You are on page 1of 11

Pengertian Meningitis

Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf
tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem
saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai
adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku.

Gejala Meningitis
Kasus meningitis harus ditangani secepatnya karena dianggap sebagai kondisi medis darurat.
Meningitis bisa menyebabkan septikemia dan ini bisa berujung pada kematian.
1. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Remaja dan Orang Dewasa
Jika Anda dicurigai mengidap meningitis bakterialis, Anda harus segera menghubungi rumah
sakit terdekat atau segera menuju ke rumah sakit secepatnya. Ada tanda-tanda awal yang
mungkin Anda lihat sebelum gejala-gejala yang lain muncul. Meningitis bakterialis memiliki
gejala yang muncul secara tiba-tiba dan bisa memburuk dengan cepat.
Jika terjadi demam tinggi disertai dengan pertanda awal di bawah ini, harap segera
menghubungi dokter atau langsung menuju rumah sakit terdekat. Sekali lagi, ini merupakan
kondisi medis darurat. Tanda-tanda awalnya adalah:
 Nyeri pada otot dan persendian, misalnya pada tangan dan kaki
 Tangan dan kaki akan kedinginan atau bahkan menggigil
 Kulit pucat atau muncul bintik-bintik merah yang tersebar
 Bibir terlihat biru
Gejala awal dari meningitis bakterialis sangat umum dan mirip dengan penyakit lain, di
antaranya sakit kepala parah, badan merasa tidak enak, mual, muntah-muntah.
Demam berarti suhu tubuh mencapai 38° Celcius atau lebih, hal ini bisa terjadi pada orang
dewasa dan anak-anak. Tanda demam lainnya adalah wajah akan terasa panas saat disentuh
dan kulit akan terlihat memerah.
Saat meningitis bakterialis bertambah parah, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa hal seperti
berikut ini:
 Bernapas cepat
 Bingung
 Mengantuk
 Leher kaku, meski hal ini jarang terjadi pada anak kecil
 Ruam merah terang yang tidak memudar atau berubah warna saat gelas ditekan di atas
ruam itu. Tapi gejala ini tidak selalu ada pada setiap orang
 Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
 Kejang-kejang
 Perlu diingat bahwa tanda dan gejala di penderita meningitis bisa berbeda-beda.
Sebagian besar hanya mengalami sebagian gejala-gejala di atas.

2. Gejala Meningitis Bakterialis Pada Anak Kecil dan Bayi


Anak kecil dan bayi memiliki gejala-gejala meningitis bakterialis berbeda. Ada kemungkinan
terjadi pembengkakan pada bagian ubun-ubun pada sebagian bayi yang mengidap meningitis.
Gejala-gejala yang mungkin terjadi di antaranya:
 Terus menerus menangis tanpa alasan
 Rewel dan tidak mau digendong
 Kehilangan selera makan
 Muntah-muntah
 Pucat dan muncul bintik-bintik merah
 Sangat mengantuk dan tidak ingin bangun
 Lunglai dan tidak responsif. Pergerakan yang kaku dan patah-patah
 Tatapan kosong
 Muncul benjolan pada fontanel (bagian lunak pada bagian atas dan belakang dari kepala
bayi)
 Refleks tidak normal
 Gejala Meningitis Virus
Gejala-gejala flu ringan akan muncul pada kebanyakan orang yang mengidap meningitis virus
seperti demam, sakit kepala serta badan merasa tidak sehat. Sedangkan gejala lain meningitis
virus pada bayi selain gejala di atas adalah hilangnya nafsu makan, mengantuk dan kesulitan
untuk bangun tidur, lesu, serta rewel.
Meningitis virus biasanya tidak berlanjut menjadi septikemia atau infeksi darah, berbeda halnya
dengan meningitis bakterialis yang berpotensi terjadi komplikasi. Tapi pada kasus yang lebih
parah, gejala-gejala meningitis virus dapat berupa:
 Diare
 Mual dan muntah-muntah
 Leher kaku
 Nyeri otot atau persendian
 Mata menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
 Gejala Meningitis Jamur
 Para penderita meningitis jamur bisa mengidap beberapa gejala umum sebagai berikut:
 Demam.
 Sakit kepala.
 Mual dan muntah.
 Leher kaku.
 Sensitif terhadap cahaya.
 Kebingungan.
 Gejala Meningitis Parasit

Pada fase awal, penderita meningitis parasit akan menunjukkan gejala yang sama seperti
meningitis jenis lainnya. Beberapa gejala meningitis parasit ketika sudah memasuki fase lanjut
adalah:
 Berkurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar.
 Gangguan keseimbangan.
 Kejang-kejang.
 Halusinasi.
Setelah gejala-gejala terlihat, meningitis parasit akan berkembang dengan cepat dan biasanya
menyebabkan kematian dalam waktu lima hari.

3. Gejala Meningitis Non-Infeksi


Gejala-gejala meningitis non-infeksi sering dirasakan secara mendadak oleh penderita.
Beberapa gejala yang biasa muncul mendadak tersebut adalah:
 Demam.
 Sakit kepala.
 Leher kaku.
 Mual dan muntah.
 Sensitif terhadap cahaya.
 Kebingungan.

Penyebab Meningitis
Seseorang terkena meningitis ketika terjadi peradangan pada meninges yang berfungsi sebagai
pelindung otak dan saraf tulang belakang. Meningitis disebabkan oleh lima faktor utama, yaitu
bakteri, virus, jamur, amuba dan beberapa penyakit serta kondisi.

1. Meningitis Akibat Bakteri


Jika dibagi berdasarkan usia penderita, maka bakteri penyebab meningitis bakterialis adalah:
 Bayi: Streptococcus grup B, Escherichia coli, Listeria monocytogenes.
 Balita dan anak-anak: Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus
influenzae tipe B.
 Remaja dan dewasa: Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae.
 Paruh baya dan lansia: Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Listeria
monocytogenes.

Neisseria meningitidis adalah penyebab paling umum meningitis bakterialis. Bakteri ini bisa
hidup di dalam hidung dan tenggorokan tanpa menyebabkan infeksi. Tapi, ada waktu di mana
bakteri ini bisa melawan dan mengalahkan sistem kekebalan tubuh manusia sehingga
mengakibatkan meningitis.
Pada umumnya, orang dewasa memiliki kekebalan terhadap Neisseria meningitidis. Bakteri ini
tidak bisa hidup lama di luar tubuh manusia. Bakteri ini biasanya menyebar melalui kontak
langsung atau dari jarak dekat, misalnya melalui batuk, bersin, atau berciuman.

Streptococcus pneumoniae juga bisa hidup di hidung dan tenggorokan manusia tanpa
menimbulkan infeksi. Tapi ketika sistem kekebalan tubuh manusia turun, bakteri ini bisa
menyerang dan menyebabkan meningitis. Bakteri ini lebih sering menyebabkan meningitis pada
bayi, yaitu pada saat sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Penyebab lainnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya pertama kali
menginfeksi organ pernapasan paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah dan
menginfeksi selaput pelindung otak.

2. Meningitis Akibat Virus


Virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah dan bergerak menuju
meninges atau selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang. Ketika telah sampai di
meninges, virus pun dapat menyebabkan radang atau meningitis.
Berikut ini adalah beberapa contoh virus yang dikenal bisa menyebabkan meningitis:
 Enteroviruses: biasanya menyebabkan infeksi perut
 Virus herpes simplex: menyebabkan herpes genital
 Virus cacar air
 Virus campak
 Virus influenza
 Virus penyakit gondong (Mumps)

3. Meningitis akibat Jamur


Meningitis jamur termasuk penyakit yang langka. Penyebab umum meningitis jamur
adalah Cryptococcus. Jamur tersebut akan menyebar dalam aliran darah dan masuk ke sumsum
tulang belakang.
4. Meningitis akibat Parasit
Meningitis parasit atau primary amebic meningoencephalitis yang biasanya disebabkan amuba
dan mematikan. Naegleria fowleri merupakan jenis amuba yang umumnya menjadi penyebab
meningitis parasit.

5. Meningitis Non-Infeksi
Meningitis jenis ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
 Kanker.
 Penyakit Lupus.
 Beberapa obat.
 Cedera kepala.
 Pembedahan otak.

Beberapa faktor bisa meningkatkan risiko seseorang terkena meningitis yaitu:


 Faktor keturunan.
 Tidak menerima vaksin meningitis atau imunisasi dasar saat masa kanak-kanak.
 Usia. Kebanyakan penderita meningitis virus adalah anak berusia di bawah lima tahun.
Sedangkan meningitis bakterialis umumnya menyerang seseorang berusia di bawah 20
tahun.
 Hidup dalam sebuah komunitas buatan, seperti asrama siswa atau mahasiswa dan
pangkalan militer, bisa meningkatkan risiko terinfeksi meningokokus.
 Kehamilan, bisa meningkatkan risiko terinfeksi bakteri listeria yang bisa menyebabkan
meningitis.
 Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Pria, lebih sering terjangkit meningitis dibandingkan wanita.
 Rentan terekspos serangga atau hewan pengerat.
 Bepergian atau tinggal di kawasan rawan meningitis, seperti kawasan sub-sahara
Afrika, Asia tenggara, dan Amerika Latin.

Pencegahan Meningitis
Meningitis adalah hasil dari infeksi yang menjalar. Bakteri atau virus yang menyebabkan
meningitis bisa tersebar melalui batuk, bersin, ciuman, atau berbagi peralatan. Beberapa
langkah awal untuk mencegah terjangkit meningitis adalah:
 Mencuci tangan
 Berlatih hidup higienis
 Pola hidup sehat
 Menutup mulut saat bersin atau batuk
 Jika sedang hamil, berhati-hati dalam memilih makanan
Banyak kasus meningitis virus dan bakteri bisa dicegah dengan berbagai macam vaksin.
Bicarakan dengan dokter jika Anda tidak yakin apakah vaksinasi Anda yang terbaru atau tidak.
Vaksin yang sudah tersedia antara lain:
 Vaksin MMR (campak, gondongan dan campak Jerman): Dapat diberikan pada umur 12
bulan, vaksin ulangan umur 5-7 tahun
 Vaksin pneumokokus (PCV): Usia di bawah 1 tahun diberikan setiap dua bulan sekali, di
atas dua tahun cukup diberikan sekali
 Vaksinasi DTaP/IPV/Hib: Perlindungan pada bakteri Hib, difteri, batuk, tetanus dan
virus polio

Pengobatan Meningitis
Orang yang dicurigai mengidap meningitis atau septikemia harus dibawa ke rumah sakit
secepatnya. Ini adalah kondisi serius dan darurat. Penanganannya tergantung kepada tipe
meningitis yang dimiliki.
1. Meningitis Akibat Bakteri
Perawatan di rumah sakit secepatnya diperlukan bagi pasien meningitis bakterialis. Bagi pasien
dengan meningitis yang sudah parah, penanganan mungkin dilakukan di Ruang Perawatan
Intensif atau ICU.
Infeksi bakteri ditangani dengan antibiotik. Obat ini diberikan melalui infus ke dalam pembuluh
darah di tangan. Jika antibiotik berhasil mengatasinya, maka hanya perlu menghabiskan waktu
sekitar seminggu di rumah sakit. Tapi jika kondisi yang terjadi sudah parah, mungkin harus
dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Penanganan mungkin juga akan meliputi pemberian oksigen, cairan infus dan steroid, atau obat
lain. Steroid diberikan untuk mengurangi inflamasi atau radang di otak. Dan perlu diingat
bahwa penyakit meningokokus (kombinasi meningitis dan septikemia) bisa menyebabkan
komplikasi jangka panjang.

2. Meningitis Akibat Virus


Kasus-kasus meningitis virus bisa terbagi menjadi dua, parah dan ringan. Di bawah ini adalah
bentuk-bentuk dari pengobatannya.
 Pengobatan meningitis virus ringan
Kebanyakan penderita meningitis virus tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penanganan di
rumah sendiri untuk mengatasi meningitis virus, antara lain:
 Obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala
 Obat anti emetik atau anti mual, agar tidak muntah-muntah
 Banyak istirahat
 Minum banyak cairan
 Dengan penanganan di atas, kebanyakan penderita dapat pulih dalam 1-2 minggu.

 Pengobatan meningitis virus parah


Jika gejala meningitis virus cukup parah dan perlu dirawat di rumah sakit, maka akan
diperlakukan sama seperti penanganan meningitis bakterialis, yaitu dengan memakai antibiotik.
Antibiotik akan ditarik jika diagnosis meningitis virus sudah dipastikan, tapi cairan infus akan
terus diberikan untuk membantu proses pemulihan tubuh.
Obat anti virus mungkin akan diberikan. Ini terjadi ketika kasus meningitis virus bertambah
parah pada seseorang yang dirawat di rumah sakit.
Cara Mengendalikan Infeksi Yang Terjadi
Risiko penyebaran kasus meningitis cukup rendah karena kebanyakan kasus meningitis
terisolasi. Untuk pencegahan agar tidak terinfeksi, satu dosis antibiotik bisa diberikan. Misalnya
antibiotik diberikan pada anak yang bermain dengan anak lain yang mengidap meningitis
bakterialis.

3. Meningitis Akibat Jamur


Meningitis jamur biasa diobati dengan pemberian obat-obatan anti jamur dosis tinggi. Biasanya
obat-obatan anti jamur tersebut diberikan pada penderita melalui infus. Lamanya pengobatan
biasanya tergantung dari kondisi sistem kekebalan tubuh penderita dan tipe jamur yang
menyebabkan infeksi.

4. Meningitis Akibat Parasit


Beberapa jenis obat-obatan terlihat efektif membasmi amuba Naegleria fowleri pada pengujian
di laboratorium. Namun keefektifan tersebut masih belum jelas, karena hampir semua infeksi
meningitis parasit berakhir fatal, bahkan bagi penderita yang sudah mendapatkan perawatan
medis.

5. Meningitis Non-Infeksi
Untuk menyembuhkan meningitis non-infeksi, dokter biasanya harus menentukan dulu kondisi
medis yang menyebabkan muncul meningitis. Kemudian baru diambil langkah-langkah untuk
menyembuhkan penyebab meningitis non-infeksi.

PEMULIHAN PASKA MENINGITIS


Bagi penderita meningitis perawatan harus dilakukan dengan rawat inap, meskipun pasien
meningitis sudah diijinkan pulang namun perjuangan melawan penyakit meningitis belum
selesai. Kerusakan yang ditimbulkan seperti tuli, emosi labil, epilepsy bahkan gangguan
penglihatan yang dapat bersifat permanen dapat terjadi sebagai hasil kerusakan otak.
Proses rehabilitasi adalah proses yang paling sulit karena proses rehabilitasi merupakan proses
penderita kembali ke kehidupan normal. Sekitar 3 dari 10 orang dalam kasus meningitis
memiliki masa rehabilitasi yang cepat namun sisanya adalah orang yang mengalami proses yang
sulit. Di sinilah dibutuhkan bantuan keluarga agar penderita dapat terus berjuang untuk
mendapatkan kesembuhan.
Pemulihan meningitis ditujukan bukan pada keadaan fisik seseorang namun lebih ke pada
emosional dan jiwa penderita karena penyakit meningitis merusak secara “psikologis”. Seperti
contohnya pada penderita meningitis yang mengalami kesulitan pendengaran akan merasa
terbeban karena secara psikologis dari keadaan normal hingga ke keadaan sulit mendengar
terkadang sulit diterima. Pemulihan pasca meningitis haruslah bersabar karena proses
pemulihan tidak berjalan dalam waktu minggu atau bulan namun menahun bahkan hingga 10
tahun pada penderita yang parah.
Selain bersabar pasca penderita meningitis harus bebas stress, meskipun dirasa tidak masuk
akal namun semakin pelaku rehabilitasi bebas dari stress maka proses pemulihan akan semakin
cepat dan akan meminimalisir kerusakan pasca meningitis, karena proses dan waktu akan
memberikan hasil yang terbaik. Janganlah mencoba untuk berusaha sembuh dalam waktu
cepat dengan cara yang salah, seperti mencoba pengobatan alternative yang terkadang kita
tidak mengetahui kebenarannya dan yang ditakutkan adalah bukan sembuh namun justru
memburuk.
Dalam proses pengobatan medis, antibiotik adalah metode yang digunakan dokter untuk
membunuh barang asing yang merusak membrane otak dan sumsum tulang belakang. Proses
pengobatan antibiotik juga memiliki efek samping yang membahayakan dalam waktu yang
lama, sehingga akan berakibat juga pada kehidupan pasien setelah dinyatakan bebas meningitis
meskipun masih ada kemungkinan orang menderita meningitis kembali untuk kedua kalinya.
Selain pemberian pengobatan, terapi oksigen juga dapat dilakukan pada penderita yang
mengalami kesulitan bernafas, hal ini juga dilakukan untuk mempercepat regerasi sel yang
rusak.
Yang paling dibutuhkan penderita meningitis adalah support dan semangat dari orang terdekat,
selain orang terdekat perhatian dokter dan perawat juga dibutuhkan karena setiap hari ada
interaksi antara pasien dan dokter. Dengan semangat hidup dan semangat dari lingkungan
maka proses rehabilitasi akan semakin cepat.

You might also like