You are on page 1of 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM GIZI
PUSKESMAS BOJONG

I. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah salah satu tempat pelayanan public milik pemerintah
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya (Permenkes no 128 tahun 2004). Upaya kesehatan masyarkat
kesehatan yang diselenggarakan oleh setiap Puskesmas, meliputi 1) Pelayanan
promosi kesehatan termasuk UKS, 2) Pelayanan kesehatan lingkungan, 3)
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, 4) Pelayanan kesehatan gizi yang bersifat
UKM, 5) Pelayanan pencgahan dan pengendalian penyakit, 6) pelayanan
keperwatan kesehatan masyarakat.
Gizi yang baik merupakan kebutuhan dasar dalam membangun sumber
daya manusia (SDM). Sudah dibuktikan bahwa tingginya masalah gizi pada
penduduk memberikan kontribusi yang besar pada lambatnya pertumbuhan
ekonomi pada suatu negara yang disebabkan karena tidak optimalnya
produktivitas kerja. Indonesia samapi saat ini masih menghadapi masalah gizi
yang cukup serius, yang jelas sekali dampaknya terlihat pada rendahnya kualitas
SDM, yang pada akhirnya tidak mampu menurunkan kemiskinan. Masalah gizi
dan dan kemiskinan merupakan lingkaran setan yang mutlak harus menjadi
perhatian utama pemerintah Indonesia.
Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu factor penentu
keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan
pendapatan perkapita. IPM yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi
dan kesehatan yang berdampak pada tingginya angka kematian bayi, balita dan
ibu.
Program perbaikan gizi di Indonesia telah dilakukan semenjak tahun
1970an, dan sebenarnya dari program perbaikan gizi yang telah dilakukan
terlihat ada peningkatan status gizi pada masyarakat. Akan tetapi kondisi
penurunan masalah gizi ini menjadi terhambat pada saat menjelang krisis
ekonomi yang berpengaruh pada kemiskinan. Dampak langsung terlihat
munculnya kasus gizi buruk terutama anak dibawah lima tahun menjelang tahun
2000 sampai data ini.
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, semua karyawan Puskesmas,
tidak terkecuali harus mengacu kepada Visi,Misi dan Tata nilai. Adapun Visi
Puskesmas Bojong yaitu Menjadikan Puskesmas Bojong sebagai Puskesmas
dengan Pelayanan Prima menuju Kecamatan Sehat 2021 maka upaya
penanggulangan masalah gizi di puskesmas di lakukan agar masyarakat
wilayah binaan puskesmas mampu mengatasi masalah-masalah gizi salah
satunya pemberian ASI Ekslusif, Pemanatauan pertumbuhan bayi dan balita
setiap bulan, pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas, dll sebagai
bentuk pemecahan masalah- masalah kesehatan yang dihadapinya secara
mandiri. Disamping itu, petugas puskesmas Bojong diharapkan mampu menjadi
teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk menanggulangi masalah
gizi sebagaimana yang teruang dalam tata Nilai Puskesmas yaitu PRIMA
1) Profesional : segenap pegawai puskesmas bojong memiliki kemampuan
yang baik sesuai dengan kompetensinya dan berpegang teguh kepada nilai
moral dalam mencapai visi dan misi yang ditetapkan.
2) Ramah : segenap pegawai puskesmas Bojong melayani dengan senyum
,manis tutur kata dan bersikap menyenagkan agar tercipta budaya kerja yang
positif. .
3) Ikhlas : segenap pegawai puskesmas Bojong dalam melaksanakan tugasnya
bekerja dengan penuh kesungguhan,tanpa paksaan dalam mensukseskan
pembangunan berwawasan kesehatan
4) Melayani : segenap pegawai puskesmas Bojong memiliki komitmen yang
tinggi dengan memberikan pelayanan prima dalam melakukan pelayanan
kesehatan baik promotif ,preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5) Akuntabel : segenap pegawai puskesmas Bojong memiliki kemampuan untuk
bekerja efektif, efisien dan bekolaboasi dengan memberikan ide-ide
keatif dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.

II. LATAR BELAKANG


Pusat Kesehatan Masyarakat adalah sarana kesehatan terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan termasuk gizi kepada masyarakat di seluruh
pelosok tanah air.Upaya perbaikan gizi melalui Puskesmas bertujuan untuk
menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. Upaya
perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
No.36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Upaya perbaikan gizi dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan sesuai dengan pentahapan dan prioritas pembangunan
Nasional. Sasaran jangka panjang yang ingin di capai adalah bahwa masalah
gizi tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdasarkan ukuran-ukuran
universal yang telah disepakati.
Berbagai data menunjukan bahwa telah terjadi kecenderungan perbaikan
dan pergeseran masalah gizi masyarakat di Indonesia. Prevelensi masalah
kekurangan gizi seperti prevelensi gizi kurang, prevelensi kurang vitamin A,
prevelensi gangguan akibat kurang yodium dan anemia gizi besi telah turun
bermakna, sementara itu balita tidak naik berat badannya dan balita di bawah
garis merah masih cukup tinggi.

III. TUJUAN UMUM dan TUJUAN KHUSUS

A. Tujuan umum

Terciptanya system pelayanan yang komprehensif di Puskesmas yang


menjadi dasar bagi terlaksananya pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu
dalam rangka mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Bojong.

B. Tujuan Khusus

a. Menurunkan cakupan angka malnutrisi di wilayah Puskesmas


b. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan gizi
IV. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Pelayanan gizi dalam 1. Perencanaan program gizi


gedung 2. Pencatatan dan pelaporan
3. Konseling gizi
4. Penyuluhan gizi

2 Pelayanan gizi di luar 1. Kunjungan rumah gizi buruk


gedung 2. Pemberian Vitamin A
3. Sweeping Vitamin A
4. Pemantauan bulan penimbangan balita
5. Pemeriksaan garam beryodium
6. Pemberian PMT-P
7. Distribusi TTD Rematri
8. Penyuluhan ASI Ekslusif
9. Penyuluhan PMBA
10. Pergerakan Kadarzi
11. Pemantauan penimbangan balita
12. Penyuluhan gizi dalam gedung
13. Penyuluhan gizi pada ibu hamil Anemia
14. Distribusi PMT-P pada Ibu hamil KEK

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas


Sektoral
1 Pelayanan gizi di dalam - Petugas gizi - KIA -
gedung - Dokter - MTBS
Puskesmas - Lansia
- Promkes
- Poli Umum

2 Pelayanan gizi di luar - Petugas


- gizi - Promkes - Aparat Desa
gedung - Bidan
- Desa - KIA - Aparat
- - Lansia Kecamatanan
- - PTM - Institusi
- - Perkesmas Pendidikan
- - Imunisasi - Toma
- - Surveilens - Kader
- - UKS Posyandu

VI. Sasaran
1. Bayi, Balita, anak pra sekolah, anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS)
3. Semua penduduk daerah rawan gizi
4. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi
VII. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pelayanan
Dalam Gedung
1 Perencanaan
program gizi
2 Pencatatan dan
pelaporan
3 Konseling gizi
4 Penyuluhan gizi
2 Pelayanan Luar
Gedung
1 Kunjungan
rumah gizi buruk
2 Pemberian
Vitamin A
3 Sweeping
Vitamin A
4 Pemantauan
bulan
penimbangan
balita
5 Pemeriksaan
garam
beryodium
6 Pemberian
PMT-P
7 Distribusi TTD
Rematri
8 Penyuluhan ASI
Ekslusif
9 Penyuluhan
PMBA
10 Pergerakan
Kadarzi
11 Pemantauan
penimbang
12 Penyuluhan gizi
dalam gedung
13 1Penyuluhan
gizi pada ibu
hamil Anemia
14 Distribusi PMT-
P pada Ibu
hamil KEK
VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

A. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan di dalam dan di luar gedung,
dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi dengan terjun langsung pada saat
pelaksanaan kegiatan dan atau meminta laporan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh tiap-tiap binaan wilayah. Evaluasi jadwal kegiatan dalam
gedung dilakukan dengan melibatkan penanggung jawab dari masing-masing
ruang poli rawat jalan dan untuk evaluasi jadwal kegiatan di luar gedung
menyesuaikan dengan jadwal kegiatan Posyandu, evaluasi dilakukan setiap 3
bulan sekali yang dibuat dan disepakati oleh tiap-tiap binaan wilayah dan
petugas gizi untuk kemudian diketahui dan ditandatangai oleh Kepala
Puskesmas dan Kepala Kecamatan. Perubahan jadwal kegiatan oleh masing-
masing binaan wilayah, dikonfirmasikan 1 minggu sebelum kegiatan
berlangsung,sesuai dengan kesepakatan.

B. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua
pelaksanaan kegiatan selesai pada minggu ke-4 setiap bulan, dibuat oleh
petugas pelaksana gizi dalam bentuk buku laporan evaluasi kegiatan program
gizi, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan masalah, prioritas
masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat rencana
tindak lanjut sebagai bahan rencana pelaksanaan kegiatan dibulan berikutnya.
Buku laporan evaluasi kegiatan program gizi disampaikan kepada Kepala
Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani serta dijadikan sebagai bahan
yang akan dibahas pada lokakarya mini bulanan Puskesmas.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan Pelaporan
Pencatatan kegiatan program dilakukan selama kegiatan berlangsung,
meliputi jumlah sasaran, jumlah cakupan yang telah dicapai, atau keterangan
lainnya sesuai yang dibutuhkan sebagai data penunjang dan dicatat dalam
buku register masing-masing kegiatan untuk digunakan dalam pembuatan
laporan kegiatan.
Pelaporan dibuat dalam format laporan yang telah disepakati/ditetapkan
oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten, berdasarkan hasil rekap cakupan
kegiatan yang diperoleh baik langsung maupun rekap cakupan kegiatan dari
tiap-tiap Binaan wilayah, laporan disampaikan kepada Kepala Puskesmas
untuk diketahui dan ditandatangani, dan kemudian disampaikan Ke Bagian
Seksi Gizi Dinas Kasehatan Kabupaten pada awal bulan berikutnya (tiap-tiap
tanggal 5 setiap bulannya).

B. Evaluasi Kegiatan
Evalusi kegiatan dilakukan diakhir bulan kegiatan, setelah pelaksanaan
kegiatan selesai terlaksana dengan mengacu pada 18 indikator kinerja dan
target kegiatan, apakah pelaksanaan program kegiatan telah sesuai target
ataukah belum, untuk kemudian dilakukan rencana tindak lanjut untuk kegiatan
dibulan berikutnya.

You might also like