You are on page 1of 3

MEKANISME PARESTHESIA

Paresthesia dapat disebabkan oleh :

1. Kompresi saraf fokal  meliputi kompresi secara mekanik maupun karena iskemia fokal
2. Iskemia umum

Paresthesia terjadi pada dua kejadian didalam saraf sensorik yang sama :

1. Saat iskemia
2. Setelah iskemia  lebih menyolok

Yang mendasari terjadinya paresthesia adalah impuls ektopik

Muatan ektopik merupakan konduksi sinyal elektrik ( perubahan potensial membran ) pada tempat
dan waktu yang tidak diinginkan.

Pada keadaan normal :

1. Depolarisasi ( tegangan membran meningkat dari -55mv ke +30mv )


Saluran Na+ membuka, sedangan saluran K+ menutup
2. Repolarisasi ( tegangan menurun, dari +30mv ke -70 mv )
Saluran Na+ menutup, sedangkan saluran K+ membuka
3. Hiperpolarisasi ( tegangan menurun lebih jauh dari -70mv ke -90mv )
Saluran Na+ menutup , sedangkan saluran K+ masih membuka
4. Kembali ke potensial membran yang normal, yakni -70mv

Saat terjadi iskemia, terjadi kekurangan jumlah energi yang akan digunakan untuk kerja pompa
Na+/K+. Disamping itu, terjadi terjadi pula peningkatan akumulasi dari byproduk metabolisme
iskemia, yakni peningkatan ion H+. Peningkatan ion H+ ini menyebabkan perubahan pH. Perubahan
pH ini kemudian mengakibatkan inhibisi pada kerja pompa Na+ / K+, menyebabkan depolarisasi, yang
disebut dengan depolarisasi iskemia. Hal ini akan memicu tegangan yang bergantung pada
konduktansi Na+, sehingga menyebabkan aktivitas spontan yang disebut sebagi paresthesia.

Efek tidak langsung dari ketidakefektifan kerja pompa Na+/K+ ini adalah adanya peningkatan kadar
K+ pada lingkungan ekstraseluler, yang menyebabkan arus K+ persisten ( tetap ). Setelah iskemia
terjadi, akan terjadi suatu peristiwa kompensasi pada aktivitas pompa Na+/K+. Peristiwa kompensasi
ini meyebabkan terjadinya peristiwa paresthesia yang kedua, yang lebih terasa dan menyolok.

Elektrofisiologi, selama fase iskemia adalah sebagai berikut :

1. Penurunan potensial ambang membran


2. Penurunan amplitudo potensial aksi sensorik
3. Peningkatan periode refrakter
4. Peningkatan konduktansi persistensi Na+

Setelah iskemia dilepaskan, semua keempat nilai akan bergerak menuju nilai normalnya ( pra –
iskemik ), dengan kekuatan penuh. Hal inilah yang menyebabkan paresthesia pada fase iskemik
berupa frekuensi rendah dan menjadi semburan frekuensi tinggi dan tajam serta menusuk pada fase
pasca iskemik.

Skema terjadinya paresthesia ( akibat iskemia )

Paresthesia umum disebabkan oleh kompresi pada serabut saraf afferen, dimana kemudian akan
menhilang ketika tekanan dilepaskan. Dalam hal ini, paresthesia dapat dihasilkan dari gangguan
fungsi serabut saraf aferen pada jalur sensorik di sistem saraf pusat atau sistem saraf tepi. Sensasi
sentuhan atau nyeri menjalar ke otak melalui jalur serabut saraf afferen, oleh karena itu, gangguan
periferal merupakan penyebab umum daripada paresthesia. Paresthesia muncul dari muatan ektopik
dari serabut saraf aferen ( sensori ) bermielin tipe Aβ dan Aδ, sedangkan paresthesia akibat suhu
terjadi akibat reseptor kutan menerima impuls dari serabut saraf afferen non-myelinated tipe C.

Paresthesia juga dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf tepi yang diakibatkan oleh beberapa
penyakit, seperti diabetes melitus, hipotiroidism, alkohism, and vitamin B12.

You might also like