You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan bimbingan konseling sangat dipegaruhi oleh faktor filosofi, psikologi,
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Latar belakang filosofi berkaitan dengan
pandangan tentang hakikat manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap
timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah filsafat humanisme, yaitu bahwa manusia
memiliki potensi untuk dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Latar belakang psikologi
berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu
lain. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan
untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap-tiap potensi. Dari sisi
keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan untuk mencapai perkembangan yang
sehat di dalam lingkungannya.
Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka . Keterbukaan ini
mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran dan perubahan nilai dalam masyarakat yang
akan mewarnai cara berpikir dan perilaku individu. Bimbingan konseling membantu individu
memelihara, menginternalisasi, memperhalus dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah
pengembangan diri.
Akibat kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Kesempatan kerja berkembang dengan cept
pula sehingga para siswa memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan
kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja ang selalu berubah dan meluas.
Pemikiran inilah yang menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu
memahami dari bimbingan konseling yang kemudian dapat dijadikan sebagai transformasi
kepada peserta didik untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya bimbingan konseling
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling?
2. Bagaimana konsep bimbingan dan kosneling?
3. Apa tujuan, prinsip dan fungsi bimbingan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian bimbingan konseling
2. Mengetahui konsep bimbingan konseling
3. Mengetahui tujuan, prinsip dan fungsi bimbingan konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling

1. Pengertian bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling
memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan
memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Definisi atau pengertian Bimbingan menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a. Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b. Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan
demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
c. Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
d. Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk
madarasah), keluarga, dan masyarakat.
e. Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau
pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan
(Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
f. Donald G.Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) menyatakan, “Guidance may be
defined as that part of the total educational program that helps provide the personal
apportunities and specializedstaff services by which each individual can develop to the
fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea”.

2. Pengertian konseling
Definisi Konseling menurut beberapa ahli sebagai berikut :

2
a. Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan
wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya
untuk mencapai hidupnya.
b. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976:19) Konseling adalah
suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor)
membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam
hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang.
c. Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses
dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang
fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian
yang perlu dibuat.
d. Shertzer dan Stone (1980) menyimpulkan bahwa “Counseling is an interaction process
which facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the
establishment and/or clarification of goals and values of future behavior.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan konseling yaitu suatu bantuan
yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin
secara mandiri.

3. Prinsip-prinsip bimbingan

a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapt membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Bimbingan berfokus pada individu yang dibimbing.
c. Dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan
dibimbing.
d. Bimbingan harus luwes sesuai kebutuhan.
e. Program bimbingan dalam lembaga tertentu harus sesuai dengan program pada
lembaga yang bersangkutan.
f. Dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.

B. Tujuan, Prinsip dan Fungsi Bimbingan Konseling


1. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan konseling adalah membantu idividu dalam mencapai :
a. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing.
b. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
c. Membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya.
d. Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, klien harus mendapatkan kesempatan untuk :


a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.

3
b. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat
perkembangan yang optimal.
c. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
d. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya.
e. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
f. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku yang tidak sesuai.

2. Prinsip Bimbingan Konseling


Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses
bimbingan konseling. Prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofi tentang kemanusiaan yang
menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan diperuntutkan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan
lebih bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih
diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
b. Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini
juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun
layanan bimbingannya menggunakan kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif
Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan,
karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap
diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan
kepala sekolah. Mereka dalam teamwork juga terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan diarahkan unutk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada individu, itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu
untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat.
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di
lingkungan keluarga dan masyarkat pada umumnya. Bidang layanan bimbinganpun
bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.

4
3. Fungsi Bimbingan Konseling
Dalam kelangsungan proses bimbingan konseling, terdapat berbagai pelayanan yang
sengaja diciptakan dan diselenggarakan. Keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya
suatu pelayanan merupakan hasil dari fungsi sebuah pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan tidak
akan berfungsi jika ia tidak bisa memperlihatkan kegunaan ataupun tidak bisa memberikan
manfaat atau keuntungan tertentu. Dalam bimbingan konseling, fungsi bimbingan konseling
ditinjau dari kegunaan atau manfaat. Ataupun keuntungan-keuntungan-keuntungan apa yang
diperoleh melalui pelayanan tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi bimbingan konseling,
yaitu sebagia berikut :
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi bimbingan konseling dimana klien diharapkan mampu memahami segala potensi
yang dimilikinya, lingkungan sekitar klien, serta permasalahan yang sedang dihadapinya. Fungsi
pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan klien.
Pemahaman sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan konseling adalah pemahaman
tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan
membantu klien (konselor), serta pemahaman tentang lingkungan klien dan klien.

b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan
terhindarnya klien dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat
mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan tertentu dalam
perkembangannya. Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi
dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangan individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah
suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc.Elhaney, 1993). Oleh karena itu pelaksanaan
fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.
Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi klien agar
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang
berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi
data, dan sebagainya. Berikut ini adalah arah upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh
konselor, yaitu:
1) Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap
individu yang bersangkutan.
2) Mendorong perbaikan kondisi pada diri pribadi klien.
3) Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi
perkembangan dan kehidupannya.
4) Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang
besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
5) Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengentasan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja
klien masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami masalah akan

5
merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Klien yang mengalami masalah akan datang
pada konselor dengan tujuan untuk dituntaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari
dirinya. Di sinilah fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami klien.
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap
masalah adalah unik. Masalah-masalah yang dihadapi individu yang berbeda tidak boleh
disamakan. Dengan demikian penanganannyapun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi
masing-masing dari masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan dari berbagai
bahan dan keterampilan dalam menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan


Fungsi pemeliharan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapai selama ini. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun,
pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena itu fungsi pemeliharaan dan
pengembangan tidak dapat dipisahkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan
program.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan ini berarti bahwa layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal – hal
yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian klien dapat
memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Jika memperhatikan kaitan anatara ketiga fungsi bimbingan dan konseling, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada ketiga
fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah dimengerti bahwa “pemeliharaan” dalam arti yang
luas dan pelayanan pemuliaan manusia, khususnya bimbingan dan konseling. Dengan demikian,
sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan, ia perlu
menyadari bahwa pelayanan yang diberikannya itu sebenarnya juga mengemban fungsi
pemeliharaan dan pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu
dalam keempat dimensi kemanusiaan.
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling memiliki tujuan untuk
membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing, membantu
mengembangkan kualitas kesehatan mental klien, membantu mengembangkan perilaku-perilaku
yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya, membantu klien menanggulangi
problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.
Bimbingan konseling juga mempunyai prinsip diantaranya adalah, bimbingan diperuntukkan
bagi semua individu, bimbingan bersifat individualisasi, bimbingan menekankan hal yang
positif, bimbingan merupakan usaha bersama, pengambilan keputusan merupakan hal yang
esensial dalam bimbingan, bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.
Fungsi bimbingan konseling diantaranya, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi
pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

6
C. Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling
1. Latar belakang historis

Sejarah tentang developing one’s potential (pengembangan potensi individu) dapat


ditelusiri masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya untuk mengembangkan
dan memperkuat individu melaui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisi peranannya
dimasyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan-kekuatan yang
dapat distimulasi dan dibimbing kearah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat atau
menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Konselor yang terkenal di Yunani
kuno adalah Plato, karena dia telah menaruh perhatian yang begitu besar terhadap pemahaman
psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam
masyarakat, dan teologis. Dia juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah:

a. Bagaimana membangun pribadi manusia yang baik melalui asuhan atau pendidikan
formal.
b. Bagaimana caranya supaya anak dapat berfikir lebih efektif.
c. Teknik apa yang telah berhasil mempengaruhi manusia dalam kemampuannya
mengambil keputusan dan mengembangkan keyakinannya.
Konselor yang lain diantaranya adalah Aristoteles (murid Plato), Hippocrates dan para
dokter lainnya yang menaruh perhatian pada bidang psikologi.

2. Latar belakang filosofis

Kata filosofis atau filsafat dalam bahasa Arab yang berasal dari kata yunani yang berarti
filosofia (philosophia). Filsafat artinya cinta terhadap kebijaksanaan atu hikmah atau ingin
mengerti segala sesuatu dengan mendalam. John J. Pietrofesa et.al mengemukakan pendapat
James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri
individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.
b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan artinya bimbingan
merupakan bagian intergal dalam pendidikan.
c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap klien yang meminta bantuan atau
pelayanan.
d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental. Bimbingan
dilaksanakan melaui kerjasama, dan masing-masing bekerja berdasarkan keahlian atau
kompetensinya sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu merealisasikan potensi dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisme, personalisasi
dan sosialisai.
g. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanaan
bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor khususnya yaitu membantu
konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam memberi keputusan yang tepat.
3. Latar belakang sosial budaya

Faktor-faktor sosial budaya yang menimbulkan kebutuhan akan bimbingan:

7
a. Perubahan konstelasi keluarga

Terkait dengan masalah keluarga yang disfungsional, Stephen R. Covey mengemukakan


sekitar 30 tahun yang lalu terjadi perubahan situasi keluarga yang sangat kuat dan dramatis
seperti peristiwa berikut ini:
1) Angka kelahiran anak yang tidak sah meningkat menjadi 400%.
2) Persentase orang tua tunggal (single parrent) telah berlipat ganda.
3) Angka perceraian yang terjadi telah berlipat ganda, pernikahan yang berakhir dengan
perceraian.
4) Peristiwa bunuh diri dikalangan remaja meningkat sekitar 300%.
5) Sekor tes bakat skolastik para siswa turun sekitar 73 butir
6) Masalah nomor satu wanita Amerika pada saat ini adalah tindakan kekerasan
(pemerkosaan).
7) Seperempat remaja yang melakukan hubungan seksual telah terkena penyakit
kelamin sebelum menamatkan sekolahnya di SMA.

b. Perkembangan pendidikan

Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan khusus dan
sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk memilih jurusan yang
khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam
berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan
dalam tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang
studi dengan tekun. Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan
sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa
setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus. Dalam hal ini pula
terasa sekali kebutuhan akan bimbingan di sekolah.

c. Dunia kerja

Dalam dunia kerja bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan karena terjadi berbagai
macam perubahan diantaranya sebagai berikut:

1) Semakin berkurangnya kebutuhan terhadap pekerja yang tidak memilki


ketrampilan.
2) Meningkatnya kebutuhan terhadap para pekerja yang profesional dan memiliki
ketrampilan teknik.
3) Berkembangnya berbagai jenis pekerjaan sebagai dampak dari penerapan teknologi
maju.
4) Berkembangnya perindustrian di berbagai daerah.
5) Berbagai jenis pekerjaan yang baru memerlukan cara-cara pelayanan yang baru.
6) Semakin bertambahnya jumlah para pekerja yang masih berusia muda dalam dunia
kerja.

8
d. Perkembangan metropolitan

Dampak sosial yang buruk dari pertumbuhan kota di abad-21 terutama di kota-kota
berkembang sebagai berikut:

1) Urbanisasi dilakukan dengan motivasi mengadu nasib.


2) Masalah pengangguran.
3) Banyaknya tenaga kerja yang tidak memenuhi kebutuhan lapangan kerja di kota.
4) Banyaknya pemukiman ilegal didirikan.
5) Terbatasnya fasilitas air bersih dibanding banyaknya jumlah kebutuhan penduduk.
6) Lingkungan semakin buruk yang mengakibatkan meningkatnya angka kematian
anak.

e. Perkembangan komunikasi
f. Seksisme dan rasisme

Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis
kelamin yang lainya. Sedangkan rasisme merupakan paham yang mengunggulkan ras yang satu
dari ras yang lainnya.

g. Kesehatan mental
h. Perkembangan teknologi

Timbul dua masalah penting yang menyebabkan kerumitan struktur dan keadaan
masyarakat:

1) Penggantian sebagian besar tenaga kerja dengan alat-alat mekanis-elektronik.


2) Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan jabatan baru yang menghendaki keahlian
dan pendidikan khusus.

i. Kondisi moral dan keagamaan


j. Kondisi sosial ekonomi.

4. Latar belakang religius

Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien
sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan
dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-
nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling. Pendekatan bimbingan dan konseling yang
terintegrasi di dalamnya dimensi agama, ternyata sangat disenangi oleh masyarakat Amerika
sekarang ini. Perlunya pengintegrasian nilai-nilai agama dalam konseling, Marsha Wiggin Frame
mengemukakan bahwa agama sepatutnya mendapat tempat dalam praktek-praktek konseling
atau psikoterapi, yang berdasarkan alasan:
a. Mayoritas orang Amerika meyakini Tuhan dan mereka banyak yang aktif mengikuti
peribadatan.
b. Terdapat tumpang tindih dalam nilai dan tujuan antara konseling dengan agama, seperti
menyangkut upaya membantu individu agar dapat mengelola berbagai kesulitan
hidupnya.
9
c. Banyak bukti empirik yang menunjukkan bahwa keyakinan beragama telah
terkontribusi secara positif terhadap kesehatan mental.
d. Agama sudah sepatutnya diintegrasikan ke dalam konseling dalam upaya mengubah
pola pikir yang berkembang di akhir abad-20.
e. Kebutuhan yang serius untuk mempertimbangkan konteks dan latar balakang budaya
klien, mengimplikasikan bahwa konselor harus memperhatikan secara sungguh-
sungguh tentang peranan agama dalam budaya.
5. Latar belakang psikologis

Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu,
peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses
perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau
norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.

10
BAB III

1. Kesimpulan
Bimbingan karier, baik sebagai konsep maupun praktek, merupakan bagian
penting dalam keseluruhan program bimbingan dan konseling atau program pendidikan
di sekolah,layanan bimbingan konseling didasarkan pada asumsi bahwa semua orang
memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh keberhasilan dengan melalui
pemberian bantuan yang terencana dan profesional,bimbingan karier pun memandang
bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan kariernya sendiri.
2. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, pembaca dapat mengetahui seberapa
pentingnya bimbingan dan konseling bagi kehidupan agar bisa menggali
potensi diri agar menjadi lebih baik.

11
Daftar Pustaka

http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3&Itemid=30

http://panduanguru.com/pengertian-bimbingan-konseling-bk/

http://tholearies.blogspot.co.id/2014/02/bimbingan-konseling-pengertian-tujuan.html

http://www.slideshare.net/nurulkhotimahuul/pengertian-tujuan-dan-fungsi-bimbingan-konseling-
di-sekolah

12

You might also like