Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Plastik merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses poli- merisasi
dimana tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari yang umumnya kita jumpai dalam
bentuk plastik kemasan ataupun penggunaannya pada alat-alat listrik dan peralatan rumah
tangga. Sifatnya yang sulit terdegradasi di alam menjadikannya penyumbang limbah terbesar
yang menyebabkan rusaknya keseimbangan alam. Beberapa cara untuk mengurangi limbah
plastic yang makin banyak jumlahnya, diantaranya dengan melakukan metode 3R yaitu Reuse,
Reduce dan Recycle.
mengatasi permasalahan ini. Pada tahun “laut masih bisa dianggap dapat mengelola
1987, konsep secara internasional dalam sampah”. Kemudian, alih teknologi yang
bentuk dokumen rencana strategis belum mumpuni. Industri masing
dikeluarkan. Kemudian, secara khusus menganggap bahwa plastik adalah bahan
pada tahun 2006 Amerika melalui NOAA yang murah, mudah dibuat, dan tahan lama.
membentuk program khusus untuk Perubahan proses produksi dianggap tidak
mengatasi sampah laut. Selanjutnya akan mampu mengembalikan modal dalam
berturut-turut pada tahun 2011 melalui jangka pendek. Terakhir adalah adanya
UNEP global challenge dan tahun 2012 kebijakan dan aturan yang tumpang tindih.
konferensi RIO +20 yang secara tegas Jika dilihat dari sirkulasi arus di perairan
menyatakan bahwa sampah laut akan Indonesia, jumlah sungai, dan sebaran
berdampak pada kesehatan biodiversitas penduduk,
kehidupan laut. Terakhir adalah UN meeting maka laut Jawa dapat dikatakan sebagai
pada bulan Juni 2016 di New York yang lumbung sampah, walaupun kajian ini masih
dihadiri oleh pemerintah Indonesia. bersifat parsial. Arus laut Jawa yang disebut
Sejak tahun 1970, setidaknya hanya sebagai “giant river” mengindikasikan
sekitar 200 penelitian di dunia yang fokus bahwa perairan ini hanya mengalir dari
pada sampah laut. Kajian dari Universitas timur ke barat dan sebaliknya. Di sebagian
Plymouth mencatat sampai tahun 2011 lokasi bahkan tidak mempunyai hulu dan
setidaknya hanya sekitar 50 penelitian di hilir. Kemudian, adalah wilayah selat
dunia. Artinya, perkembangan kajian Malaka dengan padatnya jalur pelayaran
sampah laut meningkat signifikan sejak dan perbatasan dengan negara lain.
UNEP report. Di Indonesia sendiri, Wilayah lain yang penting untuk dikaji
penelitian ini belum menjadi daya tarik adalah selat Makassar bagian bawah yang
sehingga setidaknya dapat dihitung dengan berdekatan dengan Masalembo hingga Bali
jari. dan NTT.
Jika melihat konstelasi Indonesia Di wilayah tersebut terdapat pusaran
sebagai negara kepulauan dan berada pada air yang bergerak dan terjebak akibat basin
jalur arus dunia, sampah di laut akan kepulauan. Jika secara global,
berasal dari dua sumber yakni aktivitas permasalahan sampah saat ini lebih fokus
manusia yang membuang langsung ke laut pada sampah plastik, maka permasalahan
atau dibawa oleh sungai, dan yang kedua di Indonesia sedikit berbeda. Dari hasil
adalah sampah dari negara lain dibawa oleh penelitian KOMITMEN Research Group
arus dunia dan terjebak di perairan sejak tahun 2011, beberapa pesisir yang
Indonesia. Poin yang kedua menjadi pernah dikaji di kepulauan Biawak,
strategis karena hal ini merupakan Pangandaraan, Handeleum, P. Panjang
transborder issue. Dengan sistem arus ditemukan bahwa sampah stereofoam
terbuka, kita juga setidaknya sebagai adalah yang terbanyak, diikuti dengan
penyumbang sampah ke Samudera Hindia plastik (botol). Proporsi Keterlibatan
via Arus Lintas Indonesia dan Arus Indonesia Permasalahan sampah ini sangat
Khatulistiwa Selatan. Arus-arus ini kompleks karena melibatkan budaya,
membawa sampah dan materinya melewati kebijakan, tata kelola, dan masuknya politik
berbagai provinsi di Indonesia terutama di luar negeri. Jika melihat pada konteks
wilayah timur. Permasalahan sampah di global, Indonesia harusnya dapat terlibat
Indonesia Sampah di laut Indonesia secara aktif dalam pengurangan dan
diakibatkan oleh beberapa faktor. Secara penanganan sampah. Hal ini menjadi
jelas, bahwa factor pertama adalah kewajiban Indonesia dalam tataran global
konstelasi sebaran penduduk yang dalam mendukung tatanan laut dan sejalan
sebagian besar berada pada tepian badan dengan visi kebijakan kelautan Indonesia
air seperti sungai dan laut. Hal ini juga dan program Nawacita yang diprakarsai
diperparah dengan paradigma masyarakat, oleh Joko Widodo.
48
Buletin Matric Vol. 14 No. 1 Juni 2017