You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

Gagal ginjal atau acute kidney injury (AKI) yang dulu disebut acute renal

failure (ARF) dapat diartikan sebagai penurunan cepat/tiba-tiba atau parah pada

fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi

kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (Blood Urea

Nitrogen). Setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali normal,

sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah penurunan

produksi urin.

Acute kidney injury (AKI) merupakan salah satu sindrom dalam bidang

nefrologi yang dalam 15 tahun terakhir menunjukkan peningkatan insidens.

Beberapa laporan dunia menunjukkan insidens yang bervariasi antara 0,5-0,9%

pada komunitas, 0,7-18% pada pasien yang dirawat di rumah sakit, hingga 20%

pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dengan angka

kematian yang dilaporkan dari seluruh dunia berkisar 25% hingga 80%.

Angka kematian di AS akibat gagal ginjal akut berkisar antara 20-90%.

Kematian di dalam RS 40-50% dan di ICU sebesar 70-89%. Insidens di negara

berkembang, khususnya di komunitas, sulit didapatkan karena tidak semua pasien

AKI datang ke rumah sakit. Diperkirakan bahwa insidens nyata pada komunitas

jauh melebihi angka yang tercatat. Peningkatan insidens AKI antara lain dikaitkan

dengan peningkatan sensitivitas kriteria diagnosis yang menyebabkan kasus yang

lebih ringan dapat terdiagnosis. Selain itu, juga disebabkan oleh peningkatan

nyata kasus AKI akibat meningkatnya populasi usia lanjut dengan penyakit
komorbid yang beragam, meningkatnya jumlah prosedur transplantasi organ

selain ginjal, intervensi diagnostik dan terapeutik yang lebih agresif.

Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler

sehingga dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien

mengalami komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner,

gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer.

Kenaikan 0,3 mg/dL kreatinin serum merupakan prognostik penting yang

signifikan. Peningkatan kadar kreatinin juga bisa disebabkan oleh obat-obatan

(misalnya cimetidin dan trimehoprim) yang menghambat sekresi tubular ginjal.

Peningkatan nilai BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan ginjal, seperti

pada perdarahan mukosa atau saluran pencernaan, penggunaan steroid,

pemasukan protein. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang hati-hati dalam

menentukan apakah seseorang terkena kerusakan ginjal atau tidak.

You might also like