai di negeri
“Saya mengikuti berita-berita yang terjadi di orang, entah mengapa, ada saja suatu rasa yang tak
negerimu, Bungsu. Saya punya bisnis di Singapura ini. dapat digambarkan dengan kata-kata, betapa rasa
Dan salah satu negeri terdekat, salah satu negeri dimana solidaritas, rasa bangga terhadap tanah air, dan rasa
ekonomi Singapura terkait, adalah negerimu. Saya amarah terhadap orang yang ingin meneruskan
mengikuti setiap yang terjadi di sana. Dan kami bukannya penjajahan, tiba-tiba saja meresap demikian dalamnya.
tak tahu, saat ini banyak sukarelawan Indonesai yang ‘’Cukup banyak yang Anda ketahui, Fabian. Saya
telah diterjunkan di daratan Irian. Sukarelawan yang tak harap, saya dapat cerita yang cukup banyak pula..’’
lain daripada pasukan-pasukan komando. Saya tak
‘’Tentang negerimu, di sini tak ada yang dirahasiakan
bersimpati dengan pemimpin negaramu, Bungsu. Terlalu
Bungsu. Semua terbeber tanpa ada yang disembunyikan
dekat dengan komunis. Saya hanya simpati denganmu.
sedikitpun. Dibeberkan oleh puluhan wartawan Barat dan
Saya juga pernah mendengar bahwa ada pasukan-
Timur dalam berbagai bahasa. Namun saya kurang tahu
pasukan organik Belanda yang telah diselusupkan ke Irian.
apakah ada pasukan Belanda yang dikirim lewat
Dan.. mana tahu, karena tak dapat mengirim pasukan

118
Singapura atau tidak, itu memang dirahasiakan Belanda. ‘’Sahabatmu adalah juga sahabat saya, Bungsu.
Kini ada satu soal yang ingin saya katakan padamu….’’ Demikian juga mereka memperlakukan kami. Kami

Bekas kapten Baret Hijau itu tak melanjutkan mereka anggap penggantimu. Kami mereka undang

ucapannya. Dia menghentikan mobilnya di depan sebuah dalam tiap acara resepsi yang diadakan Konsulat.

bangunan. Si Bungsu segera ingat bangunan itu. Hatinya Demikian pula ketika overste itu dipindahkan. Pada acara

berdegub kencang. Gedung itu adalah gedung Konsulat perpisahan dengannya, kami juga diundang..’’

Indonesia. Dia pernah di sini beberapa tahun yang lalu. Si Bungsu menarik nafas, membayangkan masa

Atase Militer di Konsulat adalah sahabatnya, Overste lalunya ketika di Bukitinggi. Mobil yang mereka kendarai

Nurdin. Teman seperjuangannya ketika melawan Belanda meluncur terus di jalan-jalan kota Singapura yang

di Pekanbaru. Lebih daripada itu, isteri atas militer itu kelihatan bersih dan teratur. Di suatu tempat, di daerah

adalah Salma. Gadis yang meninggalkan bekas amat Petaling Jaya, mobil itu membelok ke sebuah pekarangan

dalam di hatinya. yang amat luas dan berpagar tinggi. Jauh di tengah
pekarangan itu tegak sebuah rumah model Tahun 1800
‘’Ingat gedung ini?’’ tanya Fabian.
yang antik.
‘’Apakah mereka masih di sini?’’ Si Bungsu balik
Padang rumput pekarangan luas itu berwarna hijau
bertanya. Perlahan Fabian menjalankan mobilnya kembali.
bersih. Dan di tengah lapangan hijau itu, rumah antik
‘’Tidak. Mereka telah pindah. Mereka kini di India. tahun 1800 itu seperti muncul tiba-tiba. Berwarna putih
Overste Nurdin menjabat sebagai Atase Militer di New kemerlap dengan lampu-lampu kristal. Putih bersih di
Delhi. tengah permadani hijau. Benar-benar pemandangan yang
‘’Sudah lama mereka pindah?’’ mempesona. Di depannya ada taman dengan pohon-

‘’Setahun yang lalu’’ pohon bonsai dan bambu cina.

‘’Anda hadir di sini ketika dia pindah?’’

119
‘’Ini rumahku. Di sini aku dan ibuku tinggal, Bungsu..’’ limapuluh lelaki yang mengaku turis itu, saya rasa empat
Fabian berkata sambil menghentikan mobilnya. Seekor puluh diantaranya adalah tentara reguler. Saya tak yakin
anjing jenis pudel yang lucu berlari menyongsong. mereka orang Scot, Jerman atau bangsa manapun,

‘’Ini bukan rumah, Fabian. Ini istana..’’ kata si Bungsu mereka itu orang Belanda. Saya berani bertaruh. Dan saya

tak habis-habisnya mengagumi rumah bertaman yang berhasil mendapatkan ini dari salah satu kantong

ditata dengan selera aristokrat itu. mereka’’

‘’Mari kita menemui Ibu..’’ Tongky memberikan sehelai kertas kepada Kapten
Fabian. Kertas itu dikembangkan di atas meja. Si Bungsu
Si Bungsu melangkah menaiki tangga bersusun
melihat kertas itu tak lain daripada sebuah peta. Peta
empat panjang-panjang. Nyaris sepanjang bahagian
Singapura.
depan rumah tersebut. Dan di pintu, berdiri ibu Fabian.
Perempuan tua itu kelihatan anggun dan berwajah ramah. “Saya juga memiliki peta itu..’’ ujar si Bungsu.

Fabian mengenalkan si Bungsu pada ibunya. Tak berapa Dia mengambil dari kantongnya sebuah peta yang
lama mereka berada di rumah, sebuah sedang lain nyaris sama. Peta itu adalah brosur pariwisata yang dapat
muncul dan berhenti di halaman. Dari dalamnya keluar diambil gratis di Airport Payalebar.
Tongky, Negro yang ahli menyamar itu. Mereka ‘’Ini hanya peta pariwisata yang dibagikan gratis..’’
berkumpul di ruang samping. katanya.
‘’Siapa turis-turis itu sebenarnya?’’ Peta itu memang mirip sekali. Di sana ditunjukan
Kapten Fabian memulai pembicaraan. Tongky tak beberapa tempat wisata. Beberapa pulau dan teluk.
segera menjawab. Dia menghirup jus dingin yang dia Pelabuhan dan terminal taksi. Bank dan lapangan udara.
ambil dari lemari es. “Tidak, Bungsu. Ini memang mirip dengan milikmu.
‘’Ada enam puluh turis dari Belanda, Jerman dan Tapi ini ada bedanya. Ini..’’
Scotlandia. Sepuluh di antaranya perempuan. Tapi dari

120
Fabian lalu menunjuk ke sebuah teluk di selatan -Episode 433-
Singapura. Tak begitu kentara, namun jelas ditandai
Fabian menunjuk sebuah teluk di bahagian selatan
dengan pinsil. Tanda yang tak begitu menyolok. Kemudian
pulau itu. Di depan teluk itu ada sebuah pulau kecil.
Fabian juga menunjuk beberapa titik di pelabuhan
Nampaknya kalau benar kapal selam Belanda itu ada di
Singapura. Tanda beberapa kapal yang berlabuh.
sana, maka dia tersembunyi dari pandangan orang.
‘’Ini adalah kapal-kapal dagang. Tapi ada bedanya. Di
Daerah daratan teluk itu memang tak berpenghuni. Teluk
teluk ini, dengan tanda pensil bergambar garis bengkok
di situ, seperti umumnya teluk di sekitar pulau Singapura,
ini, adalah semacam kode dalam kemiliteran, bahwa di
adalah teluk yang lautnya tak terbilang dalam. Namun
sini ada kapal selam. Dan ini… kapal-kapal dagang yang
dengan lindungan pepohonan, terutama pohon-pohon
ditandai ini, diantara puluhan kapal dagang di pelabuhan,
beringin dan bakau yang memang menjadi ciri khas pantai
ada lima kapal perang yang disulap seperti kapal dagang.
pulau tersebut, dua atau tiga buah kapal selam dengan
Meriam-meriam dikamuflase sedemikian rupa, sehingga
aman dapat merapat ke pantai. Bersembunyi di bawah
sepintas nampaknya seperti tumpukan peti barang..’’
naungan dedaunan.
papar Fabian.
Bagi Singapura nampaknya tak pula ada alasan untuk
Si Bungsu tak bisa bicara saking kagetnya.
menolak kehadiran kapal selam itu, Sebab Singapura
‘’Mereka akan menyerang Indonesia..’’ akhirnya dia adalah bahagian dari Malaysia, Negara Persemakmuran
berkata. Inggeris. Dan mereka punya hubungan baik dengan
‘’Barangkali tidak. Tetapi mereka akan membalas jika Belanda. Si Bungsu menatap peta itu. Kemudian menatap
presidenmu yang condong ke komunis itu memerintahkan ke laut.
menyerang Irian Barat..’’ ‘’Di mana kapal-kapal perang yang disulap seperti
Si Bungsu menatap Fabian dan Tongky bergantian. kapal dagang itu?’’ tanyanya pelan.

‘’Kalian mengetahui rahasia ini sejak lama?’’

121
Fabian dan Tongky menatap ke laut. Ke kapal besar Si Bungsu menatap kapten itu. Si kapten bekas Baret
kecil yang buang jangkar. Hijau tentara Inggeris itu ternyata cepat sekali menebak.

‘’Mereka berada diantara kapal-kapal yang banyak ‘’Benar, bukan?’’


itu, Bungsu..’’ jawab Fabian. ‘’Saya tak tahu caranya’’
Si Bungsu berdiri. Melipat peta tersebut dan ‘’Makanya ku katakan, kau butuh kami’’
memasukannya ke kantongnya.
‘’Tapi kalian tak menyenangi politik negaraku yang
‘’Hei, akan kemana?’’ tanya Fabian begitu melihat si pro komunis’’
Bungsu bergerak.
‘’Benar. Soekarno akan membawa negerimu ke
‘’Ini urusanku, kawan. Ada sedikit pekerjaan yang kemelaratan yang tak bertepi bila memilih komunis
harus kulakukan’’ sebagai sahabatnya. Tapi dalam hal meledakan kapal
‘’Hei sobat, kau tak dapat meninggalkan kami begitu selam Belanda itu, kami tak berniat membantu negaramu.
saja. Apapun yang akan kau lakukan, terutama bila Kami hanya ingin membantumu. Kita telah terikat dengan
bersangkut paut dengan kapal selam dan kapal perang sumpah persahabatan. Ingat? Kami akan membantumu!’’
itu, kau tak dapat bekerja sendirian. Tenaga kami kau Sepi.
butuhkan’’ ujar Fabian sambil membayar minuman.
Si Bungsu tak tahu harus menjawab bagaimana.
Mobil menuju ke suatu daerah di luar kota. Di sebuah
Si Bungsu tak berkata. Dia naik ke mobil, di susul perempatan mereka berhenti. Tongky melompat turun,
Tongky dan Fabian. menuju ke sebuah telepon umum. Menelepon beberapa

‘’Kau akan menenggelamkan kapal selam itu bukan, saat. Lau naik kembali ke mobil.

kawan?’’ Fabian bertanya sambil menjalankan mobilnya. ‘’Siapa saja yang dapat kau hubungi?’’ tanya Fabian
begitu Tongky duduk di bangku belakang.

122
‘’Sony, ahli peledak itu..’’ jawab Tongky. Fabian menunjuk sebuah teluk di bahagian selatan

Setengah jam kemudian, mereka sampai ke sebuah pulau itu. Di depan teluk itu ada sebuah pulau kecil.

rumah yang terletak di tengah rerimbunan pohon. Si Nampaknya kalau benar kapal selam Belanda itu ada di

Bungsu segera ingat, di rumah ini dahulu mereka sana, maka dia tersembunyi dari pandangan orang.

merencanakan penyerbuan terhadap kelompok penjual Daerah daratan teluk itu memang tak berpenghuni. Teluk

perempuan di kota ini. Tak lama setelah mereka berada di di situ, seperti umumnya teluk di sekitar pulau Singapura,

rumah itu datang Sony, bekas sersan Green Barret yang adalah teluk yang lautnya tak terbilang dalam. Namun

ahli peledak itu. Dengan senyum lebar dia menyalami dan dengan lindungan pepohonan, terutama pohon-pohon

memeluk di si Bungsu. beringin dan bakau yang memang menjadi ciri khas pantai
pulau tersebut, dua atau tiga buah kapal selam dengan
‘’Hei, akan ada pesta nampaknya..’’ katanya.
aman dapat merapat ke pantai. Bersembunyi di bawah
‘’Kau punya pengetahuan tentang kapal selam?’’ naungan dedaunan.
Fabian memburunya dengan pertanyaan.
Bagi Singapura nampaknya tak pula ada alasan untuk
‘’Tenang….tenang! Kenapa terburu amat. Saya masih menolak kehadiran kapal selam itu, Sebab Singapura
ingin bercerita dengan orang Indonesia kita ini. Apa ada adalah bahagian dari Malaysia, Negara Persemakmuran
perang yang harus kita selesaikan segera?’’ Inggeris. Dan mereka punya hubungan baik dengan
Fabian segera meninggalkan mereka. Masuk ke Belanda. Si Bungsu menatap peta itu. Kemudian menatap
kamar yang di kanan. Tak lama kemudian muncul lagi ke laut.
dengan beberapa batang dinamit serta beberapa kotak ‘’Di mana kapal-kapal perang yang disulap seperti
karton dan beberapa gulung kabel. kapal dagang itu?’’ tanyanya pelan.

-Episode 434- Fabian dan Tongky menatap ke laut. Ke kapal besar


kecil yang buang jangkar.

123
‘’Mereka berada diantara kapal-kapal yang banyak ‘’Saya tak tahu caranya’’
itu, Bungsu..’’ jawab Fabian. ‘’Makanya ku katakan, kau butuh kami’’
Si Bungsu berdiri. Melipat peta tersebut dan ‘’Tapi kalian tak menyenangi politik negaraku yang
memasukannya ke kantongnya. pro komunis’’
‘’Hei, akan kemana?’’ tanya Fabian begitu melihat si ‘’Benar. Soekarno akan membawa negerimu ke
Bungsu bergerak. kemelaratan yang tak bertepi bila memilih komunis
‘’Ini urusanku, kawan. Ada sedikit pekerjaan yang sebagai sahabatnya. Tapi dalam hal meledakan kapal
harus kulakukan’’ selam Belanda itu, kami tak berniat membantu negaramu.

‘’Hei sobat, kau tak dapat meninggalkan kami begitu Kami hanya ingin membantumu. Kita telah terikat dengan

saja. Apapun yang akan kau lakukan, terutama bila sumpah persahabatan. Ingat? Kami akan membantumu!’’

bersangkut paut dengan kapal selam dan kapal perang Sepi.


itu, kau tak dapat bekerja sendirian. Tenaga kami kau Si Bungsu tak tahu harus menjawab bagaimana.
butuhkan’’ ujar Fabian sambil membayar minuman. Mobil menuju ke suatu daerah di luar kota. Di sebuah
perempatan mereka berhenti. Tongky melompat turun,

Si Bungsu tak berkata. Dia naik ke mobil, di susul menuju ke sebuah telepon umum. Menelepon beberapa

Tongky dan Fabian. saat. Lau naik kembali ke mobil.

‘’Kau akan menenggelamkan kapal selam itu bukan, ‘’Siapa saja yang dapat kau hubungi?’’ tanya Fabian

kawan?’’ Fabian bertanya sambil menjalankan mobilnya. begitu Tongky duduk di bangku belakang.

Si Bungsu menatap kapten itu. Si kapten bekas Baret ‘’Sony, ahli peledak itu..’’ jawab Tongky.
Hijau tentara Inggeris itu ternyata cepat sekali menebak. Setengah jam kemudian, mereka sampai ke sebuah
‘’Benar, bukan?’’ rumah yang terletak di tengah rerimbunan pohon. Si

124
Bungsu segera ingat, di rumah ini dahulu mereka Sony menatap si Bungsu. Si Bungsu membawa
merencanakan penyerbuan terhadap kelompok penjual temannya itu ke luar. Mereka berjalan di pekarangan yang
perempuan di kota ini. Tak lama setelah mereka berada di dipenuhi pepohonan. Si Bungsu menceritakan tentang
rumah itu datang Sony, bekas sersan Green Barret yang kemelut Irian Barat. Termasuk terbunuhnya Komodor Yos
ahli peledak itu. Dengan senyum lebar dia menyalami dan Sudarso di Laut Arafuru. Kemudian tentang kapal selam
memeluk di si Bungsu. yang ada di teluk itu. Sony mengangguk mengerti.

‘’Hei, akan ada pesta nampaknya..’’ katanya. ‘’Kau ingin kita berbuat sesuatu degan kapal selam

‘’Kau punya pengetahuan tentang kapal selam?’’ itu, bukan?’’

Fabian memburunya dengan pertanyaan. Si Bungsu mengangguk. Sony tersenyum, lalu masuk

‘’Tenang….tenang! Kenapa terburu amat. Saya masih ke rumah. Di dalam, Fabian dan Tongky sudah mulai

ingin bercerita dengan orang Indonesia kita ini. Apa ada ‘meramu’ beberapa buah dinamit.

perang yang harus kita selesaikan segera?’’ ‘’Kapan kita ke teluk itu?’’ tanya Sony.

Fabian segera meninggalkan mereka. Masuk ke ‘’Secepatnya. Kini Tongky harus ke sana. Teliti
kamar yang di kanan. Tak lama kemudian muncul lagi beberapa buah kapal selam di sana, berapa orang
dengan beberapa batang dinamit serta beberapa kotak awaknya, berapa jauh dari tepi pantai, berada di atas air
karton dan beberapa gulung kabel. atau di dalam airkah, berapa orang yang menjaga di
pantai dan tempat-tempat penjagaanya’’ ujar Fabian
-Episode 435-
kepada Tongky.
‘’Oke..oke, Kapten. Tapi jelaskan dulu, apa yang akan
Negro yang setia itu segera bangkit dan tanpa
kita kerjakan..’’ ujar Sony.
banyak bicara berjalan ke luar. Tak lama kemudian
‘’Si Bungsu akan menceritakannya padamu…’’ terdengar suara mobil meninggalkan pekarangan rumah
itu. Fabian dan Sony meneruskan membuat persiapan. Si

125
Bungsu yang tak mengerti sama sekali pada bahan-bahan Si Bungsu menoleh. Melihat kulitnya saja dia tahu tak
peledak hanya menatap saja dengan diam kedua pernah mengenal buku itu sebelumnya. Dia menggeleng.
sahabatnya itu bekerja. Fabian mengambil tempat duduk di sisi si Bungsu.

Hampir sejam pekerjaan itu. Selesai merakit dinamit, ‘’Buku ini pantas kau baca. Bahkan bukan hanya
Sony mengeluarkan makanan dari lemari es. Ada daging Anda saja, tetapi barangkali juga pantas dibaca oleh
dan telur serta beberapa jenis makanan kaleng. Sony semua pimpinan negaramu..’’ dia meletakan buku itu di
memanggang daging itu di pemanggang di atas bara meja.
kayu. Kemudian membuat telur mata sapi. Lalu Sebuah buku cukup tebal. Si Bungsu masih belum
memotong roti. Dan mereka makan dengan lezat. meraihnya. Namun dapat membaca judul dan pengarang
Selesai makan siang, mereka bertiga mempersiapkan buku tersebut. Buku itu karangan James Mossman, penulis
peralatan untuk menyelam. Mulai dari skuba, yaitu tabung asal Inggeris. Judul bukunya REBELS IN PARADISE
zat asam yang terbuat dari besi, masker kepala yang juga (Indonesia’s Civil War).
dari besi sampai pada pistol. Tak seorangpun yang bicara ‘’Buku itu bercerita banyak sekali tentang negerimu,
selama mempersiapkan peralatan itu. Kemudian ketika Bungsu. Tentang Indonesia, dan lebih khusus lagi tentang
alat-alat itu selesai mereka siapkan, mereka duduk di Minangkabau. Yaitu cerita tentang PRRI. Cerita tentang
ruangan depan. kenapa mereka memberontak dan kenapa mereka
Fabian mengambil sebuah buku dari lemari kemudian kalah..’’
membawanya ke ruang depan dimana si Bungsu dan Sony Fabian menceritakan isi buku itu sambil meneguk
tengah membaca koran-koran lama. minuman kaleng yang diambil dari lemari es. Tak dapat
‘’Pernah membaca buku ini?’’ tidak, si Bungsu jadi tertarik jadinya. Dia memang tak
mengerti sama sekali tentang politik. Dan dia tak mau ikut

126
campur masalah itu. Dia seorang awam. Sekolahnya Kau tahu tentang rumahmu, kemudian kau dengar orang
hanya sampai SMP. Kemudian terbengkalai. bercerita tentang rumahmu itu, maka kau akan ketahui

Nasib telah menyeretnya ke dalam badai dan mana yang benar mana yang tak benar…”

gelombang kehidupan yang tak kunjung menghempas ke Si Bungsu meraih buku itu. Buku itu dicetak buat
pantai yang tentram. Nasib dan penderitaan jua yang pertama kali di tahun 1961. kulitnya berwarna merah
telah menyeretnya sampai ke Jepang, ke Singapura dan putih dan hitam. Sudah cetakkan kedua. Di kulit luar itu
Australia. Dan nasib serta kebetulan otaknya sedikit encer ada gambar sepotong tangan yang seperti menggapai,
saja, makanya dia dapat belajar bahsa Jepang dan ada bercak-bercak darah dan lingkaran yang tak mengetri
Inggeris. Barangkali kedua bahasa itu tak dia kuasai dia apa maksudnya. Nampaknya kulit buku itu dirancang
sebagaimana tamatan perguruan tinggi, namun sekedar dengan selera setengah pop.
untuk hidup, dia memahami kedua bahasa tersebut. Warna hitam dan merah, selain ingin
‘’Buku ini tak boleh masuk ke negerimu, Bungsu. menggambarkan keseraman, juga ingin menimbulkan
Saya tahu beberapa orang pimpinan politik dan wartawan suasana misteri. Namun kesan tak menarik tak bisa
yang menyelusup kemari. Mereka kasak kusuk mencari disembunyikan dari ilustrasi itu. Kalau ada yang menarik
buku-buku atau majalah yang menulis tentang negerimu, barangkali adalah judulnya itu. Tentang pemberontakan-
tentang pimpinan-pimpinan negaramu. Aneh juga bukan, pemberontakan yang terjadi di Indonesia.
orang terpaksa pergi jauh-jauh dari rumahnya, bertanya
kepada orang lain tentang segala sesuatu yang terjadi di
dalam rumahnya sendiri.

Itu pertanda, di dalam rumahnya dilarang berbicara


tentang kebenaran. Begitulah negerimu kini, sobat. Kau -Episode 436-
bisa baca buku ini. Barangkali tak semuanya benar,
namun kau dapat menjadikannya sebagai pembanding.
127
-Episode 437- lebih terkejut daripada perwira-perwira yang
mengangkatnya ke atas jabatan pemberontaknya. Itulah
Di halaman lain, si Bungsu membaca tulisan
tulisan Mossman tentang Syafruddin Prawiranegara.
Mossman sebagai berikut: “Sejak hari-hari pertama
Selanjutnya, wartawan Inggeris itu mencerca
perang saudara itu, Mossman mempunyai kesan yang
Syafruddin dengan pedas. Dalam bukunya itu dia menulis:
pelik. Adapun Simbolon dan pemimpin militer yang lain,
‘’Syafruddin seorang kerani, bernafsu, picik. Ia adalah
pendiri-pendiri sesungguhnya dari gerakan otonomi
kerani bank yang akhirnya lepas lalang dan merampok
Sumatera Tengah, tidak pernah mengharapkan akan
bank.’’
harus berkelahi sama sekali untuk kepercayaan-
kepercayaan mereka. Mereka mengira akhirnya akan Tapi Mossman tak pernah menjelaskan kebenaran

berunding di meja konferensi dengan Soekarno. Menurut tuduhan pedasnya, Bank mana saja yang dirampok oleh

Mossman pula, pasti Syafruddin tak pernah mengira akan Syafruddin. Di halaman lain, si Bungsu membaca tentang

terjadi segalanya itu. Yakni PRRI akan diserang dengan PRRI itu sebagai berikut: ‘’Tokoh-tokoh PRRI tampaknya

kekuatan tentara oleh Jakarta. sangat mengandalkan bantuan Barat. Sebab PRRI
berjuang antara lain untuk menghancurkan komunis di
Sampai saat-saat akhir, dia percaya pada bantuan
Indonesia. Namun ketika bantuan itu tak kunjung datang,
pasukan dan sekutu-sekutunya, prajurit-prajurit, politisi
atau kalaupun datang tapi tak menentu dan dalam jumlah
dan dunia barat. Kekalahan tak masuk akal baginya,
yang nyaris tak ada arti untuk mempersenjatai beberapa
karena dia percaya perjuangannya adalah benar. Ketika
resimen, sementara tentara APRI telah mendesak terus,
dilihatnya prajurit-prajurit PRRI tak mampu menghadapi
mereka tak dapat berbuat lain, kecuali menyumpah dan
serangan udara dan tak punya keinginan untuk
amat kecewa.”
menewaskan sesama orang Indonesia, atau dibunuh oleh
mereka dalam suatu pertarungan untuk mana mereka Dalam suatu wawancara antara Mossman dengan

tidak begitu aktif perasaan simpati mereka, maka dia jauh Simbolon di Mess Perwira Padangpanjang pada 15 April
1958 (Saat itu APRI telah maju cukup banyak) dia berkata:
128
‘’Kami memerlukan pesawat-pesawat pemburu. Hanya gabungan antara PRRI dengna pasukan Darul Islam (DI) di
dua atau tiga pemburu jet. Satu malah dengan penerbang Aceh dan Sulawesi Selatan.
yang baik. Yang akan menghasilkan tipu muslihat. Kami Adapun DI yang fanatik Islam amat tak berkenan di
akan mampu menahan majunya pasukan Nasution. hati orang Permesta yang beragama Kristen seperi Vence
Mengapa Barat tak melihat hal ini? Mengapa mereka tak Sumual, Alex Kawilarang, Simbolon dan Dr. Sumitro
mempunyai cukup kepercayaan buat mengirimkan Djojohadikusumo. Proklamasi PRRI itu adalah awal dari
beberapa pesawat pemburu, yang buruk sekalipun? Tak perpecahan di kubu PRRI dan Permesta. Pemberontakan
lama lagi, jika bantuan itu datang juga, keadaan sudah itu dianggap selesai sejak Presiden Soekarno memberikan
akan terlalu terlambat’’. Itu ucapan Simbolon. amnesti dan abolisi secara umum terhitung 5 Oktober
Dalam buku itu juga Mossman memperjelas siapa 1961.
yang dimaksud oleh tokoh-tokoh PRRI itu dengan “teman Si Bungsu meletakkan buku tebal itu di meja.
barat” itu. Mossman menunjukan peranan Central Menatap pada kedua temannya bekas tentara Baret Hijau
Intelligence (CIA) dari Amerika dalam kemelut perang itu.
saudara itu. Sebelum pecah perang saudara, beberapa
‘’Buku itu tak ada di Indonesia bukan?’’ tanya Fabian.
tokoh PRRI bertemu dengan agen-agen CIA di Sumatera,
Si Bungsu menatap buku tersebut. Dia menggeleng.
dan di lain-lain tempat.
‘’Saya tak tahu. Saya tak berminat pada masalah-
Hanya dia tak merinci tempat-tempat pertemuan itu.
masalah begini di sana. Saya bukan politisi, bukan militer,
Tak menyebutkan kota dan tempat serta waktunya.
bukan cerdik pandai.
Kemudian menurut Mossman, salah satu sebab kenapa
PRRI berantakan dari dalam ialah karena -Episode 438-
diproklamirkannya Republik Persatuan Indonesia (PRRI) di
Saya tak tahu buku mana yang boleh beredar dan
Bonjol tanggal 7 Februari 1960. Republik ini merupakan
mana yang tidak di negeri saya itu. Lagipula, saya bukan

129
ortang terdidik yang menyukai buku,’’ ujarnya jujur ‘’Negerimu itu sesungguhnya negeri yang amat kaya,
tentang dirinya. kawan. Di sana, matahari bersinar sepanjang zaman.

‘’Buku itu memang dilarang di negerimu, Bungsu. Negerimu negeri yang amat sangat dilimpahi Rahmat

Sebab, meskipun sebahagian besar bicara tentang Tuhan. Apapun yang kalian tanam di sana hidup dan

kelemahan PRRI, dia juga bicara tentang kelemahan dan tumbuh dengan subur. Untuk kemudian menghasilkan

kesalahan yang dibuat oleh Presidenmu, oleh para panen yang melimpah. Di sana tak ada musim gugur, tak

menteri dan pemimpin negeri kalian yang goblok, serakah ada musim salju yang memunahkan seluruh jenis

dan pengecut!’’ tetumbuhan. Tidak, negerimu panen bisa berlangsung


sepanjang zaman. Tapi kenapa rakyatmu melarat? Kenapa
Si Bungsu menatap wajah temannya itu. Mukanya
kelaparan? Apa yang tak ada di sana? Sebutlah: emas,
jadi merah. Betapapun juga, rasa nasionalismenya jadi
perak, minyak, batubara, timah, tembaga, lada, pala,
tersinggung. Dia tahu, tak semua pimpinan di negerinya
beras, pisang dan seribu macam sayur mayur. Apalagi
sejelek yang diucapkan Fabian. Tapi bekas kapten tentara
yang kalian butuhkan? Tapi rakyat kalian tak bisa turun ke
Baret Hijau ini memaki mereka sama rata. Fabian segera
sawah, ke ladang dengan aman, sebab banyak teror dan
menyadari jalan pikiran temannya itu.
intimidasi politik. Mereka tak dapat turun ke laut
‘’Sorry, kawan. Saya memang agak emosi. Soalnya menangkap ikan yang melimpah, karena bajak laut
negerimu itu amat condong ke komunis. Sebahagian sepertinya ada di mana-mana. Tidak hanya bajak laut
besar rakyat kalian kini menjerit kelaparan. Sementara dalam arti harafiah, tetapi pembajak dalam segala hal!
segelintir orang-orang berkuasa, atau yang dekat dengan Segelintir pemimpin kalian terlalu sewenang-wenang.
penguasa, hidup mewah’’ Cobalah renungkan, di negeri yang kaya raya dan subur
Si Bungsu masih tetap diam dan masih menatap seperti itu, orang harus membeli beras dengan kupon,
Fabian. Fabian bicara lagi. membeli minyak dan garam dengan kupon. Bukankah di
kampungmu, di Minangkabau ada istilah ayam di lumbung

130
mati kelaparan? Nah, itulah yang terjadi dengan rakyat Saya mengenal nama beberapa orang di antaranya,
Indonesia, kawan’’. Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Tapi mereka telah

Tidak dapat tidak si Bungsu kagum atas ucapan disikat penguasamu, masuk bui dan korannya dibredel.

Fabian. Begitu banyak yang dia ketahui tentang Indonesia. Selebihnya, wartawan-wartawan di sana kebanyakan

Sesuatu yang dia sendiri tak begitu memahaminya. adalah pelacur, atau tukang peras. Barangkali tak semua,
masih cukup banyak yang baik. Namun lebih banyak yang
‘’Banyak yang kau ketahui tentang negeriku,
tak baik. Mereka menulis apa yang menyenangkan hati
kawan..’’ katanya pelan sambil melempar pandangan
para pimpinan saja. Bukankah di negerimu ada istilah
keluar.
ABS-isme? Asal Bapak Senang? Nah, kami memang
‘’Saya mengetahuinya lewat koran.’’ mempercayai wartawan kami. Karena umumnya mereka
‘’Apakah menurut dugaanmu semua yang ditulis bukan pelacur jurnalistik’’.
koran itu benar?’’ Si Bungsu terdiam. Tentang jurnalistik, dunia
‘’Koran di negeri ini berbeda dengan koran di kewartawanan, dia benar-benar tak mahfum seujung
negerimu, sobat. Wartawan di negeri ini, dan di negeri kukupun. Fabian lalu bangkit, menuju ruang dalam. Dari
kami, berbeda dengan wartawan di negerimu. Wartawan lemari buku dia memilih beberapa saat. Kemudian
di negeri kami menulis fakta. Dan mereka tak takut membawa keluar sebuah buku. Duduk dan meletakan
sedikitpun pada resiko yang ditimbulkan oleh fakta yang buku itu di depan si Bungsu. Dia melihat dan membaca
mereka ungkapkan. Itulah sebabnya kenapa kami judul buku tersebut, “THE REBELS”. Di tulis oleh Brian
menaruh kepercayaan kepada wartawan-wartawan kami. Crozier. Nampaknya penulis ini juga orang Inggeris.
Percaya pada apa yang mereka tulis. Tidak seperti ‘’Buku ini, kawan, adalah sebuah buku study tentang
wartawan di negerimu. Yang menulis hanya demi periuk pemberontakan-pemberontakan yang terjadi setelah
nasi. Memang ada wartawan jempolan di negerimu, yang Perang Dunia II. Tidak hanya memuat tentang
tak mau kompromi dengan penguasa yang tak benar. pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia, tetapi juga

131
memuat dan menelaah pemberontakan Fidel Castro kedua perang gerilya, ketiga perang besar-besaran. Tentu
terhadap Batista di Cuba, Ho Chi Minh di Vietnam dan Ben tidak semua pemberontakan diakhiri, tidak semuanya
Bella di Afrika, dua yang terakhir memberontak melawan mencapai tahap kedua dan malah sedikit sekali yang
Perancis. Lalu Uskup Besar Makarios di Pulau Kreta yang sampai pada tahap ketiga. Hanya pemberontakan
memberontak terhadap Inggeris. Agar engkau tak lelah, PRRI/Permesta yang sungguh luar biasa, karena dia tak
saya akan uraikan secara singkat isi buku ini, yaitu jika memenuhi ketiga pola tadi. PRRI dimulai dimana
engkau berminat. Jadi engkau tak perlu membaca pemberontakan harus diakhiri dan itupun kalau dia sudah
keseluruhan isinya…’’ berhasil yakin dengan proklamasi suatu pemerintah,

Fabian menatap di Bungsu. Menanti jawabannya. Si dalam hal ini pemerintah yang diproklamasikan di Padang

Bungsu memang berminat, dia mengangguk. Memang dalam bulan Februari 1958 oleh Syafruddin

lebih baik mendengar saja resume buku itu secara garis Prawiranegara. Ini dengan cepat disusul dengan taraf

besar, daripada harus membacanya, yang menilik ketiga, yaitu perang besar-besaran, yaitu tatkala

tebalnya mungkin harus dibaca selama sepekan. pemerintah pusat melancarkan offensifnya di Sumatera

Barangkali banyak istilah dan bahasa yang tak dia dan Sulawesi pada April dan Mei 1958. Kekalahan kaum

ketahui. Dia hanya faham baha Inggeris untuk sehari-hari. PRRI/Permesta di taraf ketiga, mendesak mereka ke taraf

Meski lancar tapi tak mendalam, sekadar “cukup untuk kedua, yakni perang gerilya di hutan dan di gunung,

makan”. melawan pasukan pemerintah Pusat. Tak lama kemudian


tindakan meraka memasuki taraf pertama dalam bentuk
Fabian kemudian membalik-balik buku The Rebels itu,
yang lebih lunak berupa pembakaran kebun-kebun dan
seperti mencoba mengingat garis besar isinya. Sementara
gudang-gudang karet. Barangkali karena urutannya yang
di Bungsu dan Sony menanti dengan diam. Kemudian
terbalik itulah, maka pemberontakan anti-Sukarno dan
Fabian memulai:
anti-Komunis yang dilancarkan PRRI/Permesta menjadi
‘’Menurut Brian Crozier, pola pemberontakkan
bersifat konsisten, melalui tiga tahap. Pertama, teror,
132
gagal. Kemudian menurut Brian, sebab lain kegagalan negara. Sesungguhnya pemberontakan
PRRI itu adalah: PRRI/Permesta tak bakal terjadi jika ia berlaku

1. Tidak adanya persiapan yang cukup dalam bidang sebagai negarawan yang mempunyai pandangan

militer. yang luas. Tapi ternyata dia tak mempunyainya dan


tak mempunyai kemauan dan kemampuan untuk
2. Tidak dilakukannya persiapan untuk kemungkinan
menghindarkan pemberontakan itu. Soekarno
kudeta di Jawa sebagai pusat kekuasaan.
bertanggungjawab pula atas memberi kesempatan
3. Tidak adanya leadership, dalam arti tak adanya amat luas bagi berkembangnya dengan pesat partai
seorang tokoh yang merupakan tokoh nomor satu. PKI.’’
4. Tak adanya perahasiaan mutlak di pihak Fabian berhenti bicara. Menatap pada si Bungsu.
pemberontak tentang apa yang hendak mereka Kemudian melanjutkan perlahan:
lakukan, dan mereka malah mencari publisitas
‘’Soekarno, Presidenmu itu, terlalu memberi hati pada
seluas-luasya tentang apa yang bakal mereka
Komunis. Itu kesalahan utamanya. Sebaliknya dia justru
kerjakan. Demikian sebab-sebab kegagalan
amat curiga pada Angkatan Perangnya, terutama
pemberontakan kaum kolonel dan kaum ekonom ini
Angkatan Darat. Itu kesalahannya kedua. Padahal,
menurut Brian Crozier yang ditambahkannya pula,
Angkatan Darat yang setia padanya, dapat dia gunakan
mereka kekurangan kekuatan dan dukungan rakyat,
menjadi alat stabilisator.
istimewa di Jawa, yang akan menjamin keberhasilan.
Dan adalah perbuatan edan saat mereka Tapi sebaliknya, Angkatan Darat di negerimu, di

memproklamirkan sebuah pemerintahan di bulan bawah pimpinan Jenderal Nasution, terlalu lemah dalam

Februari 1958 di Padang. Dalam pada itu, menurut menghadapi komunis.

buku The Rebels ini, Presiden Soekarno tak bisa -Episode 439-
bebas dari tanggungjawabnya terhadap bangsa dan
Lemah dalam pengertian terlalu ikut memberi hati.

133
Padahal mereka, Komunis itu, telah menikam Negeri yang akan dia turut amatlah jauhnya. Dallas,
Angkatan Darat di Madiun pada Tahun 50. Banyak perwira ibukota negara bahagian Texas di Amerika Serikat sana.
TNI AD yang mereka bunuh. Seyogyanya, Angkatan Darat Dia tak tahu dimana negeri itu. Asing dan jauh. Dia harus
harus memerangi mereka habis-habisan. Namun kesana. Dia harus menemukan Michiko.
negerimu adalah negeri yang aneh. Partai yang demikian —o0o—
jelas-jelas memerangi dan membunuhi sebuah angkatan,
Mereka menyelusup di antara pepohonan. Samar-
bisa hidup dan jadi besar bersama angatan itu. Nah,
samar, di seberang sana kelihatan kapal selam itu berada
kawan, itulah isi buku Brian Crozier ini. Apakah benar atau
di bawah naungan pohon beringin. Kapal itu muncul di
tidak, terserah engkau untuk menilainya. Kalau saja buku
permukaan laut, geladaknya sama rata dengan air. Dua
ini boleh beredar di Indonesia, barangkali akan besar
orang marinir kelihatan mondar mandir di atas geladak
manfaatnya sebagai kaca pembanding bagi pemimpin
itu.
negerimu. Mungkin tak semua yang ditulis ini benar tapi
Menara komando kapal itu kelihatan mencuat ke
bukankah orang luar bisa menilai lebih objektif, karena
atas. Fabian berjongkok. Sekurang-kurangnya ada sebuah
penulis buku ini tak terlibat langsung dalam sengketa
keuntungan bagi mereka kini. Tongky yang ahli
dikedua pihak?’’
menyamar dan menyelusup itu berhasil mendapat
Si Bungsu tak memberikan komentar. Dia samasekali
informasi, bahwa seluruh awak kapal saat ini berada di
memang tak mengerti masalah politik. Segala yang dia
Konsulat Belanda. Yang tinggal di kapal hanya lima orang.
dengar dan dia ketahui tentang negerinya lewat buku
Yaitu seorang melayani radio, seorang di kamar mesin,
atau lewat ucapan Fabian di Singapura ini, hanya akan
seorang perwira jaga dan dua orang marinir yang
jadi sekedar pengetahuan saja. Lagipula dia tak tahu
kelihatan mondar mandir di geladak dengan senapan
kapan dia akan kembali ke Indonesia. Entah akan kembali
mesin di tangan.
entah tidak.

134
Si Bungsu menyelusup cepat dari balik-balik pohon, memperlambat mereka. Dan untuk keseluruhan operasi
dan ikut berjongkok dekat Fabian. Demikian pula Tongky. itu, baik yang di rumah si diplomat, maupun yang di
Mereka hanya bertiga di pantai ini. Hal itu disengaja, kapal, telah disepakati untuk tak akan mengambil korban
sebab jumlah yang banyak bisa menimbulkan risiko yang jiwa.
lebih besar. Dengan personil yang sedikit, kebebasan Persyaratan itu ditetapkan oleh Fabian pada si
bergerak lebih terjamin. Dalam keseluruhan operasi ini, Bungsu. Sebab betapapun jua, Fabian tak punya
mereka hanya berempat orang. Seorang lagi, yaitu Miquel permusuhan dengan Belanda atau Indonesia. Secara etis,
Sancos, keturunan Spanyol – Amerika Latin, bertugas Fabian sebenarnya tak suka ikut campur. Namun rasa
mengawasi rumah diplomat Belanda dimana tengah persahabatan, rasa saling setia kawan melebihi
dilangsungkan resepsi dengan awak kapal selam itu. segalanya. Itulah yang menyebabkan Fabian dan kawan-
Miquel bertugas mengawasi dan melaporkan kalau- kawannya membantu si Bungsu.
kalau ada diantara mereka yang tiba-tiba saja Si Bungsu menyetujui persaratan tersebut. Sebab
meninggalkan ruangan resepsi menuju ke daerah kapal. kehadiran kapal selam di perairan Indonesia bisa
Hal mendadak begitu bisa saja terjadi. Sebab antara kapal membahayakan angkatan laut Indonesia. Maka dia ingin
selam dengan rumah diplomat itu dihubungkan dengan memperkecil bahaya itu.
radio. Kalau orang di kapal merasa ada yang tak beres,
‘’Salah seorang diantara kita harus tetap menjaga di
ada bahaya mengancam, maka mereka bisa mengirim
darat. Dua orang menyelam melekatkan dinamit ke
isyarat ke rumah sang diplomat. Dan orang-orang kapal
dinding kapal. Yang di darat menunggu isyarat dari
itu akan segera meninggalkan rumah itu menuju kapal.
Miquel. Kau berada di darat, Bungsu..’’
Bila itu terjadi, Miquel bertugas sendirian dengan cara
‘’Tidak, Kapten. Ini adalah perangku, aku yang harus
apapun jua, mencegah orang-orang tersebut sampai ke
menyelam. Kau di darat..’’
kapal. Kalau tak bisa mencegah secara total, maka harus
Fabian menatapnya.
diusahakan sebuah ‘kecelakaan’ atau insiden untuk

135
‘’Baik. Saya di darat. Kau dan Tongky menyelam. Beri yang kini dimiliki Belanda, dilengkapi dengan radar anti
mereka kesempatan untuk bisa meninggalkan kapal itu. dinamit yang amat peka. Fabian tak mengetahui karena
Nah, selamat..’’ radar model itu memang baru diketemukan lima tahun

Si Bungsu dan Tongky segera mengangkat skuba, terakhir.

peralatan mereka untuk menyelam. Menyelusup ke Belum disiarkan dalam buletin Angkatan Laut
pantai. Lalu memakai alat tersebut. Pihak Angkatan Laut manapun. Belanda yang menemukannya memang
Belanda memang tak memasang pengawalan di pantai. merahasiakan penemuan itu. Mereka takut kalau-kalau
Mereka demikian yakinnya, bahwa tempat ini amatlah tercium oleh Uni Sovyet. Dan begitu Tongky dan si Bungsu
amannya. Singapura memang negeri yang netral, dan menyelam membawa masing-masing satu tas kecil
malangnya mereka tak memiliki intelijen yang baik, dinamit, penjaga radio yang merangkap penjaga radar
sehingga tak mengetahui, kalau kenetralannya disalah- dalam kapal selam itu segera mengetahui ada bahaya
gunakan Belanda. yang mengancam.

Tongky mengacungkan jempolnya pada si Bungsu Dia melihat di layar radar dua buah titik yang
setelah mereka memakai skuba tersebut. Si Bungsu mendekati amat perlahan dari garis pantai ke kapal.
mengacungkan pula jempolnya. Dan perlahan mereka Petugas radar dan radio ini segera menekan tombol
menyelam, lenyap ke dalam air. Namun ada satu hal yang isyarat. Begitu tombol ditekan, kedua marinir yang ada di
di luar dugaan Fabian dan teman-temannya. Yaitu geladak kapal jadi tahu lewat transmiter kecil dalam
masalah radar. Sebagai seorang perwira baret hijau dari kantong mereka yang mengeluarkan bunyi ‘’tuut…tuuut…
perang dunia kedua. Fabian tahu, bahwa tiap kapal selam tuut’’.
dilengkapi dengan radar. Mereka segera mengokang bedil dan waspada. Radio
Tapi radar itu hanya berfungsi untuk kapal laut atau gelombang tinggi di rumah diplomat Belanda di kawasan
kapal selam dan benda-benda mekanis lainnya. Yang tak Petaling Jaya juga menerima isyarat itu. Penjaga radio
diketahui Fabian adalah, kapal selam jenis buru sergap tersebut segera mengadakan hubungan, dan melakukan
136
pembicaraan singkat. Kemudian dia bergegas menemui si Bungsu sudah dipersiapkan untuk kemungkinan ini.
konsulnya di ruang resepsi. Membisikkan berita yang dia Fabian memerintahkan mereka menyelam sedalam
terima lewat radio. Konsul itu tersenyum, kemudian mungkin. Mereka tak terlihat sama sekali oleh kedua
mendekati seseorang. Membisikan pula sesuatu pada marinir itu.
seseorang, yang tak lain dari komandan kapal selam itu. ‘’Hidupkan mesin, tarik tali..’’ opsir piket memberi
Si komandan memberi isyarat. Dalam waktu singkat, perintah.
sepuluh orang telah berkumpul di ruang belakang.
Mesin segera dihidupkan, dan kapal mulai bergerak.
Sementara yang lain tetap di ruang resepsi.
Naun tak bisa kemana-mana, sebab dua buah tali masih
Kesepuluh orang itu segera menuju garasi di mengikat kapal itu pada dua pohon beringin besar di
belakang. Membuka jas resepsi mereka, dan di balik jas pulau tersebut. Fabian melihat kesibukan itu, dan segera
dan dasi itu, segera kelihatan pakaian marinir. Dan dari mengetahui bahwa kedatangan mereka telah diketahui
dalam garasi itu mereka keluar dengan dua sedan limusin pihak Belanda. Kini dia hanya bisa menanti. Dia tak punya
berwana hitam. Di dalam mobil itu telah tersedia senjata hubungan apa-apa dengan si Bungsu atau Tongky yang
otomatis. Di ruang resepsi, awak kapal yang lain masih tengah menyelam. Dia juga tak punya hubungan dengan
tetap melantai dengan tamu-tamu, dengan gadis-gadis Miquel yang bertugas mengawasi rumah diplomat Belanda
pangggilan yang cantik dan menggiurkan yang sengaja dimana para awak kapal selam itu mengadakan resepsi.
didatangkan oleh sang diplomat untuk mereka. Mereka bertugas dengan perhitungan dan saling

-Episode 440- meyakini.

Fabian menanti dengan tenang. Tiba-tiba dia


Di kapal selam terjadi kesibukan yang luar biasa.
mendengar serentet tembakan dari kedua marinir di atas
Kedua marinir yang menjaga di atas meneliti ke laut.
geladak itu. Kemudian keduanya kelihatan menaiki
Mencoba menembus air lewat pandangan mereka untuk
menara komando, lalu masuk ke dalam. Kapal itu mulai
melihat benda yang mendekati kapal. Namun Tongky dan
bergerak ke tengah sambil mulai menyelam. Fabian jadi
137
tegang. Tembakan kepada siapa itu tadi? Apakah Tongky menyetel jam di dinamit untuk waktu lima menit. Dia
dan si Bungsu tak mematuhi petunjuknya untuk memberi isyarat pada si Bungsu yang tengah
menyelam sedalam mungkin, baru kemudian setelah tiba mempersiapkan dinamitnya pula.
di bawah perut kapal naik melengketkan dinamit ke perut Si Bungsu melihat kelima jari kanan Tongky
kapal, lalu menyelam lagi sedalam mungkin untuk dikembangkan, sambil mendayungkan kakinya yang
menghindar degan kedalaman yang sama waktu datang? memakai telapak itik dari karet itu kuat-kuat, dia
Kalaupun tembakan itu tak mengenai kedua mereka, menyetel jam dinamit itu ke angka lima. Mereka berpacu
maka baling-baling kapal bisa mencelakakan. Kedua mendekati. Dan saat itulah kedua marinir di atas
orang itu akan tersedot ke dalam putaran turbin yang bisa menembakan bedil otomatisnya. Tembakan itu tak
memecahkan skuba, alat penyelam mereka, dan … maut! ditujukan kepada mereka sebab mereka tak kelihatan.
Tongky melihat kapal itu mulai bergerak tatkala beberapa Tembakan itu ditujukan pada tali yang menyangga kapal
meter lagi mereka akan mencapai kapal tersebut. Dia itu ke pohon beringin. Tak ada waktu lagi untuk
segera tahu, kehadiran mereka telah diketahui. Dia membukanya baik-baik. Keduanya menembak saja tali
memberi isyarat pada si Bungsu yang berenang sedikit di yang terjuntai ke laut, putus!
belakangnya. Si Bungsu mengangguk, karena dalam air Kapal itu bergerak ke tengah, sambil mulai
laut yang jernih itu dia telah melihat kapal selam itu menyelam. Tongky sampai duluan, sekali jangkau dinamit
bergerak. itu lekat. Namun bahaya lain mengancam kedua orang ini.
Tongky memberi isyarat untuk berenang dengan Yaitu putaran baling-baling kapal! Di tempat lain, Miquel
segenap tenaga. Mereka berdua mengerahkan tenaga. yang menjaga tak jauh dari rumah diplomat Belanda itu
Sambil berenang Tongky mempersiapkan dinamit yang tiba-tiba melihat dua kendaraan keluar lewat pintu
telah dipasang ke sebuah besi berani. Asal saja mereka belakang.
bisa mendekati kapal itu, besi berani berdinamit itu hanya ‘’Ini dia..’’ bisik blasteran Spanyol – Amerika itu.
tinggal melekatkan saja. Dia akan lengket. Tongky

138
Dia membuang rokoknya. Memperhatikan arah mobil yang ditunggu Miquel yang menyopir truk itu. Begitu dia
tersebut. Kemudian dia naik ke truk tua yang sejak tadi mendengar tembakan dan merasa ban belakangnya
dia parkir di tempat tersembunyi. Dia segera tahu jalan pecah, dia seperti kaget. Stir dia banting ke kiri sedikit,
mana yang akan ditempuh oleh kedua sedan yang baru lalu sekuat tenaga memasukan gigi satu, menekan gas
keluar itu. Dengan tenang dia menjalankan truknya. Satu sekuatnya. Mesin truk itu sudah distel demikian rupa.
kilometer di pinggir kota, jalan jadi sempit. Kedua sedan Begitu gas ditekan dalam persneling satu, truk tersebut
yang masing-masing membawa lima marinir itu melaju seperti terlompat, dan Miquel membanting stir kuat-kuat
dengan kecepatan penuh. ke kanan. Kendaraan yang dibelokkan tiba-tiba memang

Namun ketika menikung ke kanan, tiba-tiba di depan tak punya pilihan lain selain terbalaik!

ada truk merah yang berjalan lambat. Kedua sedan itu Truk itu terbalik menutup jalan kecil itu secara total!
membunyikan tuter. Namun truk itu tetap saja tak Miquel menggapai palang besi pengaman di depan stir.
beringsut. Jalannya lambat sekali. Kedua sedan di belakang berhenti mendadak. Ke sepuluh

“Hei…! minggir….minggir!’’ seru salah seorang awaknya menyumpah dan memaki. Melompat turun!

marinir sambil mengeluarkan kepala dari jendela. Begitu truk terbalik, Miquel memecahkan kantong plastik
di balik kemejanya. Kantong plastik itu berisi cairan merah
Tapi sopir truk itu seperti tak mendengar. Jalan
darah. Kantong itu pecah. Bajunya dibasahi cairan merah,
truknya tetap seperti beringsut. Tak ada jalan untuk ke kiri
mengalir ke tubuhnya, dan dia menelentangkan diri,
atau ke kanan. Di kiri kanan jalan ada parit besar seperti
mengerang, merintih. Saat itu bermunculan para marinir
riol pengaman air. Mau tak mau, mereka harus mengikut
Belanda di sana. Memaki-maki. Menyumpah-nyumpah.
terus di belakang truk itu. Dan memaki-maki untuk
mempercepat. Namun mereka tak bisa berbuat apa-apa. Si sopir
kelihatan bergelimang darah. Tak sadar diri. Dua orang
Karena truk itu tetap lambat, akhirnya si komandan
segera menyingkirkan tubuh Miquel keluar. Lalu bersama-
kapal selam itu menembak ban truk itu. Dan itu memang
sama mereka mencoba menyingkirkan truk yang

139
menghalangi jalan itu. Menggeser sebuah truk yang melihatnya. Namun sudah terlambat baginya untuk
terbalik bukanlah usaha yang mudah, apalagi hanya meniru. Kapal itu digerakkan dengan kekuatan penuh
dengan tenaga sepuluh orang. untuk menghindarkan mereka memasang dinamit. Tongky

Setelah hampir setengah jam truk itu akhirnya terhindar dari putaran air.

tergeser. Kedua sedan itu bisa lewat. Mereka Si Bungsu justru terperangkap. Tubuhnya tiba-tiba
meninggalkan truk tersebut bersama Miquel yang masih tersedot dengan kuat. Dia berusaha untuk menghindar,
terbaring diam. Setengah jam merupakan perpanjangan namun kekuatan yang amat dahsyat terus menghisapnya.
waktu yang tak sedikit bagi Fabian dan si Bungsu. Begitu Dia tersedot. Putaran baling-baling kapal membuat segala
sedan itu menjauh, Miquel bangkit sambil tersenyum. benda yang melekat di tubuhnya pada bertanggalan.

‘’Tugasku selesai, kawan. Terserah kalian acara Mula-mula yang tanggal adalah kaca mata selam yang dia

berikutnya…. Dua setengah jam …’’ katanya sambil pakai. Kemudian tabung zat asam di punggungnya. Tali

melirik jam tangan, lalu memasuki belukar, mengambil kulit yang mengikat tabung itu dengan tubuhnya putus.

jalan pintas menuju kota. Tabung itu sendiri tertarik, menghantam baling-baling
yang berputar kencang dan hancur berantakan.
Di dalam air, si Bungsu dan Tongky sedang berusaha
keluar dari kesulitan. Mereka baru saja selesai melekatkan Kini tubuh si Bungsu tak berdaya, dia terhisap makin

dinamit ke dinding kapal itu. Mereka harus menghindar dekat. Maut menyeringai menantinya. Di dalam kapal,

secepat dan sejauh mungkin. Kalau tidak, putaran baling- perwira piket tiba-tiba jadi pucat. Dia melihat sinyal merah

baling kapal akan menyedot mereka. Memecahkan tabung melekat berdekatan. Tak bergerak secuilpun! Dan sirene

zat asam dan membunuh mereka. lain yang panjang berbunyi.

Tongky yang lebih berpengalaman segera menukik ‘’Dinamit!’’ seru opsir itu.

menyelam lebih dalam ke bawah. Dia berharap si Bungsu


melihatnya dan meniru gerakannya. Si Bungsu memang

140
-Episode 441- tubuh beterjunan. Pastilah anak-anak kapal yang
menyelamatkan diri, meninggalkan kapal tersebut
Semua jadi...bertatapan tegang. Diam. Beberapa
sebelum meledak. Namun si Bungsu sudah kehabisan
detik berlalu. ‘’Matikan mesin. Tinggalkan kapal!’’
tenaga. Lemas, dia tak berdaya lagi.
Perintah opsir itu segera diikuti dengan suasana
Jauh di bawah sana, Tongky menyadari si Bungsu
sibuk. Kenop “off” pada mesin ditekan. Mesin kapal itu
menghadapi bahaya serius. Begitu mengetahui mesin
dihentikan mendadak untuk memberi kesempatan bagi
kapal berhenti mendadak, Tongky mengapung lagi. Dia
awak kapal selam itu meninggalkan kapal. Dan saat itu
melihat sesosok tubuh yang lemas. Dia segera
tubuh si Bungsu telah berada sehasta dari baling-baling,
mengetahui bahwa tubuh itu adalah di Bungsu. Cepat dia
tatkala tiba-tiba putaran baling-baling itu menjadi
mendekat dan menarik tubuh tersebut. Membawanya
perlahan karena mesin dimatikan. Dia bisa menjauh,
kembali menyelam, menghindarkan diri dari kapal itu.
nyawanya selamat. Tubuhnya tak jadi berkeping-keping.
Sambil menyelam, beberapa kali dia menanggalkan alat
Tuhan menurunkan keajaiban untuk menyelamatkan
pernafasan dari mulutnya, kemudian mendekapkannya ke
nyawanya.
mulut si Bungsu.
Namun dia sudah hampir kehabisan nafas. Dia
Begitu mereasa ada alat pernafasan di mulutnya, si
berusaha mengapung ke atas. Sudah beberapa menitkah
Bungsu segera menghirup oksigen tersebut. Beberapa
berlalu? Kapal ini hanya punya waktu lima menit,
saat dia bernafas di sana, sambil tubuhnya tetap dipeluk
kemudian akan meledak berkeping-keping. Sambil
Tongky sambil berenang di laut dalam itu. Mereka
membiarkan tubuhnya mengapung ke permukaan, dia
bergantian bernafas pada skuba milik Tongky. Dengan
mengayuhkan tangan dan kaki agar bisa menjauhi kapal
cara demikian, mereka akhirnya mendekati pantai dimana
tersebut.
Fabian menanti.
Tiba-tiba, dua depan di atasnya, lewat cahaya terang
Beberapa saat mencapai pantai, mereka merasa
matahari yang menusuk ke tubuh laut, dia lihat beberapa
desakan dan getaran air yang kuat. Tongky segera tahu,
141
kapal selam itu telah meledak. Dan ketika beberapa saat itu. Mengambil jalan lain yang mereka ketahui karena
kemudian mereka muncul di permukaan air di dekat telah mempelajari tempat tersebut dengan seksama.
pantai, mereka tak lagi melihat kapal selam tersebut. Di Pemerintah Malaya jadi heboh. Segera terungkap
laut mereka hanya melihat beberapa sosok tubuh yang bahwa perairan Singapura, bahagian dari negara mereka,
berusaha berenang ke tepi. Mereka adalah awak kapal telah dipakai oleh pasukan Belanda sebagai pangkalan
selam itu. Di sekitarnya terlihat berbagai barang gelap kapal perang. Meledaknya kapal selam itu telah
mengapung di antara genangan minyak. Tongky menyeret membuka kedok Konsulat Belanda di kota itu. Ribut
tubuh si Bungsu ke atas. antara Pemerintah Malaya dengan Belanda segera terjadi.
‘’Terima kasih, kawan. Anda menyelamatkan nyawa Malaya memanggil Konsul Belanda di Singapura. Lalu
saya..’’ ujar si Bungsu, begitu tubuhnya berada di pasir di mengusir, mempersona non garatakan, Konsul itu.
bawah pohon-pohon yang rindang. Dalam konflik Indonesia – Belanda, Malaya memang
Saat itulah para awak kapal selam yang sedang negara yang netral. Namun hadirnya sebuah kapal selam
terapung-apung di laut menampak mereka. Mereka saling di perairannya, jelas tak disukai Indonesia yang tengah
berteriak. Namun jaraknya terlalu jauh untuk mengenali, berperang dengan Belanda. Malaya tak ingin Indonesia
apalagi untuk mendekati. Fabian berada di sana, di dekat mencapnya sebagai negara yang pro-Belanda. Berurusan
si Bungsu dan Tongky. dengan Indonesia jelas tak diingini oleh Malaya. Soalnya

‘’Ayo cepat, teman-teman mereka barangkali tengah lagi, bukan karena takut dimusuhi Indonesia saja,

menuju kemari, demikian juga polisi. Ledakan ini mungkin melainkan kehadiran sebuah kapal perang tanpa setahu

terdengar sampai ke kota..’’ ujar mantan kapten itu. pemerintah setempat, memang bukan urusan yang
sepele.
Mereka bergegas mengangkat alat-alat selamnya,
menyeretnya ke semak-semak di mana mereka tadi Awak kapal selam yang terbenam itu terpaksa

meninggalkan jip Landrover. Lalu meninggalkan tempat diserahkan oleh pihak Konsulat Belanda kepada
pemerintah Malaya. Mereka sempat dihukum masing-
142
masing lima bulan. Barulah lewat saluran diplomatik yang ‘’Besok engkau akan berangkat dengan Japan
ruwet, ke 45 orang awak kapal selam itu di pulangkan ke Airlines, kawan. Dari sini menuju Hongkong. Dengan
negeri Belanda. pesawat yang sama ke Dallas lewat Hawai. Engkau akan

Hanya saja, pihak Malaya tetap tak tahu, bahwa ditemani oleh Tongky. Dia kenal baik kota itu, karena dia

selain kapal selam yang meledak itu, masih ada kapal tinggal di sana sebelum Perang Dunia II,” ujar Fabian.

selam lain di perairannya. Bahkan ada empat atau lima Fabian sendiri tak bisa ikut karena akan ke Inggeris
kapal perang Belanda yang dikamuflase sebagai kapal mengantarkan ibunya. Namun setiap saat yang
dagang, yang berlabuh dengan tenang di antara ratusan dibutuhkan, jika ternyata si Bungsu dan Tongky
kapal-kapal dagang lainnya di teluk Singapura! menghadapi kesulitan di Dallas, mereka akan datang.

Si Bungsu sebenarnya ingin sekali membongkar ‘’Jangan ragu-ragu memanggil kami. Barangkali
kedok Belanda itu. Dia menyelidiki kapal-kapal perang kalian di sana akan terbentur dengan dinding kejahatan
yang dipalsukan jadi kapal dagang itu, kemudian hebat bernama Mafia, siapa tahu bukan? Jika itu terjadi,
memberitahu pihak Malaya. Namun dia tak punya waktu beritahu kami, kami akan datang..’’
lagi. Teman-temannya telah menyiapkan tiket untuk Si Bungsu amat berterima kasih atas setia kawan
berangkat ke Dallas. teman-temannya ini. Sebenarnya Fabian berkeras agar si
Apalagi tujuan utamanya adalah mencari Michiko, Bungsu disertai teman-teman yang lain. Seperti Sony dan
kekasihnya yang dibawa lari oleh seorang mantan pilot Miquel. Jadi mereka bisa berangkat berempat. Namun si
Amerika semasa Perang Dunia II, bernama Thomas. Pilot Bungsu khawatir keberangkatan berempat itu akan
keturunan Inggeris – Spanyol. Sehari menjelang memakan biaya besar dan akan menyulitkan dia bergerak
berangkat, mereka berkumpul di rumah Fabian, dimana si mencari jejak Michiko. Sebagai jalan tengah, akhirnya dia
Bungsu menginap selama di Singapura. berangkat duluan dengan Tongky.

143
Pesawat yang mereka tompangi itu adalah pesawat Kulitnya tak dapat dikatakan putih. Lebih tepat
DC 10. Sejenis pesawat jet yang terhitung baru kala itu. dikatakan coklat terang. Berhidung mancung dengan
Bermuatan sekitar lima puluhan orang. Namun dalam mata yang biru dan rambut hitam kelam. Gadis itu
trayek menuju Hongkong, hanya separoh tempat duduk tersenyum ke kiri dan ke kanan. Sikapnya yang ramah
yang terisi. sebagai pramugari tak bisa dia lepaskan, meski kini lagi

Sebahagian besar adalah orang Hongkong, tidak bertugas di pesawatnya.

Singapura, Jepang dan beberapa orang Barat. Pintu Gadis itu duduk berseberangan dengan si Bungsu.
pesawat hampir ditutup, ketika tiba-tiba seorang gadis Antara mereka berdua dibatasi oleh jalan di tengah
berlarian. Nampaknya dia datang terlambat ke bandara. pesawat. Tongky yang duduk di sebelah si Bungsu

‘’Maaf, pesawat saya baru mendarat dari Italia. Saya menyikut lengah di Bungsu sebagai isyarat. Si Bungsu

harus ke Amerika..’’ terdengar dia bicara pada pramugari menoleh dan tersenyum melihat kenakalan temannya itu.

dalam Bahsa Inggeris yang amat fasih. Harus dia akui, gadis di seberang jalan kecil itu

Gadis yang baru datang itu nampaknya adalah juga memang alangkah cantiknya. Namun dia hanya sekilas

seorang pramugari. Pakainnya menunjukan hal itu. memandang gadis itu, ketika si gadis akan duduk.

Nampaknya dia dari perusahaan penerbangan Al-Italia. Gadis itu sendiri sempat menoleh padanya,
Ketika dia masuk, hampir semua mata menatap kagum melemparkan sebuah senyum yang meninggalkan lesung
padanya. pipit di pipinya yang montok. Kemudian dia kelihatan
sibuk dengan tas tangan yang dia bawa. Dari dalamnya
dia mengeluarkan sebuah majalah, lalu tenggelam dalam
-Episode 442- bacaan begitu pesawat mulai bergerak.

Gadis itu luar biasa cantiknya. Tak pelak lagi, dia Tapi lima belas menit kemudian, ketika pramugrasi
pastilah orang Italia. Japan Air Lines itu mulai membagi-bagikan makanan,

144
gadis itu meletakkan majalahnya. Membuka sabuk mendengar nyanyian lewat pesawat kecil yang
pinggang, kemudian berjalan ke depan. Di depan, dimana dilekatkannya ke telinganya dan disambungkan pada mik
pramugari JAL itu tengah menyiapkan makanan, gadis itu ke langit-langit pesawat.
nampaknya menawarkan jasa baiknya. Dan meski ditolak Di Hongkong, tiga jam kemudian, sebahagian dari
oleh pramugari pesawat, gadis itu tetap berkukuh. Dia penumpang turun. Kemudian sebagai gantinya masuk
mengambil nampan, kemudian menuju cokpit, dimana sekitar dua puluhan penumpang menuju Amerika. Dalam
pilot dan copilot bertugas. perjalanan menuju Honolulu di Lautan Teduh, dimana
Cukup lama di dalam ruangan itu. Dan ketika muncul pesawat itu harus berhenti mengisi bahan bakar dan
lagi di kabin, wajahnya tetap bersinar cerah. Dia menurunkan/menaikan beberapa penumpang, gadis Itali
membantu ketiga pramugari pesawat itu membagikan yang pramugari itu kembali sibuk menolong pramugari JAL
makanan dan minuman pada para penumpang. menghidangkan makanan dan minuman. Kali ini bantuan
Kehadirannya demikian memikat. Betisnya yang indah itu nampaknya memang diperlukan karena penumpang
berisi tak dibalut oleh kaus tipis seperti pramugradi JAL hampir penuh.
itu. Si Bungsu tengah tertidur ketika bahunya disentuh
Dia membagikan makanan dan minuman dengan dengan lembut. Ketika dia membuka mata, dia lihat gadis
senyum dan lesung pipitnya. Setelah itu, dia kembali itu tegak di sisinya sambil mendorong makanan di kereta
duduk di tempatnya. Sibuk lagi membaca majalah yang kecil. Gadis itu tersenyum, dengan lesung pipit yang indah
tadi dia keluarkan dari tas tangannya. Nampaknya tak ada dan gigi yang putih bersih, menyapanya:
komunikasi sedikitpun antara dia dengan lelaki separoh ‘’Tuan mau apa?’’
baya yang duduk di sebelahnya. Lelaki separoh baya itu,
‘’Oh, kopi saja..’’
barangkali seorang yang berasal dari negeri Amerika
Gadis itu meletakan kopi dalam gelas plastik di meja
Latin, tak acuh sedikitpun atas kehadiran gadis cantik di
kecil di depan si Bungsu. Kemudian melatakkan makan
sebelahnya. Dia tenggelam dalam keasyikannya sendiri,

145
malam yang terdiri dari bistik dengan goreng ayam yang ‘’Pagi? Begitu jauh, dan pesawat ini sanggup terbang
harum. Lalu segelas lagi air putih. sepanjang malam tanpa mengisi bahan bakar?’’

‘’Silahkan menikmati makan malam Tuan..’’ ‘’Begitu teorinya. Tapi tak usah khawatir. Sebentar

‘’Terima kasih…’’ lagi, kita akan melewati batas malam dan pagi. Waktu di
Indonesia, termasuk Singapura, berbeda nyaris 24 jam
Gadis itu kemudian berlalu. Tongky kembali menyikut
dari Amerika. Bila di negeri Anda jam sembilan pagi, itu
si Bungsu.
artinya di Amerika sekitar jam sembilan malam. Nah,
‘’Ramah benar dia padamu, kawan..’’ kelakar Tongky sebelum Honolulu, kita akan melewati batas malam itu.
sambil melahap ayam goreng dan meminum kopinya. Jadi sebenarnya kita terbang melintasi jarak antara malam
Si Bungsu memperhatikan gadis Itali itu. Dan tiba-tiba dengan siang. Kalau berada di tempat malam lamanya 12
saja, ada sesuatu perasaan ganjil menyelinap di hatinya. jam, maka dalam penerbangan melintas jarak ini, malam

‘’Di mana kita kini….?’’ tanyanya pelan, sambil hanya kita alami sekitar empat atau lima jam. Anda begitu

menghirup kopi. khawatir nampaknya. Ada apa?’’

‘’Di atas Lautan Pacific’’ Si Bungsu tak segera menjawab. Dari gadis Itali yang
tengah membagi-bagikan makanan itu matanya beralih
‘’Kita akan singgah di Honolulu?’’
pandang ke depan, lalu ke belakang. Kemudian tangannya
‘’Ya, semua kita. Kalau tidak pesawat ini akan
meraih ayam goreng, sebelum mengunyah dia berkata
kecemplung di tengah laut kehabisan bahan bakar..’’
pelan:
‘’Berapa lama lagi kita akan sampai di sana?’’
‘’Saya tak tahu dengan pasti, tapi saya merasa ada
‘’Pagi lewat sedikit’’ sesuatu yang ganjil…’’

Si Bungsu menoleh, heran. “Yang ganjil adalah jantungmu, kawan. Kau sedang
jatuh hati pada gadis itu, bukan? Kau harus berperang

146
dengan empat puluh lelaki dalam pesawat ini untuk ‘’Orang Itali, Mexico dan Cuba, banyak
mendapatkannya. Kau lihat mata para lelaki itu persamaannya. Sama-sama berdarah panas. Lebih-lebih
memandang gadis tersebut? Seperti akan menelannya perempuannya. Gadis ini kalau di tempat tidur, saya yakin
habis-habisan. Gadis itu memang luar biasa cantiknya. akan seperti kuda gila, mengamuk dan panas menggelora
Lihat pinggulnya yang bulat, dadanya yang bukan main..’’ seperti air yang mendidih. Beda orang Mexico dan Cuba

Tongky lalu tertawa bergumam sambil mengunyah dengan orang Italia hanya pada kulitnya. Orang Italia agak

makanannya. Si Bungsu menarik nafas. Matanya kembali putih, tapi kalau mereka banyak berjemur matahari, maka

menatap gadis bertubuh menggiurkan itu. Gadis itu warna kulit mereka akan susah dibedakan..’’

memang amat cantik, amat menggiurkan. Namun ada Si Bungsu masih diam. Memakan penganan di
firasat aneh menyelusup di hatinya. Dia tak tahu apa, tapi depannya. Kemudian dengan firasat tak enak tetap
dia merasa bakal ada sesuatu yang hebat yang bakal bersarang di hati, dia akhirnya tertidur. Dia terbangun
terjadi. ketika dibangunkan Tongky.

Ah, kalau saja dia di rimba, barangkali dia cepat bisa ‘’Hei, kita sudah berada di sebuah pagi’’ ujar
membaca bahaya yang mengancam. Dia memang hidup kawannya itu.
dan dibesarkan di rimba, karenanya dia hafal benar akan Lewat jendela si Bungsu melihat sinar matahari yang
hal-hal yang bakal terjadi. Dia seperti memiliki indra terang benderang menyeruak masuk. Tak ada apapun
keenam. Tapi kini dia berada di pesawat udara, yang terlihat di luar jendela sana, kecuali kekosongan.
kecemasan apa yang menyelusup di hatinya? Kemudian sebuah pengumuman dari pramugari.
‘’Saya rasa gadis itu bukan orang Itali, mungkin orang
-Episode 443-
Mexico atau Cuba..’’ ujar Tongky lewat mulutnya yang
penuh berisi. Karena si Bungsu tak mengomentari, dia
bicara lagi.
-Episode 444-

147
Selama tahanan itu belum muncul, tak seorangpun Masih tersenyum ramah. Namun di tangannya ada
diantara Anda yang akan meninggalkan pesawat. Nah, sepucuk pistol.
kami kira semuanya cukup jelas. Jangan panik, yang ingin Lelaki berjambang itu memberi hormat, serta
buang air dan sebagainya, disilahkan ke toilet seperti bersikap takzim sekali pada gadis itu. Gadis itu tegak dan
biasa. Asal jangan coba-coba berbuat yang tidak-tidak. meraih mik yang tadi dipakai oleh si lelaki pertama, yang
Bahkan kalau Anda ingin kopi, teh atau makanan, Anda kini nampaknya bertugas mengawasi pilot dan copilot di
bisa menekan bel, dan pramugari akan kami perintahkan depan sana. Lewat mik pramugari Itali itu bicara, suaranya
melayani Anda. Kami yakin Anda akan membantu kami merdu dan lembut:
demi tegaknya Komunisme Internasional. Terima kasih
‘’Selaku pimpinan dari regu pembebasan ini, saya
atas kerjasama Anda..’’
mohon maaf atas terganggunya perjalanan Anda sekalian.
Dia meletakan mik itu. Kemudian mengambil Namun percayalah, pengorbanan Anda yang sedikit itu
earphone, memencet tombol di dinding dekat pramugari adalah demi kejayaan Komunisme..’’
yang masih duduk dan tak tahu harus berbuat apa. Dia
Gadis itu berhenti. Melayangkan pandangan lewat
bicara beberapa patah. Kemudian lelaki tersebut meminta
matanya yang biru dan senyumnya yang memikat ke
ketiga pramugari yang masih duduk terbengong-bengong
seantero ruangan pesawat. Tongky kembali menyikut si
itu untuk pindah ke deretan kedua, di sisi yang berlainan
Bungsu, berbisik:
dari Menteri Amerika Serikat tersebut.
‘’Anda ternyata benar, kawan. Maksud saya firasat
Lelaki itu menuju ke cokpit. Mengentuk pintu dua kali.
Anda tadi. Anda punya indra keenam yang amat tajam.
Ketika pintu terbuka, lelaki itu masuk. Tempatnya di dekat
Tapi .. ngomong-ngomomg, pacar Anda ini rupanya punya
earphone tadi segera digantikan oleh pembajak lain yang
pangkat yang lebih tinggi. Pimpinan regu pembebasan
berjambang lebat. Tak lama setelah lelaki pertama masuk,
sepuluh orang tahanan politik dan militer. Hmm, dan
pintu ruang pilot terbuka. Dari sana muncul gadis Itali itu.
harap ingat pula, perkiraanku juga benar, bahwa dia

148
bukan orang Italia, meski dia bekerja di Air Italian. Dia Mau tak mau beberapa penumpang ikut-ikutan
orang Cuba. Perempuan Cuba, kalau dapat tidur menoleh pada Tongky. Kawan di Bungsu itu
dengannya, wouww!’’ menyambung:

Tongky tertawa sendiri. Suara tawanya membuat ‘’Yang membuat saya gembira adalah
para pembajak itu menatap tajam. Salah seorang di diperpanjangnya perjalanan ini. Kami membayar hanya
antaranya, yang tegak tak begitu jauh dari tempat untuk Singapura-Dallas, kini siapa sangka, Tuan-tuan
mereka, bertanya: berbaik hati membawa kami ke Mexico. Mana tahu, kami

‘’Anda yang kribo, saya rasa Anda dari Afrika, apa bisa pula melihat Cuba. Ah, negeri tuan pasti bagus

yang membuat Anda gembira hingga tertawa begitu?’’ sekali….he..he..’’

Ucapan orang itu sopan sekali, namun siapa pun Beberapa penumpang nyengir. Para pembajak itu

dapat merasakan nada hinaan dalam kalimat ‘Afrika’ yang saling pandang sesamanya. Gadis cantik pimpinan teroris

dia ucapkan. Namun Tongky sedikitpun tak merasa itu ikut tersenyum. Tongky bicara dengan menghadap

tersinggung, dengan senyum lebar dia menjawab: pada gadis itu.

‘’Terima kasih Anda punya pengetahuan dan rasa ‘’Kawan di sebelah saya ini orang Indonesia tulen.

hormat yang dalam pada leluhur saya. Tentang Dan maaf, dia amat tertarik pada Nona, sebagaimana

kegembiraan, sehingga membuat saya tertawa, karena halnya semua lelaki di pesawat ini..’’

rute perjalanan yang dirobah ini..’’ Si Bungsu jadi merah mukanya. Tak kalah merahnya

Seluruh pembajak dalam pesawat itu menatapnya. adalah wajah para pembajak. Salah seorang yang tegak
di dekat mereka segera mendekati dan berniat memukul
‘’Teruskan…kawan..’’ kata pembajak yang tadi
Tongky, namun gadis cantik itu memberi isyarat
bertanya.
mencegah. Lelaki itu surut lagi ke tempatnya semula.

149
Dengan masih tersenyum, gadis itu bertanya langsung sepi. Orang saling pandang sesamanya. Tak lama
pada si Bungsu. kemudian pintu cokpit kembali terbuka, lelaki

“Apakah benar ucapan temanmu itu, Love?’’ berkacamata yang bicara atas nama pembajak tadi yang
beberapa saat berada di cokpit menggantikan Yuanita,
Si Bungsu tak menjawab, yang menjawab justru
kini muncul.
Tongky. Dia menjawab dengan siulan nyaring tatkala
gadis itu memanggil si Bungsu dengan ’love’. Dia langsung menuju Menteri Muda Pertahanan
Amerika, yang duduk di barisan depan. Dengan pistolnya
‘’Nona, Anda bisa menimbulkan perang dalam
dia memberi isyarat untuk berdiri. Dua orang lelaki di
pesawat ini dengan hanya menyebut Love kepada
deretan ketiga, yang tadi duduk di belakang menteri itu,
kawanku ini saja. Anda harus adil..’’ ujar Tongky.
kelihatan bergerak, lelaki yang berkaca mata hitam
Penumpang lain semakin nyengir dalam situasi mengangkat granat di tangan krinya, dan berkata dingin
genting itu. Lelaki keparat dari mana pula ini, dalam ke arah mereka:
keadaan gawat begini, di bawah todongan bedil dan
granat pembajak Cuba, masih sempat berseloroh tak
menentu, pikir mereka. Akan halnya gadis itu masih tetap
-Episode 445-
tersenyum. Senyumnya baru lenyap tatkala dari loud
speaker terdengar suara: ‘’Kami tahu, Anda dari CIA atau FBI, tapi jangan
berlagak jagoan dalam pesawat ini. Kami juga tahu, kalian
‘’Nona Yuanita, Yuanita Pablo, Pemerintah Amerika
membawa senjata. Jangan sekali-kali mencoba, kalau tak
ingin bicara langsung dengan Nona di radio..’’
ingin pesawat ini kami ledakan. Kalau tak ingin menteri ini
Itu adalah suara pilot pesawat tersebut. Aksen
kami bunuh’’.
Jepangnya kentara sekali. Gadis itu, yang ternyata
Sehabis berkata dia lalu memberi isyarat, menteri
bernama Yuanita Pablo, segera meninggalkan tempatnya
muda itu maju, namun dua lelaki di belakang sana, yang
berjalan ke ruangan pilot. Suasana di dalam kabin kembali

150
barangkali memang dari CIA atau FBI pengawal menteri ditujukan ke telinganya. Dan telinga kanannya kini
itu, kelihatan kembali bergerak. Lelaki berkacamata itu berdarah, separuh putus.
berbalik, menembak! Salah seorang dari anggota CIA itu Sepi.
terjungkal dengan dada berlobang. Mati! Orang pada
‘’Kami ingin membuktikan bahwa kami tak main-
memekik dan panik. Kemudian terdengar bentakan-
main. Kami siap meledakan pesawat ini berikut seluruh
bentakan menyuruh diam. Sepi.
isinya..’’ ujar lelaki itu.
‘’Saya peringatkan kalian, jangan main gila. Saya bisa
Tatapan matanya yang tajam diarahkan pada si
menghabisi nyawa kalian semua. Itu tadi sebuah
Bungsu dan Tongky. Dua lelaki yang dia lihat tak
peringatan, bahwa kami tak main-main. Ini satu lagi
sedikitpun berusaha menyurukkan kepala, tatkala tadi dia
sebagai bukti kami tidak main-main..’’ sehabis ucapannya
menembak. Kali ini yang bicara adalah Menteri Amerika
dia berputar, mengarahkan pistol ke kepala menteri
itu:
tersebut. Lalu menembak!
‘’Teror yang kalian lakukan takkan ada gunanya.
Menteri Muda Urusan Pertahanan Amerika Serikat itu
Pemerintah kami takkan melayani permintaan kalian..’’
terlonjak, demikian pula beberapa staf pengawalnya,
‘’Itu berarti nyawamu dan nyawa stafmu jadi taruhan,
mereka segera merogoh kantong, mencabut pistol.
Tuan Menteri..’’
Namun kembali lelaki itu menembak dua kali ke arah
penumpang. Dua lelaki terjungkal, mati! ‘’Kami siap mati untuk negeri kami..’’ ujar menteri itu
tegas.
Ini adalah peperangan di udara! Penumpang semakin
panik. Mereka menunduk dalam-dalam di kursi masing- Tubuhnya didorong ke dalam cokpit. Cokpit itu jadi
masing. Tiga orang sudah mati dalam waktu singkat. sempit dengan empat orang di dalamnya. Si pramugari
Ketiga mereka memang dari CIA! Akan halnya Menteri yang jadi pimpinan pembajak, pilot dan copilot, ditambah
Muda itu sendiri masih tetap tegak. Tembakan tadi hanya di lelaki berkaca mata, kini masuk lagi menteri muda itu.

151
‘’Presiden Kennedy ingin bicara dengan Anda..’’ ujar baru dalam pesawat itu. Cukup lama situasi sepi,
pilot Jepang itu sambil menyodorkan radio pada menteri sementara pesawat terbang terus menuju Mexico City,
muda tersebut. ibukota Negara Mexico. Tiba-tiba suara Kennedy kembali

Menteri muda itu menekan tombol di radio dalam terdengar:

genggamannya. Dia menyebutkan namanya dan dari ‘’Saya harap Anda, Nona Yuanita, atau siapapun
seberang sana, terdengar suara John F. Kennedy, Presiden nama Anda, merinci lagi tuntutan Anda..’’
Amerika Serikat: ‘’Saya sudah menyampaikannya beberapa menit
‘’Anda sehat-sehat, Tuan Menteri?’’ yang lalu, Tuan Presiden. Dan itu tak ada gunanya untuk

‘’Yes, Mr. President’’ diulangi. Kami akan mendarat di Mexico City. Kami beri
Anda waktu 24 jam untuk mendatangkan tawanan yang
‘’Bagaimana situasi dalam pesawat Anda..’’ radio itu
kami minta, berikut sebuah pesawat jumbo jet yang siap
segera direbut oleh si pramugari dan bicara:
diterbangkan kemana yang kami inginkan..’’
‘’Kami ingin mengingatkan Anda, Tuan Presiden, di
‘’Saya memikirkan tuntutan Anda, Nona. Tapi ada
dalam pesawat ini beberapa orang telah ditembak
baiknya Anda menghubungi lapangan udara Mexico City.
mati….’’ pramugari itu berhenti, sebab lelaki berkaca
Kami akan menghubungi Anda kembali..’’
mata itu memberi isyarat dengan mengacungkan tiga jari,
kemudian dia sambung lagi: ‘’Kini jumlah yang mati sudah Sepi.

bertambah dua lagi. Kami kira dia adalah orang CIA yang Yuanita bertatapan dengan lelaki berkacamata hitam
ikut bersama menterimu. Dan kami akan meledakan itu. Lalu menekan tombol penghubung kembali, namun
pesawat ini berikut seluruh isinya jika Tuan tak memenuhi tak ada tanda terima dari sana.
tuntutan kami…’’ ‘’Hubungi presiden babi itu. Kami tak peduli apakah
Tak ada jawaban. Sepi. Presiden Kennedy di Gedung dia main gila dengan meminta pemerintah Mexico untuk
Putih sana nampaknya kaget juga dengan perkembangan menolak kami mendarat. Kalau itu terjadi, maka pesawat

152
ini akan diterbangkan langsung ke New York..’’ pramugari cepat pelabuhan udara yang memang telah disiagakan
cantik itu mulai berkata dengan marah pada pilot. sejak terdengar pembajakan itu dapat dihubungi.

Pilot Jepang itu berusaha beberapa kali, dan akhirnya ‘’Di sini DC 10 Japan Air Lines Nomor
hubungan tersambung lagi. Tapi suaranya putus-putus, penerbangan….’’ pilot itu menjelaskan segala identias
ada gangguan cuaca. Pilot itu kembali mencoba dan penerbangannya. Kemudian minta bicara dengan tower.
berhasil. Minta izin untuk mendarat. Namun petugas tower

‘’Tuan Presiden, nona ini ingin bicara..’’ memberi jawaban:

‘’Ya..’’ ‘’Maaf lapangan kami tertutup untuk Anda, harap


mencari lapangan lain, roger…’’
Yuanita merebut radio itu, dan bicara dengan nada
dingin:

‘’Presiden, bila Anda coba meminta Pemerintah


Mexico untuk menolak kami mendarat, maka pesawat ini,
dengan enam puluh empat penumpangnya, dua puluh
diantaranya wanita, enam orang anak-anak, akan kami
terbangkan menuju New York. Akan kami tubrukan ke
gedung PBB, atau kami langsung ke Washington, -Episode 446-
menubrukkan pesawat ini ke Gedung Putih. Kalau tak
Yuanita bertatapan dengan lelaki berkacamata hitam
sampai, kami akan membiarkan pesawat ini meluncur
tadi. Lalu menyambar radio dari tangan pilot tersebut,
jatuh kehabisan bahan bakar..’’
kemudian dengan nada yang amat mengancam berkata:
Yuanita memutuskan hubungan, memerintahkan
‘’Kami akan tetap terbang menuju lapangan Anda.
meng hubungi pelabuhan udara Mexico City. Dengan
Jika Anda tidak mengosongkan lapangan, maka saya akan

153
perintahkan pesawat tetap mendarat. Jika perlu dengan Selain bisa membuat para pembajak ini marah, juga
menabrak tower di mana Anda bertugas. Anda boleh karena mantan pramugari ini demikian hapal dengan jalur
sampaikan ini pada Presiden Anda agar dia penerbangan yang mereka tempuh. Pengalamannya
menyampaikannya pada Presiden Kennedy yang meminta sebagai pramugari senior membuat dia mengerti
kalian untuk melarang kami mendarat di Mexico City! memakai instrumen yang ada di pesawat tersebut.
Setelah ini tak ada tanya jawab!’’ Sekaligus juga bisa membaca dan memanfaatkan peta

Dan radio itu dia sangkutkan. Pilot menatapnya. penerbangan.

‘’Kita berada dalam bahaya besar jika tak Di ruang penumpang, si Bungsu dan Tongky yang

berhubungan dengan lapangan, Nona..’’ katanya pelan. sejak beberapa saat terdiam, mulai menghitung-hitung
kemungkinan. Tongky jelas membawa sebuah pistol
Gadis bekas pramugari itu tersenyum.
merek Lucer buatan Jerman. Pistol otomatis yang mampu
‘’Apa artinya bahaya itu, di sini juga ada segudang memuntahkan selusin peluru. Tapi, pembajak terpencar
bahaya…’’ katanya sambil memberi isyarat pada lelaki posisinya. Di cokpit kini justru jadi bertiga dengan lelaki
berkaca mata hitam yang menjadi wakilnya itu. Si lelaki yang menggantikan kedudukan si kaca mata.
segera mendorong Menteri Muda Amerika Serikat itu
Kemudian di tengah dua orang. Masing-masing tegak
untuk keluar dari ruangan cokpit.
dekat pintu darurat kiri dan kanan. Lalu dua orang di
‘’Kita terus ke Mexico City?’’ pilot Jepang itu bertanya belakang. Jadi jumlah pembajak ini tujuh orang. Jumlah
pada gadis yang masih saja mengacungkan pistolnya. yang tak dapat dikatakan kecil. Jika dia menembak yang
“Ya. Terus..!’’ dan gadis itu meraih peta di sisi pilot, di depan, maka yang di belakang dan di tengah akan
kemudian memperhatikannya. Lalu beralih menghujaninya dengan peluru. Itu masih mendingan,
memperhatikan instrumen pada pesawat DC 10 itu. Pilot bagaimana kalau yang lain justru tidak membalas
dan copilot tersebut memang tak mungkin membohongi menembak, tetapi langsung melemparkan granat yang
jalur penerbangan mereka. ada di tangan mereka?

154
Pesawat ini akan hancur berkeping-keping sebelum Si Bungsu menoleh. Tongky memberi isyarat ke
menyentuh bumi, atau letaklah mereka tak sempat depan. Di depan sana, cewek yang dimaksud oleh Tongky
melempar granat itu, namun bahaya tetap saja ada. Si tak lain dari pramugari Italian Air Servis itu.
Bungsu barangkali bisa membereskan yang dua di tengah ‘’Kau ingat ketika mula berangkat dari Singapura? Dia
ini. Dengan samurai-samurai kecil yang tersisip di dengan ramah membantu para pramugari pesawat ini.
lenganya si Bungsu bisa membereskan kedua pembajak Dan dia berhasil menuju cokpit tanpa seorangpun
ini. Namun, granat di tangan mereka nampaknya dari mencurigainya. Dan saat yang paling menentukan, yaitu
jenis yang amat sensitif. Tak perlu mencabut pen untuk saat pembajakan dimulai, dia juga masuk cokpit dengan
meledakannya. membawa makanan untuk pilot. Makanan bersama pistol.
Begitu jatuh, granat itu langsung meledak. Jadi begitu Rencana yang matang. Tapi..semua mereka lakukan demi
kena tembak atau kena serangan semurai, mereka tentu apa yang mereka sebut sebagai “komunisme
jatuh, mungkin menimpa lantai, mungkin menimpa internasional”. Hmm, kau harus mendukung pembajakan
tempat duduk. Dan… ini kawan..’’ ucap Tongky.

‘’Tak mungkin kita bergerak dalam pesawat ini…’’ Si Bungsu menoleh lagi pada Tongky. Dia tak
bisik Tongky. mengerti kenapa dia harus mendukung pembajakan ini

Si Bungsu mengangguk. Ya, mereka memang tak bisa seperti yang diucapkan Tongky. Dan kawannya itu segera

berbuat apa-apa. Mereka terpaksa menanti pesawat ini menjelaskan:

mendarat di suatu tempat. Baru bertindak. ‘’Maksudku, mereka ini berjuang demi kejayaan

‘’Tapi cewekmu itu pintar juga..’’ tiba-tiba Tongky komunisme. Bukankah negerimu kini tengah menuju

berbisik. sistem komunis secara kongkrit? Kalau negerimu


menganut faham komunis, maka mau tidak mau tentu
kau harus membantu mereka lari, demi cinta pada nusa
dan bangsa..’’
155
Tongky nyengir. Bungsu juga nyengir. Di dalam Amerika itu, merupakan duri dalam daging bagi Amerika
pesawat itu kini nampak kesibukan menyingkirkan mayat- atas kehadiran Rusia di sana. Secara geografis, Rusia
mayat yang tadi ditembak silelaki berkacamata hitam. harus terbang melewati berbagai negara untuk mencapai
Mayat-mayat orang CIA yang menjadi pengawal Menteri Cuba, bahkan harus melangkahi Amerika Serikat.
Muda Amerika itu. Betapapun jua, pembajakan ini adalah Jika pecah perang antara Amerika dan Rusia, maka
pembajakan yang luar biasa efeknya dalam percaturan Rusia tak perlu terbang jauh-jauh dari negerinya untuk
politik internasional. memerangi Amerika. Dia cukup memerintahkan orang-
Komunis Cuba adalah front terdepan Uni Sovyet orangnya yang ada di Cuba, yang hanya sehelaan nafas
dalam menghadapi Amerika Serikat. Cuba persis di depan dari Amerika. Kalaupun Cuba hancur diserang Amerika,
jantung Amerika Serikat. Atas permintaan Fidel Castro, negeri Rusia tak rusak sedikitpun. Menurut Amerika, di
Rusia telah mengirim tidak hanya persenjataannya ke sinilah letak liciknya Rusia. Dan Kennedy bukannya tak
sana, tetapi lengkap dengan ribuan tentara dan tenaga- tahu taktik itu.
tenaga ahli militer. Untuk berperang dengan Rusia, Amerika harus
Bukan rahasia lagi, Presiden Amerika Serikat John F. menghadapi dua front. Yaitu Cuba serta Rusia. Maka tak
Kennedy amat marah dengan tingkah laku Rusia di Cuba ada jalan lain, Rusia harus membongkar pangkalan-
itu. Krisis hubungan diplomatik antara Amerika dengan pangkalan peluru kendalinya dari sana. Kini usaha itu
Rusia memang tengah menuju titik paling nadir dalam tengah dilancarkan oleh Amerika. Kemarahan Amerika
sejarahnya, dengan campur tangannya Rusia di Cuba. makin menjadi tatkala Cuba mempergunakan kedutaan-

Amerika Serikat tidak peduli komunis ikut campur kedutaanya di beberapa negara bagian Amerika Serikat

dalam negeri orang lain, itu sudah dia buktikan dengan sebagai markas kegiatan mata-matanya.

membiarkan Komunis di Polandia. Negeri itu jauh sekali Tanpa ampun, mereka ditangkapi dan dijebloskan ke
dengan Amerika. Dan negeri itu memang suka pada penjara Alcatras. Yaitu salah satu penjara terkukuh di
Komunis. Tapi Cuba, negeri yang hanya sejengkal dari sebuah pulau di depan kota New York, dan dijaga amat
156
ketat. Para spion Cuba itu terdiri dari diplomat-diplomat tidak akan merugikan kita. Itu sudah diatur oleh
sipil maupun Atase Militer. Kini, merekalah yang dituntut Kedudataan Besar kita di sana…’’
oleh para pembajak ini untuk dibebaskan sebagai ganti Dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat itu
tujuh puluh penumpang dan seorang Menteri Muda menguraikan efek internasional yang mungkin
Amerika dalam pesawat Japan Air Lines ini. Pesawat yang ditimbulkan oleh tindakan keras yang mereka lakukan
dibajak dimana si Bungsu dan Tongky ada di dalamnya! atas para teroris yang membajak pesawat itu. Setelah
Pesawat itu terus terbang menuju Mexico. Tak uraian itu selesai, dan seluruh Kabinet Presiden Kennedy
seorangpun diantara mereka yang ada di pesawat tahu menyetujui untuk tidak menyerah pada tuntutan
apa yang tengah terjadi di daratan sana. Tak seorangpun pembajak, Presiden Amerika itu lalu menandatangani
yang tahu betapa sibuknya pemerintah Amerika dan perintah untuk menggerakan tidak hanya pasukan khusus
pemerintah Mexico karena pembajakan ini. Mereka tak yang terdapat di El Paso, tetapi juga sekaligus
tahu, bahwa Presiden Kennedy telah bicara langsung mensiagakan seluruh pasukan Angkatan Perang Amerika
dengan Presiden Cuba, Fidel Castro lewat telepon merah, Serikat.
telepon super penting yang baru kali ini dipergunakan Tindakan itu diperlukan kalau-kalau Cuba dan Uni
dalam jalur Washington-Cuba. Sovyet berbuat yang tidak-tidak pada Amerika, karena

-Episode 447- membunuh para pembajak tersebut. Dan mekanisme


operasi CIA, organisasi yang katanya paling rapi di dunia
itu, segera digerakkan. Begitu perintah diturunkan dari

-Episode 448- Washington DC, tempat kedudukan Presiden Amerika,


maka segala organ berjalan secara otomatis.
Dan mereka diduga juga akan cuci tangan dengan
Pasukan khusus yang ada di El Paso, adalah pasukan
mengumumkan bahwa penggunaan tindak polisionil itu
khusus yang hampir menyamai pasukan Camp David.
adalah atas desakan kita. Namun statemen Mexico itu
Pasukan khusus Camp David tidak dikenal secara umum.
157
Tersembunyi penuh kerahasiaan. Itu karena Camp David atau untuk tugas menyelusup ke negeri manapun di
merupakan tempat peristirahatan Presiden Amerika. Amerika Latin. Demikianlah peristiwanya menjelang akhir
Tempat itu adalah belantara di pegunungan hanya bisa Tahun 1962 itu. Pasukan khusus diberangkatkan diam-
dicapai dengan helikopter. Satu-satunya jalan darat, sulit diam ke Mexico City sebanyak seratus orang. Mereka
dan dijaga amat ketat. terdiri dari ahli-ahli segala bidang. Ahli bahan peledak, ahli

Dan pasukan yang ditempatkan di sana adalah menembak tepat, ahli menyelusup, ahli beladiri.

pasukan pilihan dari tiga angkatan, laut, darat dan udara. Pesawat yang membawa pasukan khusus itu tiba di
Mereka, pasukan pilihan itu, dilatih secara istimewa dan lapangan Mexico City sekitar satu jam sebelum pesawat
memiliki peralatan paling mutakhir. Namun pasukan yang Japan Air Lines yang dibajak sampai. Lapangan udara
ditempatkan di El Paso, seperti dikatakan Kepala CIA, Mexico City sudah dikosongkan dari lalu lintas pesawat
adalah pasukan pilihan yang tak jauh beda mutunya dari itu. Para teroris menolak ketika diminta mendarat di
pasukan Camp David. lapangan udara militer. Mereka berkeras mendarat di

Pasukan khusus di El Paso jumlahnya hanya dua lapangan udara sipil. Maka pemerintah Mexico terpaksa

batalyon yang terdiri dari dua ribuan orang. Pasukan ini mengalihkan seluruh pesawat sipil yang akan mendarat

ditempat di sana dalam kerangka berjaga-jaga terhadap ke lapangan udara militer. Lapangan udara sipil itu kini

serangan Cuba. Pasukan ini telah sering menyusup ke sepi. Ada beberapa pesawat sedang parkir di avron.

berbagai penjuru dunia untuk tugas-tugas yang sangat Begitu pasukan khusus tiba, mereka dijemput oleh
dirahasiakan. El Paso, kota terakhir Amerika Serikat yang Panglima Angkatan Darat Mexico, kemudian Kepala Staf
berbatasan dengan negara-negara Amerika Latin. Negara- Angkatan Darat Amerika yang telah duluan tiba di sana
negara ini sering bergolak, situasi keamanan serta bersama Direktur CIA dan Menteri Luar Negeri Amerika
perimbangan politiknya sering tak menentu. Serikat. Pasukan khusus itu berpakaian coklat tua. Pakai

Itu sebab pasukan khusus itu ditempatkan di El Paso topi pet, mirip pakaian petugas pelabuhan udara Mexico

sebagai benteng pertama untuk mempertahankan diri


158
City. Kemiripan pakaian ini memang diatur dalam waktu Keenam granat itu bisa membuat pesawat menjadi
yang amat singkat oleh bahagian logistik tentara Amerika. serpihan halus berikut para penumpangnya, jika meledak

Mereka menyamar dalam pakaian petugas lapangan. bersamaan. Di dalam pesawat itu tegang dan sepi. Para

Namun di balik pakaian petugas lapangan itu, mereka pembajak nampaknya telah meminum semacam obat.

memakai pakaian loreng. Begitu sampai, mereka segera Mereka tak pernah lelah meski berdiri selama berjam-jam

disebar ke berbagai tempat di sekitar lapangan. Ada yang dalam penerbangan itu sambil tetap pula mengancungkan

menempati menara lapangan, ada yang bertugas di mobil pistolnya terus menerus.

tangki yang akan mengisi minyak, ada pula di bahagian Mereka memperlihatkan kepatuhan yang luar biasa.
pemadam kebakaran. Beberapa penumpang justru ada yang sudah tertidur.

Di dalam pesawat ketegangan berlanjut terus. Si Tiba-tiba lampu tanda dilarang merokok dihidupkan. Lalu

Bungsu dan Tongky memang tak bisa berbuat banyak. sebuah pengumuman yang berasal dari ruangan pilot.

Kalau saja mereka bisa duduk dekat beberapa orang Suaranya tak lain dari suara pramugari Italia, pembajak

anggota CIA yang ada di depan, barangkali mereka bisa cantik itu. Suaranya terdengar jernih, tenang dan merdu.

saling berbisik, menyerang dari tempat mereka masing- ‘’Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, beberapa menit lagi
masing secara serentak ke pada tujuh pembajak itu. kita akan mendarat di lapangan terbang Mexico City.

Namun bahaya yang menghadang adalah Silahkan mengenakan ikat pinggang Anda, mematikan

kekhawatiran meledaknya granat di tangan keenam rokok dan…tetaplah tenang di tempat Anda masing-

pembajak lelaki itu. Granat itu tak pelak lagi adalah masing, sebelum ada perintah bergerak dari kami. Ingat,

buatan khusus Uni Sovyet. Kalau mereka bergerak ketika jangan bergerak, jangan bangkit jika tak kami suruh.

pesawat masih di udara, maka pesawat itu akan hancur Keselamatan seluruh isi pesawat ini tergantung pada

berkeping. Kalaupun mereka sampai di darat, mereka juga gerakan setiap individu Anda. Mulai detik ini, jika seorang

harus berpikir sepuluh kali untuk bertindak. Pembajak itu saja dari Anda berbuat yang tidak-tidak, maka kami akan

memegang enam granat tangan. meledakan seluruh isi pesawat ini. Tetaplah tenang…’’

159
Suaranya terhenti sebentar. Kemudian dia Negeri dan Panglima Angkatan Darat serta Direktur CIA
menyambung lagi: telah diberi wewenang untuk mencari jalan keluar. Tugas

‘’Kami ingin memberi petunjuk pada Anda semua. Jika utama mereka yang berada di Mexico City itu adalah

tuntutan kami kepada kepada Pemerintah Amerika Serikat mengulur waktu sepanjang mungkin.

dikabulkan, yaitu membebaskan teman-teman kami yang Pesawat itupun mendarat. Namun ketika pasukan
kini berada di penjara Alcatras, maka sebahagian dari khusus Amerika yang berpakaian petugas lapangan
tuan-tuan akan kami bebaskan. Tapi sebahagian lagi akan berniat mendekat dengan mengendarai mobil tangki,
tetap bersama kami dalam pesawat lain, atau mungkin berpura-berpura akan mengisi bahan bakar, dari pesawat
tetap memakai pesawat ini, sebagai jaminan sampai kami terdengar tembakan. Mobil tangki itu meledak dahsyat!
tiba di tujuan. Siapa yang akan tetap bersama kami nanti Jaraknya dari pesawat yang parkir di tengah lapangan
kita tentukan. Kami berharap tak ada hal-hal luar biasa di sekitar dua ratus meter! Semua orang terkejut hebat.
lapangan udara nanti, namun jika ada tembakan- Menteri Luar Negeri Amerika dan teman-temannya yang
tembakan, Anda tetaplah berada ditempat. Sebaiknya ada di menara kontrol ternganga sesaat. Untung lapangan
menunduk dalam-dalam. Nah… kita sudah mulai terbang itu sudah dikosongkan. Hingga ledakan itu tak
merendah….’’ menimbulkan korban yang lebih parah.
Pesawat itu memang terbang makin rendah.
Mereka telah berada di atas kota Mexico City yang luas
itu. Pilot mengadakan kontak terus menerus dengan -Episode 449-
pemandu di tower. Mereka merasa lega, bahwa jalur
pendaratan telah disediakan.
-Episode 450-
Sementara itu, di Washington DC, Presiden Amerika
terus berrunding dengan anggota kabinetnya. Mereka
mencari upaya untuk keluar dari kemelut ini. Menteri Luar
160
-Episode 451- alat berat sejenis tank atau traktor. Dia diduga ditangkap
di New Jersey secara tak sengaja oleh polisi, tatkala buruh
pabrik yang sejak semula diduga diselusupi komunis itu

-Episode 452- mengadakan aksi menolak nuklir empat tahun yang lalu..’’

Kennedy kembali mendehem.

Tapi apakah benar informasi tentang Yoseph


-Episode 453- Maxmillan seperti yang dilaporkan oleh kedua pimpinan
dinas rahasia Amerika itu? Mereka memang bertindak
cepat. Berhasil mengumpulkan informasi demikian cepat,
padahal Maxmillan baru saja habis bercerita di radio.
Siapakah sebenarnya Yoseph Maxmillan sebagaimana
yang dikatakan oleh pilot itu?

Dia memang tak berbohong tentang Yoseph

-Episode 454- Maxmillan. Nama itu memang pernah ada di pulau Samun.
Pasukan seperti yang disebutkannya juga benar ada.
Kennedy mengangguk-angguk, namun wakil direktur
Pangkat orang yang bernama Yoseph Maxmillan itu
CIA yang ada di sisi lain menyambut cepat:
terakhir adalah Kapten. Komandan pasukan amphibi di
‘’Menurut penelitian kami, Yoseph Maxmillan tak pulau itu. Nama itu sangat populer ketika Maxmillan kecil,
pernah ditugaskan di Eropa. Namanya memag ada dalam yang kini jadi pilot, tinggal di Pulau Samun.
pasukan amphibi. Namun pangkat terakhir bukan kolonel.
Dia populer karena sikapnya yang ramah. Berbeda
Melainkan mayor. Dia diselundupkan ke dalam organisasi
dengan teman-temannya yang lain. Suatu malam,
buruh alat-alat berat dari pabrik caterpilar. Di sana tempat
Maxmillan, tentara Nasional Cuba itu membunuh seekor
yang cocok baginya. Sebab dia mengetahui tentang alat-

161
ular besar sekali di rawa pulau Samun. Ular itu sangat Di dalam pesawat. Suasana tak begitu tegang lagi.
ditakuti penduduk, karena sudah sering menelan lelaki Para penumpang malah ada yang tertidur karena lelah
yang datang ke rawa itu untuk berburu belibis. dan panas. Yang tidak tidur adalah si Bungsu dan Tongky.

Maxmillan membunuhnya dengan karaben, dan Mereka duduk saja diam-diam. Penumpang mendapat

membawa ular sebesar pohon pisang itu ke kampung. Kini jatah makanan dan minuman. Yang membagikannya tetap

nama ayahnya itulah yang akhirnya diberi orangtuanya saja para pramugari pesawat JAL itu. Mereka ditugaskan

kepadanya, Maxmillan. Artinya, Yoseph Maxmillan adalah oleh pramugari Italia yang jadi pimpinan pembajak.

ayah Maxmillan yang kini sedang menerbangkan pesawat Kesumyian di pesawat dipecahkan oleh suara Tongky,

dan baru berdialog dengan Yuanita! negro teman si Bungsu yang bekas pasukan Green Berret
itu.
Kini, Maxmillan yang pilot itu menerbangkan
pesawatnya terus menuju Mexico. Ke tempat dimana para ‘’Hey Yuanita, apakah Nona keberatan kalau makan

pembajak menunggunya. Dia berharap agar orang-orang bersama kami? Hitung-hitung sebagai makan perpisahan.

Amerika yang menyelesaikan masalah ini akan segera Mana tahu, kita tak berjumpa lagi, bukan?’’ Penumpang

mendapat jalan keluar menjelang dia tiba di lapangan lain yang pada terbangun karena mendapat jatah

Mexico. makanan, pada melotot mendengar selorohan negro


gagah itu, Namun Yuanita, gadis cantik itu menerima
Dia hanya ingin memberi kesempatan sampai waktu
ucapan tersebut dengan tersenyum dan menjawab:
satu setengah jam yang diberikan pembajak itu terpenuhi.
Sebab jika tak satupun pesawat yang mengaku membawa ‘’Kita masih belum akan berpisah, kawan. Kalaupun

para tahanan politik dari Alcatras, maka para pembajak datang pesawat yang membawa teman-teman kami dari

akan meledakan pesawat yang mereka bajak berikut Alcatras, kau dan temanmu orang Indonesia yang

isinya. Kini dia tolong memperpanjang waktu itu sampai pendiam itu akan tetap bersama kami. Kami akan memilih

terpenuhi. beberapa orang diantara kalian, termasuk Menteri ini,

162
untuk teman sepesawat sampai di lapangan tujuan ke jendela yang pecah, pandangannya lurus ke menara
kami..’’ pengawas. Di sana, di tower itu, pasti ada pejabat-pejabat

‘’Hm, kalau bergitu saya amat bahagia. Dapat penting yang berunding dengan para pembajak, pikirnya.

bersama Anda lebih lama. Apakah lapangan Havana di Sebab salah seorang pembajak tadi menembak dari
Cuba menjadi tujuan akhir Anda?’’ jendela tersebut ke tower itu. Dia menyendok

‘’Nanti akan saya beritahu, jika tiba saatnya’’ ujar makanannya kembali. Mengunyah dan menoleh pada dua

gadis itu sambil masuk keruang pilot. orang pembajak di kanan sana. Kedua pembajak orang
Cuba itu tetap tegak seperti patung. Di tangan kananya
Tongky mengangkat bahu dan mulai menyuap
pistol, di tangan kirinya granat siap meledak.
makanannya. Matanya beberapa kali menatap ke lobang
jendela yang pecah, yang tadi tempat seorang pembajak Tongky menoleh lagi ke jendela, meneruskan

menembak mobil tangki. Jauh di sudut kanan dia lihat pandangan ke tower pengawas yang barangkali menurut

kerangka tangki itu masih mengepulkan asap tipis. Nun di taksirannya sekitar 700-an meter dari pesawat ini. Orang

sana kelihatan tower pengawas. di tower tentu bisa menembak kemari. Dengan alat bidik
yang baik, peluru bisa masuk lewat kaca yang pecah, dan
Dia meletakkan sendoknya, mengangkat kedua
kalau peluru itu masuk…Tongky menoleh ke kanan, dan
tangannya menirukan sedang memegang bedil panjang.
peluru itu akan mengantam persis kepala salah seorang
Membidik lewat jendela kaca yang pecah di depannya,
pembajak. Ya, peluru dari tower tinggi itu akan membuat
kemudian:
sudut rendah ke pesawat. Kalau saja orang di tower itu
‘’Door!’’ punya otak, mereka bisa menembak. Namun untung saja
Penumpang di depannya kaget. Menoleh ke otaknya itu tak dipergunakan, pikir Tongky pula.
belakang. Tongky senyum dan mengerdipkan mata, Sebab kalau mereka pergunakan otaknya, dan
sementara tangannya masih seperti memegang bedil. mereka menembak, dan pembajak yang satu itu
Kemudian Tongky menyendok makananya lagi. Menoleh tersungkur mati, maka pembajak yang lain tentu dengan
163
serentak akan meledakan granatnya. Lalu..isi pesawat ini isi pesawat dalam waktu sekejap. Para pembajak bisa tak
jadi abu! Untung orang di tower tak pakai otak, pikir mengetahui sama sekali.
Tongky lagi sambil melahap sisa terakhir dari
makanannya di piring plastik.

Matanya kembali menatap kaca jendela yang pecah.


Dan, tiba-tiba, ya, tiba-tiba sebuah pikiran menyelinap
ke otaknya. Jika dari menara bisa menembak, dan dengan
memakai alat peredam, peluru pasti bisa masuk ke mari
dengan diam. Bahkan tanpa alat peredampun, tembakan
-Episode 455-
dalam jarak seribu meter itu takkan terdengar dari dalam
pesawat.

Mereka di tower harus berbuat sesuatu, pikir Tongky. -Episode 456-


Dia mencoba membayangkan perang Vietnam yang dia
Tiba-tiba Direktur CIA itu berseri wajahnya.
lalui bersama teman-temannya dulu. Betapa mereka
mempergunakan bedil yang pakai peredam. Pesawat ‘’Terima kasih, Tuan mengingatkan kami. Benar
udara menjatuhkan bom-bom kimiawi. Bom yang dalam paket bantuan untuk pasukan tuan ada peluru itu.
menyebarkan kuman, bom yang menyebabkan penduduk Tapi paket khusus yang didatangkan setahun lalu’’
atau para pemberontak komunis jadi tertidur. Bom berisi Yang hadir di tower itu seperti mendapat nafas baru.
obat tidur! Ya, itu dia!
‘’Anda sebutkan saja kode peti senjata dan peluru
Orang di tower itu harus mencari peluru yang yang dimaksudkan..’’ ujar Kepala Staf Angkatan Perang
ujungmya berrisi zat kimia. Peluru itu ditembakkan ke itu.
dalam pesawat. Tanpa suara, tanpa warna, peluru yang
ujungnya berisi zat kimia itu akan melumpuhkan seluruh
164
Direktur CIA itu segera menyebutkan kodenya. kimianya secara diam-diam. Tanpa suara, tanpa bunyi dan
Kepala Staf Angkatan Perang Mexico mencatat dan tanpa warna.
memberi instruksi lewat telepon pada anak buahnya. ‘’Berapa kekuatan peluru ini dan berapa lama dia
‘’Apakah tempat penyimpanan amunisi Anda jauh mulai bereaksi?’’ tanya Menteri Luar Negeri AS.
dari sini?’’ tanya Menteri Luar Negeri Amerika. ‘’Peluru ini segera bereaksi begitu dia mencapai
‘’Itu rahasia, tapi kami akan mendatangkannya dalam sasaran. Untuk pesawat sebesar yang di lapangan sana,
waktu singkat..’’ dengan penumpang sekitar enam puluh orang, kita hanya

Mexico memang dikenal sebagai negeri yang punya membutuhkan waktu satu menit dengan jenis peluru yang

hubungan dekat dengan Amerika. Amerika memerlukan ini..’’ ujar Kepala CIA itu sambil memilih peluru berkepala

negara di selatan ini untuk membendung komunis. Dalam hijau.

waktu singkat dari gudang amunisi yang letaknya ’Kini beri isyarat ke sana, kita siap untuk
memang di sekitar lapangan udara, peluru yang diminta melaksanakannya. Siapa yang akan menembak hingga
datang, berikut bedilnya sekalian. persis masuk ke jendela yang pecah itu?’’

Senapan mirip M16 yang belum banyak beredar saat ‘’Ada empat atau lima orang yang yang bisa
itu. Namun loopnya agak khusus, agak besar. Loop yang menembak ke sana, termasuk kolonel ini..’’ ujar Kepala
agak besar ini adalah untuk tempat peluru kimia tersebut. CIA itu.
Pelurunya berbentuk cerutu sebesar kelingking. Mereka segera bersiap. Kolonel itu mempersiapkan
Pangkalnya agak besar untuk tempat bertumpu pada bedilnya. Membidik lewat teleskop dengan sinar infra
bedil. Jika ditembakkan, cerutu sebesar kelingking itulah merah ke lobang jendela yang pecah itu. Kemudian
yang terbang. Menancap di tempat yang dikehendaki. memberi isarat bahwa dia sudah siap.
Kemudian peluru itu akan pecah dan menyebarkan
‘’Beri isyarat ke pesawat itu…’’ ujar Menteri Luar
Negeri.

165
Kepala CIA itu segera memencet tombol lentera listrik terkaman peluru itu tak bakal diketahui. Selanjutnya
sekali. Lalu menanti. Tongky yang memang telah menanti mereka boleh tidur bersama. Si Bungsu mulai angkat
isyarat itu segera memencet senternya. Orang-orang di bicara:
menara membaca pesannya kembali: ‘’Boleh saya ke WC di belakang?’’
‘’Tunggu isyarat berikutnya untuk menembak..’’ Pembajak yang harus menghindar itu tak menyahut,
Mereka yang di Tower menanti. Si Bungsu yang hanya memberi isyarat dengan mengayun ujung pistolnya
dibisiki oleh Tongky tentang rencananya, diberi tahu pula ke arah belakang. Artinya dia mengizinkan si Bungsu ke
bahwa orang di tower telah siap. Dan si Bungsu harus belakang. Si Bungsu menanti beberapa saat, kemudian
memulai rencana yang mereka rancang. Dia harus tegak. Ketika lewat dekat orang itu dia tersenyum. Namun
berpura-pura pergi ke WC di belakang. Kemudian dengan pembajak itu seperti patung yang beku. Tak bereaksi
segela usaha harus bisa membuat pembajak yang di sedikitpun. Si Bungsu terus ke belakang. Di dalam toilet
sebelah kananya beranjak dari sana. Sebab tempat di dia hanya mencuci muka, dan bersisir.
belakang pembajak itu tegak adalah tempat dimana Ketika dia keluar, Tongky sudah menanti dengan
peluru bius itu akan bersarang, jika ditembakan dari tegang. Namun pembajak itu masih di tempatnya, tak
tower. bergeser sedikitpun. Si Bungsu lewat lagi ke depan. Ketika
Jika pembajak itu masih tegak di sana, maka peluru akan melewati tempat pembajak yang harus dia
bius itu akan menghantam kepala atau lehernya. Jika itu pindahkan itu, Yuanita muncul di depan sana.
terjadi, maka kawan-kawannya yang lain pasti akan ‘’Nona, saya ingin ke tempatmu..’’ katanya sambil
meledakkan granat mereka, karena menyangka bahwa bergegas ke depan.
pihak keamanan mulai menyerang. Jika pembajak itu
Gadis cantik itu tentu saja terganga heran. Tapi
berhasil tegak, maka peluru itu akan menghantam
pembajak yang lain jadi berang. Yang tegak di sisi kanan
bahagian yang lembut di belakang tempat tegaknya,
tempatnya lewat berusaha menjangkaunya, namun tak
ditambah dengan suara batuk yang diatur Tongky, maka
166
berhasil. Karena itu pembajak tersebut memburu pula ke ternyata ada tiga buah, beruntun dalam waktu setengah
depan. Dan saat itu Tongky yang sudah siap dengan detik. Dan begitu menghantam sasarannya di sandaran
senter mininya memberi isyarat. tempat duduk, bius yang amat tinggi dosisnya itu segera

‘’Itu isyaratnya…!’’ seru Direktur CIA yang ada di bekerja.

tower. Mesin pendingin udara yang ada dalam pesawat itu

Seruan itu sekaligus berupa perintah pada kolonel justru mempercepat menyebarnya pengaruh bius itu ke

yang sejak tadi tetap membidik. Pelatuk dia tarik. Peluru segala pelosok pesawat. Dalam waktu hanya setengah

bius itu meluncur dan masuk persis di lobang kaca jendela menit, tak seorangpun dalam kabin penumpang yang

yang pecah itu. Menghujam di sandaran tempat duduk sadar, kecuali Tongky yang memang telah waspada

dimana pembajak tadi berada. benar.

‘’Hei, bajingan, kau kembali atau kutembak..’’ seru Ia veteran perang Vietnam. Karenanya dia mengenal

pembajak itu pada si Bungsu. dengan baik cara kerja senjata buatan Amerika itu. Karena
itu, begitu dia menekan senter kecilnya untuk memberi
Si Bungsu terhenti. Lalu menatap pada Yuanita di
isyarat, dia telah menyiapkan diri. Sehelai sapu tangan dia
depan sana. Gadis itu tersenyum manis.
pergunakan menutup mulut dan hidungnya.
‘’Jangan nervus, Love. Duduklah di tempatmu
kembali. Atau kalau kau ingin duduk di depan ini agar -Episode 456-
lebih dekat denganku, mari.. silahkan…’’

Si Bungsu tersenyum dan melangkah. Namun dia


-Episode 457-
terhuyung. Pembajak itu, pramugari itu juga terhuyung.
Semuanya rubuh pada waktu hampir bersamaan!

Peluru kimia buatan Amerika itu bekerja amat cepat


dan amat tepat waktunya. Peluru yang ditembakan itu

167
Demikianlah berakhirnya drama pembajakan itu.
Tongky yang diminta untuk bicata khusus dengan menteri
itu menolak dengan halus. Dia hanya minta antarkan
bersama si Bungsu untuk diterbangkan ke Dallas, kota
-Episode 458-
tujuan mereka dan dengan satu syarat, kehadiran mereka
Para penumpang masih terheran-heran. Menteri Luar tidak dipublisir oleh koran yang saat ini jelas saja
Negeri Amerika dan si Duta Besar maju, menyalami mendapatkan berita yang luar biasa hebat dan heroiknya.
Menteri Muda Amerika yang baru siuman. Mengguncang
Menteri Luar Negeri Amerika itu terpaksa menerima
tangannya erat-erat, lalu bicara kepada penompang:
penolakan Tongky. Dan hanya dalam waktu setengah jam
‘’Atas nama Pemerintah Amerika, atas nama sejak mereka mengetahui nama Tongky lewat daftar
Presiden Kennedy, kami menyampaikan maaf yang besar penumpang, mereka telah tahu sejarah hidup veteran
atas peristiwa ini. Tuan-tuan mendapat gangguan dalam perang Vietnam itu. Mereka tahu, Negro warganegara
perjalanan karena adanya Menteri Muda kami di pesawat Inggeris itu adalah seorang sersan mayor dalam pasukan
ini, yang ingin mereka jadikan sandera. Kini, sebagaimana Baret Hijau Inggeris yang terkenal. Yang beberapa kali
disampaikan pilot ini, semuanya telah berlalu. Sebagai menyelamatkan regu pasukan Amerika yang terjebak oleh
tanda terima kasih atas ketabahan Anda semua, kami tentara Viet Cong dalam perang Vietnam.
akan mengantarkan Anda ke kota tujuan masing-masing.
Mereka juga mengetahui, sersan itu kini berdomisili di
Kami akan antarkan dengan pesawat terbang khusus ke
Singapura. Bersama mantan Kapten Fabian sebagai
kota terkecil yang jadi tujuan Anda.. Dan pada tuan yang
komandannya, juga dari pasukan Green Barret. Diketahui,
duduk di belakang sana.. kami ingin bicara secara
bahwa mereka di kota Singa itu menghimpun semacam
khusus..’’ Menteri Luar Negeri Amerika itu menatap pada
kelompok yang terdiri dari bekas pasukan Baret Hijau
Tongky yang sudah sadar sejak tadi dan tetap duduk diam
Inggeris terkenal itu.
di tempatnya.

168
Dalam waktu yang juga tak sampai setengah jam, Ketika anak muda ini diadili di Tokyo, penduduk kota
lewat Washington DC, mereka mengetahui latar belakang itu jadi heboh dan memprotes. Soalnya anak muda itu
kehidupan kawan Tongky yang bernama si Bungsu. membunuh kedua tentara Amerika karena akan
Mereka punya fail tentang anak muda itu, dimulai dari memperkosa gadis Jepang yang bernama Michiko! Rasa
zaman Jepang di Sumatera Barat. Tentara Amerika yang harga diri dan rasa terima kasih Bangsa Jepang jadi
merupakan bahagian dari tentara Sekutu telah menyebar meledak begitu mengetahui pemuda yang membela gadis
mata-mata jauh sebelum sekutu masuk ke Indonesia. Dari Jepang itu diadili dan bisa diancam hukuman tembak!
mata-mata inilah diserap informasi, bahwa ada seorang Akhirnya pihak Departemen Keamanan Amerika yang
anak muda bernama si Bungsu, yang dengan samurainya terkenal dengan sebutan Pentagon itu, mengirim surat
membabat tentara Jepang. perintah kepada Panglima Pendudukan Amerika di Jepang,
Kemudian fail, data tentang diri anak muda itu kini agar perkara anak muda itu dideponir saja. Di petieskan.
lengkap tatkala masuk berita dari Tokyo dan Nagasaki, Anak muda itu diusahakan bebas tetapi harus
Jepang. Saat itu yang jadi Presiden Amerika adalah meninggalkan kota Tokyo tanpa publisitas. Sebab
Eisinhower. Dan di Jepang tentara Amerika suatu malam betapapun jua, Amerika tak mau kehilangan muka,
bahagian utara Tokyo, disebuah daerah bernama Asakusa membebaskan begitu saja orang yang membunuh dua
disebuah penginapan mesum, mereka kehilangan dua orang tentaranya!
orang tentara yang mati dibacok samurai. Dan anak muda itu dibebaskan. Kemudian ternyata
Kemudian, berbulan-bulan setelah itu, diketahui dia menuju ke Kyoto, ke kota tua dimana dia mencari
bahwa yang membabat perwira dan bintara Amerika itu musuh besarnya, Saburo Matsuytama! Semua data itu
adalah seorang anak muda berkebangsaan Indonesia, dikirim ke Washington oleh CIA. Dan kini, baik orang CIA
bernama si Bungsu! Data tentang dirinya telah dikirim ke maupun Menteri Luar Negeri Amerika itu bertemu
Washington lewat mata-mata yang warga Indonesia atau langsung dengan kedua orang tersebut.
Jepang.

169
-Episode 459- ‘’Ya saya tak tahu namanya. Namun saya bisa
sebutkan ciri-cirinya’’.

‘’Baiklah. Anda sebutkan ciri-cirinya..’’


-Episode 460- Yuanita menyebutkan ciri lelaki yang ingin dia temui
Direktur CIA itu saling pandang dengan petugas itu. Di ruang khusus di salah satu tempat dekat lapangan
keamanan. itu, para bekas sandera masih ada yang menunggu
pesawat. Sebahagian besar diantara mereka telah
‘’Jangan khawatir. Dia bukan bahagian dari kami. Dia
diterbangkan ke kota masing-masing. Seorang petugas
benar-benar seorang penumpang biasa. Seorang lelaki.
bergegas ke sana. Menyeruak diantara petugas keamanan
Saya harap Anda bisa mengerti..’’
yang menjaga dengan ketat. Berbisik dan mencari-cari.
Dan tiba-tiba saja Direktur CIA itu menjadi maklum.
Kemudian mendekati seorang lelaki.
Dia punya seorang anak gadis yang sebaya dengan
‘’Tuan, Anda diminta datang ke ruang itu..’’ petugas
pramugari cantik ini. Gadisnya itu seorang yang manja.
tersebut bicara pada si lelaki. Lelaki itu, yang tak lain
‘’Baik, Anda bisa sebutkan namanya. Tapi kami hanya
daripada si Bungsu, jadi kaget.
bisa memberi waktu lima menit. Tak lebih’’
‘’Saya..?’’
‘’Terimakasih. Saya justru hanya butuh waktu
‘’Ya, Tuan..!’’
setengah menit..’’
Si Bungsu memandang pada Tongky yang tengah
‘’Nona, bisa sebutkan namanya, agar kami bawa dia
duduk bersandar di kursi sambil menaikkan kaki ke meja.
kemari..’’
Di meja ada dua botol bir yang telah kosong. Sebuah
‘’Saya tak tahu namanya..’’
piring yang penuh tulang ayam.
Direktur CIA itu tertegun heran.
‘’Saya dengan teman saya ini?’’

170
‘’Tidak, Anda sendirian..’’ Siapa tahu, kesempatan seperti ini dia pergunakan

Tongky mengedipkan mata. Dan si Bungsu mengikuti untuk bunuh diri, atau melakukan penyanderaan lagi,

petugas itu. Dia segera dibawa ke luar ruangan. Ke misalnya. Jika gerakan mencurigakan seperti itu mereka

sebuah jalan di depan ruang tunggu. Naik ke sebuah jip, lihat, mereka sudah siap sedia. Gadis ini merupakan salah

kemudian jip itu dipacu ke sudut lapangan yang lain. Lalu satu tertuduh utama, dan merupakan mata rantai amat

berhenti di dekat sebuah pesawat jet kecil yang dijaga penting dalam menggulung sindikat terorisme

dengan ketat. Di dekat tangga, ada tiga orang tegak. Satu internasional. Makanya dia tak boleh diabaikan.

diantaranya adalah perempuan. Yang segera dikenali oleh Itu pula sebabnya, meski dalam keadaan
si Bungsu sebagai Yuanita. bagaimanapun, dia harus diawasi dengan ketat, walaupun

‘’Dia yang Anda maksud..?’’ tanya Direktur CIA itu terasa agak kurang sopan. Namun si Bungsu sama sekali

begitu jip tersebut berhenti. tak tahu untuk apa dia datang ke sana. Kalaupun benar
seperti yang diucapkan Direktur CIA, maka dia juga tak
Gadis itu mengangguk. Matanya tak lepas menatap si
tahu kenapa gadis itu memintanya untuk datang. Dia
Bungsu yang termangu-mangu di atas jip. Si Bungsu
mendekati gadis itu. Yang rambutnya tergerai ditiup angin
benar-benar tak tahu akan mengapa. Dia turun dari jip itu.
di lapangan udara Mexico City itu. Kemudian tegak tiga
Kemudian melangkah mendekati gadis yang tetap saja
langkah di depanya. Dia masih menatap sejenak. Menatap
memandangnya tak berkedip. Petugas-petugas, termasuk
gadis yang sejak tadi memang telah menantinya.
Direktur CIA, menatap setiap gerak kedua orang itu
dengan diam. Sebenarnya adalah tak sopan berlaku ‘’Anda meminta saya untuk kemari, Nona?’’ tanya si

demikian. Menatap sepasang anak muda yang barangkali Bungsu pelan.

entah akan mengapa. Tapi yang mereka hadapi ini bukan Gadis itu tak menjawab, melainkan mendekat
sembarang anak muda. Yang perempuan adalah gembong padanya. Menglurkan tangan untuk bersalaman. Si
pembajak komunis yang amat militan. Bungsu ragu-ragu, namun akhirnya menyambut uluran
tangan itu. Gadis itu menjabatnya dengan erat, dan tanpa
171
diduga —dan tak dapat dielakkan si Bungsu— Yuanita Gubernur berkantor dengan bahagian Centrum dimana
menarik tangannya mendekat. Menyebabkan tubuh para bandit bermarkas.
mereka saling merapat dan tubuhnya langsung dipeluk Bahagian Utara dengan gubernurnya dianggap tidak
gadis itu. Tidak berhenti sampai di sana, gadis itu sebagai pusat kekuasan. Tidak sebagai pusat pengambil
mencium bibirnya. keputusan. Keputusan dan kekuasaan justru ditentukan

-Episode 461- oleh orang-orang yang bukan duduk di pemerintahan, tak


berpangkat dan tak jelas identitasnya. Mereka bermarkas
di Centrum City! Itulah selintas gambaran tentang Dallas.

-Episode 462- Dan ke sanalah si Bungsu menuju. Ke belantara yang tak


berbelas kasihan itu.
Di bahagian tengah, disebut sebagai Centrum City.
Dia dan Tongky menginap di Dallas Hotel. Hotelnya
Pusat kota tidak hanya disebut Centrum karena berada di
terbilang sederhana. Bertingkat dua belas dengan gedung
tengah. Pengertian Centrum diartikan sebagai ‘pusat’nya
model Abad ke 19. Begitu masuk loby hotel, seorang gadis
segala kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
cantik berpakaian seperti perwira Spanyol zaman
yang mengatur dunia! Sekali lagi, “yang mengatur dunia”!
Napoleon membukakan pintu mobil. Membawanya masuk
Di bahagian inilah para bandit Mafia mengatur cabang dan
dan mengantarkan ke bahagian front office. Di sana, dua
kegiatannya hampir di seluruh penjuru dunia.
orang gadis yang hanya mengenakan kutang,
Di bahagian ini pula terdapat sebuah kantor Caltex,
memperlihatkan sebahagian besar dari dadanya yang
yang kelihatannya tak begitu besar, namun dari situlah
ranum, menerima mereka. Mulai dari mencatatkan nama,
seluruh kebijaksanaan perusahaan minya raksasa itu
menentukan kamar, lalu mengantarkan mereka ke kamar.
dikomandokan. Dan.. di bahagian ini pula pusat perjudian,
Yang mengantarkan seorang gadis dengan pakaian
pelacuran serta kegiatan politik disutradarai! Jadi bedanya
Ceong Sam yang lazim dipakai di negeri Cina. Belahan
amat menyolok antara kota bahagian utara dimana
samping baju itu seperti dirobek. Mulai dari mata kaki,
172
sampai ke atas pinggul. Belahan itu menampakan betis, ditentukan..’’ gadis itu menjawab penuh sikap profesional.
paha, pinggul yang tak bertutup. Mereka menaiki lif yang Tongky bersiul.
modelnya kuno sekali. Sebuah kotak empat segi dengan ‘’Terimakasih, kami akan pikir tombol mana yang
tutup seperti jerajak besi di penjara. Ketika tombol akan kami tekan setelah kami mandi nanti..’’ ujar bekas
bernomor dipencet, yaitu tingkat dimana mereka akan pasukan Baret Hijau itu sambil meletakan uang sepuluh
ditempatkan, lif itu memperdengarkan bunyi berdenyit. dollar ke belahan dada gadis itu, yang terbuka dua pertiga
Persis seperti membuka pintu di rumah-rumah kuno. bahagiannya. Gadis itu tersenyum dan meninggalkan
Gadis yang memakai baju “robek lebar” di paha, dan kamar.
model dada terkelayak separuhnya itu tersenyum manis. ‘’Wow, inilah Dallas Bungsu. Sambutan untuk kita di
Tongky mengerdipkan mata pada gadis itu. Mereka hotel ini ternyata cukup lumayan’’.
menempati kamar 707. Gadis itu mengantarkan mereka
Si Bungsu yang sejak tadi sudah merebahkan diri di
sampai ke dalam kamar. Menunjukan letak kamar mandi,
pembaringan menatap isi kamar itu. Kamar itu luar biasa
tempat sabun, lemari pakaian, handuk dan lain-lain.
mewahnya. Seluruh lantainya di alas permadani biru.
‘’Jika Anda butuh apa saja, tekan bel itu… dan Dindingnya juga berwarna biru. Alas kasur dan selimut
ngomong lah, mintalah. Apa saja, akan kami layani…’’ ujar tebalnya juga berwarna biru dan mewah. Tiba-tiba ada
gadis itu. suara di aiphone dalam kamar itu.
‘’Kalau kami minta Anda, Nona..?’’ ujar Tongky ‘’Tuan, jika tuan ingin dipijat, kami akan mengirimkan
memulai kedegilannya. dua orang pemijat ke sana..’’
‘’Tuan hanya tinggal menekan aiphone itu, dan ‘’Apakah tukang pijatnya lelaki atau perempuan?’’
katakan pada bos saya, bahwa saya demam dan harus tanya Tongky dari pembaringannya.
berada di kamar ini untuk jangka waktu yang
‘’Tuan boleh pilih..’’ jawab aiphone itu.

173
Tongkay tertawa bergumam dan mengucapkan Dokter cantik itu menjerit melihat pistol ditangan
terimakasih. Buat sementara mereka hanya memesan polisi itu terarah pada si Bungsu yang masih saja tak
minuman. Tongky memesan gin yang tal ada dalam mengacuhkannya. Dan si Bungsu, yang telah pulih
kulkas kecil di kamar dan si Bungsu memesan teh panas. kembali naluri rimbanya, mendengar dengan jelas pelatuk
Hari sudah malam ketika mereka sampai di hotel itu. pistol yang ditarik. Dan hanya berbeda dua detik dari
Karenanya tak seorangpun diantara keduanya yang letusan pistol itu, dia lebih duluan membalik dan
berminat untuk meninggalkan hotel. Mereka memilih mengayun tangan kanannya! Dua bilah samurai kecil
untuk tidur dan istirahat. Sehabis memesan minuman lepas dari tangannya. Menghantam leher dan dada polisi
mereka memesan makan malam. Berupa ayam goreng yang tengah menembak itu! Pistolnya meledak, pelurunya
dan nasi putih. menghantam loteng, kemudian polisi itu rubuh! Si Bungsu
kembali menoleh pada para petugas Dallas Central
-Episode 463-
Hospital itu, dan dengan tenang berkata:

‘’Anda jadi saksi, saya hanya membela diri’’

-Episode 464- Lalu dia memberi isyarat agar mengerjakan segera


mayat Tongky. Dengan gugup petugas itu melaksanakan
perintahnya. Saat itu terdengar ada yang berkata;
-Episode 465- ‘’Anda mencari bencana, Tuan. Anda melawan Polisi
Dallas. Anda melawan kawah gunung merapi..’’

Si Bungsu menoleh pada yang bicara itu. Dan yang


-Episode 466-
bicara itu adalah dokter wanita cantik yang tadi
mengantar kedua polisi ke ruangan ini.

-Episode 467- ‘’Anda membunuh mereka…’’ kata dokter itu lagi.

174
Si Bungsu masih tak menjawab. Namun tak lama berdarah. Si polisi menyumpah-nyumpah mendapatkan
kemudian, salah seorang dari polisi itu, yaitu yang dirinya dilumpuhkan begitu.
bertubuh besar, yang kena hantam hingga pingsan, mulai ‘’Jahanam, kau akan mendapat pembalasan..’’
bergerak. sumpahnya pada si Bungsu.
‘’Dia dan temannya itu takkan mati. Yang kena tikam Si Bungsu tak mengacuhkan. Namun suasana segera
pisau itu hanya pingsan untuk jangka waktu dua atau tiga berubah, tatkala tiba-tiba dari arah mereka masuk tadi
jam. Dia akan segera sadar..’’ ujar si Bungsu pelan sambil terdengar derap sepatu. Seorang dokter lelaki kelihatan
mendekati polisi yang tak bergerak itu. masuk, dan di belakangnya ada dua orang polisi yang
Mencabut samurai kecil di leher dan di dana di polisi itu. seragamnya persis seperti dua polisi yang dilumpuhkan si
Dia memang tak berniat membunuh polisi tersebut. Kalau Bungsu. Si Bungsu tahu, dia harus melawan atau masuk
mau, dengan mudah dia bisa melakukan. Dia hanya bui.
merasa muak atas perlakuan mereka. Yang merasa super
Daerah ini kelihatannya amat keras dan tak
menjadi orang putih. Yang amat menghina orang kulit
menyukai orang-orang kulit berwarna, terutama orang
berwarna. Kebenciannya pada orang kulit berwarna
negro. Makanya dia bersandar ke dinding, menatap
tergambar dalam ucapan dan perlakuannya ketika
dengan diam pada polisi yang datang itu. Dia akan
memeriksa mayat Tongky.
melihat situasi, kalau kedua polisi itu cukup sopan, dia
Mereka tidak hanya memperlakukan mayat itu secara akan melayaninya baik-baik. Tapi kalau mereka kasar
tak sopan, tetapi juga berniat merampok dompetnya yang seperti kedua polisi yang terdahulu itu, maka dia juga
berisi uang dan jam tangan roleknya! Itulah yang akan melayaninya menurut selera mereka.
membuat mual si Bungsu, dan yang membuat amarahnya
Ah, jauh-jauh datang dari Minangkabau, alangkah
tak terkendalikan. Ketika polisi yang satu akhirnya sadar,
memalukannya kalau hanya takut melawan polisi yang
dia mendapatkan dirinya telah terborgol bersama
zalim. Apalagi jumlahnya hanya dua orang. Bukankah
temannya yang masih pingsan dengan leher dan dada

175
dulu ketika di Tokyo dia juga pernah menghadapi tentara kaget tatkala mendengar dialog polisi yang baru datang
Amerika? Tentara Amerika yang hendak memperkosa itu:
Michiko. Dua tentara yang sombong, dan keduanya dia ‘’Jahanam! Kau merusak nama korp kami. Kini kau
sudahi nyawanya! rasakan akibatnya. Kalian para bandit haus darah! Kalian
Dia sudah datang di kota belantara ini. Dalam tiap akan dihukum tanpa prosesverbal!’’
belantara, berkeliaran mahluk-mahluk buas. Dia sudah ‘’Kawan-kawan kami akan membebaskan kami’’ ujar
diberi ingat ketika masih di Singapura akan hal itu oleh polisi yang tergeletak itu sambil nyengir.
teman-temannya. Kedua polisi itu menatap si Bungsu.
Dua orang polisi lainnnya segera hadir dalam kamar
Menatap pada dua polisi yang tergeletak berlumur darah
mayat itu. Dan kedua polisi yang baru datang itu segera
dan tangannya diborgol di lantai. Si Bungsu menatap
diperintahkan untuk menyeret dua polisi yang
dengan diam. Polisi itu menatap mayat Tongky. Kemudian
dilumpuhkan si Bungsu. Si Bungsu tak mengerti apa
menatap si Bungsu.
sebenarnya yang terjadi.
‘’Maaf, Tuan, kami dari Kepolisian Dallas, apakah
Apakah ada komplotan dalam tubuh kepolisian
Tuan yang meninggal tertembak ini teman Tuan?’’
Dallas? Kedua polisi itu kembali melakukan hal yang tadi
Si Bungsu buat sesaat tak bisa menjawab oleh sikap dilakukan oleh polisi terdahulu. Mencatat nama dan
yang sopan itu. Tak ada nada permusuhan. Tak ada nada identitas Tongky dan si Bungsu.
kebencian terhadap kulit berwarna. Kedua polisi itu justru
‘’Maaf, kami datang terlambat ke hotel dimana
menyebut ‘Tuan’ pada mayat Tongky.
kejadian ini berlangsung. Soalnya mereka telah
‘’Ya, saya temannya…’’ ujar si Bungsu akhirnya. merencanakan pembunuhan ini dengan baik..’’
Namun dia masih tetap waspada. Kedua polisi itu ‘’Merencanakan?’’ kata si Bungsu heran.
mendekati temannya yang tergeletak. Si Bungsu jadi
‘’Ya, mereka. Anda tak tahu?’’

176
Si Bungsu menggeleng. fotografer kawakan dengan memakai telens. Pioneer

‘’Mereka dari kelompok gerombolan Klu Klux Klan, menceritakan tentang betapa Tongky menyelamatkan

Anda tak tahu?’’ pesawat itu.

Si Bungsu kembali menggeleng. ‘’Kenapa dengan koran itu?’’ tanya si Bungsu tak
mengerti.
‘’Anda tak tahu bahwa ini direncanakan atau Anda
tak tahu apa-apa tentang Klu Klux Klan?’’ ‘’Koran ini menjadikan kawanmu pahlawanan, Tuan’’

‘’Kedua-duanya. Saya tak tahu untuk apa organisasi ‘’Lantas?’’

itu merencanakan pembunuhan teman saya..’’ ‘’Cerita itulah yang menyebabkan kematiannya’’

Kedua polisi itu saling pandang. Kemudian menarik ‘’Saya tak mengerti…’’
nafas panjang. ‘’Tuan, seperti yang saya katakan, kedua polisi tadi
‘’Kawanmu ini, Tuan, dibunuh oleh suatu kelompok adalah polisi gadungan. Mereka merencanakan
orang-orang yang haus akan darah negro. Mereka adalah pembunuhan temanmu ini. Mula-mula mereka membaca
kelompok iblis yang sebenarnya. Negeri ini, dan hampir koran pagi, bahwa ada seorang negro yang jadi pahlawan.
semua negeri di selatan ini, kini tengah dilanda oleh Menyelamatkan puluhan penumpang. Pemerintah Amerika
kerusuhan rasial yang paling buruk. Kau akan melihatnya dan rakyatnya tentu saja bangga dan menganggap
nanti… Kawanmu ini mati karena koran ini…’’ ujar polisi temanmu itu pahlawan. Hal itu menyakitkan hati anggota
itu memperlihatkan sebuah koran. Ku Klux Klan, orang kulit putih yang anti negro! Karenanya

Koran itu sama dengan koran yang mereka baca tadi mereka lalu memutuskan untuk membunuh negro yang

pagi di hotel: Pioneer! Di halaman satu ada foto Tongky. dianggap pahlawan ini. Mereka memiliki hampir

Sedang duduk diruang tunggu lapangan di Mexico City. semuanya, senjata, uang, dan koneksi. Mereka memiliki

Kakinya ke atas meja, di depannya ada piring bekas uniform polisi, tentara atau bahkan pakaian kerajaan…’’

goreng ayam. Tongky tersenyum. Foto itu jelas diambil

177
HUJAN turun rintik-rintik tatkala seorang pendeta bunga yang dipesan atas uang yang dia serahkan pada
berjubah hitam membacakan doanya. Karangan bunga dokter di rumah sakit tadi pagi.
kelihatan menumpuk di pusara itu. Ada sekitar dua puluh Senjapun turun ketika dia jongkok dekat pusara
orang lelaki perempuan yang hadir dalam upacara temannya itu. Dia ingin bicara, tapi tak ada suaranya yang
penguburan Tongky. Kesemuanya orang-orang yang keluar. Bersama mereka dari Singapura, kini ketika hari
dibayar. Inilah kehidupan di kota belantara. Untuk hadir di pertamanya di sini, kawannya ini pergi mendahuluinya.
pemakaman, orang bisa diupah. Semuanya hadir dengan Kawannya itu datang kemari untuk menemaninya mencari
pakaian berkabung. Michiko. Dan ternyata dia mengorbankan nyawanya. Akan
Wajahnya sendu, kepala menunduk menatap bumi. dia beritahukah Fabian dan kawan-kawan eks pasukan
Dan mereka tak beranjak, tidak pula berucap sepatahpun baret hijau di Singapura? Belum ada simpulan yang dia
meski hujan turun gerimis. ambil.
Setelah pendeta membaca doa, satu persatu mereka ‘’Aku akan balaskan kematianmu, kawan… Aku
melangkah meninggalkan komplek pemakaman. Berlalu bersumpah untuk membalasan kematianmu…’’ akhirnya
dengan langkah yang tak tergesa-gesa. Betapapun, si terdengar juga ucapan separuh berbisik dari mulut si
Bungsu merasa agak terhibur atas pelaksanaan Bungsu.
pemakaman temannya itu. Dia tinggal sendiri di
Tangannya memetik beberapa kuntum bunga plastik
pemakaman itu. Dengan mantel hujan tebal menutupi
yang mirip benar bunga sungguhan yang dipakai sebagai
tubuhnya. Sebuah topi stetson merek Morris di kepala.
karangan bunga di makam itu. Dia menyimpan kuntum
-Episode 468- bunga berwarna violet itu dalam kantong jas hujannya.
Dan ketika dari kejauhan terdengar bunyi genta lonceng
Dia mirip detektif yang tengah menatap pusara
gereja, dia melangkah meninggalkan areal pusara
dengan lima atau enam karangan bungan. Karangan
tersebut. Senjapun turun memeluk pemakaman itu.

178
Esoknya, dia duduk termenung sendirian di hotrl. Orang-orang di atas punggung kuda itu, maupun
Memikirkan langkah yang akan dia ambil. Dia akan yang berbaris, hampir semua memakai semacam topi
mencari Michiko, tapi terlebih dahulu dia akan mencari yang bahagian atasnya runcing. Wajah mereka tertutup
jejak pembunuh Tongky. Pembunuh sahabatnya itu harus habis, hanya ada dua lobang kecil tentang mata untuk
dia temukan. Dia akan membuat perhitungan. Tapi sekedar tempat melihat. Sebahagian besar pula diantara
kemana dia harus mencari mereka? Di negeri asing dan orang-orang itu kelihatan memakai jubah putih.
seluas ini? Apa yang dia ketahui tentang negeri ini? Banyak sekali spanduk yang mereka bawa. Merasa
Ah, ketika mula pertama dia datang di Jepang dahulu tak puas melihat dari jauh, dalam waktu singkat si Bungsu
dia juga tak tahu apa-apa tentang negeri itu. Malah hanya sudah turun ke bawah. Para penghuni hotel yang lain
bisa ngomong bahasa Jepang sepatah-sepatah, belajar nampaknya tak acuh. Mereka lebih suka berada di hotel
dari Kenji selama pelayaran dari Singapura menuju saja ketimbang melihat demonstrasi itu. Si Bungsu
Jepang. Kini dia fasih berbahasa Inggeris. Dia dengan mendekat ke jalan raya. Melewati teras dimana pagi
mudah berkomunikasi dengan setiap orang. Dia duduk kemarin Tongky tertembak mati. Lalu berjalan sekitar lima
termenung, dan tiba-tiba ada suara di aiphone. puluh meter untuk mencapai jalan besar dimana para

‘’Tuan, jika tuan melihat keluar dari jendela kamar demonstran itu lewat.

tuan, tuan akan melihat demonstrasi kelompok Klu Klux Ternyata semua mereka memakai jubah putih mirip
Klan yang pagi kemarin membunuh teman tuan…’’ jubah pendeta. Di dada sebelah kiri mereka ada gambar

Si Bungsu tersentak. Suara di aiphone itu pastilah salib terbakar dan gambar bercak-bercak merah darah.

suara petugas di resepsionis. Dia segera bangkit, menuju Mereka umumnya membawa bedil. Senapan mesin, pistol

ke jendela. Jauh di bawah sana, dalam terik matahari dan sejenisnya. Mereka membawa poster-poster yang

pukul sepuluh, dia lihat orang-orang berpawai. Ada yang mencaci maki pemerintah yang memberi hati terhadap

berkuda, ada yang berjalan kaki. Dari tempatnya di kulit hitam. Mereka juga menulis dalam poster tentang

tingkat tujuh ini, kelompok di bawah sana tak begitu jelas.


179
niat mereka melenyapkan kulit hitam dari seluruh daratan sebuah perpustakaan kota. Pustaka itu terletak di sebuah
Amerika. gedung tua bertingkat enam. Pustakanya sendiri berada di

Beberapa kali demonstran ini menembakkan senapa lantai lima. Seorang tua terkantuk-kantuk karena sepinya

mereka ke udara. Mereka berteriak-teriak. Si Bungsu pengunjung.

membayangkan, bahwa salah seorang diantara wajah- ‘’Polisi bukannya takut menghadapi Klu Klux Klan itu,
wajah yang bersembunyi di balik topeng itu adalah wajah Tuan. Tapi mereka hanya menghindarkan bentrok
yang kemarin menembak mati Tongky di hotel ini. Dia tak berdarah. Kaum anti-kulit hitam itu berdemonstrasi akibat
mengerti kenapa demonstran begini dibiarkan disahkannya tiga Undang-Undang dalam setahun ini, yang
pemerintah. Kenapa tak seorangpun kelihatan polisi atau memberi hak sama dan keleluasaan lebih luas bagi kulit
tentara yang dikerahkan untuk membubarkan hitam. Itu berarti kalahnya loby mereka di Senat…’’
demonstrasi yang jelas-jelas menginjak injak deklarasi penjaga pustaka itu menjelaskan pertanyaan si Bungsu
Amerika tentang penghapusan perbudakan yang sambil berjalan ke sebuah rak.
dipelopori oleh Abraham Lincoln itu. ‘’Anda butuhkan segala sesuatu keterangan tentang
Bukankah dahulu perang saudara yang dipicu oleh otganisasi iblis itu?’’
deklarasi penghapusan budak telah membelah Amerika ‘’Benar, Pak …’’
bahagian Utara yang anti perbudakan dengan wilayah di
‘’Tak banyak keterangan tentang mereka. Yang ada
Selatan yang ingin tetap mempertahankan perbudakan?
hanyalah kliping koran, majalah dan sedikit buku-buku.
Bukankah akhirnya Selatan kalah dan menerima tanpa
Organisasi itu sendiri berdiri pada tahun 1865. Nah…. Ini
syarat penghapusan perbudakan?
dia. Di rak yang sedikit ini adalah segala tulisan tentang
Kenapa kini ditahun 1963 ini, demonstrasi yang Klu Klux Klan. Anda bisa membacanya. Saya akan
menghasut tumbuhnya kembali semangat perbudakan itu meninggalkan Anda di sini. Kalau Anda akan meminjam
dibiarkan berbuat leluasa? buku, Anda bisa membawa sebanyak yang Anda suka
Pertanyaan itu terjawab ketika suatu hari dia berada di
180
dengan meninggalkan uang jaminan karena Anda bukan Selatan yang dikalahkan utara dalam perang anti-
anggota. Kalau Anda ingin membaca di sini, Anda dapat perbudakan di zaman Abraham Lincoln.
membacanya sampai besok pagi…’’ Nampaknya mereka adalah orang-orang yang pada
‘’Terima kasih, Pak tua. Saya akan membacanya di lahirnya saja menerima kalah. Tapi dalam diri mereka
sini, barangkali hanya sedikit yang ingin saya baca’’ tetap berkobar semangat anti-kulit hitam yang amat

Orang tua itu meninggalkan si Bungsu yang lalu menyala-nyala. Pertemuan itu dilakukan di sebuah kantor

meneliti buku-buku yang ada di rak yang tadi ditunjukkan pengacara di Pulaski, Tennessee, sehari menjelang Natal

lelaki tua itu. Semua kelihatan masih baru. Hanya sedikit tahun 1865.

berdebu. Majalah, koran dan beberapa buku cetakan Mereka bersepakat untuk mendirikan sebuah
khusus yang tak begitu tebal. Dia memilih sebuah organisasi anti kulit hitam dan diberi nama Klu Klux Klan.
majalah, The New York Times. Dia mengetahui dari Kapten Nama itu diilhami oleh bahasa Yunani KUKLOS. Yang
Fabian bahwa koran yang satu ini dapat dipercaya artinya lebih kurang kelompok. Kuklos adalah untuk kata
keterangannya. KU KLUX. Masih merasa agak kurang serasi kalau nama
organisasi hanya terdiri dari dua kata, mereka lalu
-Episode 469-
mencari satu kata lagi yang akan ditambahkan. Rapat hari
Penjelasan itu diberikan Fabian tatkala mereka itu tak berhasil memutuskannya. Barulah sebulan
mendiskusikan berita-berita tentang Indonesia yang kemudian, mereka mendapatkannya.
dimuat oleh koran luar negeri. Edisi itu memuat tulisan
Salah seorang diantara perwira yang berenam itu
khusus tentang gerakan Klu Klux Klan.
secara tak sengaja meneliti asal usul orang-orang yang
Ditulis oleh Wayne King. Koran yang bermarkas besar bersepakat mendirikan kelompok itu. Ternyata keenam
di San Francisco itu menulis: @Lahirnya Klu Klux Klan mereka berasal dari Scotlandia, Eropa Barat. Maka dari
dimulai dari pertemuan enam orang veteran perang negeri asal mereka itu diambil kata KLAN. Yang arrtinya
saudara. Mereka yang berenam berasal dari pasukan juga sama dengan Kuklos.
181
Maka Ku Klux Klan lebih kurang artinya adalah dari empat juta orang! Dari anggota yang umumnya orang
kelompok-kelompok, yang sebenarnya ditafsirkan sebagai kaya dan para tuan tanah di selatan, yang memang amat
kelompok semu, kelompok bayangan. Mereka membutuhkan budak-budak negro untuk bekerja di
menamakan juga gerakan mereka tersebut sebagai perkebunan mereka, Ku Klux Klan mendapatkan dana
KERAJAAN BAYANGAN PARA KESATRIA KU KLUX KLAN. yang tak sedikit. Dari dana yang diperoleh itu, mereka
Lambang yang mereka pakai untuk organisasi mereka membeli senjata modern, membuat markas besar di
adalah gambar salib yang tengah menyala dijilati api hutan atau di pegunungan, dan bahkan membeli pesawat
dengan bercak-bercak merah darah! Mereka terbang!
menetapkan hirarki kekuasaan dalam tubuh organisasi itu. Saat itu, mesin rasialisme yang berbentuk iblis
Menyebut secara rahasia nama hari dan bulan. Pemimpin sungguh-sungguh telah lahir di Amerika. Dan mesin iblis
besar Klan yang pertama adalah Jenderal (yang kalah ini kelak akan terus hidup dan melindas Amerika dalam
perang) Nathan Bedford Forrest. bentuk teror berdarah terhadap kaum kulit hitam.@
Mereka mulai menghimpun senjata yang banyak Demikian ditulis oleh Wayne King dalam The New York
disembunyikan tatkala perang saudara berakhir dahulu. Times. Si Bungsu mendapat gambaran tentang organisasi
Namun saat tu dirasakan senjata tersebut sudah yang disebut Wayne King sebagai “mesin iblis” itu. Mesin
ketinggalan zaman. Mereka lalu mengumpulkan dana dan iblis! Orang-orang ini membunuh tanpa perasaan sama
secara terang-terangan berkampanye mencari anggota. sekali. Mereka bergerak secara mekanis dan berdarah
Rasa permusuhan terhadap kulit hitam saat awal dingin! Esoknya dia datang lagi ke pustaka tersebut.
kekalahan perang saudara itu masih sangat membara. Membaca buku lainnya yang memuat tentang orang-
Dan rasa pahit dikalahkan utara masih seperti luka yang orang dan pimpinan organisasi tersebut. Dalam sebuah
menganga lebar. buku yang berjudul NIGER, ditulis oleh A.B.R. Rosevelt,

Maka tak heran, hanya dalam waktu empat tahun diungkapkan bahwa:

saja, Ku Klux Klan telah menghimpun anggota tak kurang Sekitar Tahun 1875 atau di bawah tahun itu, organisasi

182
teror ini membubarkan diri. Tapi tahun 1915, Ku Klux Klan peluru ketika berada dalam mobilnya. Lalu di Dallas, dua
muncul kembali. Kali ini muncul secara mencolok di Stone orang pejabat kota berkulit hitam ditebas batang
Mountain, Georgia. Waktu itu ada imigrasi besar-besaran lehernya. Bahkan di Birmingham, mereka membom gereja
penduduk Yahudi, Katolik dan Sosialis dari Eropa Timur karena pendetanya mengutuk penindasan terhadap kaum
dan Eropa Selatan ke Amerika Serikat. Namun kulit hitam. Dan sampai kini, aksi organisasi itu berjalan
kemunculan awal tahun 1900-an itu tersendat-sendat terus. Melanda kota-kota besar Amerika, terutama kota-
karena depressi yang melanda Amerika. Tahun 1961, Klan kota negara bahagian di Selatan. Yang sejak dahulu
membentuk Perserikatan Klan Amerika. Sebagai pimpinan memang dikenal sebagai pendukung perbudakan! Alat-
tertinggi dipilih seorang buruh pabrik karet dengan wajah alat negara bukannya tak mau ikut campur. Mereka
mirip burung elang bernama Robert M. Shelton. Begitu bahkan berkali-kali bentrok dengan organisasi itu. Bentrok
dipilih, dia segera merekrut pasukan keamanan dan dalam bentuk perang terbuka. Beberapa gembong Ku Klux
ribuan pengikut di Alabama. Klan telah ditangkap dan dihukum penjara. Namun

Dan awal Tahun 60-an ini, kaum kulit putih merasa beberapa diantaranya terpaksa dibebaskan karena

ditampar oleh kemenangan kalangan negro di lapangan dijamin.

hak-hak sipil yang disahkan Senat, maka berbondong- Si Bungsu termenung di hotelnya. Dia kini tahu sudah
bondonglah kaum rasialis kulit putih memasuki Ku Klux tentang organisasi itu. Dia tahu kenapa Tongky dibunuh.
Klan, menjadi pengikut Shelton. Mereka, karena bencinya Dia tahu kenapa organisasi itu berdiri, dari mana sumber
pada negro, menyumbangkan pada Shelton mulai dari dananya, dan siapa pimpinan tertingginya. Namun hanya
uang, senjata, mobil dan… pesawat terbang! Dan itu. Hanya penjelasan yang garis besar. Tak dijelaskan
pimpinan tertinggi Ku Klux Klan ini tak membuang-buang siapa-siapa tokohnya di Dallas ini. Dan tentu saja tak ada
waktu. keterangan tentang alamat rumah atau kantor.

Dia memulai aksi terornya. Mula-mula di California, Kini akan kemana dia? Sendirian di kota asing tak

seorang pejuang hak-hak sipil orang Negro diberondong beralamat ini? Akan kemana? Mencari Michiko, kemana?

183
Mencari pembunuh Tongky di mana? Semua jejak lenyap -Episode 472-
tak berbekas. Tak ada petunjuk, tak ada yang dikenal.
Tongky menyebut nama seseorang, yang akan jadi
penunjuk jalan bagi mereka di Dallas ini, yaitu Alex. -Episode 473-
Namun Alex dimana? Mungkin ada ribuan nama Alex
Besoknya, pagi-pagi Angela telah hadir di kamar si
di kota ini. Dimana dia bekerja? Tongky menyebutkan dia
Bungsu. Sarapan bersama, kemudian gadis itu
bekerja di wilayah utara. Di Cipilation City. Di salah satu
menceritakan secara ringkas tentang Ku Klux Klan. Namun
kantor pemerintah. Kantor yang mana? Dan lagipula, Alex
ketika si Bungsu coba membetulkan beberapa bahagian
tanpa nama keluarga di belakang adalah sulit mencarinya.
dari cerita itu berdasarkan yang dia baca dari
Alex Apa? Alex Yr, Alex Sr, Alex Kincaid, Alex Franklyn?
perpusatakaan, gadis itu menatapnya heran.
Tak pernah disebut Tongky! Tak pernah.
‘’Anda mengetahui tentang organisasi itu lebih
Tiba-tiba dia teringat pada polisi yang menyamar itu!
terperinci ketimbang saya..’’
Ya, polisi yang sebenarnya anggota Ku Klux Klan yang dia
‘’Tidak. Saya hanya mengetahuinya lewat buku dan
lumpuhkan di kamar mayat rumah sakit itu! Bukankah
majalah yang saya baca di perpustakaan..’’
kedua polisi itu ditahan oleh polisi asli yang datang
kemudian ke rumah sakit? Dia harus ke sana. Ke kantor ‘’Anda sudah membacanya?’’

polisi untuk mencari jejak, meski sedikit! ‘’Ya..’’

-Episode 470- Gadis itu menatapnya kagum. Terpikir olehnya, dia


dan teman-temannya saja dari kepolisian belum pernah
ke pustaka itu untuk membaca apapun. Dan selesai
-Episode 471- sarapan, Angela membawa si Bungsu ke suatu tempat
dimana berpusat perdagangan tekstil.

184
‘’Di sini berpusat agen-agen penjualan tekstil. Saya Si Bungsu diam mendengarkan. Lelaki yang mereka
pernah melihat kedua orang polisi gadungan itu di wilayah perhatikan itu masuk ke sebuah tempat yang di depannya
ini. Untuk Anda ketahui, di balik ramainya jalan ini tertulis King Textill Corp. Tempat itu sebuah bangunan tua
tersembunyi berbagai jenis bandit. Tapi daerah ini adalah bertingkat tiga.
wilayah bandit kelas menengah ke atas,’’ tutur Angela ‘’Oke, mari kita menyusul…’’ ujar Angela sambil
sambil memarkir mobilnya di pinggir jalan. mengepit tas tangannya dan keluar dari mobil.
Dari dalam mobil Cadilac berpintu dua model sport Mereka bergegas melangkah di sepanjang trotoar.
berwarna biru laut itu, mereka menatap jalan George Lalu mendorong pintu hidraulik berkaca tebal dimana
Washington yang membelah jantung kota itu. lelaki tadi masuk. Kini mereka berada di sebuah ruangan
‘’Anda kenal orang itu…?’’ tiba-tiba Angela menunjuk luas dipenuhi kain bergulung-gulung. Diatur merupakan
seseorang yang berjalan melintasi jalan ramai tersebut, gang, banyak sekali. Mereka melihat sekilas punggung
sekitar dua puluh meter di depan mereka. lelaki tadi menuju ke arah mana.

Sekali pandang si Bungsu segera tahu, orang itu Mereka mengikuti. Beberapa kali berbelok diantara

adalah polisi gadungan yang dia lumpuhkan dua hari yang susunan kain yang tinggi, tiba-tiba saja mereka

lalu. Yang satu lagi mungkin tengah dirawat karena luka berhadapan dengan tiga lelaki. Ketiga lelaki terkejut

akibat samurai si Bungsu di dada dan di lehernya. Si melihat dua orang muncul tiba-tiba dihadapan mereka.

Bungsu mengangguk. Dia bersiap untuk turun menyusul Yang paling kaget adalah lelaki yang baru masuk itu. Dia

orang itu. Tapi Angela memegang tangannya. adalah polisi gadungan yang dihantam si Bungsu di ruang
mayat rumah sakit Dallas itu. Dia segera saja menggeram
‘’Tunggu sebentar. Kita lihat kemana dia masuk, lalu
dan bermaksud menghambur menyerang si Bungsu.
kita menyusul. Dan harap hati-hati, kemanapun dia
Namun teman di sisinya memegang tangannya.
masuk, barangkali tempat itu adalah sarangnya tempat
Ku Klux Klan..’’ ‘’Tenang, tenang sobat..!’’ katanya.

185
‘’Jahanam ini yang menyerang kami..’’ rutuk lelaki itu. ‘‘Kalau begitu, kawan Anda yang pernah jadi polisi itu

‘’Ya.. tenang dulu…’’ barangkali tahu dimana alamat pembunuh itu’’ kata si
Bungsu.
Mereka terdiam.
Suaranya pelan, namun siapapun yang ada di dalam
“Well, sobat. Anda datang tepat pada waktunya. Apa
ruangan itu tahu, bahwa dalam nadanya yang pelan itu
yang bisa kami bantu untuk Anda?’’ lelaki yang
tersirat ancaman! Dan nada ancaman itu diterima dengan
memegang tangan polisi gadungan itu bertanya.
cara yang berbeda. Angela mendengarnya dengan hati
‘’Saya hanya ingin tanya alamat pembunuh teman yang benar-benar khawatir. Kawannya ini terlalu berani.
saya tiga hari yang lalu…’’ jawab si Bungsu tenang dan Apa kekuatannya hingga dia berani mengancam orang
langsung pada pokok persoalan. Angela yang tegak dalam sarang harimau ini?
sedepa di belakangnya kaget juga pada keterusterangan
Dia mungkin bisa memberikan bantuan, tapi dia
kawannya ini.
yakin, ketiga lelaki itu memakai bedil di dalam kantong jas
‘’Hm, yang Anda maksud adalah niger itu, bukan?’’ atau dibalik jasnya itu. Jika terjadi pertarungan, maka
tanya lelaki itu pula dengan nada menghina. keajaiban sajalah yang akan bisa menyelamatkan nyawa
‘’Ya, dialah..’’ kata si Bungsu. mereka berdua. Akan halnya ketika lelaki itu merasa

‘’Kami tak tahu siapa pembunuhnya kawan, kami benar-benar berang dan agak lucu mendengar nada

membaca kematiannya dari surat kabar. Sebagaimana ancaman itu. Dengan nada menghina lalu menjawab:

jutaan orang lainnya juga mengetahui dengan cara yang ‘’Kalau saya tahu, kau mau bikin apa Bung?’’
sama..’’ ‘’Mau bikin Kau mengatakannya’’
Si Bungsu menatap ketiga orang itu dengan tatapan
-Episode 474-
yang dingin.

186
‘’He..he..he.. Barangkali aku mau bicara kalau kawan Angela menoleh ke belakang. Dan di belakangnya itu
perempuanmu itu mau tidur bergantian dengan kami..’’ kelihatan kedua lelaki lainnya tengah menodongkan

Muka Angela merah padam. Ketiga lelaki di depan pistolnya ke arah mereka. Angela benar-benar mati kutu.

mereka tertawa cengar cengir. Angela ingin menembak Dia tak meletakan pistolnya di lantai, namun

mereka, namun dia tahu perbuatannya berarti bunuh diri. memasukannya kembali ke tas tangannya. Dia kini masuk

Dia ingin membawa si Bungsu keluar dari ruangan ini. jebakan.

Keluar untuk mengatur siasat. Dia maju dan memegang Kalau saja dia bisa menghubungi teman-temannya
lengan si Bungsu. dari kepolisian, mungkin masih tertolong. Dia merasa

‘’Kita keluar, Bungsu..’’ katanya pelan. menyesal kenapa tak menghubungi teman-temannya dulu
sebelum masuk kemari. Kini terlambat sudah. Dia
Namun terlambat. Ketiga lelaki itu sudah menyebar.
merapatkan tubuhnya pada si Bungsu. Menatap ke depan,
Mereka terkurung diujung yang satu oleh dua lelaki, di
kearah yang ditatap si Bungsu. Dia kini memang tak
ujung yang satu lagi oleh seorang lelaki. Di kiri kanan
punya pilihan lain.
mereka adalah gumpalan kain yang tinggi.
‘’Nah, kawan apa yang kalian kehendaki kini?’’
‘’Jangan keluar cepat-cepat Nona..’’ kata lelaki yang
kembali salah seorang bertanya.
seorang.
Anehnya Bungsu kembali menjawab pelan dan masih
Angela tahu, ini bahaya, dia dengan cepat mengambil
dengan nada mengancam:
pistol dalam tas tangannya. Pisto kecil tetapi cukup
ampuh. Dia menodongkannya ke lelaki yang seorang itu. ‘’Saya ingin Anda bicara, dimana alamat orang yang

Namun lelaki itu tersenyum. membunuh Tongky…’’

‘’Lihat ke belakangmu, Nona. Dan sebaiknya pistolmu ‘’Hehehe..huhu.. ! Bagaimana kalau saya tak mau

itu kau letakan baik-baik di lantai..’’ bicara, Tuan?’’

‘’Anda akan menyesali keputusan itu..’’

187
Tentu saja ketiga lelaki itu tertawa ngakak. Si Bungsu ancamannya. Dia memutar tubuh seperti menoleh pada
tetap tegak dengan tenang. Kepada Angela yang tegak Angela. Saat memutar tubuh itu tangan kanannya
rapat di sisinya dia berbisik: berputar cepat. Dari balik lengan bajunya, dua samurai

‘’Tegaklah di tepi gulungan kain itu. Tegak dengan kecil melesat dengan kecepatan tak terikutkan mata. Dan

tenang..’’ kedua samurai kecil itu menancap di lipatan siku kedua


lelaki yang menodongkan pistol itu.
Angela menghindar dua langkah dan tegak di tempat
yang ditunjukan si Bungsu. Jarak antara ketiga lelaki itu Kedua mereka merasakan sakit yang amat sangat.

dengan mereka sekitar enam atau tujuh depa. Angela tak Ketika mereka berusaha menggerakan tangannya, tak

melihat kawannya ini memakai atau membawa sebuah ayal lagi, jari-jari mereka jadi lumpuh. Samurai kecil si

senjata pun. Lalu dengan apa dia akan membuktikan Bungsu menancap di urat nadi besarnya! Kedua pistol itu

ancamannya, sementara mereka berada di bawah terjatuh sementara mereka menatap dengan perasaan

todongan pistol? kecut dan terkejut.


Si Bungsu sudah tegak di sisi Angela. Lelaki yang tadi
‘’Kawan, kalian akan kami bawa ke markas kami
sendirian di hadapan Angela kaget melihat temannya. Dia
untuk acara pengorbanan bulan ini…’’ yang satu bicara.
bergerak cepat, memasukan tangan ke balik jas di mana
‘’Tidak, kau harus bicara dimana alamat temanmu tersisip pistol otomatisnya. Namun tangannya terhenti di
yang membunuh temanku itu..’’ sana, di balik jasnya itu, ketika si Bungsu berkata pelan:
“He, bajingan! Kau sangka kau berhadapan dengan ‘’Kalau mau mengeluarkan tanganmu, jangan ada
siapa makanya berani mengancam begitu?’’ benda lain, jika engkau ingin nyawamu tetap utuh’’
‘’Saya beri Anda waktu tiga detik lagi untuk Lelaki itu tertegun. Menatap si Bungsu. Namun dia
mengatakannya, tuan polisi’’ ujar si Bungsu. tak melihat senjata atau apapun di tangan lelaki asing itu
Ketiga lelaki itu saling pandang. Dan mereka yang memungkinkan dia melaksanakan ancamanya.
bergerak merapatkan kepungan. Si Bungsu membuktikan Angela menatap dengan berdebar. Tangan lelaki itu pasti
188
telah mengenggam pistolnya. Dan kini hanya tinggal tertegak kaku. Diantara dua alis matanya ada benda kecil
menarik dan menembak! Lelaki itu ingin menggerakan menancap. Dan darah mengalir perlahan.
tangannya keluar. Si Bungsu berkata lagi. ‘’God, setan..!’’ keluhnya.
‘’Kuingatkan, jangan mengeluarkan pistol, jika Tuan Tubuhnya rubuh dengan samurai kecil menancap
ingin tetap hidup..’’ hingga ke gagangnya di antara kedua alisnya. Angela
Tetapi anggota Ku Klux Klan itu mana takut digertak. ternganga. Perlahan si Bungsu memutar tegak.
Dia sudah kenyang dengan intimidasi dan pembunuhan- Menghadap pada polisi gadungan yang kini tak berdaya
pembunuhan. Makanya dia tahu benar orang ini hanya itu. Menghampirinya dan bertanya pelan:
menggertak. Apalagi yang menggertaknya kini adalah ‘’Kini bicaralah, jika engkau tak ingin nyawamu
lelaki dari negeri yang tidak beradab. Tangannya bergerak kuhabisi..’’
cepat sekali dengan pistol tergenggam di tangannya.
‘’Jahanam, kau takkan hidup lama..’’
Angela juga meraih pistol dari dalam tasnya, namun
Namun ucapannya diputus oleh sebuah pukulan yang
sebelum pistol itu keluar, dengan sia-sia dan kecut sekali
amat telak menghajar hidunya. Lelaki itu terdongak,
dia lihat mulut pistol itu sudah diarahkan kepada mereka.
hidungnya remuk.
Telunjuk lelaki itu sudah bergerak menarik picu.
‘’Bicaralah!’’
Sementara si Bungsu saat itu masih tegak dengan diam.
Tak ada reaksi apa-apa untuk mendukung ancamannya ‘’Jahanam..’’
agar orang itu tidak mengeluarkan pistol dikala menarik Dan suaranya terhenti lagi, sebuah tendangan
tangannya jika dia ingin tetap hidup. menghajar kepalanya. Tulang lehernya berderak. Patah.
Tetapi begitu pelatuk pistol itu bergerak, tangan Lelaki itu mati! Angela merasa ngeri. Si Bungsu
kanannya terayun. Ledakan pistol menggema. Pelurunya mendatangi anggota Ku Klux Klan yang masih hidup
mendesing tak jauh dari mereka. Namun lelaki itu seorang lagi.

189
‘’Kau yang terakhir sobat. Ucapan pertamamu gas yang tadi dia ambil ke dekat mayat-mayat tersebut.
haruslah menyebutkan alamat si pembunuh, atau kau Semua perbu-atannya ditatap dengan diam dan penuh
akan kubunuh pula..’’ perhatian oleh Angela.

‘’Kau anak jadah! Nyawa…’’ ‘’Mari, kita pergi…’’ katanya sambil memegang

Hanya itu ucapannya. Dan sebuah pukulan dengan tangan Angela.

sisi tangan menetak lehernya. Lelaki itu mendelik.


Tetakan tangan disertai tenaga penuh dan kemahiran
yang tak bisa dianggap enteng itu telah mematahklan
tulang lehernya. Dia mati! -Episode 475-
Perlahan si Bungsu bangkit. Mengumpulkan samurai- Gadis itu menurut. Mereka keluar dari gudang kain
samurai kecilnya yang bertancapan di tubuh ketiga yang besar itu. Mereka menaiki mobil Angela yang
anggota Ku Klux Klan itu. Membersihkannya dengan kain terletak satu blok dari gudang kain itu. Angela
woll yang ada di sana. Kemudian menyisipkan kembali ke menghidupkan mesin mobil. Kemudian menjalankannya
sarung kulit yang ada di balik lengan bajunya. perlahan ke arah ke Houston Road di sebelah kanan
wilayah Centrum City itu.
Kemudian dia menatap keliling. Menatap tumpukan
kain yang memenuhi ruangan tersebut. Lalu berjalan pada Di belakang mereka keributan mulai terlihat. Asap
salah satu mayat, merogoh kantongnya. Mengambil korek mengepul ke udara. Api ternyata melahap dengan rakus
api, dan berjalan keunggukan kain woll England yang kain-kain di dalam toko tersebut. Angela menghentikan
terletak di sebelah kananya. mobilnya di depan sebuah restoran.

Dia menyulut api, dan membakar kain tersebut. ‘’Saya haus…’’ ujar gadis itu.
Angela masih menatap dengan diam. Si Bungsu Si Bungsu mengikutinya turun. Mereka mengambil
membakar di beberapa tempat. Lalu membuang korek api tempat duduk di lantai tiga di sebelah depan. Dari tempat

190
itu mereka melihat di ujung sana sirene mobil pemadam Angela menggeleng.
kebakaran menuju jalan yang di Utara. Ke toko tekstil ‘’Kenapa kau bunuh mereka?’’
yang terbakar itu. Angela menatap si Bungsu dengan
‘’Jika tidak mereka, maka aku yang akan mereka
tajam. Lelaki di depannya ini ternyata tumpukan lahar
bunuh..’’ kata si Bungsu datar.
yang bila meledak amatlah berbahayanya.
‘’Tapi mereka sudah tak berdaya’’
Dia semula menilai lelaki ini adalah lekaki yang ulet
‘’Mereka memang harus ditumpas, sebelum mereka
dan punya hati yang keras. Namun setelah melihat apa
merenggut lebih banyak nyawa orang-orang kulit hitam..’’
yang dia perbuat, bagaimana cepatnya dia menyudahi
nyawa ketiga anggota Ku Klux Klan itu, maka penilaiannya ‘’Mengapa toko kain itu Anda bakar?’’
semula ternyata jauh tercecer. ‘’Karena penghasilannya dipergunakan untuk
Lelaki ini jauh lebih dari apa yang sekedar dia duga. membiayai kegiatan anti kulit hitam. Membeli senjata..’’
Belum pernah dia bertemu dengan lelaki sependiam ini, Angela kembali menatap si Bungsu. Mencoba
tapi begitu tangguh dan berbahaya. Dia baru melihat menyelami isi hatinya. Namun lelaki itu adalah lelaki dari
kulitnya saja. Dia yakin masih banyak hal lain yang Timur yang penuh rahasia.
tersembunyi di balik wajahnya yang murung, di balik
‘’Apakah Engkau masih mau menjadi penunjuk jalan
tatapan matanya yang layu.
bagiku mencari jejak pembunuh Tongky, Angel?’’
‘’Kenapa mereka Anda bunuh?’’ tanyanya setelah
Gadis itu menatapnya sesaat, lalu mengangguk.
lama berdiam diri.
Meminum jeruk manis dingin dalam gelasnya, sementara
Si Bungsu tak segera menjawab. Dia yakin, perwira matanya tetap menatap dalam-dalam pada si Bungsu. Si
polisi ini akan mengajukan pertanyaan itu. Bungsu tahu bahwa dia diperhatikan terus oleh gadis itu.
‘’Kau akan menangkapku dengan tuduhan Namun dia pura-pura tak tahu. Dia menghirup pula jeruk
pembunuhan?’’ si Bungsu balik bertanya. manis dingin di gelasnya.

191
‘’Apakah engkau biasa membunuh…?’’ tiba-tiba gadis itu dengan tenang menghirup sisa minumannya. Menatap
itu berkata lagi. pada Angela dengan tenang. Angela memegang tangan si

Si Bungsu menatapnya, lalu mengangguk. Pelan tapi Bungsu yang terletak di meja.

pasti. ‘’Maaf..’’

‘’Sempat kau hitung berapa jumlahnya? Lima, enam ‘’Tak perlu minta maaf. Saya memang dibayar untuk
atau tujuh orang yang sudah kau bunuh?’’ setiap pembunuhan yang saya lakukan..’’

‘’Kau akan terkejut mendengar jumlahnya, Angel’’ Angela merasa sesuatu menikam hatinya mendengar

‘’Lebih dari sepuluh?’’ jawaban itu.

‘’Lebih dari enam puluh!’’ ujarnya pelan dan datar. ‘’Yang membayarnya saya sendiri. Membayar
dengan keselamatan saya. Banyak orang menginginkan
Angela merasa tulang belulangnya menjadi dingin.
nyawa saya, sejak dahulu. Jika tidak ada jalan yang bisa
Manusia macam apa yang tengah dia hadapi ini? Lebih
saya tempuh lagi, maka saya harus membunuh mereka,
dari enam puluh nyawa telah dia habisi, namun dia
sebelum mereka membunuh saya..’’
menyebutkan angka itu seperti dia menyebutkan angka-
angka biasa saja. Angela menarik nafas panjang. Lega. Kalau begitu
orang ini bukan pembunuh bayaran. Pikirnya. Selain itu
‘’Kau dibayar untuk pekerjaanmu itu?’’
tak ada tampang sebagai pembunuh bayaran, dia juga
Angela menyesal telah mengucapkan pertanyaan itu. berharap tidak begitu adanya.
Namun sudah terlanjur. Dia siap menanti reaksi marah
‘’Engkau tak main-main dengan jumlah di atas enam
dari anak muda yang entah kenapa sejak pertama
puluh yang kau sebutkan tadi, bukan?’’ gadis itu seperti
melihatnya amat dia sukai itu.
ingin memastikan pendengarannya lagi.
Namun anak muda di depannya itu tenang-tenang
Berharap anak muda itu berseloroh. Si Bungsu
saja. Tak marah dan tak bereaksi sedikitpun. Anak muda
menarik nafas panjang.

192
‘’Saya tak tahu untuk apa pembicaran ini, Angela. ‘’Jangan menoleh kemana-mana. Saya merasa ada
Tapi engkau telah berbaik hati menemaniku di kota yang orang yang memperhatikan kita. Saya tak tahu dimana.
ganas ini. Saya tak pernah berbohong, apalagi pada Namun perasaan saya mengatakan hal itu. Barangkali dia
seorang perempuan yang saya hormati. Tidak, jumlah di akan mengikuti kita. Berbuat sajalah seperti tak ada apa-
atas enam puluh itu bukan guyon. Barangkali jumlahnya apa..’’
mendekati seratus. Saya telah membunuh banyak orang Angela menarik nafas. Mengangguk. Kemudian
dan banyak bangsa. Sebutlah Jepang, Belanda, India, meraka sama-sama berdiri. Lalu membayar minuman dan
Melayu, Australia, Cina bahkan bangsa saya sendiri…’’ berjalan keluar. Angela menyetir mobilnya. Lewat kaca
Angela mendengar dengan diam. Cerita lelaki ini, spion dia melihat sebuah mobil jaguar merah di
tentang pembunuhan yang dia lakukan, adalah cerita belakangnya membuntuti.
yang luar biasa. Yang rasanya mustahil terjadi. Namun ‘’Mereka memakai mobil merah…’’ katanya.
perwira polisi kota Dallas itu sedikitpun tak ragu, bahwa
Si Bungsu tak menoleh ke belakang. Dia sudah tahu.
apa yang diceritakan lelaki di depannya itu tak bohong
Angela melarikan mobilnya perlahan saja di tengah lalu
sedikitpun!
lintas yang ramai di jalan 5 St. Venus itu.
‘’Masih berminat menemani saya mencari jejak
‘’Berapa orang mereka di dalam mobil itu?’’
pembunuh Tongky?’’
Angela melihat lagi lewat kaca spion di dalam
‘’Kita berangkat sekarang..’’ ujar Angela sebagai
mobilnya. Menghitung.
jawaban pertanyaan itu.

Namu sesaat sebelum dia berdiri, si Bungsu -Episode 476-


memegang tangannya yang terletak di meja. Sentuhan itu ‘’Empat orang. Dua di depan dua di belakang’’
membuat Angela mengurungkan niatnya untuk berdiri.
Angela melarikan kendaraanya ke Country City.
Dia menatap si Bungsu.
Kendaraan merah di belakang tetap mengiringi. Ketika

193
mereka mulai memasuki daerah pemukiman yang jarang membelokkan mobilnya ke kanan. Masuk ke sebuah jalan
rumahnya, sebuah tembakan terdengar. Kaca belakang kecil yang kiri kanannya dipenuhi rumpun bunga yang
mobil Angela hancur dan tembus ke kaca depan, hanya rimbun.
seinci di samping telinga di Bungsu. ‘’Anda tak berminat menghalangi mereka?’’ tanya
‘’Mereka mulai..’’ kata si Bungsu tanpa menoleh ke Angela mulai jengkel melihat si Bungsu yang diam-diam
belakang. saja ditempat duduknya.

Angela segera menekan pedal gas. Si Bungsu tetap ‘’Tidak. Saya ingin melihat bagaimana caranya polisi
berdiam diri. Sebuah lagi letusan bergema. Namun Dallas menghindar dari pembunuhan tanpa balas
pelurunya tak mengenai mereka maupun mobil yang membunuh orang yang akan membunuhnya..’’
mereka naiki. Angela tahu dia disindir. Dia menggertakan gigi.
‘’Di dalam tas itu ada pistol. Kalau engkau berminat Membelok dengan tajam ke kiri. Menimbulkan bunyi
menghalangi mereka, ambil dan pergunakanlah sebelum berdenyit yang tajam ketika roda-roda mobilnya
mereka mendahului kita..’’ ujar Angela sambil mendahului mencekam miring di aspal.
sebuah truk yang ada di depannya. ‘’Yang akan dibunuh adalah Anda, bukan saya!’’ seru
Namun si Bungsu tetap berdiam diri. Mobil merah itu Angela sambil matanya memperhatikan kaca spion,
kelihatan lagi lewat kaca spion. Angela membelok tajam melihat mobil merah itu memburu terus dalam jarak di
ke kiri di sebuah persimpangan. Di kanannya sebuah luar tembakan.
gereja Angelikan. Hanya selang berapa lama, mobil merah Untung saja kedua mereka memakai sabuh
di belakang mereka kelihatan lagi. pengaman, hingga tubuh mereka tidak tersentak ke
Jalan yang mereka tempuh kini sepi sekali. Sebab belakang atau terdorong ke depan mengikuti alun laju
daerah itu adalah daerah pemukiman di bahagian selatan mobil itu.
kota. Dua letusan terdengar lagi dari belakang. Angela

194
‘’Kau sangka kau takkan mereka bunuh? Kau akan Si Bungsu diam. Dia memutuskan untuk
jadi saksi jika mereka membunuhku. Maka mereka akan mempergunakan pistol Angela saja. Dia ambil tas tangan
membunuh pula saksinya. Mereka tak pernah gadis itu. Membukanya. Kemudian mengambil pistolnya.
meninggalkan jejak,’’ kata si Bungsu. ‘’Kau bisa mencari tempat yang baik untuk menjebak
Angela tak sempat menjawab. Di depannya ada mereka?’’
seorang tua berjalan kaki menyeberangi jalan ke padang ‘’Saya usahakan..’’ jawab Angela sambil membelok
rumput di kanannya. Mau tak mau dia terpaksa sangat tiba-tiba ke kanan.
membanting stir. Mobil melompati parit kecil kemudian
Kemudian memutar dua kali. Angela menekan gas
melaju di atas lapangan rumput tersebut.
kuat-kuat. Dengan terkejut si Bungsu melihat betapa
Mobil merah itu tetap memburu mereka dengan sedan yang mereka naiki itu kini berbalik menuju ke
melom pati pula parit kecil itu. Beberapa orang tua yang sedan merah yang memburu mereka!
berjalan di lapangan rumput tersebut menatap dengan
Yang tak kalah terkejutnya adalah pengemudi sedan
heran dan menggerutu pada peristiwa yang tak lazim itu.
merah itu. Dia melihat buruan mereka berbalik dan kini
Angela kembali menyetir mobilnya ke jalan raya. dalam kecepatan kencang menuju mereka.
Kemudian terbelok-belok tak menentu dalam jalan-jalan di
‘’Tembak! Tembak mereka!’’ teriak yang menyetir
daerah pemukiman tersebut.
mobil.
‘’Berapa harga mobilmu ini?’’ tanya si Bungsu sambil
Namun mobil yang dikendari Angela lari berzig zag
matanya untuk pertama kali melirik ke belakang, ke mobil
dengan kecapatan tinggi. Sopir mobil merah itu kaget dan
merah itu.
pucat. Dia membanting stir ke kiri untuk menghindarkan
‘’Dua ribu lima ratus dollar. Kenapa?’’ tabrakan. Namun dia justru menabrak pohon pinus!
‘’Mobil yang di belakangmu?’’ Sebuah ledakan akibat tabrakan itu terdengar cukup
‘’Lima ribu dollar’’ hebat. Sesaat kemudian api menjilat. Angela tak

195
membuang kesempatan itu untuk melarikan kendaraanya ‘’Nampaknya untuk masuk ke sana engkau harus
pulang. berpakaian yang pantas…’’ ujar Angela sambil bangkit

‘’Kau berhasil menembak mereka..’’ ujar Angela. menuju telepon.

Si Bungsu hanya menarik nafas panjang. Ketika Dia memutar nomor, kemudian berbicara.

Angela melirik padanya, dia melirik ke pistol yang Nampaknya dia bicara pada salah satu toko yang terletak

tergeletak di bawah, di dekat kakinya. beberapa blok dari apartemen itu. Toko yang memang
melayani keperluan orang-orang yang tinggal di flat
tersebut. Tak lama, pintu diketuk. Seorang perempuan
-Episode 478- pelayan toko datang mengantarkan satu stel pakaian.
Angela membayarnya.
‘’Baik. Kita akan pergi. Namun kita harus masuk ke
sarangnya. Sebuah tempat perjudian..’’ ‘’Kau boleh coba. Barangkali sesuai..’’

Si Bungsu menatap Angela. Tempat perjudian! Dia Si Bungsu memang sudah merasa harus bertukar

teringat pada buku tentang Ku Klux Klan yang dia baca di pakaian. Pakaiannya sudah dibasahi keringat ketika

perpustakaan. Tentang bagaimana orang-orang Ku ini Angela melarikan mobilnya tadi. Dia berdiri mengambil

mendapatkan dana. Yaitu dari beberapa donatur yang pakaian yang diantarkan tersebut.

mengusahakan rumah perjudian. Dan tiba-tiba pula dia Masuk ke kamarnya dan, pas! Terdiri dari celana wool
teringat pada kemahirannya berjudi. tipis dengan baju panjang tangan. Sepatunya masih baru.

‘’Saya ingin sekali melihat tempat perjudian itu..’’ Tak perlu diganti.

ujarnya pelan. ‘’Terima kasih, Anda pandai menebak ukuran

Angela tentu saja tak dapat menebak apa yang tubuhku..’’ katanya setelah berada di luar kembali.

tersirat di balik ucapan si Bungsu yang pelan itu. Mereka lalu turun. Setiba di garasi kaca mobil yang
tadi hancur kena peluru, kini sudah diganti.

196
Angela mengarahkan mobilnya ke Centrum City. Sat Ada sepuluh buah koin berharga lima dolar, sepuluh
itu hari sudah pukul delapan malam. Kota sudah sejak tadi buah koin sepuluh dolar, sepuluh buah koin dua puluh
bermandikan cahaya gemerlap. lima dolar dan sepuluh buah koin berharga lima puluh

‘’Untuk menghindarkan kecurigaan, kita harus ikut dolar. Jumlah uang yang ditukarkannya menjadi sembilan

berjudi beberapa saat. Nanti akan saya tunjukan mana- ratus dolar. Jumlah yang cukup banyak. Mereka tegak

mana orang Ku Klux Klan..’’ ujar Angela. beberapa saat diantara orang-orang yang memasang
taruhan. Angela menarik tangan si Bungsu ke meja yang
“Tidak masalah polisi ikut berjudi?” tanya si Bungsu.
berada di tengah. Seorang petugas mempersilahkan
“Ini bahagian dari tugas..” jawab Angela. mereka.
—o0o— Ada sebuah meja penuh dengan angka-angka. Di
Di jalan 7 Rd. Stenson, di depan gedung delapan ujung meja itu terletak rollet yang diputar oleh seorang
lantai bertuliskan TEXAS ADIOS, Angela memarkirkan lelaki bertopi plastik yang hanya ada pet depannya saja.
mobilnya. Dari luar gedung bertingkat itu kelihatan sepi Kebahagian belakang kepalanya pet itu dililit oleh pita
dari manusia. Yang terlihat hanya gemerlap cahaya lampu karet. Sementara bahagian atas topi pet itu tidak
reklame menggambar kan koboy menunggang kuda dan bertutup. Sistem permainanya adalah rolet diputar lebih
seorang gadis dengan pakaian merangsang tengah berdiri dahulu, kemudian sebelum bola menggeliding di piring
kerkacak pinggang. Di depan gedung itu berderet mobil rolet itu berhenti di salah satu nomor, para petaruh
dalam jumlah yang cukup banyak. memasang taruhannya di nomor yang dia ingini.

Mereka masuk setelah membayar semacam uang Biasanya taruhan sudah terletak ketika bola rollet
jaminan di kasir. Kemudian menuju ke ruang atas dimana masih berputar kencang. Dan jika bola itu berhenti di
terdapat beberapa buah meja rollet. Angela menukarkan salah satu angka, maka pemasang diangka tersebut
sejumlah uang dengan koin untuk taruhan. Nilai koin itu memenangkan taruhan. Angela dan si Bungsu tegak di
paling rendah lima dolar dan paling tinggi seratus dolar.

197
depan meja taruhan. Rollet di putar, orang-orang pada
memasang taruhan.
-Episode 480-
‘’Anda ingin memasang..?’’ tanya Angela sambil
Di sekitar meja itu kini penuh petugas rolet. Angela
memberikan beberapa keping koin pada si Bungsu.
jadi berdebar. Tegang dan berpeluh. Tapi tidak hanya dia
Si Bungsu menggeleng. Angela memasang taruhan di
yang berhal demikian. Hampir semua orang yang ada di
angka delapan. Ada empat orang memasang taruhan
sana juga tegang, berdebar dan berpeluh, kecuali si
diangka tersebut. Beberapa saat kemudian bola kecil
Bungsu!
seperti krital timah berkilat itu berhenti di angka enam!
Tak peduli apakah mereka petugas rolet atau hanya
Angela kalah! Semua taruhan yang kalah dikait dengan
para pengunjung.
sebuah alat berbentuk ‘cangkul’ kecil dari plastik. Yang
memenangkan taruhan itu hanya seorang, memasang Meja-meja rolet yang lain sudah pada tutup. Tak ada
sebanyak sepuluh dolar. Dia mendapat uang kemenangan orang yang berminat untuk memasang taruhan. Semua
seratus dolar. mereka pindah menyaksikan ‘keajaiban’ di meja tengah
dimana seorang lelaki coklat dan gadis Amerika sedang
Pada putaran kedua Angela memasang seluruh uang
menguras uang bandar. Kejadian seperti itu amat jarang
lima dolarnya di angka enam belas, kemudian memasang
terjadi. Judi adalah bahagian dari penipuan dan
uang sepuluh dolar pada angka lima. Dan dia kalah lagi.
pemerasan.
Mereka sial di meja tersebut, mereka pindah ke meja yang
satu lagi. Artinya, setiap orang yang datang ke meja judi yang
telah dipersiapkan seperti itu, maka dia sebenarnya telah
-Episode 479-
menyiapkan dirinya untuk dikuras habis-habisan oleh
Dua kali pindah, akhinya di meja ketiga Angela pemilik rumah judi. Siapa yang menang dan siapa yang
berbisik: kalah seakan bisa diatur. Kalau ada yang menang, maka
biasanya hal itu ‘diberi’.

198
Artinya, dalam perjudian harus ada yang tetap Namun tak jarang terjadi, ada saja pejudi yang tak
dibiarkan menang dan menebak secara tepat. Kalau tidak, bisa dikerjain begitu. Ada saja pejudi – pejudi yang
maka rumah judi itu bakal tak punya daya tarik otodidak, yang berhasil menguras kas bandar. Dan jika
samasekali. Namun kemenangan yang diberikan pada inipun terjadi, biasanya di luar telah menanti orang-orang
satu atau empat lima orang itu sudah diperhitungkan. ‘tak dikenal’ yang merampok atau jika perlu membunuh si
Kemenangan itu diberi dari kekalahan ratusan pejudi pemenang. Dan uang yang telah dimenangkan itu lenyap!
lainnya. Jadi pemilik rumah judi tak pernah mengalami Rumah judi adalah tempat dimana pemerasan atau
kekalahan. penipuan dan bahkan pembunuhan dilakukan orang. Dan
Jika ada pejudi yang lihai, yang biasanya sekali dalam kini, rumah judi di pusat kota Dallas itu tiba-tiba jadi geger
setahun ada yang mampu menguras kekayaan rumah karena kemenangan beruntun dalam waktu yang amat
judi, maka itupun bisa ‘diatur’. Meja rolet dengan singkat yang dialami oleh seorang lelaki asing berkulit
peralatannya yang berputar itu bisa diatur sedemikian sawo matang bertubuh semampai yang ditemani olehg
rupa. Punya alat yang rumit yang bisa dikendalikan dari seorang gadis Amerika.
tempat tegak petugasnya. Jika orang memasang diangka Kegegeran itu sampai ke pimpinan rumah judi
5, 6, 7, 12, 20 dan seterusnya, maka bandar tinggal tersebut. Dalam waktu dekat dia sudah tiba di sana. Dia
memilih angka mana yang dia beri kemenangan. melihat orang tengah mengelilingi sebuah meja. Petugas
Biasanya dia memilih angka yang pasangannya yang lain berbisik tatkala bos mereka tiba. Namun si bos
paling sedikit. Jadi bandar membayar sedikit pula. Atau memberi isyarat halus, dan mereka berbuat seolah-olah si
dia tak memenangkan siapa-siapa! Hal itu bisa dilakukan bos tak ada di sana. Namun si Bungsu dapat menangkap
karena alat penyetel berhentinya putaran berada di isyarat halus itu.
bawah karpet di tentang kaki petugas. Alat itu Dia tahu si bos bertubuh atletis dan berpakaian
tersembunyi amat rapi dari penglihatan, bahkan tak mentereng. Dua orang polisi juga segera dipanggil untuk
mudah diketahui meskipun di periksa bersama-sama. menyaksikan putaran rolet ini. Si Bungsu tahu, pemilik
199
rumah judi ini berniat main curang. Sebenarnya hal itu Kemudian tangannya menyentuh pinggiran piring rolet.
sudah dilakukan sejak tadi. Hanya dia dapat Lalu dengan sebuah gerakan memutar yang mirip sebuah
mengatasinya. sentakan halus, piringan rolet itu dia putar.

Dia bukan tak tahu, bahwa rolet itu punya pesawat Berbeda dengan petugas sebelumnya, dimana
yang bisa diatur sedemikian rupa. Namun dia dapat mereka memutar kencang, maka petugas pengganti ini
mengatasinya karena ketajaman indera dan perhitungan memutar piring rolet itu pelan saja. Kemudian bola mirip
yang matang. Angela memeluk si Bungsu. kelereng kecil itu pun dimasukan, dan berputaran

‘’Kita berhenti saja..’’ bisik gadis itu cemas. dibahagian atas nomor-nomor yang ada.

Betapapun dia seorang perwira polisi, namun dia tak Si Bungsu menanti beberapa saat. Piring roleh masih

bisa lepas dari fitrahnya sebagai perempuan. Dia tahu berputar, bola kecil itu juga.

keadaan sangat berbahaya bagi mereka. Dia tak Dan tiba-tiba dia bergerak, memindahkan seluruh
menginginkan uang itu, dia lebih menginginkan uang taruhannya di angka delapan! Angela dan semua
keselamatan lelaki ini dan dirinya. orang yang menyaksikan, yang jumlahnya nyaris seratus

‘’Tak mungkin kita berhenti dalam waktu begini orang, menahan nafas. Kalau orang ini menang, maka dia

Angela…’’ bisik si Bungsu sambil menggenggam tangan punya uang sebanyak dua juta dolar! Dua juta! Jumlah

Angela, menenangkan hati gadis itu. yang membuat tulang belulang menjadi gemertak!

‘’Anda siap?’’ petugas yang bertubuh besar dan Dan… bola kecil itu tiba-tiba nyelonong ke angka

berkepala botak itu tiba-tiba bertanya sambil menggosok- enam! Masih berputar dan bola kecil itu tak cukup kuat

gosokan kedua telapak tangannya. bertahan di sana, dia berguling perlahan dan masuk ke
kota bernomor delapan, dan saat itu piring rolet berhenti
Si Bungsu mengangguk. Petugas itu memberi isyarat
berputar!! Dan suasana dipenuhi sorak yang riuh! Tepuk
sambil mengangkat kedua telapak tangannya tinggi-
tangan yang luar biasa!
tinggi. Orang mengikuti gerakannya dengan seksama.

200
-Episode 481- ‘’Jahanam!’’ sumpah pimpinan yang duduk di
belakang meja.
Angela memejamkan mata. Tubuhnya terasa lemas.
‘’Tapi saya sudah tekan…’’
Dia menyandarkan tubuhnya ke tubuh si Bungsu. Para
petugas rolet saling bertukar pAndang tak percaya. Polisi ‘’Jahanam kau..!’’

yang menyaksikan mendatangi si Bungsu, mengulurkan ‘’Saya..’’


tangan memberikan selamat. ‘’Ambil perlengkapanmu, dan kau tak usah datang
‘’Anda luar biasa..’’ ujar polisi itu. lagi kemari..’’

‘’Terima kasih…’’ Dan selesailah sudah. Itulah yang dikhawatirkan oleh

Petugas yang tadi memutar rolet itu terhenyak di petugas itu. Diberhentikan! Di depan meja rolet, bos yang

kursinya. Tubuhnya berpeluh dan wajahnya pucat. Belum tadi datang terakhir mendekati si Bungsu. Mengulurkan

pernah seumur hidupnya dia mengalami hal begini. Belum tangan dan bersalaman ramah.

pernah! Apakah dia tak salah? Padahal dia telah ‘’Anda amat beruntung. Selamat. Silahkan ke kantor
menginjak alat kecil di bawah karpet itu. Dan dia yakin saya mengambil cek. Kami tak punya uang kontan
alat itu bekerja sempurna. sebanyak itu..’’

Bukankan bolanya tadi masuk diangka enam? Tapi Si Bungsu memegang tangan Angela. Kemudian
kenapa keluar lagi dan masuk ke angka delapan? Kenapa? membawa gadis itu mengikuti si Bos masuk ke kantornya
Apakah orang itu memiliki ilmu sihir? Tapi dia tak sempat yang terletak dibahagian tengah pada dinding Utara ruang
memikir banyak. Sebuah isyarat dari atasannya membuat judi tersebut. Ruangan yang dijadikan kantor itu adalah
dia tertegak. Kemudian masuk ke kamar pimpinan. Dia ruangan yang mewah. Seluruh lantainya beralas beludru
berdiri dengan tubuh lemas. tebal berwarna merah darah.

201
Dinding dilapisi oleh wallpaper yang menggambarkan Si Bungsu bertukar pandang dengan Angela. Angela
air terjun niagara. Dan di beberapa sudut kelihatan meminum gin dingin di gelasnya sambil memejamkan
patung wanita telanjang. Demikian pula gambar wanita mata.
telanjang dalam ukuran besar memperlihatkan bahagian- ‘’Saya bukan pengusaha..’’ jawab si Bungsu.
bahagian tubuhnya yang seharusnya tertutup.
‘’Saya tahu. Anda tinggal..’’
‘’Silahkan duduk… Anda minum scot, martini?’’
‘’Terima kasih, saya tak berminat dengan tawaran
‘’Terima kasih, saya minum limun..’’ Anda..’’
‘’Anda Nona?’’ Bos rumah judi itu tersenyum. Dia mendekati Angela.
‘’Gin, terimakasih’’ ‘’Saya kira, Anda tentu berminat menanamkan uang
‘’Pakai es?’’ Anda dalam usaha kami, Nona..’’

Angela mengangguk. Si Bos mengambil sendiri ‘’Ah, saya bukan pemilik uang itu..’’
minuman untuk para tamunya dari bar kecil yang terdapat ‘’Jangan merendah. Kami tahu pasti, uang itu adalah
dalam ruangan mewah itu. Kemudian menyerahkannya. uang Anda. Tuan ini hanya memasangkan saja. Jadi secara
‘’Untuk kemenangan Anda berdua, selamat!’’ kata si hukum Andalah pemilik uang itu..’’
Bos sambil mengangkat gelas tinggi, kemudian mereguk Muka Angela jadi merah karena marah.
minumannya. Si Bungsu mereguk limunnya dengan
‘’Uang itu milik kami berdua..’’ desisnya.
tenang. Angela juga.
‘’Tidak. Hanya milik Anda…’’
‘’Dua juta dolar. Jumlah yang tak sedikit. Apakah
‘’Kalaupun milik saya, seujung kukupun saya tak
Anda bersedia menanamkan sahan Anda pada
berminat menanamkan saham di tempat Anda..’’
perusahaan kami?’’ si Bos mulai menawarkan.

202
Si Bos hanya tersenyum. Dia makin mendekatkan ‘’Anda akan menyesali hal ini, Nona. Akan menyesal
wajahnya pada wajah Angela. sangat..’’

‘’Anda akan mendapat kesusahan, Nona. Atasan Sehabis berkata begitu dia bertepuk. Si Bungsu tahu
Anda pastilah amat tak suka mengetahui perwiranya ikut itu adalah semacam isyarat. Tapi yang di luar dugaan
berjudi..’’ adalah kelanjutan dari isyarat itu. Tiba-tiba saja, dinding

Angela tertegun. Ucapan orang ini diluar dugaannya. yang membatasi ruang kerja pemilik rumah judi itu seperti

Ternyata mereka mengetahui siapa dirinya. Angela terangkat ke atas. Dan di keliling mereka, berdiri tak

menatap si Bungsu. Lelaki itu tenang-tenang saja. kurang dari dua puluh lelaki dalam pakaian tradisional Ku
Klux Klan! Berjubah putih dengan bertopeng dan tutup
‘’Lebih baik Anda buatkan cek kemenangan yang
kepala putih yang hanya kelihatan mata saja. Mereka
kami peroleh itu..’’ kata si Bungsu pelan.
semuanya memakai senjata otomatis!
‘’Saya sedang bicara dengan pemilik uang itu’’ ujar si
‘’Sudah kukatakan, Nona. Anda akan menyesali
Bos memotong ucapan si Bungsu.
tingkah Anda itu. Anda telah membuat banyak sekali
Sehabis berkata lelaki jangkung keturunan Jahudi itu kesalahan pada kami. Pertama menyediakan diri Anda
menatap lagi pada Angela. menjadi penunjuk jalan bagi lelaki asing mencari markas
‘’Anda tentu tak ingin kehadiran dan ikutnya Anda kami. Dan kalian telah membunuh tiga anggota kami
berjudi diketahui oleh atasan…’’ ucapannya terhenti oleh kemarin dan membakar toko tekstilnya. Hari inipun
tamparan Angela. engkau datang kemari sebenarnya untuk mencari jejak

Demikian kerasnya tamparan itu, hingga bibir si Bos pembunuh Niger itu, bukan…?’’

berdarah. Tapi lelaki itu masih tenang. Dengan tenang Angela masih duduk di kursinya. Demikian pula si
pula dia menghapus bibirnya yang berdarah dengan sapu Bungsu. Si Bungsu benar-benar tak dapat berbuat apa-
tangan yang dia ambil dari kantong jasnya. apa. Apa yang bisa dia perbuat dalam keadaan seperti ini?
Di kelilingnya berdiri kurang sedikit dari dua lusin
203
manusia. Lengkap dengan bedil otomatis. Dan dia ingin Mata si Bungsu lalu ditutup dengan kain hitam.
tahu, siapa sebenarnya yang pimpinan diantara orang- Mereka berdua dimasukan ke dalam sebuah mobil lewat
orang ini. Dia ingin tahu, siapa yang membunuh Tongky. pintu belakang. Si Bungsu mendengar lebih dari empat

Dia memandang keliling. Dan tiba-tiba menyadari atau lima mobil yang berjalan mengiringi mobil yang dia

bahwa rumah judi ini adalah salah satu markas Ku Klux naiki. Mereka berada dalam perjalanan cukup lama.

Klan yang terkenal itu. Dia segera ingat buku yang dia Barangkali sekitar dua jam barulah kendaraan itu

baca di pustaka tua itu. Yang mengungkapkan bahwa berhenti. Tutup matanya masih belum dibuka.

organisasi iblis ini mendapat suplai biaya, peralatan dan Dia didorong turun dan jatuh bergulingan di atas
persenjataan berkat beberapa orang anggotanya yang tanah berpasir. Dia segera merasakan angin yang bertiup
menjadi raja rumah perjudian, rumah-rumah lacur dan dan merasa berada di udara yang terbuka. Sepi. Tutup
industri. matanya dibuka. Di depannya dia lihat api unggun. Dia

Seharusnya dia sudah bisa menduga bahwa rumah berada di sebuah lapangan yang tak begitu besar. Tapi

judi ini bisa saja jadi salah satu tulang punggung jelas lapangan ini tempat suatu upacara.

organisasi tersebut. Namun kalau hanya untuk sekedar Di samping api nunggun ada sebuah pentas yang
menduga, sudah cukup terlambat. Kini mereka hanya mirip altar sembahyang suatu agama. Di tengah pentas
tinggal menunggu apa yang akan terjadi. Bos rumah judi itu ada sebuah pembaringan dari batu. Dan di sekitar
yang tinggi jangkung itu memberi isyarat. Di bawah lapangan yang tak lebih dari lapangan bola basket itu,
todongan senjata, kedua tangan si Bungsu diborgol. kelihatan tegak sosok-sosok tubuh lelaki dan perempuan.

-Episode 482- Mereka menatap ke tengah, kepada orang yang baru


datang itu dengan diam. Si Bungsu dan Angela segera
‘’Kebetulan kami akan mengadakan upacara di kuil.
diseret ke tengah. Menghadap altar yang terang
Dan kami memerlukan korban. Anda berdua datang pada
benderang itu. Mereka ditekan sampai terduduk.
saat yang tepat …’’ ujar Jahudi itu.

204
Kemudian terdengar bunyi genderang. Mirip genderang Mulutnya mendesah-desah dan merintih. Kemudian salah
yang dibunyikan suku-suku Indian. seorang naik ke altar.

Seiring dengan genderang itu, dua orang berjubah Di sana membuka kutang dan cawatnya. Kemudian
muncul sambil meliuk-liukan tubuhnya. Dari gerakannya berbaring di atas pembaringan batu pualam itu. Kemudian
segera diketahui bahwa kedua mereka adalah meliukan tubuhnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Lalu
perempuan. Hal itu segera terbukti begitu mereka terdengar suara seperti lengkingan. Lelaki bertubuh besar
membuka tutup kepala mereka dan melemparkannya ke tinggi muncul sambil melemparkan jubahnya. Kini dia tak
altar. berpakaian!

Mereka meliuk terus mengikuti irama genderang Di tangannya ada sebuah kapak besar mirip milik
yang dipukul dari balik api unggun. Berputar dalam bajak laut zaman dahulu kala. Dia melangkah satu-satu
sebuah tarian ritual yang lebih banyak daya rangsangnya dan tubuh agak membungkuk ke muka ke arah altar di
daripada daya magisnya. mana perempuan tadi masih mengeluh, menggeliat.

Beberapa saat kemudian mereka membuka jubah. Di Setiba di dekat altar lelaki besar itu mengangkat

balik jubah itu mereka hanya memakai kutang dan cawat. kampaknya tinggi-tinggi, kemudian menetakannya ke

Tubuh mereka luar biasa menggairahkannya. Dengan dada perempuan yang berbaring menelentang itu.

dada yang sintal dan pinggul yang padat, mereka meliuk Namun gerakan itu bukan untuk membunuh. Sejari
dengan sinar mata seperti orang ketagihan atau tengah sebelum mata kapak itu mencapai pertengahan dada
mengharap sesuatu yang merangsang. perempuan tersebut, kampak itu berhenti. Dan lelaki itu

Semua yang hadir menatap dengan diam dari balik melompat naik ke atas pembaringan batu tersebut. Kedua

jubah dan topeng mereka. Kedua orang itu meliuk terus. kakinya mengangkang di atas tubuh si perempuan. Dia

Tangannya menyentuh tempat-tempat terlarang ditubuh tegak sambil menatap pada bulan penuh yang bersinar di

mereka sendiri dengan gerakan yang merangsang. langit. Mengangkat kedua tangannya ke udara. Dan
memekik seperti pekik orang-orang purba.
205
Di bawahnya, di antara kedua kakinya, perempuan perempuan yang terbaring di bawah himpitan lelaki itu
itu tetap menggeliat dan merintih. Kini kedua tangannya tengah berada di puncak ganasnya yang hebat, kampak
justru teracung ke atas, seperti menanti turunnya tubuh besar di tangan kanan lelaki besar itu bergerak cepat.
lelaki tersebut. Perempuan yang seorang lagi, masih tetap Crep!! Tak ada suara lain. Tak ada pekik, tak ada
menari berputar-putar di sekeliling altar. Dari orang-orang keluhan. Tak ada jerit. Perempuan yang dipuncak nikmat
yang hadir di sana, tak terdengar suara apa pun. Mereka itu mati seketika dengan kepala belah dua! Sepi!
diam menatap dari balik topeng mereka seperti dibius. Perempuan yang satu lagi, yang tadi menari terus sambil
Lelaki besar itu duduk berlutut. Menatap pada meliuk-liukkan tubuhnya yang bugil, kini juga terhenti.
perempuan yang tertelentang di antara jepitan kedua Menatap temannya yang mampus di altar.
kakinya. Menatap seluruh tubuhnya. Kemudian sekali lagi
dia mengangkat kampak tinggi-tinggi, dan dengan posisi
mengangkat kampak itu, dia menghimpitkan tubuhnya
pada tubuh si perempuan.

Angela merasa jijik, dia menunduk dalam-dalam. -Episode 483-


Perempuan di altar itu merintih. Menggelinjang. Meronta,
mendengus. Di langit, bulan yang bulat besar itu tiba-tiba
menyelusup di antara awan yang lembut. Lenyap -Episode 484-
beberapa saat dalam palunan awan. Keluar sejenak,
Melanjutkan pekerjaannya. Dan hanya selang dua
kemudian masuk lagi ke awan berikutnya.
menit, borgol itu terbuka. Meski terbuka hanya sebelah,
Bulan yang bulat besar itu beberapa kali menyelinap namun bagi si Bungsu hal itu sudah lebih dari cukup.
ke dalam awan yang seperti menelannya bulat-bulat. Si
Bungsu tetap memandang adegan menjijikan di
depannya, di atas altar sana. Dan tiba-tiba, ketika
206
Dia bangkit, tapi satu hal dia hadapi lagi. Pintu kamar di sana, sebuah senapan otomatis tergengam
mereka terkunci dari luar. Tengah dia tegak bingung, ditangannya.
lelaki Indian itu memberi isyarat. Dan dia berjalan ke
pinggir kamar dimana.
‘’Kemana jalan keluar?’’ bisiknya.

Si Bungsu masih tetap ditempatnya. Tiba-tiba Indian


Tanpa banyak bicara Indian itu berjalan duluan,
itu menghantam dinding tersebut dengan kepalan
menyelinap keluar dan mendapatkan tubuh anak gadisnya
tangannya. Dinding itu jebol! Dia hantam lagi beberapa
masih tertelentang di altar. Hanya kini tubuh itu ditutupi
kali, dinding itu runtuh!
dengan sehelai kain putih bersih dengan lambang salib
terbakar di tengahnya. Lambang organisasi Ku Klux Klan!
‘’Keluar lewat sini’’ imbaunya.

Indian itu menatap anaknya. Kemudian bergegas


Si Bungsu yang ternganga melihat kehebatan tenaga mencari jalan keluar. Markas ini nampaknya terdiri dari
Indian itu, buat sesaat masih termangu. Indian itu sudah tiga bangunan. Di tengah ketiga bangunan itulah altar
keluar, si Bungsu ikut menyelinap di lobang yang pas- tersebut berada. Dekat pintu, si Bungsu mendapatkan
pasan untuk badan itu, Dia menyelinap ke kamar dimana sosok tubuh terkulai. Barangkali lehernya patah. Dan si
Angela terbaring dalam keadaan tak berkain secabikpun. Bungsu menduga, orang ini adalah pengawal yang
dibunuh dengan tangan oleh si Indian untuk mendapatkan
bedilnya.
Cepat dia menutup tubuh gadis itu dengan pakaianya
yang terserak-serak. Dan ketika dia memangku tubuh
gadis itu dipintu, dia melihat Indian besar itu telah tegak

207
Mereka berlari cepat, dengan si Bungsu tetap Di tepi kamar kelihatan sesosok tubuh, yang segera
memanggul tubuh Angela. Si Indian membawa si Bungsu dikenal si Bungsu sebagai lelaki besar tinggi yang
ke gedung kedua. Disana mereka menyelinap masuk, membunuh kedua gadis malam tadi, yang salah satu di
mendapatkan beberapa kamar tertutup tapi tak terkunci. antaranya adalah anak Indian ini! Kepala lelaki tinggi
Di sebuah kamar, Indian itu menyelinap masuk. Kemudian besar yang juga mirip Indian itu kelihatan belah dua.
keluar lagi. Dia menyerahkan bedilnya pada si Bungsu. Persis seperti kepala gadis yang dia bunuh setelah dia
tiduri di atas altar tersebut.

‘’Anda jaga jangan ada yang masuk..’’ kata Indian itu


singkat. ‘’Cepat kita tinggalkan tempat ini..’’ kata Indian
tersebut.

Sekilas si Bungsu melihat kampak besar yang malam


tadi dipakai untuk membunuh kedua gadis diupacara itu Saat dia berjalan keluar, Angela siuman dari
berada di tangan si Indian. pingsannya yang hebat. Dan mulutnya terbuka untuk
memekik. Namun Indian itui bergerak cepat, sebuah
pukulan menghantam tengkuk gadis itu. Dia pingsan lagi.
Indian itu sudah menyelinap kembali ke dalam
Indian itu tak menunggu lama, dia langsung membopong
kamar. Si Bungsu menundukan tubuh Angela di kursi yang
tubuh Angela keluar. Si Bungsu mengikuti dari belakang
ada di ruang tengah. Dan dari dalam tiba-tiba dia dengan
sambil mengawasi dengan bedilnya.
erangan panjang. Dia menghambur ke dalam. Dan Indian
itu dia lihat tegak dengan kampak berlumur darah.
‘’Jalan ini..’’ ujar si Indian sambil berbelok ke kanan.

208
Nampaknya dia hafal daerah ini. Jalan yang dia Mobil itu dilarikan dengan kencang membelah udara
tempuh menuju sebuah mobil pekap putih. Indian itu subuh. Diarahkan masuk ke jantung kota Dallas. Seekor
bertindak cepat. Mereka masuk, dan dengan anjing besar muncul dan menggonggong. Indian itu
merenggutkan kabel kunci kontak, mengadu positif membuka pintu, anjing yang besarnya luar biasa itu
dengan negatifnya, mobil itu hidup. Kemudian seperti menerkam. Indian itu tetap duduk dengan tenang. Dan
dilonjakan menghambur ke jalan. Memasuki padang begitu anjing itu sampai ke dekatnya, tangannya terulur.
rumput, kemudian beberapa tembakan beruntun Entah dengan cara bagaimana, tiba-tiba saja leher
terdengar dari rumah tersebut. Kaca belakang dan dinding anjing itu berhasil dia cekik dengan tangan kirinya yang
mobil itu berkeping dihantam peluru. Namun Indian itu berada di sebelah pintu yang terbuka.
mahir sekali.
Anjing itu meronta, menggelepar. Namun cekikan
Dia melarikan kendaraan tersebut berbelok-belok. tangan si Indian kuat seperti jepitan besi. Lalu tubuh
Beberapa menit kemudian mereka sampai di jalan raya. anjing itu diam tak berkutik! Dengan sekali hayun, tubuh
Mobil itu meluncur dalam udara pagi yang dingin. Angela anjing yang tak kurang dari besarnya manusia dewasa
siuman. Dan memekik kuat-kuat. Gadis itu amat itupun tercampak dua depa. Indian itu meraih senapan
terguncang atas perlakuan yang dia terima malam tadi. yang tersandar di depan si Bungsu. Meletakkannya ke
Dinodai dalam tahanan oleh si Jahudi pemilik rumah judi pangkuan Angela.
tersebut. Angela memekik lagi.
‘’Turunlah. Masuk ke rumah itu. Lelaki yang malam
‘’Kuasai dirimu, Nak..’’ kata Indian itu sambil tetap tadi menodaimu ada di rumah ini. Jangan khawatir, di
menjalankan mobil dengan kencang. rumah ini dia tinggal sendirian. Paling-paling yang ada
Angela menangis terisak. Kemudian merebahkan hanya seorang pengawal dan ajudannya. Dia bisa kau
dirinya ke bahu si Bungsu yang duduk di kanannya. Si bereskan dengan senapan ini…’’
Bungsu hanya diam. Tangannya memeluk bahu gadis itu.
Membelai kepalanya.
209
Si Bungsu terheran-heran. Indian ini nampaknya ikan dari tropis yang berwarna-warni. Angela membuka
kenal betul dengan sindikat Ku Klux Klan ini. Atau pintu itu perlahan dengan bedil yang siap memuntahkan
sekurang-kurangnya dia mengenai si Jahudi pemilik rumah peluru. Kamar itu seluruhnya beralas beludru biru. Di
judi itu. pembaringan yang besar lagi antik, tertelentang sesosok

Angela turun setelah si Bungsu turun lebih duluan. tubuh. Si Jahudi!

Gadis itu bergegas masuk dari pintu depan yang Angela menarik picu bedilnya. Namun sesaat
nampaknya tak terkunci. Begitu masuk, seorang lelaki, sebelum itu, dia teringat sesuatu. Dia memindahkan
yang dikenal Angela sebagai salah seorang petugas di sasaran tembaknya dari kepala ke bahagian lain.
rumah judi malam tadi, datang menghadang. Namun Tembakannya menggema. Menghantam paha si Jahudi.
matanya terbelalak melihat sosok tubuh di belakang Jahudi tersebut terbangun dan meraung. Di pintu
Angela. dilihatnya gadis yang baru dua atau tiga jam berselang

Si Indian! Tangan bergerak ke balik jas, meraih pistol. dia tiduri di tahanan, kini tegak dengan bedil yang masih

Angela mengangkat bedil. Namun sebelum bedilnya mengepulkan asap.

meletus, lelaki di depannya itu sudah terjungkal. Di Bibirnya bergerak-gerak pucat dan ketakutan.
kepalanya, persis tentang dahi, tertancap kampak besar! Demikian takutnya Jahudi besar itu, hingga tak ada suara
Indian itu bergerak jauh lebih cepat. yang keluar dari mulutnya. Dia menyangka dirinya amat

‘’Kamarnya di sebelah kanan. Berpintu hijau’’ Indian aman. Dia pulang dengan hanya seorang pengawal. Siapa

itu berkata seperti memberi petunjuk pada Angela. duga, sebelum matahari terbit, orang yang baru saja dia
nistai, dan siap untuk dijadikan korban dalam acara Ku
Gadis itu segera menuju ke sana. Memasuki ruangan
Klux Klan, kini muncul seperti malaikat maut.
tengah yang seluruh lantainya beralas beludru putih, di
sebelah kanan ada sebuah pintu hijau, ditengah ruang Angela tak segera menyudahi nyawanya. Dia

besar itu ada sebuah taman dengan air muncrat dan ikan- memberi isyarat pada si Bungsu. Dan si Bungsu tahu
maksud isyarat itu. Dia mendekati pembaringan. Tapi saat
210
itu pula Jahudi itu meraih sesuatu dari bawah bantalnya. ‘’Sebutkan, siapa pembunuh kawanku itu dan siapa
Sepucuk pistol! yang menyuruhnya..’’

Pistol itu dengan cepat diarahkan pada si Bungsu, -Episode 485-


dan sebelum si Bungsu bereaksi, sebuah ledakan
“Kau laknat…” makinya terputus karena si Bungsu
bergema. Lelaki itu terpekik. Pergelangan tangannya
menyayatkan hidung si Jahudi.
hancur, pistol tercampak. Angela ternyata bertindak lebih
duluan! Jahudi itu akhirnya menyerah. Dia menyebutkan
nama dan alamat yang diperlukan si Bungsu.
‘’Katakan siapa yang telah membunuh negro itu..’’
tanya si Bungsu. ‘’Kau harus melepaskan saya. Kau telah memperoleh
apa yang kau kehendaki. Kau harus sportif..’’ kata Jahudi
‘’Jahanam, kau takkan mendapatkan apa-apa’’
bertubuh besar yang malam tadi memuaskan nafsunya
Si Bungsu menggerakkan tangan. Samurai kecilnya
dengan memperkosa Angela secara brutal.
berpindah dari sisipan di lengan ke tangannya. Tanpa
‘’Ya. Saya membebaskanmu. Saya takkan
banyak bicara, samurai kecil itu dia sayatkan ke telinga
menyakitimu seujung kukupun..’’ kata si Bungsu.
Jahudi tersebut. Jahudi itu melolong. Telinganya yang
kanan putus! ‘’Benar?’’

Situasi perumahan di mana Jahudi ini tinggal ‘’Benar..!’’


membuat dia tak tertolong. Rumahnya dibangun di tanah Si Bungsu meninggalkan pembaringan itu. Kini yang
yang luas dengan pekarangan padang rumput dan pohon maju adalah Angela. Gadis itu menatapnya dengan
mahoni. Rumah terdekat ada ratusan meter dari sana. Jadi tatapan seperti akan merobek tubuhnya. Jahudi yang
tak bakal terdengar oleh meraka suara-suara letusan di malam tadi alangkah ganasnya itu jadi menggigil. Dia
rumah ini. menghimbau si Bungsu yang baru menyatakan takan
menyakitinya itu.

211
‘’Tt..tolong saya. Anda telah berjanji akan ‘’Berdiri…’’ ulang gadis itu lagi dengan mulut bedil
membebaskan saya…’’ mengarah ke kepala si Jahudi.

‘’Ya, saya telah berjanji dan saya tepati’’ ujar si ‘’Bagaimana aku akan berdiri…’’
Bungsu dari pintu dengan tenang. ‘’Kuhitung sampai lima, jika tidak kepalamu
‘’Tapi… tapi kawan Anda ini..’’ kuhancurkan… satu…dua..’’

‘’Itu bukan urusan saya. Antara kau dan saya tak ada Dengan menahan rasa sakit yang luar biasa dari
persoalan lagi. Tentang gadis itu barangkali kalian ada kakinya yang hancur ditembak Angela tadi, Jahudi itu
persoalan, maka kalian harus menyelesaikannya berdiri dengan menopangkan berat tubuhnya di kaki
sendiri…’’ si Bungsu berkata tenang. Wajah Jahudi yang kirinya yang sehat.
malam tadi amat ganas itu kini jadi pucat. ‘’Kuberi kalian semua kekayaanku, uang dan
‘’Ya, kita ada persoalan, bukan? Kita akan permata, emas. Saya bersumpah takkan menganggu…’’
menyelesaikannya menurut cara kita..’’ kata Angela ucapannya terhenti.
penuh dendam. Sebuah letusan menggema. Bedil di tangan Angela
Sebelum lelaki itu sempat bereaksi popor bedil menyalak. Pelurunya menghantam lengan kanan Jahudi
dihentakkan Angela ke wajahnya. Jahudi itu kembali itu hingga putus antara siku dan bahu. Sebelum raungnya
meraung. Hampir seluruh giginya rontok. Mulut dan habis, sebuah tembakan lagi kembali memutus lengan
hidunya hancur. Namun Angela menatapnya dengan kirinya. Dia terhenyak duduk di pembaringan dengan kaki
wajah dingin. remuk dan kedua tangan putus. Matanya melotot

‘’Berdiri..’’ desis gadis itu. ketakutan menatap Angela.

Jahudi itu menyumpah. “Jahudi iblis, Ku Klux Klan setan, kau rasakan
pembalasanku,” desis Angela.

212
Sebuah tembakan menggema lagi, dalam jarak hanya ‘’Kita memintas hutan ini. Dua ratus meter kita
tiga depa itu peluru menghantam selangkangan si Jahudi. sampai di jalan Two South. Di sana kita mencegat taksi..’’
Peralatan di selangkangnya itu hancur, matanya Dan dia berjalan duluan, memasuki hutan lindung
mendelik, tubuhnya terhempas tertelentang, mampus! yang terawat bersih itu. Tak lama mereka tiba di jalan Two
Angela telah membalaskan dendamnya. Meski South yang tadi dikatakan Indian itu. Dalam beberapa
kehormatannya tak pernah bakal kembali setelah dinodai menit, mereka telah berada dalam taksi.
malam tadi, namun dia merasa puas telah menjagal
‘’Kita ke flatku..’’ ujar Angela.
Jahudi jahanam itu.
‘’Tidak Nona. Rumahmu, rumahku atau kalau teman
Dia berbalik menatap pada Indian yang membawanya
asingmu ini juga punya rumah, kini sudah tak aman lagi.
kemari. Indian itu, yang anak gadisnya diperkosa dan
Setiap saat sudah akan terbakar. Ku Klux Klan takkan
dibunuh di altar upacara Ku Klux Klan itu, tetap tegak di
bertindak tanggung-tanggung. Kita harus mencari
pintu, menatap keluar, menjaga kemungkinan yang tak
persembunyian lain…’’ ujar si Indian.
diingini. Angela mendekati Indian tersebut.

‘’Terima kasih Pak, Anda telah menunjukan sarang -Episode 486-


srigala ini..’’ Indian itu hanya menatap sesaat. Angela dan si Bungsu...
‘’Mari kita pergi. Sebentar lagi tempat ini akan saling bertukar pandang. Indian itu berkata ‘kita’.
ramai..’’ katanya sambil bergegas ke mobil yang mereka Artinya mereka kini jadi suatu kesatuan yang terdiri dari
curi di markas Ku Klux Klan itu. tiga orang. Siapa sebenarnya Indian ini? Dan kenapa dia
Mereka segera masuk ke mobil. Kemudian Indian itu sampai berurusan dengan Ku Klux Klan? Pertanyaan itu
menjalankannya. Dia membawa mobil terus ke selatan, ke tak sempat terjawab. Sebab mereka memang harus cepat-
arah jalan raya One South. Memasuki hutan lindung, dan cepat mencari tempat untuk menyusun langkah.
berhenti di sana.

213
Angela meminta taksi itu berhenti di sebuah telpon mobil dimana si Indian dan Angela menanti dengan diam.
umum yang terletak di pinggir taman. Mereka heran melihat lelaki dari Indonesia itu muncul

Dia menelpon ke kantornya. Menceritakan segala dengan tongkat kayu di tangannya. Meski merasa heran,

sesuatu yang terjadi dengan ringkas. Memberi tahu pula namun mereka tak berminat bertanya.

tempat dilangsungkannya acara ritual kelompok Ku Klux Ketika taksi itu berjalan, si Indian menyebutkan
Klan yang menjadikan gadis Indian itu sebagai korban sebuah tempat. Nampaknya ke suatu daerah di pinggir
ritual. Dia menceritakan tentang acara korban dengan kota bahagian utara. Melewati daerah perkantoran,
menodai dua orang gadis itu. Menceritakan pula tentang kemudian melewati padang rumput yang luas. Ada
Jahudi yang terbunuh itu. sebuah hutan yang tak terawat. Taksi berhenti di pinggir

‘’Kalau aku mati, sekurang-kurangnya mereka tahu hutan itu.

harus mengusut siapa..’’ katanya setelah kembali duduk “Kalau ada yang bertanya, kita tak pernah bertemu,
di dalam mobil di samping si Bungsu. ingat itu..” ujar si Indian kepada sopir taksi yang

‘’Kita ke hotelku, ada yang harus kuambil, sebentar menerima bayaran dari Angela.

saja..’’ ujar si Bungsu. “Yes, Sir..!” jawab si sopir sambil melambaikan

Indian itu menatapnya. tangan.

‘’Dimana hotel Anda?’’ Mereka melanjutkan berjalan kaki sambil tetap


berdiam diri mengikuti si Indian yang berjalan di depan.
‘’Dallas Hotel..’’
Setelah memasuki hutan beberapa saat, mereka
Indian itu tak bertanya lagi. Mobil dia arahkan ke
melihat sebuah rumah bertingkat dua dari kayu. Ada asap
sana. Setiba di hotel, setelah meneliti keadaan cukup
mengepul. Di halaman ada dua lelaki Indian yang tengah
aman, si Bungsu bergegas masuk mengemasi pakaiannya.
bekerja. Ada seekor anjing yang menggonggong dan
Kemudian menitipkan di resepsionis. Dia sendiri dengan
menyongsong kedatangan mereka.
berbekal uang dalam kantong, kemudian berjalan menuju

214
Kedua lelaki Indian itu serta merta berhenti bekerja Ditatap oleh kedua lelaki Indian yang bertubuh kukuh
dan tangan mereka dengan kukuh memegang bedil dan dan besar yang masing-masing tangannya memegang
menatap yang datang. Anjing itu mendengus dan menjilat kampak. Kemudian lelaki Indian itu menoleh ke arah
kaki si Indian yang terus saja berjalan. Tiba di dekat dua mereka. Memberi isyarat untuk datang. Angela dan si
Indian yang berhenti bekerja itu dia berhenti sejenak, Bungsu mendekat. Perempuan Amerika itu duluan
saling pandang dan masih tanpa berkata sepatahpun, dia bergegas masuk.
menuju ke rumah. ‘’Mari masuk..’’ ujar Indian itu.
Pintu terbuka, dan dari dalam muncul seorang Di dalam rumah, keadaannya kelihatan bersih meski
perempuan berkulit putih! Perempuan itu belum tua amat sederhana. Kedua Indian yang semula bekerja
benar. Raut wajahnya masih memperlihatkan paras yang membelah kayu kini berkumpul dengan mereka.
cantik. Baik si Bungsu maupun Angela segera melihat
‘’Ini Elizabeth, isteriku..’’ ujar Indian itu
kemiripan antara perempuan separuh baya di pintu itu
memperkenalkan perempuan separuh baya berkulit putih
dengan gadis yang mati setelah dinodai di altar
itu. Perempuan itu mengulurkan tangan pada Angela
persembahan Ku Klux Klan malam kemarin!
sambil coba tersenyum. Kemudian pada si Bungsu. Kedua
Perempuan itu tegak menatap si Indian yang baru mereka menyebutkan namanya masing-masing.
datang. Indian itu berjalan ke arahnya. Tegak beberapa
‘’Mereka teman-temanku, Kami sama-sama
saat di depan si perempuan kulit putih itu. Dari jarak
melarikan diri dari tahanan Ku Klux Klan..’’ ujar Indian itu
sepuluh meter, si Bungsu dan Angela melihat lelaki Indian
menambahkan.
itu seperti berbicara. Kemudian perempuan itu menangis,
‘’Ini keponakanku Elang Merah, ini adiku Pipa
lalu memeluk lelaki Indian itu. Lama mereka tegak
Panjang..’’ Indian itu memperkenalkan dua Indian yang
berpelukan di depan pintu di bawah tatapan mata si
tadi ada di luar rumah. Kedua Indian itu hanya
Bungsu dan Angela.
mengangguk. Tidak mengulurkan tangan untuk

215
bersalaman. Indian itu kemudian memperkenalkan siapa Tak berani pulang ke rumahnya yang terletak di
dirinya pada si Bungsu dan Angela. Dia bercerita, bahwa daerah Selatan. Takut ditangkap. Tapi ternyata orang-
namanya adalah Yoshua. Nama Indiannya adalah Beruang orang perkebunan itu minta bantuan Ku Klux Klan. Dua
Hitam. Mereka berasal dari nenek moyang Indian Bangsa orang Ku Klux Klan menangkap Conchita, anak Yoshua
Apache. Yoshua bekerja di perkebunan di utara Dallas, di dengan Elizabeth. Penangkapan itu disertai pesan,
luar kota Admore. Di perkebunan itu banyak bekerja Conchita akan dibebaskan kalau Yoshua menyerahkan
orang-orang negro. diri. Karena cinta pada anak, dia memutuskan untuk

Sekali seminggu, setiap Sabtu, dia pulang kemari, ke menyerah.

rumahnya ini. Namun sebulan yang lalu, di perkebunan -Episode 487-


teh milik orang Amerika asal Scotlandia di Admore itu
Tapi terlebih dahulu dia membawa pindah secara
terjadi kerusuhan. Buruh-buruh menuntut kenaikan upah.
sembunyi-sembunyi istrinya ke rumah mereka kini.
Seorang negro mati dibunuh oleh mandor kulit putih
Rumah yang tak diketahui siapapun. Untuk menjaga
dengan menembak kepalanya. Peristiwa itu terjadi dekat
isterinya, dia memanggil adik dan ponakannya. Dia lalu
Yoshua. Dia tak dapat melihat orang itu berlaku
menyerahkan diri. Tapi siapa sangka, Ku Klux Klan
sewenang-wenang.
ternyata berlaku biadab dengan mengorbankan Conchita
Dengan pisau yang ada di tangannya dia serang
setelah terlebih dahulu diperkosa di altar.
orang kulit putih itu. Tentu saja mandor itu bukan
Hari itu mereka istirahat di rumah Indian itu. Si
lawannya. Si Mandor berusaha menggertak dengan
Bungsu tahu, Indian itu ingin membalas dendam atas
senapan, namun Yoshua adalah Indian yang berdarah
perlakuan terhadap anaknya. Mereka tak bisa bergerak
kental.
tanpa kendaraan dan tanpa senjata. Si Bungsu punya
Dia menyerang dan kepala orang kulit putih itu
uang. Dengan uang yang ada dia suruh Yoshua membeli
putus! Itu memang kesalahannya. Salah karena membela
dua buah mobil bekas yang masih baik. Kemudian
orang negro. Dia melarikan diri. Sepekan bersembunyi.
216
membeli bedil dan amunisi. Sekaligus juga membeli Dan tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya ada yang
daging serta keperluan dapur lainnya. Siapa tahu, mereka berubah. Artinya pakaiannya terasa ganjil. Senja tadi
akan terus menjadikan rumah ini sebagai markas besar. ketika dia akan tidur, dia masih berpakaian lengkap yang

Yoshua semula menolak, namun setelah dipaksa dia tukar di hotel. Tapi kini pakaian itu tak lagi melekat

berkali-kali akhirnya menerima bantuan itu. Dia menyuruh lagi di tubuhnya. Tubuhnya kini terbungkus piyama yang

adik dan ponakannya itu ke kota. Membeli mobil dan bukan miliknya. Dia tatap tubuhnya dengan

senjata secara terpisah. Senjata dan mobil bisa dibeli merenggangkan pelukan Angela.

secara bebas di kota ini. Malam itu, entah bagaimana, ‘’Piyama itu dibawa Elang Merah dari kota..’’ bisik
mungkin Yoshua menganggap si Bungsu dan Angela Angela.
sebagai suami istri, atau dua orang kekasih, mereka Si Bungsu sebenarnya tak peduli siapa yang
ditempatkan di sebuah kamar berdua. Tentu saja yang membawa atau membeli pakaian itu. Apakah Elang
kikuk adalah si Bungsu. Merah, elang hijau atau elang tak berwarna. Yang terpikir
Namun tak tidur semalaman membuat dia tak punya olehnya adalah bagaimana caranya piyama itu sampai
daya untuk menolak rasa letih dan mengantuk yang amat lekat ditubuhnya. Bagaimana cara pakaiannya bisa
sangat. Ketika Angela mandi dia sudah terbaring dan … bertukar dengan piyama. Padahal dia merasa tak pernah
tidur! Dia terbangun mungkin lewat tengah malam. terbangun untuk menukar pakaiannya. Seperti mengerti
Didapatinya dirinya berada dalam pelukan Angela. Gadis apa yang diherankan si Bungsu, Angela berbisik lagi:
itu membuka mata begitu merasakan si Bungsu bergerak. ‘’Aku yang menukarkan pakaianmu dengan piyama.
Mereka bertatapan dalam jarak tak lebih dari sejengkal. Kulihat engkau tertidur lelap sekali. Peluhmu membasahi
Angela tersenyum. baju. Kutukar pakaianmu dengan piyama ini…’’ bisik
‘’Tidurmu nyenyak sekali..’’ bisik Angela sambil Angela sambil menatap mata si Bungsu.
mendaratkan sebuah ciuman di mata si Bungsu yang
hanya terlongo-longo.
217
‘’Terima kasih, kau baik sekali..’’ bisik si Bungsu “Kalau aku tidak datang ke hotelmu, perisitiwa itu
sambil membelai kepala Angela. takkan terjadi, Bungsu..” potong Angela.

Ya, apalagi yang bisa dia katakan saat itu? Gadis ini Mereka kembali bertatapan dalam posisi masih
sudah terlalu banyak berkorban untuknya. Menemaminya berpelukan.
mencari jejak pembunuh Tongky. Dan hal itu justru “Angel..”
mencelakakan dirinya, diperkosa dalam tahanan! Si
“Ya..?”
Bungsu tak sampai hati melukai hati Angela dengan
“Ada yang ingin kusampaikan..”
pengorbanan yang sedemikian besar. Namun dia juga tak
ingin membohongi gadis cantik yang baik hati ini. Dia Gadis itu mengangguk dengan masih menatap si
cium bibir Angela dengan lembut. Gadis itu memejamkan Bungsu.
matanya ketika bibir si Bungsu menyentuh bibirnya. ‘’Kuharap kau tak terkejut..’’
Membalas ciuman itu sambil tangannya membelai rambut
Angela menggeleng.
si Bungsu.
‘’Aku tidak hanya mencari pembunuh temanku, tetapi
“Maaf atas apa yang terjadi dengan dirimu, Angel.
juga mencari seorang gadis..’’ si Bungsu berhenti.
Saya amat merasa bersa..”
Dia ingin melihat reaksi gadis itu. Namun Angela tak
Ucapannya terhenti karena dua jari tangan gadis itu
bereaksi sedikitpun. Tangannya tetap membelai rambut si
dilekatkan ke bibirnya sebagai isyarat untuk tidak
Bungsu. Matanya tetap menatap mata si Bungsu, tak
meneruskan ucapan. Namun perlahan dia melanjutkan
berkedip.
ucapannya.
‘’Gadis itu adalah kekasihku..’’
“Kalau aku tidak meminta bantuanmu, dirimu
Si Bungsu menanti dengan berdebar.
tidak…”
Namun Angela biasa-biasa saja.

218
‘’Dia datang ke kota ini, dibawa seorang lelaki Sepi….
bernama Thomas, bekas kapten Angkatan Udara Amerika. Si Bungsu memejamkan mata. Merasa ada
Keturunan Inggeris Spanyol. Tunanganku itu seorang jantungnya yang tertikam pilu. Merasa ada relung hatinya
gadis Jepang bernama Michiko…’’ yang trenyuh, melihat sikap Angela, perwira polisi kota
Si Bungsu berhenti lagi. Menatap lagi pada Angela. Dallas itu. Betapa teguh dia menerima kenyataan ini. Si
Menanti reaksi gadis itu. Dan Angela memang Bungsu merasakan matanya panas. Berair. Dia tidak
memberikan reaksi. Dia merapatkan wajahnya ke wajah si menangis. Namun ada sesuatu yang amat
Bungsu. Mencium lelaki itu, lama sekali. Kemudian dia menggundahkannya. Sesuatu yang dia tak dia ketahui.
menyurukkan wajahnya ke dada si Bungsu, lalu berkata Berapa panjang lagi jalan hidup berliku seperti ini
pelan: yang harus dia tempuh? Dia dekap tubuh Angela, dia
‘’Aku tak peduli siapa yang kau cari dan tak pula belai kepalanya. Dia cium rambutnya yang harum. Tuhan,
peduli siapa dirimu sayang. Aku tak peduli. Bahkan aku dimana terminal tempatku harus berhenti, tempat dimana
juga tak peduli, apakah aku akan kau tinggalkan setelah aku tak lagi diburu rasa bersalah seperti malam ini, bisik
engkau menemui kekasihmu itu. Itu hakmu, barangkali hatinya.
aku ikut bahagia atau barangkali sedih. Ketika subuh esoknya si Bungsu terbangun, saat akan

-Episode 488- ke kamar mandi dia memalingkan kepala ke pembaringan.


Menatap Angela yang tidur dengan nyenyak. Wajahnya
Aku tak memikirkannya kini. Yang kupikirkan kini
yang cantik seperti berbinar bahagia. Dia mandi, mencuci
adalah, betapa aku akan tetap bersamamu, selagi engkau
seluruh tubuhnya dan berendam dalam bak dengan air
belum bertemu dengan kekasihmu itu, atau sebelum
panas.
engkau bertemu dengan gadis lain, yang barangkali lebih
Lalu berudhuk. Lalu sembahyang. Ketika dia
memikat hatimu....’’ ujar gadis itu dengan mata yang
mengucap salam, dia lihat Angela duduk di pinggir
basah.

219
pembaringan. Dia melilitkan selimut ke tubuhnya sebatas ditransfer dengan bayaran mahal. Dia menolak,
pangkal dada. Memperlihatkan bahagian atas tubuhnya sebaliknya dia datang ke pimpinan liganya, memberitahu
yang putih bersih. Gadis itu menatapnya dengan mata semuanya itu, serta meminta kenaikan honor yang wajar.
berbinar. Pimpinan liganya menolak. Dia masih main dalam dua

‘’Engkau sembahyang?’’ putaran. Ketika desakannya untuk kenaikan honor yang


layak tetap tak diterima, maka dia memutuskan untuk
Si Bungsu mengangguk.
menerima tawaran klub yang membayarnya mahal
‘’Engkau seorang muslim?’’ dengan fasilitas perumahan dan mobil. Dia berkata segera
Si Bungsu mengangguk. akan mengawiniku begitu dia pindah klub. Tapi.. terjadilah

‘’Umat Mohammed?’’ musibah itu. Dia mati, sepertinya mendapat kecelakaan.


Setamat dari universitas saya memutuskan untuk masuk
Si Bungsu mengangguk.
kepolisian. Setahun berdinas saya ceritakan kecurigaan
Sepi. Mereka saling pandang. Si Bungsu masih
saya itu pada atasan saya. Dia berjanji dan membantu
berlutut di lantai yang dialas dengan karpet hijau, Angela
saya menyelidiki. Ternyata dugaan saya benar, kekasih
di pembaringan yang malam tadi mereka tempati berdua.
saya itu mati dibunuh oleh anggota klubnya sendiri atas
‘’Apapapun yang telah terjadi bersamamu, Bungsu, suruhan pimpinan klub. Mereka diseret ke meja hijau.
aku merasa bahagia. Merasa amat bahagia. Dulu aku Dihukum duapuluh tahun penjara. Dan saya tetap
pernah punya seorang calon suami. Kami sama-sama di berdinas dalam kepolisian…’’
perguruan tinggi. Suatu hari, dia mati terbunuh di jalan
Angela berdiam sejenak. Memandang ke depan
raya. Nampaknya seperti sebuah kecelakaan biasa. Tapi
seperti menatap masa lalunya yang amat pedih. Si
saya ragu, saya duga dia dibunuh. Sebab dia seorang
Bungsu bangkit mendekatinya. Membelai kepala gadis itu
bintang basket. Saat itu, sepekan lagi akan pertandingan
dan memeluknya.
antar liga basket Texas ini ada yang meminta dia untuk
‘’Mandilah, barangkali hari ini banyak yang harus kita

220
kerjakan..’’ bisiknya. yang dicapai. Itulah sebabnya kemarin si Bungsu
Angela bangkit, tegak rapat di depan si Bungsu. Menatap menyuruh membeli dua buah mobil bekas.
mata anak muda itu dengan matanya yang basah. Angela menjalankan mobil. Gadis itu memakai baju
Kemudian mencium pipinya, lalu berjalan ke kamar berwarna merah darah dengan setangan panjang terlilit di
mandi. Selesai sarapan pagi, mereka berkumpul di lehernya. Mereka sama-sama berangkat meninggalkan
ruangan tengah. Jumlah mereka berlima. Yaitu si Bungsu, rumah terpencil di tengah hutan itu. Ketika akan
Angela, Yoshua yang kematian anak gadis itu, adiknya berangkat, Indian bernama Yoshua itu memeluk Elizabeth
yang bernama Pipa Panjang dan ponakannya Elang Merah. isterinya. Perempuan kulit putih itu menangis dan
Atas pertimbangan bahwa Elizabeth tak mungkin mencium suaminya. Baik si Bungsu maupun Angela
tinggal sendiri di rumah, khawatir ada apa-apa, maka melihat ada semacam kabut misteri yang melingkupi
salah seorang di antara Indian itu harus tinggal di rumah. kehidupan kedua orang itu.
Yang tinggal adalah Pipa Panjang. Mereka merencanakan Mereka pasangan yang ganjil. Seorang Indian dan
akan bergerak dalam dua kelompok. Kelompok pertama seorang kulit putih. Meskipun hal itu di zaman ini tak
Angela dan si Bungsu, yang akan pergi ke alamat problem lagi, namun pada pasangan ini tetap saja ada
pembunuh Tongky yang disebutkan oleh Jahudi kemarin. semacam misteri. Apalagi jika diingat Elizabeth adalah
Sedangkan Yoshua dan ponakannya akan pergi ke tempat seorang perempuan cantik. Sementara Yoshua, wajahnya
upacara dimana anak gadisnya mati. keras dan masih kentara benar Indiannya, apalagi latar
Dia harus mengambil mayat gadisnya itu. Dan belakangnya adalah seorang buruh perkebunan.
menguburkannya di suatu tempat. Sebab jika tak begitu, Namun betapapun jua, orang pasti bisa menarik
arwah gadis itu menurut kepercayaan mereka akan tidak kesimpulan bahwa pasangan itu amatlah kasih
tentram.Dengan membagi kelompok jadi dua bagian mengasihinya. Dan jika boleh disebut secara khusus,
mereka bisa bekerja lebih cepat dan lebih banyak sasaran maka akan kelihatan bahwa Elizabethlah yang amat lebih
kasih sayangnya pada Yoshua. Sementara Yoshua sendiri,
221
barangkali terbawa oleh sikapnya yang keras dan karakter ‘’Kau bisa turun dan menunggu di suatu tempat,
Indiannya, nampak biasa-biasa saja. Angela. Biarkan saya masuk sendiri..’’

Di perjalanan mereka tak banyak bicara. Sebelum ‘’Tidak. Saya tidak takut pada pertarungan yang akan
berangkat tadi mereka telah merencanakan tempat- terjadi. Saya takut kehilanganmu..’’
tempat yang akan dituju hari ini. Jika misi mereke selesai, Si Bungsu menarik nafas panjang. Dan merekapun
dan mereka masih hidup, mereka berjanji untuk segera sampai. Di depan mereka ada sebuah bangunan yang
menuju rumah Yoshua begitu tugas selesai. tengah dikerjakan. Nampaknya sebuah supermarket.
‘’Kau melihat sesuatu yang ganjil dalam hubungan Mesin derek terdengar berdengung mengangkat plat-plat
Yoshua dengan isterinya?’’ si Bungsu bertanya tatkala nikel untuk dijadikan dinding. Buruh kelihatan mondar
mobil itu memasuki kota. Angela menoleh sejenak. mandir dengan helm plastik merah menutupi kepala.
Kemudian mengangguk. Pakaian mereka dari koper berwarna jingga. Angela

‘’Seperti ada sesuatu yang terpendam..’’ tambah si memarkir mobilnya dekat barisan mobil pekerja bangunan

Bungsu. tersebut. Dia membawa tas tangannya. Di dalamnya ada


sepucuk pistol magnum. Si Bungsu turun lebih duluan.
Angela mengangguk sambil tetap memperhatikan
Angela, seperti kemarin, kembali merasa heran tatkala
jalan di depannnya. Arus lalulintas kini makin ramai
melihat lelaki Indonesia itu turun membawa – bawa
tatkala memasuki kota.
tongkat kayu.
-Episode 489- Sampai saat ini keinginan tahuannya tentang

‘’Bungsu…’’ tongkat kayu itu belum terpecahkan. Apa perlunya


tongkat itu dibawa-bawa. Apakah tongkat itu semacam
“Ya..?”
bedil? Melihat modelnya yang lurus dan kurus, tongkat itu
‘’Aku takut…’’
mustahil sebuah bedil. Dia turun dan menyusul langkah si
Si Bungsu coba menentramkan hati gadis itu. Bungsu. Mereka memasuki kantor. Bertanya pada seorang
222
petugas sekurity. Petugas itu menunjuk ke sebuah tempat ‘’Benar. Ada yang bisa saya bantu?’’
di sudut. Angela maju dan memutus:
Dibahagian itu, sekelompok lelaki kelihatan tengah ‘’MacMillan dari Bloomington, apakah tuan
istirahat. Mereka juga berpakaian seperti pekerja lainnya. orangnya?’’
Namun topinya berbeda. Petugas sekurity mengatakan
‘’Oo, kalau begitu bukan saya..’’
bahwa kelompok itu adalah kelompok para mandor. Si
Lelaki itu menoleh kiri kanan, lalu berseru pada
Bungsu dan Angela melangkah ke sana setelah menerima
seseorang di balik tiang sekitar sepuluh depan dari
sebuah badge tamu yang harus disematkan di dada
mereka.
sebelah kiri. Kelompok itu berhenti dari bicara atau minum
tatkala mereka sampai di sana. Seorang lelaki maju dan ‘’Hei MacMillan! Ada seseorang mencarimu’’
menyentuh ujung topinya sebagai penghormatan pada Lelaki yang dipanggil itu menoleh dan mendekati
Angela. mereka. Ditangannya ada sebuah gelas yang masih terisi
‘’Nampaknya Anda mencari seseorang?’’ katanya kopi panas. Sementara kedua lelaki pertama yang bicara
ramah. dengan si Bungsu mengundurkan diri setelah
mengangguk sopan dan setelah si Bungsu mengucapkan
Pertanyaan itu jelas ditujukan pada si Bungsu.
terima kasih.
‘’Benar, saya mencari tuan MacMillan.’’
Lelaki yang datang itu seorang bertubuh besar,
‘’MacMillan?’’
berotot kukuh dengan jambang lebat. Si Bungsu merasa
‘’Ya. MacMillan’’ jantungnya berdenyut. Inderanya mengatakan, inilah
Seorang lelaki maju. orang itu. Angela mundur beberapa langkah. Kelompok

‘’Tuan mencari saya?’’ staf yang enam atau tujuh orang itu melanjutkan obrolan
mereka.
‘’Anda bernama MacMillan?’’

223
‘’Hallo, Anda mencari saya?’’ tanya orang itu. ‘’Nah, nampaknya kalian ada urusan penting. Kini

Si Bungsu mengangguk sambil menatapnya tajam. saya telah Anda temui. Lalu Anda mau apa?’’

Samar-samar mengingat kembali orang yang duduk Sebagai jawabannya, si Bungsu mengembangkan
dalam taksi, yang membaca koran tatkala mereka koran di tangannya. Memperlihatkan pada orang itu.
menunggu taksi itu mendekat di depan Dallas Hotel Halaman pertama koran itu memuat gambar Tongkay
bersama Tongky. Orang itu bertopi, namun samar-samar yang tertawa ketika di lapangan udara Mexico, namun di
wajahnya dapat dia ingat. Samar sekali, tapi pasti. atasnya di bawah judul besar, tertulis ‘VETERAN PERANG

‘’Rasanya kita belum pernah bertemu..’’ ujar lelaki VIETNAM BEKAS PASUKAN BARET HIJAU INGGERIS, MATI

bernama MacMillan itu. TERBUNUH DI DALLAS HOTEL’’.

‘’Anda salah. Kita pernah bertemu..’’ kata si Bungsu Para mandor di belakang mereka juga melihat ke

datar. koran itu. Mereka diam tak mengerti. MacMillan juga

Dan lelaki itu menangkap nada yang lain dalam ucapan menatap koran itu. Wajahnya sesaat jadi tegang. Namun

lelaki asing di depannya itu. Dia menatapnya pula dengan cepat dia kuasai dirinya.

tajam. ‘’Apa yang ingin kau sampaikan tentang itu

‘’Well. Saya sudah katakan kita tak pernah bertemu, stranger?’’

dan saya tak suka gaya Anda stranger!’’ ‘’Saya ada di sana, ketika dia terbunuh. Dan juga

‘’Saya tahu, Anda takan menyukai saya. Seperti saya Anda di sana tuan MacMillan’’

juga sangat tak menyukai Anda..’’ jawab si Bungsu. ‘’Anda keliru stranger. Saya tak pernah pelesiran di

Pertengkaran itu terdengar oleh kelompok staf di hotel manapun..’’

belakang mereka. Orang-orang itu tentu saja tertarik dan ‘’Anda memang tidak pelesiran. Anda ke sana untuk
menghentikan pembicaraan mereka. Lalu menatap pada membunuh veteran perang Vietnam itu..’’
kedua orang itu.

224
-Episode 490- punggungnya. Dia terjatuh berlutut dengan tangan masih
memegang bedil. Ketika jatuh ke tanah, kepalanya
menoleh ke belakang, dan di sana, di jendela rumah dari

-Episode 491- mana dia berlari tadi, kelihatan Yoshua si Indian tua itu
dengan bedil yang masih berasap. Anggota Ku Kluk itu
jatuh telungkup di dalam semak setinggi betis. Tubuh nya
-Episode 492- tak kelihatan, meski dalam jarak dua puluh meter.

Yoshua segera menemukan mayat Conchita. Dia


tutupi tubuh anaknya yang telanjang itu. Kemudian
-Episode 493- membawanya ke mobil. Sementara itu Elang Merah

Elang Merah tetap tegak dengan dada busung. menyiramkan bensin yang terda pat di gudang, ke seluruh
gedung. Kemudian membakarnya. Mereka pergi dari sana
“Ayo merangkak kau Babi! Kuhitung sampai tiga,
setelah api berkobar marak dengan ganas di musim panas
kalau kau tak merangkak kemari, kubunuh kau. Satu,
hari itu.
dua...”
—o0o—
Dan karena Indian itu tak kunjung merangkak, dia
benar-benar menembak. Dalam waktu selisih hanya MEREKA berkumpul lagi di rumah Yoshua. Si Bungsu

sedetik, dua letusan bergema. Elang Merah masih tegak dan Angela tiba le bih duluan. Mereka disambut oleh Eli

sperti tadi. Kedua tangan tergantung di sisi tubuhnya. zabeth, isteri Yoshua. Di pintu kelihatan Pipa Panjang, adik

Anggota Ku itu tersentak. Seperti ada yang menembus Yoshua, tegak dengan bedil di ta ngan dengan sikap

punggungnya. waspada. Bedil dia letakkan ke dalam setelah mengetahui


siapa yang datang. Elizabeth segara meletakkan makan
Bedilnya memang meletus, tapi sedetik le bih
siang untuk tamunya. Angela datang membantu.
belakangan dari letusan pertama yang datang dari

225
“Yoshua dimana..?” tanya Elizabeth. Jelas sekali Elizabeth dilemparkan ke sungai setelah dianiaya.
nadanya amat mencemaskan suaminya. Nampaknya seolah-olah sebuah kecelakaan. Elizabeth tak

“Dia akan pulang dengan selamat, tenanglah...” kuasa untuk mengadu. Uang nampaknya berkuasa. Dia

bujuk Angela mengenggam tangan perempuan separoh luntang-lantung dalam keadaan hamil dan melarat sekali.

baya itu. Saat demikianlah dia bertemu dengan Yoshua. Indian itu
membawanya ke rumahnya. Memberinya makan dan
Elizabeth tak dapat menahan kecemasannya. Dia
pakaian.
menangis meski nampak amat dia usahakan untuk tak
Merawat dirinya hingga sembuh. Elizabeth bersumpah
meneteskan air mata.
dalam hati, apapun yang terjadi se telah itu dia akan tetap
“Dia segala-segalanya bagiku. Dia tak ha nya suami, mengabdi pada Indian budiman itu. Betapa tidak, lelaki
tapi juga ayah dan sahabat kami...” bisiknya lirih. yang menghamilinya ternyata hanya mengiginkan tubuh
Saat menanti kedatangan Yoshua itulah, Elizabeth dan kecantikannya saja. Dan lelaki Amerika lainnya tak
yang masih kelihatan cantik itu bercerita tentang dirinya. seorang pun yang bersedia mengulurkan ta gan untuk
Cerita yang mengungkapkan misteri yang sejak kemarin membantu. Justru seorang Indianlah yang menolongnya.
sudah “tercium” oleh Si Bugsu dan Angela. Elizabeth Anak itu lahir di rumah Yoshua. Lahir tanpa
bercerita, bahwa Conchita, gadis yang meninggal itu pertolongan dokter. Waktu itu kehidupan Yoshua cukup
benar anak kandungnya. Tapi bukan anak Yoshua. sulit, tapi Indian itu pernah menolong kelahiran bayi
Anak itu lahir akibat hubungannya dengan seorang secara tradisional. Dialah yang membantu kelahiran bayi
lelaki dari Philadelpia. Lelaki itu adalah atasannya di perempuannya yang mereka beri nama Conchita.
sebuah perusahaan. Namun setelah dia hamil, lelaki itu Elizabeth amat terharu melihat betapa penuh per
meninggal kannya begitu saja. Ketika dia menuntut untuk hatiannya Yoshua pada anaknya, pada dirinya. Diam-
bertanggung jawab, lelaki itu justru mengirim tukang diam, tanpa dapat dihindari rasa cinta yang tulus tumbuh
pukul dan penjahat yang nyaris membunuhnya. di hatinya kepada Indian yang usianya lebih tua dari

226
dirinya itu. -Episode 496-
Tapi suatu hari, ketika Conchita berusia tiga tahun, ketika
Si Bungsu mengambil hutan di bahagian kanan. Dia
dia sudah sehat benar, Yoshua menawarkan agar
tak begitu hafal dengan daerah di sekitar sini. Namun
Elizabeth pergi meninggalkan rumah itu. Tentu saja
begitu kakinya menginjak bahagian rimba di utara Kota
Elizabeth amat terkejut.
Dallas itu, dia merasa berada di “kampung”nya. Sejenak
“Apa.. apakah kami amat memberatkan hidupmu,
dia tegak dalam palunan hutan. Di bawah pepohonan
Yoshua,..?”
yang rimbun, menghirup harumnya hutan belantara dan
Indian itu menggeleng. bunga-bunga kayu.
“Engkau masih muda dan cantik, Nona. Masa Rimba di sini jelas rimba suaka. Di bawahnya bersih. Tidak
depanmu pasti cerah kalau kau meninggalkan rumah seperti rimba di Gunung Sago yang liar dan perawan.
reotku ini...” Namun dia mendapatkan dirinya amat senang dalam

“Apakah kau tidak menyayangi kami…?” rimba itu. Indera juga bekerja dengan baik. Dengan amat
ringan dia bergerak di antara pepohonan. Menuju ke
Yoshua diam. Seperti merenungi hidupnya yang sepi.
bahagian depan dari mana firasatnya mengatakan bahwa
“Aku mencintai.. anakmu, Nona. Tapi...” di sana ada orang yang mengancam keselamatan mereka.
“Kau tak mencintaiku...?” Jauh di depan sana, di jalan raya yang terlindung oleh

-Episode 494- semak-semak, dua mobil kelihatan berhenti. Enam lelaki


turun, keenamnya memakai tutup kepala seperti kerucut
dari kain putih. Keenamnya memakai jubah putih. Yang

-Episode 495- kelihatan hanya dua lobang kecil di bahagian mata.

Keenam orang lelaki segera menyelusup ke dalam


semak belukar, kemudian menyebar ke dalam hutan

227
mengepung rumah Yoshua. Nampaknya salah seorang, tiba dia melihat bekas jejak di tanah yang lembut. Dia
yang berada di bahagian kanan, bertindak sebagai perhatikan jejak itu, mirip jejak kaki manusia yang
penunjuk jalan. Dia memberi isyarat dan petunjuk- memakai sepatu karet. Dia berhenti, berjongkok sambil
petunjuk sambil menunjuk jauh ke dalam hutan, ke rumah bertelekan pada bedilnya. Mengamati jejak itu. Menatap
Yoshua yang masih belum kelihatan. ke kiri, ke kanan. Tak ada siapa pun. Jejak itu le nyap

Tiga orang menuju ke bahagian kiri, lenyap dalam tanpa bekas di tentang dia berjongkok.

hutan. Tiga orang lagi ke kanan, kemudian lenyap pula ke Lenyap tanpa bekas, kenapa?
dalam palunan hutan. Salah seorang yang menyelusup ke Aneh, dia merasa ngeri tiba-tiba. Dan tiba-tiba pula,
bahagian kanan tiba-tiba melihat ada yang melintas di topengnya yang berbentuk kerucut itu disentakkan orang.
depannya. Dia tak segera menembak. Ada dua hal kenapa Terlempar dan kepalanya kini tak bertutup. Wajahnya
dia tak menembak. Pertama karena telah diputuskan juga! Dia kaget bukan main, kepalanya mendongak ke
untuk tak menembak sebelum mereka mengepung rumah atas. Dan ya malaikat, sedepa di atas kepalanya, di atas
itu, dan sebelum ada isyarat dari pimpinan rombongan sebuah cabang yang melintang agak rendah, dia lihat
yang ada di sayap bahagian kiri. seorang Indian bertengger mencangkung. Menatap
Sebab kedua kenapa dia tak menembak ada lah padanya dengan diam!
karena dia ragu atas benda yang melintas di hadapannya Anggota Ku Klux Klan itu buat sesaat termangu.
itu. Selain benda itu melintas de ngan cepat, benda atau Darahnya seperti berhenti mengalir. Jantungnya seperti
sosok itu sendiri tak diketahui apakah manusia atau berhenti berdetak. Mereka sa ling pandang. Celaka,
binatang. Dalam ba y ang-bayang rimba, sosok itu kenapa pim pinannya tak me ngatakan tadi bahwa yang
kelihatan beraneka warna. Merah, hitam, putih dan hijau. mereka buru ini ada lah Indian dari zaman batu? Kaki
Apakah itu manusia? Indian yang tak lain dari Elang Merah itu terayun. Kening
Anggota Ku ini segera menyelinap dari satu pohon ke anggota Ku Kluk itu kena terjang. Dia jatuh terjengkang.
pohon lain, hati-hati tanpa menimbulkan bunyi. Dan tiba-

228
Elang Merah melompat turun. Anggota Ku itu tak lebar, menghantam siku kanannya.
ingat lagi untuk menggunakan bedilnya. Bedilnya sudah Sikunya seperti copot dari persendian. Bedilnya terkulai
tercampak. Elang Merah maju, dia merangkak surut. Dia dengan popor di bawah tangan kiri. Sebuah tendangan
tak memekik, tak pula menangis minta ampun. Namun dia lagi, yang samasekali tak berhasil dia elakkan,
takut separoh mati. menghantam tangan kirinya yang memegang bedil itu.
Elang Merah mengayunkan kampak di ta ngan kanannya, Bedilnya terlempar. Dia tersandar ke pohon dengan
dan saat itulah anggota Ku itu memekik. Pekiknya mem menatap kaget.
bahana dalam hutan tersebut. Seorang anggota Ku yang Tangan orang Asia itu bergerak bersama tongkatnya,
ada di sayap kiri tertegun mendengar pekik itu. Pekik dan topeng kerucut yang dia pakai belah dua, membelah
siapa itu? Pekik temannya atau pekik Indian? pula muka dan hidung nya. Lelaki anggota Ku itu
Sesaat mereka berhenti tegak. Mencoba mendengar suara ketakutan separoh mati. Dia memekik dan tubuhnya
lain untuk dipedomani. Namun se telah itu yang ada melosoh di pohon, jatuh tertunduk di tanah!
hanya sunyi. Dia melangkah lagi, ketika melewati sebuah Anggota Ku yang satu ini nampaknya masih sangat muda.
pohon besar, tiba-tiba saja di depannya dalam jarak Barangkali baru berusia sekitar dua puluh lima tahun.
sedepa, tegak seorang lelaki bertongkat. Lelaki itu bukan Namun kekejamannya sampai memilih organisasi Ku Klux
orang Amerika atau Eropa. Sepertinya orang dari Asia. Dia Klan, merupakan hal yang tak boleh dianggap remeh.
segera tahu, bahwa orang inilah yang membunuh
Si Bungsu sebenarnya tak tega menghajar anak
MacMillan, staf bangunan yang ditugasi membunuh negro
muda itu. Dia tegak sesaat, dan waktu yang sesaat itu
di Hotel Dallas itu.
rupanya harus dia bayar mahal. Salah seorang anggota Ku
Orang Asia itu tak bersenjata. Hanya memiliki sebuah ternyata mendengar pekik kawannya. Dia menyelusup
tongkat. Dan orang ini harus dihabisi. Dia angkat bedilnya. cepat, dan melihat kawannya tersandar di pohon kayu.
Namun orang Asia itu bergerak amat di luar dugaannya. Melihat pula orang Asia yang dinyatakan oleh
Sebuah tendangan, setelah dia maju dalam langkah yang pimpinannya amat berbahaya itu.

229
Dia segera mengangkat bedil dari balik pohon dimana dia “Jangan bunuh dia dengan peluru. Biar kubunuh dia
tegak. Menembak. Si Bungsu terpental. Bahunya kena dengan sepatuku. Dia membuat tanganku patah.
hajar peluru. Hanya kekurangtelitian penembak saja Jahannam, babi ini...” dan ucapan itu diakhiri dengan
makanya dia selamat. Kalau saja peluru itu dua jari lagi sebuah hentakan tumit sepatu ke arah jantung si Bungsu.
agak ke bawah, maka tamatlah riwayatnya. Sebab peluru Tapi lelaki dari Gunung Sago ini sudah malang
itu akan menembus jantungnya. melintang dalam berbagai ancaman maut. Begitu tumit
Kini dia jatuh tertelungkup. Anggota Ku muda yang sepatu menghunjam ke bawah, ta ngan kanan yang masih
tadi tertunduk dengan kedua tangan lemas kena tendang, sehat, menangkis sambil mengibas ke arah depan, seiring
segera bangkit. Kemudian menghantam punggung dan dengan itu, kaki kanannya mengait kaki kiri si Jhon itu.
rusuk si Bungsu dengan tumit sepatunya. Yang di Anak muda itu kehilangan keseimbangan. Sebab sebelah
punggung tak dapat dielakkan, yang di rusuk meleset kakinya yang gagal menghentakkan tumit itu masih
karena si Bungsu yang masih sadar sempat berguling, menggantung.
meski terlambat. Kini kakinya terkait. Dia jatuh berdembam ke atas
“Jahannam. Babi jadah! Kubunuh kau...!” serapahnya tubuh si Bungsu. Terdengar suara melenguh. Tak
sambil memburu terus. diketahui suara siapa. Tapi setelah itu, kedua tubuh

Si Bungsu bergulingan, kemudian bangkit. Namun tersebut terdiam tak bergerak. Tubuh si Jhon tertelungkup

sebuah tendangan menghantam dagu nya. Kembali dia di atas tubuh orang Asia itu. Temannya yang berlindung di

terjajar dengan bibir pecah. balik pohon menatap dengan diam. Ketika dia lihat tak
ada yang bergerak, dia memanggil.
“Menghindar dari sana, Jhon. Biar kusudahi
nyawanya...” terdengar suara dari balik pohon. -Episode 497-
Namun anak muda yang dipanggil si Jhon, yang sedang
mengamuk menghajar si Bungsu itu tak mau menghindar.

230
-Episode 498- mereka. Mereka menyalakan gere tan. Beberapa kali
geretan itu mati, karena api nya tak pernah tepat di
sumbu dinamit tersebut. Tangan mereka menggigil. Ada

-Episode 499- beberapa menit barulah sumbunya terbakar, tapi mereka


tak segera melemparkannya, soalnya api di sumbu nya
Mereka kemudian mendekat setapak demi setapak.
bisa mati.
Kemudian berputar kebahagian sam ping kanan. Tapi tiba-
Dan saat itulah mereka mendengar suara desiran
tiba mereka terhenti. Di bahagian depan rumah itu, di
pelan di belakang. Mereka melihat kebelakang, lalu
bawah cucuraan atap, mereka melihat sesosok tubuh
keduanya tak dapat menahan pekik.
tergantung-gantung. Digantung pada lehernya. Kepala
orang yang tergantung itu putih mengkilap. Di belakang mereka tegak tiga orang Indian yang
bertubuh penuh gambar dengan kampak di tangan. Kedua
Jubah putihnya berlumur darah. Kedua ta ngannya
orang anggota Ku Ku Klux Klan itu menggigil. Mereka tak
putus hingga pergelangan. Jelas orang itu adalah
bisa berbuat apa-apa, sebab bedil mereka berada di
pimpinan regu mereka, Itzak! Dan jelas bahwa kulit
tanah.
kepalanya baru saja dikelupas dengan cara yang amat
mahir. Kedua orang itu menggigil saking ngerinya melihat Dengan amat cepat mereka kena ringkus. Mereka
mayat yang tergantung itu. Mereka tertegak lemah di diikatkan ke pohon kayu besar, tak jauh dari tempat
tempat mereka. mereka diringkus. Lalu, dinamit yang masih menyala
sumbunya itu dimasukkan ke dalam jubah mereka!
“Cepat, hutan ini penuh iblis. Bakar dinamit itu, dan
ledakan rumah jahanam itu. Kita harus cepat hambus dari “Kalian berusahalah untuk bebas. Kalau kalian bisa
sini...” bisik yang seorang. melepaskan diri sebelum dinamit itu meledak, maka
kalian takkan kami ganggu. Kami akan pulang ke rumah
Mereka lalu mengeluarkan dua bongkah dinamit
itu. Berusahalah...” ujar Yoshua sambil melangkah dengan
dengan ikatan sebesar lengan dari dalam jubah putih

231
Pipa Panjang dan Elang Merah meninggalkan tempat Angela yang sebenarnya juga amat khawatir akan
tersebut. keselamatan si Bungsu, coba menjelaskan kedatangan

Kali ini kedua anggota Ku itu tak bisa lagi menahan beberapa orang itu. Elizabeth bangkit, dan terdorong oleh

tangis dan lolong. Dinamit yang dimasukkan dan rasa ingin tahu, Angela juga berlari keluar.

diselipkan diikat pinggang di dalam jubah mereka Yoshua sudah bertindak cepat. Mayat Itzak yang
sumbunya tinggal sedikit lagi. Kalau dinamit itu meletus... tergantung itu sudah diturunkan dan diletakkan ke dalam
ya Tuhan! hutan. Kini ketiga Indian itu tegak di halaman seperti tak

Mereka menangis, minta ampun. Minta tolong. Mohon terjadi apa-apa. Angela pucat wajahnya begitu tak melihat

belas kasihan, mohon dibebaskan! Namun tak ada yang si Bungsu di antara orang-orang itu. Ketiga Indian itu diam

menyahuti. Ketiga Indian itu benar-benar pergi. Dan... menatap sekitar mereka.

hutan itu tiba-tiba gemuruh oleh gelegar dinamit. Mereka juga merasa cemas pada orang Asia yang

Si Bungsu tertegun mendengar ledakan hebat itu. mereka hormati itu. Kini dimana dia?

Ada apa? “Bersebar! Kita cari dia...” ujar Yoshua setelah


Di sebelah utara, di arah bunyi ledakan dinamit itu, menanti beberapa saat.
dilihatnya sebuah pohon sebesar dua kali dekapan Angela berlari masuk, mengambil bedil. Kemudian
manusia dewasa terlambung bebe rapa meter ke udara, mengisinya dengan peluru. Lalu berlari lagi keluar. Begitu
pucuknya naik meninggi, kemudian jatuh melosoh turun, tiba di luar dia terpekik, melihat si Bungsu muncul dengan
dan tumbang! Sipongang suara ledakannya bersahutan. tubuh berlumuran darah.
Segala isi hutan itu kaget. Elizabeth sendiri tersentak dari
Dia memekik gembira karena lelaki dari Indonesia itu
tidurnya. Angela berusaha menenangkannya, meski dia
ternyata masih hidup. Memekik terharu dan kaget melihat
sendiri berdebar.
darah di tubuhnya. Dia berlari dan memeluk lelaki yang
“Dimana Yoshua...?” tanyanya begitu ba ngun.

232
bertongkat itu. Mencium wajah dan bibirnya. Si Bungsu -Episode 500-
hanya diam tak berkutik.
Tak lama kemudian si Bungsu dan kedua perempuan
“Hei, kau masih hidup. Masih ada yang lain di sana?”
yang ada di rumah dikejutkan oleh beberapa ledakan
ujar Yoshua sambil menepuk bahu si Bungsu. Si Bungsu
dinamit. Kemudian bunyi sirene mobil polisi. Empat buah
tersenyum dan menggeleng.
mobil patroli polisi merangsek ke halaman rumah di
“Anda masuklah, dan obati lukanya. Kami akan tengah hutan itu.
mengatur semua sisa yang tertinggal. Sebentar lagi
Sesuai dengan petunjuk yang tadi disampaikan oleh
tempat ini akan dipenuh polisi. Tentu kita tak ingin dibuat
Yoshua, si Bungsu dan Angela tak menampakkan diri
sibuk dengan segala macam pertanyaan. Apalagi kalau
keluar. Mereka hanya mngintip lewat jendela yang tak
harus ditahan dikantor polisi...”
terlihat dari luar.
Angela dan Elizabeth membawa si Bungsu masuk. Si Si Bungsu melihat polisi-polisi itu disambut oleh Yoshua di
Bungsu dibaringkan di sebuah balai-balai. Angela halaman. Tubuhnya kini sudah bersih dari coret moret
membuka bajunya. Mencuci darah yang mengalir di dada berwarna perang itu. Di tangannya terpegang sebuah
si Bungsu. Sementara Eli zabeth mengambil kotak obat- kampak. Kemudian dari dalam hutan terdengar lagi
obatan. sebuah ledakan. Disusul dengan rubuhnya sebuah pohon
Si Bungsu sedikit beruntung, sebab peluru yang kayu.
mengenai bahunya tidak tinggal di dalam. Melainkan “Well... Kami kemari ingin tahu apa yang kalian
tembus ke belakang. Untung saja ja rak tembaknya tak perbuat dengan ledakan-ledakan itu...” ujar salah perwira
begitu jauh, sehingga peluru itu tidak merobek daging di polisi patroli jalan raya itu sambil menatap ke arah bunyi
bahagian belakangnya dengan hebat. Lobang yang ledakan di dalam hutan.
ditinggalkan peluru di bahagian punggungnya hanya
“Seperti perang di Vietnam...” ujar polisi yang lain.
sebesar benggol, tiga kali sebesar lobang yang di depan.

233
Tiga polisi lain menuju ke hutan kiri, tiga lagi ke Polisi itu melangkah ke arah dinamit yang memang
hutan kanan. Si Bungsu dan Angela menatap dengan terletak di bawah kotak di luar rumah Yoshua. Kemudian
tegang. Polisi itu pasti menemui mayat-mayat anggota Ku si polisi meniup peluit. Keenam polisi yang lain
Klux Klan tersebut. Meskipun mayat bandit, namun tetap bermunculan dari rimba tersebut. Tidak hanya polisi itu
saja menimbulkan masalah ruwet. Namun Yoshua yang muncul, juga Pipa Panjang dan Elang Merah. Semua
kelihatan tenang-tenang saja. Lewat kisi jendela mereka dalam keadaan berpakaian rapi.
mendengar Indian itu berkata. Padahal baru saja si Bungsu melihat mereka
“Kami tak punya izin memiliki dinamit itu. Kami bercoreng moreng ketika akan menyergap ke enam
menemu kannya enam bulan yang lalu dekat belukar anggota Ku Klux Klan itu. Polisi-polisi membawa sisa
sana. Kami sudah melaporkannya pada polisi. Namun dinamit yang ada di sudut rumah itu, kemudian membuat
pihak polisi tak menanggapi. Maka hari ini kami ingin semacam tanda terima.
mencoba apakah dinamit itu masih utuh atau tidak...” “Kalian menemukan sesuatu?” tanya komandan polisi
“Anda punya surat laporan yang tak digubris polisi itu pada keenam anak buahnya yang tadi memasuki
itu...? rimba. Yang ditanya hanya menggeleng.

Yoshua mengeluarkan secarik kertas usang dari “Baik, kita tinggalkan rumah ini. Yoshua, suatu hari
kantong nya, si polisi mengamati. kemudian mengangguk. nanti kami akan memanggil Anda untuk minta penjelasan

“Well. Lalu kenapa pada pohon itu Anda ledakan...?” tentang dinamit ini...”

“Sekalian memudahkan pekerjaan. Mencoba dinamit “Dengan segala senang hati, Letnan...”

dan kalau meletus berguna untuk menebang pohon. Mobil-mobil patroli polisi itupun bergerak pergi.
Daripada membuang tenaga...” “Anda memang menemukan dinamit itu di sini?”
“Kami terpaksa menyita sisa dinamit yang ada...” tanya Si Bungsu tatkala mereka makan malam. Yoshua

“Silakan. Itu di bawah kotak di dekat tong itu...” mengangguk.

234
“Dinamit itu kutemukan ketika menggali pondasi. “Ya Tuhan, apakah ini bekas dicencang?” tanyanya
Barangkali sisa latihan tentara saat pe rang Utara - sambil meraba punggung si Bungsu dengan jari-jarinya
Selatan. Pernah kulaporkan, tapi tak digubris...” yang halus dan lentik.

“Lalu, kenapa mereka tak menemukan ma yat atau “Ya, memang bekas dicencang...” jawab si Bungsu
serpihan daging akibat ledakan dinamit?” pelan dan datar.

“Cara yang mudah melenyapkan mayat ada lah “Nampaknya bekas disayat senjata yang amat
dengan meledakkannya….” tajam...”

“Ya, tapi serpihan daging mereka pasti akan “Namanya samurai...” kata si Bungsu pula.
ditemui...” “Samurai? Itu sejenis senjata Jepang...”
“Benar, yaitu kalau dinamitnya sedikit. Kau tahu “Ya, senjata yang saya bawa itu, yang mirip tongkat
berapa banyak dinamit yang kami pergunakan? Untuk kayu itu...”
meledakan tubuh mereka berikut batang kayu itu, kami
Dan Angela tiba-tiba teringat pada tongkat yang
mempergunakan dinamit cukup untuk menghancurkan
dipergunakan oleh lelaki Asia ini untuk membabat
Kota Dallas. Tak kau dengar gelegarnya? Tubuh mereka
MacMillan di perusahaan bangunan beberapa hari yang
tak berserpihan karena diikat ke dinamit itu. Tidak
lalu.
berserpihan, melainkan lumat jadi tepung...”
“Nampaknya senjata itu punya cerita yang panjang
Ketika mengobati punggung si Bungsu yang luka,
dan mendalam dalam hidupmu, Bungsu...”
Angela merasa kaget bercampur ngeri. Punggung lelaki
“Panjang, dalam dan tak pernah akan hilang seumur
dari Indonesia itu penuh barut-barut luka. Memanjang dari
hidup. Seperti bekas luka yang ditimbulkannya di
bahu kiri ke pinggang di kanan. Atau dari bahu kanan ke
tubuhku…”
pinggang kiri. Belum lagi sayat-sayatan melintang yang
banyak jumlahnya.

235
-Episode 501- “Aku selalu menang berjudi, tapi selalu pula diakhiri
dengan lenyapnya uang dan remuk nya tubuhku disikat
“Maukah kau...ceritakan padaku?” ujar Angela yang
lawan-lawanku yang kalah. Sampai suatu hari Jepang yang
berbaring miring menghadap pada si Bungsu.
menjajah negeri kami membunuh ayah, ibu dan kakakku
Si Bungsu yang juga berbaring miring menghadap di depan mataku. Kau tahu apa yang ku perbuat? Aku lari
Angela tak segera menjawab. Ditatapnya gadis itu. karena takut, namun perwira yang memimpin

“Kau mau mendengarkan...?” penyerangan pagi itu menyabet punggungku dengan


samurainya. Aku jatuh dengan punggung belah, Jepang itu
Anggela mengangguk sambil memegang pipi si
menduga aku sudah mati. Tapi aku masih hidup, dan
Bungsu.
bertekad untuk terus hidup menuntut balas kematian
“Ketika masih berusia 16 tahun, aku adalah seorang
keluargaku. Kuambil samurai yang tertinggal dan
pejudi kawakan. kedengarannya aneh, tapi itulah
tertancap di perut ayahku, kemudian hidup di hutan di
faktanya. Tak ada pejudi yang tidak bertekuk lutut kubuat.
sebuah gunung. Belajar secara alam cara
Tapi selalu saja kemenanganku itu disikat lagi oleh orang
mempergunakan samurai. Ternyata penderitaanku tak
yang kukalahkan. Di kampungku yang bernama
hanya sampai di sana, dalam proses kemerdekaan, aku
Minangkabau, judi merupakan penyakit lelaki yang nyaris
terlibat dalam banyak perkelahian dengan tentara Jepang.
tak terobati. Meskipun agama kami melarangnya dengan
Suatu hari aku tertangkap. Dikurung dalam terowongan
keras. Para pejudi itu umum nya adalah jago berkelahi.
dalam kota, dan di sana kembali tubuhku disayat-sayat.
Sebab mereka harus mempertahankan kemenangan
Jari dipatahkan dan kuku dicabut…”
mereka agar tidak dirampas orang. Kepandaian berkelahi
Si Bungsu berhenti bercerita. Terhenti karena tiba-
itu disebut silat....”
tiba melihat mata Angela jadi basah.
Dia berhenti sebentar.
“Hei, kenapa?”

“Alangkah menyakitkannya masa lalumu, dear...”


236
“Itu sudah lama berlalu...” orang samurai itu haus darah, dan aku adalah pembunuh

“Ya, tapi aku tak tahan membayangkan betapa berdarah di ngin. Itulah semuanya...”

menderitanya dirimu...” Sepi..............

“Nah, kita akhiri cerita itu?” Angela mencium si Bungsu, kemudian

Angela menggeleng. menyembunyikan wajahnya di dada lelaki Indonesia itu.


Sementara si Bungsu sudah tertidur lelap dan lelah.
“Jangan hentikan. Saya akan mendengar...”
Malam pun merangkak larut. Seorang lelaki dari desa
“Kau takkan menangis lagi?” yang tak tercatat dalam peta, dari dusun di kaki Gunung
Angela menggeleng sambil mencium pipi si Bungsu. Sago bernama Situjuh Ladang Laweh, tertidur di suatu

“Akhirnya aku dilepaskan oleh pejuang-pejuang belahan dunia entah dimana, jauh dari negerinya.

Indonesia. Kutinggalkan negeri itu, menuju Jepang. —o0o—


Bertemu dengan pembunuh ayahku yang ternyata
-Episode 502-
berusaha bersembunyi dari dosa-dosanya dengan
mengabdikan diri jadi biarawan di sebuah kuil. Kami BERKAT pertolongan Angela, yang juga minta tolong
bertarung, dia kukalahkan, tapi tak kubunuh. Kehadiran pada teman-temannya di kepolisian, akhirnya si Bungsu
anak gadisnya yang kukenal sebelum pertarungan itu, menda patkan alamat orang yang dia cari-cari. Yaitu
telah menyelamatkan nyawanya. Dia kutinggalkan, tapi alamat Kapten Thomas MacKenzie. Veteran pasukan
lelaki itu melakukan seppuku, harakiri. Bunuh diri cara udara Amerika. Lelaki yang membawa lari Michiko dari
Jepang. Kusangka aku akan meng akhiri petualanganku di belantara di pinggang Gunung Singgalang tatkala terjadi
sana, sebagaimana pernah kurencanakan. Tapi banyak pergolakan PRRI.
hal, ba nyak peristiwa dan kejadian yang memaksaku “Namanya Thomas MacKenzie. Terakhir dikenal
untuk tetap tak berpisah dengan samurai itu. Tiap saat sebagai suplayer senjata gelap ke ber- bagai negeri yang
orang yang mati karena samurai itu bertambah jua. Kata

237
sedang bergolak. Kini sudah meletakkan pekerjaan “Ssst.. barangkali itu orangnya...” ujar Ange la sambil
terlarangnya itu. Dia menanamkan uangnya dia berbagai memberi isyarat ke pintu.
industri. Namun diduga masih mengotaki penyelundup an Jantung si Bungsu seperti berhenti berdenyut. Empat
senjata ke Afrika...” Angela menjelaskan informasi yang orang, tiga lelaki dan seorang perempuan kelihatan
diperolehnya pada si Bungsu. berjalan menuju meja VIP di kanan mereka. Dua lelaki

Si Bungsu merasa hidup kembali. Harapan untuk yang berjalan agak di belakang jelas para pengawal.

dapat melacak jejak Michiko tumbuh lagi. Begitulah, Lelaki bekas ang katan udara itu bertubuh kekar dan

malam itu mereka berdua pergi ke sebuah klub mewah di gagah. Wajahnya tersenyum selalu. Dialah Thomas Mac

jantung Kota Dallas. Duduk di suatu pojok dari mana Kenzie! Tapi yang membuat jantung si Bungsu seperti

mereka dapat mengawasi semua isi ruangan itu. berhenti berdetak adalah perempuan yang berjalan di sisi

Memesan minuman dan makanan. Si Bungsu tak banyak MacKenzie. Perempuan itu amat dia kenal. Michiko!

bicara. Angela melihat betapa lelaki di depannya ini Ya, Michiko!


tegang dan berpeluh. Dia hampir saja berdiri, kalau tangannya tak
“Tenanglah, sebentar lagi kita akan melihat digenggam dengan erat oleh Angela.
orangnya. Engkau akan bertemu dengan gadismu itu...” “Duduklah dengan tenang, Dear. Masih banyak waktu.
bisik Angela sambil menggenggam ta ngan si Bungsu. Tunggu sampai mereka juga duduk...”

Si Bungsu yang memang tak dapat menyembunyikan Si Bungsu menahan hatinya. Dia lihat kedua lelaki
resahnya coba tersenyum. yang berjalan di belakang bergegas menarikkan kursi

“Terimakasih Angel. Kau baik sekali. Saya tak tahu untuk kedua orang itu. Thomas tegak di depan kursinya,

harus berbuat apa jika sebelumnya tak bertemu menanti sampai Michiko duduk baru dia sendiri duduk.

denganmu, saya...” Kedua pe ngawalnya tetap tegak tak jauh dari mereka.
Begitu mereka duduk muncul pasangan lainnya. Dua lelaki
dan dua perempuan.
238
Pertemuan ini nampaknya peretemuan orang-orang Namun sekali sentak cekalan si pengawal berotot itu
tingkat atas yang lazim disebut kaum jetset. Mereka lepas.
saling bersalaman. Seorang perempuan berbisik dengan “Tuan Thomas, izinkan saya bicara baik-baik...!”
Michiko, kemudian kedua perempuan itu berdiri, berbicara ujarnya masih dengan suara pelan, karena dia maklum
pada lelaki di sana, dan berjalan ke ruangan lain. Kini sedang berhadapan dengan siapa.
waktunya, pikir si Bungsu. Dia melangkah de ngan tenang
Lelaki itu menatapnya, di antara suara se nyap di
tetapi dengan hati berdebar, ke meja yang dipenuhi gelak
ruangan yang kelihatan amat terhormat itu, lelaki itu
tawa itu. Tiba-tiba langkahnya dihentikan salah seorang
berkata di antara senyumnya.
pengawal Thomas.
“Anda memanggil saya, stranger?”
“Maaf, Tuan tidak bisa mendekat...” ujar bodyguard
“Ya, Tuan bernama Thomas MacKenzie, bukan?”
itu perlahan.
“Benar. Anda hafal nama saya. Ada sesuatu yang
Tubuhnya terasa mendingin. Dari jarak lima depa,
bisa saya perbuat untuk Anda?”
dimana langkahnya tertahan oleh bodyguard Tomas, dia
memanggil. “Ada...”

“Tuan Thomas...” “Apa itu?”

Lelaki yang dipanggil masih tertawa dengan Si Bungsu berusaha menghindarkan keri butan.
perempuan di seberangnya, seperti tidak mendengarkan “Maaf, bisa kita bicara empat mata?” ujar nya sopan.
panggilan si Bungsu.
Thomas menatap si Bungsu dari ujung rambut ke
“Tuan Thomas....!” ulang si Bungsu. ujung kaki. Tatapannya jelas tatapan yang amat
Thomas mendengar, namun menatap tajam pada memandang rendah.
bodyguardnya. Itu sudah isyarat bagi si pengawal. Dia “Anda siapa dan dari mana?”
mencekal baju si Bungsu dan berusaha menariknya.

239
Si Bungsu faham sudah, dia tidak dipandang sebelah Namun dua bodyguard itu sama dengan Thomas,
mata. Permintaannya untuk bicara baik-baik secara empat menganggap ada sampah yang harus mereka singkirkan
mata tak dianggap sama sekali. Dia menarik nafas segera. Ketika tangan mereka keluar dari balik jas di
panjang. Namun dengan menyabarkan diri dia berusaha pinggang, mereka sudah mengenggam pistol. Tapi hanya
sekali lagi. sampai di situ, tak satu pun letusan terdengar. Kedua
mereka tetap tegak dengan muka meringis dan mata
-Episode 503-
manatap heran.
“Saya bukan siapa-siapa dalam strata kehidupan Di leher mereka tertancap sebilah samurai kecil mutus
Tuan. Namun saya datang dari negeri yang amat...” urat nadi di leher itu! Kemudian tanpa sempat

“Antarkan Tuan ini keluar...!” putus Thomas kepada mengetahui apa yang terjadi, mereka rubuh dan mati!

bodyguardnya. Orang pada menatap diam. Benar-benar diam dan tegang.


Kini si Bungsu mendekati meja Thomas.
Dua bodyguardnya tak perlu menanti, mereka segera
memegang tengkuk baju si Bungsu dan menariknya “Anda nampaknya masih liar, stranger. Masih belum

dengan kasar. Dan... cukuplah sudah! Entah dengan cara beradab. Saya dapat menebak, Anda pastilah datang dari

bagaimana kedua orang itu tercampak malang melintang negeri yang juga belum beradab. Nafsu Anda untuk

kena pukulan dan tendangan si Bungsu. Heboh pun membunuh sama seperti orang-orang zaman purba...”

pecah! Dua pengawal teman Thomas segera mencabut ujar nya masih dengan kesombongan luar biasa sambil

pistol, saat itu si Bungsu berkata. tegak dan langsung menyerang!

“Saya datang dengan baik-baik. Jika Tuan-tuan Harusnya dia maklum, lelaki yang dia serang ini

mencabut pistol Tuan berarti menghendaki nyawa saya. memang datang dengan maksud da mai. Tapi

Kita tidak bermusuhan, saya ha nya ingin bicara. Karena kesombongan menutup mata hatinya. Apa boleh buat,

itu…” serangannya telah dia lancarkan dalam bentuk sebuah


tendangan. Dengan mudah si Bungsu mengelak ke

240
samping. Tendangan ke dua dan ketiga juga tidak ada membuat bekas perwira itu terjerembab di lantai. Si
artinya bagi anak muda dari Gunung Sago itu. Dia hanya Bungsu kini berda di atasnya, mencekik nya dengan
mengelak ke kiri dan ke kanan. ganas.

Persoalan baru datang ketika seorang lelaki tinggi “Saya datang baik-baik dan minta bicara baik-baik,
besar kekar, yang entah datang dari mana, tiba-tiba Tuan. Tapi kesombongan Tuan meng anggap semua orang
menyekapnya dari belakang. Dia nyaris tak dapat berbuat bisa Tuan celakai...” desis si Bungsu.
apa-apa. Dan saat itu pu kulan MacKenzie menghajar Di bawah tatatpan mata banyak orang di restoran itu
wajah dan perutnya. Berkali-kali! Buah kesabarannya Thomas tidak bisa bicara sepatah pun. Saat itu Michiko
ternyata mencelakai dirinya. muncul. Melihat Thomas tergeletak dengan wajah
Thomas menyerang dan masih melanjutkan berdarah-darah dan seorang lelaki menunduk di atasnya,
pukulannya. Tapi lawannya kini adalah lelaki yang sudah mencekiknya.
kenyang dengan perkelahian. De ngan leher masih “Thomas, my Dear...!” pekik gadis Jepang itu sambil
dipiting dari belakang, si Bungsu nenghantam lelaki itu berlari menghampiri.
dengan sebuah ten dangan ke arah sudu hatinya. Thomas
Si Bungsu tertegak. Kepalanya masih menunduk
mengelak, namun tendangan berikutnya datang amat
menatap lelaki di bawahnya. Michiko sedikit pun tak
cepat. Yang pertama menghantam selangkangnya. Yang
menoleh pada lelaki yang mencekik suaminya. Dia
kedua menghantam pelipisnya. Yang ketiga menghantam
memeluk Thomas dan menangis. Melihat betapa mulut
perutnya.
dan hidung Thomas berdarah, Michiko jadi kalap. Dia
Thomas terdongak-dongak. Terhuyung-huyung. Saat itu si
bangkit dan tegak memukul lelaki yang tadi menghantam
Bungsu berhasil melepaskan pitingan lehernya dari lelali
suaminya. Tangannya terayun. Secara naluriah, dia
bertubuh tinggi besar itu. Kemudian dengan sebuah
mengerahkan tenaga dan memukul dengan pukulan
bantingan yang telak tubuh lelaki besar itu mencium
karate yang pernah dikuasai nya secara amat mahir.
lantai! Pukulan berikutnya menghajar MacKenzie,

241
Selintas dia seperti mengenal lelaki yang tegak di Salah seoarang di antara orang yang berdiri di luar
depannya, yang tadi menyerang suami nya. Pukulan itu itu mengangkat kedua tangannya ke atas, se perti
mendarat dengan telak di bibir si Bungsu. Darah memberitahu bahwa dia datang bukan untuk cari perkara.
mengucur. Dan... Lalu menurunkan tangannya kembali sambil mendekati

Michiko tertegak dengan mata terbelalak begitu rumah.

memgenali lelaki yang dia hantam. Bibirnya bergerak. “Kami memerlukan teman Anda...”
Ingin sekali dia bicara, matanya tiba-tiba basah. Si Bungsu “Temanku yang mana, Guy?”
menatapnya, hampir tak percaya, bahwa perempuan yang
“Orang Indonesia itu...”
tegak di depannya ini, perempuan cantik dari Jepang itu,
Si Bungsu heran.
adalah Michiko. Kekasihnya….
“Anda siapa, dan untuk apa menemui orang
-Episode 504-
Indonesia itu...?”

“Kami disuruh Tuan Thomas MacKenzie. Katakan

-Episode 505- padanya, dia pasti kenal nama itu...”

Tiba-tiba si Bungsu muncul di pintu.


“Kau kenal mereka?”
“Anda mencari saya?”
Si Bungsu menggeleng. Angela yang sudah bangun
muncul di ruang tengah, ikut mengintip. Dia juga tak “Ya. MacKenzie meminta Anda datang ke

kenal siapa orang itu. Yoshua segera keluar dengan bedil rumahnya...”

tetap di tangan. Si Bungsu bertukar pandang dengan Yoshua.

“Hei.. Guy! Ada sesuatu yang tak beres?” sapanya “Dia ingin mengundang saya makan siang?” tanya si
dengan suara keras. Bungsu menyindir.

242
“Tidak, stranger. Dia perlu bertemu dengan Anda Kemudian dia masuk, demikian pula Angela. Tetapi
karena desakan isterinya...” Yoshua tetap tegak di sana, dan bedilnya tetap dikepit di

Si Bungsu tertegun. Kini di luar telah berdiri pula ketiak, sembari mengisap pipa. Ketika akan pergi si

Angela dalam kimono tidur yang belum dia ganti. Dia Bungsu melihat Angela tengah memperhatikannya. Gadis

berdiri di sisi si Bungsu. itu tersenyum. Namun ada rahasia yang tak terpecahkan
dalam senyumnya.
“Isterinya mendesak?” tanya si Bungsu pelan.
Gadis itu mendekat, memperbaiki krah baju si
“Ya. Isterinya sakit. Dia ingin bertemu dengan
Bungsu, serta mematut baju di bahagian pinggangnya.
Anda....”
“Kau pergi denganku, Angel?”
“Pergilah, engkau harus mendengarkan apa
sesungguh nya yang telah terjadi...” kata Angela pelan. Gadis itu menggeleng

Si Bungsu menatapnya. “Ada saatnya kau kutemani, Dear. Tapi ada saatnya
aku tak boleh pergi. Kali ini aku tak boleh pergi... Jika dia
“Barangkali dia memang menikah karena cinta,
ternyata menderita bersama lelaki itu, maka kau jagan
bagimu itu sudah resiko mencintai seorang perempuan.
ragu membawanya pulang ke negerimu. Tapi jika dia
Tak semua percintaan harus diakhiri de ngan pernikahan.
bahagia, biarkan dia di sana bersama suaminya...”
Atau sebaliknya dia membutuhkan pertolonganmu, maka
meskipun dia telah menikah, kau bisa saja membawa dia Si Bungsu merasa amat terharu pada sikap Angela

lari...” lanjut Angela. padanya. Dia tidak hanya seorang perempuan yang patut
dijadikan kekasih, tetapi juga seorang sahabat yang
“Terimakasih, Angel. Aku akan pergi atas
penuh pengertian. Dipegangnya pipi gadis itu dengan
petunjukmu....”
kedua tangannya, lalu dikecupnya bibirnya dengan
Kemudian dia menoleh pada lelaki yang jadi utusan lembut.
itu dan berujar, “baik, saya akan bersiap...”

243
“Apapun yang terjadi, aku takkan melupakan budimu, berada dalam pelukanku. Barangkali dia menyayangiku,
Angel...” bisik si Bungsu. tapi tidak mencintai....”

Kemudian dia pun pergi. Yoshua menatap “Itu tandanya dia seorang lelaki setia. Yang tak
kepergiannya dengan diam sambil mengepit bedil. Si begitu saja mengobral cintanya pada setiap perempuan...”
Bungsu masuk, duduk di belakang, dan mobil itu berjalan. ujar Elizabeth perlahan.
Angela mengintip dari balik kain jendela. Entah mengapa, “Ya.. dia lelaki yang amat setia. Kalau saja....” Angela
dia seperti akan kehilangan sesuatu. Air mata mengalir di tak melanjutkan ucapannya. Dia terisak dalam dekapan
pipinya. Tanpa dia sadari, Elizabeth sejak tadi nyonya separoh baya itu.
memperhatikannya. Perlahan dia dekati gadis itu, yang
—o0o—
masih saja menatap ke luar meski mobil yang dinaiki si
Ketika mobil yang membawanya mencapai jalan raya,
Bungsu sudah tak lagi ada di sana. Di pegangnya bahu
si Bungsu melihat sebuah mobil mengikutinya. Dia
Angela.
mengenali mobil itu adalah mobil Elang Merah. Dia yakin,
“Dia memang lelaki yang patut untuk dicintai...” ujar
di dalamnya tidak hanya Elang Merah, tetapi juga Pipa
Elizabeth perlahan.
Panjang. Diam-diam dia amat berterimakasih pada
Angela kaget, tapi begitu dia dengar ucapan itu, dia Yoshua. Indian itu ternyata sangat memperhatikan
tak dapat menyembunyikan tangisnya. keselamatannya. Ketika diputuskan bahwa si Bungsu akan
“Tenanglah, Angel.. dia akan kembali....” pergi sendirian ke rumah MacKenzie, dia memberi isyarat

“Tidak. Dia tak pernah mencintaiku....” pada ponakan dan adiknya yang ada dalam rumah.

“Dia mencintaimu, aku tahu lewat tatapan Kedua orang itu segera arif arti isyarat itu. Mereka

matanya....” harus mengikuti dan mengawasi si Bungsu. Diam-diam


mereka menaiki mobil yang diparkir di belakang rumah.
“No, Mam! Dia mencintai gadis Jepang itu. Aku tahu
Kemudian mengambil jalan pintas di belakang yng amat
itu... aku tahu. Aku merasakannya meskipun dia selalu

244
sulit karena memang tak ada jalan. Yang ada hanyalah menghina negerinya, bangsanya, maka dia sudah
dataran di an tara hutan belukar. Namun mereka telah bertekad untuk menghajarnya habis-habisan. Apa yang
sering lewat sana, mereka menanti di jalan raya. Begitu harus dia takuti? Dia sendiri di negeri orang, lebih baik
melihat mobil yang ditumpangi si Bungsu lewat, mereka mati dengan terhormat daripada hidup dihina orang.
lalu mengikuti dalam jarak yang tak mencurigakan. Rumah itu ternyata cukup jauh letaknya dari pusat
Dalam mobil itu si Bungsu memikirkan apa yang akan kota. Terletak di daerah paling selatan dari wilayah
dia ucapkan nanti pada Michiko. Tapi dia juga teringat Country. Perkarangannya amat luas, demikian luasnya
pada pertemuan dan perkelahiannya dengan Thomas sehingga dari jalan, rumah itu kelihatan hanya sebagai
MacKenzie. Kapten penerbang yang membawa lari titik putih. Rumah itu sendiri alangkah besar dan
Michiko itu. Teringat pada kata-kata pedas tentang mewahnya. Ketika turun dari mobil, dia merasa sunyi
negerinya yang dikatakan “tidak beradab”. Ucapan itulah yang mencekam. Namun firasatnya mengatakan bahwa
yang membuat dia menghantam lelaki itu. Elang Merah dan Pipa Panjang pasti berada di
sekitarnya. Kedua Indian itu, entah dengan cara
-Episode 506-
bagaimana, namun pasti, bisa menyelusup masuk. Dia
Berani-beraninya dia menghina tumpah darahnya menoleh ke jalan raya. Tak ada mobil sebuah pun
sebagai negeri tak beradab, negeri biadab. Padahal kelihatan. Rumah ini punya jalan sendiri yang terpisah
berapa banyak nyawa para pahlawan telah dikorbankan dari jalan raya. Namun si Bungsu dapat merasakan
untuk membebaskan negeri itu dari penjajahan? kehadiran kedua Indian itu di sekitar nya. Sebuah suara,
Kehormatannya sebagai anak bangsa benar-benar mirip suara burung di pepohonan terdengar lembut.
tersinggung atas ucapan itu. Apakah dia pikir sikapnya
Sekitar rumah itu memang ditumbuhi pohon-pohon
menjual atau memberi senjata pada PRRI, atau barangkali
rimbun. Salah satu di antara bunyi burung itu dapat
pada para pemberontak di Afrika cukup terhormat?
ditandai oleh si Bungsu sebagai isyarat dari si Elang Merah
Kalau dalam pertemuan nanti, lelaki itu masih saja
atau Pipa Panjang. Hatinya jadi tentram. Dia mengikuti

245
salah seorang penjemputnya masuk ke ruang depan. Di orang-orang Vietnam atau Philipina, yang selalu membuat
sana, di ruang tengah yang dicat serba putih itu, dia perkara...” ujar MacKenzie ramah.
tertegun. Ruang depan itu jelas ditata secara ruangan Si Bungsu hanya diam. Belum dapat mencari kalimat
rumah-rumah di Jepang! apa yang harus dia ucapkan.
Dia segera teringat pada Michiko. Ya, ini pastilah “Mari, saya bawa Anda keliling....”
Michiko yang mengatur.
MacKenzie membawa si Bungsu melihat-lihat rumah
“Ya, Michiko menghendaki ruangan ini diatur dua tingkat itu. Tak layak sebenarnya rumah itu disebut
begini...” tiba-tiba saja sebuah suara terdengar. sebagai “rumah”, lebih layak disebut sebagai istana.
Si Bungsu menoleh dari mana suara itu terde ngar. Di Ruang tengah juga dihias dengan gaya Jepang yang
sana berdiri Thomas MacKenzie! Lelaki itu masih memar indah. Di sana cahaya matahari masuk lewat dinding kaca
mukanya bekas dihantam si Bungsu kemarin. Mereka di sebelah atas.
bertatapan. “Anda akan saya bawa ke sebuah ruangan, dimana
Sunyi..... Tiba-tiba lelaki bekas penerbang yang Anda pasti mengenalnya dengan baik...” ujar MacKenzie
gagah itu melangkah panjang ke arah si Bungsu. pada tamunya yang masih saja berdiam diri.

Setiba di dekat si Bungsu dia mengulurkan ta ngan! Tak lama kemudian mereka sampai di ruang yang
Si Bungsu tertegun sejenak, namun amat tak sopan untuk dimaksud oleh orang itu. Si Bungsu merasa dirinya
tidak menyambut uluran tangan itu. Mereka berjabatan dipakukan ke lantai. Di tengah ruangan ada kolam ikan
tangan. Erat sekali. Seperti dua sahabat yang lama tak yang indah dan bukit-bukit kecil. Di lereng perbukitan itu,
bertemu. tegak beberapa buah miniatur rumah adat Minangkabau!

“Maafkan atas peristiwa kemarin malam. Saya benar- Lengkap dengan lumbung padi dalam ukuran mini, dan di

benar tak menduga, bahwa Anda memang kekasih sudut lumbung, lewat sebuah sungai buatan yang selalu

Michiko. Saya hanya menduga Anda salah seorang dari

246
mengalirkan air, terdapat sebuah kincir yang senantiasa seperti yang Anda sangka. Tidak! Saya bukan tipe lelaki
berputar! yang demikian. Dalam puluhan peperangan di berbagai

“Ya, ini adalah tiruan dari tanah Minagkabau. Michiko negara di dunia ini, saya bisa memperoleh perempuan

memintanya. Saya telah mencari kemana-mana. Lewat yang bagaimanapun cantiknya. Itu hanya masalah

seorang teman yang pernah bertugas di Indonesia, saya biologis. Ketika seorang menitipkan Michiko di pesawat

memperoleh foto dokumentasi tentang negeri Anda. saya, gadis itu telah dalam keadaan luka oleh serangan

Selanjutnya adalah urusan para tukang untuk pasukan yang saya tak ingat lagi. Semula saya menolak.

mewujudkan foto itu ke dalam bentuk miniatur seperti ini. Tapi keadaan sangat kritis, kami akan celaka kalau tak

Saya mengabulkan hampir seluruh permintaannya. Saya segera berangkat. Tak ada kesempatan sama sekali untuk

mencintainya. Itu harus Anda ingat baik-baik, saya amat menurunkan kembali Michiko yang sudah diikatkan

mencintainya. Saya menunggu bertahun-tahun, sampai dengan sabuk di heli yang saya bawa. Kami mendarat di

akhirnya dia menerima lamaran saya….” salah satu lapangan udara rahasia di Singapura. Gadis itu
diobati secara darurat di sana. Karena kesulitan berbagai
Si Bungsu menatap lelaki di depannya itu. Thomas
soal keimigrasian, saya akhirnya memutuskan untuk
MacKenzie juga menatapnya.
membawa dia me nyeberangi laut menuju Amerika ini. Itu
“Saya tahu, kalian saling mengasihi dan akan semua tanpa menempuh jalur resmi. Seperti Anda
menikah di Bukittinggi. Namun sesuatu terjadi di Lembah ketahui, saya bisa dengan mudah me ngaturnya. Maka
Anai. Hal itu dia ceritakan sendiri. Dia tetap mencintai dengan pesawat jet khusus, yang biasa kami muati
Anda. Hanya keadaanlah yang menyatukan kami sebagai dengan senjata, Michiko saya bawa kemari.
suami isteri. Saya beritahukan ini pada Anda, semata-
mata untuk menghindarkan salah mengerti antara Anda
dengan dia. Dia gadis yang baik. Tulus dan ikhlas, dan -Episode 507-
amat setia kepada Anda. Namun ada jarak yang amat
jauh memisahkan kalian. Saya tidak melarikannya kemari
247
-Episode 508- “Rumah Gadang yang kau buat, berikut kincir dan
gunung-gunungan itu, indah dan meng ingatkan aku pada
Ucapan MacKenzie di restoran beberapa hari yang
kampungku...” katanya mencoba tersenyum.
lalu tiba-tiba seperti mengiang di telinganya. Perempuan
Namun Michiko tak peduli. Dia masih menatap si
yang memeluknya ini, bukan lagi kekasihnya, kini dia
Bungsu.
isteri orang lain. Dan dia lagi hamil! Perlahan dia papah
perempuan itu duduk di kursi. “Di ruang depan, kuil dan rumah-rumah mini seperti
di Jepang, mengingatkan aku ketika naik kereta api
“Kau bahagia bersama suamimu, Michiko?”
menuju Nagoya...”
Itulah pertanyaan pertamanya. Pertanyaan yang
Michiko masih menatapnya. Dia kehabisan bahan
tumbuh tatkala dia mengingat pesan Angela ketika akan
untuk bicara. Akibatnya sepi.
berangkat tadi.
“Bila kau sampai di Dallas ini, Bungsu-san...?”
“Bila dia tak bahagia, maka jangan ragu-ragu,
bawalah dia pulang ke Indonesia. Atau kemana saja. Tapi Si Bungsu menarik nafas. Lega karena akhir nya

jika dia memang bahagia dengan lelaki itu, biarkanlah dia Michiko mau bicara. Tidak hanya menangis dan

menempuh hidup bersama suaminya....” memeluknya.

Ucapan Angela mengiang di telinganya. Namun “Sudah cukup lama. Aku datang dengan seorang

Michiko tak menjawab pertanyaan itu. Dia kembali teman...”

memeluk si Bungsu. Perlahan dan hati-hati sekali, agar “Dari siapa kau ketahui bahwa aku ada di kota ini?
gadis itu tak merasa tersinggung, dia lepaskan pelukan Kusangka kita takkan pernah bertemu lagi, Bungsu-san...
itu. Mendudukkannya kembali di kursi. Mengenggam takkan pernah lagi. Tempat ini alangkah jauhnya
tangannya, dan menatap matanya. Lalu tiba-tiba dia memisahkan kita...”
mendapat jalan untuk mengalihkan pembicaraan.

248
“Itu sebabnya kau memilih menikah saja de ngan sewaan dari sebuah perusahaan swasta yang ba nyak
MacKenzie, bukan?” tanya si Bungsu, tapi dalam hati. terdapat di Singapura dan Vietnam.
Untung saja kalimat itu tak sampai keluar. Yang keluar Namun yang jelas, senjata yang diturunkan dari heli itu
adalah: adalah buatan Amerika Serikat. Pilotnya juga

“Saya juga menyangka kita takkan lagi akan pernah berkebangsaan Amerika, yaitu Thomas MacKenzie. Bekas

bersua, Michiko-san....” pasukan udara Amerika. Perwira PRRI itu meminta


MacKenzie membawa Michiko. Tak perduli kemana,
”Saat pencegatan di Lembah Anai itu, aku di
pokoknya dibawa. Barangakali bisa ke Singapura atau
selamatkan seorang perwira PRRI yang mengenalmu. Atau
Hongkong. Kalau sudah di sana, gadis Jepang itu tentu
paling tidak mengenalmu dari cerita kawan-kawannya.
akan mudah pulang ke negerinya.
Mereka tahu, ada gadis Jepang yang mencarimu, dan aku
diselamatkan karena itu, Bungsu-san...” Kalau tinggal bersama mereka, dalam perang yang
berkecamuk begitu, maka bahaya besar meng ancam.
Michiko lalu menceritakan perjalanannya sejak dia
Barangkali akan mati kehabisan darah. Sebab luka di
terluka di rumah darurat di pinggang gunung itu.
bahunya amat parah dan mereka tak mempunyai alat
Ceritanya persis se perti cerita Thomas MacKenzie.
atau dokter. Letaklah dia selamat, maka gadis secantik
dan menggiurkan seperti dia, pasti akan memancing
—o0o— selera buruk pasukan yang menemuinya.

Barangkali dia diperkosa oleh pasukan PRRI sendiri,


Dia luka parah. Komandan pasukan PRRI itu, yang atau barangkali juga oleh pasukan APRI. Ah, dalam negeri
kenal nama si Bungsu lewat teman-temannya, segera yang diamuk perang, tak ada yang mustahil untuk terjadi.
mengambil alternatif cepat dan darurat. Pada saat Dalam perang, sebahagian orang berobah jadi serigala. Di
penyergapan APRI atas pasukannya itu terjadi, sebuah Minangkabau sendiri contoh itu sudah terlalu banyak
helikop ter baru saja mendarat. Helikopter itu barangkali untuk disebut satu demi satu.

249
Begitulah, Michiko kemudian tidak hanya dibawa ke pemberontakan terhadap Inggeris, mereka telah membeli
Singapura, tetapi karena lukanya yang parah, ditambah bedil. Demikian juga Mauritania, Aljazair, Angola, Namibia
MacKenzie memang bergegas pulang ke Dallas untuk dan Chad.
transaksi pembelian senjata gelap yang akan dikirim ke
-Episode 509-
salah satu negara bergolak di Afrika, maka gadis yang
luka itu pun dia bawa terus ke Amerika. Negeri-negeri yang pernah jadi neraka di Afrika.
Sebagian besar dari senjata yang digunakan mereka beli
Dia bawa gadis itu di samping akan mengobatinya,
dari MacKenzie.
juga karena tiba-tiba dia jatuh hati pada gadis Jepang
yang dalam keadaan koma itu. Di Dallas, Michiko dia Begitu juga negara-negara kepulauan kecil se perti
masukkan ke rumah sakit paling mewah. Cape Verdex yang dijajah Portugis, Kepulauan Mauritus,
termasuk Indonesia. Semua kebagian bedil dan peralatan
“Sembuhkan dia dengan segenap keahlianmu! Jika
perang lainnya dari raja senjata gelap ini.
perlu, kumpulkan dokter yang pandai di Amerika ini, obati
dia sampai sembuh. Jangan pikirkan soal biaya...” begitu Michiko akhirnya sembuh. Dia tahu bahwa
instruksi MacKenzie pada dokter kepala, yang juga keadaannya amat kritis. Dan dia juga tahu bahwa ongkos
sahabatnya, di rumah sakit itu. untuk penyembuhannya amatlah besar. Dia merasa
berhutang budi pada orang yang membiayai
Uang bagi MacKenzie tak jadi soal. Di merupakan
pengobatannya. MacKenzie saat itu amat jarang di Dallas,
seoarang “baron” penyeludupan senjata gelap yang
dia lebih banyak di atas pesawat terbang. Memuat senjata
dikehendaki oleh siapa saja dan dimana saja. Dia telah
dan menerbangkannya ke segenap penjuru dunia.
mengirim senjata dalam jumlah jutaan pucuk, berikut
bom, dinamit, dan pesawat terbang ke berbagai negara. Dia amat ulet dan licin bagai belut. Kendati
Tak peduli negara itu tengah bergolak atau tidak. Untuk pengiriman senjata ke negeri-negeri bergolak itu didanai
membeli bedil, orang tak harus menunggu pergolakan. Amerika, namun bila terjadi sesuatu, Pemerintah Amerika
Irlandia misalnya, sepuluh tahun sebelum memulai akan cuci tangan. Karena itu dia harus hati-hati

250
menjalankan bisnisnya. Selain itu dia juga harus hati-hati MacKenzie bukannya menyerah mendengar itu.
menghadapi pasukan resmi dari negeri-negeri yang Sebagai lelaki yang selama ini tak pernah tak memperoleh
membeli senjatanya untuk memberontak. apa yang dia ingini, kini pun ingin agar perempuan yang

Dia bekerja di antara dua kekuasaan yang sa ling diidami itu didapatnya. Tapi kali ini dia tak ingin

bertentangan, sementara dia juga harus pandai-pandai, mendapatkan dengan ke kerasan atau dengan tipuan. Jika

jangan sampai bedil sudah didrop tapi duitnya tidak mau, dia bisa saja membius gadis itu, atau memberinya

dibayar Pemerintah Amerika. Namun setiap dia ada di obat perangsang. Gadis itu pasti diperolehnya. Namun

Dallas, dia terus ke rumah sakit dimana Michiko dirawat. Mac Kenzie sudah jera dengan hal-hal yang serupa itu,

Dia menunggui dan menghiburnya. Mula-mula mereka yang sudah ratusan kali dia lakukan pada perempuan dari

menjadi sahabat. Keinginan Michiko satu-satunya adalah berbagai negeri.

dikirim kembali ke Indonesia jika telah sembuh. Dan Terhadap Michiko dia tak ingin melakukannya. Dia
Thomas MacKenzie berjanji untuk mengirimnya pulang. tak ingin meminum air yang telah dikotorinya. Karena itu

Namun, MacKenzie diam-diam jatuh hati pada dia berusaha meningkatkan persahabatan mereka

Michiko. Dia benar-benar mencintai gadis itu sepenuh menjadi lebih baik. Bukan rahasia lagi, perempuan adalah

hati. Dia berusaha membujuknya. Dia cukup sportif, tidak makhluk lemah, yang butuh kasih sayang. Butuh

mau memaksa. Sebaliknya, Michiko menceritakan terus perhatian, dan biasanya yang dekat api jua yang akan

terang padanya, bahwa dia sudah bertunangan dengan panas. Michiko memang gadis yang teguh.

seorang pemuda Indonesia. Dikatakannya juga, Dia mencintai si Bungsu dengan sepenuh jiwa nya.
kehadirannya di hutan ketika terluka dalam penyergapan Tentang hal itu tak usah disangsikan lagi. Namun tak usah
APRI itu, adalah karena mereka akan ke Bukittinggi, pula disangsikan, bahwa dia sepe nuhnya adalah
dimana dia akan di lamar oleh sahabat si Bungsu sebagai perempuan. Yang terdiri dari tulang belulang dan daging
mewakili kerabatnya. sebagai manusia biasa. Selagi namanya manusia, pasti
punya kelemahan dan kekurangan. Michiko tidak lemah

251
dalam menghadapi godaan. Namun godaan yang sampai ke daerah paling selatan tiga puluh kilometer di
datangnya terus menerus, berhari-hari, berbulan-bulan bawah sana yang disebut sebagai Base Water.
dan bahkan berganti tahun, hatinya yang kukuh mulai Puas berkeliling dengan mobil, mereka mencar ter
goyah. helikopter. Thomas MacKenzie menerbangkan heli itu

Lagipula MacKenzie adalah lelaki yang memang amat rendah di permukaan air, kemudian perla han-lahan turun

patut digilai oleh perempuan. Berwajah gagah, jantan, mengikuti curahan air terjun da lam jarak sepuluh meter.

kaya, simpatik dan hormat serta penuh sayang pada Tak bisa dekat dari itu. Air itu berkabut saking besarnya.

Michiko, semuanya lebih daripada cukup untuk Bianglala kelihatan seperti menjebatani antara air terjun

menaklukan hati perempuan manapun jua. Michiko yang besar de ngan beberapa anaknya, air-air terjun yang

terkadang memenuhi ajakan MacKenzie, untuk pergi ke lebih kecil.

resepsi kenalan, atau tamasya. Yaitu menjelang Di hari kempat mereka menaiki kapal pesiar yang
kesehatannya benar-benar pulih. Dia memenuhi ajakan membawa mereka dekat sekali ke jeram dimana air terjun
MacKenzie sebagai penghormatan dan tak mau orang itu menghujam. Michiko benar-benar terkesima dengan
yang telah berbudi padanya itu jadi kecewa bila berkali- keindahannya. Malamnya mereka menonton pertunjukkan
kali ajakannya ditolak. teater, lalu pulang menjelang subuh.

Namun, harus diakuinya terus terang bahwa hatinya Michiko yang lelah dan mengantuk, diantarkan oleh
beberapa kali tergetar oleh sikap dan rayuan MacKenzie. MacKenzie ke kamarnya. Tubuhnya dibopong oleh

Suatu malam, ketika mereka berlibur untuk terakhir MacKenzie. Dibaringkan perlahan di pembaringan. Ketika

kalinya ke air terjun Niagara, terjadilah hal yang tak membaringkan itu, Mac Kenzie mengecup dengan lembut

diingini. Disebut “terakhir kali” karena Michiko telah bibir Michiko. Secara naluriah, gadis itu membalasnya,

bertekad, bahwa setelah itu dia ingin pulang ke Indonesia. antara sadar dan tidak. Ciuman yang makin lama makin

Mereka berlibur selama sepekan. Berkeliling dengan mobil memanas.

dari wilayah paling utara dan paling atas Mount Pas, Lalu, terjadilah segalanya. Michiko sendiri tertidur pulas

252
setelah peristiwa itu. Dia baru terkejut dan seperti “Apakah Anda benar-benar mencintaiku, MacKenzie?”
disambar halilintar, tatkala bangun kesiangan esoknya. tanya Michiko sepuluh hari setelah peristiwa di Niagara
Dia dapati dirinya tengah memeluk tubuh MacKenzie. Di itu.
bawah selimut kedua tubuh mereka tak memakai apa- Tentu saja MacKenzie kaget mendengar pertanyaan
apa! itu. Buat sesaat bekas penerbang dan maharaja
Dia menjerit. Jeritannya menyentakkan Mac Kenzie penyeludup senjata itu terpana.
dari tidur. Gadis itu jadi histeris. MacKenzie kalang kabut. “Katakanlah, apakah kau benar-benar mencintaiku,
Sesungguhnyalah, lelaki itu menyesal. MacKenzie?”

“Ya, Tuhan, tentang hal itu tak perlu kau tanya,

-Episode 510- Michiko....”

“Jawablah dengan pasti, bahwa kau mencintaiku...”


Dia benar-benar tak akan melakukannya kalau
malam tadi Michiko tak bersedia. Padahal segalanya “Demi Yesus Kristus, tak pernah ada seorang pun

terjadi tanpa ada paksaan, tanpa ada penipuan. perempuan selama ini yang kucintai seperti aku

Segalanya terjadi secara wajar dan alamiah sekali. mencintaimu, Michiko....”

Berhari-hari setelah itu, MacKenzie berusaha “Apakah kau mau mengambilku menjadi satu-

membujuk, mengatakan bahwa Michiko bisa meminum satunya isterimu, dan berjanji akan setia padaku?”

obat pemunah, kemudian akan diantarkan ke Indonesia. Bibir MacKenzie jadi pucat.
Namun Michiko sudah amat menyesal. Dia telah merasa “Ya Tuhan. Jangan tanya begitu, Michiko. Saya amat
mengkhianati cintanya pada si Bungsu. Dia akan merasa mencintaimu, tapi... saya tak mau engkau menikah
berdosa seumur hidup pada anak muda dari Gunung Sago denganku hanya karena penyesalan. Apa yang telah
itu kalau kelak mereka menikah. terjadi di antara kita, barangkali sesuatu yang amat luar

253
biasa, tapi bisa juga menjadi sesuatu yang sepele. Kau ini, mencari nilai-nilai keadilan, dan mencari diri mereka
bisa meminum obat, maaf saya tak bermaksud sendiri. Berjuang untuk tetap bisa hidup, namun Tuhan jua
menghinamu. Tapi saya tahu, engkau mencintai pemuda yang menentukan segalanya.
itu...” Di bawah langit
Michiko menangis. Namun dia telah teguh pada Hidup adalah laut
pendiriannya. Dengan menggigit bibir dia bertanya lagi.
Sejuta rahasia terpendam di dalamnya.
“MacKenzie, aku tak bisa datang padanya dengan
Di bawah langit
tubuh yang sudah kuberikan pada orang lain. Aku
Takdir adalah gunung karang
mencintainya, tapi yang telah kita lakukan... Oh.. kau
harus berusaha agar aku juga mencintaimu....” Tak seorang kuasa mengungkitnya

MacKenzie memeluk gadis itu. Di bawah langit

Dan terjadilah apa yang harus terjadi. Nasib manusia Hidup adalah perang tanpa akhir
memang bisa dirobah menurut usaha manusia itu. Tapi
tak seorang pun yang mampu merobah jalannya takdir. Si —o0o—
Bungsu dan Michiko, dua anak manusia yang berlain
MICHIKO menceritakan semuanya, ya semua yang
bangsa, dipertemukan oleh permusuhan antara keluarga,
telah terjadi itu pada si Bungsu. Dia ceritakan antara air
dan ditautkan hati mereka oleh darah dan pembunuhan-
matanya yang mengalir turun. Di antara isaknya yang
pembunuhan yan tak kenal perikemanusiaan.
pecah, di antara desah air terjun buatan yang menimpa
Mereka telah menjalani hidup ini dengan segala pahit daun-daun miniatur kincir di ruang tengah rumahnya.
getirnya. Berjanji untuk sehidup semati. Siapa sangka,
Ada dua hal kenapa dia menikah dengan MacKenzie.
yang terjadi justru yang di luar rencana dan usaha
Pertama karena peristiwa malam di Niagara itu, dan
mereka. Mereka telah berkelana di bawah kolong langit
kedua karena hutang budi. Mac Kenzie, menurut Michiko,

254
telah demikian banyak berbuat untuknya dalam usaha menuju Kyoto. Michiko yang masih tetap mencintaimu.
penyembuhannya akibat tertembak saat konvoi APRI Bicaralah agak sepatah, lelaki yang kucintai...”
disergap di Lembah Anai. Si Bungsu ingin memeluk gadis itu. Tapi rasa panas
Setelah dia bercerita suasana sepi dalam ruangan itu. seperti menjalari tubuhnya, tatkala dia merasakan perut
Michiko menatapnya. Si Bungsu juga menatap Michiko. Michiko yang berisi terdekap ke tubuhnya. Ingin dia

“Kau mengerti perasaanku, Bungsu-san?” menolakkan gadis itu, namun tak sampai hatinya. Tiba-
tiba si Bungsu kembali dikagetkan dari lamunannya oleh
Si Bungsu mengangguk.
ucapan Michiko.
“Kau dapat mengerti betapa situasi yang
“Bicaralah Bungsu-san... kenapa kau diam saja...”
menyebabkan aku menikah dengan MacKenzie?”
Dia tatap perempuan Jepang yang dikasihinya itu.
Si Bungsu mengangguk.
Ingin dia bicara. Tapi apa yang akan dia katakan?
“Kau tidak marah padaku, bukan?” Perempuan dalam pelukannya ini tengah hamil. Di dalam
Si Bungsu menggeleng. perutnya ada janin yang berasal dari benih Thomas

Michiko tiba-tiba memeluknya, menangis di dadanya. MacKenzie. Dalam saat seperti itu, si Bungsu teringat
pada Angela. Letnan Polisi Kota Dallas yang kini berada di
“Jangan siksa aku dengan sikapmu yang hanya
rumah Yoshua.
mengangguk dan menggeleng, Bungsu-san. Jangan siksa
aku dengan berbuat begitu. Bicaralah agak sepatah,
betapapun bencinya engkau padaku, namun bicara jualah.
-Episode 511-
Aku masih tetap Michikomu yang dahulu. Michiko yang
kau tolong di Asakusa, tatkala akan diperkosa tentara “Jika dia tidak bahagia, artinya perkawinannya

Amerika. Michiko yang kau tolong dalam kereta api tatkala dengan MacKenzie hanya karena terpaksa, maka jangan
ragu-ragu. Bawalah tunanganmu itu pergi. Kembali ke

255
Indonesia atau kemana saja. Tetapi jika ternyat dia Si Bungsu tak tahu apa yang harus dia perbuat. Dia
bahagia, maka janganlah egois. Relakan dia bersama sudah mendengar seluruh kisah Michiko. Kenapa dia
lelaki itu....” sampai menikah dengan lelaki Amerika itu. Dari cerita itu

Lalu, dia teringat pada pembicaraan mereka di dia menarik kesimpulan, bahwa Michiko juga mencintai

Padang, beberapa hari sebelum berangkat ke Bukittinggi. MacKenzie. Itu pasti!

“Di negeri kami ini, yang melamar seorang gadis Dan akhirnya Michiko arif, bahwa si Bungsu bukannya

adalah pihak ibu dan keluarga perempuan pihak lelaki. tak mau bicara. Namun sebenarnya tak dapat bersuara.

Tapi saya tak lagi punya keluarga. Kita sama-sama Begitu menyadari hal itu, dia lantas memeluk si Bungsu.

sebatang kara. Kalau nanti kita di Bukittinggi, saya akan Menangis di dada anak muda yang dicintai sepenuh

meminta Salma dan Nurdin melamarmu. Engkau tempat hatinya itu.

aku mengabarkan sakit dan senang, aku tempat engkau “Aku mencintaimu Bungsu-san. Aku mencintaimu.
mengabarkan sakit dan senang pula. Maukah engkau Kau ingat kata-kataku di Padang dahulu? “Hati dan jiwaku
menjadi isteriku, Michiko-san? “ milikmu, kekasihku. Milikmu, selamanya-lamanya....!” Kini

Michiko menatapnya, kemudian berdiri. Lalu dan seterusnya pun kasihku, hal itu tak berobah, kendati

menghambur ke dalam pelukannya. Gadis itu menangis tubuhku milik orang lain. Namun, bagaimana aku akan

terisak-isak, tenggelam oleh rasa haru dan bahagia yang datang padamu, setelah kehormatanku kuberikan pada

tak bertepi. Lalu berkata di antara tangisnya. lelaki lain? Aku tak pantas menjadi isterimu. Engkau
seorang lelaki yang mulia. Aku tahu, banyak tempat telah
“Hati dan jiwaku milikmu, kekasihku. Milikmu,
engkau datangi, untuk membela orang yang tertindas.
selamanya-lamanya....!”
Semuanya engkau lakukan tanpa memikirkan dirimu. Ada
Tapi ketika dalam perjalanan ke Bukittinggi, konvoi seorang gadis yang kau harapkan, dan gadis itu juga
yang mereka tompangi dicegat PRRI di Lembah Anai. mengharapkanmu, tapi... gadis itu ternyata lemah
Sehingga terjadilah malapetaka tak bertepi ini. imannya... maukah engkau memaafkanku, kasihku...?”

256
Si Bungsu ingin mengangguk. Namun kalaupun dia tekanan perasaan yang dialami Michiko yang membuat
mengangguk Michiko tak melihatnya. Sebab gadis itu perempuan itu tak sadar diri.
tengah membenamkan kepalanya di pelukannya. Ketika Dia bopong perempuan itu. Kemudian membawanya
akhirnya Michiko menengadahkan kepala, menatapnya, si ke arah dari mana dia tadi muncul. Tak jauh dari belakang
Bungsu mencoba untuk tersenyum. Lalu mengangguk. air terjun buatan itu dia melihat sebuah pintu dan di balik
Michiko memegang wajah si Bungsu dengan kedua pintu itu terdapat sebuah kamar yang alangkah besar dan
telapak tangannya. Kemudian mendekatkan wajahnya. indahnya. Semua lantainya dialas dengan beludru putih.
Lalu, dia mengecup bibir si Bungsu. Si Bungsu menggigil. Di tengah kamar tidur yang yang luas itu terdapat sebuah

“Ciumlah aku, Bungsu-san. Ciumlah... betapapun pembaringan antik.

bencinya kau padaku...” ujar gadis itu bermohon di antara Diletakkannya tubuh Michiko di sana. Diselimutinya
tangisnya. dengan selimut berwarna merah jambu Ditatapnya wajah

Si Bungsu memegang pipi Michiko, kemudian perempuan itu beberapa saat, barangkali untuk kali yang

mencium perempuan Jepang itu dengan lembut. Dia terakhir.

bersumpah, inilah ciumannya yang terakhir. Gadis itu “Dari negeri yang jauh kucari engkau, kini kita telah
telah bersuami, dia kini tengah hamil. Alangkah tak berjumpa. Apa yang telah dan akan kau peroleh dari
layaknya terasa perbuatan ini. Berciuman dengan isteri suamimu, terutama hidup dalam kemewahan, takkan
orang lain! pernah kau peroleh dari diriku, Michiko-san. Takkan

Barangkali karena pukulan batin yang amat keras pernah. Aku anak gunung yang tidak bersekolah.

mendera, karena mencintai lelaki lain tapi menikah Betapapun jua, engkau dan anak-anakmu membutuhkan

dengan lelaki yang lain pula, Michiko terkulai dalam semuanya ini. Kini aku harus pergi tanpa dirimu, Michiko-

pelukan si Bungsu. Si Bungsu memahami betapa beratnya san. Kudoakan engkau berbahagia...’’ ujarnya, dalam hati!

257
Dia melangkah meninggalkan kamar itu. Tapi di pintu “Dimana dia…?” ulang Angela.
tegak seseorang. “Di Taman Cemara...”
Thomas MacKenzie! Lelaki itu sudah tegak di sana “Di Taman Cemara?”
sejak si Bungsu membaringkan tubuh Michiko di tempat
“Ya. Dia duduk di sana sejak beberapa waktu yang
tidur. Mereka bertatapan.
lalu...”

“Sendirian?”
-Episode 512- “Bersama Elang Merah. Tapi dalam jarak yang

“Kalau begitu... engkau pulang sendirian menjemput berjauhan...”

Angela. Aku menjaga di sini...” “Dia tak apa-apa?”

“Ya . Begitu yang baik...” “Tak kurang satu apapun, kecuali fikiran warasnya...”

Elang Merah segara turun. Bedil panjang yang tadi Angela menatap Pipa Panjang, dan anak muda India
dia pegang dia letakkan di bangku depan. Di balik bajunya itu sadar bahwa bukan saatnya untuk bergurau.
ada pistol dan kampak kecil. Pipa Panjang segera “Maaf, Mam. Dia memang bukan seperti orang waras
menyetir mobilnya menuju pulang. sejak keluar dari rumah itu. Kami melihat dia berbicara,
Angela berlari keluar rumah tatkala mobil Pipa atau katakanlah melihat dia mendengar perempuan
Panjang memasuki pekarangan. Dengan cemas dilihatnya Jepang yang cantik itu berbicara, lama sekali. Dia hanya
di dalam mobil itu hanya Pipa Panjang sendirian. duduk men dengarkan seperti patung bisu. Kemudian

“Dimana dia...?” tanya gadis itu cemas. perempuan itu tertidur dalam pelukannya, dia letakkan di
pembaringan, lalu keluar...”
Pipa Panjang tak segera menjawab. Dia membuka
pintu mobil, dan turun. Yoshua serta isterinya Elizabeth “Lalu kenapa engkau tinggalkan dia di taman itu?”

muncul pula. sela Yoshua.

258
“Karena aku yakin dia takkan mau kami ajak pulang. diam mematung. Tak diketahui apakah dia tidur atau
Dia menolak ketika pengawal yang ada di rumah itu me melamun. Yang seorang lagi duduk sekitar dua puluh
ngantarkannnya dengan mobil begitu dia keluar. Dia lebih meter dari yang pertama. Terkadang tegak, menatap ke
suka jalan kaki. Aku pulang kemari untuk menjemput arah orang pertama yang tak lain dari si Bungsu. Lalu
Senorita Angela. Kurasa hanya dia yang bisa mengajak berjalan mondar mandir. Mengitari si Bungsu dalam radius
lelaki itu pulang...” dua atau tiga puluh meter.

Yoshua menarik nafas. Kemudian menatap pada Melihat kalau-kalau ada orang lain atau hal-hal yang
Angela. Sementara itu Angela sudah bergerak memasuki mencurigakan di sekitar taman itu. Terkadang dia duduk
mobil tersebut. Pipa Panjang segera menyusul dan di rumput di sebelah utara si Bungsu. Bosan duduk di
melarikan mobilnya ke Taman Cemara, dimana si Bungsu sana, dia pindah ke selatan dengan berjalan melingkari si
tadi dia tinggalkan di bawah penjagaan Elang Merah. Bungsu pada jarak dua puluh atau tiga puluh meter. Lalu

—o0o— duduk di selatan. Dia adalah si Elang Merah, ponakan


Yoshua. Yang ditugaskan untuk menjaga si Bungsu
Matahari hampir terbenam di Taman Cemara. Tadi
Kesetiaan orang-orang Amerika turunan Indian ini dalam
masih banyak anak-anak yang bermain di sana. Kini
persahabatan amatlah kentalnya.
sudah pada pulang. Dibimbing oleh orang tua mereka.
Taman itu kembali sepi. Lampu-lampu taman yang aneka Dan di saat sepi itulah Angela sampai di taman itu.

warna telah menyala. Membiaskan cahayanya yang indah Dia turun dari mobil yang dihentikan sejauh lima puluh

ke dedaunan dan padang rumput sekitarnya. Selebihnya meter dari tempat si Bungsu. Dia tatap lelaki Indonesia

sepi. itu, yang dari tempatnya seperti bayang-bayang samar di


bawah cahaya lampu yang teram-temaram. Lelaki itu
Hanya ada dua manusia di sana. Yang satu duduk di
tengah menatap ke langit sembari menyandarkan
sebuah kursi batu. Menyandarkan tubuhnya ke pohon
kepalanya ke pohon.
cemara yang tumbuh dekat kursi batu itu. Sejak tadi dia

259
Samar-samar, si Bungsu mendengar seseorang me Sepi. Angela manarik nafas.
manggilnya. Kepalanya masih menengadah, namun “Baik, aku akan pulang. Kau akan di sini sepanjang
matanya terpejam. Dia buka matanya, kemudian malam...?”
mendengar kembali suara memanggil namanya. Dia
Sepi.
segera kenal suara itu. Suara Angela, Letnan Polisi Kota
“Aku akan menunggumu di rumah, Bungsu...”
Dallas. Gadis Amerika yang cantik, yang sangat
mengasihinya. “Sebaiknya kau jangan pergi, Angela...”

“Tapi...”
-Episode 513-
“Maaf, aku tak berniat menyuruhmu pergi...” Si
Engkau itu Angela?” tanyanya pelan sekali, seperti
Bungsu berkata perlahan, menyesali ucapannya tadi.
berbisik.
Perlahan Angela mendekat.
Namun Angela mendengarnya. Dan menjawab,
“Ya...” “Duduklah, kau lihat bintang di langit sana?”

Si Bungsu tak bereaksi. Kepalanya tetap tengadah Angela duduk dan menggenggam tangan si Bungsu.

dengan tubuh separoh bersandar ke pohon cemara di Mencium dengan lembut jari-jari tangan lelaki itu. Si

belakangnya. Bungsu memeluk bahu Angela.

“Aku ingin sendiri, Angela...” “Angela...”

Sepi. “Ya...?”

Angela masih tegak di sana. “Aku ingin pergi dari sini...”

“Kami khawatir tentang dirimu, Bungsu...” “Kemana pun kau pergi, maukah engkau membawa
aku?”
“Aku ingin sendiri...”
Sepi.

260
Si Bungsu seperti tidak mendengar ucapan Angela dengan lembut. Seorang lelaki, betapapun teguh dan
terakhir. Namun gadis itu tidak merasa tersinggung. kukuhnya, namun dia tetap saja seorang manusia. Ada

“Kita pulang?” ujar Angela perlahan. saat-saat dimana seorang manusia biasa tegar terhadap
hempasan badai cobaan hidup yang dahsyat.
“Pulang...?”
Namun ada pula saat-saat dimana dia akhirnya
“Ya....”
kembali ke fitrahnya yang hakiki, yaitu sebagai manusia!
“Aku tak punya rumah di manapun. Kemana aku Tak ada manusia yang hati maupun jantungnya terbuat
harus menyebutkan diriku untuk pulang, Angela...?” dari baja. Kini si Bungsu mengalami saat-saat yang
Angela merasakan kegetiran dalam ucapan anak manusiawi itu. Dia sangat terguncang. Jika dia mau,
Indonesia ini. banyak perempuan yang bisa dia jadikan istri.

“Kita ke rumah Yoshua...” Namun khusus tentang Michiko, kekasih yang

“Yoshua...?” ternyata menikah dengan lelaki dari Texas itu, benar-


benar meluluhkan hatinya. Mereka berkenalan lewat cara
“Ya, kau tak lupa padanya bukan?”
yang amat berbelit, jatuh cinta juga dalam cara yang
“Indian itu...?”
ruwet. Masing-masing pada mulanya memendam dendam
“Ya. Indian itu!” turunan yang berlumur darah.

“Aku ingat. Indian yang baik hati itu...” Angela membawa si Bungsu pergi dari taman itu.

“Kita pulang ke rumahnya?” Dengan mobil yang yang dikendari oleh Pipa Panjang,
mereka menuju ke kota. Di depan sederetan flat Angela
“Tidak. Bawalah aku pergi dari sini, ke suatu tempat
menyuruh Pipa Panjang menghentikan mobil. Lewat kaca
dimana aku tidak mengingat masa laluku...”
dia memperhatikan keadaan jalan raya di depannya.
Angela jadi luluh. Diraihnya wajah si Bungsu dengan
kedua tangannya. Diciumnya wajah anak muda itu

261
Memperhatikan situasi di sekitar tempat mereka “Saya akan tetap di sini, menjaga mereka...” ujar Pipa
berhenti. Mereka harus hati-hati. Permusuhan mereka Panjang.
dengan Ku Klux Klan pasti belum dianggap selesai oleh Elang Merah mengangguk dan menjalankan
organisasi rasis itu. Dia turun sendiri, meninggalkan si mobilnya. Angela membawa si Bungsu ke tingkat empat.
Bungsu di mobil. Pipa Panjang yang menyimpan pistol di Memasuki sebuah kamar yang bersih menghadap ke jalan
balik bajunya, tak mau membiarkan gadis itu sendiri. raya yang tadi mereka lewati. Angela membuka kain-kain
Dia ikut turun, dan dalam jarak yang tak jendela, dan dari bangunan bertingkat di seberang kanan
mencurigakan dia tetap mengikuti dan mengawasi. Gadis apartemen itu membias cahaya lampu.
itu masuk ke bagian bawah flat tersebut. Sebuah gedung Kemudian Angela membuka buku telepon. Lalu
tua namun terawat dengan baik. Bicara beberapa saat memesan makan malam. Dari restoran yang terletak dua
dengan petugas di bawah. Kemudian dia kembali ke blok dari apartemen mereka. Tapi pemilik restoran itu
mobil. ternyata tak punya petugas untuk mengantarkan pesanan
“Kita turun dan menginap di sini...” katanya pada si tersebut. Angela terpaksa harus menjemputnya sendiri.
Bungsu. Dilihatnya si Bungsu tegak dekat jendela menatap ke luar.

Si Bungsu turun dan mengikuti Angela. Di pintu dia “Saya akan pergi mengambil makanan, ke restoran
berremu dengan Pipa Panjang yang tetap mengawasi yang hanya dua blok dari sini...” katanya.
mereka. Si Bungsu menoleh. Kemudian mengangguk. Angela
“Pulanglah, sampaikan pada Yoshua dan Elizabeth, keluar dari kamar tersebut. Dan terkejut mendapatkan
bahwa kami menginap di sini. Sampaikan terimakasih Pipa Panjang berdiri sekitar dua bilik dari tempat mereka.
kami...” kata Angela. “Pipa Panjang...?”
Pipa Panjang mengangguk. Dia menyuruh Elang “Ya, Mam...”
Merah untuk kembali ke rumah, memberitahu Yoshua.
“Anda tak pulang?”

262
“Elang Merah yang pulang, Mam..” “Saya yakin Anda akan waspada, Mam...”

Angela jadi terharu atas kesetian orang-orang Indian “Tentu, Pipa Panjang...”
ini. Setia kawan yang luar biasa. Padahal mereka, dia dan Dan Pipa Panjang pun segera turun. Berjalan ke blok
si Bungsu serta orang-orang Indian ini, merupakan tiga dimana terdapat restoran seperti disebutkan Angela.
puak suku bangsa yang saling tak punya kaitan apa-apa. Angela sendiri segera memesan sebuah kamar yang
Tapi lihatlah rasa setia yang mereka tunjukkan. terdapat di seberang kamar mereka untuk Pipa Panjang.
Sesuatu yang barangkali takkan bersua dalam diri orang Tak lama kemudian Pipa Panjang tiba membawa
kulit putih. makanan, mereka lalu makan bersama di kamar itu.

“Saya akan mengambil makan malam di restoran dua Ketika indian itu akan keluar, Angela mengatakan bahwa

blok dari sini, dapatkan Anda menggantikan saya untuk ke dia telah memesan kamar yang di seberang kamar ini

sana?” untuknya.

“Tentu, Mam. Tentu! Dengan senang hati saya akan -Episode 514-
membantu apa saja yang Anda atau Bungsu kehendaki...”

“Terimakasih. Anda bisa memesan sekalian makan


malam untuk Anda...”
-Episode 515-

Angela menyerahkan uang kepada Pipa Panjang.


Indian itu segera turun, namun separoh jalan dia
berhenti, menoleh pada Angela.

“Mam, saya yakin Anda tahu kenapa saya ada di sini.


Orang-orang dari Ku itu takkan berdiam diri...”

“Saya tahu, Pipa Panjang...”

263

You might also like