You are on page 1of 6

A. Apa itu Penyakit Jantung Koroner?

Penyakit jantung koroner adalah kondisi yang terjadi / ketika pembuluh darah yang
menyuplai darah ke jantung / mengalami kerusakan. Kerusakan ini terjadi akibat
proses aterosklerosis /, yaitu penumpukan kolesterol atau substansi lainnya / , seperti
kalsium atau fibrin, / yang membentuk sumbatan atau plak di dalam pembuluh darah.
/ Semakin besar plak, / semakin sempit pembuluh darah jantung /, sehingga suplai
darah yang kaya oksigen ke jantung / akan semakin sedikit. Plak juga sewaktu-waktu
dapat lepas, / yang kemudian menyumbat aliran di dalam pembuluh darah / sehingga
suatu saat terjadi hambatan total / pada aliran darah yang menuju ke jantung.
Kurangnya aliran darah ini / akan menyebabkan rasa nyeri pada dada / yang juga
disertai rasa sesak saat bernafas. / Kondisi inilah yang dikenal sebagai serangan
jantung.

B. Gejala Penyakit Jantung Koroner


 Nyeri dada
Biasanya /, orang yang mengalami serangan jantung / akan merasa berat di dada
seperti tertekan /, juga sesak pada dada /, dan adanya sensasi terbakar di dada /. Nyeri
dada biasanya dirasakan / saat melakukan aktivitas fisik atau stress / . Akan tetapi /,
nyeri dada akan membaik / saat aktivitas fisik dihentikan atau stres mereda / . Bahkan
/ , terkadang rasa nyeri tersebut dapat menjalar ke leher / , lengan kiri / , rahang /
hingga ke punggung.

 Sesak nafas
Penyebabnya / adalah kurang efisiennya jantung memompa darah ke seluruh tubuh / ,
karena terhambatnya pembuluh darah jantung oleh plak / . Saat mengalami sesak
nafas / , bisa terjadi kelainan irama jantung yang membahayakan / dan ini dikenal
sebagai aritmia / . Aritmia dapat menyertai gejala serangan jantung / sehingga jantung
berhenti berdetak secara tiba-tiba / . Hal ini dapat menyebabkan kematian / jika tidak
segera ditangani.
 Keluhan penyerta
Penyakit jantung koroner juga memiliki keluhan penyerta lain / seperti pusing, /
berkeringat dingin, / mudah lelah, / nyeri ulu ati, / serta mual atau muntah.

C. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung Koroner


 Tes Darah
Ada dua jenis tes darah yang umumnya dilakukan / , yakni tes kadar kolesterol dalam
darah / dan pemeriksaan kadar enzim jantung. Kadar kolesterol yang tinggi dalam
darah / berisiko besar menjadi plak / yang menyumbat aliran darah / di dalam
pembuluh koroner jantung. / Selain pemeriksaan kadar kolestrol / , serangkaian tes
darah juga diperlukan / untuk memantau kerja jantung; / hal ini dilakukan / dengan
pemeriksaan enzim jantung / untuk melihat adanya kerusakan pada otot jantung.

 Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)


Gunanya / untuk memeriksa aktivitas listrik otot jantung. / Hasil EKG yang tidak
normal / bisa mengindikasikan / bahwa adanya kelainan dalam kerja jantung; / seperti
apakah otot jantung / mendapat cukup pasokan oksigen dari aliran darah atau tidak.

 Pemeriksaan Rontgen Dada


Ini dilakukan untuk melihat kondisi jantung, / paru-paru, / serta dinding dada secara
umum. / Pada pemeriksaan ini, / akan dapat dilihat / apabila jantung mengalami
pembesaran, / atau apabila terdapat penumpukan cairan / di dalam paru-paru. /
Pemeriksaan ini / juga dapat digunakan / untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
- penyakit lainnya.

D. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner


 Usia
Semakin bertambah usia seseorang, / semakin tinggi risikonya / untuk mengidap
penyakit jantung. / Hal ini dikarenakan / seiring bertambahnya usia, / pembuluh darah
akan cenderung lebih kaku / dan kehilangan daya elastisitasnya.
 Rokok
Merokok adalah salah satu faktor yang paling berperan / dalam peningkatan risiko
penyakit jantung koroner. / Orang yang memiliki kebiasaan merokok / diprediksi
memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner / 24% lebih besar / daripada yang
tidak merokok. / Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam rokok / membuat
jantung bekerja lebih berat / daripada biasanya. / Kedua zat tersebut / juga
meningkatkan risiko terjadinya gumpalan darah di dalam pembuluh darah. / Bahan-
bahan kimia lain dalam rokok / juga bisa merusak lapisan pembuluh darah koroner, /
sehingga semakin memperbesar risiko terkena penyakit jantung koroner.

 Kolesterol
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam aliran darah / dapat menyebabkan penyakit
jantung koroner. / Jenis kolesterol yang membuat risiko penyakit jantung koroner
meningkat / adalah low-density lipoprotein atau LDL / yang biasa disebut sebagai
kolesterol ‘jahat’. / Karena kolesterol LDL inilah / yang memiliki kecenderungan /
untuk menempel dan menimbun / di dalam pembuluh darah.

------------

 Diabetes
Penderita diabetes diprediksi / memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi / terkena
penyakit jantung koroner. / Hal ini diduga / karena penderita diabetes / memiliki
lapisan dinding pembuluh darah / yang lebih tebal. / Tebalnya dinding pembuluh
darah / bisa mengganggu kelancaran aliran darah ke jantung.

 Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi / juga bisa meningkatkan risiko / terjadinya penyakit
jantung koroner. / Seseorang dikategorikan memiliki tekanan darah tinggi / jika
memiliki tekanan darah sistolik / yaitu tekanan darah saat jantung berkontraksi untuk
memompa darah / pada kisaran 140 mmHg atau lebih. / Atau tekanan diastolik / yaitu
tekanan darah saat otot jantung meregang / untuk mengisi darah / pada kisaran 90
mmHg atau lebih.
 Obesitas
Orang dengan berat badan berlebih / atau obesitas / berpotensi mengidap tekanan
darah yang tinggi, / cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, / serta lebih
berisiko terkena penyakit diabetes tipe 2. / Karena itu, / orang dengan obesitas / juga
memiliki risiko yang lebih tinggi / untuk mengidap penyakit jantung.

E. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner


 Pola Hidup Sehat
Dengan memperbaiki pola hidup, / seseorang dapat terhindar / dari risiko terjadinya
gejala-gejala penyakit jantung. / Mengubah pola hidup / dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sederhana, / misalnya: / menerapkan pola makan yang sehat, /
berhenti kebiasaan merokok, / berolahraga sekitar 30 menit / secara teratur 2-3 x
seminggu, / serta mengurangi konsumsi minuman keras.

 Penanganan Medis
Memperbaiki pola hidup saja / terkadang tidak cukup untuk menangani penyakit
jantung. / Karena itu, / dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan. /
Sangat penting bagi pengidap penyakit jantung / untuk meminum obatnya secara
teratur. / Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan / jika penyakit
jantung bertambah parah / sehingga mengganggu kualitas hidup penderitanya.

F. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


 Berhenti kebiasaan merokok

 Menerapkan pola hidup sehat, / seperti berolahraga secara teratur / (minimal 30


menit 2-3 kali seminggu) / dan menjaga pola makan / (misalnya lebih banyak
mengonsumsi buah-buahan, / sayur-sayuran / dan mengurangi makanan yang
bersantan). / Selain itu, / jaga berat badan agar seimbang / dan kurangi konsumsi
minuman keras.
 Mengontrol tekanan darah tinggi, / misalnya dengan cara mengonsumsi makanan
rendah garam / dan obat tekanan darah tinggi secara teratur. / Untuk asupan garam, /
jumlah maksimal asupan garam / yang disarankan masuk ke dalam tubuh setiap
harinya / hanya sekitar 6 gram, / atau yang setara dengan 1 sendok teh / atau 1/2
sendok makan.

 Mengontrol kadar gula darah, / misalnya / dengan cara membatasi konsumsi


makanan manis / dan memantau timbulnya gejala penyakit diabetes / seperti cepat
merasa lapar dan haus / atau sering terbangun hingga 3 x pada malam hari untuk
berkemih.

 Menjaga kadar kolesterol, / terutama untuk orang / yang berusia di atas 40 tahun. /
Langkah ini dapat dilakukan / dengan menghindari makanan yang berlemak / atau
makanan / yang dimasak dengan cara digoreng.

JUST FOR SAFE KEEPING, WILL NOT BE USED ON ACTUAL RECORDING

Apa yang Perlu Dilakukan Bila Timbul Gejala-Gejala & Curiga Penyakit
Jantung di Rumah

 Dudukkan atau letakkan di posisi yang nyaman bagi penderita. Pastikan ia dapat
bersandar sehingga tidak perlu menyangga beban tubuhnya. Akan tetapi, jangan ambil
posisi berbaring karena apabila penderita tiba-tiba kehilangan kesadaran, jalan
napasnya dapat terganggu.
 Segera hubungi atau kunjungi rumah sakit terdekat.
 Tenangkan pasien dengan kata-kata positif sambil melonggarkan baju penderita
sehingga dapat membantu dirinya bernapas lebih lega.
 Tanyakan riwayat kesehatan penderita. Adakah obat jantung yang diresepkan dokter
dan biasanya ia minum. Apabila penderita membawa obat gawat daruratnya, bantulah
dirinya untuk mengkonsumsi obat tersebut.
 Panggil bantuan terdekat jika merasa panik. Tetapi jangan meninggalkan pengidap
sendirian.
 Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan. Juga jangan
membujuk pasien untuk menganggap bahwa gejalanya adalah hal biasa.

You might also like