Hipertensi merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi di dunia dan penyebab terbanyak kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan primer pada tahun 2006, yakni sejumlah 13,1%. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 66.812.982 dari 252.124.458 orang Indonesia menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Provinsi Banten adalah 23,0% pada 2013.Selain tatalaksana farmakologis, tatalaksana nonfarmakologis seperti menurunkan berat badan bagi pasien yang obesitas, olahraga, berhenti mengonsumsi alkohol, dan berhenti merokok, terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Laju kontrol tekanan darah pasien hipertensi yang tidak obesitas lebih cepat dibandingkan dengan yang obesitas dan pasien yang tidak merokok memiliki kecenderungan untuk terkontrol 8.1 kali lebih besar dibandingkan dengan yang merokok. Aktifitas fisik aerobik reguler dapat menurunkan 4-9 mmHg tekanan 2 2 darah. Berhenti mengonsumsi alkohol dapat menurunkan 2-4 mmHg tekanan darah. Telah banyak upaya dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hipertensi antara lain kerjasama pemerintah dengan Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dan pembentukan Direktoral Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Namun tatalaksana hipertensi masih belum berhasil. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari 50% pasien hipertensi yang terdeteksi, hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% bisa diobati dengan baik. Keberhasilan terapi penyakit kronis ditentukan oleh kepatuhan pasien. Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang di negara berkembang kurang dari 50%. Keikutsertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) turut mempengaruhi kepatuhan berobat pasien hipertensi. Pasien yang tidak mengikuti Program JKN meningkatkan risiko kegagalan kontrol tekanan darah sebesar 1,23-2,89 kali dibandingkan dengan pasien yang mengikuti Program JKN. Namun demikian, masih ditemukan pasien hipertensi yang berobat dengan biaya mandiri. Hanya 172.174.401 dari 255.461.686 jiwa penduduk Indonesia yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk JKN melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan 3 3 Sosial (BPJS). Dalam meningkatkan kualitas dan memudahkan akses pelayanan kesehatan, BPJS melakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik dengan mengadakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif dilaksanakan secara terintegrasi melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan peserta BPJS yang menderita hipertensi dan diabetes melitus untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.Tujuan Khusus 1.3.2.1.Mengetahui hubungan kepesertaan PROLANIS dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.2.Mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.3.Mengetahui hubungan status gizi dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.4.Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.5.Mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.6.Mengetahui hubungan perilaku mengonsumsi alkohol dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.3.2.7.Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Cadasari Kota Pandeglang Provinsi Banten 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.4.1 Manfaat bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pasien hipertensi serta menambah pengetahuan, wawasan dan pengaplikasiannya dalam pengembangan ilmu kesehatan. 1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan instansi terkait Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan kepada para tenaga kesehatan dalam penyusunan program maupun kebijakan dalam penanggulangan penyakit hipertensi. 1.4.3 Manfaat bagi masyarakat Dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pasien hipertensi. 1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain Dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya