You are on page 1of 19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI


DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
1
TAHUN 2011
Kata Pengantar

Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan
sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi.
Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu SK Mendiknas No.
107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010, sistem PJJ sudah
menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan menjadi pilihan bagi
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk pendidikan guru dan tenaga
kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan, terutama pendidikan tinggi,
untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.

Pada tahun 2010, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia mencapai 21,6%. Suatu
hasil yang menggembirakan, namun masih jauh dari pencapaian target nasional, yaitu 30% pada
tahun 2015. Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau menggunakan
teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan
berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan
kesempatan berkarir. Sifat masal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas
yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran (learning
outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran,
menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas ruang dan waktu.

Mengingat pentingnya program ini, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan
Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh. Panduan ini digunakan
oleh perguruan tinggi untuk penyusunan proposal pembukaan program dan pengelolaan
Pendidikan Jarak Jauh pada jenjang Pendidikan Tinggi.

2
Kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
penyusunan panduan ini. Kritik dan saran masih terbuka dan diharapkan masukan dari berbagai
pihak terkait guna penyempurnaan dan kelengkapan panduan ini.

Jakarta, Juni 2011

Illah Sailah
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan

3
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan
sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi.
Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Dengan karakteristik tersebut, sistem PJJ seringkali dianggap sebagai solusi terhadap berbagai
masalah pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pemerataan dan demokratisasi pendidikan,
serta perluasan akses terhadap pendidikan berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat lintas
ruang dan waktu. Melalui berbagai perangkat hukum yang telah dikeluarkan pemerintah, yaitu
SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No. 20/2003, PP 17/2010, dan juga PP 66/2010,
sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk
pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan,
terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.

Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat besar dari
perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan akan
pendidikan secara massal dan luas. Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model
pendidikan jarak jauh yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa
saja melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.

Dalam PP 17/2010 pasal 118 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan
meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) , dan/atau menggunakan
teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan
berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan
kesempatan berkarir. Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan kualitas
pendidikan bagi setiap orang. Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan
berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran
(learning outcomes), materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi
pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas
ruang dan waktu.

Panduan ini berlaku bagi penyusunan proposal pembukaan program yang diselenggarakan dalam
bentuk Pendidikan Jarak Jauh pada jenjang Pendidikan Tinggi.

4
BAB II

Ruang Lingkup dan Prinsip-Prinsip dalam Penyelenggaraan


Program Pendidikan Jarak Jauh

I. 1. Pengertian
Beberapa istilah yang digunakan dalam konteks penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh
pada jenjang pendidikan tinggi sebagai berikut:

1. Program pendidikan jarak jauh pada jenjang pendidikan tinggi merupakan program yang
menerapkan proses pembelajaran secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai TIK.
2. Materi ajar PJJ adalah bahan ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam beragam
bentuk berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses belajar.
3. Belajar mandiri adalah proses belajar yang didasarkan pada inisiatif peserta didik dengan
bantuan minimal dari pihak lain
4. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh
pengelola PJJ untuk membantu kelancaran proses belajar peserta didik berupa pelayanan
akademik dan administrasi, maupun pribadi, berbasis TIK
5. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang dapat dilaksanakan secara tatap
muka maupun melalui pemanfaatan TIK
6. Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses
belajar peserta didik dalam bentuk tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK.
7. Evaluasi hasil belajar secara tatap muka adalah bentuk evaluasi yang dilakukan dengan
pengawasan langsung.
8. Evaluasi hasil belajar secara jarak jauh adalah evaluasi dengan atau tanpa pengawasan
langsung terhadap tugas yang dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri dan berbasis
TIK.
9. Praktik adalah latihan keterampilan penerapan teori dengan pengawasan langsung
menggunakan sarana dan prasarana yang memenuhi standar minimum.
10. Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan
antar fakta, yang mendukung capaian pembelajaran (learning outcomes) secara utuh
sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.
11. Pengalaman lapangan adalah tugas yang dilakukan dalam lingkungan kerja sesuai dengan
yang disyaratkan dalam kurikulum serta dilaksanakan dengan pengawasan langsung.
12. Unit sumber belajar adalah pendukung penyelenggaraan program PJJ yang berada di luar
kantor pusat, di daerah, dan atau di wilayah jangkauan.
13. Sistem pendidikan tinggi tatap muka adalah pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
proses pembelajaran melalui pertemuan langsung antara tenaga pendidik dengan peserta
didik.
14. E-learning adalah proses belajar dan pembelajaran yang memanfaatkan paket informasi
elektronik untuk kepentingan pembelajaran dan pendidikan, yang diakses oleh peserta
didik, kapan saja dan dimana saja berbasis TIK

5
II. 2 Prinsip Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh

Penyelenggaraan program PJJ dilandasi pada prinsip pendidikan terbuka dan pendidikan jarak
jauh. Pendidikan terbuka mencerminkan derajat kebebasan dalam penyelenggaraan pendidikan
oleh suatu institusi pendidikan. Misalnya, terbuka bagi siapa saja untuk menjadi peserta didik,
terbuka bagi peserta didik mengambil program studi apa saja atau mata kuliah apa saja yang
diminati, terbuka bagi peserta didik untuk belajar melalui cara dan strategi yang beragam,
terbuka bagi peserta didik untuk ujian dalam beragam bentuk kapan saja dibutuhkan.
Keterbukaan yang disediakan oleh institusi penyelenggara pendidikan ini menyediakan
keluwesan belajar bagi peserta didik, dalam berbagai derajat intensitas.

Pendidikan Jarak Jauh dicirikan oleh:


1. Keterpisahan geografis antara pendidik (dosen) dan peserta didik;
2. Keberagaman jalur komunikasi dan interaksi sinkron maupun asinkron antara peserta didik
dengan peserta didik, dengan dosen, dengan sumber belajar lainnya;
3. Pemanfaatan beragam media pembelajaran untuk menyampaikan pembelajaran,
4. Ketersediaan beragam layanan bantuan belajar bagi peserta didik;
5. Pengorganisasian proses pendidikan dalam satu institusi.
Pendidikan jarak jauh dilandasi pada pendidikan terbuka, sehingga menyediakan keluwesan
belajar bagi peserta didik lintas ruang dan waktu.

II. 3. Prinsip Penyelengaraan PJJ


Secara umum, prinsip dalam penyelenggaraan PJJ meliputi akses, pemerataan, dan kualitas.

II.3.a Akses
Keinginan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan telah menjadi pemicu utama untuk
menyelenggarakan sistem PJJ. Berdasarkan paradigma akses ini, sistem PJJ menerapkan prinsip
industrialisasi yaitu sifat pendidikan yang massal untuk mencapai keuntungan ekonomis. Secara
khusus, perkembangan TIK yang pesat mendukung sistem PJJ sebagai sistem pendidikan
fleksibel yang dapat meningkatkan keterbukaan pendidikan, meminimalkan keterbatasan waktu,
tempat, dan kendala ekonomi maupun demografi seseorang untuk memperoleh pendidikan.

II. 3.b Pemerataan


Isu pemerataan dilandaskan pada keadilan dan kesamaan hak untuk memperoleh kesempatan
berpartisipasi dalam proses pendidikan, bagi siapa saja tanpa batasan kendala apapun.
Karakteristik sistem PJJ yang fleksibel lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi dalam membuka
akses terhadap pendidikan menyebabkan sistem PJJ menarik bagi banyak kalangan. Melalui
sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan
keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir.

Isu pemerataan juga telah memunculkan adanya tuntutan sistem pendidikan tinggi model
supermarket, yang sangat terbuka, sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pembeli, dan sangat
fleksibel untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik maupun pemangku kepentingan.

6
II.3.c Kualitas
Berdasarkan karakteristik proses pembelajaran yang terjadi dalam sistem PJJ, kurikulum, materi
ajar, proses pembelajaran, dan bahan ujian biasanya dikemas dalam bentuk standar untuk
didistribusikan lintas ruang dan waktu dengan menggunakan berbagai TIK.

Untuk mendukung pencapaian kualitas yang standar, program PJJ sangat tergantung pada
pemanfaatan fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi. Dengan demikian,
tenaga pengajar yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk konsorsium
untuk menjadi pengembang materi ajar dan bahan ujian. Materi ajar dan bahan ujian kemudian
dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air. Hal ini menjamin terjadinya
pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas lintas ruang, waktu, dan kondisi
sosioekonomi.

Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan program PJJ diharapkan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan kurikulum,
materi ajar, proses pembelajaran, instrumen dan sistem evaluasi,
b. berbasis TIK,
c. memanfaatkan sistem penyampaian pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
d. menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasis TIK dengan memungkinkan
kesempatan tatap muka,
e. mengembangkan dan membina tingkat kemandirian dan softskills peserta didik,
f. menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik, bantuan
belajar peserta didik, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan peserta didik,
akses dan infrastruktur).

II. 4. Ragam Program Pendidikan Jarak Jauh


1. Modus Tunggal: berbentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan program
pendidikan hanya dengan moda jarak jauh. Semua proses pembelajaran di semua mata
kuliah dan semua program pendidikan diselenggarakan hanya dengan modus jarak jauh.
Modus ini hanya diperuntukkan bagi Universitas Terbuka.
2. Modus Ganda: berbentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan
baik secara tatap muka maupun jarak jauh. Proses pembelajaran diselenggarakan baik
secara tatap muka dan atau dengan modus jarak jauh. Modus ganda ini seringkali dikenal
dengan nama “dual mode”.
a. Modus Ganda Paralel: satu program pendidikan secara utuh ditransformasikan ke
dalam penyelenggaraan modus jarak jauh, sementara penyelenggaraan program
pendidikan secara tatap muka masih tetap diselenggarakan oleh PT pada saat
bersamaan
b. Modus Ganda Kombinasi: satu program pendidikan mentransformasikan
beberapa mata kuliahnya ke dalam penyelenggaraan modus jarak jauh, sementara
mata kuliah lain masih tetap diselenggarakan melalui modus tatap muka.
3. Modus konsorsium: berbentuk jejaring kerjasama penyelenggaraan pendidikan jarak jauh
lintas satuan pendidikan dengan lingkup wilayah nasional dan/atau internasional.

7
Penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh secara bersama oleh beberapa perguruan
tinggi untuk program studi/mata kuliah yang sama, sehingga terjadi pengakuan kredit
oleh beberapa perguruan tinggi secara bersama, dan memungkinkan alih kredit.

Sistem PJJ yang sangat intensif memanfaatkan TIK untuk berbagai kegiatan pendidikan dan
pembelajaran, meliputi: penyusunan, penggandaan dan distribusi/pengunggahan materi ajar,
proses pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, dan ujian (atau e-learning);
dan administrasi serta registrasi tanpa mengesampingkan pembelajaran dan pelayanan tatap
muka dikenal dengan nama sistem pembelajaran terpadu (hybrid/blended learning).

Penyelenggaraan program PJJ dilaksanakan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dengan mengutamakan hal berikut:
1. Penggunaan berbagai media komunikasi, antara lain media cetak, elektronik, dan bentuk-
bentuk media komunikasi lain yang dimungkinkan oleh perkembangan teknologi untuk
menggantikan pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis TIK,
meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas;
2. Penggunaan sistem penyampaian pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya
terpisah;
3. Penggunaan metode pembelajaran interaktif berdasarkan konsep belajar mandiri, terstruktur,
dan terbimbing yang menggunakan berbagai sumber belajar dan dengan dukungan bantuan
belajar serta fasilitas pembelajaran;
4. Menjadikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan daripada
pendidik.

II.5. Kurikulum Program Pendidikan Jarak Jauh


1. PJJ dapat diselenggarakan dengan lingkup mata pelajaran atau mata kuliah, program
studi, atau satuan pendidikan.
2. Kurikulum program PJJ memiliki beban studi dan ruang lingkup yang sama dengan
kurikulum program studi yang diselenggarakan dengan modus tatap muka, namun
memberikan keluwesan belajar bagi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan kesamaan
capaian pembelajaran (learning outcomes) untuk setiap mata kuliah/mata pelajaran atau
program studi.
3. Profil dan capaian pembelajaran lulusan program PJJ adalah sama dengan profil dan
capaian pembelajaran lulusan program pendidikan tatap muka yang sesuai.
4. Proses pembelajaran jarak jauh dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan TIK
termasuk layanan akademik yang diberikan dosen/tutor sehingga memotivasi peserta
didik untuk belajar dengan memanfaatkan beragam sumber belajar secara terintegrasi.
5. Evaluasi hasil belajar harus dapat mencerminkan tingkat kemampuan peserta didik
melalui mekanisme ujian secara tatap muka atau secara jarak jauh dengan pengawasan
langsung.

8
II. 6. Ragam Proses Pembelajaran dalam Program Studi Jarak Jauh
1. Belajar mandiri: proses pembelajaran yang diinisiasi oleh peserta didik dalam periode
tertentu. Dosen menyiapkan beragam tugas dan pemicu yang dapat membantu peserta
didik belajar secara mandiri.
2. Belajar terbimbing/terstruktur: proses pembelajaran yang disediakan oleh perguruan
tinggi untuk membantu proses belajar peserta didik dalam bentuk tutorial tatap muka dan
tutorial elektronik. dengan mengandalkan bimbingan dosen/tutor secara langsung
maupun virtual, secara residensial maupun non-residensial.
a. Tutorial tatap muka: proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan
mempersyaratkan adanya tutorial/pembimbingan tatap muka langsung (atau
termediasi sinkron) kepada peserta didik untuk beragam mata kuliah.
b. Tutorial elektronik: proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dengan
mempersyaratkan adanya interaksi peserta didik dengan dosen/tutor, atau peserta
didik dengan peserta didik yang termediasi oleh media berbasis TIK.
c. Bantuan lainnya (koresponden, telepon, dan faksimile)

Belajar terbimbing dapat diselenggarakan secara residensial maupun non residensial.


Residensial merupakan proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dengan:
a. Mempersyaratkan adanya masa residensial peserta didik PJJ untuk belajar di kampus
dalam periode tertentu untuk satu program studi atau untuk setiap mata kuliah;
b. Melaksanakan belajar terbimbing dalam beragam bentuk (tutorial tatap muka
langsung, tutorial elektronik, dan lain-lain);
c. Memberikan pembinaan dan pengembangan karakter serta sosialisasi dengan
kehidupan kampus;
d. Memberikan kesempatan untuk memanfaatkan beragam fasilitas praktek/praktikum
di kampus;
e. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang tugas-tugas dengan kelompok
peserta didik dan dosen.

II.6. Ragam Persyaratan Lama Studi Program PJJ


Program PJJ bersifat fleksibel artinya, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan kecepatan belajarnya. Hal ini, menjadikan PJJ dapat diikuti oleh peserta didik
secara fleksibel dalam hal masa studi. Hal yang perlu diperhatikan dalam persyaratan lama studi
program PJJ adalah:
1. Cuti akademik
Sistem PJJ dapat memberikan fleksibilitas peserta didik aktif dan non aktif secara lebih
leluasa daripada program tatap muka.
2. Penyelesaian studi
Sistem PJJ menggunakan sistem SKS untuk penentuan beban studi peserta didik yang
akan berpengaruh pada masa studi. Dalam satu periode penyelenggaraan PJJ, beban studi
rata-rata 15 SKS. Dengan demikian, masa studi dapat ditempuh paling cepat 10 semester,
dan diharapkan dapat diselesaikan selambat-lambatnya dalam 20 semester. Hal ini

9
berlaku untuk jenjang Strata 1, dengan beban 144 – 160 SKS. Untuk jenjang pendidikan
lainnya, masa studi disesuaikan.
II.7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Model proses pembelajaran jarak jauh yang


mengkombinasikan pembelajaran dengan
menggunakan TIK serta beragam sistem
penyampaian disebut sebagai model
pembelajaran terpadu (hybrid/blended),
sebagaimana tampak dalam gambar 1.

Dalam sistem pendidikan tatap muka,


pembelajaran tatap muka menggunakan modus
utama perkuliahan tatap muka sebagai bentuk
belajar terbimbing, sedangkan pemanfaatan TIK
sebagai bentuk belajar mandiri hanya
memperkaya dan membantu proses pembelajaran (panah terputus). Sementara itu, dalam sistem
PJJ, pembelajaran jarak jauh mengandalkan modus utama pemanfaatan TIK sebagai bentuk
belajar mandiri, dan pertemuan tatap muka sebagai bentuk belajar terbimbing sebagai pengayaan
dan bantuan belajar (panah solid).

II.8. Ragam Materi Ajar Program Pendidikan Jarak Jauh


Secara umum, beragam media dimanfaatkan dalam program pendidikan jarak jauh sebagai
bentuk materi ajar untuk menyampaikan informasi pembelajaran kepada peserta didik, sebagai
berikut.
1. Media cetak (biasa disebut modul, bahan belajar mandiri, buku ajar, poster, dll.)
2. Media non cetak
a. Terpisah – audio, video, Computer Assisted Learning (CAL atau sejenisnya),
Simulasi.
b. Terpadu – audigrafis, simulasi multimedia, paket e-learning.

II.9. Pengajuan Usulan Program Pendidikan Jarak Jauh


1. Penyampaian usulan program PJJ dalam bentuk kajian kelayakan akademik dan
administratif untuk memenuhi kriteria berikut :

UMUM
a. Pembukaan/perubahan program PJJ memperhatikan keadaan lingkungan yaitu
penyelenggaraan program pendidikan oleh perguruan tinggi lain sekitarnya atau di
wilayah jangkauan sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat antar perguruan
tinggi.
b. Adanya kebutuhan nyata dan prospek pekerjaan yang nyata bagi lulusan program PJJ
tersebut sehingga tidak menimbulkan penganggur baru (didukung dengan data
survei).

10
c. Pembukaan program PJJ tidak akan menimbulkan pergesekan internal di dalam
perguruan tinggi yang dapat menurunkan mutu kinerjanya, karena adanya kompetisi
dalam pemanfaatan sumber daya.
d. Kepastian bahwa dengan program PJJ tersebut tidak mengakibatkan beban tambahan
bagi pemerintah (secara finansial) dan misi utama perguruan tinggi tersebut masih
tetap tertangani dengan baik.
e. Agar tidak terjadi kelebihan pasok lulusan, maka program PJJ yang diusulkan dapat
ditutup dan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan kemampuan
melakukan relokasi sumberdaya perguruan tinggi.
f. Program PJJ dapat menjanjikan peningkatan pemanfaatan sumberdaya pendidikan
tinggi yang ada dan meningkatkan layanan penyelenggaraan pendidikan tinggi.

KHUSUS
Program pendidikan jarak jauh diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memenuhi
persyaratan:
a. Mempunyai sumber daya yang secara khusus disiapkan untuk merancang, menyusun,
memproduksi, dan menyebarluaskan seluruh materi ajar yang diperlukan untuk
memenuhi capaian pembelajaran.
b. Mempunyai sumber daya khusus untuk memutakhirkan secara berkala setiap materi
ajar yang diproduksi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni;
c. Memiliki sumber daya khusus yang proporsional untuk menyelenggarakan interaksi
antara rombongan belajar mahasiswa dengan dosen/tutor secara intensif, baik melalui
tatap muka, telewicara, surat menyurat elektronik, maupun bentuk-bentuk interaksi
jarak jauh yang sinkron dan asinkron lainnya, sehingga mampu menjaga kualitas
proses pembelajaran.
d. Mempunyai sumber daya khusus untuk menyediakan fasilitas praktik/
praktikum/pengalaman lapangan dan/atau akses bagi mahasiswa untuk melaksanakan
praktik/praktikum/pengalaman lapangan sesuai dengan capaian pembelajaran yang
dipersyaratkan.
e. Mempunyai sumber daya khusus untuk melakukan evaluasi hasil belajar secara
terprogram dan berkala minimal 2 (dua) kali per semester.
f. Mampu menyediakan sumber daya khusus dengan bidang keahlian manajemen PJJ
dan pembelajaran jarak jauh.
g. Mempunyai sumber daya khusus untuk mengorganisasikan unit sumber belajar yang
bertujuan memberikan layanan teknis dan akademis secara intensif kepada
mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran jarak jauh
h. Sudah mempunyai ijin penyelenggaraan program studi secara tatap muka dalam
bidang studi yang sama yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN - PT) dengan minimal nilai B;
i. Bekerjasama dengan lembaga, PT, institusi, dunia industri, atau pihak lain untuk
bidang akademik atau non akademik di dalam dan luar negeri untuk memfasilitasi
peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan program dan materi ajar,
pemberian layanan bantuan belajar, layanan perpustakaan dan pelaksanaan

11
praktikum dan pengalaman lapangan, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
secara jarak jauh.
2. Usulan program PJJ disampaikan dalam bentuk kajian kelayakan akademik dan administratif
atau disebut sebagai Naskah Akademik Program Studi yang sudah dilengkapi dengan
lampirannya.

1) Format Naskah Akademik

No. Faktor Catatan

I. Pendahuluan

a. Analisis kondisi lingkungan eksternal Gambaran tentang kebutuhan potensial akan


(Bagaimana peta kondisi calon peserta program PJJ yang ditawarkan di wilayah
didik dan program studi di jangkauan (didukung data survei). Siapa yang
wilayah/propinsi tempat PT berada atau akan menjadi mahasiswa program PJJ? Apa
di wilayah jangkauan geografis yang karakteristiknya?
diusulkan PT?)

b. Bagaimana program PJJ dipersepsikan Pernyataan tertulis dan atau Perjanjian


dapat membantu penanganan masalah Kerjasama (MOU) dari
SDM di wilayah tersebut? Pemda/perusahaan/dll di wilayah jangkauan

c. Apakah keberadaan program PJJ di Gambaran posisi program PJJ di antara


wilayah jangkauan tidak menjadi komunitas PT dan program studi di wilayah
ancaman bagi program sejenis yang jangkauan (termasuk data kapasitas yang
sudah ada dalam modus tatap muka ada, kapasitas yang akan ditambah oleh
maupun jarak jauh? program PJJ, dan proyeksi keberlangsungan
program PJJ di wilayah jangkauan).
Penjelasan tentang kerjasama antar PT
(termasuk UT?)dan pemerintah
daerah/perusahaan di wilayah jangkauan
dalam konteks pengembangan PJJ.

d. Bagaimana posisi program PJJ di dalam Gambaran hubungan antara program PJJ
perguruan tinggi (internal)? dan program pendidikan tatap muka, dan
program pendidikan lainnya. Mengapa perlu
dikembangkan program PJJ?

e. Bagaimana keberadaan program PJJ Penjelasan bagaimana program pendidikan


dapat meningkatkan kuantitas dan tatap muka dan PJJ dapat meningkatkan
kualitas layanan penyelenggaraan layanan (kualitas dan kuantitas) dengan
pendidikan tinggi oleh PT? keberadaan program PJJ.

f. Bagaimana gambaran keberlanjutan Gambaran proyeksi kebutuhan dan


program (pangsa pasar, sumber keberlangsungan program pendidikan jarak
jauh di wilayah jangkauan dan wilayah
12
No. Faktor Catatan

masukan/pendapatan)? lainnya.

II. Kurikulum Program PJJ

a. Relevansi program PJJ Penjelasan akan kebutuhan program PJJ


dengan pasar kerja di wilayah jangkauan.
Bagaimana keterkaitan kurikulum program
PJJ dengan program pendidikan tatap muka?
Pemenuhan standar kompetensi?

b. Profil (kompetensi) lulusan PJJ yang Penjelasan bahwa lulusan program PJJ akan
diharapkan mengisi kekosongan jenjang kompetensi yang
khusus dalam pasar kerja.

c. Kurikulum (urutan, kesinambungan, Penjelasan tentang kurikulum program PJJ


organisasi, dan integrasi) yang berbasis kompetensi, fleksibel dan
terbuka, dan perbedaannya dengan kurikulum
program pendidikan tatap muka?Penjelasan
tentang capaian pembelajaran?

d. Rujukan program PJJ yang digunakan Penjelasan tentang rujukan standar maupun
rujukan program (dalam dan luar negeri)
yang digunakan.

e. Masa studi dan keluwesan belajar Penjelasan tentang fleksibilitas yang


disediakan dalam program PJJ. Mekanisme
penyelenggaraan?

III. Proses pembelajaran

a. Rancangan pengalaman belajar Gambaran umum interaksi antara media,


metode, materi, waktu, dan sistem
penyampaian. Penjelasan tentang belajar
mandiri, belajar terbimbing, residensial dan
non-residensial (jika ada)?

b. Komposisi belajar mandiri, belajar Frekuensi belajar mandiri dan belajar


terbimbing, residensial dan non- terbimbing, residensial dan non-residensial?
residensial

c. Strategi belajar residensial Periode, materi, tutor/dosen, tagihan?

d. Strategi belajar mandiri Frekuensi, tagihan, bagaimana caranya?

13
No. Faktor Catatan

e. Strategi belajar terbimbing Frekuensi, jenis, untuk apa,tempatnya?

f. Interaksi dua arah dengan tutor/dosen - Bagaimana caranya, frekuensi,durasi,


mahasiswa kombinasinya?

g. Ragam materi ajar , strategi Apa saja, sumber, banyaknya, strategi


pemanfaatannya dan cara pemanfaatanya dan pengantarannya.
pengantarannya.

h. Ragam media belajar, strategi Apa saja, sumber, banyaknya, strategi


pemanfaatannya dan cara pemanfaatan dan pengantarannya.
pengantarannya.

i. Ragam evaluasi hasil belajar dan Evaluasi hasil belajar harus mencerminkan
strategi pelaksanaannya. tingkat kematangan dan kemampuan
mahasiswa melalui mekanisme ujian
komprehensif (pentahapan).Jelaskan ragam
evaluasi hasil ragam belajar yang digunakan
dan strategi pelaksanaannya.?

j. Ragam layanan bantuan belajar yang Jenis, akses, biaya layanan bantuan belajar
disediakan dan strategi pemanfaatannya. untuk peserta didik dan tenaga pendidik serta
pemanfaatannya dalam pembelajaran?

k. Perangkat lunak pengelolaan Fitur-fitur yang dimiliki oleh perangkat lunak


pembelajaran (Learning Management pengelolaan pembelajaran, dukungan server
System dan sejenisnya) yang digunakan (hosting,co-location server atau di PT
sendiri), sumber daya pengelola perangkat
keras dan perangkat lunak?

IV. Kelulusan & Sertifikasi


a. Peraturan kelulusan (yudisium) Penjelasan tentang syarat kelulusan (IPK,
nilai D, mata kuliah exit, dll)
b. Tugas akhir Jenis & sifat tugas akhir, capaian
pembelajaran yang diukur, proses
pembimbingan, proses ujian dan penilaian
c. Wisuda Penjelasan tentang wisuda bagi peserta didik
program PJJ
d. Ijasah Penjelasan tentang penerbitan ijasah dan
transkrip.

Sistem Pendukung
a. Sumber Daya Manusia
1) Perancang Program Siapa saja, status tetap/tidak tetap,
14
No. Faktor Catatan

(Instructional Designer) kualifikasi, akses


2) Penyusun/Pengembang Materi Siapa saja, berapa banyak, kualifikasi, SDM
Ajar & Media internal atau eksternal
3) Produser Materi Ajar & Media Siapa yang memproduksi? Internal atau
eksternal? Contoh materi ajar dan media
yang terintegrasi untuk satu mata kuliah
(cetak + multimedia/web).
4) Penyebar luas/pengunggah Siapa distributor/pengunggah? Internal atau
(distributor) materi ajar & media eksternal?
5) Penulis soal/tugas/ujian Siapa penulis soal/tugas/ujian? Berbeda
dengan pengembang materi ajar? Internal
atau eksternal?Contoh soal untuk satu mata
kuliah
6) Pengampu dan pemelihara mata Dosen minimal S2. Adakah dosen yang
kuliah ditugaskan untuk mengampu dan memelihara
mata kuliah?
7) Tutor Tutor minimal S1. Siapa yang menjadi tutor?
Proses seleksi dan rekrutment? Berapa
banyak tutor? Dimana saja (mencakup:
residensial atau di luar residensial)?Fungsi
dan tanggung jawabnya?
8) Pembimbing praktek/tugas akhir Siapa pembimbing praktek/tugas akhir?Apa
kualifikasinya? Internal atau eksternal?
9) Penguji Siapa? Kualifikasi? Berapa jumlahnya?
Kapan diperlukan? Dari luar? Dari dalam?
10) Administrator ujian Siapa? Kualifikasi? Berapa jumlahnya?
Kapan diperlukan? Dari mana?Di pusat dan
di wilayah jangkauan?
11) Tenaga Kependidikan Kualifikasi? Di pusat dan di wilayah
jangkauan? Berapa banyak?

b. Sumberdaya manajemen program PJJ Orang yang bertanggung jawab terhadap


penyelenggaraan program PJJ – dengan
kualifikasi pengalaman terkait. Dapat dimiliki
sendiri atau dipinjam dari PT/unit lain
c. Sumberdaya penyelenggara interaksi
dengan peserta didik
1) Menyiapkan dosen dan peserta Bagaimana memastikan dosen dan peserta
didik didik siap menyelenggarakan dan mengikuti
PJJ? Bagaimana penyiapan peserta didik dan
dosen dalam menggunakan perangkat TIK
yang diperlukan dalam proses pembelajaran?
2) Tutorial tatap muka Berapa kali? Di mana disediakan? Contoh
15
No. Faktor Catatan

rancangan tutorial tatap muka.


3) Tutorial elektronik Berapa kali? Di mana disediakan? Contoh
rancangan tutorial elektronik.
4) Telewicara (vicon) Siapa pengelolanya?Berapa kali? Access
point peserta didik?
5) Surat menyurat elektronik Siapa pengelolanya? Berapa kali? Untuk
apa?
6) Interaksi jarak jauh berbasis Berapa kali? Siapa pengelola interaksi jarak
e-learning (forum/chat) jauh?Apakah terintegrasi dengan
sinkron/asinkron LMS/perangkat lunak yang digunakan?
d. Sarana Prasarana
1) Sarana Prasarana umum di pusat Termasuk pengelola TIK, unit pengembangan
materi ajar dan media, unit ujian, unit
layanan peserta didik?
2) Sarana Prasarana di Termasuk pengelola TIK, tempat belajar,
daerah/wilayah tempat akses peserta didik (point of
connection), unit sumber belajar.
3) Sarana Prasarana Di mana? Berapa banyak yang tersedia?
praktek/praktikum/pengalaman Internal unit atau eksternal unit?Ada
lapangan kerjasama?
4) Saranan Prasarana, sistem, dan Bagaimana sistem ujian? Tatap muka atau
sumberdaya untuk evaluasi hasil online? Terpusat atau terdistribusi? Siapa
belajar secara terprogram yang mengadministrasi ujian? Bagaimana
minimal 2 x per semester. kerahasiaan dijaga?
5) Lingkungan pembelajaran Spesifikasi perangkat TIK yang dimiliki, baik
di kampus maupun di wilayah jangkauan?

V. Manajemen
a. Organisasi
1) Organisasi PT dan program PJJ Siapa tim program PJJ? Bagaimana
di pusat hubungannya dengan organisasi PT yang
sekarang? Bagaimana keterkaitan dengan
unit sumber belajar di wilayah jangkauan?
2) Unit sumber belajar Adakah unit sumber belajar program PJJ?
Dimana saja? Bagaimana tatanannya dalam
organisasi PT?
3) Kebijakan tentang program PJJ Dalam renstra atau renop, apakah program
program PJJ sudah masuk sebagai program
kerja?Apa saja kebijakan pendukung untuk
program PJJ?
b. Pendanaan Program Studi
1) Dana investasi Berapa besar investasi yang disediakan?
Dari mana sumbernya?
16
No. Faktor Catatan

2) Dana operasional dan Berapa banyak dana pengembangan,


pemeliharaan operasional dan pemeliharaan? Dari mana
sumbernya?
3) Penerimaan internal Komposisi penerimaan internal dan
peruntukan program PJJ
4) Penerimaan Eksternal Komposisi penerimaan eksternal dan
peruntukan program PJJ
c. Manajemen Akademik
1) Rencana Pengembangan Penjelasan tentang tahapan pengembangan
Program Studi program PJJ, diversifikasinya, serta
keberlanjutannya di wilayah jangkauan.
2) Manajemen Sumberdaya Rekrutmen, staffing, pengembangan dan
pembinaan? Berapa banyak? Kualifikasi?
3) Penelitian dan Pengabdian Penjelasan tentang kegiatan penelitian dan
Masyarakat abdimas untuk pengembangan program PJJ
4) Mekanisme pemutakhiran Penjelasan kebijakan revisi kurikulum? Atau
kurikulum, materi ajar, media custom-designed program? Bagaimana
evaluasi dan revisi materi ajardan media
dilakukan?
5) Penjaminan Mutu Akademis Penjelasan tentang sistem penjaminan mutu
akademis untuk program PJJ yang dilakukan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
untuk memastikan bahwa pembelajaran
berbasis TIK sebagaimana dimaksud dalam
Program PJJ dipenuhi. Bagaimana
mekanisme monitoring dan evaluasi?
d. Kerjasama antar lembaga untuk bidang Penjelasan tentang kerjasama antara
akademik atau non akademik dengan program PJJ dengan berbagai pihak untuk
PT, institusi, dunia industri, dan pihak peningkatan kualitas. Dibuktikan dengan
lain dalam dan luar negeri untuk MOU serta pelaporan perguruan tinggi yang
memfasilitasi peningkatan kualitas melaksanakan kerjasama ke Dikti
pendidikan
e. Akreditasi program studi tatap muka Informasi tentang akreditasi yang diperoleh
dan masa berlakunya (minimal B) program pendidikan tatap muka dan masa
berlakunya (dilampirkan).

VI. Kesimpulan. Memberikan gambaran umum bagaimana


program PJJ yang diusulkan akan memenuhi
kebutuhan yang ada, gambaran mengenai
kelemahan-kelemahan dan kekuatan dari
program PJJ serta tantangan umum yang
akan dihadapi di masa depan, serta
17
No. Faktor Catatan

bagaimana program PJJ dan program lain


akan memposisikan diri untuk menghadapi
tantangan tersebut.

2) Lampiran
Dokumen studi kelayakan ini dilampiri pula dengan :
1. Kurikulum dan silabus;
2. Daftar dosen beserta mata kuliah yang diampu dan photocopy ijazah S2 dan yang
lebih tinggi (dari setiap dosen) serta ijin perbantuan bagi dosen dari PT lain atau
instansi lain;
3. Daftar tutor beserta mata kuliah dan lokasi geografis, dan photocopy ijasah S1 atau
yang lebih tinggi, serta kesediaan surat menjadi tutor (dari setiap tutor).
4. Daftar riwayat hidup dosen dan tutor;
5. Surat kesediaan mengajar/membina program studi;
6. Daftar tenaga Administrasi & Penunjang Akademik;
7. Daftar Sarana & Prasarana: Kampus Induk; Unit di wilayah jangkauan, Ruang
Dosen; Ruang Seminar; Laboratorium; Perpustakaan; Fasilitas dan infrastruktur
TIK, Perlengkapan pendukung proses pembelajaran, Daftar buku/dokumen yang
mendukung dll.
8. Daftar fasilitas fisik pendukung yang dimanfaatkan berdasarkan asas pemanfaatan
bersama: Ruang administrasi; Ruang rapat/pertemuan; Ruang fasilitas umum
pendukung lainnya; Peralatan pendukung administrasi; kendaraan; asrama, dll.
9. Dokumen-dokumen pendukung lainnya, seperti perjanjian kerjasam/MOU,
rekomendasi dan lain-lain, Rencana Strategis, Dokumen Penjaminan Mutu.
Seluruh dokumen disampaikan dalam bentuk hardcopy dan softcopy masing-masing
sebanyak 1 (satu) eksemplar.
3) Permohonan usulan program PJJ oleh PT pemrakarsa disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional melalui Direktur
Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
4) Selama proses review/penilaian masih berjalan, program PJJ tidak diperkenankan
menerima peserta didik.
5) Ijin penyelenggaraan program PJJ dapat diberikan setelah pemrakarsa membuat "Surat
Pernyataan" kesanggupan untuk menanggung segala akibat yang ditimbulkan bilamana
setelah dievaluasi sesuai rubrik terlampir ternyata program PJJ tersebut dianggap tidak
layak untuk dilanjutkan operasinya.
6) Ijin penyelenggaraan yang diberikan akan dievaluasi setelah 2 (dua) tahun untuk
mengetahui kelayakan penyelenggaraaanya dengan kemungkinan:
a. Program PJJ layak untuk diteruskan penyelenggaraaannya
b. Penyelenggaraan Program PJJ harus dihentikan dengan segala konsekuensinya
ditanggung oleh pemrakarsa.

18
Jakarta, Juni 2011
Tim Pengembang Model Pembelajaran Jarak Jauh
1. Paulina Pannen
2. Dina Mustafa
3. I.N. Baskara
4. Gatot F. Hertono
5. Hari Wibawanto
6. Edi Satriyanto

19

You might also like