Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui definisi kejang neonatus.
b) Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari kejang neonatus
c) Untuk mengetahui apa saja factor dari kejang neonatus
d) Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana penatalaksanaan kejang pada
neonatus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
b) Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat karena kejang merupakan suatu
tanda adanya penyakit sistem sayarf pusat (SSP), kelainan metabolik atau
penyakit lain.
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau
dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak) Menurut Brown (1974) kejang
adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi
neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran
listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar). Kejang
bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal
atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting
akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat
mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut
diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada bayi baru
lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan
memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang
tersebut dengan obat antikonvulsan.
Kejang pada bayi baru lahir sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda
dengan kejang pada anak atau orang dewasa.Hal ini disebabkan karena
ketidakmatangan organisasi korteks pada bayi baru lahir.Kejang umum tonikklonik
jarang pada bayi baru lahir.Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa
tremor ,hiperaktif,kejang-kejang,tiba-tiba menangis melengking,tonus otot hilang
disertai aatau tidak dengan hilangnyakesadaran, tidak menentu, (involuntary
movement), nistagmus, (fenomena oral dan bukal ), bahkan apnu oleh karena
manifestasi klinik yang berbeda-bada dan bervariasi,sering kali pada bayi baru
lahir tidak dikenali oleh yang belum berpengalaman .
Dalam prinsip ,setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila
berlangsung berulang-ulang dan periodic ,harus dipikirkan kemungkinan
merupakan manifestasi kejang.
Perbedaan kejang dan spasme
Masalah Temuan khusus
Kejang - Gerakan wajah dan ekstermitas yang teratur dan berulang
umum - Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tangkai,baik sinkron maupun tidak
sinkron
- Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap bangun
tetapi tidak responsive/apatis)
- Apnea(nafas spontan berhenti lebih 20 detik)
Kejang - Gerakan mata berkedip,berpudar dan dan juling yang berulang
suble - Gerakan mulut dan lidang berulang
- Gerakan tangkai tidak terkendali, gerakan seperti mengayuh sepeda
- Bayi bias masih sadar
Spasme - Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai
beberapa menit
- Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya
- Bayi tetap sadar,sering menangis kesakitan
- Trismus (rahang kaku,mulut tidak dapat di buka,bibir mencuci seperti
mulut ikan
- Opitotonus
- Gerakan tangan seperti meninju dan mengepal
C. Kejang Tonik
1) Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadangan disertai fleksi kedua lengan
menyerupai keadaan dekortikasi.
2) Ditandai dengan postur tungkai dan badan yang kaku, dan kadang disertai
dengan deviasi mata yang tetap.
D. Kejang Mioklonik
1) Berupa gerakan fleksi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada neonatus.
2) Jingkatan jingkatan setempat atau menyeluruh tungkai atau badan sebentar
yang cenderung melibatkan kelompok otot distal.
Epidemiologi
1. Mortalitas/Morbiditas
a) Kejang demam biasanya tidak berbahaya.
b) Anak dengan kejang demam memiliki resiko epilepsy sedikit lebih tinggi
dibandingkan yang tidak (2% : 1%).
c) Faktor resiko untuk epilepsy di tahun-tahun berikutnya meliputi kejang demam
kompleks, riwayat epilepsy atau kelainan neurologi dalam keluarga, dan hambatan
pertumbuhan. Pasien dengan 2 faktor resiko tersebut mempunyai kemungkinan
10% mendapatkan kejang demam.
2. Ras
Kejang demam terjadi pada semua ras.
3. Jenis kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan kejadian lebih tinggi pada pria.
4. Usia
Kejang demam terjadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun.
Etiologi
1. Metabolik
a. Hipoglikemia
Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan
kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat
dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum
lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang kecil,
bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
b. Hipokalsemia
Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang
dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L
Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua serangan
bayi dalam keadaan baik.
c. Hipomagnesemia
Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya terdapat
bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat sembuh
dengan pengobatan yang adekuat.
d. Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l. gejalanya
adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l. Kejang
yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis dalam otak.
e. Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn
Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat
dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-lain.
Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin
f. Asfiksia
Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O2 dari ibu ke janin.
2. Perdarahan Intrakranial
Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi
vitamin K, trombositopenia. Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid,
intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia.
Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat
membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan
metabolism bila ada.
3. Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis
4. Genetik/kelainan bawaan
5. Penyebab lain
a. Polisikemia
Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta,
transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan
kadar hemoktrokit di atas 65%
b. Kejang idiopatik
Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui
penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya
c. Toksin estrogen
Misalnya : hexachlorophene
Penyebab
Tak jarang bayi Indonesia mengalami kejang dan hal ini sangat
mengkhawatirkan bagi para orangtua. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab bayi
kejang? Kejang demam atau kejang yang disertai demam biasanya terjadi karena bayi
memang mengalami suatu penyakit. Contohnya, bayi terkena infeksi pada saluran
pencernaannya yang menyebabkan dia demam dan kemudian kejang. Penyakit lainnya
yang bisa menyebabkan kejang pada bayi adalah penyakit radang telinga, infeksi pada
paru dan infeksi lainnya.
Penyakit diabetes mellitus yang diderita oleh ibu bisa juga menjadi penyebab
bayi kejang. Ibu yang terkena penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan bayi
mengalami kekurangan kadar gula darah. Selain itu, bayi yang pada saat lahir memiliki
berat badan lebih dari 4 kg memiliki resiko terkena kejang hingga hari ke-28 dia
dilahirkan. Kejang yang timbul karena dua hal di atas biasanya tidak disertai demam.
Kejang yang tidak disertai demam biasanya juga terjadi karena kelainan di otak.
Penyakit yang mengganggu fungsi otak bayi bisa membangkitkan kejang. Misalnya
perdarahan, tumor dan radang yang terjadi di otak. Dalam hal ini kejang berkaitan
dengan otak karena di dalam otak terdapat pusat syaraf tubuh.
Kondisi pada saat hamil juga bisa menyebabkan kejang pada bayi jika ibu
terinfeksi salah satu dari virus TORCH. Selain itu, proses kelahiran juga bisa
mempengaruhi kejang pada bayi Indonesia. Seperti misalnya pada saat menjelang
kelahiran, bayi mengalami infeksi atau cedera. Demikian pula dengan proses kelahiran
yang sulit dan bayi yang lahir kuning. Hal-hal ini membuat asupan oksigen ke otak
berkurang sehingga bayi mengalami kejang.
Kejang pada bayi juga bisa disebabkan karena bayi memang menderita penyakit
epilepsi. Biasanya kejang karena epilepsi lama. Penyebab lain seperti terjadinya
gangguan pada peredaran darah dan gangguan metabolisme. Demikian pula karena
keracunan makanan, alergi terhadap sesuatu serta cacat bawaan bisa membuat bayi
kejang.
Memang ada banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan bayi kejang. Bisa
juga karena bayi demam. Tingginya suhu tubuh bayi bisa menyebabkan dia menjadi
kejang. Sebaiknya bila anak pernah mengalami kejang, konsultasikan ke dokter untuk
mengetahui penyebab pastinya. Kejang neonatal bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain sebagai berikut:
1. bayi yang tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering.
timbul pada 24 jam kehidupan pada kebanyakan kasus.
2. Perdarahan otak dapat timbul sebagai akibat dari kekurangan oksigen atau trauma
pada kepala. perdarahan ini biasanya diakibatkan oleh trauma dapat menimbulkan
kejang.
3. Kekurangan gula darah (hipoglikemia) sering timbul dengan gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan pada bayi dengan ibu penderita DM (Diabetes
Mellitus). jarak waktu antara hipoglikemia dan waktu sebelum pemberian awal
pengobatan merupakan waktu timbulnya kejang. kejang lebih jarang timbul pada
ibu pendeita diabetes, kemungkinan karena waktu hipoglikemia yang pendek.
4. infeksi sekunder akibat bakteri dan nonbakteri dapat timbul pada bayi dalam
kandungan, selama persalinan, atau pada periode perinatal. seperti bakteri
meningitis, toksoplasmosis, sifilis, atau rubella (campak). resiko kejang adalah
lebih tinggi jika bayi prematur atau BBLR.
5. adanya cedera jika persalinan
6. bayi kuning disebut sebagai resiko bila terjadi pada hari pertama kelahiran. bayi
kuning akan normal bila terjadi dalam tiga hari.
7. infeksi saat kehamilan (TORCH). terutama pada trimester pertama dikatakan
sebagai penyebab kejang.
Anamnesa
1. Riwayat kehamilan
c) Ibu menderita DM
2. Riwayat persalinan
b) Persalinan presipitatus
c) Gawat janin
3. Riwayat kelahiran
a) Trauma lahir
b) Lahir asfiksia
1. Kesadaran
2. Suhu tubuh
Penilaian kejang
2. Lama kejang
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan gula darah, elektrolit darah, AGD, darah tepi, lumbal pungsi
2. EKG
3. EEG
4. Biakan darah
7. USG kepala
2.4 Penatalaksanaan
Prinsip tindakan untuk mengatasi kejang
3.1 Kesimpulan
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam
28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak) Menurut Brown (1974) kejang adalah
suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik
fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak
(Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar).
Klasifikasi kejang
Bentuk kejang yang hampir tidak kelihatan (subtle) yang sering tidak diketahui
sebagai kejang,Kejang klonik multifocal (migratory),Kejang tonik,Kejang
mioklonik,Kejang mioklonik
Faktor Resiko
Umur,Jenis kelamin,Faktor keturunan,Suhu badan
Penatalaksanaan
(Prinsip tindakan untuk mengatasi kejang)
Menjaga jalan nafas tetap bebas,Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti
kejang,Mengobati penyebab kejang
Obat anti kejang (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002)
1. Diazepam
2. Fenobarbital
3.2 Saran
Setiap bayi baru lahir beresiko mengalami kejam untuk itu diharapkan kepada
bidan dan ibu hamil untuk mengetahui gejala dari kejang dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA