Professional Documents
Culture Documents
(DVT)
Ada dua tipe dari vena-vena di kaki; vena-vena superficial (dekat permukaan) dan vena-vena
deep (yang dalam). Vena-vena superficial terletak tepat dibawah kulit dan dapat terlihat dengan
mudah pada permukaan. Vena-vena deep, seperti yang disiratkan namanya, berlokasi dalam
didalam otot-otot dari kaki. Darah mengalir dari vena-vena superficial kedalam sistim vena
dalam melalui vena-vena perforator yang kecil. Vena-vena superficial dan perforator
mempunyai klep-klep (katup-katup) satu arah didalam mereka yang mengizinkan darah mengalir
hanya dari arah jantung ketika vena-vena ditekan.
Bekuan darah (thrombus) dalam sistim vena dalam dari kaki adalah sebenarnya tidak
berbahaya. Situasi menjadi mengancam nyawa ketika sepotong dari bekuan darah terlepas
(embolus, pleural=emboli), berjalan ke arah muara melalui jantung kedalam sistim peredaran
paru, dan menyangkut dalam paru. Diagnosis dan perawatan dari deep venous thrombosis (DVT)
dimaksudkan untuk mencegah pulmonary embolism.
Bekuan-bekuan darah pada sistim vena superficial paling sering terjadi disebabkan oleh trauma
(luka) pada vena yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah kecil. Peradangan dari vena dan
kulit sekelilingnya menyebabkan gejala dari segala tipe peradangan yang lain:
kemerahan,
kehangatan,
kepekaan, dan
pembengkakan.
Sering vena yang terpengaruh dapat dirasakan sebagai tali menebal yang kokoh. Mungkin ada
peradangan yang menyertai sepanjang bagian dari vena.
Gejala-gejala dari deep vein thrombosis berhubungan dengan rintangan dari darah yang kembali
ke jantung dan menyebabkan aliran balik pada kaki. Secara klasik, gejala-gejala termasuk:
nyeri,
bengkak,
kehangatan, dan
kemerahan.
Tidak semua dari gejala-gejala ini harus terjadi; satu, seluruh, atau tidak ada mungkin hadir
dengan deep vein thrombosis. Gejala-gejala mungkin meniru infeksi atau cellulitis dari kaki.
Kaki yang bengkak, kemerahan, dan nyeri mungkin adalah indikator-indikator dari bekuan darah
dan harus tidak diabaikan. Gejala-gejala ini mungkin disebabkan oleh penyebab-penyebab lain
(contohnya, cellulitis atau infeksi), namun mungkin sulit untuk membuat diagnosis tanpa
mencari nasehat medis.
Jika ada nyeri dada atau sesak napas yang berhubungan, maka keprihatinan lebih jauh ada bahwa
pulmonary embolus mungkin adalah penyebabnya. Sekali lagi, segera mencari nasehat adalah
tepat.
Ultrasound sekarang adalah metode standar dari mendiagnosa kehadiran deep vein thrombosis.
Teknisi ultrasound mungkin mampu untuk menentukan apakah ada bekuan, dimana ia berlokasi
di kaki, dan berapa besarnya. Ultrasounds dapat dibandingkan melalui waktu untuk melihat
apakah bekuan telah tumbuh atau menghilang. Ultrasound adalah lebih baik untuk "melihat"
vena-vena diatas lutut dibanding pada vena-vena dibawah lutut.
Venography, menyuntikan zat pewarna (dye) kedalam vena-vena untuk mencari thrombus,
umumnya tidak dilakukan lagi dan telah lebih menjadi catatan kaki sejarah.
D-dimer adalah tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk
menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan
darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator positif
atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer positif, itu
tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi akan
mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau kehamilan). Untuk
sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif.
Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada penyebab yang potensial
untuk deep vein thrombosis.
kompres-kompres hangat,
pengompresan kaki, dan
obat-obat anti-peradangan seperti ibuprofen.
Jika thrombophlebitis terjadi dekat selangkangan kaki dimana sistim-sistim superficial dan dalam
bergabung bersama, ada potensial bahwa thrombus dapat meluas kedalam sistim vena dalam.
Pasien-pasien ini mungkin memerlukan terapi anticoagulation atau pengenceran darah (lihat
bawah).
Deep venous thromboses atau thrombos-thrombos vena dalam yang terjadi dibawah lutut
cenderung tidak embolisasi (terlepas). Mereka mungkin diamati dengan rentetan ultrasounds
untuk memastikan mereka tidak meluas keatas lutut. Pada saat yang sama, penyebab dari deep
vein thrombosis mungkin perlu ditujukan.
Perawatan untuk deep venous thrombosis diatas lutut adalah antikoagulasi, kecuali ada
kontraindikasi. Kontraindikasi-kontraindikasi termasuk operasi besar baru-baru ini (karena
antikoagulasi akan mengencerkan semua darah dalam tubuh, tidak hanya yang di kaki, menjurus
pada persoalan-persoalan perdarahan yang signifikan), atau reaksi-reaksi abnormal ketika
sebelumnya dipaparkan pada obat-obat pengencer darah.
Antikoagulasi mencegah pertumbuhan yang lebih jauh dari bekuan darah dan mencegahnya dari
pembentukan embolus yang dapat berjalan ke paru.
Antikoagulasi adalah proses dua langkah. Warfarin (Coumadin) adalah obat pilihan untuk
antikoagulasi. Ia segera dimulai, namun sayangnya mungkin memerlukan waktu satu minggu
atau lebih untuk darahnya mengencer secara tepat. Oleh karenanya, heparin berat molekul rendah
[enoxaparin (Lovenox)] dimasukan pada saat yang bersamaan. Ia mengencerkan darah melaui
mekanisme yang berbeda dan digunakan sebagai terapi penghubung (jembatan) hingga warfarin
telah mencapai tingkat therapeutiknya. Suntikan-suntikan enoxaparin dapat diberikan pada basis
pasien rawat jalan.
Dosis dari warfarin dimonitor dengan tes-tes darah yang mengukur waktu prothrombin atau INR
(international normalized ratio). Untuk deep vein thrombosis yang tidak rumit (menyulitkan),
lamanya terapi dengan warfarin yang direkomendasikan adalah tiga sampai enam bulan.
Post-phlebitic syndrome dapat terjadi setelah deep vein thrombosis. Kaki yang terpengaruh
dapat menjadi bengkak dan nyeri secara kronis dengan perubahan-perubahan warna kulit dan
pembentukan borok-borok (ulcer) disekitar kaki dan pergeangan kaki.
Pada tatacara rumah sakit, staff bekerja keras untuk mengecilkan potensial untuk pembentukan
bekuan pada pasien-pasien yang lumpuh (tidak dapat bergerak). Compression stockings (kaos-
kaki penekan) digunakan secara rutin. Pasien-pasien operasi berjalan keluar dari ranjang lebih
dini dan dosis rendah heparin atau enoxaparin digunakan untuk deep vein thrombosis
prophylaxis (langkah-langkah yang diambil untuk mencegah DVT).
Untuk mereka yang berwisata, adalah direkomendasikan bahwa mereka berdiri dan berjalan
setiap beberapa jam selama perjalanan yang jauh.