Professional Documents
Culture Documents
Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan
sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi.
Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu SK Mendiknas No.
107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010, sistem PJJ sudah
menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan menjadi pilihan bagi
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk pendidikan guru dan tenaga
kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan, terutama pendidikan tinggi,
untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.
Pada tahun 2010, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia mencapai 21,6%. Suatu
hasil yang menggembirakan, namun masih jauh dari pencapaian target nasional, yaitu 30% pada
tahun 2015. Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau menggunakan
teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan
berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan
kesempatan berkarir. Sifat masal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas
yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran (learning
outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran,
menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas ruang dan waktu.
Mengingat pentingnya program ini, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan
Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh. Panduan ini digunakan
oleh perguruan tinggi untuk penyusunan proposal pembukaan program dan pengelolaan
Pendidikan Jarak Jauh pada jenjang Pendidikan Tinggi.
2
Kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
penyusunan panduan ini. Kritik dan saran masih terbuka dan diharapkan masukan dari berbagai
pihak terkait guna penyempurnaan dan kelengkapan panduan ini.
Illah Sailah
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan
sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi.
Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Dengan karakteristik tersebut, sistem PJJ seringkali dianggap sebagai solusi terhadap berbagai
masalah pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pemerataan dan demokratisasi pendidikan,
serta perluasan akses terhadap pendidikan berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat lintas
ruang dan waktu. Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu
SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010,
sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk
pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan,
terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat besar dari
perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan akan
pendidikan secara massal dan luas. Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model
pendidikan jarak jauh yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa
saja melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.
Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau menggunakan
teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan
berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan
kesempatan berkarir. Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan kualitas
pendidikan bagi setiap orang. Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan
berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran
(learning outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi
pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas
ruang dan waktu.
Panduan ini berlaku bagi penyusunan proposal pembukaan program yang diselenggarakan dalam
bentuk Pendidikan Jarak Jauh pada jenjang Pendidikan Tinggi.
4
BAB II
I. 1. Pengertian
Beberapa istilah yang digunakan dalam konteks penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh
pada jenjang pendidikan tinggi sebagai berikut:
1. Program pendidikan jarak jauh pada jenjang pendidikan tinggi merupakan program yang
menerapkan proses pembelajaran secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai TIK.
2. Materi ajar PJJ adalah bahan ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam beragam
bentuk berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses belajar.
3. Belajar mandiri adalah proses belajar yang didasarkan pada inisiatif peserta didik dengan
bantuan minimal dari pihak lain
4. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh
pengelola PJJ untuk membantu kelancaran proses belajar peserta didik berupa pelayanan
akademik dan administrasi, maupun pribadi, berbasis TIK
5. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang dapat dilaksanakan secara tatap
muka maupun melalui pemanfaatan TIK
6. Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses
belajar peserta didik dalam bentuk tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK.
7. Evaluasi hasil belajar secara tatap muka adalah bentuk evaluasi yang dilakukan dengan
pengawasan langsung.
8. Evaluasi hasil belajar secara jarak jauh adalah evaluasi dengan atau tanpa pengawasan
langsung terhadap tugas yang dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri dan berbasis
TIK.
9. Praktik adalah latihan keterampilan penerapan teori dengan pengawasan langsung
menggunakan sarana dan prasarana yang memenuhi standar minimum.
10. Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan
antar fakta, yang mendukung capaian pembelajaran (learning outcomes) secara utuh
sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.
11. Pengalaman lapangan adalah tugas yang dilakukan dalam lingkungan kerja sesuai dengan
yang disyaratkan dalam kurikulum serta dilaksanakan dengan pengawasan langsung.
12. Unit sumber belajar adalah pendukung penyelenggaraan program PJJ yang berada di luar
kantor pusat, di daerah, dan atau di wilayah jangkauan.
13. Sistem pendidikan tinggi tatap muka adalah pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
proses pembelajaran melalui pertemuan langsung antara tenaga pendidik dengan peserta
didik.
14. E-learning adalah proses belajar dan pembelajaran yang memanfaatkan paket informasi
elektronik untuk kepentingan pembelajaran dan pendidikan, yang diakses oleh peserta
didik, kapan saja dan dimana saja berbasis TIK
5
II. 2 Prinsip Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh
Penyelenggaraan program PJJ dilandasi pada prinsip pendidikan terbuka dan pendidikan jarak
jauh. Pendidikan terbuka mencerminkan derajat kebebasan dalam penyelenggaraan pendidikan
oleh suatu institusi pendidikan. Misalnya, terbuka bagi siapa saja untuk menjadi peserta didik,
terbuka bagi peserta didik mengambil program studi apa saja atau mata kuliah apa saja yang
diminati, terbuka bagi peserta didik untuk belajar melalui cara dan strategi yang beragam,
terbuka bagi peserta didik untuk ujian dalam beragam bentuk kapan saja dibutuhkan.
Keterbukaan yang disediakan oleh institusi penyelenggara pendidikan ini menyediakan
keluwesan belajar bagi peserta didik, dalam berbagai derajat intensitas.
II.3.a Akses
Keinginan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan telah menjadi pemicu utama untuk
menyelenggarakan sistem PJJ. Berdasarkan paradigma akses ini, sistem PJJ menerapkan prinsip
industrialisasi yaitu sifat pendidikan yang massal untuk mencapai keuntungan ekonomis. Secara
khusus, perkembangan TIK yang pesat mendukung sistem PJJ sebagai sistem pendidikan
fleksibel yang dapat meningkatkan keterbukaan pendidikan, meminimalkan keterbatasan waktu,
tempat, dan kendala ekonomi maupun demografi seseorang untuk memperoleh pendidikan.
Isu pemerataan juga telah memunculkan adanya tuntutan sistem pendidikan tinggi model
supermarket, yang sangat terbuka, sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pembeli, dan sangat
fleksibel untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik maupun pemangku kepentingan.
6
II.3.c Kualitas
Berdasarkan karakteristik proses pembelajaran yang terjadi dalam sistem PJJ, kurikulum, materi
ajar, proses pembelajaran, dan bahan ujian biasanya dikemas dalam bentuk standar untuk
didistribusikan lintas ruang dan waktu dengan menggunakan berbagai TIK.
Untuk mendukung pencapaian kualitas yang standar, program PJJ sangat tergantung pada
pemanfaatan fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi. Dengan demikian,
tenaga pengajar yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk konsorsium
untuk menjadi pengembang materi ajar dan bahan ujian. Materi ajar dan bahan ujian kemudian
dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air. Hal ini menjamin terjadinya
pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas lintas ruang, waktu, dan kondisi
sosioekonomi.
Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan program PJJ diharapkan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurikulum,
materi ajar, proses pembelajaran, instrumen dan sistem evaluasi,
b. berbasis TIK,
c. memanfaatkan sistem penyampaian pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
d. menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasis TIK dengan memungkinkan
kesempatan tatap muka,
e. mengembangkan dan membina tingkat kemandirian dan softskills peserta didik,
f. menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik, bantuan
belajar peserta didik, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan peserta didik,
akses dan infrastruktur).
7
Penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh secara bersama oleh beberapa perguruan
tinggi untuk program studi/mata kuliah yang sama, sehingga terjadi pengakuan kredit
oleh beberapa perguruan tinggi secara bersama, dan memungkinkan alih kredit.
Sistem PJJ yang sangat intensif memanfaatkan TIK untuk berbagai kegiatan pendidikan dan
pembelajaran, meliputi: penyusunan, penggandaan dan distribusi/pengunggahan materi ajar,
proses pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, dan ujian (atau e-learning);
dan administrasi serta registrasi tanpa mengesampingkan pembelajaran dan pelayanan tatap
muka dikenal dengan nama sistem pembelajaran terpadu (hybrid/blended learning).
Penyelenggaraan program PJJ dilaksanakan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dengan mengutamakan hal berikut:
1. Penggunaan berbagai media komunikasi, antara lain media cetak, elektronik, dan bentuk-
bentuk media komunikasi lain yang dimungkinkan oleh perkembangan teknologi untuk
menggantikan pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis TIK,
meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas;
2. Penggunaan sistem penyampaian pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya
terpisah;
3. Penggunaan metode pembelajaran interaktif berdasarkan konsep belajar mandiri, terstruktur,
dan terbimbing yang menggunakan berbagai sumber belajar dan dengan dukungan bantuan
belajar serta fasilitas pembelajaran;
4. Menjadikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan daripada
pendidik.
8
II. 6. Ragam Proses Pembelajaran dalam Program Studi Jarak Jauh
1. Belajar mandiri: proses pembelajaran yang diinisiasi oleh peserta didik dalam periode
tertentu. Dosen menyiapkan beragam tugas dan pemicu yang dapat membantu peserta
didik belajar secara mandiri.
2. Belajar terbimbing/terstruktur: proses pembelajaran yang disediakan oleh perguruan
tinggi untuk membantu proses belajar peserta didik dalam bentuk tutorial tatap muka dan
tutorial elektronik. dengan mengandalkan bimbingan dosen/tutor secara langsung
maupun virtual, secara residensial maupun non-residensial.
a. Tutorial tatap muka: proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan
mempersyaratkan adanya tutorial/pembimbingan tatap muka langsung (atau
termediasi sinkron) kepada peserta didik untuk beragam mata kuliah.
b. Tutorial elektronik: proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dengan
mempersyaratkan adanya interaksi peserta didik dengan dosen/tutor, atau peserta
didik dengan peserta didik yang termediasi oleh media berbasis TIK.
c. Bantuan lainnya (koresponden, telepon, dan faksimile)
9
berlaku untuk jenjang Strata 1, dengan beban 144 – 160 SKS. Untuk jenjang pendidikan
lainnya, masa studi disesuaikan.
II.7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
UMUM
a. Pembukaan/perubahan program PJJ memperhatikan keadaan lingkungan yaitu
penyelenggaraan program pendidikan oleh perguruan tinggi lain sekitarnya atau di
wilayah jangkauan sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat antar perguruan
tinggi.
b. Adanya kebutuhan nyata dan prospek pekerjaan yang nyata bagi lulusan program PJJ
tersebut sehingga tidak menimbulkan penganggur baru (didukung dengan data
survei).
10
c. Pembukaan program PJJ tidak akan menimbulkan pergesekan internal di dalam
perguruan tinggi yang dapat menurunkan mutu kinerjanya, karena adanya kompetisi
dalam pemanfaatan sumber daya.
d. Kepastian bahwa dengan program PJJ tersebut tidak mengakibatkan beban tambahan
bagi pemerintah (secara finansial) dan misi utama perguruan tinggi tersebut masih
tetap tertangani dengan baik.
e. Agar tidak terjadi kelebihan pasok lulusan, maka program PJJ yang diusulkan dapat
ditutup dan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan kemampuan
melakukan relokasi sumberdaya perguruan tinggi.
f. Program PJJ dapat menjanjikan peningkatan pemanfaatan sumberdaya pendidikan
tinggi yang ada dan meningkatkan layanan penyelenggaraan pendidikan tinggi.
KHUSUS
Program pendidikan jarak jauh diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memenuhi
persyaratan:
a. Mempunyai sumber daya yang secara khusus disiapkan untuk merancang, menyusun,
memproduksi, dan menyebarluaskan seluruh materi ajar yang diperlukan untuk
memenuhi capaian pembelajaran.
b. Mempunyai sumber daya khusus untuk memutakhirkan secara berkala setiap materi
ajar yang diproduksi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni;
c. Memiliki sumber daya khusus yang proporsional untuk menyelenggarakan interaksi
antara rombongan belajar mahasiswa dengan dosen/tutor secara intensif, baik melalui
tatap muka, telewicara, surat menyurat elektronik, maupun bentuk-bentuk interaksi
jarak jauh yang sinkron dan asinkron lainnya, sehingga mampu menjaga kualitas
proses pembelajaran.
d. Mempunyai sumber daya khusus untuk menyediakan fasilitas praktik/
praktikum/pengalaman lapangan dan/atau akses bagi mahasiswa untuk melaksanakan
praktik/praktikum/pengalaman lapangan sesuai dengan capaian pembelajaran yang
dipersyaratkan.
e. Mempunyai sumber daya khusus untuk melakukan evaluasi hasil belajar secara
terprogram dan berkala minimal 2 (dua) kali per semester.
f. Mampu menyediakan sumber daya khusus dengan bidang keahlian manajemen PJJ
dan pembelajaran jarak jauh.
g. Mempunyai sumber daya khusus untuk mengorganisasikan unit sumber belajar yang
bertujuan memberikan layanan teknis dan akademis secara intensif kepada
mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran jarak jauh
h. Sudah mempunyai ijin penyelenggaraan program studi secara tatap muka dalam
bidang studi yang sama yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN - PT) dengan minimal nilai B;
i. Bekerjasama dengan lembaga, PT, institusi, dunia industri, atau pihak lain untuk
bidang akademik atau non akademik di dalam dan luar negeri untuk memfasilitasi
peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan program dan materi ajar,
pemberian layanan bantuan belajar, layanan perpustakaan dan pelaksanaan
11
praktikum dan pengalaman lapangan, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
secara jarak jauh.
2. Usulan program PJJ disampaikan dalam bentuk kajian kelayakan akademik dan administratif
atau disebut sebagai Naskah Akademik Program Studi yang sudah dilengkapi dengan
lampirannya.
I. Pendahuluan
d. Bagaimana posisi program PJJ di dalam Gambaran hubungan antara program PJJ
perguruan tinggi (internal)? dan program pendidikan tatap muka, dan
program pendidikan lainnya. Mengapa perlu
dikembangkan program PJJ?
masukan/pendapatan)? lainnya.
b. Profil (kompetensi) lulusan PJJ yang Penjelasan bahwa lulusan program PJJ akan
diharapkan mengisi kekosongan jenjang kompetensi yang
khusus dalam pasar kerja.
d. Rujukan program PJJ yang digunakan Penjelasan tentang rujukan standar maupun
rujukan program (dalam dan luar negeri)
yang digunakan.
13
No. Faktor Catatan
i. Ragam evaluasi hasil belajar dan Evaluasi hasil belajar harus mencerminkan
strategi pelaksanaannya. tingkat kematangan dan kemampuan
mahasiswa melalui mekanisme ujian
komprehensif (pentahapan).Jelaskan ragam
evaluasi hasil ragam belajar yang digunakan
dan strategi pelaksanaannya.?
j. Ragam layanan bantuan belajar yang Jenis, akses, biaya layanan bantuan belajar
disediakan dan strategi pemanfaatannya. untuk peserta didik dan tenaga pendidik serta
pemanfaatannya dalam pembelajaran?
Sistem Pendukung
a. Sumber Daya Manusia
1) Perancang Program Siapa saja, status tetap/tidak tetap,
14
No. Faktor Catatan
V. Manajemen
a. Organisasi
1) Organisasi PT dan program PJJ Siapa tim program PJJ? Bagaimana
di pusat hubungannya dengan organisasi PT yang
sekarang? Bagaimana keterkaitan dengan
unit sumber belajar di wilayah jangkauan?
2) Unit sumber belajar Adakah unit sumber belajar program PJJ?
Dimana saja? Bagaimana tatanannya dalam
organisasi PT?
3) Kebijakan tentang program PJJ Dalam renstra atau renop, apakah program
program PJJ sudah masuk sebagai program
kerja?Apa saja kebijakan pendukung untuk
program PJJ?
b. Pendanaan Program Studi
1) Dana investasi Berapa besar investasi yang disediakan?
Dari mana sumbernya?
16
No. Faktor Catatan
2) Lampiran
Dokumen studi kelayakan ini dilampiri pula dengan :
1. Kurikulum dan silabus;
2. Daftar dosen beserta mata kuliah yang diampu dan photocopy ijazah S2 dan yang
lebih tinggi (dari setiap dosen) serta ijin perbantuan bagi dosen dari PT lain atau
instansi lain;
3. Daftar tutor beserta mata kuliah dan lokasi geografis, dan photocopy ijasah S1 atau
yang lebih tinggi, serta kesediaan surat menjadi tutor (dari setiap tutor).
4. Daftar riwayat hidup dosen dan tutor;
5. Surat kesediaan mengajar/membina program studi;
6. Daftar tenaga Administrasi & Penunjang Akademik;
7. Daftar Sarana & Prasarana: Kampus Induk; Unit di wilayah jangkauan, Ruang
Dosen; Ruang Seminar; Laboratorium; Perpustakaan; Fasilitas dan infrastruktur
TIK, Perlengkapan pendukung proses pembelajaran, Daftar buku/dokumen yang
mendukung dll.
8. Daftar fasilitas fisik pendukung yang dimanfaatkan berdasarkan asas pemanfaatan
bersama: Ruang administrasi; Ruang rapat/pertemuan; Ruang fasilitas umum
pendukung lainnya; Peralatan pendukung administrasi; kendaraan; asrama, dll.
9. Dokumen-dokumen pendukung lainnya, seperti perjanjian kerjasam/MOU,
rekomendasi dan lain-lain, Rencana Strategis, Dokumen Penjaminan Mutu.
Seluruh dokumen disampaikan dalam bentuk hardcopy dan softcopy masing-masing
sebanyak 1 (satu) eksemplar.
3) Permohonan usulan program PJJ oleh PT pemrakarsa disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional melalui Direktur
Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
4) Selama proses review/penilaian masih berjalan, program PJJ tidak diperkenankan
menerima peserta didik.
5) Ijin penyelenggaraan program PJJ dapat diberikan setelah pemrakarsa membuat "Surat
Pernyataan" kesanggupan untuk menanggung segala akibat yang ditimbulkan bilamana
setelah dievaluasi sesuai rubrik terlampir ternyata program PJJ tersebut dianggap tidak
layak untuk dilanjutkan operasinya.
6) Ijin penyelenggaraan yang diberikan akan dievaluasi setelah 2 (dua) tahun untuk
mengetahui kelayakan penyelenggaraaanya dengan kemungkinan:
a. Program PJJ layak untuk diteruskan penyelenggaraaannya
b. Penyelenggaraan Program PJJ harus dihentikan dengan segala konsekuensinya
ditanggung oleh pemrakarsa.
18
Jakarta, Juni 2011
Tim Pengembang Model Pembelajaran Jarak Jauh
1. Paulina Pannen
2. Dina Mustafa
3. I.N. Baskara
4. Gatot F. Hertono
5. Hari Wibawanto
6. Edi Satriyanto
19