You are on page 1of 12

Muhammad Adillah Muntazeri/ 20161030311132/ Skill 9/ Kelas B

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium


polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR
MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG
DIPAPAR ASAP ROKOK
Eliyatul Farida Nurhanna1, Diah Hermayanti2, Bambang Widiwanto3
1
Precilinical student Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University
2&3
Staff Lecturer of Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University
Email : eliyatulfarida@gmail.com
Abstract
Background: Country of Indonesia based on Global Adult Tobacco Survey
(GATS) in year 2008, calculates the order in the number of the world's largest
smokers (WHO, 2008). Consumption of cigarettes in Indonesia each year is
estimated to reach 199 billion cigarettes. Money is the death of 5 million people
annually. If this cannot be prevented, then the number of deaths will double by
nearly 10 million people per year by 2020. The risk is estimated to be 90% of lung
cancer in men and about 70% in women (Sharon, 2007). One of the indicators
used to determine oxidative stress in humans is the level of Malondialdehyde
(MDA) which is the result of lipid peroxidation in the body due to free radicals
(Winarsi, 2007). High levels of MDA indirectly also indicate the number of free
radicals. High levels of lipid peroxidation and concurrent decline in antioxidant
defense mechanisms can cause cell organelle damage and cause oxidative stress,
which may increase oxidized Low-Density Lipoprotein (LDL) and lower blood
levels of High Density Lipoprotein (HDL). This condition is known as
dyslipidemia which is one of the risk factors of atherosclerosis that causes
cardiovascular disease (Wahyuningtyas, 2011).
Objectives: To know the effect of bay leaf extract (Syzygium polyanthum) in
decreasing levels of MDA blood of white rats (Rattus norvegicus) exposed to
acute smoke.
Method: This research is an experimental research used is
the posttest only control group design method. It is a research design in which
the results of the study were observed after the treatment was completed. Subject
of study were 25 white rats which were divided into 5 groups plus 5 more white
rats for backups. Samples consisting of 5 groups were taken randomly with 5
different treatments i.e. one negative control group, one positive control group,
and three treatment groups. It was evaluated for 21 days.
Result: This study was conducted for 21 days using 30 white mice (rattus
novergicus strain wistar). Where the first 7 days is a rat adaptation process, while
the main research starts from the eighth day until the twenty-first day. This
research was conducted by giving treatment in the form of exposure of clove
cigarette smoke and giving of salam leaf extract (Syzygium polyanthum) in each
treatment group. At the end of the study, the blood MDA level of white rat strain
of wistar strain was measured. The study went smoothly without any dead mice.
Conclusion: The giving of bay leaf extract (Syzygium polyanthum) can
affects the decrease in blood MDA levels of white mice of wistar strains
exposed to cigarette smoke.
Keywords: Bay leaf, malondialdehyde, smoke, rats.
Abstrak
Latar Belakang: Negara Indonesia menurut Global Adult Tobacco Survey (GATS)
di tahun 2008, menempati urutan ketiga dalam jumlah perokok terbesar di dunia
(WHO, 2008). Konsumsi rokok di Indonesia setiap tahun diperkirakan mencapai 199
miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian sebanyak 5 juta orang pertahunnya.
Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian akan meningkat dua kali lipat
mendekati 10 juta orang pertahun pada tahun 2020. Merokok diestimasikan 90%
menyebabkan kanker paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita (Sharon, 2007).
Salah satu indikator yang dipakai untuk menentukan stres oksidatif pada manusia
adalah kadar Malondialdehid (MDA) yang merupakan hasil peroksidasi lipid di
dalam tubuh akibat radikal bebas (Winarsi, 2007). Tingginya kadar MDA secara
tidak langsung juga menunjukkan jumlah radikal bebas. Kadar peroksidasi lipid yang
tinggi dan bersamaan dengan menurunnya mekanisme pertahanan antioksidan dapat
menimbulkan kerusakan organel sel dan menimbulkan stress oksidatif, sehingga
dapat meningkatkan Low Density Lipoprotein (LDL) teroksidasi dan menurunkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL) darah. Kondisi tersebut dikenal sebagai
dislipidemia yang merupakan salah satu faktor resiko dari aterosklerosis yang
menyebabkan penyakit kardiovaskuler (Wahyuningtyas, 2011).
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun salam (Syzygium
polyanthum) terhadap penurunan kadar MDA darah tikus putih (Rattus
norvegicus) yang dipapar asap rokok secara akut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan
metode desain kelompok kontrol posttest only. Ini adalah desain penelitian di
mana hasil penelitian diamati setelah perawatan selesai. Subyek penelitian
adalah 25 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 5 kelompok ditambah 5 ekor tikus
putih untuk cadangan. Sampel yang terdiri dari 5 kelompok diambil secara acak
dengan 5 perlakuan yang berbeda yaitu satu kelompok kontrol negatif, satu
kelompok kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan. Itu dilakukan selama 21
hari.
Hasil Penelitian: Penelitian ini dilakukan selama 21 hari dengan menggunakan
30 tikus putih (rattus novergicus strain wistar). Dimana 7 hari pertama
merupakan proses adaptasi tikus, sedangkan penelitian utama dimulai dari hari
kedelapan sampai hari kedua puluh satu. Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan berupa paparan asap rokok kretek dan pemberian ekstrak
daun salam (Syzygium polyanthum) pada tiap kelompok perlakuan. Diakhir
penelitian dilakukan pengukuran kadar MDA darah tikus putih strain wistar.
Penelitian berjalan lancar tanpa ada tikus yang mati.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dapat
mempengaruhi penurunan kadar MDA darah tikus putih strain wistar yang
dipapar asap rokok.
Kata Kunci: Daun salam, malondialdehid, rokok, tikus..
PENDAHULUAN di Indonesia setiap tahun
Negara Indonesia menurut Global diperkirakan mencapai 199 miliar
Adult Tobacco Survey (GATS) di batang rokok. Akibatnya adalah
tahun 2008, menempati urutan ketiga kematian sebanyak 5 juta orang
dalam jumlah perokok terbesar di pertahunnya. Bila hal ini tidak
dunia (WHO, 2008). Konsumsi rokok dapat dicegah, maka jumlah kema-
Muhammad Adillah Muntazeri/ 20161030311132/ Skill 9/ Kelas B

tian akan meningkat dua kali lipat dapat menimbulkan kerusakan


mendekati 10 juta orang pertahun organel sel dan menimbulkan stress
pada tahun 2020. Merokok oksidatif, sehingga dapat
diestimasikan 90% menyebabkan meningkatkan Low Density
kanker paru pada pria dan sekitar Lipoprotein (LDL) teroksidasi dan
70% pada wanita (Sharon, 2007). menurunkan kadar High Density
Dampak buruk dari merokok Lipoprotein (HDL) darah. Kondisi
dapat diakibatkan dari akumulasi tersebut dikenal sebagai dislipidemia
kerusakan oksidatif yang disebabkan yang merupakan salah satu faktor
oleh Reactive Oxigen Species resiko dari aterosklerosis yang
(ROS), yang disebut stres oksidatif. menyebabkan penyakit
Stres oksidatif adalah suatu kondisi kardiovaskuler (Wahyuningtyas,
yang terjadi karena 2011).
ketidakseimbangan antara produksi Sejumlah penelitian telah
radikal bebas dan antioksidan. dilakukan untuk mencegah aktivasi
Keadaan ini akan menyebabkan radikal bebas sebagai dampak dari
kerusakan serius pada makromolekul asap rokok dengan penggunaan
biologi dan disregulasi metabolisme antioksidan eksogen seperti vitamin
normal dan fungsi fisiologi A, vitamin C, vitamin E, flavonoid
(Tjakradidjaja, 2011). dan tannin. Salah satunya penelitian
Salah satu indikator yang yang dilakukan Hanslavina, dkk
dipakai untuk menentukan stres (2006) diketahui bahwa vitamin C
oksidatif pada manusia adalah kadar dan vitamin E yang diberikan pada
Malondialdehid (MDA) yang hewan coba yang telah terpejan asap
merupakan hasil peroksidasi lipid di rokok berfungsi sebagai antioksidan
dalam tubuh akibat radikal bebas yang dapat mencegah hiperplasi sel
(Winarsi, 2007). Tingginya kadar goblet. Antioksidan ini terutama
MDA secara tidak langsung juga bekerja dengan menangkap radikal
menunjukkan jumlah radikal bebas. bebas.
Kadar peroksidasi lipid yang tinggi Salah satu bahan alami yang
dan bersamaan dengan menurunnya memiliki khasiat pengobatan dan
mekanisme pertahanan antioksidan dapat berperan sebagai antioksidan
adalah daun salam (Syzygium Muhammadiyah Malang, Perlakuan
polyanthum). Hal ini dikarenakan hewan coba bertempat di
kandungan antioksidan pada daun Laboratorium Farmakologi Fakultas
salam seperti vitamin A, vitamin C, Kedokteran Universitas
dan flavonoid diduga memiliki Muhammadiyah Malang, dan
fungsi untuk menghentikan atau Pengukuran kadar MDA di
memutuskan reaksi berantai dari Laboratorium Kimia kampus III
radikal bebas yang terdapat didalam Universitas Muhammadiyah Malang.
tubuh, sehingga dapat Populasi penelitian ini adalah
menyelamatkan sel-sel tubuh dari tikus putih (Rattus norvegicus) strain
kerusakan akibat radikal bebas wistar dewasa dengan kondisi sehat
(Hernani dan Rahardjo, 2005). Selain yang ditandai dengan gerakannya
itu daun salam juga mempunyai yang aktif. Sampel yang digunakan
pengaruh antioksidan dalam adalah tikus putih (Rattus
menurunkan kadar MDA pada norvegicus) strain wistar, umur 2-3
diabetes melitus (Nurwati, 2006). bulan, berat badan 150-250 gram
Manfaat melakukan penelitian ini sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5
adalah bukti ilmiah yang kelompok.
menjelaskan manfaat daun salam Estimasi jumlah sampel yang
bagi masyarakat, sebagai pengobatan digunakan pada penelitian ini adalah
alternatif secara klinis, dan referensi dengan rumus berikut:
penggunaan penelitian selanjutnya (t-1) (p-1) >15
mengenai penggunaan daun salam.
(t-1) (5-1) >15
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
4t-4 >15

penelitian eksperimental yang
menggunakan metode the posttest 4t > 19
only control group design. Penelitian
ini akan dilaksanakan selama 21 hari t >4,75 ≈ 5 (Supranto, 2007).
bertempat di: untuk ekstraksi Keterangan:
bertempat di Laboratorium Biomedik p = perlakuan
Fakultas Kedokteran Universitas t = jumlah sampel per perlakuan
perlakuan. Alat untuk memberikan ekstrak
daun salam (sonde, dan spuit).
Berdasarkan perhitungan di
Alat untuk pemaparan,
atas, penelitian ini akan menggunakan
pembedahan dan pengukuran MDA
25 ekor tikus putih, dibagi menjadi 5
(smoking pump dan kandang, alat
kelompok dan masing-masing
bedah, spuit, jarum suntik, tabung
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.
reaksi, labu ukur, gelas piala, pipet
Sampel terdiri atas 5 kelompok
mikro, sentrifuge, penangas air,
tersebut diambil secara random
vorteks, spektrofotometer, kuvet.
dengan 5 perlakuan yang berbeda-
Bahan untuk pemeliharaan tikus
beda yaitu satu kelompok kontrol
(bahan pakan (BR-1), aquadest).
negatif, satu kelompok kontrol positif,
dan tiga kelompok perlakuan. Bahan untuk membuat ekstrak daun
salam (daun salam, pelarut etanol
Ditambahkan tikus cadangan 1 ekor
96%). Bahan untuk pemaparan asap
tiap kelompoknya, sehingga
rokok (Rokok kretek tanpa filter per
jumlahnya menjadi 30 ekor tikus
hari : 4 kelompok x 2 batang = 8
putih. Teknik pengambilan sampel
batang/ hari; Jumlah rokok kretek
pada penelitian ini menggunakan
yang digunakan 8 batang x 14 hari =
Simple Random Sampling.
112 batang). Bahan untuk pengukuran
Alat & Bahan
MDA (larutan asam trikloroasetat
Alat pemeliharaan tikus (kandang
(TCA) 20 % (20 gram TCA
pemeliharaan, tempat makan, tempat
dilarutkan dalam 100 ml Aquades
minum, kawat kasa untuk penutup
bebas ion), larutan asam tiobarbiturat
kandang, timbangan tikus).
(TBA) 0,67 % (0,67 gram TBA
Alat untuk membuat ekstrak daun
dilarutkan dalam 100 ml Asam
salam (Timbangan analitik (0,001
asetat)).
gram), oven, mixer, bak air, tabung
Karakteristik Sampel Penelitian
erlenmayer, tabung pemisah dengan
Kriteria Inklusi
pengunci, rotaevaporator, kertas
Tikus putih strain wistar, umur 2-3
saring whatman, labu ukur 100 ml,
bulan, berat badan 150-250 gram,
corong kaca, pengaduk (spatula),
sehat, ditandai dengan gerakan yang
beaker glass, timble)
aktif dan mata yang jernih.
Kriteria Eksklusi ml, sehingga apabila diberikan dosis
Tikus yang stres saat adaptasi lebih besar dikhawatirkan lambung
ditandai dengan pasif bergerak, tikus tikus tidak mampu menampung
tidak mau makan dan minum saat volume yang lebih besar yang dapat
penelitian, tikus yang pernah menyebabkan lambung tikus
digunakan untuk penelitian. mengalami inflamasi (Riansari,
2008). Rokok yang digunakan adalah
Variabel Penelitian & Definisi
rokok jenis non filter atau rokok
Operasional
kretek. Pemaparan asap rokok 2
Variabel bebas  dosis ekstrak daun
batang per hari untuk tiap kelompok
salam
perlakuan selama 14 hari. Kadar
Variabel tergantung  kadar
MDA merupakan produk akhir dari
malondialdehid (MDA) dalam darah
peroksidasi lipid, yang diukur dengan
tikus putih (Rattus norvegicus) strain
memakai TBARS dan satuan MDA
wistar.
dalam mmol/L. Pengukuran kadar
Definisi operasional  Ekstrak daun
MDA dengan menggunakan darah
salam (Syzygium polyanthum) adalah
hewan coba yang diambil dari
ekstrak daun salam yang berbentuk
ventrikel kiri sebanyak ± 3 ml.
kental seperti gel. Ekstraksi dibuat
Pengambilan darah dilakukan setelah
dengan metode maserasi dengan
14 hari perlakuan.
menggunakan pelarut etanol 96%
Prosedur Penelitian
sehingga menghasilkan ekstrak daun
Tikus diadaptasikan dahulu
salam (Syzygium polyanthum) yang
dengan lingkungan dan pakan selama
berbentuk seperti gel. Pada penelitian
satu minggu di laboratorium diberi
sebelumnya, ekstrak daun salam
makan pellet dan diberi minum air
(Syzygium polyanthum) dapat
sebelum diberi perlakuan sambil
menurunkan kadar kolesterol total
diamati kesehatannya.
pada tikus hiperlipidemia dengan
Tikus yang digunakan sebanyak 25
dosis ekstrak 0,18 gram, 0,36 gram
ekor, terbagi menjadi 5 kelompok dan
dan 0,72 gram daun salam segar.
tiap kelompok terdiri dari 5 ekor
Dosis sonde yang diberikan ke tikus 2
tikus. Kelompok I : Kontrol negatif;
ml/200grBB/hari. Daya tampung atau
Kelompok II : Kontrol positif
volume lambung tikus maksimal 5
(pemaparan asap rokok); Kelompok dalam CMC-Na 1% dan aquades
III : pemaparan asap rokok dan sebanyak 150 ml.
pemberian ekstrak daun salam Dosis yang dipakai pada
dengan dosis 0,18 gr/ 200 grBB/ hari penelitian ini dihitung berdasarkan
+ 2 ml aquades.; Kelompok IV : pemakaian daun salam oleh manusia.
pemaparan asap rokok dan pemberian Manusia dewasa di indonesia (berat
ekstrak daun salam dengan dosis 0,36 badan 50 kg) mengkonsumsi daun
gr/ 200 grBB/ hari + 2 ml aquades; salam untuk pengobatan tradisional
Kelompok V : pemaparan asap rokok sebanyak 7 gram. Pada tabel konversi
dan pemberian ekstrak daun salam dosis, berat badan manusia adalah 70
dengan dosis 0,72 gr/ 200 grBB/ hari kg dan konversi dosis dari manusia ke
+ 2 ml aquades. tikus 200 gram adalah 0,018,
Melakukan ekstraksi untuk sedangkan kadar ekstrak dari serbuk
pemisahan dan pemurnian zat padat daun salam adalah 10,27%. Maka
organik dengan metode maserasi. perhitungan dosisnya adalah sebagai
Bahan baku berupa daun salam berikut: Manusia 50 kg
terlebih dahulu dipotong kecil-kecil mengkonsumsi serbuk kering daun
(ukuran 1 mm x 1 mm) dan dijadikan salam sebanyak 7 gram. Manusia 70
serbuk sebelum digunakan dalam kg mengkonsumsi serbuk kering daun
proses ekstraksi. Proses ekstraksi salam 10,27% x 70/50 x 7 gram =
dilakukan menggunakan pelarut 1,006 gram ekstrak. Dosis untuk tikus
etanol 96% dengan perbandingan 200 gram = 0,018 x 1,006 gram =
jumlah solid terhadap pelarut adalah 18,1 mg ekstrak. Dosis sonde yang
1:10 pada kecepatan pengadukan 500 diberikan ke tikus 2 ml/200grBB/hari.
rpm sampai diperoleh ekstrak Pada penelitian ini, rokok
konstan. Larutan filtrat didinginkan yang digunakan adalah jenis rokok
lalu disaring dengan kertas Whatman kretek.
110 mm. Kemudian memisahkan Pengasapan dengan rokok
pelarut dengan hasil ekstrak dilakukan 2 jam setelah pemberian
menggunakan rotary evaporator ekstrak daun salam dengan waktu
sampai menghasilkan ekstrak kental. pemaparan 10-15 menit/hari. Tikus
Kemudain ekstrak kental dilarutkan dipindahkan ke tempat yang sudah
dipasang alat smoking pump. Dosis disentrifuge dengan kecepatan 3000
pemaparan yaitu 2 batang rokok rpm selama 10 menit. Supernatant
untuk 5 ekor tikus selama 14 hari. diambil, dimasukkan ke dalam
Setelah selesai pemaparan tikus penangas air dengan suhu 95-100° C
dikembalikan ke kandangnya dan alat selama 10 menit. Setelah itu tabung
smoking pump tetap dihidupkan reaksi dikeluarkan dan didinginkan
untuk membersihkan kandang dari dalam bejana berisi air es. Hasil
sisa asap rokok sebelumnya. reaksi diambil sebanyak 1 ml
Proses anastesi dilakukan satu dimasukkan dalam kuvet dan dibaca
persatu terhadap hewan coba yaitu serapannya pada panjang gelombang
dengan memasukkan hewan coba 532 nm (Marhaen, 2004).
kedalam toples kaca berisi kapas yang
telah dicampur dengan kloroform.
Anastesi dilakukan secara inhalasi
dengan dosis eter ± 0,67 ml/hewan
coba selama 60 detik.
Setelah hewan coba
teranastesi (keadaan pingsan), hewan
coba diletakkan di meja lilin dan
keempat kaki hewan coba difiksasi
dengan jarum pentul. Dilakukan
pembedahan dengan menggunakan
gunting bedah pada abdomen hewan
coba hingga setinggi leher. Kemudian
dengan menggunakan spuit 3 ml,
Analisis Data
darah hewan coba diambil dari
Analisis data dimulai dengan
ventrikel kiri.
uji normalitas dan homogenitas.
Prosedur analisis MDA serum
Apabila distribusi normal dan
dengan cara darah diambil sebanyak 1
homogen maka dapat dilanjutkan
ml, dimasukkan ke dalam tabung
dengan uji One Way ANOVA, tetapi
reaksi dan ditambahkan 1 ml TCA 20
bila hasil uji normalitas dan
% dingin, kemudian divorteks dan
homogenitas tidak terdistribusi
normal maka memakai uji non- dkk (2004) diketahui bahwa terdapat
parametrik Kruskal Wallis Test. One hubungan antara lama pemaparan
Way ANOVA, yaitu untuk menguji rokok kretek dengan peningkatan
hipotesis kesamaan rata-rata antar kadar MDA.
kelompok (>2 kelompok), apakah Pada kelompok perlakuan 1,
rata-rata antar sampel berbeda secara 2, 3 yang diberikan paparan asap
signifikan atau tidak; dengan tingkat rokok dan ekstrak daun salam
kepercayaan a = 0,05, dimana apabila menunjukkan penurunan yang nyata
memperoleh a> 0,05 artinya tidak ada terhadap kadar MDA tikus
perbedaan yang bermakna, sebaliknya dibandingkan kontrol positif. Pada
bila a < 0,05 menunjukkan adanya kelompok perlakuan 3 didapatkan
perbedaan yang bermakna. TUKEY penurunan kadar MDA paling
5% merupakan kelanjutan dari uji optimal dengan dosis
Annova digunakan untuk melihat 0,72gr/200grBB/hari dibandingkan
perbedaan yang bermakna antar dengan kelompok perlakuan 1
masing-masing kelompok perlakuan dengan dosis 0,18gr/200grBB/hari
dalam penelitian. dan perlakuan 2 dengan dosis
PEMBAHASAN 0,36gr/200grBB/hari.
Berdasarkan hasil penelitian Hasil uji Anova menunjukkan
dan analisis data menunjukkan bahwa bahwa nilai sig = 0,000 lebih kecil
pemberian ekstrak daun salam dapat dari pada p (0,05) yang berarti
menurunkan kadar MDA darah tikus terdapat pengaruh perlakuan yang
putih yang dipapar asap rokok. Pada bermakna pada kadar MDA darah
kelompok kontrol negatif (K-) tikus putih.
didapatkan rerata kadar MDA Penelitian ini menunjukkan
6,84ng/mL. Pada kelompok kontrol hubungan yang kuat yaitu terbukti
positif (K+) yang diberi paparan asap dengan pengaruh pemberian ekstrak
rokok 2 batang selama 10 menit per daun salam terhadap penurunan kadar
hari selama 14 hari didapatkan kadar MDA sebesar (r = 0,918; sig = 0,000
MDA yang meningkat 6 kali lipat < p(0,01); R2 = 0,843). Pengaruh ini
dari kelompok kontrol negatif (K-). berarti 84,3% kandungan kimia
Hal ini sejalan dengan penelitian Ali, dalam ekstrak daun salam mampu
menurunkan kadar MDA darah tikus diduga karena dosis yang diberikan
putih sedangkan 15,7% dipengaruhi masih harus ditingkatkan lagi sampai
faktor lain seperti suhu, cahaya atau mendekati perbaikan yang sama
radikal bebas yang berasal dari dengan tikus kontrol negatif.
endogen. Secara keseluruhan dari hasil
Penurunan kadar MDA tikus penelitian ini diketahui bahwa
putih pada kelompok perlakuan 1, 2 paparan asap rokok menyebabkan
dan 3 diduga karena ekstrak daun peningkatan kadar MDA darah tikus
salam mengandung flavonoid yang putih dan pemberian ekstrak daun
memiliki fungsi sebagai antioksidan salam dapat menurunkan kadar MDA
yang bekerja dengan menangkal secara signifikan. Dengan demikian
radikal bebas dan menghambat hasil penelitian sesuai dengan
terjadinya peroksidasi lipid sehingga hipotesis yang diajukan yaitu
kadar MDA yang dihasilkan pemberian ekstrak daun salam
menurun. Pada penelitian (Syzygium polyanthum) dapat
sebelumnya telah disebutkan bahwa menurunkan kadar MDA pada tikus
flavonoid mampu menangkal radikal putih (Rattus novergicus) strain
bebas. Penelitian tersebut wistar yang dipapar asap rokok
menunjukkan ekstrak daun salam namun masih memerlukan penelitian
yang mengandung flavonoid lebih lanjut untuk mengetahui
mempunyai efek anti radikal bebas mekanisme pasti ekstrak daun salam
dan sebagai penghambat kerusakan dalam menurunkan kadar MDA darah
jaringan akibat stres oksidatif yang tikus putih.
lebih baik dari vitamin C, vitamin E PENUTUP
dan beta karoten.
Kesimpulan dari penelitian ini
Keterbatasan penelitian ini
adalah Pemaparan asap rokok dapat
adalah didapatkannya rerata kadar
meningkatkan kadar MDA darah
MDA plasma pada perlakuan 3 yang
tikus putih 
 strain wistar.
belum mencapai keadaan tikus
kontrol negatif atau tikus sehat. Pemberian ekstrak daun salam
Seharusnya pada perlakuan tersebut (Syzygium polyanthum) dapat
sudah bisa mendekati sehat. Hal ini memengaruhi penurunan kadar
MDA darah tikus putih strain wistar
yang dipapar asap rokok. Dalam
penelitian ini ekstrak daun salam DAFTAR PUSTAKA
(Syzygium polyanthum) dengan
Adrianto, A.W.D. 2012. Uji Daya
dosis 0,72gr/200grBB/hari memiliki
Antibakteri Ekstrak Daun Salam
efek antioksidan paling optimal
(Eugenia polyantha Wight)
dalam menurunkan kadar MDA
Dalam Pasta Gigi Terhadap
darah tikus putih strain wistar jika
Pertumbuhan Streptococcus
dibandingkan dengan dosis
Mutans. Skripsi. Jember: FKG
0,18gr/200grBB/hari dan
Universitas Jember.
0,36gr/200grBB/hari.
Agestia, W. R. 2009. Flavonoid
Saran mengenai hasil
(Quercetin). Makalah Kimia
penelitian adalah perlu dilakukan
Organik Bahan Alam.
penelitian lanjutan menggunakan
Alviani. 2007, Khasiat Ramuan
dosis ekstrak daun salam (Syzygium
Ekstrak Daun Jati Belanda
polyanthum) yang lebih tinggi
Terhadap Peroksidasi Lipid Hati
dengan rentang dosisnya lebih lebar
Tikus Hiperlipidemia. Skripsi.
untuk mengetahui dosis paling
Bogor: Fakultas Matematika dan
efektif dalam menurunkan kadar
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
MDA darah tikus putih strain wistar
Pertanian Bogor.
yang dipapar asap rokok. Perlu
Arkeman, David. 2006. Efek
dilakukan penelitian lebih lanjut
Vitamin C dan E Terhadap Sel
untuk mengetahui faktor-faktor yang
Goblet Saluran Nafas Pada
mempengaruhi penurunan kadar
Tikus Akibat Pejanan Asap
MDA darah tikus putih strain wistar
Rokok. Jakarta: Fakultas
yang dipapar asap rokok. 
 Perlu
Kedokteran Universitas Trisakti.
dilakukan penelitian lebih lanjut Universa Medicina vol.25 no.2.
untuk mengetahui mekanisme pasti Cahyono, S. 2008. Gaya Hidup dan
ekstrak daun salam (Syzygium Penyakit Modern. Kanisius :
polyanthum) sebagai antioksidan Yogyakarta. Dalimartha, S,
pencegah radikal bebas. 2009. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia Jilid 6, Pustaka
Bunda, Grup Puspa Swara, Husain, I. 2004. Bay leaf nutrition
Anggota IKAPI, Jakarta. facts. USDA National Nutrient
Ekawati, R.A. 2007. Potensi data base.
Antioksidasi Daun Salam Junieva, P.N., 2006. Pengaruh
(Eugenia polyantha wight.) Pemberian Ekstrak Meniran (
Pada Lingkungan Agrobiofisik yang Phyllanthus sp. ) terhadap
Berbeda. Skripsi. Bogor: FMIPA Gambaran Mikroskopik Paru
IPB Tikus Wistar yang Diinduksi
Gondodiputro S. 2007. Bahaya Karbon Tetraklorida. Semarang:
Tembakau dan Bentuk-Bentuk FK UNDIP.
Sediaan Tembakau. Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Harnita, Agnes I, 2006. Uji
Penangkapan Radikal Hidroksil
Oleh Fraksi Air Dari Ekstrak
Teh Hitam dan Vitamin C
Secara Invitro Dengan Metode
Deoksiribosa. Universitas Sanata
Darma Yogyakarta, jurnal, hal.
152-161.
Hendromartono, S. 2000. Peran
Radikal Bebas Terhadap
Komplikasi Vaskuler. Majalah
Penyakit Dalam Udayana 1 ;
(89-92).
Hernani, Rahardjo M. 2005.
Tanaman Berkhasiat
Antioksidan. Jakarta: Penebar
Swadaya.

You might also like