You are on page 1of 3

Definisi Palpasi Leopold

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara
perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan
pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara
tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard
Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin
sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan
letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan
memperkirakan berat janin.
2.2 Tujuan pemeriksaan Leopold
1. Menentukan besarnya rahim & tuanya kehamilan
2. Menentukan letak janin dalam rahim
3. Mengetahui DJJ
2.3 Tahap pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan Leopold I,II,III,
pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV
pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu. Tujuan dari pemeriksaan :
1. Leopold I adalah untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.
2. Leopold II adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri perut
ibu.
3. Leopold III adalah untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus.
4. Leopold IV adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk mengetahui
apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. (Ari Sulistyawati, 2011,hal 88-92)
2.4 Prosedur pemeriksaan Leopold
1. Lakukan inform consent, jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang
akan saudara lakukan pada ibu.
2. Mempersiapkan alat – alat yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan
3. Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi
kontraksi otot dinding abdomen.
4. Mencuci Tangan 6 langkah di air mengalir kemudian keringkan dengan handuk
5. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu
dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah
sehingga menghadap ke kaki ibu.
1) Leopold I
a) Pemeriksa menghadap pasien
b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
c) Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda bulat, melenting mudah
digerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat,besar, lunak, tidak melenting dan
susah digerakkan maka itu adalah bokong.
2) Leopold II
a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
b) Ketika memeriksa sebelah kanan maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kearah
kanan.
c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang ada
disebelah kanan. Jika berada benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan maka
itu adalah punggung bayi. Namun jika teraba bagian – bagian yang kecil menonjol maka itu
adalah bagian kecil janin.
3) Leopold III
a) Tangan kiri menahan fundus uteri
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat,
keras, melenting dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat,
bsar, lunak, dan sulit digerakkan maka tu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan
kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang
c) Pada letak sungsang ( melintang ) dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan
bagian bawah, tangan kiri merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini
ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan )
4) Leopold IV
a) Pemeriksa menghadap kaki pasien
b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan didua belah pihak yang berlawanandibagian
bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti kepala belum masuk panggul
e) Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti kepala sudah masuk panggul.
6. Mencuci tangan kembali setelah melakukan pemeriksaan
7. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dilakukan
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, beritahu ibu hasil pemeriksaan dan tanggal untuk
melakukan kunjungan ulang.

You might also like