Professional Documents
Culture Documents
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
B. Tujuan .................................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 5
A. Definisi ................................................................................................................... 5
B. Etiologi ................................................................................................................... 5
F. Penatalaksanaan ................................................................................................... 10
A. Pengkajian ............................................................................................................ 12
BAB IV ............................................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................ 19
1
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 19
B. Saran..................................................................................................................... 19
KATA PENGANTAR
8 Juli 2018
Penyusun,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang ketuban pecah sebelum
waktunya pada masa kehamilan.
3
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang ketuban pecah sebelum
waktunya pada masa kehamilan, seperti :
a. Definisi ketuban pecah dini
b. Etiologi ketuban pecah dni
c. Patofisiologis
d. Manifestasi klinik
e. Pemeriksaan penunjang
f. Penatalaksanaan
g. Asuhan keperawatan
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini tidak diketahui atau masih belum jelas,
maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan
infeksi(Mochtar, 2002).
5
1. Servik inkompeten yaitu kelainan pada servik uteri dimana kanalis
servikalis selalu terbuka.
2. Ketegangan uterus yang berlebihan, misalnya pada kehamilan ganda
dan hidroamnion karena adanya peningkatan tekanan pada kulit
ketuban di atas ostium uteri internum pada servik atau peningkatan intra
uterin secara mendadak.
3. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan
genetik)
4. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase
laten.
a. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
b. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa
menimbulkan morbiditas janin
c. Komplikasi ketuban pecah dini makin meningkat
5. Kelainan letak janin dalam rahim, misalnya pada letak sunsang dan
letak lintang, karena tidak ada bagan terendah yang menutupi pintu atas
panggul yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian
bawah. kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, sepalopelvik,
disproporsi.
6. Infeksi, yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini.
6
5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah.
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
2. Jika terjadi pembukaan servik, selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
C. Patofisiologis (Pathways)
7
8
D. Manifestasi Klinik
E. Pemeriksaan Penunjang
9
1. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel cairan ketuban di
froniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan
pemeriksaan bakteriologis.
2. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati, sehingga tidak banyak
manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan kemungkinan
infeksi asenden dan persalinan prematuritas.(Manuaba, 1998)
F. Penatalaksanaan
10
2. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi peicu
sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas.
3. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid,
sehingga kematangan paru janin dapat terjamin(Manuaba, 2009).
Berikut bagan penatalaksaan ketuban pecah dini:
(Manuaba, 2009)
11
BAB III
A. Pengkajian
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban yang
keluar pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda
persalinan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM,
HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit
tersebut diturunkan kepada klien
d. Riwayat psikososial
Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat
bayinya, berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga
diri rendah.
( Depkes RI, 1993:66)
12
3. Pola-pola fungsi kesehatan
a. pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini,
dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya
mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam
perawatan dirinya.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena
dari keinginan untuk menyusui bayinya.
c. Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya
odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga
sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan
BAB.
e. Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
f. Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
g. Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
h. Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka
janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif
klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat
bayinya
13
i. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-
lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien
terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal
diri
j. Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan
klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total
setelah partus sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya. (
Sharon J. Reeder, 1997:285)
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid, karena
adanya proses menerang yang salah.
c. Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.
d. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
f. Dada
14
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi
areola mamae dan papila mamae.
g. Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h. Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
i. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
j. Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
k. Muskulis skeleta
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena
adanya luka episiotomi.
l. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun. (Ibrahim
christina, 1993: 50)
15
Deteksi Resiko: indakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi ancaman
kesehatan seseorang.
Tujuan/Kriteria Evaluasi:
Fakto resiko infeksi akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status
imun pasien.
Pasien menunjukkan Pengendalian Risiko.
NIC:
Pemberian Imunisasi/Vaksinasi: Pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit
menuar.
Pengendalian Infeksi: Meminimalkan penularan agen infeksius.
Perlindungan terhadap Infeksi: Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien
yang berisiko.
Aktivitas Keperawatan:
Pantau tanda gejala infeksi
Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi
Patau hasil laboratorium
Amati penampilan praktik hygiene pribadi untuk perlindungan terhadap
infeksi
Aktivitas Kolaboratif: Berikan terapi antibiotic, bila diperlukan.
16
Menunjukkan Kontrol Ansietas
NIC:
Pengurangan Ansietas: Minimalkan kekhawatiran, ketakutan, berprasangka atau
rasa gelisah yang dikaitkan dengan sumber bahaya yang tidak dapat diidentifikasi
dari bahaya yang dapat diantisipasi.
Aktivitas Keperawatan:
Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien secara berkala
Menentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien.
Aktivitas Kolaboratif: Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai
dengan kebutuhan.
3. Defisiensi Pengetahuan b.d keterbatasan kognitif dalam hal mengenal tanda dan
gejala penyakit
NOC:
Pengetahuan: Pengendalian infeksi : tingkat pemahaman pada apa yang
disampaikan.
Tujuan/Kriterioa Hasil:
Menunjukkan pengetahuan: Pengendalian Infeksi: dibuktikan dengan indicator
1-5: tidak ada, terbatas, cukup, banyak, atau luas.
Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi menurut penanganan
yang dianjurkan.
NIC:
Panduan Sistem Kesehatan: memfasilitasi daerah pasien dan penggunaan layanan
kesehatan yang tepat.
Pengajaran, Proses Penyakit: Membantu pasien dalam memahami informasi yang
berhubungan dengan proses timbulnya penyakit secara khusus.
Pengajaran, Individu: Perencanaan, implementasi, dan evaluasi penyusunan
program pengajaran yang dirancang uuntuk kebutuhan khusus pasien.
Aktivitas Keperawatan:
Tentukan kebutuhan pengajaran pasien
Lakukan penilaian tingkat pengetahuan pasien dan pahami isinya
Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus
Berinteraksi kepada pasien dengan cara yang tidak menghakimi untuk
memfasilitasi pengajaran
17
4. Nyeri akut b.d agen cidera (fisik) luka operasi
NOC:
Tingkat kenyamanan perasaan senang secara fisik & psikologis
Prilaku mengendalikan nyeri
Nyeri: efek merusak terhadap emosi dan prilaku yang diamati
Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan
Kriteria evaluasi:
Menunjukkan nyeri efek merusak dengan skala 1-5: ekstrim, berat, sedang,
ringan, atau tidak ada
Menunjukkan teknik relaksasi secara individu yang efektif
Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah
nyeri.
NIC:
Pemberian analgesik
Sedasi sadar
Penatalaksanaan nyeri
Bantuan Analgesika yang Dikendalikan oleh Pasien
Aktivitas keperawatan:
Minta pasien untuk menilai nyeri/ketidak nyamanan pada skala 0 sampai 10
Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif
Observasi isyarat ketidak nyamanan nonverbal
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20