You are on page 1of 8

“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK


PERJALANAN KERJA
(STUDI KASUS :KECAMATAN LUBUK KILANGAN,
PADANG)
Shafira Sukma Gita
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta
Jln Sumatera, Ulak Karang, Padang
Hp : 085375539379
Email : Shafirasukmagita23@yahoo.com

ABSTRACT

The main work trip is a journey that must be routinely performed every person every day. The journey of this
kind will lead to a large increase of the volume of traffic because it is done during busy hours, both morning and
afternoon Mabar village .In most of the workers work as factory workers. This causes every weekday occur trip
generation high to reach work sites. The aim of this study was to define the characteristics of workers in the use
of modes of transport motorcycles and public transportation, as well as modeling the probability of selecting
modes of transport motorcycles and public transportation from home to locations kerja.metode which used the
method stated preference then modeled with binomial models logit difference and binomial logit models ratio to
determine the probability of selecting modes of transport motorcycles and transport kota.Dari analysis, binomial
logit models obtained difference is Y = -0.242 + 0.00037 X1 - X3 + 0.083 -0.354 0,038X2 X4 While models
binomial logit ratio obtained is Y = 4.089 to 1.042 X1 - 1,488 X2 - 1.213 + 0.307 X3 X4. With X1 (attributes
fee), X2 (travel time attributes), X3 (attribute mileage), X4 (attributes comfort). Binomial logit models where
the difference is a better model the value of R2 = 33.7% compared to the binomial logit models ratio which the
value of R2 = 29%
Keywords: election mode, trans desert, city transport

PENDAHULUAN
Pertumbuhan wilayah di daerah pinggiran kota lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
wilayah daerah perkotaan. Berbagai kegiatan seperti pusat industri dan pusat pemukiman
berada di daerah pinggiran Kota Padang. Sebagai contoh PT. Semen Padang menawarkan
banyak lapangan pekerjaan sebagai pekerja pabrik. Hal ini merupakan salah satu faktor yang
mengakibatkan pertumbuhan berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan serta
pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman menyebabkan tingginya bangkitan pergerakan
terutama untuk bekerja diKecamatan Lubuk Kilangan. Kecamatan Lubuk Kilangan
merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Padang. Penduduk yang berdomisili di
Kecamatan Lubuk Kilangan rata-rata adalah pekerja di pabrik. Hal ini menyebabkan setiap
hari kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk mencapai lokasi kerja. Dalam
melakukan perjalanan ke tempat kerja para pekerja dihadapkan pada pilihan jenis moda
transportasi, yaitu angkutan umum dan angkutan pribadi. Angkutan umum berupa angkutan
kota sedangkan angkutan pribadi kebanyakan para pekerja menggunakan sepeda motor
dikarenakan tingkat ekonomi para buruh pabrik adalah tingkat ekonomi kelas menengah ke
bawah.
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu teknik atau cara tertentu
untuk maksud dan tujuan tertentu (Miro, 2005). Transportasi dikatakan baik apabila waktu
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

perjalanan cukup cepat dan tidak mengalami kecelakaan, frekuensi pelayanan cukup, serta
aman (bebas dari kemungkinan kecelakaan) dan kondisi pelayanan yang nyaman.

Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari system transportasi perkotaan, harus mampu
memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat dalam segala kegiatannya serta mampu
menjangkau setiap wilayah perkotaan.

Pilihan moda transportasi menurut sebagian ahli perencanaan transportasi, dianggap sebagai
tahapan terpenting dalam perencanaan transportasi. Tahap pemilihan moda transportasi ini
merupakan pengembangan dari tahap model asal-tujuan, karena apada tahap sebaran
perjalanan menentukan jumlah perjalanan masing-masing zona asal dan tujuan, maka pada
tahap pilihan moda ini untuk menentukan jumlah perjalanan yang menggunakan berbagai
bentuk alat angkut ( moda transportasi) untuk suatu asal-tujuan tertentu.

Jadi, Tahap pemilihan moda transportasi ini merupakan salah satu tahapan proses
perencanaan angkutan yang bertugas untuk menentukan pembebanan perjalanan atau
mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau
memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan
tertentu , demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.

Dengan dua pilihan moda transportasi maka dapat dihitung :


a. Berapa jumlah pelaku perjalanan pergi menggunakan Angkutan Umum
b. Berapa jumlah pelaku perjalanan pergi menggunakan Kendaraan Pribadi

Untuk mendapatkan hasil perhitungan jumlah pelaku perjalanan menggunakan dua moda
tersebut, dilakukan beberapa tahapan analisis yaitu
1. Tahap pertama, pengidentifikasian beberapa factor (variable) yang disumsikan
berpengaruh secara berarti terhadap perilaku pelaku perjalanan dalam menjatuhkan
pilihan alternatif alat angkutan yang dipakai untuk berpergian.
2. Memodelkan nilai kepuasan (utility) si pelaku perjalanan untuk beberapa pilihan
alternatif angkutan yang dipakai melalui model regresi linear buat mendapatkan angka
kepuasan (nilai utilitas) menggunakan masing-masing moda angkutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yang


sistematis yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana maupun
prasarananya disesuaikan dengan kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah
serta tujuan – tujuan kemasyarakatan lain (Tamin, 2000).
Konsep Perencanaan Transportasi
Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini
yang paling populer adalah “ Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap”. Model
perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa sub model yang masing-masing harus
dilakukan secara terpisah dan berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat
empat langkah yang saling terkait satu dengan yang lain (Tamin, 1997), yaitu:
Konsep perencanaan transportasi ada 4 tahap,yaitu (Ofyar Z Tamin,2000) :
1. Bangkitan pergerakan (Trip Generation)
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan


yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke
suatu tata guna lahan atau zona.
2. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Sebaran pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperlihatkan jumlah (banyaknya)


perjalanan/yang bemula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau
sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan
yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3. Pemilihan Moda (Moda choice)

Pemilihan moda yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi
untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi)
orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang
tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan
tertentu pula.
Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
( Ofyar Z Tamin, 2000 ), yaitu :
1) Ciri pengguna jalan
2) Ciri pergerakan
3) Ciri fasilitas moda transport

Gambar 1 Pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)


Sumber: (Tamin, 1997)
Menurut (Tamin, 1997) Transportasi diselenggarakan dengan tujuan :
a. Mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur,
b. Memadukan transportasi lainnya dalam suatu kesatuan system transportasi
nasional,
c. Menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan untuk menunjang pemerataan
pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong, penggetak dan penunjang
pembangunan nasional.
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

Transportasi merupakan kebutuhan utama dalam bidang social, ekonomi, maupun


pendidikan. Penyediaan sarana angkutan umum merupakan factor pendukung utama
kelancaran aktivitas masyarakat, baik untuk captive traveller maupun choise travellers.
Factor yang mempengaruhi perjalanan :
a. Factor aman, menunjukkan keamanan dari gangguan selama perjalanan yaitu rasa
aman dari adanya tindakan kriminalitas, keselamatan dari resiko kecelakaan
b. Factor nyaman, yaitu fasilitas yang tersedia selam dalam perjalanan, seperti
tersedianya fasilitas AC, tempat duduk yang nyaman, suasana tenang selama
perjalanan
c. Factor biaya, yaitu biaya langsung yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan,
misalnya ongkos untuk angkutan umum.
d. Factor waktu tempuh perjalanan, yaitu waktu yang dibutuhkan dari zona asal untuk
mencpai tujuan yang ingin dicapai.
e. Factor jadwal keberangkatan, yaitu ketersediaan moda transportai untuk memenuhi
kebutuhan pelaku perjalanan dalam satuan waktu.

Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, (Tamin, 1997) mengatakan bahwa
menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk
umum. Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan
umum ideal antara lain adalah:
1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia.
b. Waktu singkat.
2. Kenyamanan
a. Pelayanan yang sopan.
b. Terlindung dari cuaca buruk.
c. Mudah turun naik kendaraan.
d. Tersedia tempat duduk setiap saat.
e. Tidak bersesak-sesak.
f. Interior yang menarik.
g. Tempat duduk yang enak.
3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan.
b. Bebas dari kejahatan
4. Waktu perjalanan
a. Waktu di dalam kendaraan singkat

Factor yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap perilaku perjalanan atau calon pengguna
(trip maker behavior) seperti :
1. Kelompok factor karakteristik perjalanan
a. Variable tujuan perjalanan
b. Variable waktu perjalanan
c. Variable panjang perjalanan, merupakan jarak fisik (kilometer) antara asal dengan
tujuan.
2. Kelompok factor karakteristik system transportasi
a. Variable waktu relative (lama) perjalanan mulai dari lamanya waktu menunggu
kendaraan di pemberhentian, waktu jalan ke pemberhentian dan waktu di atas
kendaraan, Variable waktu perjalanan ini dapat diperbandingkan untuk dipilih
diantara waktu-waktu perjalanan moda-moda transportasi yang tersedia, sehingga
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

timbul kompetisi sehat antar moda yang satu dengan moda yang lain untuk saling
menawarkan pelayanan terbaik kepada calon pelaku perjalanan.
b. Variable biaya relative perjalanan, merupakan seluruh biaya yang timbul akibat
melakukan perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua moda yang berkompetisi
seperti tarif ongkos.
c. Variable tingkat pelayanan relative, merupakan variable yang cukup bervariasi
dan sulit diukur, contohnya adalah variable kenyamanan dan kesenangan yang
membuat orang mudah gonta-ganti moda transportasi.
d. Variabel tingkat akses / indeks daya hubung / kemudahan pencapaian tempat
tujuan,
e. Variable tingkat kehandalan angkutan umum di segi waktu (tepat waktu),
ketersediaan ruang parker dan tarif.

Menganalisis perilaku perjalanan secara individu. Hal ini mencakup bagaimana merumuskan
tingkah laku individu ke dalam model kebutuhan transportasi. Pada pilihan moda Trans
Padang dengan Angkutan Kota ini dilakukan pendekan Disagregat Deterministik, pendekatan
ini dilakukan kalau pelaku perjalanan mampu mengidentifikasi semua alternative yang ada.
Bentuk modelnya adalah model persamaan regresi linear berganda tanpa unsur kesalahan
(error) seperti persamaan berikut :

Ui = a + b1P + b2T

Di mana :
Ui : Nilai kepuasan menggunakan moda I (trans padang / angkutan kota)
T : Variable waktu tempuh perjalanan
P : Variabel ongkos transportasi
a : Konstanta
b1/b2 : Parameter fungsi kepuasan (koefisien regresi)

Setelah didapati ditentukanlah peluang pelaku perjalanan untuk menggunakan masing-masing


moda trasnportasi dengan model (logit biner) untuk dua moda pilihan seperti moda
transportasi trans padang dengan moda transportasi angkutan kota (angkot) seperti berikut :

P(x) = e- Ux P(y) = e- Uy
e- Ux + e- Uy atau e- Ux + e- Uy

Di mana :
P(x) : Kepuasan Menggunakan Moda Trans Padang
P(y) : Kepuasan Menggunakan Moda Angkutan Kota

Sebagai hasil dari pemodelan tahapan logit biner didaptalah proporsi peluang masing-masing
moda trasnportasi alternative untuk dipilih para pelaku perjalanan.

METODOLOGI PENELITIAN
Tahap-tahap Penelitian
Mengidentifikasi Masalah

yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling
penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam
melakukan penelitian.

 Studi Literature
Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan
diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang
diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
 Menyusun Desain Penelitian
Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan
 Pelaksanaan Pengumpulan Data
yaitu dengan metode kuesioner yang dilakukan ke masing-masing responden yang
dipilih berdasarkan kriteria- kriteria tertentu. Ilmu statistik untuk memperoleh sampel
yaitu dengan cara purposive sampling.Cara ini memilih-milih subjek untuk dijadikan
sampel berdasarkan kriteria tertentu.
 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product
and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya adalah model regresi linear,dan
model regresi linear berganda.

GAMBARAN UMUM
Kecamatan Lubuk Kilangan merupakan salah satu kecamatan di Kota Padang. Kota padang
merupakan salah satu Kota di Sumatera Barat yang merupakan kota politan karena Kota
Padang merupakan kota perdagangan dan jasa, dan pendidikan yang memiliki banyak
kegiatan mengundang masyarakat untuk berkunjung ke Kota Padang. Kecamatan Lubuk
Kilangan memiliki banyak pilihan moda transportasi yang dapat mendukung atau menunjang
kegiatan masyarakat diantaranya Angkutan dan Kendaraan Pribadi.

Moda angkutan tersebut sangat membantu para pejalan dalam melakukan perjalanannya,
namun diantara kedua moda tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Biaya atau tarif yang digunakan dua moda tersebut berbeda walaupun asal dan tujuan pelaku
perjalanan sama. Tarif untuk Angkutan Kota Rp. 3.000 sedangkan biaya untuk kendaraan
pribadi Rp. 8.000.

Tabel 1. Atribut Perjalanan


No Atribut Angkutan Mobil Pribadi
Perjalanan Umum
1 Tarif 3000 8000
2 Jarak 12 km 12 km
3 Waktu Tempuh 20 15
4 Kenyamanan - -
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

5 Keamanan - -
Sumber : hasil analisis
Dalam tahapan pemilihan moda transportasi angkutan umum dengan kendaran pribadi
menggunakan data atribut perjalanan seperti dalam tabel di atas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Di Kecamatan Lubuk Kilangan moda transportasi yang ada di antaranya adalah angkutan
umum dan kendaraan pribadi.Salah satu analisa mengenai moda transportasi yang ada di
Kecamatan Lubuk Kilangan yaitu, analisis pemilihan moda transportasi antaraAngkutan
umum dengan kendaraan Pribadi, hal ini disebabkan karena adanya beberapa variable yang
dapat mempengaruhi dalam pemilihan moda transportasi tersebut.

Trip : Bandar Buat-Indarung


Jarak : 12 Km
JumlahTrip : 2500 Trip

Ongkos Transportasi (P)


 Angkutan Umum = Rp.3000
 Kendaraan Pribadi= Rp 8.000
Waktu tempuh perjalanan : (T)
 Angkutan Umum = 20menit
 Kendaraan Pribadi = 15 menit

Penyelesaian :
Utp = a + b1P + b2T
= 2 + (0,20 x 3.000) + (0,26 x 20)
= 2 + 600 + 5,2
= 607,2
Jadi Nilai Kepuasan menggunakan moda transportasi angkutan Umum Berdasarkan Tarif dan
waktu tempuh yaitu 607,2

Uak = a + b1P + b2T


= 2 + (0,20 x 8.000) + (0,26 x 15)
= 2 + 1600 + 3,9
= 1605,9

Jadi Nilai Kepuasan menggunakan moda transportasi Kendaraan Pribadi Berdasarkan Tarif
dan waktu tempuh yaitu 1605,9
Setelah didapati ditentukanlah peluang pelaku perjalanan untuk menggunakan masing-masing
moda transportasi dengan model logit biner:

P (Angkutan umum) = e- 607,2


e- 607,2+ e- 1605,9
= -607,2
-1003,7
= 0,60 = 60 %
P (Pribadi) = e- 1003,7
e- 607,2 + e- 1605,9
= -1003,7
“The 18th FSTPT International Symposium, University Of Lampung Agustus, 2015”

-2213,1
= 0,45 %

Qij (Angkutan Umum) = (0,60) x (2.500) = 1500 pelaku perjalanan

Qij (Kendaraan Pribadi) = (0,57) x (2.500) = 1425 pelaku perjalanan

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh simpulan sebagai berikut :
Berdasarkan factor yang mempengaruhi perjalanan, seperti factor aman, nyaman moda yang
paling dimintai oleh masyarakat yaitu menggunakan moda Kendaraan Pribadi. Sedangkan
dari factor biaya dan jadwal keberangkatan memilih moda angkutan umum karena banyaknya
unit kendarana umum yang tersedia membuat pengguna tidak perlu menunggu per waktu dan
biaya untuk angkutan umum juga berdasarkan jarak perjalanan pengguna.
Berdasarkan perhitungan nilai kepuasan moda transportasi berdasarkan tarif dan waktu
tempuh para pelaku perjalanan lebih memilih moda Angkutan Kota di bandingkan dengan
kendaraan Pribadi.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran yaitu; (1). Moda Angkutan
Kota hendaknya memperhatikan kenyamanan untuk para pelaku perjalanan, (2). Pengurangan
biaya minyak untuk moda transportasi mobil pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Lubis Herry, Julaihi Wahid, Rahmad Dian., 2005, persepsipelakuperjalananterhadap
pelayananangkutanumumdikotamedan, Jurnal Arsitektur “ATRIUM” 12-23 Desember 2005.
Miro,Fidel. (2005). Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tamin O.Z., 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB Bandung.

You might also like