Professional Documents
Culture Documents
3497-Article Text-7160-2-10-20180213
3497-Article Text-7160-2-10-20180213
3 (2) (2014)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs
Sejarah Artikel: Bulu ayam merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan keberadaannya karena
Diterima Mei 2014 adanya kandungan keratin. Penelitian ini dilakukan karena ion logam tembaga
Disetujui Juni 2014 bersifat karsinogenik sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan serta bertujuan
Dipublikasikan Agustus 2014 untuk mengetahui bahwa adsorben bulu ayam yang diaktivasi dengan
menggunakan NaOH/Na2SO3 dapat digunakan untuk menurunkan kadar ion
logam tembaga, mengetahui kapasitas adsorpsinya serta mengetahui pengaruh
Kata kunci:
pH, konsentrasi tembaga, massa adsorben dan waktu kontak terhadap jumlah
tembaga
tembaga yang terserap. Variasi pH dilakukan pada 3, 5, 7, 9 dan diperoleh hasil
bulu ayam
pada kondisi pH optimum 5 dengan massa adsorben 0,5 gram yang divariasi dari
adsorpsi
0,1; 0,3; 0,5 dan 0,7 g dengan waktu kontak 80 menit. Kapasitas adsorpsi bulu
desorpsi
ayam dalam menyerap ion logam tembaga adalah 38,43 mg/g pada kondisi
optimum. Konsentrasi awal limbah setelah dianalisis dengan SSA sebesar 2384,1
ppm. Setelah diadsorpsi menunjukkan hasil konsentrasi akhir logam tembaga
sebesar 95,48 ppm dengan prosentase hasil adsorpsi sebesar 95%. Bulu ayam
yang telah digunakan didesorpsi dengan melarutkannya dalam larutan HCl.
Prosentase tembaga hasil desorpsi sebesar 98%.
Abstract
120
F Nor / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)
karena pH dapat mempengaruhi gugus-gugus untuk mengetahui kondisi optimal bulu ayam
fungsional dari dinding biomassa yang berperan dapat bekerja dengan melakukan variasi massa.
aktif dalam proses penyerapan logam berat. Dikatakan sebelumnya bahwa salah satu yang
Selain itu, pH juga berpengaruh pada kelarutan mempengaruhi proses adsorpsi adalah banyak
ion logam dalam larutan, sehingga pH merupa- sedikitnya massa adsorben yang digunakan
kan parameter yang penting dalam adsorpsi ion pada proses adsorpsi.
logam dalam larutan. Penentuan pH optimum
dilakukan untuk mengetahui pH interaksi
dimana adsorben menyerap logam berat secara
optimal.
500 ppm. Hal ini terjadi karena pada awal sebabkan semakin lama waktu kontak dapat
penyerapan, permukaan adsorben masih belum mengakibatkan desorpsi, yaitu lepasnya ion
terlalu banyak berikatan dengan tembaga logam tembaga yang sudah terikat pada gugus
sehingga proses penyerapan berlangsung kurang aktif adsorben.
efektif. Pada konsentrasi 400 ppm hingga 500 Kapasitas adsorpsi adalah kemampuan
ppm konsentrasi konstan yaitu 212,5 ppm. Pada suatu adsorben dalam menyerap adsorbat
keadaan ini, kapasitas adsorpsi permukaan bio- dengan jumlah tertentu. Kapasitas adsorpsi bulu
massa telah jenuh telah tercapai kesetimbangan ayam terhadap ion logam tembaga sebesar 38,43
antara konsentrasi tembaga dalam biomassa mg/g, konsentrasi yang digunakan sebesar 200,
dengan lingkungannya sehingga penyerapan 250 dan 300 ppm. Dalam proses ini larutan
pada konsentrasi diatas 300 ppm menjadi tembaga dikontakkan dengan adsorben dan
konstan atau hampir sama. diaduk menggunakan pengaduk magnet selama
Waktu kesetimbangan adsorpsi perlu di- 30 menit. Sebelum dianalisis larutan didiamkan
tentukan untuk mencapai adsorpsi optimum selama semalam agar penyerapannya lebih
adsorbat pada permukaan adsorben. Waktu maksimal.
kontak merupakan waktu yang dibutuhkan bio- Biomassa bulu ayam yang telah diaktivasi
massa bulu ayam untuk menyerap logam tem- dan telah diketahui kondisi optimumnya akan
baga. Waktu kontak yang lebih lama memung- digunakan untuk menurunkan kadar ion logam
kinkan proses difusi dan penempelan molekul tembaga dalam limbah industri elektroplating.
adsorbat berlangsung lebih baik. Waktu kontak Kadar logam tembaga dalam sampel sebelum
untuk mencapai keadaan setimbang pada proses dilakukan proses adsorpsi adalah sebesar 2384,1
serapan logam oleh adsorben berkisar antara ppm. Pada penyerapan sampel limbah ini
beberapa menit hingga beberapa jam (Bernas- digunakan massa adsorben optimum untuk
coni, et al.; 1995). mengadsorpsi logam tembaga yang ada dalam
sampel. Sampel kemudian diaduk dengan
pengaduk magnet selama waktu optimum.
Setelah diaduk sampel disaring dan filtratnya
dianalisis dengan SSA. Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa logam tembaga yang
terdapat pada sampel 95,48 ppm. Berikut adalah
tabel hasil adsorpsi tembaga dalam sampel
limbah oleh biomassa bulu ayam.
Tabel 2. Hasil adsorpsi tembaga dalam sampel
Gambar 5. Hubungan antara waktu kontak dan limbah oleh biomassa bulu ayam
konsentrasi tembaga yang terserap
Pada waktu kontak 20 menit konsentrasi
tembaga yang terserap sebesar 271,525 ppm.
Pada menit ke-40 konsentrasi tembaga yang
terserap naik menjadi 288,305 ppm dan pada
menit ke-60 dan ke-80 naik lagi menjadi 288,475
ppm dan 290,678 ppm. Sedangkan pada waktu Desorpsi larutan tembaga dalam adsorben
kontak diatas 80 menit konsentrasi tembaga dilakukan untuk mengetahui apakah adsorben
menurun dan cenderung konstan sampai menit dapat diregenerasi atau tidak, sehingga adsorben
ke-120. Menurunnya konsentrasi ini karena dapat digunakan lagi untuk melakukan adsorp-
pada keadaan ini, kapasitas adsorpsi permukaan si. Desorpsi dapat dilakukan dengan mengon-
biomassa telah jenuh dan telah tercapai takkan adsorben yang telah digunakan dengan
kesetimbangan antara konsentrasi tembaga da- larutan yang dikenal dengan agen desorpsi.
lam biomassa dengan lingkungannya sehingga Dalam penelitian ini digunakan HCl sebagai
penyerapan pada waktu kontak diatas 80 menit agen desorpsi. Adsorben bulu ayam yang telah
cenderung konstan atau hampir sama. digunakan untuk menyerap limbah tembaga
Semakin lama waktu kontak antara ion dikontakkan dengan HCl, kemudian diaduk
logam tembaga dan adsorben bulu ayam me- dengan pengaduk magnet selama waktu opti-
mungkinkan terjadinya peningkatan penyerapan mum. Kemudian larutan disaring dan filtratnya
ion logam, namun jika terlalu lama dapat dianalisis dengan SSA untuk mengetahui
menurunkan tingkat penyerapan. Hal ini di- banyaknya ion logam, yang terdesorpsi.
123
F Nor / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)
Larutan HCl digunakan sebagai agen tinggi nilai pH kemampuan adsorben dalam
desorpsi karena pada medium asam, gugus menyerap tembaga semakin menurun, namun
sulfhidril pada adsorben terprotonasi dan tidak jika pH terlalu rendah konsentrasi tembaga yang
menarik ion logam yang bermuatan positif, terserap semakin berkurang. Bertambahnya
sehingga terjadi pelepasan ion-ion logam ke massa adsorben dan konsentrasi awal tembaga
dalam larutan atau agen desorpsi. akan meningkatkan konsentrasi tembaga yang
Berdasarkan hasil analisis didapatkan terserap. Namun pada konsentrasi yang ber-
tembaga sebesar 2259,9 ppm atau sebesar 98%. lebih, jumlah tembaga yang terserap cenderung
dalam desorpsi ini tidak semua ion logam stabil karena adsorben sudah jenuh. Semakin
tembaga yang terserap dapat dilepaskan dari lama waktu kontak memungkinkan terjadinya
adsorben, masih ada ion logam tembaga yang peningkatan penyerapan. Namun jika terlalu
terikat pada adsorben. Ini mungkin disebabkan lama dapat mengakibatkan desorpsi.
karena ikatn antara logam tembaga dan Daftar Pustaka
adsorben cukup kuat. Berikut adalah tabel hasil Bernasconi, G. H. Gerster, H. Hawster, H.
analisis desorpsi tembaga. Stauble dan E. Schneiter. 1995. Teknologi
Kimia bagian 2. (Alih bahasa: Lienda
Tabel 3. Hasil analisis desorpsi tembaga Handojo). Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Erdawati. 2008. Kapasitas Adsorpsi Kitosan dan
Nanomagnetik Kitosan terhadap Ion Ni(II).
Prossiding. Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Universitas Lampung
Ketaren. 1986. Lemak dan Minyak Pangan. UI-
press. Jakarta
Simpulan Kulkarni M.W. dan Rane V.C. 1980. Studies in
Adsorben biomassa bulu ayam teraktivasi Treatment of Liquid Effluent from Chlor-
NaOH/Na2SO3 dapat digunakan untuk me- Alkali Industry. Chem. Age. 31: 99-503
nurunkan kadar ion logam berat tembaga dalam Purwanto dan Huda S. 2005. Teknologi Industri
Elektroplating. Badan Penerbit Universitas
limbah elektroplating. Hasil analisis limbah Diponegoro. Semarang
elektroplating dengan konsentrasi awal tembaga
Sharma Y.C. dan Weng C.H. 2007. Removal of
rata-rata sebesar 2384,1 ppm, konsentrasi Chromium(VI) from Aqueous Solution by
terserap rata-rata sebesar 2288,62 ppm dan Activated Carbons: Kinetic and Equili-
konsentrasi akhir tembaga rata-rata sebesar brium Studies. Journal of Hazardous Mate
95,48 ppm dengan prosentase teradsorpsi rials: 142: 449-454
sebesar 95% dan prosentase desorpsi sebesar Sun P., Liu Z.T dan Liu Z.W. 2009. Particles
98%. Kapasitas adsorpsi optimal dari bulu ayam from Bird Feather: A Novel Application of
an Ionic Liquid and Waste Resource.
teraktivasi NaOH/Na2SO3 dalam menyerap ion Journal of Hazardous Materials. 170: 786-790
logam tembaga sebesar 38,43 mg/g. Semakin
124