Professional Documents
Culture Documents
JUDUL
KAJIAN TEKNIS MENGENAI KUANTITAS UDARA PADA TAMBANG
BATUBARA BAWAH TANAH DI PT. KITADIN KALIMANTAN TIMUR
C. TUJUAN PENELITIAN
Ventilasi tambang merupakan suatu “air conditioning” dengan cara mengalirkan dan
membagikan udara segar ke dalam tambang bawah tanah.
Tujuan ventilasi secara umum adalah:
1. Menyediakan udara segar untuk pernafasan yang sehat bagi pekerja dan mesin-
mesin didalam tambang.
2. Mengencencerkan gas-gas beracun yang ada di dalam tambang, sehingga tidak
berbahaya bagi pekerja tambang.
3. Mengurangi konsentrasi debu yang timbul akibat kegiatan yang dilakukan di
dalam tambang.
1
4. Menurunkan temperatur udara tambang sehingga dapat dicapai keadaan
lingkungan kerja yang nyaman.
Dari uraian diatas dengan adanya penelitian tentang suatu kajian mengenai sistem
jaringan ventilasi terutama untuk kuantitas dan kualitas udara tambang bawah tanah
yang pada akhirnya akan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman bagi
pekerja dan sesuai yang diharapkan baik itu bagi perusahaan maupun bagi pekerja.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui berapa besarnya kecepatan aliran udara pada tambang bawah tanah
yang akan dialirkan.
2. Mengetahui beberapa pengaturan tentang arah aliran udara pada tambang bawah
tanah.
3. Jumlah tenaga kerja berpengaruh pada kebutuhan udara.
4. Rencana daripada penempatan mesin-mesin angin berada pada tempat yang
cocok dan akan memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja jikalau
dibandingkan dengan jumlah dari kebutuhan udara pekerja.
5. Perlunya mengetahui aspek hambatan dari berbagai macam hambatan pada
tambang bawah tanah akan memerlukan kajian tentang kuantitas dan kualitas
udara yang ada guna menentukan dari kekuatan dari mesin-mesin angin tersebut.
6. Apakah kecepatan aliran udara dan arah aliran udara perlu adanya kajian lebih
lanjut.
7. Pengaruh hambatan yang ada terhadap kecepatan aliran udara dan arah dari
aliran udara pada tambang.
8. Aspek lain adalah adanya berbagai macam gas-gas dan debu tambang yang akan
berpengaruh pada kondisi kerja,
9. Perlunya mengetahui temperatur dan kelembaban udara tambang.
E. DASAR TEORI
Untuk memperoleh informasi yang terinci mengenai kuantitas dan kualitas udara
tambang pada sistem jaringan ventilasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
sistem ventilasi yang ada, yaitu mengadakan pengukuran dan pengamatan terhadap
ventilasi, sehingga dapat diketahui arah aliran aliran atau sirkulasi udara, kuantitas
udara yang memenuhi kebutuhan baku (standar) dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Adapun pengukuran yang dilakukan adalah pengendalian kuantitas aliran
udara.Pengendalian kuantitas aliran udara di dalam tambang bawah tanah dilakukan
untuk mengetahui distribusi aliran udara pada setiap jalur yang ada. Salah satu
pengendalian kuantitas aliran udara adalah dengan mengetahui pengukuran
kecepatan aliran udara. Kecepatan aliran udara merupakan sifat fisik udara tambang
yang paling sering diukur. Hal ini disebabkan kecepatan aliran udara merupakan
salah satu faktor penting untuk menentukan temperatur pada tambang. Untuk
pemantauan kecepatan aliran udara alat yang digunakan bermacam-macam seperti
pada tabel 1 dibawah ini.
TABEL 1
PERALATAN UNTUK MENGUKUR KECEPATAN UDARA
Instrument Velocity Range Sensitivity Acuracy Features
Fpm fpm
Smoke tube 20 – 120 (low) 5-10 70-90% Indirect,approximate
Vane anemometer 150-2000 10-25 80-90% Needs calibration,
(intermediate to high) needs maintenance
2000-10000 50-100
(very high)
Velometer 30-3000 5-10 3% of Rapid, direct
(low to high) 25-50 upper scale reading,delicate needs
multirange reading maintenance
Thermoanemometer 10-500 2-10 80-95% Slow, delicate, requires
Thermometer (low to intermediate) power (6 V),safe
Hot wire 10-300 1-2 90-95% Rapid direct reading,
100-3000 10-20 delicate, requires power,
(slow to high multirange) needs maintenance
Kata thermometer 100-1500 10-25 70-90% Inderect,slow,delicate
(intermediate to high)
Pitot tube 750-10000 10-25 90-98% Slow, inderect,accurate
(high)
Untuk mengetahui arah pergerakan udara maka diperlukan suatu data pendukung
yaitu berupa harga dari tekanan udara dengan menggunakan barometer. Seperti
diketahui bahwa pergerakan udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi
ke tempat yang bertekanan yang lebih rendah.
Sebagai data pendukung juga digunakan hasil pengukuran temperatur udara
dengan menggunakan alat yang disebut dengan Sling Psychrometer atau Whirling
Hygrometer. Alat tersebut dapat mengukur secara langsung temperatur cembung
basah (wet bulb temperature) yang disingkat “tw” dan temperatur cembung kering
(dry bulb temperature) yang disingkat “td”.
Kuantitas aliran udara merupakan fungsi dari kecepatan dan luas penampang
yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Q =VxA
dengan :
Q = Kuantitas aliran udara, cfm (m3/dt)
V = Kecepatan aliran udara fpm (m/dt)
A = Luas penampang jalan udara, ft2 (m2)
Pengaruh julang tambang pada kuantitas udara terkait juga pada peralatan
mekanik dari tambang terutama pada letak mesin angin. Berdasarkan letak mesin
angin dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu :
1. Sistem hisap (exhaust system)
Pada sistem ini mesin angin diletakkan pada jalan keluar. Karena adanya hisapan
mesin angin ini tekanan udara di jalur udara keluar akan mengecil, sehingga
udara dari luar pada jalur udara masuk yang mempunyai tekanan lebih besar
mengalir ke dalam tambang. Setelah melalui tempat-tempat kerja, maka udara
akan menjadi kotor dan dihisap oleh mesin angin untuk dialirkan ke luar.
2. Sistem hembus (blowing system)
Pada sitem ini mesin angin induk diletakkan pada jalan udara masuk. Mesin
angin ini akan menekan udara ke dalam tambang, sehingga udara mengalir
melalui jalan-jalan udara di dalam tambang.
Untuk mengetahui dari berapa besar hambatan julangnya adalah sebagai berikut :
1. Friction Loss (Hf)
Friction loss merupakan fungsi dari kecepatan aliran udara, kekasaran muka
lubang bukaan, konfigurasi yang ada di dalam lubang bukaan dan dimensi
lubang bukaan.
KPL Q 2
Hf
5,2 A 3
Dimana :
Hf = Friction Loss (inch water)
K = Faktor gesekan untuk densitas udara standar (lb.min2/ft4)
P = Keliling (ft)
L = Panjang jalur (ft)
Q = Debit udara (cfm)
A = Luas penampang saluran (ft2)
2. Shock Loss
Shock loss terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan arah aliran dalam
saluran atau luas penampang saluran udara dan merupakan tambahan terhadap
friction losses.
Perhitungan Shock loss langsung
Perhitungan shock loss, Hx dalam inci air dapat dihitung dari velocity head, yaitu
:
Hx = X.Hv
Dimana :
Hx = shock loss
X = faktor shock loss
Hv = head velocity
Equivalent length method
Cara yang paling umum digunakan untuk menentukan shock loss adalah
menggambarkan setiap kehilangan dalam bentuk panjang ekuivalen suatu saluran
udara lurus.
Hx = Hf
KPLQ 2
X Hv =
5,2 A3
w .V 2 K PLQ 2
x =
1.098 2 5,2 A3
Dimana :
Hl = head loss (inchi air)
K = faktor gesekan untuk density udara standar
L = panjang (ft)
Le = panjang ekivalen (ft)
Q = debit udara (cfm)
A = luas penampang saluran (ft2)
Untuk menentukan jumlah udara yang harus disediakan untuk mengatasi kehilangan
head (head losses) dan menghasilkan aliran yang diinginkan diperlukan penjumlahan
dari semua kehilangan energi aliran.
Mine static
Merupakan energi yang dipakai dalam sistem ventiasi untuk mengatasi seluruh
kehilangan head aliran.
Hs = H L = ( H f H x )
1. Mine velocity
Velocity head pada titik keluaran sistem, velocity head akan berubah dengan
adanya luas penampang dan jumlah saluran dan hanya merupakan fungsi dari
bobot isi udara dan kecepatan udara.
2
V
Hv =
4000
2. Mine total head
Merupakan jumlah seluruh kehilangan energi dalam sistem ventilasi. Secara
matematis merupakan jumlah dari mine static (Hs) dan velocity head (Hv).
HT = Hs + Hv
Hal-hal lain yang terkait dengan sistem jaringan ventilasi adanya bentuk hubungan
seri dan paralel.
1. Hubungan seri
Nilai dari huungan seri adalah :
Q1 = Q2 = Q3
HL(total) = HL1 + HL2 + HL3
HL1 = R1 Q12
HL2 = R2 Q22
HL3 = R3 Q32
HL(total) = R1 Q12 + R2 Q22 + R3 Q32
= (R1 + R2 + R3)
= Req Q2
Req = R 1 + R2 + R 3
A B A B
Q/R1 Q/R3
Q/R2 Q/R
2. Hubungan pararel
Q = Q1 + Q2 + Q3
HL = HL1 + HL2 + HL3
HL HL HL
Q =
R1 R2 R3
1 1 1
= HL
R1 R2 R3
1
= HL
R eq
1 1 1 1
=
R eq R1 R2 R3
2
1
Req = 1 1 1
R1 R2 R3
Q/R1
P A Q/R2 B Q
Q/R3
A B
Q/R
F. PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang terjadi adalah jikalau sistem jaringan ventilasi tidak teratur
sehingga mentebabkan adanya gangguan pada kecepatan aliran udara dalam tambang
untuk memenuhi kebutuhan oksigen pekerja berkurang sehingga tempertaur efektif akan
naik yang berpengaruh kepada kuantitas udara pada tambang sehingga menyebabkan
kenyamanan kerja menjadi berkurang. Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah
mengenai peningkatan kuantitas udara pada tambang batubara bawah tanah adalah
sebagai berikut :
1. Dalam tahap ini perlunya mengetahui dari sistem ventilasi yang ada yang terdiri
dari dua yaitu ventilasi alam (natural ventilation) dan ventilasi mekanis
(mechanical ventilation).
2. Mengetahui jalur-jalur dari penambangan bawah tanah sehingga akan dapat
ditentukan lokasi yang akan dilakukan penambangan guna rancangan sistem
ventilasinya..
3. Perlunya mengetahui jumlah pekerja pada tambang tersebut sehingga diketahui
kebutuhan udaranya.
4. Mengetahui hambatan-hambatan yang akan terjadi pada aliran udara tersebut.
5. Memberikan mesin-mesin angin yang sesuai dengan kondisi kerja dan jumlah
dari pekerja yang ada.
G. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung dilapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap udara pada tambang.
3. Pengambilan data, dengan pengukuran langsung di lapangan.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil pengolahan data
7. Kesimpulan
2. OBSERVASI
3. PENGUMPULAN DATA
4. PENGOLAHAN DATA
5. PEMBUATAN LAPORAN
V. PEMBAHASAN
5.1 Pengaliran udara ke dalam tambang
5.2 Sistem jaringan ventilasi
5.3 Penanganan mengenai pengaliran udara ke dalam tambang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KAJIAN TEKNIS KUANTITAS ALIRAN UDARA TAMBANG
DALAM II DI TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH
PT. KITADIN, EMBALUT, KALIMANTAN TIMUR
TUGAS AKHIR
Oleh
Harum Manto
NIM. 95048/TA
Oleh
Harum Manto
NIM. 95048/TA
Pembimbing I Pembimbing II