You are on page 1of 10

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN

Enggarayu Weningtyas

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Email: ega_femmedoux@yahoo.co.id

Miftahun Ni'mah Suseno

Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: miftahsuseno@gmail.com
Abstract
The General purpose of study was to determine the presence or absence of the influence
of interpersonal communication and service quality toward consumer satisfaction. The
hypothesis of this study is that there is the influence of interpersonal communication and
service quality toward consumer satisfaction. The subject of this study were consumers
who had visited Kalimilk. The subject of this study consisted of men and women aged 18-
23 years, totaling 60 people at try out and 60 people at the time of the study data
collection. Data collected through the scale is was propagated to the subject of research.
The data is was then statistically analyzed using multiple regression analysis with SPSS
version 16.0 for Windows. The analysis found that the value R = 0.777 with p = 0.000 (p
<0.01). The magnitude of the coefficient of determination (R-Square) interpersonal
communication and service quality to consumer satisfaction at 60.3% (0.603). The
general conclusion of this study is was there is was a very significant positive effect
between interpersonal communication and service quality toward consumer
satisfaction. The higher the interpersonal communication skills and services quality
provided employees the higher the consumer satisfaction.
Keywords: Interpersonal Communication, Service Quality, Consumer
Satisfaction

Dunia bisnis yang berorientasi pada Armstrong (1999) bahwa konsumen akan
produk maupun jasa tidak henti-hentinya lebih merasakan kepuasan dengan karyawan
berkompetisi untuk membuat konsumennya yang memiliki kemampuan dalam teknik
tetap setia pada produknya dan tidak berinteraksi dengan orang lain dan
berpaling ke produk lain. Salah satu kiat yang mempunyai kemampuan dalam persepsi
diyakini oleh pemasar untuk meraih hal sosial agar mampu membaca perasaan,
tersebut adalah dengan menciptakan sistem sikap, dan keyakinan konsumen.
pelayanan konsumen yang selalu mengarah Pada saat terjadinya proses pelayanan
kepada kepuasan konsumen (consumer yang dilakukan pelayan terhadap pelanggan,
satisfaction), seperti yang diungkapkan pada saat itu juga terjadi interaksi pelayan
Kotler dan Armstrong (1999) bahwa dengan pelanggan. Interaksi terjadi melalui
kepuasan konsumen merupakan tingkat kontak komunikasi. Pelayan harus bisa
perasaan setelah membandingkan pelayanan menciptakan kontak komunikasi pada
yang dirasakan (perceived performance) pelanggan secara baik karena kontak
dengan harapan (expectation). Salah satu komunikasi yang baik tersebut sangat
faktor yang dapat memengaruhi kepuasan dibutuhkan pelanggan untuk meningkatkan
konsumen adalah komunikasi interpersonal. kinerja perusahaan dan untuk
Hal tersebut dikemukakan Kotler dan mempertahankan loyalitas konsumen.

17
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Enggarayu Weningtyas & Miftahun Ni'mah Suseno

Komunikasi berlangsung dalam berbeda ketika berada di Kalimilk. Subjek C


kontak tatap muka (face to face) di mana menyatakan bahwa pelayanannya kurang
pesan-pesan mengalir melalui saluran- sistematis. Karyawan tidak mengulang
saluran yang bersifat antar pesonal, seperti daftar order yang dipesan oleh subjek C
dalam percakapan antar orang perorang yang sehingga terjadi kesalahan order.
dikenal sebagai komunikasi interpersonal. Sesuai dengan penerapan sistem
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelayanan yang serba cepat dalam era
beberapa manajer Kalimilk Yogyakarta, globalisasi ini, penerapan manajemen
pihak Kalimilk berupaya melakukan kualitas dalam industri jasa telah menjadi
pelayanan secara baik untuk memenuhi kebutuhan pokok apabila industri jasa ingin
harapan dan kepuasan konsumen. Akan berkompetensi dalam pasar global maupun
tetapi upaya tersebut dirasa belum pasar domestik Indonesia. Tuntutan
sepenuhnya memuaskan konsumen. Masih konsumen Indonesia terhadap tingkat
banyak ditemukan pelayanan yang buruk pelayanan yang diberikan oleh produsen
dari karyawan Kalimilk terhadap industri jasa terus meningkat, sehingga
konsumennya. Ada beberapa karyawan yang manajemen industri jasa ditantang untuk
kurang ramah dalam melayani pelanggan mengembangkan sistem manajemen kualitas
ketika konsumen meminta bantuan, tidak agar dapat meningkatkan kepuasan
ceria dalam melayani konsumen, bersikap konsumennya.
kaku, tidak tersenyum, tidak mengucapkan Kepuasan konsumen merupakan
salam, dan bahkan salah mengantar order perbedaan/kesenjangan antara harapan
pesanan untuk konsumen. sebelum pembelian dengan kinerja atau hasil
Beberapa hal tersebut merupakan salah yang dirasakan setelah pembelian. Kepuasan
satu faktor yang menimbulkan konsumen dapat dilihat dari faktor
ketidakpuasan konsumen. Pihak Kalimilk performance dan expectation.
merasa bahwa kualitas pelayanan dari Menurut Levy dan Weitz (2001), ada
karyawan yang bekerja di tempat tersebut empat aspek kepuasan konsumen, yang
belum sepenuhnya optimal. Hal itu terlihat meliputi:
dari banyaknya keluhan yang masuk dari 1. Pengetahuan konsumen akan produk dan
konsumen. jasa (Costumer Knowledge).
Wawancara juga dilakukan penulis 2. Pengalaman yang diperoleh konsumen
kepada konsumen Kalimilk. Hasil (Costumer Experiences).
wawancara menunjukkan bahwa masih ada 3. Pelayanan terhadap konsumen yang
harapan konsumen yang belum tercapai. diberikan penyedia jasa (Perceived
Bentuk ketidakpuasan terhadap pelayanan Service).
yang dilakukan oleh karyawan dapat dilihat 4. K o n s u m e n t e r m o t i v a s i u n t u k
dari keluhan mereka, misalnya subjek A mengevaluasi kulaitas pelayana
menyatakan bahwa kualitas pelayanan di (Situation Producing Satisfactory).
Kalimilk masih kurang. Ketika memesan
pesanan, subjek A kurang mendapatkan
Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh
pelayanan yang ramah dan tidak merespon
beberapa faktor pendorong, seperti
apa yang diharapkan secara cepat. Kedua,
komunikasi interpersonal dan kualitas
ketika ramai pengunjung subjek A harus
mengantri untuk menunggu cukup lama. Hal pelayanan. Komunikasi interpersonal adalah
twesebut membuat subjek A bosan dan suatu proses sosial di mana di dalamnya
merasa kurang nyaman. mengandung unsur keterbukaan, empati,
Hal berbeda ditunjukkan dari hasil dukungan, kepositifan, kesamaan,
wawancara dengan subjek B. Subjek B keyakinan, kesiapan, yang kemudian timbul
menyatakan bahwa ketika mengajak kepercayaan, sikap mendukung, dan
berbicara, karyawan kurang merespon secara mendorong timbulnya sikap saling
baik terhadap apa yang diinginkan subjek. memahami dan menghargai.
Subjek C mengalami pengalaman yang De Vito (1997) menyatakan agar

18
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

komunikasi interpersonal berlangsung dan memuaskan.


dengan efektif, maka ada beberapa aspek 2. Daya Tanggap (Responsiveness)
yang harus diperhatikan, yaitu: merupakan keinginan untuk membantu
1. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk pelanggan dan memberikan pelayanan
membuka diri dalam mengungkapkan dengan tanggap terhadap kebutuhan
informasi secara jujur sesuai dengan pelanggan, cepat memberi respon
keadaan yang sebenarnya dalam terhadap permintaan pelanggan, dan
berinteraksi. cepat memperhatikan serta mengatasi
2. Empati, yaitu kemampuan seseorang kebutuhan pelanggan.
mengetahui apa yang sedang dialami 3. Jaminan (Assurance), yaitu pengetahuan,
orang lain pada saat tertentu, dari sudut kesopanan, dan kemampuan untuk
pandang orang lain, melalui kaca mata membangkitkan kepercayaan pelanggan
orang lain. dan membuat pelanggan merasa aman.
3. Sikap mendukung. Dukungan meliputi 4. E m p a t i ( E m p h a t y ) m e r u p a k a n
tiga hal. Pertama, descriptiveness, yaitu kemampaun karyawan dalam
suasana yang bersifat deskriptif dan memberikan perhatian individual dan
bukan evaluatif membantu terciptanya memahami kebutuhan pelanggan.
sikap mendukung. Kedua, spontanity 5. Bukti Langsung (Tangibles) merupakan
yaitu kemampuan seseorang untuk penampakan dan penampilan fisik,
berkomunikasi secara spontan dan terus peralatan, karyawan, dan material
terang yang mempunyai sikap terbuka tertulis.
dalam menyampaikan pemikirannya. Berdasarkan uraian di atas dapat
Ketiga, provisionalism, dipahami diasumsikan bahwa komunikasi
sebagai kemampuan untuk berpikir interpersonal dan kualitas pelayanan
secara terbuka (open minded). memiliki pengaruh terhadap kepuasaan
4. Sikap positif, yaitu kemampuan konsumen. Dengan demikian akan diteliti
seseorang dalam memandang dirinya pengaruh komunikasi interpersonal dan
secara positif dan berperasaan positif kualiras pelayanan terhadap kepuasaan
pada saat berkomunikasi. konsumen.
5. Kesetaraan. Komunikasi interpersonal Adapun hipotesis penelitian yang
akan efektif apabila suasananya setara. diajukan adalah ada pengaruh positif
Artinya, harus ada pengakuan dari kedua komunikasi interpersonal dan kualitas
belah pihak sama-sama bernilai dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen.
berharga dan ada sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. METODE PENELITIAN
Selain komunikasi interpersonal,
kepuasan konsumen juga dipengaruhi Subjek Penelitian
kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan Subjek dalam penelitian ini adalah
adalah performasi karyawan dalam konsumen yang pernah mengunjungi
menyajikan produkatau jasa sesuai dengan Kalimilk berjenis kelamin laki-laki dan
standar dan ukuran yang berlaku pada perempuan dengan usia 18-23 tahun
produk atau jasa tersebut yang dipengaruhi sebanyak 60 orang.
oleh perilaku karyawan untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan pelanggan. Alat Ukur
Lima dimensi kualitas pelayanan Metode yang digunakan dalam
kepada pelanggan menurut Zeithaml dan penelitian ini adalah dengan menggunakan
Bitner (2000), yaitu: skala. Peneliti menggunakan tiga buah skala
1. Kehandalan (Reliability) adalah untuk mengukur ketiga variabel, yaitu skala
kemampuan memberikan pelayanan kepuasan konsumen, skala komunikasi
interpersonal dan skala kualitas pelayanan.
yang dijanjikan dengan segera, akurat,

19
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Enggarayu Weningtyas & Miftahun Ni'mah Suseno

Skala kepuasan konsumen dalam digunakan untuk menguji hipotesis adalah


penelitian ini menggunakan skala yang analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda
dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan digunakan karena merupakan analisis
aspek-aspek dan dikemukakan Levy dan peramalan yang dapat dipakai untuk menguji
Weitz (2001) yang terdiri atas pengetahuan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih
konsumen akan produk dan jasa (costumer terhadap variabel terikat. Perhitungan
statistik ini dilakukan dengan komputasi
knowledge), pengalaman yang diperoleh
melalui bantuan program Statistical Product
konsumen (costumer experiences),
and Service Solutions (SPSS) 16.0 for
pelayanan terhadap konsumen yang
Windows.
diberikan penyedia jasa (perceived service),
dan konsumen termotivasi untuk HASIL PENELITIAN
mengevaluasi kualitas pelayanan (situation
producing satisfactory). Skala ini terdiri dari Deskripsi Subjek Penelitian
16 aitem, 4 aitem favorable dan 12 aitem Deskripsi subjek penelitian secara
unfavorable. jelas diperlihatkan pada tabel 1 berikut ini :
Begitupun skala komunikasi
interpersonal yang digunakan dalam Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian
penelitian ini menggunakan skala yang
No Faktor Kategori Jumlah
dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan
aspek-aspek dari De Vito (1997), yaitu 1. Jenis Kelamin Laki-laki 12
Perempuan 48
keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan,
dan kesamaan. Skala ini terdiri dari 20 aitem, 2 Usia > 20 tahun 19
15 – 20 41
terbagi atas 5 aitem favorable dan 15 aitem
unfavorable. Pembuatan kategorisasi subjek terbagi
Skala kualitas pelayanan yang dalam 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri sedang, rendah dan sangat rendah. Kategori
oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek- sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
aspek yang dikemukakan Zeithaml dan sangat rendah ini dibuat berdasarkan
Bitner (2000), yaitu dengan cara membuat perhitungan kategorisasi menggunakan
pernyataan yang meliputi aspek-aspek: Bukti mean hipotetik dandeviasi standar. Data
L a n g s u n g ( Ta n g i b l e s ) , K e a n d a l a n deskripsi skor hipotetik untuk perhitungan
(Reliability), Jaminan (Assurance), Daya kategorisasi dan data skor empirik dapat
Tanggap (Responsiveness), dan Empati dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
(Empathy). Skala ini terdiri dari 20 aitem,
yang terbagi atas 6 aitem favorable dan 14 Tabel 2.
aitem unfavorable. Empat alternatif jawaban Deskripsi Statistik Data Penelitian
yang disediakan, yaitu Sangat Setuju (SS) Variabel Hipotetik Empirik
bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju Min Max Mean SD Min Max Mean SD
(TS) bernilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) Kepuasan 16 64 40 8 30 57 43,78 4,727
Konsumen
bernilai 1. Sedangkan pada aitem Komunikasi 20 80 50 10 44 68 57,03 4,812
Interpersonal
unfavorable skor yang diberikan yaitu Kualitas 20 80 50 10 37 63 54,18 5,610
Sangat Setuju (SS) bernilai 1, Setuju (S) Pelayanan

bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 3, Berikut kategorisasi subjek penelitian


Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 4. Dari untuk masing-masing variabel penelitian:
keseluruhan jawaban subjek, kemudian
diperoleh skor-skor dari tiap aitem. Tabel 3 .Kategorisasi Variabel Kepuasan
Keseluruhan skor tersebut dijumlahkan. Konsumen
Skor total yang diakumulasikan Kategori Rentang skor Jumlah Prosentase
menunjukkan tinggi rendahnya kepuasan Sangat Tinggi X > 54,4 1 2%
Tinggi 44,8 ≤ X < 54,427 45%
konsumen, komunikasi interpersonal dan Sedang 35,2 ≤ X44,8< 27 45%
kualitas pelayanan. Rendah 25,6 ≤ X < 35,25 8%
Sangat Rendah X < 25,6 0 0%
Metode analisis statistik yang
20
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Kategorisasi variabel kepuasan bebas mengikuti garis linier terhadap


konsumen untuk kategori sangat rendah variabel tergantung. Berikut hasil uji asumsi
tidak ada, kategori rendah ada 5 subjek (8%), normalitas dan linieritas:
kategori sedang ada 27 subjek (45%),
kategori tinggi ada 27 subjek (45%), Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
sedangkan kategori sangat tinggi ada 1 Variabel KS-Z p Keterangan
subjek (2%). Berdasarkan kategori tabel di Kepuasan Konsumen 1,185 0,121 Normal
Komunikasi Interpersonal 1,149 0,143 Normal
atas, variabel kepuasan konsumen sebagian Kualitas Pelayanan 1,360 0,050 Normal
besar dalam kategori tinggi dan sedang.
Hasil uji normalitas sebaran data
Tabel 4. Kategorisasi Variabel Komunikasi menunjukkan bahwa sebaran untuk variabel
Interpersonal kepuasan konsumen dengan KS-Z = 1,185 ; p
Kategori Rentang skor Jumlah Prosentase = 0,121 (p>0,05), sehingga sebaran untuk
Sangat Tinggi X > 68 0 0%
Tinggi 56 ≤ X < 68 37 62% variabel ini normal. Untuk hasil uji
Sedang 44 ≤ X < 56 21 35% normalitas sebaran untuk variabel
Rendah 32 ≤ X < 44 2 3%
Sangat Rendah X < 32 0 0% komunikasi interpersonal dengan KS-Z =
1,149 ; p = 0,143 (p>0,05), sehingga sebaran
Kategorisasi variabel komunikasi untuk variabel ini normal. Sedangkan, hasil
interpersonal untuk kategori sangat rendah uji normalitas sebaran data menunjukkan
tidak ada, kategori rendah ada 2 subjek (3%), bahwa sebaran untuk variabel kualitas
kategori sedang ada 21 subjek (35%), pelayanan dengan KS-Z = 1,360 ; p = 0,050
kategori tinggi ada 37 subjek (62%), (p>0,05), sehingga sebaran untuk variabel ini
sedangkan kategori sangat tinggi tidak ada. normal.
Berdasarkan kategori tabel di atas, variabel
komunikasi interpersonal sebagian besar Tabel 7.Hasil Uji Linieritas
dalam kategori tinggi. Variabel F p Keterangan
Kepuasan Konsumen* 58,259 0,000 Linier
Komunikasi Interpersonal
Tabel 5 .Kategorisasi Variabel Kualitas
Kepuasan Konsumen* * 84,083 0,000 Linier
Pelayanan Kualitas Pelayanan
Kategori Rentang skor Jumlah Prosentase
Sangat Tinggi X > 68 0 0%
Tinggi 56 ≤ X < 68 29 48% Hasil uji linearitas dalam penelitian ini
Sedang 44 ≤ X < 56 28 47%
Rendah 32 ≤ X < 44 3 5%
menunjukkan hubungan antara kepuasan
Sangat Rendah X < 32 0 0% konsumen dan komunikasi interpersonal
Kategorisasi variabel kualitas menghasilkan nilai F = 58,253 dengan p=
pelayanan untuk kategori sangat rendah tidak 0,000 (p<0,05). Dengan demikian, dapat
ada, kategori rendah ada 3 subjek (5%), disimpulkan bahwa hubungan antara
kategori sedang ada 28 subjek (47%), komunikasi interpersonal dan kepuasan
kategori tinggi ada 29 subjek (48%), konsumen bersifat linier. Sedangkan, hasil
sedangkan kategori sangat tinggi tidak ada. uji linearitas yang menunjukkan hubungan
Berdasarkan kategori tabel di atas, variabel antara kepuasan konsumen dan kualitas
kualitas pelayanan sebagian besar dalam pelayanan menghasilkan nilai F = 84,083
kategori tinggi. dengan p = 0,000 (p<0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa
Hasil Uji Asumsi hubungan antara kualitas pelayanan dan
Sebelum dilakukan uji hipotesis kepuasan konsumen bersifat linier.
dengan menggunakan analisis regresi, maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi Hasil Uji Hipotesis
normalitas dan linieritas. Hal ini dilakukan Berdasarkan hasil analisis regresi
untuk mengetahui apakah data subjek diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
penelitian mengikuti kurve normal yang 1. Hipotesis Mayor
menunjukkan representatif subjek penelitian Dari hasil analisis regresi diperoleh skor
terhadap populasi dan uji linieritas untuk rxy (R) = 0,777; p = 0,000(p<0,01). Hal ini
mengetahui apakah masing-masing variabel menunjukkan ada pengaruh komunikasi
21
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Enggarayu Weningtyas & Miftahun Ni'mah Suseno

interpersonal dan kualitas pelayanan konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor


yang sangat signifikan terhadap pengalaman mengkonsumsi produk atau jasa
kepuasan konsumen. Hasil lain yang sebelumnya (Surya & Setiyaningrum, 2009).
diperoleh adalah nilai koefisien Keadaan kualitas jasa yang dirasakan oleh
determinasi (R-Square) sebesar konsumen Kalimilk adalah perasaan dan
0,603 yang berarti bahwa kepuasan sikap dari seorang konsumen terhadap
konsumen dipengaruhi sebesar pelayanan yang dirasakan dan disesuaikan
60,3% oleh variabel komunikasi dengan pelayanan yang diharapkannya.
interpersonal dan kualitas pelayanan, Fitzimmons dan Fitzimmons (Putra, 2009)
sedangkan sisanya 39,7% mengatakan kepuasan konsumen dengan
dipengaruhi faktor-faktor yang lain. layanan dapat diartikan dengan
2. Hipotesis Minor membandingkan persepsi pelayanan servis
a. Hasil analisis yang diperoleh dari dengan harapan yang diinginkan konsumen.
variabel komunikasi interpersonal Expected service menunjukkan ekspektasi
memiliki nilai r = 0,239; p = 0,006 konsumen terhadap pelayanan yang
(p<0,05), maka hipotesis diterima. merupakan fungsi dari kebutuhan personal,
Hal ini terbukti bahwa komunikasi komunikasi dari mulut ke mulut, dan
berpengaruh signifikan terhadap pengalaman yang lalu. Sedangkan perceived
kepuasan konsumen. Nilai koefisien service adalah jasa yang
determinasi yang ditunjukkan oleh R- dirasakanberdasarkan persepsi konsumen.
Square adalah 0,057. Angka tersebut Saat Proses pelayanan yang dilakukan
menunjukkan bahwa komunikasi oleh karyawan terhadap konsumen terjadi
interaksi pelayan dengan konsumen.
interpersonal memberikan
Interaksi terjadi melalui kontak komunikasi.
sumbangan efektif sebesar 5,7%.
Karyawan harus bisa menciptakan kontak
b. Hasil analisis yang diperoleh dari
komunikasi yang baik dengan konsumen
variabel kualitas pelayanan memiliki karena kontak komunikasi yang baik tersebut
nilai r = 0,739; p = 0,000 (p<0,01), menjadi salah satu faktor yang menentukkan
maka hipotesis diterima. Hal ini puas atau tidaknya konsumen terhadap
terbukti bahwa kualitas pelayanan pelayanan yang diberikan. Hal ini searah
berpengaruh signifikan terhadap dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra
kepuasan konsumen. Nilai koefisien (2009) bahwa pendekatan yang profesional,
determinasi yang ditunjukkan oleh R- ketrampilan interpersonal yang baik,
Square adalah 0,546. Angka tersebut kemampuan berkomunikasi, sikap yang
menunjukkan bahwa kualitas positif, pengetahuan produk yang baik, dan
pelayanan memberikan sumbangan faktor senyuman, dapat berperan pada suatu
efektif sebesar 54,6%. citra dan tingkat kepuasan konsumen yang
selanjutnya menjadi pendorong kerelasian
PEMBAHASAN konsumen dengan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis data Hasil penelitian ini juga membuktikan
penelitian, maka hipotesis yang telah bahwa kualitas pelayanan merupakan faktor
diajukan, yaitu ada pengaruh positif antara yang paling mempengaruhi kepuasan
komunikasi interpersonal dan kualitas konsumen. Hal ini dapat dilihat dari nilai
pelayanan terhadap kepuasan konsumen sumbangan efektif dari kualitas pelayanan
dapat diterima. Semakin tinggi komunikasi terhadap kepuasan konsumen yaitu sebesar
interpersonal dan kualitas pelayanan maka 54,6%. Peran kualitas pelayanan terhadap
semakin tinggi pula kepuasan konsumen. kepuasan konsumen memiliki pengaruh
Sebaliknya, semakin rendah komunikasi yang lebih besar dibanding dengan
interpersonal dan kualitas pelayanan, maka komunikasi interpersonal karyawan dengan
semakin rendah pula kepuasan konsumen konsumen. Dengan demikian, dapat
yang dirasakan. dikatakan bahwa konsumen yang
Kepuasan dan ketidakpuasan mempunyai kepuasan yang tinggi adalah

22
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

konsumen yang memandang atau merasakan pelayanan yang diterima melampaui


pelayanan yang diberikan karyawan sudah harapan, maka kualitas pelayanan dipandang
sesuai dengan harapannya. ideal. Sebaliknya, jika kualitas pelayanan
Adanya pengaruh yang positif kualitas yang diterima lebih rendah daripada yang
pelayanan terhadap kepuasan konsumen diharapkan, maka kualitas pelayanan itu
senada dengan pendapat Gerson (2004) yang dianggap buruk. Jadi baik dan buruknya
menyatakan bahwa memberikan mutu yang kualitas pelayanan tergantung pada
tinggi dan pelayanan yang prima adalah kemampuan karyawan dalam memenuhi
suatu keharusan di dalam mencapai tujuan harapan konsumen secara konsisten.
utama konsumen, yaitu kepuasan dan Kontak komunikasi antara karyawan
kesetiaan. Hal ini sebagaimana penelitian- dan konsumen pada proses pelayanan yang
penelitian Hendrajana (Wijoyo & Wahyudin, terjadi berpengaruh terhadap tingkat
2005), yang mengungkapkan bahwa kualitas kepuasan konsumen. Namun dalam
pelayanan berpengaruh pada tingkat penelitian ini, kepuasan konsumen yang
kepuasan, Hal senada diungkapkan oleh dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal
Wahyudin dan Muryati (Wijoyo & Wahyudi, hanya memberikan pengaruh yang lebih
2005) dalam penelitiannya bahwa terdapat sedikit daripada kualitas pelayanan. Nilai
pengaruh yang sangat signifikan antara sumbangan efektif komunikasi interpersonal
variabel atribut produk, pelayanan, dan harga terhadap kepuasan konsumen yaitu sebesar
terhadap kepuasan konsumen. Penelitian lain 5,7%. Penelitian terdahulu juga
yang dilakukan oleh Gunawan (Wijoyo & menunjukkan bahwa kontak interpersonal
Wahyudin, 2005), menunjukkan bahwa antara pramuniaga dengan konsumen
terdapat pengaruh yang signifikan antara menjadi faktor penting yang memengaruhi
lima dimensi service quality for retail store kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap
terhadap kepuasan pelanggan. perusahaan ritel (Surya & Setiyaningrum,
Dengan demikian, dapat disimpulkan 2009). Sedangkan penelitian yang dilakukan
bahwa kualitas pelayanan memiliki oleh Subarki dan Silalahi (2008)
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan menunjukkan adanya hubungan yang positif
konsumen. Kepuasan konsumen melakukan antara kredibilitas dengan konteks
peran mediasi penting antara kualitas komunikasi interpersonal dengan sikap
pelayanan dan loyalitas konsumen didukung nasabah terhadap perusahaan.
oleh penelitian ini. Karena dampak dari Dalam penelitian ini komunikasi
kualitas pelayanan yang dirasakan jauh lebih interpersonal menunjukkan bahwa karyawan
besar mengarah ke disposisi yang lebih sudah memiliki ketrampilan berkomunikasi
menguntungkan terhadap penyedia layanan yang cukup baik, sehingga komunikasi
dan dapat meningkatkan komitmen untuk interpersonal yang terjalin antara karyawan
kembali berlangganan (Parvez & Akbar, dengan konsumen dapat berhasil. Hal ini
2009). senada dengan penelitian yang dilakukan
Menurut Wyckof dan Lovelock oleh Kirchmajer dan Patterson (2003) bahwa
(Sugiarto, 1999), kualitas jasa adalah tingkat komunikasi interpersonal merupakan
keunggulan yang diharapkan dan penentu utama kepercayaan antara layanan
pengendalian atas tingkat keunggulan profesional (dalam hal ini kasus perencanaan
tersebut untuk memenuhi keinginan keuangan) dan klien. Keterampilan
pelanggan. Dengan kata lain, ada faktor mendengarkan, antusiasme yang
utama yang mempengaruhi kualitas ditunjukkan, diskusi terbuka dan jujur
pelayanan, yaitu expected service dan (berlabel komunikasi kejelasan) diperlukan
perceived service (Sugiarto, 1999). Jika untuk meyakinkan klien bahwa penasihat
kualitas pelayanan yang diterima atau keuangan perlu memiliki ketrampilan
dirasakan (perceived service) sesuai dengan professional dalam hal berkomunikasi
yang diharapkan (expected service), maka dengan klien.
kualitas pelayanan tersebut akan dianggap Menurut De Vito (1997), komunikasi
baik dan memuaskan. Jika kualitas interpersonal yang efektif ditandai oleh,

23
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Enggarayu Weningtyas & Miftahun Ni'mah Suseno

keterbukaan, empati, sikap mendukung, kedua pihak sama-sama bernilai dan


sikap positif dan kesetaraan. Keterbukaan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
dapat diartikan sebagai sikap yang mempunyai sesuatu yang penting untuk
menunjukkan penerimaan terhadap orang disumbangkan pada saat berinteraksi.
lain atau orang yang diajak berinteraksi. Komunikasi yang dilakukan antara
Dalam hal ini komunikasi karyawan dengan karyawan dengan konsumen dalam hal ini
konsumen sangat memerlukan keterbukaan, sangat penting, misalnya memberikan
sikap keterbukaan sangat penting untuk kesempatan pada konsumen untuk bertanya
menyampaikan suatu gagasan atau pendapat dan menghargai pendapat yang
agar tidak terjadi kesalahpahaman dan disampaikannya dengan menjawabnya
penyimpangan. Selain itu sikap terbuka secara baik dan ramah.
diperlukan untuk menggali informasi dari
konsumen. Kecakapan kedua agar SIMPULAN DAN SARAN
komunikasi interpersonal efektif maupun
berhasil adalah rasa empati, yaitu merasakan Simpulan
sesuatu seperti orang yang mengalaminya, Hasil penelitian ini membuktikan
berada dalam keadaan yang sama, dan bahwa hipotesis yang berbunyi ada pengaruh
merasakan perasaan hal yang sama dengan positif komunikasi interpersonal dan kualitas
cara yang sama (sudut pandang orang lain). pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Dalam kondisi ini diharapkan dapat diterima. Semakin tinggi kemampuan
seorang karyawan dapat memahami keadaan komunikasi interpersonal dan kualitas
maupun kondisi konsumen, apa yang pelayanan yang diberikan oleh karyawan,
dirasakan oleh konsumennya. Karyawan maka semakin tinggi kepuasan konsumen.
yang memiliki empati terhadap Sebliknya, semakin rendah kemampuan
konsumennya dalam berkomunikasi akan komunikasi interpersonal dan kualitas
membuat konsumen dalam suasana yang pelayanan yang diberikan oleh karyawan,
nyaman dan harmonis. Kecakapan ketiga maka semakin rendah pula kepuasan
yang perlu diperhatikan agar komunikasi konsumen. Selain itu, didapatkan hasil
interpersonal karyawan dapat efektif, yaitu bahwa komunikasi interpersonal
perlunya sikap mendukung pada saat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
berkomunikasi maupun berinteraksi dengan dan kualitas pelayanan juga berpengaruh
konsumen, maksudnya yaitu bersikap secara terhadap kepuasan konsumen. Namun
deskriptif jangan evaluatif atau menilai serta kualitas pelayanan lebih besar dalam
bersikap profesional atau berfikir terbuka memberikan sumbangannya daripada
serta bersedia mendengarkan pandangan komunikasi interpersonal sehingga kualitas
yang berlawanan. Kecakapan keempat yang pelayanan lebih berperan dalam upaya
perlu diperhatikan dalam komunikasi peningkatan kepuasan konsumen.
interpersonal agar berhasil adalah bersikap
positif terhadap orang yang kita ajak Saran
berinteraksi atau berkomunikasi. Dalam hal Berdasarkan hasil penelitian dan
ini secara positif karyawan mendorong analisis serta simpulan data-data penelitian,
konsumen menjadi teman dalam maka peneliti mengajukan saran-saran
berinteraksi. Komunikasi dengan cara sebagai berikut:
tersebut sangat penting karena dengan 1. Bagi Perusahaan (Kalimilk)
memiliki rasa positif maka karyawan dapat Disarankan bagi perusahaan (Kalimilk)
memberikan informasi yang baik dan jelas untuk melakukan evaluasi terhadap
kepada konsumennya dalam memberikan pelayanan yang telah diberikan selama
pelayanan. ini dan diharapkan secara berkala
Kesetaraan dalam berkomunikasi sehingga konsistensi pelayanan yang
adalah kecakapan yang terakhir agar diberikan dapat terjaga.
komunikasi interpersonal dapat efektif, yaitu 2. Bagi Karyawan. Diharapkan para
adanya pengakuan secara diam-diam bahwa karyawan dapat mempertahankan dan
24
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

meningkatkan kualitas pelayanan dan DAFTAR PUSTAKA


menjalin hubungan yang baik dengan
para konsumen. Untuk menjaga kualitas De Vito, J.A. (1997). Komunikasi Antar
pelayanan yang ada hendaknya tujuan Manusia. (terjemahan: Agus
dari perusahaan tentang pelayanan harus Maulana). Jakarta: Professional
ditekankan kepada karyawan, seperti visi Books
dan misi perusahaan, agar karyawan
dapat memahami secara mendalam akan Gerson, R.F. (2004). Mengukur Kepuasan
tugasnya yang diharapkan dapat Pelanggan. Jakarta: Penerbit PPM
memberikan suatu pelayanan yang
maksimal kepada konsumen, seperti Kirchmajer, & Patterson, P.P. (2003). The
keramahan dalam melayani konsumen. Role of Interpersonal
3. Bagi Manajer Communication in the Development
Diharapkan untuk terus meningkatkan of Client Trust and Closeness in a
mutu dan pelayanan yang selalu lebih SME Professional Service Context.A
baik kepada para konsumen. Karena paper for the Small
hasil dari penelitian menunjukkan bahwa EnterpriseAssociation of Australia
mayoritas tingkat kepuasan konsumen and New Zealand, 16th, 2-12
berada pada kategori tinggi namun ada
juga yang masuk ke dalam kategori Kotler, P., & Armstrong, G. (1999).
rendah. Hal ini menujukkan bahwa Marketing: An introduction, Third
ketidakpuasan konsumen masih dirasa Edition.New Jersey: Prentice Hall
oleh beberapa konsumen dalam
pelayanan yang diberikan karyawan di Weitz, B.A. & Levy, M. (2000). Retailing
Kalimilk. Untuk itu tim manajemen Management. The McGraw-Hill
sebagai tim pelaksana perusahaan Companies, Inc
sebaiknya memberikan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yaitu, Parvez, N., & Akbar, M.M. (2009). Impact of
seperti memberikan pelatihan mengenai Service Quality, Trust, and Customer
Satisfaction on Customer
service excellent kepada karyawan yang
Loyalty.ABAC Journal, 29(1), 24- 38
bertugas di bagian pelayanan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Putra, I.W.J.A. (2009).Pengaruh Kualitas
Dilihat dari hasil yang diperoleh terlihat Pelayanan terhadap Kinerja
bahwa komunikasi interpersonal dan Kerelasian Nasabah.Jurnal Ekonomi
kualitas pelayanan telah memberikan Bisnis, 14(2), 151-160
sumbangan efektif 60,3% terhadap
kepuasan konsumen. Hal ini berarti Subarki, N. & Silalahi, S.M.E. (2008).
masih terdapat sumbangan efektif lain Pengaruh Kredibilitas Pegawai
yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam Komunikasi Interpersonal
konsumen. Saran yang dapat diberikan terhadap Sikap Nasabah pada
adalah peniliti selanjutnya dapat Perusahaan. Jurnal Administrasi
menambah variabel lain yang mungkin Bisnis, 4 (1), 1-13.
dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen antara lain persepsi nilai, Sugiarto, E. (1999).Psikologi Pelayanan
harapan dan kepercayaan, brand equity. dalam Industri Jasa. Jakarta: PT.
Selain itu perlu dikontrol kelemahan- Gramedia Pustaka Utama
kelemahan yang terdapat dalam
penelitian ini. Surya, A & Setiyaningrum, A. 2009.Analisis
Persepsi Konsumen pada Aplikasi
Bauran Pemasaran Serta
Hubungannya Terhadap Loyalitas

25
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Enggarayu Weningtyas & Miftahun Ni'mah Suseno

Konsumen (Studi Kasus pada


Hypermart Cabang Kelapa
Gading).Journal of Business Strategy
and Execution, 2, 13-39

Tjiptono, F. (1996). Manajemen Jasa.


Yogyakarta: Andi Offset

Wijoyo & Wahyuddin. (2005). Studi tentang


Kualitas Pelayanan dan
KepuasanKonsumen di Rumah Sakit
Manisrenggo Klaten Surakarta.
Buletin Psikologi, 4 (2), 65 - 74.

Zeithaml, V.A., & Bitner, M. J. (2000).


Service Marketing: Integrating
Customer Focus Across the Firm.
Second Edition. New York: The
McGraw-Hill Companies

26
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012

You might also like