You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini berarti bahwa untuk mempertahankan
keberadaan harusdisokong oleh usaha manusia lain sekitarnya. Hal ini juga berarti bahwa
untuk mempertahankanr keberadaannya maka manusia harus hidup dalam kelompok.
Kelompok yang terkecil dalam masyarakat adalah keluarga, keluarga merupakan faktor
yang menentukan nasib dari pada anggotanya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kesehatan jiwa juga ikut ditentukan oleh keluarga.
Bila menghadapi masalah, maka lembaga - lembaga akan berusaha meyelesaikan
dengan upaya dan sarana yang teresedia di keluarga tersebut, tetapi bila kemampuannya
tidak memadai maka akan mencari bantuan dari seorang ahli. Tetapi keluarga merupakan
intervensi psiko terapeutik yang berfokus pada sistem keluarga sebagai suatu unit. Tetapi
keluarga cenderung untuk melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
Teori terapi keluarga berdasarkan kenyataan bahwa manusia bukan mahluk yang
terisolir, dia adalah anggota dari kelompok sosial yang terlibat aksi dan reaksi. Masalah yang
terjadi pada individu berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara individu dan
keluaraganya. Pada prinsipnya terapi keluarga akan mengekslpoitasi interaksi pasien dalam
konteks kehidupannya yang bermakna yaitu dengan mengamati hubungan pasien dengan
keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana terapi keluarga dalam keperawatan jiwa ?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengetahui dan memahami bagaimna terapi keluarga dalam keperawatan jiwa

\
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Terapi Keluarga


Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam
konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses
interpersonal.Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina
komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat.
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan suatu mahluk
yang terisolir.

2.2 Tujuan Terapi Keluarga


a) Psychodynamik Family Therapy.
Safir mengatakan bahwa ada hubungan antara psikopatologi individual
dengan dinamika keluarga. Contoh : seseorang yang mempunyai harga diri rendah
akan menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama diajuga
takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini
menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya. Tujuan dari terapi
keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota
keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama
lain di dalam keluarga
b) Behavioural Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku
keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan
menghilangkanperilaku negatif.
c) Group Therapy Approaches
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga. Tujuannya adalah
menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalama
kelompok Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien
dalam rehabilitasi.
2.3 Indikasi Terapi Keluarga
Indikasi terapi keluarga menurut walrond skinner adalah:
a) Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang
timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota
keluargannya dapat merupakan masalah secara individual.
b) Kesulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan
bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga. Keluarga dapat fungsi yang
didasari oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " partobject "kurangnya " ego
goundaries ", terlalu banyaka memamakai denial projeksi, dan" Saverely
Disorganized Family " (keadaan sosial ekonomi yang sangat buruk).

2.4 Prosedur Terapi


Dalam melakukan prosedur terapi dalam keluarga menggunakan beberapa teknik
diantaranya yaitu:
1) Terapi Keluarga Berstruktur.
 Terapi keluarga berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan
individu dalam kontekssosialnya.
 Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga.
 Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan
dan orang yang terlibat perubahan - perubahan yang ditimbulkan oleh
seseorang terhadap sekitarnya dan cara- cara dimana umpan balik terhadap
perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya.
 Terapi keluarga mempergunakan tehnik - tehnik dan mengubah konteks
orang - orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah
dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab
tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.
2) Terapi Individu / Perorangan
 Melihat individu sebagai suatu tempat yang patologis dan mengumpulkan
data yang di peroleh dari atau tentang individu tadi.
 Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan
tentang kehidupannya sekarang, dan orang - orang didalamnya.
 Riwayatnya perkembangan konfliknya dengan orang tua dan
saudara - saudaranya, Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluargamaka
terapist akan mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang
berarti. Dalam wawancara keluarga terapist mengamati hubungan individu
dengan anggota keluarga lainnya, dukungan yang diberikan oleh anggota
keluarga.

2.5 Peran Perawat


a) Psychodynamik Family Therapy
Mendorong anggota keluarga kearah asosiasi bebas dengan membiarkan
pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan
pikirannya. Terapis hendaknya dapat tidak secara aktif melakukan intervensi juga
hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.
b) Behavioural Family Therapy
Membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara intervensi
langsung dalam keluarga dan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan
diperkuat dengan memberi " Reward.
c) Group Therapy Approaches
Sebagai fasilitator dan kadang - kadang menginterpretasi apa yang terjadi
pada anggota kelompok.
Maksudnya:
 Komunikasi Dan Kognisi : Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian
untuk menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi
diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang
dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu. Terapist
juga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada
keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan
bahwa non verbal yang digunakan.
 Komunikasi dan kekuatan : Haley mengatakan bahwa bila seseorang
mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati diasedang membuat siasat
untuk menentukan hubungan.Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap
anak anak dan dia punya hak untuk membatasiperilaku anak jika anak
sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. Cara
inisering ditemukan pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk
merubah posisi daribatasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
 Komunikasi dan Perasaan
d) Structural Family Therapy
Mengobservasi aspek tertentu dari fungsi keluarga dan struktur keluarga
tersebut. Kemudian dan menentukan seberapa jauh gejala dari pasien atau masalah
keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga ( struktur keluarga ). Jika berkaitan maka
intervensi merubah struktur diperlukan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam
konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan
baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi
kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsikeluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku
dan teori komunikasi. Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat di perbesar
melalui terapi keluarga.Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi
dan rehabilitasi pasien juga dapatmemperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap
- tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan
interpersonal.

3.2. Saran
 Libatkan secara penuh fungsi keluarga dalam melakukan terapi
 Berikan komunikasi teraupetik dalam melakukan terapi pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Achir yani S. Hamid. 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC

http://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/buku%20ajar%20keperawatan%20kesehatan%2
0jiwa.pdf

https://www.academia.edu/19621254/Modul_terapi

You might also like