You are on page 1of 8

Berapa Mahal Harga Sebuah

Pertemanan di Indonesia ?
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di edisi kali
ini. Saya akan membahas tentang kehidupan sosial. Setiap negara
mempunyai budaya dan kehidupan sosial masing-masing. Di Indonesia,
kita juga mempunyai kehidupan sosial. Salah satu kehidupan sosial yang
menjadi budaya dan trend di Indonesia adalah sebuah pertemanan. Dan
kita tahu bahwa di dalam sebuah pertemanan itu pasti ada harga yang
harus dibayar.

Jadi sebetulnya, berapa sih harga kehidupan sosial atau pertemanan di


Indonesia? Judul saya kali ini adalah : “Berapa Mahal Harga Sebuah
Pertemanan di Indonesia?”.

Jadi sebetulnya sahabat entrepreneur, saya juga memperhatikan ada


banyak budaya di kolom comment, terutama ketika saya membahas
video-video saya sebelumnya. Mengapa di Indonesia ada budaya
sungkan? Indonesia juga memiliki budaya ketika anda sudah bekerja
tetapi uangnya selalu habis untuk hangout bersama teman-teman. Hal ini
saya pelajari dan saya selidiki. Ada 3 poin yang menjadi permasalahan
utama di Indonesia.

1. Budaya traktir
Yang pertama, Indonesia punya budaya traktir. Bahkan lucunya, budaya
traktir ini sudah sering dilakukan sejak kita masih SD, SMP, bahkan
SMA. Sampai kuliah. Nanti kalau ulang tahun, siapa yang mentraktir?
Itulah budaya di Indonesia. “Horee nanti ditraktir! Jangan lupa
traktirannya ya..!”. Kata-kata ini seringkali muncul di socmed. Akhirnya,
hal itu menjadi budaya dan perilaku. Dan hal ini masih terus berlanjut
sampai ke dunia kerja. Ketika anda diterima kerja, hari pertama masuk
1
bekerja, anda wajib mentraktir teman-teman anda. Mereka memberikan
tepuk tangan, “Horee.., sudah diterima bekerja!”.

Bayangkan. Belum gajian saja, uangnya harus habis untuk mentraktir.


Itulah ongkos sebuah pertemanan di Indonesia. Mahal sekali. Kemudian
lucunya, ketika sudah mau berhenti bekerja/mau resign, “Ini hari terakhir
saya bekerja bersama teman-teman satu kantor dan juga harus
mentraktir”. Padahal, besoknya sudah kehilangan pekerjaan. Kalau hanya
kehilangan pekerjaan sih tidak apa-apa. Kalau anda mendapatkan
pekerjaan baru tidak apa-apa. Tetapi kalau kehilangan pekerjaan? Sudah
uangnya tidak ada, harus mentraktir pula. Wah, di Indonesia ini ongkos
pertemanan sangat mahal.

Kemudian, harusnya anda cukup mengucapkan selamat


(congratulations), anda sudah mendapatkan pekerjaan”. Atau “selamat
menempuh karir yang baru”, atau “selamat menempuh usaha yang baru”.
Jadi kalau teman resign itu jangan dimintai traktir. Tetapi seharusnya
anda cukup mengucapkan selamat dan mendoakan. Saya kira itu sudah
cukup. Tetapi di Indonesia, hal ini tidak bisa karena budayanya sudah
seperti itu. Bahkan, saya juga mengatakan “uang habis untuk biaya
pertemanan”. Itu untuk mereka yang hidup di kota-kota besar. Nanti saya
juga memperhatikan yang di kota-kota kecil, bahkan mungkin di daerah.

Ongkos pertemanan itu lucunya hampir sama dengan gaji


bulanan anda.
Bahkan sampai minus. Supaya terlihat keren, supaya terlihat bagus,
supaya terlihat eksis bersama teman-teman karena gaya hidup teman-
teman saya seperti ini. Inilah yang menyebabkan budaya traktir
mendarah daging.

Menurut saya pribadi, silahkan anda menonton video saya sebelumnya :


“3 Jenis Teman”. Disitu saya menyebutkan mentor friend, yang kedua
2
buddy friend, dan yang ketiga follower friend. Percaya pada saya, anda
harus memilih 3 teman ini. Anda tidak bisa mengikuti semua budaya
tersebut. Mengapa? Kalau anda mengikuti semuanya, maka anda akan
‘bokek’. Anda tahu ‘bokek’ kan? Alias uang anda habis. Berapapun
gajinya, anda tidak bisa menyimpan. Anda tidak bisa menabung karena
habis untuk mentraktir. Traktirnya tidak main-main pula. Traktirnya di
restoran mahal. Karena apa? Supaya derajat dan status anda terlihat.

“Gajinya aja kemarin gede, kerja kamu ‘kan di kantor keren seperti ini,
sekali makan di restoran seperti ini paling cuma habis berapa sih? Kita
‘kan cuma berlima, paling cuma habis 1 juta, 1,5 atau 2 juta. Masa’ gak
punya duit segitu?”. Coba anda bayangkan. Tetapi karena dia gengsi,
karena merasa ini demi teman, maka uang 2 juta harus melayang.
Padahal 2 juta itu kalau ditabung ke emas, anda sudah mendapatkan
beberapa butir gram. Beberapa butiran, bukan berapa gram. Lumayan
‘kan? Itu yang pertama.

2. Membuat seragam
Yang kedua, membuat seragam hanya untuk dipakai. Seragam di dalam
pertemanan itu maksudnya supaya terlihat kompak, terlihat keren, supaya
terlihat seperti komunitas, maka dibuatlah seragam. Kemana-mana
kompak. Ke kampus kompak, sampai kerja pun kompak. Sampai main-
main pun kompak. Menurut saya, harga sebuah pertemanan itu mahal
sekali.

Saya tahu, sekalipun anda ingin diterima di sebuah komunitas, menurut


saya ada cara-cara tertentu. Saya tahu bahwa resiko jika anda
mendengarkan video ini adalah anda akan kehilangan teman. I know that.
Bahkan mungkin satu per satu teman anda mulai meninggalkan anda.
Bahkan jika anda share hal ini ke teman baik anda, maka teman anda
akan tersinggung. “Jadi maksud lo apa? Maksud kamu apa mengata-
ngatai saya dengan video ini?”.

3
Tetapi sekali lagi saya katakan, uang yang anda hasilkan, gaji yang anda
hasilkan itu milik anda. Bukan milik teman anda. Saya ingin
memberitahu, itu milik anda. Dan anda dengan susah payah mendapatkan
gaji itu. Jangan dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang seperti ini.
Itulah poin yang kedua.

3. Budaya selamatan
Yang ketiga, budaya selamatan. Indonesia mempunyai budaya, dan salah
satu budayanya adalah selamatan. Terutama di daerah Jawa. Saya kira di
Indonesia ini budaya selamatan pasti ada dimanapun. Jadi ada budaya
tumpengan, atau ada banyak budaya lainnya dari Sabang sampai
Merauke. Budaya ini ada. Jadi yang saya tahu, budaya selamatan itu yang
paling penting ada 5 hal.

Yang pertama adalah anda memberikan selamatan/syukuran ketika


kelahiran anak. It’s OK. Ketika anak lahir, anda wajib memberikan kado
atau mengadakan syukuran sebagai rasa syukur karena anak telah lahir.
It’s OK.

Yang kedua adalah perkawinan. Itu wajib. Jadi mungkin anda


mengadakan pesta untuk merayakan perkawinan. It’s OK. Yang ketiga
rumah baru atau peresmian kantor baru. It’s OK. Yang keempat adalah
ketika kita wafat. Ketika kita meninggal. Jadi hal ini wajib. Dana untuk
anda dimakamkan dan sebagainya. Itu adalah hal yang menurut saya
paling penting. Jadi ada 4 selamatan yang paling penting.

Tetapi masalahnya, yang tidak penting itu terlalu banyak. Contohnya


selamatan naik kelas. Menurut saya, anak anda setiap tahun naik kelas.
Kemudian lulusan selesai ujian, ada syukuran lagi. Kemudian habis
menang lomba, syukuran lagi. Banyak sekali. Dan itu dilakukan setiap
anak anda selesai ujian. Tidak salah kalau anda mampu. Tetapi yang
menjadi masalahnya adalah anda yang penghasilannya pas-pasan, tetapi
dituntut untuk punya gaya hidup seperti ini. Mengikuti gaya hidup
4
mereka yang mampu. Akhirnya anda bokek lagi. Tonton video saya : “3
Alasan Mengapa Uang Anda Cepat Habis”. Kalau anda bokek dan
bokek terus seumur hidup, maka akhirnya yang paling konyol, biaya
selamatan saja harus pinjam. Hanya demi apa? Terlihat eksis di depan
teman-teman.

Menurut saya itu adalah budaya yang sangat


sangat tidak tepat.
Karena anda melakukannya hanya untuk terlihat eksis. Ingin terlihat
kaya, ingin terlihat mampu. Saya sudah sering mengatakan bahwa
menjadi kaya itu penting, tetapi terlihat kaya itu tidak penting. “Pak
Chandra tidak mengerti sih.. Nanti kalau saya selamatan seperti itu,
besok-besok dia juga akan selamatan. Dan kalau saya tidak nyumbang
jadinya gak enak. Saya tidak begini tidak enak”. Inilah mengapa harga
sebuah pertemanan di Indonesia itu mahal sekali. Karena itulah saya
mengatakan bahwa menjadi kaya itu penting, tetapi terlihat kaya itu
tidak penting. Itulah sebab mengapa banyak orang punya hutang banyak.
Kalau minta hutang cepat sekali, tetapi kalau menagih hutang setengah
mati.

Inilah yang sering terjadi di Indonesia. Mengapa menagih hutang bisa


sampai setengah mati? Karena budaya-budaya yang tidak penting. Anda
bisa mendapatkan teman, diakui oleh tetangga dan sebagainya, menurut
saya caranya itu sederhana. Yang terpenting anda menjalankan 5 poin
penting yang tadi sudah saya sampaikan. Itu sudah cukup. Kalau tidak
pun, tinggal bilang, “Minta doanya saja”. Selesai. Mengapa harus
memberikan ini, memberikan itu supaya terlihat kaya? I don’t think so.

Atau mungkin ketika tahun baru, contohnya ketika Idul Fitri atau Natalan
bagi yang Nasrani. Atau mungkin Imlek bagi yang Tiong Hoa. Apapun
istilahnya. Cukup itu saja. Anda tidak harus setiap bulan, bahkan setiap
minggu mengeluarkan dana yang akhirnya menguras isi kantong anda.
5
Lebih baik isi kantong anda alihkan ke aset. Minimal anda hari ini tidak
punya masalah finansial. Anda tidak perlu hutang sana hutang sini untuk
terlihat kaya, supaya terlihat eksis, supaya terlihat keren.

Buat apa anda tinggal di sebuah rumah, rumahnya masih ngontrak,


ngontraknya pun sampai kalaupun tidak tahu, tetapi setiap hari syukuran?
Setiap hari untuk membayar biaya pertemanan. Menurut saya, lebih baik
uangnya anda tabung, anda gunakan untuk cicil beli rumah. Menurut
saya itu lebih baik. Rumah milik sendiri, tidak hutang kiri kanan untuk
sebuah pertemanan. Dan kalau memang harus menyakitkan, anda harus
kehilangan teman, ya apa boleh buat? Karena ingat, saya mau berpesan
pada anda.

Apa sih ukuran untuk sebuah kata “TEMAN”?


Teman itu ada di saat suka maupun duka. Saya ulangi, suka maupun
duka. Bukan di saat suka saja. Kalau datang di saat suka, teman itu
banyak. Coba anda suruh datang untuk makan-makan. Yang datang bisa
sampai 2 kampung. Tetapi ketika anda sedang berduka, ketika anda
membutuhkan uang, ketika ada saudara anda sakit, ketika orang tua anda
sakit, siapa yang mau membantu? Dimana kata-kata “TEMAN” itu tadi?
Dimanakah harga sebuah pertemanan itu tadi? Dan kalau waktunya
menagih, aduh.. Minta ampun. “Kamu lupa ya? Dulu saya juga minjemin
kamu uang!”. Akhirnya masalah ini tidak akan pernah beres. Akhirnya
persahabatan menjadi rusak. Di socmed dimaki-maki. Buat apa? Gara-
gara apa?

‘Harga sebuah pertemanan’


Lebih baik anda mencicil dengan uang anda sendiri, miliki rumah sendiri.
Toh anak-anak anda sendiri. Kalaupun dengan tetangga kiri kanan anda
akhirnya bertengkar. Karena semakin banyak teman, maka semakin besar
cost’nya. Dan semakin besar harga yang harus anda bayar. Karena
6
menurut saya tidak ada yang gratis. Jadi artinya, anda harus siap
membayar harga. Jika anda tidak siap membayar harga, JANGAN.
Contohnya arisan ibu-ibu. Sudah jelas-jelas tidak mampu. Penghasilan
suami anda tidak mencukupi. Tetapi anda ingin terlihat eksis di antara
ibu-ibu keren. Ikut arisan, lalu akhirnya apa? Arisannya macet di tengah
jalan. Gak bisa bayar. Waktu ditagih, susah, menghilang dan sebagainya.
Hal ini juga sering terjadi. Ini memang salah. Harga sebuah pertemanan.
Oleh sebab itu saya berpesan.

Mengapa anda tidak mempunyai masalah ini ketika anda merantau?


Anda tidak punya masalah ini ketika anda bekerja di luar negeri.
Mengapa? Karena anda disana tidak mempunyai teman-teman dengan
budaya Indonesia ini tadi. Ketika anda bekerja disana, maka uang anda
bisa terkumpul. Itu bagus. Dan ketika pulang, uangnya habis lagi. Salah
satunya karena ongkos pulang. Banyak juga saya lihat di kolom
comment, para TKI/BMI yang pulang dan tertipu. Ada usaha yang
menjanjikan, tertipu. Akhirnya tertipu money game. Tertipu macam-
macam, tertipu penipuan. Tertipu usaha yang menjanjikan, akhirnya hasil
kerja kerasnya habis. Ini seringkali terjadi. Apalagi tentang ongkos-
ongkos seperti ini.

Pulang dari luar negeri dianggap kaya raya. “Horee, si A baru pulang.
Keren!”. Akhirnya yang mengaku teman itu banyak. Yang mengaku
saudara banyak. “Ayo dong bagi-bagi rezeki.. Adakan syukuran habis
pulang dari luar negeri”. Setelah syukuran, nanti RT sana minta syukuran
lagi. Nanti yang sana minta syukuran lagi. Kapan habisnya? Jadi sahabat
entrepreneur, pesan saya satu. Kembali ke video “3 Jenis Teman”.

Ingat, pesan saya cuma satu.


‘Uang hasil kerja keras anda adalah milik anda sendiri. Bukan milik
teman anda’. Bukan berarti saya mengatakan tidak boleh berteman.
Berteman itu boleh. Ada 3 jenis teman. Tetapi bijaklah dalam berteman.

7
Karena teman yang baik itu ada di saat suka maupun duka. Tetapi sangat
sulit ditemukan. Dan ukuran sebuah teman, jika anda ingin mengetahui
dia teman sejati atau bukan, pesan saya cuma satu. Sebelum anda
berurusan dengan uang, anda tidak bisa mengatakan dia teman sejati atau
bukan. Ukuran teman sejati itu ketika sudah berurusan dengan uang,
tetapi anda tetap bisa berteman dengan baik. Begitulah teman sejati.

Tetapi kalau sudah berurusan dengan uang dan akhirnya sikapnya


berubah, ini berarti dia bukan teman sejati. Percaya pada saya. Bagi saya
di dalam hidup ini, jangan habiskan uang anda untuk ongkos sebuah
pertemanan. Maka hasil kerja keras anda 5 tahun, 10 tahun bahkan 20
tahun akan sia-sia untuk hal-hal seperti ini.

Oke sahabat entrepreneur, demikian tips saya pada video kali ini.
Semoga anda dapat bijak dalam memilih teman, bijaklah dalam
berteman, dan temukan mentor friend yang lebih banyak di dalam hidup
anda. Niscaya hidup anda akan lebih maju.

Sukses untuk anda, jangan lupa subscribe, serta loncengnya diaktifkan.


Ada 2 video disini, silahkan anda tonton. Dan selalu salam hebat luar
biasa..!!

You might also like