You are on page 1of 8

FAKTOR - FAKTOR UANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT SEND1

BERDASARKAN RISKESDAS DI INDONESIA 2007 - 2008

Rabea Pangerti Yekti dan D. Mutiatikum

Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Jakarta

Abstrttct. National InstIitute of' Health Research and Development has done the basic
health during or "Riske.sdus in 2007". Thc .sun7ple of " Riskesdas "followed Susenas "

KOR" frame work. The objective ofthis Y ~ S ~ C I I is' Clo~ nwusure the proportion of arthritis
in rural and urban area, the linkage het~~eerz uge, sex, occupution, welfure level, with the
access of health services, lowarcls artllriris in In~lonesili. "Riskesu'us " 2007 designated a
cross .sectional, which descriptive design. The Poplrlurion yf' "Ri.skesda.s" 2007 are
households in all areas of the Republic of Itidone,sia which include province, regency,
village. The data are taken fronz "Riske.scr'cr,s" which hrrve ber:'n cleaned und analyzed by
univariate, bivariate, niultivuriate trntr1ysi.s. The results i!f'stud~showed that 5 ( f i v e ) of 6
( s i x ) variables were ,statistically Lsigi~ifEcunt
correlatell lhosc are residential area ( OR=
0.81 ;CI = 0.78 - 0.821, sex ( OR = 0.90 ; CI = 0.89 -. 0.92), educufional level (OR =
2.15 ;CI = 2.13 - 2.18 ), occuptrtion (OR = 0.91 ; CI = 0.90 - 0.93 ), Health service

1.0 ) is not significant


-
reach (OR = 0.95 ; CI 0.91 - 0.96) li~hileeconon~ic..slcil~/.s (OR = 0.99 ; CI = 0 .Y8 -

Key Word :Arthritis

PENDAHULUAN menggambarkan profil kesehatan sampai


tingkat kabupatenlkota atau provinsi.
Dengan visi "Masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat" dan misi I'enyakit sendi/reumatik/encok/os-
"Membuat rakyat sehat", Departemen teoartritis adalah penyakit yang sering
Kesehatan telah merumuskan 4 grcxnd terjadi dengan pertambahan umur, pada
strategy yang salah satunya adalah: "Me- laki-laki lebih sering, terutama setelah
ningkatkan sistem surveilans, monitoring berumur di atas 45 tahun, sedangkan pada
dan informasi kesehatan" dengan salah wanita lebih sering setelah berumur 55
satu produknya adalah "Berf~mgsinya tahun. Dj Amerika osteoartritis menyerang
sistem informasi kesehatan yang evidence 12,1 O/O penduduk usia 25 - 75 tahun
based di seluruh Indonesia". dengan kecacatan pada lutut, panggul dan
tangan, sedangkan di Inggris 25% populasi
Sehubungan dengan ini, Balit- penduduk usia 55 tahun keatas menderita
bangkes telah melakukan Riset Kesehatan osteoartritis di lutut ( I ) . Di Indonesia me-
Dasar (Riskesdas). Sampel Riskesdas nurut Marry Isbagio osteoartritis merupa-
mengikuti lceranglta sampel Susenas KOR. kan penyakit reumatik yang paling banyak
Dengan jumlah sampel yang lebih besar ditemukan. Di kabupaten Malang dan
dari surkesnas, hasil Riskesdas dapat Kotamadya Malang ditemukan prevalensi
Faktor - Faktor . . . . . . . . . .. . . . ..(Rabea et. al)

sebesar 10% dan 13,5%, sedangltan di ANALISIS DATA


Poliklinilt Sub bagian Rheumatologi FKUI Analisis terdiri dari analisis dis-
RSCM ditemultan pada 43,8296 dari sernua ltriptif tentang ltaraltterisrik subyek pe-
penderita baru penyaltit reumatik yang nelitian (analisis univariat), analisis bi-
berobat selaina lturun walttu 199 1- 1994 (2). variat, dan teralthir analisis multivariat
WHO mendata penderita gangguan dengan menggunaltan s o f h ~ u r eStata 9.
sendi di Indonesia mencapai 81% dari 1. Analisis univariat :
populasi, hanya 24% yang pergi lte doltter,
sedangltan 7 1% nya cenderung langsung Analisis univariat dilakukan untult
nlengltonsumsi obat-obatan pereda nyeri mendapatkan gambaran distribusi
yang dijual bebas. Anglta ini menempatltan frekuensi semua variabel penelitian,
Indonesia sebagai negara yang paling sehingga dapat membantu analisis
tinggi menderita gangguan sendi jilta di- bivariat lebih mendalam. Ulturan yang
bandingltan negara-negara di Asia lainnya digunaltan dalam analisis ini adalah
seperti Mongltong, Malaysia, Singapura anglta absolut dan prosentase, disajikan
dan Taiwan (3). Falttor falttor yang mem- dalam bentuk tabel.
pengaruhi penyaltit sendi adalah umur, 2. Analisis bivariat
jenis ltelamin, genetilt, obesitas dan pe-
nyakit metabolik, cedera sendi, pelterjaan Dilakultan terhadap variabel bebas
dan olah raga. (4) (independen) dengan variabel terikat
(dependen) menentultan odds ratio
Hasil Risltesdas tahun 2007 - 2008 (OR) dengan interval ltepercayaan 95%
untult penyaltit sendi secara nasional dan p valz/c-nya, dalam rangka
prevalensinya berdasarltan wawancara menentukan variabel yang layak untult
sebesar 30,3% dan pre\ralensi berdasarltan analisis multivariat
diagnosis tenaga ltesehatan adalah 14%.
Tujuan Analisis Lanjut Risltesdas 2007 3. Analisis mu1tivariat
adalah mengetahui hubungan penyaltit Penelitian ini menggunakan Multiple
sendi dengan domisili, urnur, jenis Logistic Regression, yang didahului
ltelamin, tingltat pendidiltan, pelterjaan, penentuan kandidat variabel yang
akses pada pelayanan ltesehatan dan status masult dalaln analisis multivariat,
ekonomi. dengan kriteria tingkat kemaknaan
statistilt p<0.25.
BAHAN DAN CARA Pemodelan yang digunakan adalah
Data Riskesdas 2007-2008 yang Hierarchically Well Fornzulated (HWF),
siap dianalisis adalah data yang sudah me- dengan mengecek interaksi , dan mengecek
lalui proses cleuning data, yang terdiri dari ltonfounding. Hanya variabel yang ber-
973.657 responden. makna yang tetap dipertahankan dalam
model yang menentulcan pola penyakit di
Disain studi penelitian ini adalah daerah rural dan urban
cross sectionul, untult mengetahui
hubungan tempat tinggal, umur, jenis Penyakit SendilRematiW Encok
kelamin, pendidiltan, pelterjaan, akses lte Penyaltit rematik adalah suatu
pelayanan Itesehatan, status eltonomi penyaltit inflamasi sistemilt kronilt dengan
dengan penyaltit sendi. manifestasi utama poliartritis progresif dan
dapat mengenai seluruh organ tubuh.
Bul. Penelit. Icesehat. Supplement 2009 : 32 - 39

Gejala klinik rematik sendi berupa gang- tersebar didaerah perkotaan yaitu 63,68%,
guan nyeri pada persendian yang kemudian sedangkan di daerah perdesaan 36,32%.
disertai kekakuan dan pembengkakan yang Dari jumlah sampel tersebut yang
bukan disebabkan karena benturadke- menderita penyakit sendi 203.973 orang
celakaan dan berlangsung kronis. Gang- (20,95%).
guan terutama muncul di waktu pagi hari.
Dari hasil distribusi frekuensi pen-
Pertanyaan tentang penyakit sendi (Rincian
derita penyakit sendi pada kelompok umur
B41)
> 15 th adalah 37,8%, pada perempuan
1. Dalam 12 bulan terakhir, apakah (22.7%) dan laki-laki (19,1%), pada ke-
(NAMA) pernah didiagnosis menderita lompok yang tidak sekolah dan lulus SD
penyakit sendi/rematik/encok oleh (22,5%) sedangkan yang lulus SMP keatas
tenaga kesehatan ? (26,5%).
Kode 1 jilta "ya" atau kode 2 jika Distribusi frekuensi penderita pe-
"tidak" nyakit sendi pada kelompok tidak bekerja
Jika jawaban kode 2 "tidak", lanjutkan dan Ibu Rumah Tangga (3 1,2%) sedangkan
ke Rincian B42 pada kelompolt bekerja dan sekolah men-
capai 24,7%, akses pelayanan kesehatan
Pertanyaan ini bertujuan untuk dengan indikator tersedianya angkutan
mengetahui prevalensi penyakit rematik umum kepelayanan kesehatan 20,05% dan
yang telah didiagnosis oleh petugas tidak ada angkutan umum sampai
kesehatan atau prevalensi penyakit pelayanan kesehatan mencapai 2 1,3%,
rematik yang telah mendapatkan pe- begitu juga dengan status ekonomi pada
nanganan petugas kesehatan atau quintil 1,2 (20%) dan quintil 3, 4 dan 5
berobat Ice petugas kesehatan. (2 1,7%).
2. ( Rincian B42 )
Berdasarkan kerangka konsep di-
Dalam 12 bulan terakhir, apakah lihat hubungan antara variabel bebas
(NAMA) pernah menderita salcitlnyeril dengan penyakit sendi. Dengan batas nilai
kakulbengkak di sekitar persendian, kemaknaan 0,05 ( a= 5% ), untuk melihat
kaku di persendian ketika bangun tidur hubungan dilakukan analisis Odd Ratio
atau setelah istirahat lama, yang timbul (OR) dengan memperhatikan conJidence
bukan karena kecelakaan ? interval (CI) dan besarnya nilai p. Analis
Kode 1 jika "ya" atau kode 2 jika ini dengan regresi logistik menggunakan
"tidak" software stata 9.0, terangkum dalam Tabel
1 di bawah.
Pertanyaan ini untuk mendapat infor-
masi penduduk yang belum didiagnosisl Dalam Tabel 1 terlihat bahwa pre-
dijaring menderita penyakit rematik valensi penyakit sendi didaerah Urban
pada (NAMA) selama 12 bulan terakhir menurut diagnosis nakes adalah 22,3496
dan untuk mengukur prevalensi pe- lebih besar dibandingkan dengan didaerah
nyakit rematik di masyarakat. Rural 18,51%. Hasil analisis bivariat
hubungan antara klasifikasi tempat dengan
HASIL penyakit sendi dengan OR = 0,79 dan CI
0,78 - 0,79. Tanpa memperhitungkan
Jumlah responden seluruh Indo- variabel bebas lainnya, ini berarti di daerah
nesia yang terpilih adalah 973.657 orang, Rural merupakan faktor protektif penyakit
'Tabcl 1.Hubungan Tempat tinggal, Umur, Jenis kelamin, I'endidikan, Pekerjaan, Akses
terhadap pelayan kesehatan dan Status ekonomi dengan Penyakit Sendi berdasarkan
Hasil Riskesdas 2007

Variabel Penyakit sendi OR 95%CI P


Ticlak Sakit Sakit CYLICIC

Telnpat Tinggal : Urban Ref


Rural ,78 - ,79
Umur
- 0-14111
- 15 th [\eatas ( > 15 th) 6,'76-7,05
Jellis Kelalnin
- Perempuan
- Laki-laki ,79 - ,8 1
Pendidikan
- Tidal< sel<olah, lulus
- Lulus SMP lteatas 1,93- 1,97
Pe kerjaan
- IRT, tidak bekerja
- Sekolah dan bekerja ,7 1 - ,73
Akses kepelayanan I<esel~atan
- Tersedia anglcutan urnurn
- Tidak ada angkutan ilmum 1,04-1,06
Status Ekonomi
- Qilintil I ,2
- Quintil 3,4,5 1,09-1,12
- -
* Vnriabel krrnciid~rtynr~gn~uszlkanulisi n?z,ltivurin/ (p<O,2j )
sendi 0,79 ltali dibandinghan dcngan dibandingltan dengan yang berumur 0 - 14
daerah Urban atau dapat dikataltan bahwa th perbedaan peluang tersebut secara
di daerah urban berisilio teyjadinya pe- statistilt bermakna dengan p = 0,0001 clan
nyaltit sendi adalah 1,26 kali lebih besar CI = 6,76 - 7,05. Menurut literatur bahwa
dibandingltai~ dengan daerah Rural per- penyakit sendi timbul sesuai pertambahan
bedaan tersebut secara statistik berriialtna umur, maltin tinggi umur makin berisiko
dengan p = 0,000 1 . Hal ini ltemungkinan terhadap penyakit sendi.
karena perbedaan gaya hidup inasyaraltat
Hubungarl Jenis Kelamin dengan
di daerah urban dengan rural.
Penyakit Sendi
Hubungan llmur dengan Penyakit
Pada Tabel 1 terlihat Jenis kelarnin
Sendi.
laki-lalti sebagai faktor protektif terjadi-
Pada Tabel 1 terlihat bahwa nya perryaltit sendi adalah 0,80 kali diban-
prevalensi penyakit sendi meningltat de- dingkan dengan perempuan. Jenis kelamin
ngan bertambahnya umur (27,8%), terlihat lalti-lalti atau dengan kata lain dapat
pada kelompolt umur > 15 tahun. Respon- dikatakan bahwa pereinpuan berisiko 1,25
den yang berumur > 15 t11 berpotensi ltali lebih besar dibandingltan dengan laki-
mengidap penyaltit sendi 6,90 ltali laki (@I= 1,09 - 1,12) d a n p = 0,0001.
But. Penelit. Kesehat. Supplement 2009 : 32 - 39

Perempuan lebih berisiko terhadap dibandingkan dengan yang tidak ada


penyakit sendi, karena sistem hormonal angkutan umum.
yang dapat menyebabkan ostereoporosis. Hubungan Status Ekonomi dengan
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penyakit Sendi
Penyakit Sendi Pada Tabel 1 terlihat bahwa status
Pada Tabel 1 terlihat bahwa ekonomi makin meningkat, prevalensi
semakin tinggi pendidikan, prevalensinya penyaltit sendi makin tinggi. Semakin
meningkat. Semakin tinggi tingkat pen- tinggi tingkat pengeluaran perkapita
didikan semakin berpotensi 1,95 kali semakin berpotensi menginap penyakit
mengidap penyakit sendi dibandingkan sendi 1,11 kali dibandingkan yang
dengan tingkat pendidikan yang lebih pengeluaran perkapitanya lebih rendah.
rendah. Perbedaan peluang tersebut secara Perbedaan peluang tersebut secara statistik
statistik bermakna dengan p = 0,0001 dan bermaltna dengan p = 0,0001 dan CI =
CI = 1,93 -1,97. Tingkat Pendidikan mem- 1,09 - 1,12. Ini berhubungan dengan pola
pengaruhi karena pola makan dan gaya maltan dan gaya hidup.
hidup berubah sesuai dengan bertambah- Analisis Multivariat
nya tingkat pendidikan.
Menurut hasil analisis multivariat,
Hubungan Jenis Pekerjaan dengan dari tujuh variabel kandidat (tempat ting-
Penyakit Sendi gal, jenis kelamin, umur, pendidikan,
pekerjaan, akses ke pelayanan kesehatan,
Pada Tabel 1 terlihat bahwa respon-
status eltonomi), nampak hanya variabel
den yang sekolah dan bekerja sebagai
umur yang tidal< muncul setelah di analisis
faktor protektif terjadinya penyakit sendi
secara bersanlaan dengan seluruh variabel
0,72 kali dibandingkan dengan IRT dan
ltandidat multivariat terhadap variabel
yang tidak sekolah, atau dengan kata lain
penyakit sendi (Tabel 2).
dapat dikatakan bahwa IRT dan yang tidal<
sekolah berisiko mengidap penyakit sendi Uji Interaksi
1 3 kali dibandingkan dengan yang Uji Interaksi (dari variabel yang terpilih,
seltolah dan bekerja. Perbedaan peluang dengan tetap memperhatikan mak-nanya
tersebut secara statistik bermakna dengan p secara subtansi) terdapat dalam tabel 3
= 0,0001 dan CI = 1,37 - 1,41. Hal ini dibawah ini. Menurut hasil uji interaksi,
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan nampak bahwa seluruh variabel yang diuji
gaya hidup. menunjukkan hasil positif, yang berarti ada
Hubungan Akses Pelayanan Kesehatan interaksi antara tempat tinggal dengan
dengan Penyakit Sendi akses, tingkat pendidikan dengan
pekerjaan, tingkat pendidikan dengan
Akses terhadap pelayanan ke- status ekonomi, tempat tinggal dengan
sehatan, tersedianya angkutan umum mem- status ekonomi terhadap kejadian penyakit
pengaruhi terjadinya penyakit sendi 1,05 sendi
kali dibandingkan dengan yang tidak ada
angkutan umum. Perbedaan peluang
tersebut secara statistik bermakna dengan PEMBAHASAN
p = 0,000 1 dan CI = 1,04 - 1,06. Tersedia- Setelah dianalisis lebih lanjut
nya angkutan umum mempermudah dengan analisis inultivarviat terhadap 6
masyarakat untuk berobat lebih cepat variabel terpilih, maka terlihat bahwa
Tabel 2 : Hasil IJji Analisis Multivariat Terhadap 6 vi~riabelterpilih

Variabel Terpilih OR crude OR adillst SE 95% C1 P


Tempat
I<eIaniin
Pedidikan
Peherjaan
Akses
Ekonomi 1,lO ,99 ,00576 14 ,98-1,0 0,131
Hermalma b ~ l a p 0,05, sertd 95% CI ( loumer. 11mct ymnpcrr zrppev lrnilt ) tidal< men) inggung atall hampir

Tabel 3 : Hasil Uji Interaksi


Variabel Terpilih OR SE 95% C1 P Penilaian
Inter 1 tempat* akses 1,046321 ,0125618 1,021988 0,000 1 Interaksi (+)
Inter 2 didili* kerja 1,145604 ,00 14493 1,142767 0,000 1 Interaltsi (+)
Inter 3 didilt*elionomi 2,37491 ,028381 8 2,3 19929 0,000 1 Interaksi (+)
Inter 4 tempat* eliono~ni 1,O 1 1734 ,003494 1,004909 0,0001 Interaltsi (+)

variabel eltonomi tidak bermakna (tidalt adalah 22,34% lebi1-1 besar dibandingltan
ada hubungan falttor risi1,o antara variabel dengan
- didaerah Rural 1 8,5 1%.
bebas dan variabel teriltat) terhadap pe-
Hasil analisis multivariat,
nyakit sendi. Sedangkan variabel tempat,
hubungan antara klasifiltasi tempat dengan
,jenis kelanlin, pekerjaan dan altses ter-
pernyaltit sendi dengan OR = 0.81 dan CI
hadap pelayanan Itesel~atan adalah ber-
0,'78 - 0,82, ini berarti didaerah Rural me-
maltna (OR < 1 , berarti hubungan faktor
rupaltan faktor protektif penyakit sendi
risiko dengall hasil jadi adalah efelt pro-.
0.8 1 kali dibandingltan dengan daerah
tektif-). Paling berrnaltila adalal~ tingltat
[Jrban atau dapat dikataltan bahwa di-
pendidikan dinlana OR 1 berarti
daerah Urban berisiko terjadinya penyakit
hubungan falitor risilto dengan 1 x 4 jadi
sendi adalah 1,23 Itali lebih besar
adalah efelt penyebab. Responden dengan
dibandingkan daerah Rural. Perbedaan
tingkat pendidiltan yang lebih tinggi paling
tersebut secara statistilt bermakria dellgall
berisiko mengindap pellyaltit sendi 2,15
p = 0,0001 dan CI 1,22 - 1,28. Hal ini
ltali dibandingltan dengan pang pen-
l<emungltinal~disebabkan perbedaan gaya
didikannya lebih rendah.
hidup pendudult didaerah Urban dan Rural.
Responden sebagian besar tiilggal Penyaltit sendi sering terjadi dengan ber-
didaerah llrban ( perltotaan ) yaitu 520.025 talnbahnya umur, pada lalti-laki lebih
(63.68% ). sedangltan ciidaerah Rural (per- sering menyerang terutama setelah ber-
desaan) yaitu 353.632 (36,32%). Pre- umur diatas 35 tahun, sedangl<an pada
valensi penyaltit sendi didaerah Urban wanita lebih sering menyerang pada umur
menurut diagnosis ole11 teilaga ltesehatan 55 tahun ('I.
Bul. Penelit. Kesehat. Supplement 2009 : 32 - 39

Responden yang berumur > 15 th adanya perubahan gaya hidup.


berpotensi mengindap penyakit sendi 6,90 Akses terhadap pelayanan ke-
ltali dibandingkan dengan yang berumur 0 sehatan, tidak tersedianya angkutan umum
- 14 th perbedaan peluang tersebut secara
sebagai faktor protelctif terjadinya penyakit
statistik bermalma dengan p = 0,0001 dan sendi 0,94 kali dibandingkan dengan yang
CI = 6,76 - 7,05. ada angkutan umum, atau dengan kata lain
Perempuan lebih banyak menderita adanya angkutan umum berisiko 1,06 kali
penyakit sendi (22,7%) sedangkan lalti-laki dibandingkan dengan yang tidak ada
(19,1%). Jenis kelamin lalti-lalti sebagai angkutan umum. Perbedaan peluang ter-
faktor protektif terjadinya penyakit sendi sebut secara statistik bermakna dengan p =
adalah 0.90 kali dibandinglcan dengan 0,0001 dan CI = 1,04 - 1,06. Masyarakat
perempuan atau dengan ltata lain dapat pada umumnya lturang menyadari bahaya
dikataltan bahwa perempuan berisiko 1,11 atau ancaman penyaltit reumatik radang
kali lebih besar dibandingkan dengan laki- sendi. Umumnya mereka tidak menghirau-
laki. Perbedaan peluang tersebut secara ltan gejala-gejala yang ada dan menunda
statistik bermakna dengan p = 0,0001 dan melakukan konsultasi ke dokter lebih awal.
CI= ,.09 - 1,12. Perempuan mengalami Tingkat pengeluaran perkapita
menopause sehingga lebih berisilto ter- maltin meningkat, prevalensi penyakit
hadap penyakit sendi. ( 5 ) Pengobatan lebih sendi maltin tinggi (21,7%). Tingkat pe-
awal sangat penting, terutama bagi lcaum ngeluaran perkapita rendah sebagai faktor
wanita, ltarena penyaltit tersebut dapat ber- protelttif terjadinya penyakit sendi adalah
lcembang secara cepat pada kaum wanita. 0,99 kali ciibandingltan yang pengeluaran
Senlakin tinggi pendidikan, preva- perltapitanya lebih tinggi, atau dengan kata
lensinya semakin meningkat (26,5%). lain tingkat pengeluaran perkapita tinggi
Semakin tinggi tingltat pendidikan semaltin berisiko 1,O1 kali dibandingkan dengan
berisiko 2,15 ltali mengindap penyalcit yang pengeluaran perkapitanya rendah.
sendi dibandinglcan dengan tingkat pen- Perbedaan peluang tersebut secara statistik
didikan yang lebih rendah. Perbedaan bermaltna dengan p = 0,13 1 dan CI = 1,00
peluang tersebut secara statistik bermakna - 1,02. Perubahan gaya hidup juga dapat
dengan p = 0,0001 dan CI = 2,13 - 2,18. mengakibatkan artritis, karena adanya
Hal ini lcemungkinan adanya perubahan penumpukan asam urik yang berlebihan
gaya hidup. dalam sendi. Asam urik yang berasal dari
Responden yang sekolah dan makanan atau minuman yang kaya akan
bekerja sebagai faktor protektif terjadinya purin. ( 5 )
penyakit sendi adalah 0,9 1 ltali dibanding- Dari hasil uji interaksi, ternyata
kan dengan IRT dan yang tidak sekolah hasil penilaiannya positif (+) berarti ada
atau dengan kata lain dapat dikatakan hubungan yang saling berinteraksi antara
bahwa IRT dan yang tidak sekolah berisiko variabel tempat dan akses, variabel pen-
~nengindap penyakit sendi 1,09 kali didikan dan pekerjaan, variabel pendidikan
dibandingkan dengan yang seltolah dan dan ekonomi juga variabel tempat dan
bekerja. Perbedaan peluang tersebut secara ekonomi. Uji interaksi untuk melihat efek
statistik bermakna dengan p = 0,0001 dan suatu pajanan pada kejadian penyakit
CI = 1,07 - 1 , l l . Hal ini kemungltinan berbeda pada kelompok pajanan lainnya.
Faktor - Faktor . . . . . . . . . . . . . . . .(Rabea et. ul)

UCAPAN TERIMA KASIH 6. Miall,W,E,. Ball,J,.and ICellgren. Prevalence of


Rheumatoid Arthritis in Urban and Rural
Kami menyampailtan ucapan Populations in South Wales. Ann.
terima kasih ltepada Pengajar dari Uni- Rheum.Dis.(l958 )17.263. Akses dari
versitas Indonesia Fakultas Kesehatan http:/lwww.pubmed central.nih.gov/pagerender
Masyarakat yang telah memberi pelatihan 7. Hang N, Yip W, Chang HJ, Chou YJ, 2005,
tentang cara menganalisis dan mem- Rural/Urban differences in access to Health
bimbing Itami selama ini. Care: Does universal Coverage reduce
inequalities in health, Abstr AcademyHealth
Meet. 2005; 22: abstract no. 3339.
DAFTAR RUJUKAN 8. Badan Litbang Kesehatan. Panduan
Penyusunan Proposal - Protokol, penilaian
1. Eriana. Selayang Pandang Osteoartritis.
Proposal dan Laporan Akhir Penelitian.
Penyakit Sendi yang Sering Ditemukan. Akses
Jakarta, Badan Litbangkes, 2005.
dari http// opini-manadopost.blogspot.com.
Dari tanggal Februari 2008 9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Kebijakan dan strategi Nasional, Pencegahan
2. Pengapuran Tulang Bultan Akibat Kelebihan
dan penanggulangan Penyakit tidak menular,
Kalsium. Akses dari http:l/ www.SuaraKarya-
Jakarta, Depkes, 2003.
online.com/news. Dari tanggal 1 1 Dese~nber
2008 10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(2005), Profil Icesehatan Indonesia, Jakarta
3. Penyaltit Sendi. Akses dari
,2007.
http:/lwww.bioalami.blobspot.com/search/label
/penyakit. Dari tanggal 8 Desember 2008. 1 1. Departemen Icesehatan Republik Indonesia
(2007), Buku Data 2006, Subdit. Surveilans
4. Osteoarthritis. Akses dari
Epidemiologi. Dit.SEPIM KESMA Ditjen. PP
I1ttp:/lwww.lenterabiru.co1n/2009/0Ilosteoartrit
& PL
is.htm.Dari tanggal 6 Januari 2009
5. Pendekatan rawatan artritis. Altses dari http :/I
utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2008&dt=O
7 13&pub = Utusan-Malaysia & ses=Kesihatan
&pg=kn-06.htm.ARKIB : 13/07/2008

You might also like