You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

PERBEDAAN PENURUNAN SUHU TUBUH ANTARA


PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN TEPID
SPONGE BATH PADA ANAK DEMAM

Arie Kusumo Dewi1

Rumah Sakit Islam, Surabaya, Jawa Timur1


Kutipan: Dewi, A. K. (2016). Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian Kompres
Air Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1 (1): 63-71.

INFORMASI ABSTRACT
Objective: to analyze the differences in the provision of warm
compresses and tepid sponge bath in a decrease in body temperature
in fever children in the room Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya
Korespodensi:
dewi.kusumo@yahoo.co.id Methods: The design used in this study is quasy experiment with pre-
test and post-test design. The population in this study is children
aged 1-7 years who have increased body temperature ≥38oC treated
in Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya. The total sample is 90
Keywords: respondents were divided into three groups: the provision of warm
warm compresses, tepid sponge water compresses, group tepid sponge bath, and a control group.
bath, body temperature, fever Sample was taken by simple random sampling technique according
children to inclusion criteria. The independent variable is the provision of
warm compresses and giving tepid sponge bath and the dependent
variable is the temperature of the body. Data were collected by using
a digital thermometer and recorded in the observation sheet. Data
were analyzed using one-way ANOVA to determine differences
between administration decreased body temperature warm
compresses and tepid sponge bath.

Results: The results of this study showed a difference between


providing a decrease in body temperature warm compresses and
tepid sponge bath, with a significance value (p) of 0.000.

Conclusion: It was concluded that the administration of tepid sponge


bath with warm water greater decrease in body temperature (0C
0.57) than that of warm water compresses at 0,430C.

PENDAHULUAN________________ Puskesmas dan beberapa Rumah Sakit


Selama proses pertumbuhan dan masing-masing 4000 dan 1000 kasus
perkembangan, anak sering mengalami perbulan, dengan angka kematian 0,8%.
sakit. Berbagai penyakit khususnya Di RSUD Dr Soetomo Surabaya
penyakit yang disebabkan oleh infeksi selama periode 1991-1995 telah dirawat
hampir selalu disertai oleh demam. 586 penderita demam ( demam thypoid)
Demam diartikan sebagai kenaikan dengan angka kematian 1,4% dan
suhu tubuh di atas normal. Menurut selama periode 1996-2000 telah dirawat
Robert dan Edward, dalam Purwoko 1563 penderita dengan angka kematian
(2002), ada sekitar 0,05 % kejadian 1,09% ( Soewondo et al, 2007, dalam
hipertermia pada anak di Indonesia. Di Irma Suswati ).
Jawa Timur, kejadian demam di

63
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Berdasarkan studi pendahuluan dengan tehnik seka ( Corrard,2001 ).


yang telah dilakukan peneliti di ruang Pemberian tepid sponge bath
Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya, memungkinkan aliran udara lembab
didapatkan data bahwa anak yang membantu pelepasan panas tubuh
mengalami peningkatan suhu tubuh > dengan cara konveksi. Suhu tubuh lebih
380C pada bulan Juli – Agustus 2013 hangat daripada suhu udara atau suhu
sebanyak 116 anak, dengan diagnosa air memungkinkan panas akan pindah
medis : Febris Convulsi, Diare, DHF, ke molekul molekul udara melalui
Thypoid, Pharingitis, URI, GE, dan kontak langsung dengan permukaan
Pneumonia. Pada tanggal 10 September kulit ( Guyton, 2007 ). Pemberian tepid
2013, terdapat 18 anak menderita sponge bath ini dilakukan dengan cara
demam dari 22 anak yang sedang menyeka seluruh tubuh klien dengan air
dirawat. Dari 18 anak yang menderita hangat. Menurut Suprapti, (2008), tepid
demam, terdapat 15 anak yang sponge efektif dalam menurunkan suhu
diberikan kompres air hangat dan 3 tubuh pada anak dengan demam dan
anak yang diberikan tepid sponge bath. juga membantu dalam mengurangi rasa
Kompres adalah salah satu metode fisik sakit atau ketidaknyamanan.
untuk menurunkan suhu tubuh bila anak Menurut penelitian Maling, (2012)
mengalami demam. Ada beberapa bahwa suhu tubuh pada pasien anak
macam kompres yang bisa diberikan setelah pemberian kompres tepid
untuk menurunkan suhu tubuh yaitu sponge rata-rata dapat mengalami
kompres air hangat dan tepid sponge penurunan sebesar 1,40 C dalam waktu
bath. 20 menit.
Kompres air hangat dapat menurunkan Implementasi dari pemberian
suhu tubuh melalui proses evaporasi. kompres air hangat dan tepid sponge
Dengan kompres air hangat bath di ruang Hijr Ismail RSI A Yani
menyebabkan suhu tubuh di luar akan Surabaya belum sepenuhnya
hangat sehingga tubuh akan dilaksanakan sesuai standar yang telah
menginterpretasikan bahwa suhu di luar ditetapkan. Hampir 90% dari total anak
cukup panas, akhirnya tubuh akan yang dirawat karena demam, diberikan
menurunkan kontrol pengatur suhu di kompres air hangat saja selain
otak supaya tidak meningkatkan suhu pemberian antipiretik. Pemberian tepid
pengatur tubuh, dengan suhu di luar sponge bath di Rumah Sakit selama ini
hangat akan membuat pembuluh darah dilakukan sebagai bagian dari personal
tepi di kulit melebar dan mengalami hygiene, sehingga perbedaan penurunan
vasodilatasi sehingga pori pori kulit suhu tubuh antara pemberian kompres
akan membuka dan mempermudah air hangat dan tepid sponge bath pada
pengeluaran panas, sehingga akan anak demam di ruang Hijr Ismail RSI A
terjadi penurunan suhu tubuh. Yani Surabaya belum diketahui dengan
Pemberian kompres air hangat ini jelas.
dilakukan di tempat tempat tertentu di Sebagian besar demam
bagian tubuh. Menurut penelitian berhubungan dengan infeksi yang dapat
Djuwariyah, (2010) kompres air hangat berupa infeksi lokal atau sistemik. Oleh
efektif untuk menurunkan suhu tubuh karena itu demam harus ditangani
sebesar 0,710C(p<0,0001). dengan benar karena terdapat beberapa
Kompres tepid sponge adalah dampak negatif yang ditimbulkannya
sebuah tehnik kompres hangat yang (Kalbaca, 2007, dalam Setiawati,2009).
menggabungkan tehnik kompres blok Dampak yang ditimbulkan demam
pada pembuluh darah supervisial dapat berupa penguapan cairan tubuh

64
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

yang berlebihan sehingga terjadi yang diwakili oleh orangtua anak yang
kekurangan cairan dan kejang. Orang akan dilakukan penelitian diminta
tua banyak yang menganggap demam kesediaannya menjadi responden
berbahaya bagi kesehatan anak karena dengan mengisi surat pernyataan
dapat menyebabkan kejang dan kesediaan menjadi responden dalam
kerusakan otak (Avner, 2009). Perawat penelitian tersebut. Calon responden
sangat berperan untuk mengatasi yang bersedia menjadi responden,
demam melalui peran mandiri maupun dibedakan menjadi tiga kelompok.
kolaborasi. Untuk peran mandiri Pengelompokkan responden
perawat dalam mengatasi demam bisa berdasarkan kemiripan suhu tubuh pada
dengan memberikan kompres (Alves & awal pengukuran (pre test). Pre test
Almeida, 2008, dalam Setiawati, 2009). pada masing-masing kelompok berupa
Metode kompres yang lebih baik adalah pengukuran suhu tubuh awal di ketiak
kompres tepid sponge (Kolcaba,2007). dengan menggunakan termometer
Berdasarkan penelitian digital. Kelompok pertama yaitu
sebelumnya, belum ada penelitian responden yang mengalami peningkatan
tentang kompres yang menggunakan suhu tubuh >38oC diberikan tindakan
kelompok kontrol, sehingga peneliti kompres air hangat selama ± 10 menit,
tertarik untuk mengadakan penelitian begitu juga kelompok kedua yaitu
tentang perbedaan penurunan suhu responden yang mengalami peningkatan
tubuh antara pemberian kompres air suhu tubuh >38oC diberikan tindakan
hangat dengan tepid sponge bath tepid sponge bath ± 10
pada anak demam di ruang Hijr Ismail menit.Sedangkan pada kelompok
RSI A Yani Surabaya. kontrol tidak diberikan tindakan
kompres air hangat maupun tepid
sponge bath. Selang 30 menit
METODE_______________________ kemudian, masing-masing kelompok
diberikan post test berupa pengukuran
Desain penelitian ini adalah quasy
suhu tubuh akhir di ketiak dengan
eksperiment dengan jenis rancangan pre
menggunakan termometer digital.
test dan post test design. Populasi pada
Kegiatan penelitian ini dilakukan 1 x
penelitian ini adalah anak usia 1-7 tahun
dalam sehari yaitu sore hari (15.00 –
yang mengalami demam di ruang Hijr
16.00).Seluruh pengambilan data
Ismail RSI A Yani Surabaya pada bulan
dilakukan oleh peneliti. Data hasil
Januari-Februari 2014 sebesar 116
pengukurab suhu tubuh di tabulasi
anak. Dalam penelitian ini peneliti
dengan dilihat selisih antara pengukuran
mengambil sampel 90 anak yang sesuai
suhu tubuh saat pre test dengan post
dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
test, kemudian dianalisis dengan uji
Teknik sampling yang akan digunakan
statistik anova 1 arah untuk mengetahui
pada penelitian ini adalah Simple
perbedaan penurunan suhu tubuh antara
random sampling.
pemebrian kompres air hangat dengan
Variabel dalam penelitian ini tepid sponge bath dengan derajat
terdiri atas atas dua variabel yaitu: kemaknaan p<0,005.
variabel Bebas (Independent) dalam
penelitian ini adalah kompres air hangat
dan tepid sponge bath, dan variabel HASIL__________________________
Terikat (Dependent) dalam penelitian Berdasarkan gambar 1 responden yang
ini adalah suhu tubuh. paling banyak mengalami demam
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah umur 1- 3 tahun, baik kelompok
dilakukan dengan cara calon responden pemberian kompres air hangat,

65
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

kelompok pemberian tepid sponge bath


maupun kelompok kontrol (tanpa
diberikan kompres air hangat maupun
tepid sponge bath). Berdasarkan gambar
2 responden yang paling banyak
mengalami demam adalah laki-laki,
baik pemberian kompres air hangat
(53,3%), pemberian tepid sponge
bath(60%), maupun kelompok yang
tanpa perlakuan (70%). Anak dengan
jenis kelamin laki-laki banyak
mengalami peningkatan suhu tubuh.

66
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

25

66,7% 66,7%
jumlah responden 20
53,3%

15
Kompres hangat
33,3%
10 26,7%
Tepid sponge Bath
23,3%
Kontrol
5 13,3%
10%
6,7%

0
1-3 tahun 4-5 tahun 6-7 tahun
umur

Gambar 1 Distribusi responden berdasarkan umur pada pemberian kompres air hangat, tepid sponge bath,
dan kontrol di ruang Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya, Januari – Februari 2014

25

21

20
60%
jumlah rerponden

53,3%

15 46,7%

40%
Kompres hangat
10 30%
Tepid Sponge bath

Kontrol
5

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada pemberian kompres air hangat, tepid
sponge bath, dan kontrol di ruang Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya, Januari – Februari 2014

67
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Gambar 3 Distribusi responden berdasarkan diagnosa penyakit pada pemberian kompres air hangat, tepid
sponge bath, dan kontrol di ruang Hijr Ismail RSI A Yani Surabaya, Januari – Februari 2014

Multiple Comparisons

Dependent Variable: penurunan suhu

Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) kelompok (J) kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
LSD kompres air hangat pemakaian tepid
-.15667* .06238 .014 -.2807 -.0327
sponge bath
kontrol .39000* .06238 .000 .2660 .5140
pemakaian tepid kompres air hangat .15667* .06238 .014 .0327 .2807
sponge bath kontrol
.54667* .06238 .000 .4227 .6707

kontrol kompres air hangat -.39000* .06238 .000 -.5140 -.2660


pemakaian tepid
-.54667* .06238 .000 -.6707 -.4227
sponge bath
*. The mean difference is significant at the .05 level.

Berdasarkan gambar 3 yang paling disimpulkan ada perbedaan yang


banyak mengalami demam adalah signifikan, antara penurunan suhu pada
responden dengan diagnosa penyakit kel. Penggunaan kompres air hangat,
obs febris sebesar 36,6% (11 anak) pada kel. Pemakaian tepid sponge bath, dan
pemberian tepid sponge bath. kontrol. Berdasarkan hasil analisis uji
Sedangkan pada kelompok pemberian anova tunggal didapatkan hasil nilai
kompres air hangat dan kelompok tanpa signifikansi (p) sebesar 0,000. Hal ini
perlakuan, yang paling banyak menunjukkan bahwa ada perbedaan
mengalami demam adalah responden penurunan suhu yang signifikan antara
dengan diagnosa thypoid sebesar kelompok pemberian kompres air
26,7% (8 anak). Diketahui nilai sig, (p) hangat dengan kelompok pemberian
pada anova (F) sebesar 0,000 dimana tepid sponge bath pada anak demam.
lebih kecil dari taraf nyata (0,05) maka

68
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

PEMBAHASAN__________________ tepid sponge bath dengan air hangat


Hal ini sesuai dengan teori yang efektif menurunkan demam tinggi
menyebutkan bahwa kompres air (Perry & Potter, 2005). Hal ini sesuai
hangat dapat menurunkan suhu tubuh dengan penelitian sebelumnya bahwa
melalui proses evaporasi. Dengan penurunan suhu tubuh dengan metode
kompres air hangat menyebabkan suhu tepid sponge bath pada suhu tubuh
tubuh di luar akan hangat sehingga diatas 390C memberikan selisih
tubuh akan menginterpretasikan bahwa penurunan suhu yang lebih besar
suhu di luar cukup panas, akhirnya daripada peningkatan suhu tubuh di
tubuh akan menurunkan kontrol bawah 390C (Widanti, Fatimah &
pengatur suhu di otak supaya tidak Mardiyah,2004).
meningkatkan suhu pengatur tubuh, Berdasarkan hasil penelitian
dengan suhu di luar hangat akan dapat disimpulkan bahwa pemberian
membuat pembuluh darah tepi di kulit tepid sponge bath lebih efektif dalam
melebar dan mengalami vasodilatasi menurunkan suhu tubuh anak dengan
sehingga pori pori kulit akan membuka demam dibandingkan dengan kompres
dan mempermudah pengeluaran panas, air hangat. Hal ini disebabkan adanya
sehingga akan terjadi penurunan suhu seka tubuh pada teknik tersebut akan
tubuh (Guyton, 2007). Pemberian mempercepat vasodilatasi pembuluh
kompres air hangat ini dilakukan di darah perifer di sekujur tubuh sehingga
tempat tempat tertentu di bagian tubuh. evaporasi panas dari kulit ke
Penelitian ini didukung oleh penelitian lingkungan sekitar akan lebih cepat
Djuwariyah, (2010) yang dibandingkan hasil yang diberikan oleh
mengemukakan bahwa kompres air kompres air hangat yang hanya
hangat efektif untuk menurunkan suhu mengandalkan reaksi dari stimulasi
tubuh sebesar 0,710C(p<0,0001). hipotalamus. Jumlah luas waslap yang
kontak dengan pembuluh darah perifer
Berdasarkan hasil penelitian dapat yang berbeda antara teknik kompres air
disimpulkan bahwa, adanya perbedaan hangat dengan tepid sponge bath akan
penurunan suhu sebelum dan setelah turut memberikan perbedaan hasil
diberikan kompres air hangat karena terhadap penurunan suhu tubuh pada
kompres air hangat dapat menurunkan kelompok perlakuan tersebut.
suhu dengan proses evaporasi. Adanya
rerata penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan pemberian kompres air KESIMPULAN
hangat kurang dari 1 derajat celcius, Ada perbedaan yang signifikan, antara
menunjukkan bahwa penurunan suhu suhu sebelum dilakukan kompres air
ini tidak secara drastis yang akan hangat dengan suhu sesudah dilakukan
membuat mekanisme penyesuaian kompres air hangat. Ada perbedaan
tubuh yang baik. yang signifikan, antara suhu sebelum
Seperti pada kompres air hangat, tepid dilakukan pemberian tepid sponge bath
sponge bath bekerja dengan cara dengan suhu sesudah dilakukan tepid
mengirimkan impuls ke hipotalamus sponge bath. Ada perbedaan penurunan
bahwa lingkungan sekitar sedang dalam suhu tubuh antara pemberian kompres
keadaan panas. Keadaan ini akan air hangat dan tepid sponge bath pada
mengakibatkan hipotalamus berespon anak demam di ruang Hijr Ismail RSI A
dengan mematok set poin suhu tubuh Yani Surabaya.
yang lebih tinggi dengan cara
menurunkan produksi dan konservasi
panas tubuh (Guyton, 1997). Pemberian SARAN

69
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Bagi orang tua anak perlu http://www.jurnalkesehatan


meningkatkan pengetahuan mengenai samodrailmu/
teknik kompres hangat yang tepat Gabriel,1996, Fisika Kedokteran,EGC,
sesuai dengan kondisi anaknya. Orang Jakarta
tua juga bisa memberikan tepid sponge
bath pada anaknya yang demam. Bagi Guyton & Hall, 2007, Buku Saku
bidang keperawatan untuk memperbaiki Fisiologi Kedokteran, Edisi 11,
protap tindakan penurunan suhu tubuh EGC, Jakarta
anak demam dengan pemberian Hegner, B., 2003, Asisten Keperawatan:
kompres air hangat dan tepid sponge Suatu Pendekatan Proses
bath. Bagi perawat pelaksana untuk Keperawatan, EGC, Jakarta
memberikan asuhan keperawatan dalam
Hidayat, A.A.A, 2010, Metode
usaha penurunan suhu tubuh anak
Penelitian Kesehatan :
demam sesuai protap yang telah
Paradigma Kuantitatif, Health
ditetapkan yaitu pemberian kompres air
Books Publishing, Surabaya
hangat dan tepid sponge bath sebagai
penyerta dalam pemberian antipiretik. Mahar, A.F., Allen,S.J.,Milligan,P.,et
Bagi peneliti lain untuk melanjutkan al.,1994, Tepid Sponge To
penelitian tentang pemberian tepid Reduce Temperatur In febrile
sponge bath dengan mengendalikan Children in a Tropical Climate,
faktor suhu lingkungan, sehingga tidak Clinical pediatric, Philadelphia
terjadi bias dalam penelitian, dan juga Maling, Haryani & Arif,2012, Pengaruh
penelitian lanjut tentang keefektifan Kompres Tepid Sponge
antara pemberian kompres air hangat Hangat Terhadap
dengan tepid sponge bath. Penurunan Suhu Tubuh Pada
Anak Umur 1-10 Tahun
Dengan Hipertermia,
DAFTAR PUSTAKA_____________ Diakses 17 Oktober 2013, dari
Behrman, Kliegman & Arvin, 1999, http://googlescholar.com
Ilmu Kesehatan Anak Nelson, /
Edisi 15 Vol I, EGC, Jakarta
Nursalam, 2013, Metodologi Penelitian
Bouwhuizen, M., 1986, Ilmu Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Keperawatan Bagian 2, EGC, Praktis, Salemba Medika,
Jakarta Jakarta
Cree, L., 1989, Science In Nursing, Perry & Potter, 2005, Buku Ajar
Philadelphia London Toranto Fundamental Keperawatan :
Sydney Konsep, Proses Dan Praktik,
Dahlan, M.S.,2008, Statistik Untuk Edisi 4, Volume 1, EGC, Jakarta
kedokteran Dan Kesehatan, Purwanti, Sri, 2008, Pengaruh
Salemba Medika, Jakarta KompresHangat Terhadap
Djuwariyah, Sodikin & Mustiah, 2010, Perubahan Suhu
Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Pada Pasien Anak
Tubuh Menggunakan Kompres Hipertermiadi Ruang Rawat
Air Hangat Dan Kompres Inap RSUD.Dr.Moewardi
Plester Pada Anak Dengan Surakarta, Diakses 17 Oktober
Demam Di Ruang Khantil 2013, dari
Rumah Sakit Umum Daerah http://publikasiilmiah.um
Banyumas, Diakses 23 s.ac.id/
September 2013, dari

70
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Pusponegoro, H., 1999, ACKNOWLEDGEMENT_________


Penatalaksanaan Demam, Karya Diucapkan terima kasih kepada seluruh
Tulis Ilmiah, No. 1, Pharos responden dan beberapa instansi yang
Bulletin, Hal 21-25, Jakarta turut membantu dalam penelitian ini.
Setiawati, Tia, 2009, Pengaruh Tepid
Sponge Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Dan Kenyamanan
Pada Anak Usia Pra Sekolah
Dan Sekolah Yang Mengalami
Demam Di Ruang Perawatan
Anak Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung, tesis
Magister Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia, Jakarta,
Diakses 20 Oktober 2013 dari
http://www.digilib.ui.ac.id/libri2
/
Sharber, J.,1997, The Efficacy Of Tepid
Sponge Bathing To Reduce
Fever In Young Children,
American Journal Emergency
medical, 15(2), hal 188-192
Susanti, Nurlaili, 2012, Efektifitas
KompresDingin dan Hangat
Pada Penatalaksanaan
Demam, Diakses 17 Oktober
2013, dari
http://publikasiilmiah.uin
.ac.id
Soedarmo, dkk., 2002, Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak, Infeksi Dan
Penyakit Tropis, Edisi pertama,
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI, Jakarta
Tambayong, J., 2001, Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Keperawatan,
EGC, Jakarta
Widyanti, Fatimah & Mardhiyah, 2004,
Gambaran Pemeliharaan Suhu
Tubuh Pada Anak Tifoid
Melalui Metode Tepid Sponge
Dan Kompres Dingin Dengan
Kombinasi Antipiretik Di Ruang
A.1 Perjan Rs Hasan Sadikin
Bandung, Artikel Penelitian,
Vol. 5 No. IX Oktober 2003-
Februari 2004, Hal 75-85

71

You might also like