Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Bimbingan Skripsi
Dosen pengampu: Abdullah Syafi’i, M.Pd.I
Oleh:
IIS ISNAENI SHOLIHAH
NIM:
15.01.0050
A. Latar Belakang
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada
rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut
sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini
mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Selain itu, berdasarkan hasil
penelitian/kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas tahun
1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang
masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk
TK di kelas I SD. Data angka mengulang kelas tahun 2001/2002 untuk kelas I
sebesar 10,85%, kelas II sebesar 6,68%, kelas III sebesar 5,48%, kelas IV sebesar
4,28, kelas V sebesar 2,92%, dan kelas IV sebesar 0,42%.Data tersebut
menggambarkan bahwa angka mengulang kelas pada kelas I dan II lebih tinggi
dari kelas lain.
Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk
menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah
masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk
meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,
bahasa, sosial emosional,konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-
nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara
optimal.
Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam
upaya pengembangan potensi anak 4 – 6 tahun. Upaya pengembangan tersebut
harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya
bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi,
menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan. Atas dasar hal tersebut di atas, maka kurikulum dikembangkan dan
disusun berdasarkan tahap perkembangan anak untuk mengembangkan seluruh
potensi anak.
Tingkat partisipasi masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan bagi anak usia
dini sangat rendah. Jika dibandingkan dengan Vietnam yang telah mencapai 43
persen, Filipina 27 persen, Thailand 86 persen, serta Malaysia 89 persen. Di
Indonesia pada tahun 2005-2006 hanya sekitar 10,10 persen dari total 28 juta anak
usia 0-6 tahun yang terserap dalam sekotr pendidikan.
Sebanyak 73 persen atau 20,4 juta anak belum mendapat pendidikan usia dini.
Sisanya, 27 persen atau 7,5 juta anak sudah mengenyam PAUD seperti membaca
dan berhitung yang dilakukan lembaga-lembaga nonformal, di antaranya
kelompok bermain dan tempat penitipan anak (TPA) (Media Indonesia, 10 Juli
2006).
Berdasarkan latar belakang yang terdapat diatas maka peneliti tertarik untuk
melekukan penelitian tentang “Pemberdayaan Anak Usia Dini Melalui Kelompok
Bermain (KOBER) Di Dusun Cibaregbeg Desa Wanajaya Kecamatan Kasokandel
Kabupaten Majalengka”.
B. Perumusan Masalah
Berpijak dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam hal ini adalah :
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas
tersebut, peneliti ini mempunyai tujuan dianataranya sebagai berikut :
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
D. Sistematika penulisan
A. Kajian Teori
B. Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pemberdayaan
1
Moeljarto Tjokrowinoto, Pembengunan Dilema dan Tantangan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2002), hlm. 45-47.
2
Ibid, hal. 45-47.
tak acuh dan enggan terhadap hasil-hasil pembangunan, yang pada
gilirannya dapat menurunkan harkat dan martabat manusia/masyarakat.
4
Setiana L, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005),
hlm.7.
5
Syafa’af Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Penerbit Widjaya, 1982), hlm. 21.
diantara sesama muslim.6 Dari itu muncul konsep ummah wahidah
sebagaimana definisi dalam al-Qur;an “kanannasu ummatan wahidah.”
Pada konsep ini dipandang bahwa umat islam yang mempunyai keyakinan
normatif yang sama dari konsep ini pula yang perlu diperhatikan adalah
kemaslahatan ummat dan keutuhan sosial.
B. Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Berfiki
D. Hipotesis
6
Roik dan Asyahabuddin, Nilai-nilai Dasar Islam Sebagai Modal Sosial dalamPengembangan
Masyarakat, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vo1. VI, (Yogyakarta: LPM UIN Sunan Kalijag, 2016,
hlm. 175.
7
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika
Aditima,2009), hal. 57.
8
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safi’e, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 41-42.