Professional Documents
Culture Documents
1
LAMPIRAN
NOMOR: B-3118/IPK.2/OT.02/XI/2016
TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditutupi sekitar 18% terumbu karang dunia, Indonesia berada tepat di
pusat “Segitiga Karang (Coral Triangle)” suatu kawasan terumbu
karang dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Luas
dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan
puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies
karang batu dan
2.200 spesies ikan karang. Namun, dilaporkan bahwa dari kombinasi
ancaman lokal dan akibat perubahan suhu dan bleaching, hampir 45%
terumbu karang Indonesia berada dalam ancaman tinggi sampai
sangat tinggi (Huffard et al, 2012). Upaya perlindungan dan
pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk
Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir,
ketersediaan stok ikan, dan ketahanan pangan dari laut.
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah
program nasional untuk upaya rehablitasi, konservasi, dan
pengelolaan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait secara
berkelanjutan. Dalam perkembangannya, COREMAP disejalankan dan
diselaraskan dengan program nasional dan regional pengelolaan dan
2
konservasi terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia
yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI). Tujuan
pengembangan Program COREMAP-CTI adalah mendorong penguatan
kelembagaan yang terdesentralisasi dan terintegrasi untuk pengelolaan
sumber daya terumbu karang, ekosistem terkait, dan biodiversitas
secara berkelanjutan bagi kesejahteran masyarakat pesisir.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dalam seri waktu dan
rentang spasial melalui kegiatan pemantauan di mana baseline studi
sebagai ukuran awal penilaian kesehatan ekosistem terumbu karang
pada setiap lokasi.
Pemantauan kesehatan terumbu karang didefinisikan sebagai kegiatan
pengumpulan data dan informasi bioekologi kelompok biota yang
ditetapkan sebagai indikator kesehatan terumbu karang, serta data
perubahan sosial ekonomi masyarakat pesisir sebagi penerima
dampak dari pemanfaatan dan pengelolalaan sumberdaya serta upaya
konservasi dan rehabilitasi ekosistem terumbu karang. Pemantauan
yang baik didasarkan pada sebuah keteraturan pengulangan dan
dilakukan dalam seri waktu dan penambahan luas area yang
terwakili. Perubahan dalam seri waktu dan rentang spasial yang
diukur selama pemantauan akan menyediakan data dan informasi
penting terhadap perubahan populasi biota indikator di ekosistem
pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai tolak ukur keberhasilan
intervensi sebuah program pengelolaan dan perlindungan sumber
daya, termasuk terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya.
Indikator kesehatan terumbu karang Program COREMAP-CTI terdiri
atas tutupan karang hidup dan bentik terumbu ainnya, termasuk
megabenthos. Megabenthos merupakan fauna yang hidup pada dasar
perairan. Fauna ini dapat menjadi petunjuk atas kondisi lingkungan
mereka, termasuk pada ekosistem terumbu karang. Pada pemantauan
megabenthos ini, dikhususkan pada delapan kelompok megabenthos
target yang mewakili megabenthos bernilai ekonomi penting, yaitu
megabenthos yang merupakan predator karang dan megabenthos yang
memiliki peran ekologis. Kedelapan kelompok megabenthos tersebut
antara lain adalah: kima, lola, lobster, teripang, siput drupella,
mahkota duri, bulu babi, dan bintang laut biru.
Dalam melakukan pemantauan megabenthos, setiap langkah teknis
pemantauan disiapkan dengan baik, didokumentasikan, dan dapat
3
ditinjau kembali serta dapat dievaluasi dan disempurnakan. Oleh
karena itu, penting dilakukan penyusunan Standar Kompetensi Kerja
Khusus (SKKK) terumbu karang sebagai acuan untuk kompetensi
pelaksanaan teknis pemantauan kondisi terumbu karang dan
ekosistem terkait lainnya.
Ketersediaan SKK Khusus ini dapat juga digunakan sebagai referensi,
sumber belajar bagi akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dan lembaga lainnya yang bergerak dalam pemantauan sumber daya
ekosistem di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sasaran yang
hendak dicapai adalah tersedianya panduan keseragaman langkah
teknis pemantauan meliputi: metode yang digunakan, cara koleksi data
di lapangan, input dan pengolahan data, serta penyajian laporan
pemantauan kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya.
Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui status dan
kecenderungan status kesehatan ekosistem terumbu karang.
B. Pengertian
1. Benthos Belt Transect adalah metode pengambilan data benthos
yang ditemukan di antara dua garis dengan jarak yang sama
sepanjang transek.
2. Global Positioning System (GPS) adalah alat bantu sistem navigasi.
3. Megabenthos adalah hewan yang hidup di dasar laut berukuran
lebih besar dari 1 cm. Dalam pemantauan megabenthos ini hanya
difokuskan pada 8 kelompok, yaitu: kima, lola, lobster, teripang,
siput drupella, mahkota duri, bulu babi, dan bintang laut biru.
4. Pemantauan adalah kegiatan pengamatan/pengukuran yang
dilakukan dalam rentang waktu tertentu secara berkelanjutan
untuk mengetahui perkembangan dan perubahan dari objek
yang diamati dari waktu ke waktu.
5. Self Contained Unit Bouyancy Apparatus (SCUBA) adalah
peralatan lengkap untuk menyelam di air.
6. Spreadsheet adalah dokumen elektronik penyusunan data dalam
bentuk kolom dan baris.
7. Word processor adalah program komputer untuk
menyimpan, mengolah, dan menyusun tulisan.
4
C. Penggunaan SKK
Standar Kompetensi Kerja dibutuhkan oleh beberapa
lembaga/institusi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia, sesuai dengan kebutuhan masing- masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program
dan kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian,
dan sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang
spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program
sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian,
dan sertifikasi.
5
Tabel 1. Susunan komite standar kompetensi pada SKKK bidang
penilai kondisi megabenthos
JABATAN
NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA
DALAM
1 2 3 4
Lembaga Ilmu Pengetahuan
1. Dr. Zainal Arifin, M.Sc. Pengarah
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
2. Dr. Dirhamsyah, M.A. Pengarah
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
3. Prof. Dr. Suharsono Ketua
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
4. Triyono, S.P., M.Si. Sekretaris
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
5. Drs. Susetiono, M.Sc. Anggota
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
6. Ucu Yanu Arbi, M.Si. Anggota
Indonesia
6
Susunan Tim Perumus Penilai Kondisi Megabenthos menurut SK Kepala
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Nomor: B-1450/IPK.2/OT.02/VI/2016
tanggal 1 Juni 2016 adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Susunan tim perumus SKKK penilai kondisi megabenthos
JABATAN
NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA
DALAM
1 2 3 4
Lembaga Ilmu Pengetahuan
1. Ucu Yanu Arbi, M.Si. Ketua
Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan
2. Ismiliana Wirawati, M.Si. Sekretaris
Indonesia
JABATAN
NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA
DALAM
1 2 3 4
Lembaga Ilmu Pengetahuan
1. Drs. Susetiono, M.Sc Anggota
Indonesia
Indra Bayu Vimono, S.Si., Lembaga Ilmu Pengetahuan
2. Anggota
M.App.Sc. Indonesia
Ernawati Widyastuti, Lembaga Ilmu Pengetahuan
3. Anggota
M.Si. Indonesia
7
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
A. Pemetaan Kompetensi
TUJUAN
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
UTAMA
Menerapkan komunikasi dan
kerjasama di tempat Kerja *)
Melaksanakan
Melaksanakan pengembangan diri Melaksanakan komunikasi
pengembangan dengan bahasa isyarat
diri dan fungsi penyelaman *)
kerja
Melakukan prosedur
keselamatan dan kesehatan
kerja dalam Penyelaman *)
Menyiapkan kegiatan
pemantauan megabenthos
8
B. Daftar Unit Kompetensi
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi, menyiapkan, dan mengevaluasi
kebutuhan kegiatan pemantauan megabenthos.
Peta dasar adalah peta yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang
belum diberi data.
Buku panduan yang digunakan adalah Buku Panduan Monitoring Kondisi
Terumbu Karang, Coremap – CTI LIPI 2014.
10
2.2.1 Peta
2.2.2 Daftar simak
2.2.3 Alat tulis
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
persiapan kegiatan pemantauan.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
12
Kode Unit : M.721013.002.01
Judul Unit : Menyiapkan Alat dan Bahan Pengambilan Data
Megabenthos
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menyiapkan alat dan bahan pengambilan data
megabenthos.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi dan menyiapkan alat dan bahan
pengambilan data megabenthos.
13
2.1.10. Termometer
2.1.11. Secchi disc
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Peta dasar
2.2.2 Alat tulis bawah air
2.2.3 Kontainer sesuai dengan kebutuhan
2.2.4 Perangkat penanda transek permanen
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
persiapan alat dan bahan untuk pengambilan data megabenthos.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
14
4. Sikap kerja yang diperlukan:
4.1 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan
4.2 Cermat dalam memilih peralatan kerja dan bahan
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam memilih peralatan kerja sesuai dengan prosedur
kerja standar
5.2 Kecermatan dalam menyiapkan peralatan dan bahan sesuai dengan
prosedur kerja standar
15
Kode Unit : M.721013.003.01
Judul Unit : Mengidentifikasi Posisi Stasiun Pemantauan Megabenthos
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
mengidentifikasi posisi stasiun pemantauan megabenthos.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mempersiapkan peta dan menggunakan GPS untuk
menentukan posisi stasiun pemantauan megabenthos.
16
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
pengidentifikasian posisi stasiun pemantauan megabenthos.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mempersiapkan peta posisi stasiun pengambilan
data megabenthos
5.2 Kecermatan dalam menggunakan GPS untuk penentuan stasiun
17
Kode Unit : M.721013.004.01
Judul Unit : Menggunakan Peralatan SCUBA dan Peralatan Kerja
Bawah Air
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menggunakan peralatan selam SCUBA dan peralatan kerja
bawah air.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk melaksanakan prosedur penggunaan peralatan
selam SCUBA dan peralatan bawah air, serta menggunakan peralatan
selam SCUBA dan peralatan kerja bawah air.
1.2 Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada skema kerja lain yang
berkaitan dengan kegiatan penilaian kondisi megabenthos yang
menggunakan metode Benthos Belt Transect
18
2.2.2 Alat tulis bawah air
2.2.3 Tabel Penyelaman
2.2.4 Kontainer sesuai dengan kebutuhan
2.2.5 Perangkat penanda transek permanen
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan prosedur serta menggunakan peralatan selam SCUBA
dan peralatan kerja bawah air.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam memakai peralatan selam SCUBA sesuai dengan
prosedur kerja standar
5.2 Kecermatan dalam memakai peralatan kerja bawah air sesuai dengan
prosedur kerja standar
5.3 Kecermatan dalam menggunakan prosedur penyelaman yang sesuai
dengan prosedur kerja standar
5.4 Kecermatan dalam memakai kamera bawah air
20
Kode Unit : M.721013.005.01
Judul Unit : Melakukan Pengambilan Data Megabenthos dengan
Metode Benthos Belt Transect
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan dalam
melakukan pengambilan data megabenthos.
22
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi posisi stasiun, melakukan
penyelaman, memasang garis transek permanen, dan melakukan
pengambilan data megabenthos.
Kondisi fisik stasiun yang dicatat dapat berupa jarak dengan pantai,
tanda-tanda khusus di pantai, peruntukan lahan di bagian daratan, dan
lainnya.
Parameter perairan yang diukur dapat berupa suhu, kecerahan,
kedalaman, salinitas, arus, dan lainnya.
Kondisi dasar perairan yang diamati dapat berupa substrat dasar
perairan, dominansi tipe karang, kontur dasar perairan, dan lainnya.
23
4.2.2 Buku Panduan Monitoring Kondisi Terumbu Karang,
Coremap – CTI LIPI 2014 bagian megabenthos.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
pengambilan data megabenthos.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
24
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam memakai peralatan kerja sesuai dengan prosedur
kerja standar
5.2 Kecermatan dalam menggunakan prosedur kerja yang sesuai dengan
prosedur kerja standar
5.3 Kecermatan dalam menemukan dan mengidentifikasi megabenthos.
5.4 Ketelitian dalam pengambilan data
25
Kode Unit : M.721013.006.01
Judul Unit : Mengolah Data Hasil Pengamatan Megabenthos
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan dalam
menyusun hasil pengamatan pemantauan megabenthos.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk mengorganisasi dan mengolah data hasil
pengamatan megabenthos.
1.2 Data disajikan dalam kepadatan individu per hektar (1 hektar =
10.000 m2).
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada).
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam mengklasifikasikan data.
5.2 Ketelitian dalam menyimpan data.
5.3 Ketelitian dalam analisis data.
5.4 Kemampuan dalam menyajikan data.
27
Kode Unit : M.721013.007.01
Judul Unit : Membuat Laporan Penilaian Megabenthos
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan dalam
membuat laporan penilaian megabenthos.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menginterpretasikan data dan membuat
laporan penilaian megabenthos.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
28
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
pembuatan laporan penilaian megabenthos.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK), verifikasi portofolio
dan wawancara.
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada).
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan menyeleksi data.
5.2 Kecermatan menginterpretasi data.
5.3 Kemampuan membuat laporan.
5.4 Kemampuan mendokumentasikan laporan.
29
BAB III
PENUTUP
30