Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Metem
Jurnal Metem
16 Nomor 2
Abstrak
Dalam permasalahan elektromagnetik untuk aplikasi geofisika, rangkaian persamaan Maxwell dapat
disederhanakan menjadi persamaan Helmholtz, sehingga dapat dicari solusi permasalahan menggunakan berbagai
skema numerik. Metode elemen batas merupakan metode numerik untuk memecahkan persamaan diferensial parsial
yang telah dikembangkan dalam beberapa dekade ini untuk memecahkan berbagai permasalahan medan
elektromagnet. Metode ini memiliki keunikan dibandingkan metode numerik lain untuk memecahkan persamaan
diferensial parsial, karena hanya membutuhkan diskretisasi pada bidang-bidang batas domain pemodelan. Solusi
pada batas domain dapat digunakan untuk mencari solusi pada seluruh domain pemodelan, membuat metode ini
memiliki algoritma numerik yang sangat efisien. Dalam makalah ini, metode elemen batas digunakan untuk
menghitung respon magnetotellurik 2D dalam bentuk resistivitas semu dan fasa impedansi modus TE (transverse
electric). Pemodelan elemen hingga digunakan sebagai pembanding hasil pemodelan elemen batas yang
dikembangkan.
Kata kunci : Metode elemen batas, Magnetotelurik 2D.
82
Muhammad dkk., Pemodelan Magnetotellurik 2D Menggunakan Metode Elemen Batas 83
pada frekuensi. Untuk frekuensi rendah, metode ini memperlihatkan perbedaan diskretisasi domain antara
dapat memperkirakan struktur konduktivitas bawah metode elemen hingga dengan metode elemen batas.
permukaan hingga beberapa kilometer (Kauffman
dan Keller, 1981; Vozoff, 1986).
Pemodelan respon MT telah dilakukan banyak
pihak. Pada awal perkembangannya, pemodelan ke
depan dilakukan dengan memecahkan persamaan
integral permukaan atau volume. Solusi ke depan
untuk model berlapis satu dimensi dinyatakan dalam
integral Fourier atau Bessel. Sementara itu, model 2D
atau 3D relatif sangat sulit dipecahkan kecuali pada
kasus khusus dengan geometri sederhana seperti bola
atau silinder. Dengan menggunakan persamaan
diferensial, keadaan geologi yang kompleks dapat
dimodelkan dengan lebih baik. Beberapa Gambar 1. Perbandingan diskretisasi domain pada
pengembangan pemodelan ke depan metode kasus MT menggunakan elemen hingga (FEM) dan
elektromagnetik menggunakan persamaan diferensial elemen batas (BEM). Elemen batas mendiskretisasi
antara lain dilakukan oleh Coggon (1971), Rijo domain hanya pada batas domain pemodelan,
(1977), Wannamaker dkk. (1984), Lee dan Morison sementara elemen hingga membutuhkan diskretisasi
(1985) serta Srigutomo dan Sutarno (1998) yang seluruh domain.
mengembangkan teknik pemodelan elemen hingga.
Pengembangan pemodelan elemen hingga pada
daerah dengan undulasi topografi yang bervariasi
seperti daerah pegunungan juga telah banyak
dilakukan, antara lain oleh Wannamaker dkk. (1986)
serta Chouteau dan Bouchard (1988).
Salah satu teknik pemecahan persamaan
differensial adalah penggunaan metode elemen batas
(Brebbia dan Dominguez, 1992). Pemodelan elemen
batas untuk persoalan elektromagnetik dalam bidang
geofisika diperkenalkan oleh Xu dan Zhao (1987),
yang memodelkan kasus MT 2D dengan permukaan Gambar 2. Domain pemodelan dan sistem koordinat
flat dan homogen. Selanjutnya Xu dan Zhou (1997) untuk kasus rambatan gelombang elektromagnetik
memodelkan persoalan MT 2D dengan efek 2D. Gelombang diasumsikan menjalar dari udara ke
topografi. Metode elemen batas memiliki keunikan bumi dalam sumbu z negatif dengan arah x
dibandingkan metode elemen hingga, yaitu antara menyatakan arah jurus (strike) geologis.
lain memiliki skema diskretisasi elemen yang Asumsikan suatu domain 2D dengan lapisan
sederhana, persiapan data yang relatif lebih sedikit terdiri dari udara sebagai half space atas dan bawah
dan konfigurasi elemen pada permukaan yang permukaan sebagai half space bawah sebagaimana
ditinjau sangat bersesuaian dan lebih konsisten ditunjukkan pada Gambar 2. Kita nyatakan dua
dengan kondisi lapangan sesungguhnya.
domain dan sebagai domain untuk halfspace
2. Permasalahan Syarat Batas Metode bawah dan atas Misalkan sumbu x dinyatakan
Magnetotelurik sebagai arah jurus (strike direction), sumbu y tegak
lurus terhadap sumbu x dan sumbu z vertikal ke
Metode elemen batas menggunakan sifat yang
bawah. Gelombang elektromagnetik datang dapat
berkaitan dengan harga nilai batas (boundary value
dipisahkan menjadi dua polarisasi yang berbeda,
problem), dalam hal ini fungsi Green, sehingga suatu
polarisasi Hx dan polarisasi Ex. Asumsikan faktor
persamaan diferensial parsial dapat diselesaikan
waktu adalah e-ipersamaan gelombang untuk Hx
dengan menggunakan pendekatan integral pada batas
dan Ex adalah (Xu dan Zhou, 1997):
domain permasalahan. Persamaan integral pada batas
domain (boundary integral equation) yang dihasilkan Ez Ey
kemudian didiskretisasi menjadi elemen-elemen i H x
y z
batas yang dihitung dalam suatu persamaan matriks
H x (1)
sebagaimana dalam metode elemen hingga, hanya i Ey
matriks yang dihasilkan akan lebih sederhana karena z
elemen yang diperhitungkan dalam persamaan H x
i Ez
matriks hanya elemen dari diskritisasi bidang batas. y
Ini akan menghemat memori komputer dan
mempercepat waktu komputasi. Gambar 1 dan
84 Jurnal Matematika & Sains, Agustus 2011, Vol. 16 Nomor 2
H z H y k1 i (10)
i E x
y z
E x (2)
i H y
z
E x
i H z
y
Untuk selanjutnya polarisasi Hx akan dinamakan
modus TM dan polarisasi Ex akan dinamakan modus
TE. Untuk modus TM, kita dapatkan H x E ,
z
y
Medan listrik yang terdapat pada daerah bawah mula-mula kita gunakan teknik pembobotan residual
permukaan merupakan medan listrik transmisi yang dengan mengalikan fungsi Helmholtz di atas dengan
diteruskan oleh bidang batas tanah dan udara, suatu test function:
sehingga untuk daerah bawah permukaan dapat
k d 0
* 2 2
(15)
dituliskan:
E x E trans e ik 1 z Selanjutnya, Persamaan (15) diintegrasi
(9)
H y H trans e ik 2 z parsial untuk mendapatkan:
dengan
Muhammad dkk., Pemodelan Magnetotellurik 2D Menggunakan Metode Elemen Batas 85
k 2 d * d * d domain, bergantung pada jenis elemen yang
* 2
f ( x ) ( x , ) dx f ( ) (21)
TM potensial yang bersesuaian adalah medan magnet Dengan demikian, persamaan integral batas untuk
pada permukaan, sedangkan untuk modus TE modus TM dapat dituliskan sebagai berikut
potensial yang bersesuaian adalah medan listrik pada u (33)
permukaan. Secara umum untuk kedua modus, kita u p u d u d C P
2 S n n n
dapat membagi domain permasalahan sebagai berikut
Untuk domain bawah permukaan: u
u u
CP n d
up u d u
S
d
2 S
n n
n n Selanjutnya, diskretisasi dilakukan dengan
(29) membuat elemen-elemen di sepanjang garis batas
sedangkan untuk domain atas permukaan: permukaan s . Uraikan integral batas Cp menjadi
u u penjumlahan dari integral tiap-tiap elemen pada s,
1 up u d u d akan didapatkan untuk nodal (i)
2 S
n n 0
n n
u H 0(1 ) ( kr )
(30) i n d C i
(34)
dimana, adalah sudut yang dibentuk oleh titik S e 4
nodal p pada domain pemodelan; up potensial pada Dengan mengasumsikan
titik p, u potensial, u turunan potensial, solusi iH 0(1 ) ( kr )
n
fundamental persamaan Helmholtz, =turunan
4 d D ij
j
(35)
n
solusi fundamental persamaan Helmholtz terhadap kita dapatkan satu set solusi persamaan sebagai
berikut :
arah n, s bidang batas pada permukaan, bidang
batas bawah permukaan, 0 bidang batas atas iH 0(1) ( kr )
permukaan. n 4
d
Selanjutnya diskretisasi dilakukan pada
S e (36)
domain C dalam batas-batas kecil Cj. Titik-titik yang u
N
k 0 H 1(1) (k 0 r ) u
i u cos(r , n)d Gij u j (42) imag u
imag (49)
4 yx arctan arctan n
real u
e
2 u
real
Persamaan (41) dan (42) dapat digunakan untuk n
menyatakan Persamaan (32) menjadi
4. Hasil Pemodelan
N
2
ui G ij u j E ij
Bi
(43)
Pemodelan yang dilakukan terdiri atas :
j 1 n j
Modus TE dan TM bumi homogen
Berdasarkan syarat kontinuitas domain bawah dan Modus TE dan TM bumi berlapis
atas permukaan: Modus TE, bumi dengan anomali konduktif
u u0 Modus TE, bumi dengan kontak vertikal
u u 0 Masing-masing model akan dicari responnya
berupa resistivitas semu dan fasa impedansi dengan
n n
frekuensi 4, 8, 16 dan 32 Hz. Seluruh respon dihitung
kita dapatkan satu set persamaan matriks yang akan
menggunakan metode elemen batas. Untuk respons
mencari semua nilai Ex dan turunannya di sepanjang
pemodelan pada kasus 1D (kasus bumi homogen dan
garis batas permukaan antara domain atas dan bawah
bumi berlapis) akan digunakan hasil perhitungan
permukaan:
analitik sebagai pembanding. Hasil pemodelan pada
kasus 2D (bumi dengan prisma konduktif dan bumi
F 2 D u
B (44)
u
dengan kontak vertikal) akan dibandingkan dengan
G I A respon hasil perhitungan dengan metode elemen
E n
2 hingga. Skema perhitungan analitik yang digunakan
adalah skema yang dikembangkan Grandis (1999),
Dengan memecahkan Persamaan (44), akan sementara skema elemen hingga pembanding adalah
didapatkan semua harga Ex dan turunannya di skema yang dikembangkan Srigutomo dan Sutarno
sepanjang garis batas permukaan antara atas dan (1998). Gambar 5, 6, 8 dan 9 menunjukkan respon
bawah permukaan, sehingga dapat dicari nilai bumi 1D dihitung dengan skema pemodelan metode
resistivitas semu dan fasa impedansi pada elemen batas 2D dibandingkan dengan hasil
permukaan. perhitungan analitik, sementara Gambar 11, 12, 15,
Harga resistivitas semu dapat dicari dan 16 menunjukkan respon bumi 2D yang dihitung
menggunakan hubungan berikut. Dengan dengan pemodelan elemen batas yang dibandingkan
memperhatikan syarat batas medan listrik dan magnet dengan hasil pemodelan metode elemen hingga 2D.
pada permukaan (Persamaan 3, 4, 5 dan 13) dan
hubungan berikut (Ward dan Hohmann, 1989; Xu 5. Diskusi dan Analisis
dan Zhou, 1997; Srigutomo dan Sutarno, 1989): Hasil pemodelan untuk bumi homogen dengan
1 H x 1 u elemen batas modus TE dan TM terhadap solusi
Ey ,u 1
1 n 1 n (45) analitik (Gambar 5 dan Gambar 6) memperlihatkan
1 E x bagaimana harga resistivitas semu mendekati harga
Hy yang diperkirakan yaitu 100 Ohm meter, sementara
i n
fasa impedansi menunjukkan harga pada kisaran 45
maka resistivitas semu untuk modus TM dapat ditulis derajat. Hal ini mengindikasikan pemodelan yang
(Xu dan Zhou, 1997) : dilakukan telah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Perubahan harga frekuensi tidak menimbulkan
u
2
i
yx (46) perubahan harga resistivitas semu dan fasa impedansi
2 n yang berarti baik pada pemodelan dengan modus TE
dan fasa impedansinya: dan TM. Dengan demikian pemodelan elemen batas
u
untuk kasus bumi homogen sesuai dengan hasil yang
imag (47) diperkirakan.
yx arctan n
u Pemodelan untuk bumi berlapis memperlihat-
real kan harga resistivitas semu yang relatif dekat antara
n
hasil pemodelan elemen batas dengan solusi analitik
Resistivitas semu modus TE dapat ditulis: (Gambar 8). Pemodelan dengan elemen batas
u
2 memperlihatkan harga resistivitas semu yang relatif
xy i u (48) stabil pada kisaran 10 ohm.m untuk semua harga
n
frekuensi yang diujikan, baik pada modus TE
dan fasa impedansinya: maupun modus TM. Sementara nilai fasa impedansi
hasil pemodelan elemen batas menunjukkan tingkat
kecocokan yang sama dengan hasil analitik. Dengan
demikian pengujian dengan solusi analitik 1D
memperlihatkan hasil yang diharapkan.
88 Jurnal Matematika & Sains, Agustus 2011, Vol. 16 Nomor 2
Gambar 8. Perbandingan resistivitas semu bumi Gambar 9. Perbandingan fasa impedansi bumi
berlapis hasil pemodelan elemen batas modus TE dan berlapis hasil pemodelan elemen batas modus TE dan
TM dengan solusi analitik pada frekuensi (i) 4 Hz, TM dengan solusi analitik pada frekuensi (i)4 Hz,
(ii) 8 Hz, (iii) 16 Hz dan (iv) 32 Hz. (ii)8 Hz, (iii) 16 Hz dan (iv) 32 Hz.
Muhammad dkk., Pemodelan Magnetotellurik 2D Menggunakan Metode Elemen Batas 91