You are on page 1of 3

2.

Jelaskan makna atau peristiwa penting dari kongres pemuda II dan dampaknya bagi perjuangan
Bangsa Indonesia

Jawaban :

Kongres Pemuda Kedua yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Pimpinan dari kongres ini yaitu Djoko Marsaid (Jong Java), Sugondo Djojopuspito (PPII)
Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond), Djohan Muhamad Tjai (Jong Islamiaten Bond),
Kotjosungkono (Pemuda Indonesia), Amir Sjarifuddin (Jong Batak Bond), R.C.L. Senduk (Jong
Celebes), J. Leimena (Jong Ambon) dan Rochjani (Pemuda Kaum Betawi). Dalam kongres
tersebut dihasilkan beberapa keputusan penting yang sekarang lebih dikenal sebagai “Sumpah
Pemuda”.

SATU TANAH AIR: TANAH AIR INDONESIA

Setelah dikemukannya sumpah pemuda pertama yang berbunyi “Kami Poetra Dan Poetri
Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Air Indonesia”. Memberikan
pengaruh yang terlihat jelas secara cepat. Nama-nama organisasi dengan cepat diubah dan
disesuaikan dengan keperluan identitas baru ini. Sebutan ‘Hindia Belanda’ mulai tidak disukai
dan perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Partai-partai politik kemudian membentuk barisan di
bawah panji-panji Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Di tahun 1941, GAPI mengajukan usul
kepada pemerintah kolonial agar kata ‘Indonesia’ dengan resmi dipakai sebagai pengganti
‘Hindia Belanda’. Barulah ketika masa pendudukan Jepang istilah ‘Indonesia’ dengan resmi
digunakan sebagai nama wilayah yang dibebaskan Jepang dari penjajahan Belanda. Akan
tetapi batas-batas dari apa yang disebut ‘tanah air Indonesia’, masih menjadi bahan perdebatan
yang hangat di dalam sidang-sidang BPUPKI.

Walaupun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945


dan menetapkan UUD 1945 mulai keesokan harinya, namun masih diperlukan perjuangan
bersenjata dan diplomasi yang gigih untuk mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam
Sumpah Pemuda. Melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi yang gigih pula akhirnya Irian
Barat (sekarang: Papua) menjadi bagian dari tanah air Indonesia (1962). Dan untuk menjamin
kelestarian Sumpah Pemuda itu antara lain ditetapkan Wawasan Nusantara yang
mencantumkan bahwa tanah air Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, dan ruang
hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa dan menjadi modal dan milik bersama bangsa.

SATU BANGSA: BANGSA INDONESIA

Kongres Pemuda Indonesia Kedua telah mengambil keputusan yang menandai ‘kehadiran’
suatu bangsa yang berbunyi “Kami Poetra Dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang
Satoe, Bangsa Indonesia”. Keputusan ini merupakan suatu terobosan politis penting sekali
mengingat bahwa bagi kaum kolonial, tidak hanya satu ‘bangsa’ yang mendiami wilayah ‘Hindia
Belanda’ karena ada ’bangsa Jawa’, ‘bangsa Ambon’, ‘bangsa Batak’, ‘bangsa Sunda’, ‘bangsa
Minahasa’, dan sebagainya. Diperhadapkan dengan bangsa Belanda sebagai pendatang dan
penguasa, maka sekalian ‘bangsa’ itu adalah ‘Inlander’ yang diterjemahkan dengan ‘priboemi’
atau ‘boemipoetra’. Jadi, yang diakui secara resmi oleh pemerintah kolonial dan yang juga
diajarkan di sekolah-sekolah adalah sebutan ‘Inlander’, inheemsen’, ‘orang Boemi’, ‘orang
Boemi-poetra’, ‘Indier’, ‘orang Hindia’, dan sebagainya.

Sumpah Pemuda itu bermuara dengan pernyataan yang dikumandangkan pada tangal 17
Agustus 1945 yang berbunyi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatahkan kemerdekaan
Indonesia”. Akan tetapi, proklamasi tersebut merupakan hasil dari perjuangan seluruh rakyat
Indonesia sehingga tetap harus dipertahankan dari ancaman pihak-pihak tertentu. Pernyataan
itupun harus pula segera diikuti dengan usaha “membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dan usaha
“memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

BAHASA PERSATUAN: BAHASA INDONESIA

Keputusan ketiga dari Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang berbunyi : “Kami Poetra
Dan Poetri Indonesia Mengjoenjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia”. Dengan
dikumandangkannya Sumpah Pemuda itu para tokoh pergerakan bersatu padu untuk
‘memasyarakatkan’ penggunaan bahasa Indonesia di dalam berbagai kesempatan guna
menggantikan penggunaan bahasa Belanda dan berbagai bahasa daerah. Sampai dengan runtuhnya
pemerintah kolonial Belanda 1942, bahasa Indonesia belum merupakan bahasa resmi di samping
bahasa Jepang (Maret 1942). Lalu Dengan diproklamasikannya kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945 maka terbukalah kesempatan yang seluas-luasnya untuk memantapkan penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Parengkuan, F E, 2015, Dampak Sumpah Pemuda Terhadap Perjuangan Bangsa,


https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/2015/05/17/dampak-sumpah-pemuda-terhadap-
perjuangan-bangsa/ [Diakses pada tanggal 02 Maret 2018]

You might also like